Pub Date : 2021-02-25DOI: 10.30596/AGRIUM.V23I2.6918
I. K. Safitri, Fiana Podesta, Dwi Fitriani, S. Suryadi, Ririn Harini
Jagung adalah satu varietas jagung yang memepnyai kandungan antosianin tinggi, untuk itu perlu peningkatan dalam budidaya jagung pulut ungu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang kambing dengan berbagai macam bioaktivator dan dosis kaldu sapi terhadap pertumbuhan serta hasil jagung pulut ungu ( Zea mays var. ceratina Kulesh ). Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama kotoran kambing yang diperkaya bioaktivator (K) : K0 (dengan N, P, & K standar), K1 (nasi basi), K2 (rumen sapi), K3 (ragi), sedangkan faktor kedua dosis kaldu sapi S0 (tanpa kaldu sapi), S1 (kaldu sapi dosis 100 ml), S2 (kaldu sapi dosis 150 ml),S3 (kaldu sapi dosis 200 ml) pada masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil data dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam) dan apabila berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan’s Mutiple Range Test (DMRT) taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan pupuk kandang kambing dengan berbagai macam biokativator dapat menggantikan dosis pupuk N, P dan K standar pada tanaman kedelai.
玉米是一种能使花青素含量升高的玉米品种,因此需要增加可变紫色玉米的养殖。这项研究的目的是确定不同的生物活性营养者和牛肉汤对紫色软泥玉米(Zea mays var. ceratina Kulesh)的生长和结果的影响。使用的设计因子完全随机设计(财富)的两个因素,即第一个因素羊粪丰富bioaktivator (K):用N, P, K & K0(标准),K1(陈米,K2瘤胃(牛),K3(酵母),而第二个因素没有牛肉汤牛肉汤S0(剂量(学士),牛肉汤100毫升的剂量)、硕士(牛肉汤150毫升的剂量),博士生待遇(牛肉汤每人200毫升)的剂量重复3次。数据是用分析结果进行的,当邓肯的另一个序列测试(DMRT)在5%的水平上进行明显不同的测试时进行的。研究表明,绵羊粪便用不同的生物挖掘机可以代替大豆作物的标准剂量的N、P和K。
{"title":"Pengaruh Pupuk Kandang Kambing dengan Berbagai Macam Bioaktivator dan Dosis Kaldu Sapi Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Jagung Pulut Ungu (Zea mays var. ceratina Kulesh).","authors":"I. K. Safitri, Fiana Podesta, Dwi Fitriani, S. Suryadi, Ririn Harini","doi":"10.30596/AGRIUM.V23I2.6918","DOIUrl":"https://doi.org/10.30596/AGRIUM.V23I2.6918","url":null,"abstract":"Jagung adalah satu varietas jagung yang memepnyai kandungan antosianin tinggi, untuk itu perlu peningkatan dalam budidaya jagung pulut ungu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang kambing dengan berbagai macam bioaktivator dan dosis kaldu sapi terhadap pertumbuhan serta hasil jagung pulut ungu ( Zea mays var. ceratina Kulesh ). Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama kotoran kambing yang diperkaya bioaktivator (K) : K0 (dengan N, P, & K standar), K1 (nasi basi), K2 (rumen sapi), K3 (ragi), sedangkan faktor kedua dosis kaldu sapi S0 (tanpa kaldu sapi), S1 (kaldu sapi dosis 100 ml), S2 (kaldu sapi dosis 150 ml),S3 (kaldu sapi dosis 200 ml) pada masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil data dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam) dan apabila berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan’s Mutiple Range Test (DMRT) taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan pupuk kandang kambing dengan berbagai macam biokativator dapat menggantikan dosis pupuk N, P dan K standar pada tanaman kedelai.","PeriodicalId":309273,"journal":{"name":"AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121164860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-25DOI: 10.30596/AGRIUM.V23I2.6914
Bambang Surya Adji Syahputra
Walaupun produksi beras setiap tahun bertambah tetapi masih belum mencukupi kebutuhan para konsumen, khususnya di Indonesia. Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan produksi padi dengan memanfaatkan lahan yang sudah berubah fungsi tetapi masih bias digunakan untuk menanam padi, seperti lahan sawah yang beralih fungsi menjadi kebun sawit. Desain Penelitian ini adalah RPT (Rancangan Petak Terbagi), dimana Petak Utama (PU) adalah varietas (IR64 & Ciherang), sedangkan Anak Petak (AP) yaitu saat pemberian PBZ (sebelum 7 hari, saat Inisiasi Malai dan 7 hari setelah inisiasi malai (IM)) serta 5 ulangan. larutan PBZ yang diberikan yaitu 400 mg/L dan dosis yang diberikan dengan standar merata kesemua permukaan daun. Pemberian pupuk yaitu, Phospat (TSP) dan Kalium (KCl) diberikan sebagai pupuk dasar, dan 3 kali pemberian untuk N (Urea). Organisme Pengganggu Tanaman (OPM), dan gulma dikelola dengan pemakaian racun kimia jika sudah mencapai ambang batas ekonomi. Parameter yang diamati adalah luas daun, tinggi tanaman dan diameter batang. Hasil riset menunjukkan bahwa tinggi tanaman yang paling rendah yaitu saat aplikasi seminggu sebelum IM, sedangkan diameter batang yang terbesar diperoleh pada pemberian tujuh hari sebelum IM juga, begitu juga dengan luas daun, dimana daun bendera yang terluas ditemukan pada aplikasi 7 hari setelah IM. Untuk ketiga parameter, tidak dijumpai interkasi antara perlakuan waktu aplikasi PBZ dengan varietas yang diuji. Kesimpulannya, dari 3 waktu aplikasi PBZ dapat dilihat bahwa pemberian yang terbaik adalah tujuh hari sebelum IM.
{"title":"Hubungan Luas Daun, Diameter Batang dan Tinggi Tanaman Padi Karena Perbedaan Waktu Aplikasi Paclobutrazol (PBZ).","authors":"Bambang Surya Adji Syahputra","doi":"10.30596/AGRIUM.V23I2.6914","DOIUrl":"https://doi.org/10.30596/AGRIUM.V23I2.6914","url":null,"abstract":"Walaupun produksi beras setiap tahun bertambah tetapi masih belum mencukupi kebutuhan para konsumen, khususnya di Indonesia. Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan produksi padi dengan memanfaatkan lahan yang sudah berubah fungsi tetapi masih bias digunakan untuk menanam padi, seperti lahan sawah yang beralih fungsi menjadi kebun sawit. Desain Penelitian ini adalah RPT (Rancangan Petak Terbagi), dimana Petak Utama (PU) adalah varietas (IR64 & Ciherang), sedangkan Anak Petak (AP) yaitu saat pemberian PBZ (sebelum 7 hari, saat Inisiasi Malai dan 7 hari setelah inisiasi malai (IM)) serta 5 ulangan. larutan PBZ yang diberikan yaitu 400 mg/L dan dosis yang diberikan dengan standar merata kesemua permukaan daun. Pemberian pupuk yaitu, Phospat (TSP) dan Kalium (KCl) diberikan sebagai pupuk dasar, dan 3 kali pemberian untuk N (Urea). Organisme Pengganggu Tanaman (OPM), dan gulma dikelola dengan pemakaian racun kimia jika sudah mencapai ambang batas ekonomi. Parameter yang diamati adalah luas daun, tinggi tanaman dan diameter batang. Hasil riset menunjukkan bahwa tinggi tanaman yang paling rendah yaitu saat aplikasi seminggu sebelum IM, sedangkan diameter batang yang terbesar diperoleh pada pemberian tujuh hari sebelum IM juga, begitu juga dengan luas daun, dimana daun bendera yang terluas ditemukan pada aplikasi 7 hari setelah IM. Untuk ketiga parameter, tidak dijumpai interkasi antara perlakuan waktu aplikasi PBZ dengan varietas yang diuji. Kesimpulannya, dari 3 waktu aplikasi PBZ dapat dilihat bahwa pemberian yang terbaik adalah tujuh hari sebelum IM.","PeriodicalId":309273,"journal":{"name":"AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123124196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-25DOI: 10.30596/AGRIUM.V23I2.6917
N. Sebayang, Husainah Yusuf, Cutniati Cutniati
Dengan berkurangnya lahan pertanian yang produktif, maka dibutuhkan inovasi untuk penggunaan media tanam, sehingga dapat meminimalisir penggunaan tanah sebagai media tanam.Salah satunya adalah arang sekam. Arang sekam mudah didapatkan dan cukup melimpah.Riset ini memiliki maksud untuk melihat kombinasi media tanam dan dosis urea pada pertumbuhan bayam putih ( Amarathus tricolor ). Penelitian ini dilakukan di Desa Ujung Barat Kecamatan Babussalam, pada November sampai Desember 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok, dengan 6 perlakuan (Jenis Media Tanam : Sekam Padi, arang sekam 15 menit, arang sekam 30 menit, dan Dosis pupuk Urea: 10g/plot,15g/plot, 20g/plot) dengan 3 ulangan. Tes lanjutan yang digunakan adalah Beda Nyata Jujur (BNJ). Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Hasil observasi menunjukkan bahwa perlakuan jenis media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2, 3 dan MST, diameter batang umur 2 MST dan jumlah daun pada seluruh umur pengamatan. Pemberian pupuk Urea berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun umur 2 dan 3 MST, dan diameter batang umur 1, 2 dan 3 MST. Pada interaksi perlakuan jenis media tanam dan pemberian pupuk Urea hanya berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 3 MST dan diameter batang umur 3 dan 4 MST. Secara umum, penelitian ini kami simpulkan bahwa interaksi atau kombinasi antara perlakuan yang terbaik adalah pada perlakuan media sekam padi dan dosis urea 20 g (U 1 S 3 ) pada setiap parameter.
随着生产性农业用地的减少,我们将需要创新的种植媒体,从而将我们的土地作为作物的使用降到最低。其中一个是木炭条。木炭条很容易获得,也很丰富。这项研究旨在观察生长介质和菠菜生长中的尿素剂量的组合。这项研究是在Babussalam区11月至12月的西端村庄进行的。本研究采用的方法是小组的随机设计,有6种治疗方法(播种媒介:稻壳、15分钟的木炭外壳、30分钟的木炭外壳和一剂尿素肥料:10g/情节、15g/情节、20g/情节),使用3个重复。使用的后续测试是一个真正诚实的区别。观察到植物高度、叶子数量和茎的直径的参数。观察结果表明,植物种植真正有影响力的媒体类型对待高2、3岁和MST,树干直径25岁年龄2 MST和叶子的数量在整个观察。尿素肥料对植物的高度和年龄分别为2岁和3米,直径为1岁、2岁和3米。在媒体治疗、种植和施肥方面的相互作用只对3 MST和3 - 4 MST叶片的数量产生明显的影响。总的来说,这项研究得出的结论是,最好的治疗与介质稻壳的治疗和每个参数中的urea 20 g (U 1 S 3)剂量之间的相互作用或组合。
{"title":"Kombinasi Media Tanam dan Dosis Urea pada Pertumbuhan Bayam Putih (Amarathus tricolor)","authors":"N. Sebayang, Husainah Yusuf, Cutniati Cutniati","doi":"10.30596/AGRIUM.V23I2.6917","DOIUrl":"https://doi.org/10.30596/AGRIUM.V23I2.6917","url":null,"abstract":"Dengan berkurangnya lahan pertanian yang produktif, maka dibutuhkan inovasi untuk penggunaan media tanam, sehingga dapat meminimalisir penggunaan tanah sebagai media tanam.Salah satunya adalah arang sekam. Arang sekam mudah didapatkan dan cukup melimpah.Riset ini memiliki maksud untuk melihat kombinasi media tanam dan dosis urea pada pertumbuhan bayam putih ( Amarathus tricolor ). Penelitian ini dilakukan di Desa Ujung Barat Kecamatan Babussalam, pada November sampai Desember 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok, dengan 6 perlakuan (Jenis Media Tanam : Sekam Padi, arang sekam 15 menit, arang sekam 30 menit, dan Dosis pupuk Urea: 10g/plot,15g/plot, 20g/plot) dengan 3 ulangan. Tes lanjutan yang digunakan adalah Beda Nyata Jujur (BNJ). Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Hasil observasi menunjukkan bahwa perlakuan jenis media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2, 3 dan MST, diameter batang umur 2 MST dan jumlah daun pada seluruh umur pengamatan. Pemberian pupuk Urea berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun umur 2 dan 3 MST, dan diameter batang umur 1, 2 dan 3 MST. Pada interaksi perlakuan jenis media tanam dan pemberian pupuk Urea hanya berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 3 MST dan diameter batang umur 3 dan 4 MST. Secara umum, penelitian ini kami simpulkan bahwa interaksi atau kombinasi antara perlakuan yang terbaik adalah pada perlakuan media sekam padi dan dosis urea 20 g (U 1 S 3 ) pada setiap parameter.","PeriodicalId":309273,"journal":{"name":"AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132395659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-25DOI: 10.30596/AGRIUM.V23I2.6915
Tengku Muhammad Sahiril Anhar, Rama R. Sitinjak, Edy Fachrial, Bayu Pratomo
Kelapa sawit merupakan satu dari sekian banyak komoditas penyumbang terbesar bagi devisa negara. Pertumbuhan bibit kelapa sawit sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur hara dengan pemanfaatan limbah organik seperti kulit pisang kepok dan urine domba. Hal tersebut akan mengurangi penggunaan pupuk kimia (anorganik) yang dapat menciptakan pertanian ramah lingkungan. Selain itu, berdasarkan refrensi yang penulis baca masih sangat jarang dijumpai penelitian mengenai pemanfaatan kulit pisang kepok menjadi pupuk organik cair terutama aplikasi pada pembibitan kelapa sawit. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit di tahap Pre-Nursery setelah diberikan kulit pisang kepok sebagai Pupuk Organik Cair (POC) dengan dosis yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1 faktorial. Faktornya adalah POC kulit pisang kepok yang terdiri dengan 4 taraf yaitu: Kontrol (A0), 50 ml (A1), 150 ml (A2), 300 ml (A3). Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam ( analysis of variance ) di lanjutkan Duncan’s Multiple Range Test dengan signifikan 5 %. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk, berat segar akar dan berat kering akar tanaman. Berdasarkan hasil dari penelitian ini bahwa pengaplikasian pupuk organik cair kulit pisang kepok tidak berpengaruh nyata terhadap respon pertumbuhan bibit kelapa sawit di tahap pre-nursery , namun bila berdasarkan data rataan, pengaplikasian 50 ml pupuk organik cair kulit pisang kepok mampu mendorong pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pre-nursery .
{"title":"Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Tahap Pre-Nursery dengan Aplikasi Pupuk Organik Cair Kulit Pisang Kepok.","authors":"Tengku Muhammad Sahiril Anhar, Rama R. Sitinjak, Edy Fachrial, Bayu Pratomo","doi":"10.30596/AGRIUM.V23I2.6915","DOIUrl":"https://doi.org/10.30596/AGRIUM.V23I2.6915","url":null,"abstract":"Kelapa sawit merupakan satu dari sekian banyak komoditas penyumbang terbesar bagi devisa negara. Pertumbuhan bibit kelapa sawit sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur hara dengan pemanfaatan limbah organik seperti kulit pisang kepok dan urine domba. Hal tersebut akan mengurangi penggunaan pupuk kimia (anorganik) yang dapat menciptakan pertanian ramah lingkungan. Selain itu, berdasarkan refrensi yang penulis baca masih sangat jarang dijumpai penelitian mengenai pemanfaatan kulit pisang kepok menjadi pupuk organik cair terutama aplikasi pada pembibitan kelapa sawit. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit di tahap Pre-Nursery setelah diberikan kulit pisang kepok sebagai Pupuk Organik Cair (POC) dengan dosis yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1 faktorial. Faktornya adalah POC kulit pisang kepok yang terdiri dengan 4 taraf yaitu: Kontrol (A0), 50 ml (A1), 150 ml (A2), 300 ml (A3). Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam ( analysis of variance ) di lanjutkan Duncan’s Multiple Range Test dengan signifikan 5 %. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk, berat segar akar dan berat kering akar tanaman. Berdasarkan hasil dari penelitian ini bahwa pengaplikasian pupuk organik cair kulit pisang kepok tidak berpengaruh nyata terhadap respon pertumbuhan bibit kelapa sawit di tahap pre-nursery , namun bila berdasarkan data rataan, pengaplikasian 50 ml pupuk organik cair kulit pisang kepok mampu mendorong pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pre-nursery .","PeriodicalId":309273,"journal":{"name":"AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"97 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134351373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-25DOI: 10.30596/AGRIUM.V23I2.6916
S. Samanhudi, Bambang Pujiasmanto, A. Yunus, Nurkholis Majid
Tribulus terrestris merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai beragam manfaat antara lain sebagai diuretik (peluruh kencing), meningkatkan kadar hormon testoteron, memulihkan vitalitas dan menambah kebugaran. Hambatan dari budidaya tanaman ini secara konvensional adalah relatif rendahnya persentase daya kecambah, bentuk bijinya yang kecil dan budidaya yang tergantung pada musim tertentu. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji secara in vitro merupakan solusi yang dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman ini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan in vitro T. terrestris dengan perlakuan IBA dan BAP . Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi IBA dan faktor kedua adalah konsentrasi BAP. Analisis data dilakukan dengan uji DMRT dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi pemberian IBA 1 ppm + BAP 1 ppm menghasilkan tinggi tunas tertinggi dan jumlah akar terbanyak, interaksi pemberian IBA 1 ppm + BAP 1 ppm dan IBA 1,5 ppm + BAP 2 ppm menginduksi saat muncul akar tercepat. Pemberian IBA secara tunggal tidak mempengaruhi pertumbuhan eksplan T. terrestris , pemberian IBA 0,5 ppm dikombinasikan dengan BAP 2 ppm dapat menginduksi panjang akar terpanjang. Pemberian BAP 1 ppm dapat menginduksi saat muncul tunas tercepat, saat muncul daun tercepat dan jumlah daun terbanyak.
{"title":"Pertumbuhan In Vitro Tribulus terrestris dengan Perlakuan Indole Butyric Acid (IBA) dan Benzyl Amino Purine (BAP).","authors":"S. Samanhudi, Bambang Pujiasmanto, A. Yunus, Nurkholis Majid","doi":"10.30596/AGRIUM.V23I2.6916","DOIUrl":"https://doi.org/10.30596/AGRIUM.V23I2.6916","url":null,"abstract":"Tribulus terrestris merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai beragam manfaat antara lain sebagai diuretik (peluruh kencing), meningkatkan kadar hormon testoteron, memulihkan vitalitas dan menambah kebugaran. Hambatan dari budidaya tanaman ini secara konvensional adalah relatif rendahnya persentase daya kecambah, bentuk bijinya yang kecil dan budidaya yang tergantung pada musim tertentu. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji secara in vitro merupakan solusi yang dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman ini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan in vitro T. terrestris dengan perlakuan IBA dan BAP . Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi IBA dan faktor kedua adalah konsentrasi BAP. Analisis data dilakukan dengan uji DMRT dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi pemberian IBA 1 ppm + BAP 1 ppm menghasilkan tinggi tunas tertinggi dan jumlah akar terbanyak, interaksi pemberian IBA 1 ppm + BAP 1 ppm dan IBA 1,5 ppm + BAP 2 ppm menginduksi saat muncul akar tercepat. Pemberian IBA secara tunggal tidak mempengaruhi pertumbuhan eksplan T. terrestris , pemberian IBA 0,5 ppm dikombinasikan dengan BAP 2 ppm dapat menginduksi panjang akar terpanjang. Pemberian BAP 1 ppm dapat menginduksi saat muncul tunas tercepat, saat muncul daun tercepat dan jumlah daun terbanyak.","PeriodicalId":309273,"journal":{"name":"AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132499211","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}