Pub Date : 2023-11-06DOI: 10.29313/jpwk.v18i2.2649
Radinal Jayadi
Hasil analisis keterwujudan rencana pola ruang fungsi budidaya terwujud sekitar 90,4% dan belum terwujud sekitar 0,51% sedangkan pola ruang fungsi lindung terwujud sekitar 90,46% dan belum terwujud 3,81%, terhadap keterwujudan rencana tersebut dilakukan analisis Implikasi kewilayahan sebagai analisis lebih lanjut untuk melihat permasalahan wilayah yang perlu dilakukan pengendalian agar terwujudnya keseimbangan pengembangan wilayah sebagaimana diatur dalam rencana tata ruang. Hasil analisis implikasi kewilayahan dengan mempertimbangkan aspek konsentrasi pemanfaatan ruang, dominasi pemanfaatan ruang, pelampauan daya dukung dan daya tampung lingkungan dan dampak negatif pemanfaatan ruang. Diperoleh 4 (empat) delineasi zona kendali dan 2 (dua) zona yang didorong yang terdiri atas zona kendali diantaranya; 1). Kawasan Pesisir Reklamasi Mamuju, 2). Kawasan Sekitar Sempadan Sungai perkotaan kabupaten Mamuju, 3). Kawasan Agropolitan, 4). Kawasan Minapolitan sedangkan untuk zona didorong terdiri atas; 1). Kawasan Pusat Pemerintahan Baru di Kecamatan Papalang dan 2). Kawasan Pariwisata. Dalam rangka mengandalikan serta mengoptimalkan rencana berdasarkan rencana tata ruang wilayah untuk zona kendali dan zona didorong untuk lebih lanjut dilakukan penyusunan perangkat pengendalian sebagai instrument hukum untuk mengintervensi zona kendali dan zona didorong
{"title":"Analisis Implikasi Kewilayahan Dalam Penetapan Perangkat Pengendalian Terhadap Zona Kendali dan Zona Didorong di Kabupaten Mamuju","authors":"Radinal Jayadi","doi":"10.29313/jpwk.v18i2.2649","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i2.2649","url":null,"abstract":"Hasil analisis keterwujudan rencana pola ruang fungsi budidaya terwujud sekitar 90,4% dan belum terwujud sekitar 0,51% sedangkan pola ruang fungsi lindung terwujud sekitar 90,46% dan belum terwujud 3,81%, terhadap keterwujudan rencana tersebut dilakukan analisis Implikasi kewilayahan sebagai analisis lebih lanjut untuk melihat permasalahan wilayah yang perlu dilakukan pengendalian agar terwujudnya keseimbangan pengembangan wilayah sebagaimana diatur dalam rencana tata ruang. Hasil analisis implikasi kewilayahan dengan mempertimbangkan aspek konsentrasi pemanfaatan ruang, dominasi pemanfaatan ruang, pelampauan daya dukung dan daya tampung lingkungan dan dampak negatif pemanfaatan ruang. Diperoleh 4 (empat) delineasi zona kendali dan 2 (dua) zona yang didorong yang terdiri atas zona kendali diantaranya; 1). Kawasan Pesisir Reklamasi Mamuju, 2). Kawasan Sekitar Sempadan Sungai perkotaan kabupaten Mamuju, 3). Kawasan Agropolitan, 4). Kawasan Minapolitan sedangkan untuk zona didorong terdiri atas; 1). Kawasan Pusat Pemerintahan Baru di Kecamatan Papalang dan 2). Kawasan Pariwisata. Dalam rangka mengandalikan serta mengoptimalkan rencana berdasarkan rencana tata ruang wilayah untuk zona kendali dan zona didorong untuk lebih lanjut dilakukan penyusunan perangkat pengendalian sebagai instrument hukum untuk mengintervensi zona kendali dan zona didorong","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135635436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.29313/jpwk.v18i2.2697
Juwinda Windani, Annisa Mu'awanah Sukmawati
Jalan adalah salah satu elemen penting dalam pembangunan wilayah perdesaan. Jalan pertanian merupakan jalan khusus yang ditujukan untuk memudahkan mobilitas pengangkutan produksi hasil pertanian, alat, dan sarana produksi menuju lahan pertanian. Penelitian berlokasi di Desa Dangiang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Meskipun jalan terbangun pada akhir tahun 2021, tetapi dampak pembangunan jalan pertanian di Desa Dangiang mulai terasa. Penelitian bertujuan untuk menemukan dampak ekonomi pembangunan jalan pertanian di Desa Dangiang. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Informasi dikumpulkan dengan melalui wawancara dengan teknik purposive sampling kepada enam informan dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jalan pertanian memiliki dampak bagi produktivitas hasil pertanian petani Desa Dangiang. Hal ini terkait dengan fungsinya untuk membantu mempercepat daya angkut hasil produksi pertanian ke tengkulak dan mempermudah mobilitas sarana produksi pertanian. Keberadaan jalan pertanian juga berdampak secara spasial yang ditandai dengan kenaikan harga lahan dan kemunculan rumah baru di sekitar jalan. Untuk itu, diperlukan pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar jalan pertanian agar tidak terjadi konversi lahan yang masif menjadi permukiman karena semakin terbukanya aksesibilitas.
{"title":"Dampak Ekonomi Pembangunan Jalan Pertanian di Desa Dangiang, Kabupaten Garut","authors":"Juwinda Windani, Annisa Mu'awanah Sukmawati","doi":"10.29313/jpwk.v18i2.2697","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i2.2697","url":null,"abstract":"Jalan adalah salah satu elemen penting dalam pembangunan wilayah perdesaan. Jalan pertanian merupakan jalan khusus yang ditujukan untuk memudahkan mobilitas pengangkutan produksi hasil pertanian, alat, dan sarana produksi menuju lahan pertanian. Penelitian berlokasi di Desa Dangiang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Meskipun jalan terbangun pada akhir tahun 2021, tetapi dampak pembangunan jalan pertanian di Desa Dangiang mulai terasa. Penelitian bertujuan untuk menemukan dampak ekonomi pembangunan jalan pertanian di Desa Dangiang. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Informasi dikumpulkan dengan melalui wawancara dengan teknik purposive sampling kepada enam informan dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jalan pertanian memiliki dampak bagi produktivitas hasil pertanian petani Desa Dangiang. Hal ini terkait dengan fungsinya untuk membantu mempercepat daya angkut hasil produksi pertanian ke tengkulak dan mempermudah mobilitas sarana produksi pertanian. Keberadaan jalan pertanian juga berdampak secara spasial yang ditandai dengan kenaikan harga lahan dan kemunculan rumah baru di sekitar jalan. Untuk itu, diperlukan pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar jalan pertanian agar tidak terjadi konversi lahan yang masif menjadi permukiman karena semakin terbukanya aksesibilitas.","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135976925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.29313/jpwk.v18i2.2585
Eva Reshinta, None Sucahyanto, Ode Sofyan Hardi
Kemacetan merupakan salah satu dampak negatif dari masalah trasnportasi. Pada jam sibuk sering terjadi kemacetan dikarenakan kapasitas jalan yang tidak memadai maka terjadilah ketidakmampuan jalan untuk menangani lalu lintas. Persimpangan Jalan Joglo Raya Baru merupakan persimpangan yang berada di Jalan Joglo Raya, Kecamatan Joglo, Kelurahan Kembangan, Jakarta Barat. Jalan Joglo Raya itu sendiri berada di wilayah pemukiman yang terdapat tempat urusan pemerintahan, Pendidikan, dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Jalan Basoka Raya dan Jalan Strategi Raya dapat dijadikan jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan di titik Persimpangan Jalan Joglo Raya Baru dlihat dari volume lalu lintas dan kapasitas jalan yang ada. Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metodologi analisis deskripsi survey dengan teknik pengumpulan data dengan survey volume lalu lintas, kapasitas jalan, dan tingkat kemacetan. Volume kendaraan di Jalan Joglo Raya arah Jakarta dan arah Tangerang didapatkan angka 993,08 dengan VCRatio 0,50 dengan kelas kemacetan Level C. Jalan Basoka Raya memiliki volume kendaraan rata-rata 457,44 di kedua arahnya dengan VCRatio 0,092 dengan kelas kemacetan Level A. Sedangkan Jalan Strategi Raya memiliki rata-rata volume kendaraan 229,91 dengan VCRatio 0,092 dengan kelas kemacetan Level A. Masalah kemacetan di Persimpangan Jalan Joglo Baru dapat di atasi dengan menggunakan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah pada saat jam sibuk.
{"title":"Analisis Kapasitas Jalan Dalam Menentukan Jalur Alternatif di Area Persimpangan Jalan Joglo Baru, Kembangan, Jakarta Barat","authors":"Eva Reshinta, None Sucahyanto, Ode Sofyan Hardi","doi":"10.29313/jpwk.v18i2.2585","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i2.2585","url":null,"abstract":"Kemacetan merupakan salah satu dampak negatif dari masalah trasnportasi. Pada jam sibuk sering terjadi kemacetan dikarenakan kapasitas jalan yang tidak memadai maka terjadilah ketidakmampuan jalan untuk menangani lalu lintas. Persimpangan Jalan Joglo Raya Baru merupakan persimpangan yang berada di Jalan Joglo Raya, Kecamatan Joglo, Kelurahan Kembangan, Jakarta Barat. Jalan Joglo Raya itu sendiri berada di wilayah pemukiman yang terdapat tempat urusan pemerintahan, Pendidikan, dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Jalan Basoka Raya dan Jalan Strategi Raya dapat dijadikan jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan di titik Persimpangan Jalan Joglo Raya Baru dlihat dari volume lalu lintas dan kapasitas jalan yang ada. Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metodologi analisis deskripsi survey dengan teknik pengumpulan data dengan survey volume lalu lintas, kapasitas jalan, dan tingkat kemacetan. Volume kendaraan di Jalan Joglo Raya arah Jakarta dan arah Tangerang didapatkan angka 993,08 dengan VCRatio 0,50 dengan kelas kemacetan Level C. Jalan Basoka Raya memiliki volume kendaraan rata-rata 457,44 di kedua arahnya dengan VCRatio 0,092 dengan kelas kemacetan Level A. Sedangkan Jalan Strategi Raya memiliki rata-rata volume kendaraan 229,91 dengan VCRatio 0,092 dengan kelas kemacetan Level A. Masalah kemacetan di Persimpangan Jalan Joglo Baru dapat di atasi dengan menggunakan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah pada saat jam sibuk.","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"80 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135976624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.29313/jpwk.v18i2.2386
None Etika Maherty
Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Percandian Muaro Jambi adalah salah satu situs bersejarah yang kaya akan peninggalan budaya dan sejarah masa lalu. Namun, serangkaian faktor seperti erosi, kekeringan, dan tindakan manusia telah mengancam kelestarian situs ini. Karya tulis ilmiah ini bertujuan mendeskripsikan pelesatarian kawasan percandian Muaro Jambi dengan penerapan azas pencagaran restorasi dalam memastikan keberlanjutan, keaslian, dan keterjagaannya sebagai warisan budaya yang penting. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan studi literatur. Dari hasil studi, diperoleh hasil yaitu untuk melakukan restorasi pada Percandian Muaro Jambi dapat dilakukan dengan perawatan rutin, pelibatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan perusakan di kawasan tersebut mengingat usia candi yang sudah tua, serta pembatasan jumlah pengunjung ketika kondisi candi sedang dalam masa perawatan. Selain itu, diperlukan peningkatan kegiatan pengawasan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut akibat tindakan manusia dan bencana alam. Dengan begitu, azas pencagaran restorasi akan diterapkan sebagai pendekatan utama dalam merumuskan strategi pelestarian yang berkelanjutan.
Kata Kunci : Pencagaran, Restorasi, Kawasan Cagar Budaya Nasional, Percandian Muaro Jambi.
{"title":"Kajian Penerapan Konsep Restorasi pada Kawasan Percandian Muaro Jambi","authors":"None Etika Maherty","doi":"10.29313/jpwk.v18i2.2386","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i2.2386","url":null,"abstract":"Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Percandian Muaro Jambi adalah salah satu situs bersejarah yang kaya akan peninggalan budaya dan sejarah masa lalu. Namun, serangkaian faktor seperti erosi, kekeringan, dan tindakan manusia telah mengancam kelestarian situs ini. Karya tulis ilmiah ini bertujuan mendeskripsikan pelesatarian kawasan percandian Muaro Jambi dengan penerapan azas pencagaran restorasi dalam memastikan keberlanjutan, keaslian, dan keterjagaannya sebagai warisan budaya yang penting. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan studi literatur. Dari hasil studi, diperoleh hasil yaitu untuk melakukan restorasi pada Percandian Muaro Jambi dapat dilakukan dengan perawatan rutin, pelibatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan perusakan di kawasan tersebut mengingat usia candi yang sudah tua, serta pembatasan jumlah pengunjung ketika kondisi candi sedang dalam masa perawatan. Selain itu, diperlukan peningkatan kegiatan pengawasan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut akibat tindakan manusia dan bencana alam. Dengan begitu, azas pencagaran restorasi akan diterapkan sebagai pendekatan utama dalam merumuskan strategi pelestarian yang berkelanjutan.
 Kata Kunci : Pencagaran, Restorasi, Kawasan Cagar Budaya Nasional, Percandian Muaro Jambi.","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"81 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135976638","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.29313/jpwk.v18i2.2771
Ridho Ari Yosta, Adinda Sekar Tanjung, None Pradono
Penyediaan sarana dalam suatu wilayah bertujuan memenuhi kebutuhan dan mendukung aktivitas warga, berpengaruh signifikan pada aspek sosial dan kualitas hidup mereka. Sarana kesehatan menjadi kunci penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Lampung Tengah, dengan luas wilayah yang sangat besar, perlu fokus pada penyediaan sarana kesehatan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011-2031 telah menetapkan upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara merata. Namun, tantangan besar muncul akibat luasnya wilayah ini. Masalah seperti tingginya angka kematian ibu, gizi rendah, dan penanganan COVID-19 yang kurang optimal menjadi sorotan utama. Oleh karena itu, penelitian menjadi krusial dalam merumuskan strategi peningkatan sarana kesehatan.
Penelitian ini menerapkan pendekatan deduktif kuantitatif untuk menganalisis strategi penyediaan sarana kesehatan di Kabupaten Lampung Tengah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, memperluas jangkauan pelayanan, dan memperkuat koordinasi antara pemerintah dan sektor swasta.
Beberapa strategi identifikasi melibatkan peningkatan kualitas dan jenis pelayanan kesehatan, penambahan rumah sakit di wilayah yang belum terjangkau, serta peningkatan kerjasama dengan sektor swasta. Upaya ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan kemampuan mereka dalam mencapai kesehatan optimal.
Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan warga Kabupaten Lampung Tengah, penyediaan sarana kesehatan menjadi prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian serius.
{"title":"Strategi Penyediaan Sarana Kesehatan Guna Meningkatkan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Lampung Tengah","authors":"Ridho Ari Yosta, Adinda Sekar Tanjung, None Pradono","doi":"10.29313/jpwk.v18i2.2771","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i2.2771","url":null,"abstract":"Penyediaan sarana dalam suatu wilayah bertujuan memenuhi kebutuhan dan mendukung aktivitas warga, berpengaruh signifikan pada aspek sosial dan kualitas hidup mereka. Sarana kesehatan menjadi kunci penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Lampung Tengah, dengan luas wilayah yang sangat besar, perlu fokus pada penyediaan sarana kesehatan.
 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011-2031 telah menetapkan upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara merata. Namun, tantangan besar muncul akibat luasnya wilayah ini. Masalah seperti tingginya angka kematian ibu, gizi rendah, dan penanganan COVID-19 yang kurang optimal menjadi sorotan utama. Oleh karena itu, penelitian menjadi krusial dalam merumuskan strategi peningkatan sarana kesehatan.
 Penelitian ini menerapkan pendekatan deduktif kuantitatif untuk menganalisis strategi penyediaan sarana kesehatan di Kabupaten Lampung Tengah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, memperluas jangkauan pelayanan, dan memperkuat koordinasi antara pemerintah dan sektor swasta.
 Beberapa strategi identifikasi melibatkan peningkatan kualitas dan jenis pelayanan kesehatan, penambahan rumah sakit di wilayah yang belum terjangkau, serta peningkatan kerjasama dengan sektor swasta. Upaya ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan kemampuan mereka dalam mencapai kesehatan optimal.
 Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan warga Kabupaten Lampung Tengah, penyediaan sarana kesehatan menjadi prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian serius.","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"27 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135976920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Land use that is not carried out or without considering the ability of the land can cause erosion and flooding risks. The aims of the research are (1) to determine land capability classes in the Lepo-Lepo watershed and (2) to determine land management guidelines at the class level in the Lepo-Lepo watershed as guidelines for sustainable development. The method used is to calculate land capability classes, laboratory analysis, and use geographic information systems. This research was carried out based on land unit maps and determining land capability classes, based on land capability class criteria. The results of the study showed that the land capability class in the Lepo-Lepo watershed was class II land capability with an area of 2,136.59 ha or 25.65%, land capability class III with an area of 1,282.42 ha or 15.39%, land capability class IV with an area of 1,181.15 ha or 14.18%, and Class VI land capability with an area of 497.84 ha or 38.80%. Based on the characteristics of the land, there is a threat of erosion marked with the letter e, with the management of terracing on steeply sloped land to reduce the amount of erosion, and the threat of excess water is marked with the letter w, with land management improving drainage, providing organic matter, planting vegetation and planting agroforestry system. Keywords: Land Capability, Watershed, Management Penggunaan lahan yang tidak dilakukan atau tanpa mempertimbangkan kemampuan lahan dapat menimbulkan resiko erosi dan banjir. Tujuan penelitian yaitu, (1) menetapkan kelas kemampuan lahan di DAS Lepo-Lepo dan (2) menetapkan arahan pengelolaan lahan pada tingkat kelas di DAS Lepo-Lepo sebagai pedoman pembangunan berkelanjutan. Metode yang digunakan yaitu menghitung kelas kamampuan lahan, analisis laboratorium, dan penggunaan sistem informasi geografis. Penelitian ini dilakukan berdasarkan peta satuan lahan dan penentuan kelas kemampuan lahan dilakukan berdasarkan kriteria kelas kemampuan lahan. Hasil kajian yang diperoleh Kelas kemampuan lahan di DAS Lepo-Lepo yaitu Kelas kemampuan lahan II dengan luas 2.136,59 ha atau 25,65 %, Kelas kemampuan lahan III dengan luas 1.282,42 atau ha 15,39 %, Kelas Kemapuan lahan IV dengan luas 1.181,15 ha atau 14,18 %, dan Kelas kemampuan lahan VI dengan luas 497,84 ha atau 38,80 %. Berdasarkan karakteristik lahan tersebut terdapat ancaman erosi yang ditandai dengan huruf e, dengan pengelolaan pembuatan teras pada tanah yang berlereng curam sehingga dapat mengurangi besarnya erosi, dan ancaman kelebihan air ditandai dengan huruf w, dengan pengelolaan lahan memperbaiki drainase, pemberian bahan organik, penanaman vegetasi dan penanaman sistem agroforestri. Kata Kunci: Kemampuan Lahan, Daerah Aliran Sungai, Pengelolaan
不进行或不考虑土地能力的土地使用可能导致侵蚀和洪水风险。本研究的目的是:(1)确定Lepo-Lepo流域的土地能力等级;(2)确定Lepo-Lepo流域土地管理等级的指导方针,作为可持续发展的指导方针。使用的方法是计算土地能力等级,实验室分析,并使用地理信息系统。这项研究是在土地单元图的基础上进行的,并根据土地能力等级标准确定土地能力等级。研究结果表明:乐坡-乐坡流域土地利用能力等级为II类,面积为2136.59 ha,占25.65%;III类,面积为1282.42 ha,占15.39%;IV类,面积为1181.15 ha,占14.18%;VI类,面积为497.84 ha,占38.80%。根据土地的特点,有字母e标记的侵蚀威胁,在陡坡土地上进行梯田管理以减少侵蚀量,用字母w标记的过剩水的威胁,土地管理改善排水,提供有机质,种植植被和种植农林复合系统。关键词:土地利用能力,流域,管理,彭古南,拉汗,阳,拉汗,水,水,水,水,水,水,水。(1) menetapkan kelas kemampuan lahan di DAS Lepo-Lepo dan (2) menetapkan arahan penelolaan lahan padtingkat kelas di DAS Lepo-Lepo sebagai pedoman pembangunan berkelanjutan。梅托德·杨地古纳坎·亚图·孟海东·克拉斯·坎普曼·拉罕,分析实验室,丹彭古纳安系统信息地理。Penelitian ini dilakukan berdasarkan peta satuan lahan dan penentuan kelas kemampuan kelhan dilakukan berdasarkan kriteria kelas kemampuan kelhan。Hasil kajian yang diperoleh Kelas kemampuan lahan di DAS Lepo-Lepo yitu Kelas kemampuan lahan II登干lu2.136,59 ha haau 25,65 %, Kelas kemampuan lahan III登干lu1.282,42 ha haau 15,39 %, Kelas Kemapuan lahan IV登干lu1.181,15 ha haau 14,18 %, dan Kelas kemampuan lahan VI登干lu497,84 ha haau 38,80 %。杨Berdasarkan karakteristik lahan于terdapat ancaman erosi ditandai dengan huruf e, dengan pengelolaan pembuatan畸胎篇共有杨berlereng curam sehingga dapat mengurangi besarnya erosi,丹ancaman kelebihan空气ditandai dengan huruf w, dengan pengelolaan lahan memperbaiki drainase, pemberian bahan organik, penanaman vegetasi丹penanaman sistem agroforestri。Kata Kunci: Kemampuan Lahan, Daerah Aliran Sungai, Pengelolaan
{"title":"Klasifikasi Kemampuan Lahan Sebagai Arahan Pengelolaan Lahan Di Daerah Aliran Sungai Lepo-Lepo","authors":"Limda Nur Lina, Laode Sabaruddin, La Baco","doi":"10.33772/jpw.v8i1.329","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.329","url":null,"abstract":"Land use that is not carried out or without considering the ability of the land can cause erosion and flooding risks. The aims of the research are (1) to determine land capability classes in the Lepo-Lepo watershed and (2) to determine land management guidelines at the class level in the Lepo-Lepo watershed as guidelines for sustainable development. The method used is to calculate land capability classes, laboratory analysis, and use geographic information systems. This research was carried out based on land unit maps and determining land capability classes, based on land capability class criteria. The results of the study showed that the land capability class in the Lepo-Lepo watershed was class II land capability with an area of 2,136.59 ha or 25.65%, land capability class III with an area of 1,282.42 ha or 15.39%, land capability class IV with an area of 1,181.15 ha or 14.18%, and Class VI land capability with an area of 497.84 ha or 38.80%. Based on the characteristics of the land, there is a threat of erosion marked with the letter e, with the management of terracing on steeply sloped land to reduce the amount of erosion, and the threat of excess water is marked with the letter w, with land management improving drainage, providing organic matter, planting vegetation and planting agroforestry system.\u0000Keywords: Land Capability, Watershed, Management\u0000Penggunaan lahan yang tidak dilakukan atau tanpa mempertimbangkan kemampuan lahan dapat menimbulkan resiko erosi dan banjir. Tujuan penelitian yaitu, (1) menetapkan kelas kemampuan lahan di DAS Lepo-Lepo dan (2) menetapkan arahan pengelolaan lahan pada tingkat kelas di DAS Lepo-Lepo sebagai pedoman pembangunan berkelanjutan. Metode yang digunakan yaitu menghitung kelas kamampuan lahan, analisis laboratorium, dan penggunaan sistem informasi geografis. Penelitian ini dilakukan berdasarkan peta satuan lahan dan penentuan kelas kemampuan lahan dilakukan berdasarkan kriteria kelas kemampuan lahan. Hasil kajian yang diperoleh Kelas kemampuan lahan di DAS Lepo-Lepo yaitu Kelas kemampuan lahan II dengan luas 2.136,59 ha atau 25,65 %, Kelas kemampuan lahan III dengan luas 1.282,42 atau ha 15,39 %, Kelas Kemapuan lahan IV dengan luas 1.181,15 ha atau 14,18 %, dan Kelas kemampuan lahan VI dengan luas 497,84 ha atau 38,80 %. Berdasarkan karakteristik lahan tersebut terdapat ancaman erosi yang ditandai dengan huruf e, dengan pengelolaan pembuatan teras pada tanah yang berlereng curam sehingga dapat mengurangi besarnya erosi, dan ancaman kelebihan air ditandai dengan huruf w, dengan pengelolaan lahan memperbaiki drainase, pemberian bahan organik, penanaman vegetasi dan penanaman sistem agroforestri.\u0000Kata Kunci: Kemampuan Lahan, Daerah Aliran Sungai, Pengelolaan","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74061438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mohamad Ibrahim, La Ode Saufan, La Ode Santiaji Bende
The purpose of this study was (1) to determine the amount of leachate discharge at the Puuwatu Landfill (TPA), (2) to analyze the quality of leachate effluent and surface groundwater quality around the Puuwatu TPA. The used research method were the qualitative and quantitative analysis and spatial analysis.The results of this study (1) indicate the amount of leachate discharge at the Puuwatu TPA is 13,12874 (mm/second) with a daily rainfall intensity of 81,4236 mm/hour. (2) The impact of leachate on groundwater quality around the Puuwatu TPA is the deterioration of water quality at the common wells that are samples of the leachate flow around the TPA. The planning recommendations for the development of the Puuwatu TPA area and its environment regarding the effects of the spread of leachate can be implemented by planning the management of leachate, the development of the TPA site/area and its environment, and the use of leachate. Keywords: Leachate Distribution, Leachate Quality, Puuwatu Landfill Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui besaran debit lindi TPA Puuwatu Kota Kendari, (2) menganalisis pengaruh lindi terhadap kualitas air tanah permukaan disekitar TPA Puuwatu. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitaf serta analisis secara spasial. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) besaran debit lindi TPA Puuwatu adalah 13,12874 (mm/jam) dengan intensitas hujan perhari 81,4236 mm/perjam, (2) Dampak lindi yang terjadi terhadap kualitas air tanah disekitar TPA Puuwatu yaitu penurunan kualitas air pada sumur gali masyarakat yang menjadi sampel pada aliran lintasan lindi sekitar TPA. Rekomendasi perencanaan pengembangan kawasan TPA Puuwatu dan sekitarnya terhadap dampak persebaran lindi dapat dilakukan perencanan pengelolaannya lindi, pengembangan kawasan/area TPA dan sekitarnya serta pemanfaatan lindi. Kata Kunci : Persebaran Lindi, Kualitas lindi, Pemerosesan Akhir (TPA) Puuwatu.
本研究的目的是(1)确定蒲瓦图堆填区的渗滤液排放量,(2)分析蒲瓦图堆填区的渗滤液排放水质和地表水水质。采用定性、定量分析和空间分析相结合的研究方法。研究结果表明:(1)普瓦图TPA渗滤液排放量为13,12874 (mm/s),日降雨强度为81,4236 mm/h;(2)渗滤液对普瓦图TPA周边地下水水质的影响表现为作为TPA周边渗滤液流量样本的普通井的水质恶化。透过规划渗滤液的管理、渗滤液地点/地区及其环境的发展,以及渗滤液的使用,可落实有关普瓦图污水处理厂地区及其环境发展的规划建议。关键词:渗滤液分布,渗滤液质量,Puuwatu垃圾填埋场Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui besaran debit lindi TPA Puuwatu Kota Kendari, (2) menganalis pengaruh lindi terhadap kualitas空气tanah permukaan disekitar TPA Puuwatu。方法penpenlitian yang digunakan yaitu分析定性和定量,分析狭义。Hasil dari penelitian ini yitu (1) besaran debit lindi TPA Puuwatu adalah 13,12874 (mm/jam) dengan intensitas hujan perhari 81,4236 mm/perjam, (2) Dampak lindi yang terjadi terhadap kualitas air tanah disekitar TPA Puuwatu yitu penurunan kualitas air pada sumur gali masyarakat yang menjadi sampel pada aliran lintasan lindi sekitar TPA。建议:TPA Puuwatu dan sekitarya terhadap dampak persebaran lindi, pengembangan kawasan/地区TPA dan sekitarya serta pmanfaatan lindi。Kata Kunci: Persebaran Lindi, Kualitas Lindi, Pemerosesan Akhir (TPA) Puuwatu。
{"title":"Analisis Persebaran Lindi Tempat Pemerosesan Akhir (Tpa) Puuwatu","authors":"Mohamad Ibrahim, La Ode Saufan, La Ode Santiaji Bende","doi":"10.33772/jpw.v8i1.333","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.333","url":null,"abstract":"The purpose of this study was (1) to determine the amount of leachate discharge at the Puuwatu Landfill (TPA), (2) to analyze the quality of leachate effluent and surface groundwater quality around the Puuwatu TPA. The used research method were the qualitative and quantitative analysis and spatial analysis.The results of this study (1) indicate the amount of leachate discharge at the Puuwatu TPA is 13,12874 (mm/second) with a daily rainfall intensity of 81,4236 mm/hour. (2) The impact of leachate on groundwater quality around the Puuwatu TPA is the deterioration of water quality at the common wells that are samples of the leachate flow around the TPA. The planning recommendations for the development of the Puuwatu TPA area and its environment regarding the effects of the spread of leachate can be implemented by planning the management of leachate, the development of the TPA site/area and its environment, and the use of leachate. \u0000Keywords: Leachate Distribution, Leachate Quality, Puuwatu Landfill \u0000Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui besaran debit lindi TPA Puuwatu Kota Kendari, (2) menganalisis pengaruh lindi terhadap kualitas air tanah permukaan disekitar TPA Puuwatu. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitaf serta analisis secara spasial. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) besaran debit lindi TPA Puuwatu adalah 13,12874 (mm/jam) dengan intensitas hujan perhari 81,4236 mm/perjam, (2) Dampak lindi yang terjadi terhadap kualitas air tanah disekitar TPA Puuwatu yaitu penurunan kualitas air pada sumur gali masyarakat yang menjadi sampel pada aliran lintasan lindi sekitar TPA. Rekomendasi perencanaan pengembangan kawasan TPA Puuwatu dan sekitarnya terhadap dampak persebaran lindi dapat dilakukan perencanan pengelolaannya lindi, pengembangan kawasan/area TPA dan sekitarnya serta pemanfaatan lindi. \u0000Kata Kunci : Persebaran Lindi, Kualitas lindi, Pemerosesan Akhir (TPA) Puuwatu.","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78430578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
La Gandri, L. Indriyani, Sahindomi Bana, Lade Ahmaliun, La Ode Alwi, Vivi Fitriani
Mangrove forests in coastal areas are very important ecosystems, one of their functions is to absorb waves from the sea and as a habitat for aquatic animals. However, due to anthropogenic activities, mangrove forests in coastal areas have been damaged. The purpose of this study is to identify the condition of mangrove ecosystem density in the Moramo Coastal Area Function and its changes in the 2014 and 2020 periods. The analysis used is the NDVI algorithm to see the density of vegetation and its changes. The results found were mangrove vegetation density classes in 2014 and 2020 which were very bad, bad, good, and very good. In 2014, NDVI of Mangrove Forest on Area Functions in the Marine Protected Area of Moramo Bay is dominated by a very good density class of 627.74 Ha, while in 2022, the very good density class of 727.50 Ha dominates. Some of the directions of the conservation strategy are involving the community and related stakeholders in managing mangrove forests such as re-containment in coastal areas and increasing public knowledge and awareness of the functions of mangrove ecosystems and the skills of the people around the mangrove area. Keywords: Mangrove, Density vegetation, conservation Hutan mangrove di kawasan pesisir merupakan ekosistem yang sangat penting, salah satu fungsinya adalah sebagai peredam gelombanng dari laut, sebagai habitat hewan air. Namun akibat aktivitas anthripogenis hutan mangrove di kawasan pesisir mengalami kerusakan. Tujuan dari studi ini adalah mengindentifikasi kondisi kerapatan vegetasi mangrove ekosistem dalam Fungsi Kawasan pesisir Moramo dan perubahannya pada periode 2014 dan 2020. Analisis yang digunakan yaitu algoritme NDVI untuk melihat dimaka kerapatan vegetasi dan perubahanuya. Hasil yang ditemukan adalah kelas kerapatan vegetasi mangrove di tahun 2014 dan 2020 adalah sangat buruk, buruk, baik, dan sangat baik. NDVI Hutan Mangrove pada Fungsi Kawasan di Kawasan Konservasi Perairan Teluk Moramo 2014 didominasi oleh kelas kerapatan sangat baik seluas 627,74 Ha, Sedangkan pada tahun 2022, kelas kerapatan yang mendominasi adalah kelas kerapatan sangat baik seluas 727,50 Ha. Beberapa arahan strategi konservasi yaitu melibatkan masyarakat dan stakehodler terkait dalam pengelolaan hutan mangrove seperti penanaman kembali dikawasan pesisir dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap fungsi ekosistem mangrove serta keterampilan masyarakat sekitar daerah mangrove. Kata Kunci: Mangrove, Kerapatan Vegetasi, Konservasi
沿海地区的红树林是非常重要的生态系统,其功能之一是吸收海浪,并作为水生动物的栖息地。然而,由于人类活动,沿海地区的红树林遭到了破坏。本研究的目的是确定2014年和2020年莫拉莫海岸带红树林生态系统密度状况及其功能变化。分析使用的是NDVI算法来查看植被密度及其变化。结果发现,2014年和2020年的红树林植被密度等级分别为非常差、差、好和非常好。2014年莫拉莫湾海洋保护区红树林区域功能NDVI以627.74 Ha的极好密度级为主,2022年以727.50 Ha的极好密度级为主。保护战略的一些方向是让社区和相关利益攸关方参与管理红树林,例如在沿海地区重新遏制红树林,提高公众对红树林生态系统功能和红树林地区周围人民技能的认识和认识。关键词:红树林;密度植被;保护湖滩红树林;红树林;生态系统;湖南红树,四川红树,四川红树。图juan dari study ini adalah mengidenentifii kondisi kerapatan vegetasi红树林生态系统dalam funsi Kawasan pesisir Moramo danperubahannya pada期2014 - 2020。分析yang digunakan yitu算法NDVI untuk melitk, dimaka kerapatan vegetasi dan perubahanuya。Hasil yang ditemukan adalah kelas kerapatan vegetasi红树林di tahun 2014 dan 2020 adalah sangat buruk, buruk, baik, dan sangat baik。NDVI Hutan红树林pagada funsi Kawasan di Kawasan Konservasi Perairan Teluk Moramo 2014 didominasi oleh kelas kerapatan sangat baik selis 627,74 Ha, Sedangkan pakat tahun 2022, kelas kerapatan yang mendominasi adalah kelas kerapatan sangat baik selis 727,50 Ha。红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林Kata Kunci:红树林,Kerapatan Vegetasi, Konservasi
{"title":"Analisis Perubahan Kerapatan Vegetasi Mangrove untuk Perencanaan Pengelolaan Konservasi Perairan Berkelanjutan di Teluk Moramo","authors":"La Gandri, L. Indriyani, Sahindomi Bana, Lade Ahmaliun, La Ode Alwi, Vivi Fitriani","doi":"10.33772/jpw.v8i1.380","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.380","url":null,"abstract":"Mangrove forests in coastal areas are very important ecosystems, one of their functions is to absorb waves from the sea and as a habitat for aquatic animals. However, due to anthropogenic activities, mangrove forests in coastal areas have been damaged. The purpose of this study is to identify the condition of mangrove ecosystem density in the Moramo Coastal Area Function and its changes in the 2014 and 2020 periods. The analysis used is the NDVI algorithm to see the density of vegetation and its changes. The results found were mangrove vegetation density classes in 2014 and 2020 which were very bad, bad, good, and very good. In 2014, NDVI of Mangrove Forest on Area Functions in the Marine Protected Area of Moramo Bay is dominated by a very good density class of 627.74 Ha, while in 2022, the very good density class of 727.50 Ha dominates. Some of the directions of the conservation strategy are involving the community and related stakeholders in managing mangrove forests such as re-containment in coastal areas and increasing public knowledge and awareness of the functions of mangrove ecosystems and the skills of the people around the mangrove area.\u0000Keywords: Mangrove, Density vegetation, conservation\u0000Hutan mangrove di kawasan pesisir merupakan ekosistem yang sangat penting, salah satu fungsinya adalah sebagai peredam gelombanng dari laut, sebagai habitat hewan air. Namun akibat aktivitas anthripogenis hutan mangrove di kawasan pesisir mengalami kerusakan. Tujuan dari studi ini adalah mengindentifikasi kondisi kerapatan vegetasi mangrove ekosistem dalam Fungsi Kawasan pesisir Moramo dan perubahannya pada periode 2014 dan 2020. Analisis yang digunakan yaitu algoritme NDVI untuk melihat dimaka kerapatan vegetasi dan perubahanuya. Hasil yang ditemukan adalah kelas kerapatan vegetasi mangrove di tahun 2014 dan 2020 adalah sangat buruk, buruk, baik, dan sangat baik. NDVI Hutan Mangrove pada Fungsi Kawasan di Kawasan Konservasi Perairan Teluk Moramo 2014 didominasi oleh kelas kerapatan sangat baik seluas 627,74 Ha, Sedangkan pada tahun 2022, kelas kerapatan yang mendominasi adalah kelas kerapatan sangat baik seluas 727,50 Ha. Beberapa arahan strategi konservasi yaitu melibatkan masyarakat dan stakehodler terkait dalam pengelolaan hutan mangrove seperti penanaman kembali dikawasan pesisir dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap fungsi ekosistem mangrove serta keterampilan masyarakat sekitar daerah mangrove.\u0000Kata Kunci: Mangrove, Kerapatan Vegetasi, Konservasi","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"89 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88268087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hasbullah Syaf, Syamsu Alam, Lukman Yunus, Dewi Nurhayati Yusuf, M. Tufaila, Samsul Alam Fyka, Laode Kasno, Vit Neru Satrah, La Ode Rustam, Andi Awaluddin, Hadi Sudarmo, Eko Aprianto Johan, La Ode Arfan Dedu, Mahyudi
East Kolaka has launched programs to maintain food availability, but there are still obstacles to its exploitation. This research was conducted to determine the location of the food estate and to analyze its potential in increasing the production of the agricultural and livestock sectors in East Kolaka Regency. The data collection method used is a combination of primary and secondary data collection techniques with qualitative and quantitative analysis. Based on the research results, identified three sub-districts in East Kolaka Regency, namely Lambandia, Aere, and Dangia, as centers for food estate development based on physical conditions such as area size, climate, topography, and land suitability for crop development and grazing locations. Lambandia, Aere, and Dangia sub-districts have a dominant land suitability class S3 which is suitable for various crops but requires high inputs such as fertilization. The main limiting factors are air temperature and high annual rainfall. Intensive farming patterns and high input needs need to be considered so that agriculture can develop properly and sustainably. For rice, pineapple and rambutan, the land suitability class is S2 with low input costs. Keywords: food estate, food security, land potential Kolaka Timur telah meluncurkan program-program untuk menjaga ketersediaan pangan, namun masih terdapat kendala dalam pengusahaannya. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk menentukan lokasi food estate dan menganalisis potensinya dalam meningkatkan produksi sektor pertanian dan peternakan di Kabupaten Kolaka Timur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kombinasi teknik pengumpulan data primer dan sekunder dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, mengidentifikasi tiga kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur, yaitu Lambandia, Aere, dan Dangia, sebagai sentra pengembangan food estate berdasarkan kondisi fisik seperti ukuran wilayah, iklim, topografi, dan kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman dan lokasi penggembalaan. Kecamatan Lambandia, Aere, dan Dangia memiliki kelas kesesuaian lahan dominan S3 yang cocok untuk berbagai tanaman, namun membutuhkan input yang tinggi seperti pemupukan. Faktor pembatas utama adalah temperatur udara dan curah hujan tahunan yang tinggi. Pola pertanian intensif dan kebutuhan input yang tinggi perlu diperhatikan agar pertanian dapat berkembang dengan baik dan berkelanjutan. Untuk tanaman padi, nenas, dan rambutan, kelas kesesuaian lahannya adalah S2 dengan input biaya yang rendah. Kata kunci: food estate, ketahanan pangan, potensi lahan
东科拉卡已经启动了维持粮食供应的项目,但其开发仍然存在障碍。进行这项研究是为了确定粮食产业的位置,并分析其在增加东科拉卡县农业和畜牧业生产方面的潜力。所使用的数据收集方法是一次和二次数据收集技术与定性和定量分析相结合。根据研究结果,根据面积大小、气候、地形、土地种植适宜性和放牧地点等自然条件,确定了东Kolaka县的三个街道,即Lambandia、Aere和Dangia,作为粮食产业开发中心。Lambandia、Aere和Dangia街道的土地适宜性等级S3占主导地位,适合多种作物,但需要施肥等高投入。主要的限制因素是气温和年降雨量大。需要考虑集约耕作模式和高投入需求,以便农业能够适当和可持续地发展。水稻、菠萝和红毛丹的土地适宜性等级为S2,投入成本较低。关键词:粮食产业,粮食安全,土地潜力Kolaka Timur telah meluncurkan program-program untuk menjaga ketersediaan pangan namun masih terdapat kendala dalam pengusahaannyaOleh karena, penelitian dilakukan untuk menentukan lokasi food estate, danmenganalis, potensinya dalam, meningkatkan,产品部门,pertanian, danpeternakan, Kabupaten Kolaka Timur。方法:人口普查数据,定性分析,定性分析,定量分析。Berdasarkan hasil penelitian, mengidentifikasi tiga kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur, yitu Lambandia, Aere, dan Dangia, sebagai sentra pengembangan food estate Berdasarkan kondisi fisik seperti ukuran wilayah, iklim,地形,dan kesessuaian lahan untuk pengembangan tanaman dan lokasi penggembalaan。Kecamatan Lambandia, Aere, dan Dangia memiliki kelas kesesuaian lahan dominan 3 yang cocok untuk berbagai tanaman, namun membutuhkan输入yang tinggi perperti pemupukan。秋冬秋冬,秋冬秋冬,秋冬秋冬,秋冬秋冬,秋冬秋冬,秋冬秋冬。Pola pertanian intensiian dan kebutuhan输入yang tinggi perlu diperhatikan agar pertanian dapat berkembang dengan baik dan berkelanjutan。Untuk tanaman padi, nenas, dan rambutan, kelas kesesuaian lahannya adalah S2 dengan输入biaya yang rendah。Kata kunci:食品产业,ketahanan pangan, potential lahan
{"title":"Perencanaan Lokasi Pengembangan Food Estate Di Kabupaten Kolaka Timur","authors":"Hasbullah Syaf, Syamsu Alam, Lukman Yunus, Dewi Nurhayati Yusuf, M. Tufaila, Samsul Alam Fyka, Laode Kasno, Vit Neru Satrah, La Ode Rustam, Andi Awaluddin, Hadi Sudarmo, Eko Aprianto Johan, La Ode Arfan Dedu, Mahyudi","doi":"10.33772/jpw.v8i1.378","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.378","url":null,"abstract":"East Kolaka has launched programs to maintain food availability, but there are still obstacles to its exploitation. This research was conducted to determine the location of the food estate and to analyze its potential in increasing the production of the agricultural and livestock sectors in East Kolaka Regency. The data collection method used is a combination of primary and secondary data collection techniques with qualitative and quantitative analysis. Based on the research results, identified three sub-districts in East Kolaka Regency, namely Lambandia, Aere, and Dangia, as centers for food estate development based on physical conditions such as area size, climate, topography, and land suitability for crop development and grazing locations. Lambandia, Aere, and Dangia sub-districts have a dominant land suitability class S3 which is suitable for various crops but requires high inputs such as fertilization. The main limiting factors are air temperature and high annual rainfall. Intensive farming patterns and high input needs need to be considered so that agriculture can develop properly and sustainably. For rice, pineapple and rambutan, the land suitability class is S2 with low input costs. \u0000Keywords: food estate, food security, land potential \u0000Kolaka Timur telah meluncurkan program-program untuk menjaga ketersediaan pangan, namun masih terdapat kendala dalam pengusahaannya. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk menentukan lokasi food estate dan menganalisis potensinya dalam meningkatkan produksi sektor pertanian dan peternakan di Kabupaten Kolaka Timur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kombinasi teknik pengumpulan data primer dan sekunder dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, mengidentifikasi tiga kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur, yaitu Lambandia, Aere, dan Dangia, sebagai sentra pengembangan food estate berdasarkan kondisi fisik seperti ukuran wilayah, iklim, topografi, dan kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman dan lokasi penggembalaan. Kecamatan Lambandia, Aere, dan Dangia memiliki kelas kesesuaian lahan dominan S3 yang cocok untuk berbagai tanaman, namun membutuhkan input yang tinggi seperti pemupukan. Faktor pembatas utama adalah temperatur udara dan curah hujan tahunan yang tinggi. Pola pertanian intensif dan kebutuhan input yang tinggi perlu diperhatikan agar pertanian dapat berkembang dengan baik dan berkelanjutan. Untuk tanaman padi, nenas, dan rambutan, kelas kesesuaian lahannya adalah S2 dengan input biaya yang rendah. \u0000Kata kunci: food estate, ketahanan pangan, potensi lahan","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76247520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The aims of this study are (a) to analyze the stakeholder social network analysis to determine the livelihood strategies of the farming-fisherman communities in coastal villages in Werinama District; (b) to identify livelihood strategies for farming and fishing communities in the coastal village of Werinama District; and (c) to identify the factors that influence the livelihood strategies of coastal farming communities and fishermen in Werinama District. This study uses two types of research methods, namely social networks and descriptive statistical analysis techniques. The results of the study indicate that the livelihood strategies for the farming-fisherman community in the villages of Werinama District, which are the focus of this research area, are carried out individually (by households) and collectively (by groups). Individual (household) livelihood strategies in dealing with climate change are especially important in the target villages of this research, which have multiple activities such as sago, ambal, salted fish, and others. Then he changed jobs and changed the consumption habits of the village people. Meanwhile, collectively, or in groups, the farmer-fisherman community manages the processing of agricultural and fishery products in groups. Keywords: strategy, coastal communities, climate change Penelitian ini bertujuan adalah (a) menganalisis Social Network Analysis Stakeholder untuk menenntukan strategi penghidupan masyarakat petani-nelayan desa - desa pesisir di Kecamatan Werinama; (b) mengidentifikasi strategi penghidupan masyarakat petani dan nelayan di desa pesisir Kecamatan Werinama; (c) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi strategi penghidupan masyarakat petani pesisir dan nelayan di Kecamatan Werinama. Penelitian ini menggunakan dua jenis metode penelitian yaitu social network dan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi penghidupan masyarakat petani-nelayan di desa-desa Kecamatan Werinama yang menjadi fokus wilayah penelitian ini dilaksanakan secara individu (rumah tangga) dan kolektif (kelompok). Strategi penghidupan individu (rumah tangga) dalam menghadapi perubahan iklim, khususnya desa-desa sasaran tujuan penelitian ini yang memiliki multi kegiatan seperti kondisi seperti sagu, ambal, ikan asin dan lain-lain. Kemudian ia berganti pekerjaan dan mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat desa. Sedangkan secara kolektif atau kelompok yaitu komunitas petani-nelayan mengelola pengolahan hasil pertanian dan perikanan secara berkelompok. Kata kunci: Strategi, masyarakat pesisir, perubahan iklim
本研究的目的是:(a)分析利益相关者社会网络分析,以确定Werinama区沿海村庄农渔民社区的生计策略;(b)确定Werinama区沿海村庄农业和渔业社区的生计战略;(c)查明影响Werinama区沿海农业社区和渔民生计战略的因素。本研究使用两种研究方法,即社会网络和描述性统计分析技术。研究结果表明,作为本研究领域重点的Werinama地区村庄的农业-渔民社区生计战略是单独(按家庭)和集体(按群体)实施的。在本研究的目标村庄,应对气候变化的个人(家庭)生计策略尤为重要,这些村庄有多种活动,如西米、ambal、咸鱼等。然后他换了工作,改变了村民的消费习惯。与此同时,农民-渔民社区集体或以小组形式管理农业和渔业产品的加工。关键词:战略,沿海社区,气候变化;社会网络分析;利益相关者战略;(b)政府识别战略(penghidupan masyarakat petani dannelayan di desisir Kecamatan Werinama);(c)确定因素-因素-因素,以确定因素-因素,以确定因素-因素,以确定因素-因素,以确定因素-因素。Penelitian inmongunakan dua jenis方法Penelitian yitu社交网络dan技术分析统计说明。Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi penghidupan步伐petani-nelayan di desa-desa Kecamatan Werinama杨menjadi——wilayah penelitian ini dilaksanakan secara典型个体(大tangga)丹kolektif (kelompok)。Strategi penghidupan个体(rumah tangga) dalam menghadapi perubahan iklim, khususnya desa-desa sasaran tujuan penelitian ini yang memiliki multi kegiatan seperti kondisi seperti sagu, ambal, ikan asin dan -lain。Kemudian ia berganti pekerjaan dan mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat desa。当我看到我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Kata kunci: Strategi, masyarakat pesisir, perubahan iklim
{"title":"Strategi Penghidupan Masyarakat Desa Pesisir Kabupaten Seram Bagian Timur Dalam Menghadapi Perubahan Iklim","authors":"Rahful Ahmad Madaual, La Ibal, Endang Abubakar","doi":"10.33772/jpw.v8i1.373","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.373","url":null,"abstract":"The aims of this study are (a) to analyze the stakeholder social network analysis to determine the livelihood strategies of the farming-fisherman communities in coastal villages in Werinama District; (b) to identify livelihood strategies for farming and fishing communities in the coastal village of Werinama District; and (c) to identify the factors that influence the livelihood strategies of coastal farming communities and fishermen in Werinama District. This study uses two types of research methods, namely social networks and descriptive statistical analysis techniques. The results of the study indicate that the livelihood strategies for the farming-fisherman community in the villages of Werinama District, which are the focus of this research area, are carried out individually (by households) and collectively (by groups). Individual (household) livelihood strategies in dealing with climate change are especially important in the target villages of this research, which have multiple activities such as sago, ambal, salted fish, and others. Then he changed jobs and changed the consumption habits of the village people. Meanwhile, collectively, or in groups, the farmer-fisherman community manages the processing of agricultural and fishery products in groups.\u0000Keywords: strategy, coastal communities, climate change\u0000Penelitian ini bertujuan adalah (a) menganalisis Social Network Analysis Stakeholder untuk menenntukan strategi penghidupan masyarakat petani-nelayan desa - desa pesisir di Kecamatan Werinama; (b) mengidentifikasi strategi penghidupan masyarakat petani dan nelayan di desa pesisir Kecamatan Werinama; (c) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi strategi penghidupan masyarakat petani pesisir dan nelayan di Kecamatan Werinama. Penelitian ini menggunakan dua jenis metode penelitian yaitu social network dan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi penghidupan masyarakat petani-nelayan di desa-desa Kecamatan Werinama yang menjadi fokus wilayah penelitian ini dilaksanakan secara individu (rumah tangga) dan kolektif (kelompok). Strategi penghidupan individu (rumah tangga) dalam menghadapi perubahan iklim, khususnya desa-desa sasaran tujuan penelitian ini yang memiliki multi kegiatan seperti kondisi seperti sagu, ambal, ikan asin dan lain-lain. Kemudian ia berganti pekerjaan dan mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat desa. Sedangkan secara kolektif atau kelompok yaitu komunitas petani-nelayan mengelola pengolahan hasil pertanian dan perikanan secara berkelompok.\u0000Kata kunci: Strategi, masyarakat pesisir, perubahan iklim","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88753738","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}