Pub Date : 2022-01-11DOI: 10.31537/biocons.v3i2.624
Lila Maharani
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang keberadaannya tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih ada permasalahan yang muncul dalam budidaya cabai rawit di Kabupaten Situbondo yaitu turunnya produktivitas cabai rawit disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah, serangan hama dan penyakit yang menyebabkan gagal panen. Dalam rangka meningkatkan produktivitas cabai rawit, dilakukan pemanfaatan limbah eceng gondok yang berpotensi dapat dijadikan kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kompos eceng gondok terhadap produktivitas cabai rawit. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental murni dengan desain Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan konsentrasi kompos eceng gondok yaitu 0%, 20%, 40%, 80%, masing-masing diulang 8 kali. Sampel penelitian dipilih dengan teknik simple random sampling. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah cabang, usia bunga pertama, jumlah bunga, jumlah buah, dan berat buah (gram). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Uji Univariat dengan uji lanjut Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kompos eceng gondok berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, usia bunga pertama, jumlah buah dan berat buah, kecuali pada parameter jumlah bunga yang menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pemberian kompos eceng gondok konsentrasi 80% memberikan hasil terbaik pada semua parameter pengamatan.
{"title":"Efektivitas Kompos Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit Di Kabupaten Situbondo (Capsicum Frutescens L.)","authors":"Lila Maharani","doi":"10.31537/biocons.v3i2.624","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v3i2.624","url":null,"abstract":"Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang keberadaannya tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih ada permasalahan yang muncul dalam budidaya cabai rawit di Kabupaten Situbondo yaitu turunnya produktivitas cabai rawit disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah, serangan hama dan penyakit yang menyebabkan gagal panen. Dalam rangka meningkatkan produktivitas cabai rawit, dilakukan pemanfaatan limbah eceng gondok yang berpotensi dapat dijadikan kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kompos eceng gondok terhadap produktivitas cabai rawit. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental murni dengan desain Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan konsentrasi kompos eceng gondok yaitu 0%, 20%, 40%, 80%, masing-masing diulang 8 kali. Sampel penelitian dipilih dengan teknik simple random sampling. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah cabang, usia bunga pertama, jumlah bunga, jumlah buah, dan berat buah (gram). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Uji Univariat dengan uji lanjut Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kompos eceng gondok berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, usia bunga pertama, jumlah buah dan berat buah, kecuali pada parameter jumlah bunga yang menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pemberian kompos eceng gondok konsentrasi 80% memberikan hasil terbaik pada semua parameter pengamatan.","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126528802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-11DOI: 10.31537/biocons.v3i2.618
Fatimatuz Zuhro, Sarwo Danuji
Chrysanthemum sp. is one of the popular types of cut flowers and is in great demand by consumers because of its attractive shape, color, and varying sizes. This study aims to determine the effect of Gandasil D and its application method in maintaining the freshness of chrysanthemum flowers in hydrogel media. This study used a completely randomized design consisting of 2 treatment factors, namely the concentration treatment of Gandasil D (0%, 0.5%, and 1%) and the application of Gandasil D (soaking, spraying, and a combination of both). Parameters observed, among others; leaf wilting rate, flower freshness duration, leaf freshness duration, and flower wilting rate. The results of this study showed that the concentration of Gandasil D treatment had no significant effect on the freshness of chrysanthemum flowers, except for the length of leaf freshness parameter which showed that the concentration of Gandasil D 1% produced the longest leaf freshness among other treatments. The Gandasil D application method has a significant effect on the freshness of chrysanthemums. The single treatment of immersion or spraying resulted has a longer average flower freshness than the combination treatment, although the average value between soaking and spraying was not significant. The combination of concentration treatment and application method of Gandasil D had no significant effect on the freshness of chrysanthemums, except for the length of flower freshness parameter.
{"title":"Application Of Gandasil D Fertilizer on The Freshness of Chrysanthemum Flowers In Hydrogel Media","authors":"Fatimatuz Zuhro, Sarwo Danuji","doi":"10.31537/biocons.v3i2.618","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v3i2.618","url":null,"abstract":"Chrysanthemum sp. is one of the popular types of cut flowers and is in great demand by consumers because of its attractive shape, color, and varying sizes. This study aims to determine the effect of Gandasil D and its application method in maintaining the freshness of chrysanthemum flowers in hydrogel media. This study used a completely randomized design consisting of 2 treatment factors, namely the concentration treatment of Gandasil D (0%, 0.5%, and 1%) and the application of Gandasil D (soaking, spraying, and a combination of both). Parameters observed, among others; leaf wilting rate, flower freshness duration, leaf freshness duration, and flower wilting rate. The results of this study showed that the concentration of Gandasil D treatment had no significant effect on the freshness of chrysanthemum flowers, except for the length of leaf freshness parameter which showed that the concentration of Gandasil D 1% produced the longest leaf freshness among other treatments. The Gandasil D application method has a significant effect on the freshness of chrysanthemums. The single treatment of immersion or spraying resulted has a longer average flower freshness than the combination treatment, although the average value between soaking and spraying was not significant. The combination of concentration treatment and application method of Gandasil D had no significant effect on the freshness of chrysanthemums, except for the length of flower freshness parameter.","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132662895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-11DOI: 10.31537/biocons.v3i2.621
Dwi Nur Rikhmasari, S. Anitasari, Yeni Dwi Rofikah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daun jambu biji (Psidium guajava) sebagai bahan alternatif dalam proses penyimpanan telur. Metode yang digunakan yaitu dengan cara observasi, dan eksperimen (percobaan) menggunakan uji RAL yang diulang sebanyak 3 kali. Adapun faktor penelitian ini yaitu menggunakan ekstrak daun jambu biji sebesar 10 % dengan perlakuan renadam selama 1, 12, dan 24 jam. Pengamatan pada penelitian ini dilakukan pada minggu ke-1, minggu ke-2 dan minggu ke-4. Hasil penelitian untuk nilai haugh unit pada minggu ke-1 yaitu nilai haugh unit dengan rata – rata 82,79 dengan kualitas AA. Pada minggu ke-2 dengan lama perendaman 1 dan 12 jam nilai haugh unitnya 77,39 dengan kualitas AA dan pada perendaman 24 jam nilai haugh unitnya 71,81 dengan kualitas B. Sedangkan pada minggu ke-4 pada perendaman 1 dan 12 jam hanya memiliki kualitas A dengan nilai haugh unit 65,56 sedangkan pada perendaman 24 jam memiliki kualitas B.
{"title":"Pemanfaatan Daun Psidium Guajava sebagai Bahan Alternatif dalam Menjaga Kualitas Telur Selama Proses Penyimpanan","authors":"Dwi Nur Rikhmasari, S. Anitasari, Yeni Dwi Rofikah","doi":"10.31537/biocons.v3i2.621","DOIUrl":"https://doi.org/10.31537/biocons.v3i2.621","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daun jambu biji (Psidium guajava) sebagai bahan alternatif dalam proses penyimpanan telur. Metode yang digunakan yaitu dengan cara observasi, dan eksperimen (percobaan) menggunakan uji RAL yang diulang sebanyak 3 kali. Adapun faktor penelitian ini yaitu menggunakan ekstrak daun jambu biji sebesar 10 % dengan perlakuan renadam selama 1, 12, dan 24 jam. Pengamatan pada penelitian ini dilakukan pada minggu ke-1, minggu ke-2 dan minggu ke-4. Hasil penelitian untuk nilai haugh unit pada minggu ke-1 yaitu nilai haugh unit dengan rata – rata 82,79 dengan kualitas AA. Pada minggu ke-2 dengan lama perendaman 1 dan 12 jam nilai haugh unitnya 77,39 dengan kualitas AA dan pada perendaman 24 jam nilai haugh unitnya 71,81 dengan kualitas B. Sedangkan pada minggu ke-4 pada perendaman 1 dan 12 jam hanya memiliki kualitas A dengan nilai haugh unit 65,56 sedangkan pada perendaman 24 jam memiliki kualitas B.","PeriodicalId":309107,"journal":{"name":"BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi","volume":"2007 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127301530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}