Farman, La Ode Muhammad Golok Jaya, Dewi Nurhayati Yusuf, La Ode Restele, Marsuki Iswandi, Hasbullah Syaf
The need for images with high spatial and temporal resolution is needed in various fields. To fulfill this, an effective and efficient method or mapping technique is needed but does not neglect the aspect of accuracy. One of them is by utilizing non-metric camera photogrammetry technology from shooting results using an unmanned aerial vehicle (UAV). The purpose of this study was to analyze the geometric accuracy of orthophoto imagery recorded using UAV at locations with relatively flat topography for large-scale mapping based on the Regulation of the Head of the Geospatial Information Agency (BIG) Number 6 of 2018. This study used field measurement survey methods and interpretation of orthophoto imagery to obtain the coordinate and elevation values, then an analysis of geometric accuracy was carried out using the accuracy test form in SNI 8202 of 2015. The results obtained were that the horizontal accuracy (CE90) was 1 m and the vertical accuracy (LE90) was 0.97 m. Based on the provisions in Perka BIG number 6 of 2018, the horizontal accuracy at the research location meets the accuracy requirements for base map scale 1: 2,500 class 2 and scale 1: 2,500 class 3 for vertical accuracy. Keywords: Geometry Accuracy, Unmanned Aerial vehicle (UAV), Orthophoto Kebutuhan citra dengan resolusi spasial dan temporal yang tinggi sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Untuk memenuhi hal tersebut dibutuhkan suatu cara atau teknik pemetaan yang efektif dan efisien namun tidak mengabaikan aspek ketelitiannya. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi fotogrametri kamera non metrik hasil pemotretan menggunakan unmanned aerial vehicle (UAV). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ketelitian geometri citra ortofoto hasil perekaman menggunakan UAV pada lokasi dengan topografi relatif datar untuk pemetaan skala besar berdasarkan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Nomor 6 Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode survei pengukuran lapangan dan interpretasi pada citra ortofoto untuk memperoleh nilai koordinat dan elevasi, selanjutnya dilakukan analisis ketelitian geometri menggunakan form uji ketelitian dalam SNI 8202 tahun 2015. Hasil penelitian diperoleh nilai ketelitian horizontal (CE90) sebesar 1 m dan ketelitian vertikal (LE90) sebesar 0,97 m. Berdasarkan ketentuan dalam Perka BIG nomor 6 tahun 2018, ketelitian horizontal pada lokasi penelitian memenuhi syarat ketelitian peta dasar skala 1:2.500 kelas 2 dan skala 1:2.500 kelas 3 untuk ketelitian vertikal. Kata Kunci: Ketelitian Geometri, Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Ortofoto
各个领域都需要高时空分辨率的图像。为了实现这一目标,需要一种有效的方法或绘图技术,但也不能忽视准确性方面的问题。其中之一是利用无人驾驶飞行器(UAV)从拍摄结果中利用非公制相机摄影测量技术。本研究的目的是根据2018年地理空间信息机构(BIG)第6号条例,分析无人机在地形相对平坦的地点记录的正射影像的几何精度,以进行大规模测绘。本研究采用野外测量调查方法,对正射影像进行解译,获得坐标和高程值,然后利用2015年SNI 8202精度测试表进行几何精度分析。结果表明:水平精度(CE90)为1 m,垂直精度(LE90)为0.97 m。根据2018年Perka BIG 6号文件的规定,研究点水平精度满足底图1:25 500 2级和1:25 500 3级比例尺精度要求。关键词:几何精度;无人机;正射影;Untuk memuhi是一种语言,但dibutuhkan suatu是一种语言,它是一种语言,它是一种语言。Salah satunya dengan menanfaatkan技术的摄影相机,非米制相机,用于孟古纳坎无人驾驶飞行器(UAV)。图juan penelitian ini adalah untuk menganalis ketelitian geometri citortofoto hasil perekaman menggunakan无人机padlokasi登甘地形相对数据untuk pemetaan skala besar berdasarkan Peraturan Kepala Badan informasgeospial (BIG) 6月2018。Penelitian ini menggunakan方法测量企鹅和企鹅的形状和解释企鹅的形状和形状,selanjutnya dilakukan分析ketelitian几何,menggunakan form ukji ketelitian dalam, SNI 8202, 2015。Hasil penelitian diperoleh nilai ketelitian水平(CE90) sebesar 1 m, ketelitian垂直(LE90) sebesar 0,97 m。Berdasarkan ketentuan dalam Perka BIG nomor 6 tahun 2018, ketelitian水平pada lokasi penelitian memenuhi syarat ketelitian peta dasar skala 1:25 500 kelas 2 dan skala 1:25 500 kelas 3 untuk ketelitian垂直。Kata Kunci: Ketelitian Geometri,无人机(UAV), Ortofoto
{"title":"Uji Ketelitian Geometri Citra Ortofoto Untuk Penyediaan Data Spasial Skala Besar","authors":"Farman, La Ode Muhammad Golok Jaya, Dewi Nurhayati Yusuf, La Ode Restele, Marsuki Iswandi, Hasbullah Syaf","doi":"10.33772/jpw.v8i1.365","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.365","url":null,"abstract":"The need for images with high spatial and temporal resolution is needed in various fields. To fulfill this, an effective and efficient method or mapping technique is needed but does not neglect the aspect of accuracy. One of them is by utilizing non-metric camera photogrammetry technology from shooting results using an unmanned aerial vehicle (UAV). The purpose of this study was to analyze the geometric accuracy of orthophoto imagery recorded using UAV at locations with relatively flat topography for large-scale mapping based on the Regulation of the Head of the Geospatial Information Agency (BIG) Number 6 of 2018. This study used field measurement survey methods and interpretation of orthophoto imagery to obtain the coordinate and elevation values, then an analysis of geometric accuracy was carried out using the accuracy test form in SNI 8202 of 2015. The results obtained were that the horizontal accuracy (CE90) was 1 m and the vertical accuracy (LE90) was 0.97 m. Based on the provisions in Perka BIG number 6 of 2018, the horizontal accuracy at the research location meets the accuracy requirements for base map scale 1: 2,500 class 2 and scale 1: 2,500 class 3 for vertical accuracy.\u0000Keywords: Geometry Accuracy, Unmanned Aerial vehicle (UAV), Orthophoto\u0000Kebutuhan citra dengan resolusi spasial dan temporal yang tinggi sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Untuk memenuhi hal tersebut dibutuhkan suatu cara atau teknik pemetaan yang efektif dan efisien namun tidak mengabaikan aspek ketelitiannya. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi fotogrametri kamera non metrik hasil pemotretan menggunakan unmanned aerial vehicle (UAV). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ketelitian geometri citra ortofoto hasil perekaman menggunakan UAV pada lokasi dengan topografi relatif datar untuk pemetaan skala besar berdasarkan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Nomor 6 Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode survei pengukuran lapangan dan interpretasi pada citra ortofoto untuk memperoleh nilai koordinat dan elevasi, selanjutnya dilakukan analisis ketelitian geometri menggunakan form uji ketelitian dalam SNI 8202 tahun 2015. Hasil penelitian diperoleh nilai ketelitian horizontal (CE90) sebesar 1 m dan ketelitian vertikal (LE90) sebesar 0,97 m. Berdasarkan ketentuan dalam Perka BIG nomor 6 tahun 2018, ketelitian horizontal pada lokasi penelitian memenuhi syarat ketelitian peta dasar skala 1:2.500 kelas 2 dan skala 1:2.500 kelas 3 untuk ketelitian vertikal.\u0000Kata Kunci: Ketelitian Geometri, Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Ortofoto","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83145127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sigit Nur Cahyo, La Baco Sudia, Dewi Nurhayati Yusuf
Population pressure on agricultural land is one of the important parameters to determine the level of environmental quality in watersheds (DAS). High population pressure on agricultural land in the watershed (DAS) can result in a decrease in land resources and damage to the watershed (DAS) ecosystem. This study aims to determine changes in agricultural land, and determine population pressure on agricultural land. The classification of population pressure is based on the Decree of the Directorate General of RLPS P.04/V-SET/2009. The method used is using a geographic information system and an analysis of population pressure on agricultural land. The results showed (1) Land change that occurred in the Laeya Watershed area, especially for agricultural land (ricefield, dry land agriculture, mixed dry land agriculture, and plantations) experienced a very high rate of land change from 2015 to 2020, namely an increase of 2,035 .71 Ha, while the change from agricultural land cover to settlements was 36.96 Ha (1.6%). (2) TP in the Laeya watershed (DAS) is mostly in good category (TP < 1). The sub-districts in the Laeya watershed that have population pressure in the good category are Baito, Laeya, Lainea, Moramo, Palangga, Palangga Selatan and Wolasi sub-districts. The Kolono District area with a TP value of > 2 is categorized as bad. Keywords: DAS, Land Change, Population pressure Tekanan Penduduk pada lahan pertanian adalah salah satu parameter penting untuk menentukan tingkat kualitas lingkungan pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Tekanan penduduk yang tinggi pada lahan pertanian di DAS dapat mengakibatkan penurunan sumber daya lahan dan kerusakan ekosistem DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan lahan pertanian, dan mengetahui tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Klasifikasi tekanan penduduk didasarkan pada SK Ditjen RLPS P.04/V-SET/2009. Metode yang digunakan yaitu menggunakan sistem informasi geografis dan analisis tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Hasil penelitian menunjukkan (1) Perubahan lahan yang terjadi di wilayah DAS Laeya khususnya untuk lahan pertanian (sawah, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, dan perkebunan) mengalami laju perubahan lahan yang sangat tinggi dari tahun 2015 hingga tahun 2020 yaitu meningkat seluas 2.035,71 Ha, sedangkan perubahan tutupan lahan pertanian menjadi permukiman sebesar 36,96 Ha (1,6 %). (2) TP di DAS Laeya sebagian besar dikategorikan baik (TP < 1). Wilayah kecamatan di DAS Laeya yang tekanan penduduknya dalam kategori baik adalah Kecamatan Baito, Laeya, Lainea, Moramo, Palangga, Palangga Selatan dan Wolasi. Wilayah Kecamatan Kolono nilai TP > 2 dikategorikan jelek. Kata Kunci: DAS, Perubahan Lahan, Tekanan Penduduk
农用地人口压力是决定流域环境质量水平的重要参数之一。人口对流域农用地的巨大压力会导致土地资源的减少和流域生态系统的破坏。本研究旨在确定农业用地的变化,并确定农业用地的人口压力。人口压力分类是根据RLPS总局第P.04/V-SET/2009号法令制定的。使用的方法是利用地理信息系统和对农业用地人口压力的分析。结果表明:(1)2015 - 2020年,拉雅流域土地变化,特别是农田(稻田、旱地农业、混合旱地农业和人工林)的土地变化速率非常高,增加了2035.71 Ha,而从农田覆盖到居民点的变化为36.96 Ha (1.6%);(2)拉雅流域(DAS)的TP大多处于良好类别(TP < 1),人口压力处于良好类别的街道有白托、拉雅、莱内亚、莫拉莫、帕朗加、帕朗加塞拉坦和沃拉西街道。TP值> 2的Kolono地区被归类为差。关键词:DAS,土地变化,人口压力tekanan Penduduk pagada lahan pertanian adalah salah satu参数penning untuk menentukuk kualitas lingkungan pagada Daerah Aliran Sungai (DAS)Tekanan penduduk yang tinggi pada lahan pertanian di DAS dapat mengakibatkan penurunan sumber daya lahan dan kerusakan生态系统DAS。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan latanian, dan mengetahui tekanan penduduk terhadap lahan pertanian。Klasifikasi tekanan penduduk didasarkan pada SK Ditjen RLPS P.04/V-SET/2009。东方阳地古那坎、雅图、蒙古那坎系统资料、地理资料分析、东古那坎、东古那坎、东古那坎、东古那坎、东古那坎。Hasil penelitian menunjukkan (1) Perubahan lahan yang terjadi di wilayah DAS Laeya khususnya untuk lahan pertanian (sawah, pertanian lahankering, pertanian lahankering campur, dan perkebunan) mengalami laju Perubahan lahan yang sangat tinggi dari tahun 2015 hinga tahun 2020 yitu mengkat selwas 2.035,71 Ha, sedangkan Perubahan tutupan lahan pertanian menjadi permukiman sebesar 36,96 Ha(1,6 %)。(2) TP di DAS Laeya sebagian besar dikategorikan baik (TP < 1). Wilayah kecamatan di DAS Laeya yang tekanan penduduknya dalam kategori baik adalah kecamatan Baito, Laeya, Lainea, Moramo, Palangga, Palangga Selatan dan Wolasi。[2] [1] [2] [2] [1] [2]Kata Kunci: DAS, Perubahan Lahan, Tekanan Penduduk
{"title":"Analisis Spasial Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian di Daerah Aliran Sungai Laeya Kabupaten Konawe Selatan","authors":"Sigit Nur Cahyo, La Baco Sudia, Dewi Nurhayati Yusuf","doi":"10.33772/jpw.v8i1.367","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.367","url":null,"abstract":"Population pressure on agricultural land is one of the important parameters to determine the level of environmental quality in watersheds (DAS). High population pressure on agricultural land in the watershed (DAS) can result in a decrease in land resources and damage to the watershed (DAS) ecosystem. This study aims to determine changes in agricultural land, and determine population pressure on agricultural land. The classification of population pressure is based on the Decree of the Directorate General of RLPS P.04/V-SET/2009. The method used is using a geographic information system and an analysis of population pressure on agricultural land. The results showed (1) Land change that occurred in the Laeya Watershed area, especially for agricultural land (ricefield, dry land agriculture, mixed dry land agriculture, and plantations) experienced a very high rate of land change from 2015 to 2020, namely an increase of 2,035 .71 Ha, while the change from agricultural land cover to settlements was 36.96 Ha (1.6%). (2) TP in the Laeya watershed (DAS) is mostly in good category (TP < 1). The sub-districts in the Laeya watershed that have population pressure in the good category are Baito, Laeya, Lainea, Moramo, Palangga, Palangga Selatan and Wolasi sub-districts. The Kolono District area with a TP value of > 2 is categorized as bad.\u0000Keywords: DAS, Land Change, Population pressure\u0000Tekanan Penduduk pada lahan pertanian adalah salah satu parameter penting untuk menentukan tingkat kualitas lingkungan pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Tekanan penduduk yang tinggi pada lahan pertanian di DAS dapat mengakibatkan penurunan sumber daya lahan dan kerusakan ekosistem DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan lahan pertanian, dan mengetahui tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Klasifikasi tekanan penduduk didasarkan pada SK Ditjen RLPS P.04/V-SET/2009. Metode yang digunakan yaitu menggunakan sistem informasi geografis dan analisis tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Hasil penelitian menunjukkan (1) Perubahan lahan yang terjadi di wilayah DAS Laeya khususnya untuk lahan pertanian (sawah, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, dan perkebunan) mengalami laju perubahan lahan yang sangat tinggi dari tahun 2015 hingga tahun 2020 yaitu meningkat seluas 2.035,71 Ha, sedangkan perubahan tutupan lahan pertanian menjadi permukiman sebesar 36,96 Ha (1,6 %). (2) TP di DAS Laeya sebagian besar dikategorikan baik (TP < 1). Wilayah kecamatan di DAS Laeya yang tekanan penduduknya dalam kategori baik adalah Kecamatan Baito, Laeya, Lainea, Moramo, Palangga, Palangga Selatan dan Wolasi. Wilayah Kecamatan Kolono nilai TP > 2 dikategorikan jelek.\u0000Kata Kunci: DAS, Perubahan Lahan, Tekanan Penduduk","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"47 8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86991721","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to identify how much waste production is in Raha City, Muna Regency and to analyze the waste management system in Raha City, Muna Regency. The methods used in this study are population projections, waste production projections and descriptive analysis. The results of the study show that (1) the amount of waste produced in Raha City in 2022 is 71,877 liters/day and the projected volume of waste generation in Raha City in 2027 will reach 119,4013 liters/day. (2) The waste management system in Raha City is (a) Operational Technical Aspects of waste management, namely container, frequency of waste transportation from TPS to TPA, and transportation in charge of moving waste from TPS for each dump truck is optimal: (b) Institutional Aspect, the involvement of other offices/agencies and private institutions is not yet optimal in supporting the duties of the Cleaning Office, the number of personnel and the fleet for transporting waste to the landfill is sufficient to meet the needs of waste management: (c) Aspects of financing, Muna Regent Regulation Number 46 of 2022 concerning Cleaning Service Retribution which is imposed on every housing, office, market, company, small business and hotel: (d) Legal Aspect, the people of Raha City do not yet have regulations or regulations regarding waste, but have Muna Regent Regulation Number 46 of 2022 concerning Cleaning Service Retribution: (e ) Aspects of Community Participation, there is still a lack of community participation on place indicators throwing garbage, Disposing of garbage according to a set schedule, and the lack of mutual cooperation carried out by the community. Keywords: System, Waste Management Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar produksi sampah di Kota Raha Kabupaten Muna dan untuk menganalisis sistem pengelolaan sampah di Kota Raha Kabupaten Muna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu proyeksi jumlah penduduk, proyeksi produksi sampah dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Besar produksi sampah di Kota Raha pada tahun 2022 yaitu 71.877 liter/hari dan proyeksi volume timbulan sampah di Kota Raha tahun 2027 mencapai 119.4013 liter/hari. (2) Sistem pengelolaan sampah di Kota Raha adalah (a) Aspek Teknik Operasional Pengelolaan sampah yaitu pewadahan, frekuensi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, dan pengangkutan yang bertugas memindahkan sampah dari TPS untuk setiap dump truck sudah optimal: (b) Aspek Kelembagaan, belum optimalnya keterlibatan kantor/instansi lain maupun lembaga swasta untuk mendukung tugas-tugas Kantor Kebersihan, jumlah personil dan armada pengangkutan sampah menuju TPA sudah cukup memenuhi kebutuhan pengelolaan sampah: (c) Aspek Pembiayaan, peraturan Bupati Muna Nomor 46 Tahun 2022 tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan yang dikenakan kepada setiap perumahan, kantor, pasar, perusahaan, usaha kecil dan perhotelan: (d) Aspek Hukum, masyarakat Kota Raha belum memiliki Regulasi atau peraturan tentang p
本研究旨在确定穆纳县拉哈市的废物产生量,并分析穆纳县拉哈市的废物管理系统。本研究使用的方法是人口预测、废物生产预测和描述性分析。研究结果表明:(1)2022年拉哈市垃圾产生量为71877升/天,预计2027年拉哈市垃圾产生量将达到1194013升/天。(2) Raha市的废物管理系统是(a)废物管理的操作技术方面,即容器、废物从TPS运输到TPA的频率以及每辆自卸卡车负责从TPS运输废物的运输是最佳的;(b)机构方面,其他办事处/机构和私人机构的参与尚不足以支持清洁办事处的职责,人员数量和将废物运送到堆填区的车队足以满足废物管理的需要;(c)融资方面,2022年Muna Regent规例第46号关于清洁服务的惩罚,对每个住房、办公室、市场、公司、小企业和酒店都有规定;(d)法律方面,拉哈市人民还没有关于废物的条例或条例,但有2022年穆纳摄政条例第46号,关于清洁服务的惩罚;(e)社区参与方面,仍然缺乏社区参与的地方指标扔垃圾,按照规定的时间表处理垃圾,缺乏社区进行的相互合作。关键词:系统,废物管理,penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberberapa besar产品,penelolaan sampah di Kota Raha Kabupaten Muna, untuk meng分析系统,penelolaan sampah di Kota Raha Kabupaten Muna。Metode yang digunakan dalam penelitian ini yitu proyeksi jumlah penduduk, proyeksi proyeksi产品sampah dan分析说明。Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Besar produksi sampah di Kota Raha pada tahun 2022 yitu 71.877 l /hari dan proyeksi volume timbulan sampah di Kota Raha tahun 2027 menapai 119.4013 l /hari。(2)系统pengelolaan sampah di Kota Raha adalah (a) Aspek Teknik操作pengelolaan sampah yitu pewadahan, frekuensi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, dan pengangkutan yang bertugas memindahkan sampah dari TPS untuk设置自卸卡车sudah最佳;(b)阿斯佩克·克伦巴吉安,belum optimalnya keterlibatan kantor/ instain maupun lembaga swasta undukung tugas-tugas kantor Kebersihan, jumlah personil dan armada pengangkutan sampah menuju TPA sudah cuppup memenhi kebutuhan penelolaan sampah; (c)阿斯佩克·克伦巴吉安,perangkutan Bupati Muna Nomor 46 Tahun 2022, tentenbubusi Pelayanan Kebersihan yang dikenakan kepada seppumahan, kantor, pasar, perusahan, usaha kecil dan perhotelan;(4) 2015年12月1日,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会;(5)全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会,全国人大代表大会。Kata Kunci:系统,Pengelolaan Sampah
{"title":"Analisis Sistem Pengelolaan Sampah Di Kota Raha Kabupaten Muna","authors":"Martin, La Ode Muh. Harafah, Lukman Yunus","doi":"10.33772/jpw.v8i1.332","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.332","url":null,"abstract":"This study aims to identify how much waste production is in Raha City, Muna Regency and to analyze the waste management system in Raha City, Muna Regency. The methods used in this study are population projections, waste production projections and descriptive analysis. The results of the study show that (1) the amount of waste produced in Raha City in 2022 is 71,877 liters/day and the projected volume of waste generation in Raha City in 2027 will reach 119,4013 liters/day. (2) The waste management system in Raha City is (a) Operational Technical Aspects of waste management, namely container, frequency of waste transportation from TPS to TPA, and transportation in charge of moving waste from TPS for each dump truck is optimal: (b) Institutional Aspect, the involvement of other offices/agencies and private institutions is not yet optimal in supporting the duties of the Cleaning Office, the number of personnel and the fleet for transporting waste to the landfill is sufficient to meet the needs of waste management: (c) Aspects of financing, Muna Regent Regulation Number 46 of 2022 concerning Cleaning Service Retribution which is imposed on every housing, office, market, company, small business and hotel: (d) Legal Aspect, the people of Raha City do not yet have regulations or regulations regarding waste, but have Muna Regent Regulation Number 46 of 2022 concerning Cleaning Service Retribution: (e ) Aspects of Community Participation, there is still a lack of community participation on place indicators throwing garbage, Disposing of garbage according to a set schedule, and the lack of mutual cooperation carried out by the community.\u0000Keywords: System, Waste Management\u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar produksi sampah di Kota Raha Kabupaten Muna dan untuk menganalisis sistem pengelolaan sampah di Kota Raha Kabupaten Muna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu proyeksi jumlah penduduk, proyeksi produksi sampah dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Besar produksi sampah di Kota Raha pada tahun 2022 yaitu 71.877 liter/hari dan proyeksi volume timbulan sampah di Kota Raha tahun 2027 mencapai 119.4013 liter/hari. (2) Sistem pengelolaan sampah di Kota Raha adalah (a) Aspek Teknik Operasional Pengelolaan sampah yaitu pewadahan, frekuensi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, dan pengangkutan yang bertugas memindahkan sampah dari TPS untuk setiap dump truck sudah optimal: (b) Aspek Kelembagaan, belum optimalnya keterlibatan kantor/instansi lain maupun lembaga swasta untuk mendukung tugas-tugas Kantor Kebersihan, jumlah personil dan armada pengangkutan sampah menuju TPA sudah cukup memenuhi kebutuhan pengelolaan sampah: (c) Aspek Pembiayaan, peraturan Bupati Muna Nomor 46 Tahun 2022 tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan yang dikenakan kepada setiap perumahan, kantor, pasar, perusahaan, usaha kecil dan perhotelan: (d) Aspek Hukum, masyarakat Kota Raha belum memiliki Regulasi atau peraturan tentang p","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88875638","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The land use intensity is an aspect that needs to be regulated related to urban development. This study aims to develop the concept of developing land use intensity in a commercial area in the Muntilan district so that it can be arranged to accommodate various activities through sustainable land use. The research method uses a quantitative approach with analysis of the intensity of land use at the study locus. The results show that the BCR and FAR values in the area are still below the maximum value and the Open Space Ratio value has not exceeded the calculated minimum value. The calculation of the existing building demarcation analysis still has not exceeded the calculated provisions so that development can still be carried out horizontally and vertically. The result of development concept is an Eco-Commercial Area by considering the intensity of land use. Keywords: land use intensity; trade area; city Intensitas Pemanfaatan Lahan merupakan aspek yang perlu diatur dalam hubungannya dengan perkembangan kota. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep pengembangan intensitas pemanfaatan lahan pada kawasan perdagangan di Kecamatan Muntilan agar dapat diatur untuk mewadahi berbagai aktivitas melalui pemanfaatan lahan secara berkelanjutan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan pada lokus studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KDB dan KLB kawasan masih di bawah nilai maksimal dan nilai KDH belum melampaui nilai minimum yang telah diperhitungkan. Perhitungan analisis GSB dan GSJ secara eksisting masih belum melampaui ketentuan yang telah diperhitungkan sehingga pembangunan masih dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Konsep pengembangan yang dihasilkan adalah Eco-Commercial Area dengan mempertimbangkan intensitas pemanfaatan lahannya. Kata Kunci: intensitas pemanfaatan lahan; kawasan perdagangan; kota
土地利用强度是城市发展中需要调控的一个方面。本研究的目的是发展发展的概念,在一个商业区的土地利用强度,使其可以安排,以适应各种活动,通过可持续的土地利用。研究方法采用定量方法,对研究区土地利用强度进行分析。结果表明,该区域的BCR和FAR值仍低于最大值,开放空间比值未超过计算的最小值。现有建筑划分分析的计算仍然没有超过计算规定,使开发仍然可以进行水平和垂直。开发理念的结果是考虑土地利用强度的生态商业区。关键词:土地利用强度;贸易领域;城市密集的Pemanfaatan Lahan merupakan说,yang perlu diatur dalam hubungannya dengan perkembangan kota。Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep pengembangan intensitas pemanfaatan lahan pada kawasan perdagangan di Kecamatan Muntilan agar datatur untuk mewadahi berbagai aktivitas melui pemanfaatan lahan secara berkelanjutan。方法penpenelitian menggunakan pendekatan定量分析;强度penmanfaatan Lahan padekus研究。Hasil penelitian menunjukkan bawa nilai KDB dan KLB kawasan masih di bawah nilai maksimal dan nilai KDH belum melampaui nilai minimum yang telah diperhitungkan。Perhitungan分析GSB dan GSJ secara eksisting masih belum melampaui ketentuan yang telah diperhitunkan sehinga pembangunan masih dapat dilakukan secara水平maupun垂直。Konsep pengembangan yang dihasilkan adalah生态商业区dengan成员pertimbangkan intensitas pmanfaatan lahannya。Kata Kunci: intensitas pemanfaatan lahan;kawasan perdagangan;哥打
{"title":"Konsep Pengembangan Intensitas Pemanfaatan Lahan Pada Kawasan Perdagangan di Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang","authors":"Lintang Suminar, Muhammad Zaenuddin","doi":"10.33772/jpw.v8i1.349","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.349","url":null,"abstract":"The land use intensity is an aspect that needs to be regulated related to urban development. This study aims to develop the concept of developing land use intensity in a commercial area in the Muntilan district so that it can be arranged to accommodate various activities through sustainable land use. The research method uses a quantitative approach with analysis of the intensity of land use at the study locus. The results show that the BCR and FAR values in the area are still below the maximum value and the Open Space Ratio value has not exceeded the calculated minimum value. The calculation of the existing building demarcation analysis still has not exceeded the calculated provisions so that development can still be carried out horizontally and vertically. The result of development concept is an Eco-Commercial Area by considering the intensity of land use.\u0000Keywords: land use intensity; trade area; city\u0000Intensitas Pemanfaatan Lahan merupakan aspek yang perlu diatur dalam hubungannya dengan perkembangan kota. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep pengembangan intensitas pemanfaatan lahan pada kawasan perdagangan di Kecamatan Muntilan agar dapat diatur untuk mewadahi berbagai aktivitas melalui pemanfaatan lahan secara berkelanjutan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan pada lokus studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KDB dan KLB kawasan masih di bawah nilai maksimal dan nilai KDH belum melampaui nilai minimum yang telah diperhitungkan. Perhitungan analisis GSB dan GSJ secara eksisting masih belum melampaui ketentuan yang telah diperhitungkan sehingga pembangunan masih dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Konsep pengembangan yang dihasilkan adalah Eco-Commercial Area dengan mempertimbangkan intensitas pemanfaatan lahannya.\u0000Kata Kunci: intensitas pemanfaatan lahan; kawasan perdagangan; kota","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75679044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The development of Sentra Peternakan Rakyat (SPR) area is the development program of the livestock sub-sector based on area and local resources. The aims of this research are 1). to determine the effect of the beef cattle commodity SPR area development program in Landono District on the income of farmers; and 2). To find out the factors that influence the development program of SPR area for beef cattle commodities in Landono District. This research is evaluative in nature using a deductive approach with quantitative and qualitative methods. Research data were analyzed using quantitative analysis with data gradations in the form of percentages to answer the first research objective, then using quantitative analysis, namely multiple linear regression to answer the second research objective. The results showed that the income level of farmers showed an increase after the development program of SPR area for beef cattle commodities in Landono District. Then, the factors that influence the development program of SPR area include accessibility, access to marketing, land area, workforce and government support. Keywords: area, development, SPR. Pengembangan kawasan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) merupakan program pengembangan subsektor peternakan yang berbasis kawasan dan sumber daya lokal. Tujuan penelitian ini yaitu 1). untuk mengetahui pengaruh program pengembangan kawasan SPR komoditas sapi potong di Kecamatan Landono terhadap pendapatan peternak; dan 2). untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam program pengembangan kawasan SPR komoditas sapi potong di Kecamatan Landono. Penelitian ini bersifat evaluatif yang menggunakan pendekatan deduktif dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dengan gradasi data berupa persentase untuk menjawab tujuan penelitian pertama, kemudian menggunakan analisis kuantitatif yaitu regresi linear berganda untuk menjawab tujuan penelitian kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan peternak menunjukkan peningkatan setelah adanya program pengembangan kawasan SPR komoditas sapi potong di Kecamatan Landono. Kemudian faktor-faktor yang berpengaruh dalam program pengembangan kawasan SPR tersebut meliputi aksesibilitas, akses pemasaran, luas lahan, tenaga kerja dan dukungan pemerintah. Kata kunci: kawasan, pengembangan, SPR
Sentra Peternakan Rakyat (SPR)地区的发展是基于地区和当地资源的畜牧业分部门的发展计划。本研究的目的是:1)确定兰多诺地区肉牛商品SPR区发展计划对农民收入的影响;2)找出影响兰多诺区肉牛商品SPR区发展规划的因素。本研究本质上是评估性的,使用了定量和定性方法的演绎方法。对研究数据进行定量分析,采用百分比形式的数据分级来回答第一个研究目标,然后使用定量分析,即多元线性回归来回答第二个研究目标。结果表明:兰多诺区实施肉牛商品专区开发方案后,农户收入水平有所提高;影响战略保护区发展规划的因素包括可达性、市场可及性、土地面积、劳动力和政府支持。关键词:区域;开发;战略资源;Pengembangan kawasan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) merupakan计划Pengembangan subsektor Peternakan yang berbasis kawasan dan sumddaya本地。1). untuk mengetahui pengaruh program pengembangan kawasan SPR komoditas sapi poong di Kecamatan Landono terhadap pendapatan peternak;[2] . untuk mengetahui factor - factor for yang berpengaruh dalam program pengembangan kawasan SPR komoditas sapi poong di Kecamatan Landono。penpenelitian是对杨蒙古纳坎、彭德康和杜德康进行定量和定性评价的方法。数据递进分析,数据递进分析,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进,数据递进。哈西尔penelitian menunjukkan bawa tingkat pendapatan peternak menunjukkan peningkatan setelah adanya节目pengembangan kawasan SPR komoditas sapi poong di Kecamatan Landono。Kemudian factor - factor for yang berpengaruh dalam program pengembangan kawasan SPR terterbut meliputi aksesibilitas, akses pemasaran, luas lahan, tenaga kerja dan dukungan pemintah。Kata kunci: kawasan, pengembangan, SPR
{"title":"Pengaruh Pengembangan Kawasan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Landono","authors":"Alif Abdussalam, Suryanto","doi":"10.33772/jpw.v8i1.344","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jpw.v8i1.344","url":null,"abstract":"The development of Sentra Peternakan Rakyat (SPR) area is the development program of the livestock sub-sector based on area and local resources. The aims of this research are 1). to determine the effect of the beef cattle commodity SPR area development program in Landono District on the income of farmers; and 2). To find out the factors that influence the development program of SPR area for beef cattle commodities in Landono District. This research is evaluative in nature using a deductive approach with quantitative and qualitative methods. Research data were analyzed using quantitative analysis with data gradations in the form of percentages to answer the first research objective, then using quantitative analysis, namely multiple linear regression to answer the second research objective. The results showed that the income level of farmers showed an increase after the development program of SPR area for beef cattle commodities in Landono District. Then, the factors that influence the development program of SPR area include accessibility, access to marketing, land area, workforce and government support.\u0000Keywords: area, development, SPR.\u0000Pengembangan kawasan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) merupakan program pengembangan subsektor peternakan yang berbasis kawasan dan sumber daya lokal. Tujuan penelitian ini yaitu 1). untuk mengetahui pengaruh program pengembangan kawasan SPR komoditas sapi potong di Kecamatan Landono terhadap pendapatan peternak; dan 2). untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam program pengembangan kawasan SPR komoditas sapi potong di Kecamatan Landono. Penelitian ini bersifat evaluatif yang menggunakan pendekatan deduktif dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dengan gradasi data berupa persentase untuk menjawab tujuan penelitian pertama, kemudian menggunakan analisis kuantitatif yaitu regresi linear berganda untuk menjawab tujuan penelitian kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan peternak menunjukkan peningkatan setelah adanya program pengembangan kawasan SPR komoditas sapi potong di Kecamatan Landono. Kemudian faktor-faktor yang berpengaruh dalam program pengembangan kawasan SPR tersebut meliputi aksesibilitas, akses pemasaran, luas lahan, tenaga kerja dan dukungan pemerintah.\u0000Kata kunci: kawasan, pengembangan, SPR","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80293295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-10DOI: 10.29313/jpwk.v18i1.1730
Melati Realita, Tiafahmi Angestiwi
Hutan Kota Bekasi merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup dengan luas 42.673 m2. Kawasan Hutan Kota Patriot Bina Bangsa Bekasi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bekasi Nomor: 032/Kep.459-BPKAD/XI/2012 difungsikan sebagai resapan air dan plasma nutfah, lokasi wisata, dan pusat aktifitas masyarakat. Berdasarkan observasi pendahuluan kondisi eksisting Hutan Kota Bekasi memiliki berbagai indikasi masalah yaitu pengguna yang kesusahan untuk menemukan toilet umum, fasilitas olahraga dan bermain anak yang sudah rapuh dan karat bahkan ada yang sudah patah dan tidak dapat digunakan padahal tiap sore banyak pemuda pemudi yang mengunjungi Hutan Kota sebagai tempat olahraga maupun rekreasi, keadaan Hutan Kota disaat malam ataupun menjelang malam sangat rawan karena kurangnya lampu penerangan disekitar area Hutan Kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kualitas aset fasilitas Hutan Kota Bekasi berdasarkan fasilitas pelayanan untuk pengguna, tingkat aktivitas, tingkat kebermaknaan, dan kemudahan akses. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi ilmiah, wawancara, dan angket/kuesioner dengan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan dimensi pelayanan untuk pengguna cukup, dimensi tingkat aktivitas cukup, dimensi tingkat kebermaknaan baik, dan dimensi kemudahan akses baik. Sehingga rekomendasi yang diberikan yaitu dilakukannya pengembangan aset fasilitas di Hutan Kota Patriot Bina Bangsa Bekasi
{"title":"Penilaian Kualitas Aset Fasilitas Hutan Kota Patriot Bina Bangsa Bekasi","authors":"Melati Realita, Tiafahmi Angestiwi","doi":"10.29313/jpwk.v18i1.1730","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i1.1730","url":null,"abstract":"Hutan Kota Bekasi merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup dengan luas 42.673 m2. Kawasan Hutan Kota Patriot Bina Bangsa Bekasi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bekasi Nomor: 032/Kep.459-BPKAD/XI/2012 difungsikan sebagai resapan air dan plasma nutfah, lokasi wisata, dan pusat aktifitas masyarakat. Berdasarkan observasi pendahuluan kondisi eksisting Hutan Kota Bekasi memiliki berbagai indikasi masalah yaitu pengguna yang kesusahan untuk menemukan toilet umum, fasilitas olahraga dan bermain anak yang sudah rapuh dan karat bahkan ada yang sudah patah dan tidak dapat digunakan padahal tiap sore banyak pemuda pemudi yang mengunjungi Hutan Kota sebagai tempat olahraga maupun rekreasi, keadaan Hutan Kota disaat malam ataupun menjelang malam sangat rawan karena kurangnya lampu penerangan disekitar area Hutan Kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kualitas aset fasilitas Hutan Kota Bekasi berdasarkan fasilitas pelayanan untuk pengguna, tingkat aktivitas, tingkat kebermaknaan, dan kemudahan akses. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi ilmiah, wawancara, dan angket/kuesioner dengan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan dimensi pelayanan untuk pengguna cukup, dimensi tingkat aktivitas cukup, dimensi tingkat kebermaknaan baik, dan dimensi kemudahan akses baik. Sehingga rekomendasi yang diberikan yaitu dilakukannya pengembangan aset fasilitas di Hutan Kota Patriot Bina Bangsa Bekasi","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45889441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-07DOI: 10.29313/jpwk.v18i1.1626
Provinsi D. I. Yogyakarta dikenal sebagai provinsi dengan jumlah pariwisata terbanyak ke dua di Indonesia. Di Provinsi D. I. Yogyakarta terdapat banyak Desa Wisata dan salah satu lokasi yang paling dikenal wisatawan adalah Desa Wisata Pentingsari yang terletak di Dusun Pentingsari, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Keberhasilan Desa Wisata Pentingsari tidak luput dari keberhasilan masyarakat Dusun Pentingsari dalam mengelola Desa Wisata Pentingsari yang berbasis konsep Community Based-Tourism. Hal tersebut hendaknya mampu untuk dipertahankan di masa depan, mengingat Desa Wisata Pentingsari merupakan salah satu ikon pariwisata yang berbasis nuansa kawasan pedesaan di Provinsi D. I Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberlanjutan Desa Wisata Pentingsari dalam mengembangkan desa wisatanya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data secara primer dan sekunder. Jumlah responden sebanyak 80 orang yang semuanya adalah masyarakat Dusun Pentingsari. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Multidimensional Scaling (MDS) dengan pendekatan Rap-Tour pada 3 (tiga) dimensi yaitu Ekologi, Ekonomi, dan Sosial. Hasil analisis menggunakan Multidimensional Scaling dengan pendekatan Rap-Tour pada ketiga dimensi menunjukkan indeks keberlanjutan Desa Wisata Pentingsari dinilai cukup berkelanjutan dengan nilai rata-rata dari ketiga dimensi adalah 65,336% pada selang 51-75. Analisis Monte Carlo dengan 25 kali pengulangan menunjukkan bahwa bahwa nilai status keberlanjutan Desa Wisata Pentingsari pada selang kepercayaan 95% didapatkan hasil yang tidak banyak mengalami perbedaan antara hasil analisis MDS dengan analisis Monte Carlo (< 5%).
{"title":"Analisis Keberlanjutan Desa Wisata Petingsari Menggunakan Metode Multidimensional Scalling (MDS) dengan Pendekatan Rap-Tour","authors":"","doi":"10.29313/jpwk.v18i1.1626","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i1.1626","url":null,"abstract":"Provinsi D. I. Yogyakarta dikenal sebagai provinsi dengan jumlah pariwisata terbanyak ke dua di Indonesia. Di Provinsi D. I. Yogyakarta terdapat banyak Desa Wisata dan salah satu lokasi yang paling dikenal wisatawan adalah Desa Wisata Pentingsari yang terletak di Dusun Pentingsari, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Keberhasilan Desa Wisata Pentingsari tidak luput dari keberhasilan masyarakat Dusun Pentingsari dalam mengelola Desa Wisata Pentingsari yang berbasis konsep Community Based-Tourism. Hal tersebut hendaknya mampu untuk dipertahankan di masa depan, mengingat Desa Wisata Pentingsari merupakan salah satu ikon pariwisata yang berbasis nuansa kawasan pedesaan di Provinsi D. I Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberlanjutan Desa Wisata Pentingsari dalam mengembangkan desa wisatanya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data secara primer dan sekunder. Jumlah responden sebanyak 80 orang yang semuanya adalah masyarakat Dusun Pentingsari. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Multidimensional Scaling (MDS) dengan pendekatan Rap-Tour pada 3 (tiga) dimensi yaitu Ekologi, Ekonomi, dan Sosial. Hasil analisis menggunakan Multidimensional Scaling dengan pendekatan Rap-Tour pada ketiga dimensi menunjukkan indeks keberlanjutan Desa Wisata Pentingsari dinilai cukup berkelanjutan dengan nilai rata-rata dari ketiga dimensi adalah 65,336% pada selang 51-75. Analisis Monte Carlo dengan 25 kali pengulangan menunjukkan bahwa bahwa nilai status keberlanjutan Desa Wisata Pentingsari pada selang kepercayaan 95% didapatkan hasil yang tidak banyak mengalami perbedaan antara hasil analisis MDS dengan analisis Monte Carlo (< 5%).","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46762754","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-05DOI: 10.29313/jpwk.v18i1.1642
Galih Mahardika, Ernady Syaodih, Ivan Chofyan
Laju alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian di Kota Bandung semakin tinggi, yang tidak saja mengancam ketahanan pangan, tetapi juga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Menindaklajuti penerapan Undang Undang Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, perlu dibuat Kajian Penerapan Kebijakan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) di Daerah Kota (Studi Kasus: Kota Bandung). Arahan kebijakan KP2B Kota Bandung sudah terdapat Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 yaitu mempertahankan kawasan pertanian tanaman pangan melalui intensifikasi lahan pertanian di 3 kecamatan. Namun belum eksplisit menyebutkan KP2B, detail lokasi dan luasannya baru berupa arahan kecamatan. Penelitian ini menggunakan metoda Analisa overlay dan SWOT. Dari hasil analisa overlay Kecamatan Mandalajati tidak dapat lagi dimasukan kedalam usulan KP2B karena sudah beralih fungsi menjadi Lahan Pemakaman. Lokasi KP2B yang sesuai dan dapat dipertahankan adalah yang berlokasi di Kecamatan Ujung Berung dan Kecamatan Cibiru. Diperlukan penetapan Kawasan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B) secara eksplisit dalam batang tubuh maupun peta perda Revisi RTRW Kota Bandung agar memiliki kekuatan hukum.
{"title":"Kajian Penerapan Kebijakan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Daerah Kota Bandung","authors":"Galih Mahardika, Ernady Syaodih, Ivan Chofyan","doi":"10.29313/jpwk.v18i1.1642","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i1.1642","url":null,"abstract":"Laju alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian di Kota Bandung semakin tinggi, yang tidak saja mengancam ketahanan pangan, tetapi juga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Menindaklajuti penerapan Undang Undang Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, perlu dibuat Kajian Penerapan Kebijakan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) di Daerah Kota (Studi Kasus: Kota Bandung). Arahan kebijakan KP2B Kota Bandung sudah terdapat Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 yaitu mempertahankan kawasan pertanian tanaman pangan melalui intensifikasi lahan pertanian di 3 kecamatan. Namun belum eksplisit menyebutkan KP2B, detail lokasi dan luasannya baru berupa arahan kecamatan. Penelitian ini menggunakan metoda Analisa overlay dan SWOT. Dari hasil analisa overlay Kecamatan Mandalajati tidak dapat lagi dimasukan kedalam usulan KP2B karena sudah beralih fungsi menjadi Lahan Pemakaman. Lokasi KP2B yang sesuai dan dapat dipertahankan adalah yang berlokasi di Kecamatan Ujung Berung dan Kecamatan Cibiru. Diperlukan penetapan Kawasan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B) secara eksplisit dalam batang tubuh maupun peta perda Revisi RTRW Kota Bandung agar memiliki kekuatan hukum.","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45622783","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-30DOI: 10.29313/jpwk.v18i1.1680
Perkembangan Kabupaten Bandung memperlihatkan kecenderungan pariwisata untuk menjadi andalan khususnya dalam menghasilkan pendapatan daerah. Pada kurun waktu 2014-2017 terjadi peningkatan jumlah wisatawan kurang lebih sebesar 1,1 juta wisatawan tiap tahunnya. Ini menandakan bahwa Kabupaten Bandung merupakan salah satu tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu potensi wisata di Kabupaten Bandung adalah Kawasan Agrowisata Ciwidey. Namun kawasan tersebut belum tergarap potensi wisatanya secara optimal, sehingga belum dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan perekonomian di Kabupaten Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi kinerja pengembangan Kawasan Agrowisata Ciwidey, untuk mengevaluasi penerapan konsep ideal agrowisata yang dapat mendukung pengembangan Kabupaten Bandung, dan untuk mengidentifikasi kendala apa saja yang mempengaruhi pengembangan kawasan Agrowisata Ciwidey. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung sudah berupaya dengan optimal dan telah berhasil melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan sebelumnya, meskipun tidak secara spesifik menyasar pada pengembangan Kawasan Agrowisata Ciwidey. Terlihat dari prosentase tingkat pencapaian target sasaran dengan nilai melebihi apa yang telah di targetkan.
{"title":"Evaluasi Kinerja Kawasan Agrowisata Ciwidey di Kabupaten Bandung","authors":"","doi":"10.29313/jpwk.v18i1.1680","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i1.1680","url":null,"abstract":"Perkembangan Kabupaten Bandung memperlihatkan kecenderungan pariwisata untuk menjadi andalan khususnya dalam menghasilkan pendapatan daerah. Pada kurun waktu 2014-2017 terjadi peningkatan jumlah wisatawan kurang lebih sebesar 1,1 juta wisatawan tiap tahunnya. Ini menandakan bahwa Kabupaten Bandung merupakan salah satu tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu potensi wisata di Kabupaten Bandung adalah Kawasan Agrowisata Ciwidey. Namun kawasan tersebut belum tergarap potensi wisatanya secara optimal, sehingga belum dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan perekonomian di Kabupaten Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi kinerja pengembangan Kawasan Agrowisata Ciwidey, untuk mengevaluasi penerapan konsep ideal agrowisata yang dapat mendukung pengembangan Kabupaten Bandung, dan untuk mengidentifikasi kendala apa saja yang mempengaruhi pengembangan kawasan Agrowisata Ciwidey. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung sudah berupaya dengan optimal dan telah berhasil melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan sebelumnya, meskipun tidak secara spesifik menyasar pada pengembangan Kawasan Agrowisata Ciwidey. Terlihat dari prosentase tingkat pencapaian target sasaran dengan nilai melebihi apa yang telah di targetkan.","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47441289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-30DOI: 10.29313/jpwk.v18i1.1964
Philia, Christi Latue, Juan Steiven Imanuel Septory, Glendy Somae, Heinrich Rakuasa
Kecamatan Sirimau merupakan salah satu kecamatan di Kota Ambon yang sering terjadi banjir. Salah satu upaya awal untuk mitigasi bencana banjir yaitu dengan memetakan daerah rawan banjir di Kecamatan Sirimau. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan daerah rawan banjir Di Kecamatan Sirimau menggunakan metode Multi-Criteria Analysis (MCA). Variabel-variabel penyebab banjir yang digunakan yaitu kemiringan lereng, ketinggian, penggunaan lahan, buffer sungai, jenis tanah dan curah hujan yang kemudian dilakukan overlay menggunakan metode Multi-Criteria Analysis (MCA). Bahaya banjir di Kecamatan Sirimau dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas tinggi yang memiliki luas 540,09 ha atau 14,59%, kelas sedang seluas 1.607,14 ha atau 43,41% dan kelas rendah seluas 1.555,34 ha atau sebesar 42,01%. Daerah permukiman yang terdampak banjir di Kecamatan Seirmau berada pada kelas sedang seluas 660,16 ha (58,20 %) dan kelas tinggi yaitu seluas 474,21 ha atau sebesar 41,80 %. Desa yang memiliki presentasi luasan bahaya banjir terbesar pada setiap kelas bahaya banjir yaitu Desa Batu Merah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk metigasi bencana banjir kedepannya.
{"title":"Pemodelan Daerah Rawan Banjir di Kecamatan Sirimau Menggunakan Metode Multi-Criteria Analysis (MCA)","authors":"Philia, Christi Latue, Juan Steiven Imanuel Septory, Glendy Somae, Heinrich Rakuasa","doi":"10.29313/jpwk.v18i1.1964","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i1.1964","url":null,"abstract":"Kecamatan Sirimau merupakan salah satu kecamatan di Kota Ambon yang sering terjadi banjir. Salah satu upaya awal untuk mitigasi bencana banjir yaitu dengan memetakan daerah rawan banjir di Kecamatan Sirimau. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan daerah rawan banjir Di Kecamatan Sirimau menggunakan metode Multi-Criteria Analysis (MCA). Variabel-variabel penyebab banjir yang digunakan yaitu kemiringan lereng, ketinggian, penggunaan lahan, buffer sungai, jenis tanah dan curah hujan yang kemudian dilakukan overlay menggunakan metode Multi-Criteria Analysis (MCA). Bahaya banjir di Kecamatan Sirimau dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas tinggi yang memiliki luas 540,09 ha atau 14,59%, kelas sedang seluas 1.607,14 ha atau 43,41% dan kelas rendah seluas 1.555,34 ha atau sebesar 42,01%. Daerah permukiman yang terdampak banjir di Kecamatan Seirmau berada pada kelas sedang seluas 660,16 ha (58,20 %) dan kelas tinggi yaitu seluas 474,21 ha atau sebesar 41,80 %. Desa yang memiliki presentasi luasan bahaya banjir terbesar pada setiap kelas bahaya banjir yaitu Desa Batu Merah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk metigasi bencana banjir kedepannya.","PeriodicalId":31501,"journal":{"name":"Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44576682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}