首页 > 最新文献

ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL最新文献

英文 中文
Nikah Massal Dalam Persfektif Hukum Islam, Studi di Desa Serdang Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 这是一项伊斯兰法律的大规模婚姻,是在邦加利通省南部邦加利通村的研究
Pub Date : 2021-12-01 DOI: 10.32923/ifj.v2i02.2011
M. Nurdin
Pernikahan bagi umat Islam merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami istri berdasar akad nikah yang diatur dalam undang-undang dengan tujuan membentuk keluarga sakinah atau rumah tangga yang bahagia sesuai dengan hukum Islam. Di Indoneisa pernikahan biasanya dilakukan dengan adat tertentu dan moment sakral, penuh khidmat dan suka cita. Lalu bagaimana jika pernikahan dilakukan secara bersama-sama, dengan menghadiri beberapa pasangan? Umumnya nikah massal hampir ada di setiap daerah di Indonesia, tidak terkecuali di Kepulauan Bangka Belitung. Tulisan ini melihat pernikahan massal yang dilakukan di Kepulauan Bangka Belitung yakni pernikahan massal di Kabupaten Bangka Selatan, tepatnya di Desa Serdang yang dilakukan setiap satu tahun sekali dalam pandangan Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kualitatif dengan melihat fenomena yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nikah massal di Desa Serdang dilakukan seusai panen hasil kebun, tujuannya merupakan bentuk rasa sukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas apa yang diperoleh. Dalam prosesnya pernikahan ini telah sesuai dengan hukum Islam dan mengikuti aturan yang telah ada, baik secara undang-undang maupun adat istiadat di masyarakat. 
根据阿卡德语的婚姻,穆斯林的婚姻是一种内在的结合,其目的是按照伊斯兰法律建立一个幸福的家庭。在印尼,婚姻通常是在特定的习俗和神圣的时刻举行的。如果婚姻是通过参加几对夫妻一起进行的呢?在印度尼西亚的几乎每个地区都有大规模婚姻,包括邦比里翁群岛。这篇文章展示了在邦比里翁群岛举行的集体婚礼,这是在南部邦加通区举行的集体婚礼,在伊斯兰教看来,每一年举行一次。本研究采用的方法是一种观察现象的定性方法。这项研究的结果表明,在收获了花园后,在苏当村举行的集体婚礼是为了感谢全能的上帝所获得的一切。在这个过程中,婚姻一直符合伊斯兰法律,并遵循现有的法律和社会习俗。
{"title":"Nikah Massal Dalam Persfektif Hukum Islam, Studi di Desa Serdang Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung","authors":"M. Nurdin","doi":"10.32923/ifj.v2i02.2011","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i02.2011","url":null,"abstract":"Pernikahan bagi umat Islam merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami istri berdasar akad nikah yang diatur dalam undang-undang dengan tujuan membentuk keluarga sakinah atau rumah tangga yang bahagia sesuai dengan hukum Islam. Di Indoneisa pernikahan biasanya dilakukan dengan adat tertentu dan moment sakral, penuh khidmat dan suka cita. Lalu bagaimana jika pernikahan dilakukan secara bersama-sama, dengan menghadiri beberapa pasangan? Umumnya nikah massal hampir ada di setiap daerah di Indonesia, tidak terkecuali di Kepulauan Bangka Belitung. Tulisan ini melihat pernikahan massal yang dilakukan di Kepulauan Bangka Belitung yakni pernikahan massal di Kabupaten Bangka Selatan, tepatnya di Desa Serdang yang dilakukan setiap satu tahun sekali dalam pandangan Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kualitatif dengan melihat fenomena yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nikah massal di Desa Serdang dilakukan seusai panen hasil kebun, tujuannya merupakan bentuk rasa sukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas apa yang diperoleh. Dalam prosesnya pernikahan ini telah sesuai dengan hukum Islam dan mengikuti aturan yang telah ada, baik secara undang-undang maupun adat istiadat di masyarakat. ","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114411121","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
IMPLEMENTASI WASIAT DAN KEWARISAN DALAM PERSFEKTIF HUKUM ISLAM
Pub Date : 2021-12-01 DOI: 10.32923/ifj.v2i02.2013
Winarno Winarno
Persoalan wasiat dan kewarisan dalam Islam merupakan suatu persoalan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Walaupun secara otomatis ketika meninggalnya seseorang berlaku hukum kewarisan di mana keluarga yang ditinggalkan merupakan pewaris dari yang meninggal, namun persoalan kewarisan tersebut tidak secara langsung dapat dilaksanakan. Di samping harta yang ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal untuk biaya pengurusan jenazah dan hutang yang ditinggalkannya, di sisi lain apabila yang meninggalkan tersebut meninggalkan wasiat terhadap harta yang ditinggalkannya, maka wasiat tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu baru pembagian harta warisan dapat dilaksanakan. Akan tetapi, persoalan wasiat yang ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal tersebut tidak boleh menyalahi ketentuan-ketentuan yang telah ada, baik itu yang diatur dalam hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan yang ada. Apabila ketentuan hukum yang telah diatur dalam hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan yang ada dilanggar, maka persoalan wasiat dan kewarisan tersebut bisa dianggap batal demi hukum.
在伊斯兰教中,遗嘱和遗产是不可分割的。虽然,当一个人的死是自动适用于继承法律,留下的家庭是死者的继承人,但遗产问题不能立即执行。除了死者为照顾遗体和遗留的债务而留下的财产外,另一方面,如果留下的人为遗产留下了遗嘱,那么必须先完成遗产分割才能完成。然而,死者留下的遗嘱不能违反现有的条款,无论是伊斯兰法律规定的还是现有的法律规定。如果伊斯兰法律中设定的法律条款或现有的法律法规受到侵犯,那么遗嘱和遗产的问题可能被视为无效。
{"title":"IMPLEMENTASI WASIAT DAN KEWARISAN DALAM PERSFEKTIF HUKUM ISLAM","authors":"Winarno Winarno","doi":"10.32923/ifj.v2i02.2013","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i02.2013","url":null,"abstract":"Persoalan wasiat dan kewarisan dalam Islam merupakan suatu persoalan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Walaupun secara otomatis ketika meninggalnya seseorang berlaku hukum kewarisan di mana keluarga yang ditinggalkan merupakan pewaris dari yang meninggal, namun persoalan kewarisan tersebut tidak secara langsung dapat dilaksanakan. Di samping harta yang ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal untuk biaya pengurusan jenazah dan hutang yang ditinggalkannya, di sisi lain apabila yang meninggalkan tersebut meninggalkan wasiat terhadap harta yang ditinggalkannya, maka wasiat tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu baru pembagian harta warisan dapat dilaksanakan. \u0000Akan tetapi, persoalan wasiat yang ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal tersebut tidak boleh menyalahi ketentuan-ketentuan yang telah ada, baik itu yang diatur dalam hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan yang ada. Apabila ketentuan hukum yang telah diatur dalam hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan yang ada dilanggar, maka persoalan wasiat dan kewarisan tersebut bisa dianggap batal demi hukum.","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127853683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
STATUS ANAK LUAR NIKAH (Judicial Activism Mahkamah Konstitusi dalam Putusan Nomor 46/PUU-VII/2010 Perspektif Mashlahah Izzuddin bin Abdissalam)
Pub Date : 2021-11-17 DOI: 10.32923/ifj.v2i02.2014
Mahbub Ainur Rofiq, Tutik Hamidah
Terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 46/PUU-VII/2010 menimbulkan polemik hukum, khususnya dalam pemikiran hukum Islam. Berbagai macam dukungan menyeruak ke permukaan, namun tidak sedikit pula kecaman dari kalangan ahli. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut memberikan kritik tajam dengan mengeluarkan fatwa Nomor 12 Tahun 2012 sebagai respon atas putusan tersebut. Hal ini karena Mahkamah Konstitusi (MK) dianggap membuat hukum syariah sendiri dan melampaui kapasitasnya dengan melegalkan nasab anak yang lahir dari hubungan luar nikah kepada orang tua biologisnya. Berangkat dari persoalan di atas, maka penulis ingin menelaah kembali putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 46/PUU-VII/2010 dengan menggunakan pisau analisis teori mashlahah Izzuddin Bin Abdissalam. Penelitian ini adalah penelitian hukum Islam normatif dengan menggunakan metode penelitian literer (library research). Karena itu, penulis hendak menelaah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) putusan Nomor 46/PUU-VII/2010 tentang status anak di luar nikah dengan kacamata teori mashlahah Izzuddin bin Abdissalam. Adapun hasil penelitian ini, yaitu: Pertama, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengandung mashlahah, utamanya bagi nasib dan masa depan seorang anak sebagai korban hubungan di luar nikah. Kedua, Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam tinjauan teori mashlahah -Izzuddin bin Abdissalam- merupakan mashlahah majazi (faktor pendorong) terwujudnya mashlahah haqiqiyyah (kebahagiaan bagi anak).
宪法法院的判决(MK)第46号/PUU-VII/2010年提出法律问题,特别是在伊斯兰法律思想方面。各种各样的支持者含糊其辞,但专家们也不例外。甚至印尼学者大会(MUI)也做出了严厉的批评,发布了2012年12号法令,以回应这一判决。这是因为宪法法院(MK)被认为制定了自己的伊斯兰教法,并超过了它的能力,将与其亲生父母的私生子纳布合法化。从上面的问题开始,作者想用一把刀分析宪法法院的裁决(MK)第46号/ puu vii /2010年。本研究是采用扫盲研究方法对伊斯兰法进行规范研究。因此,作者希望研究宪法法院的裁决(MK)第46条/ puu vii /2010年的裁决,关于以眼镜为依据的mashlaha Izzuddin bin Abdissalam理论,了解私生子的状况。这项研究的结果是:首先,宪法法院(MK)的判决包含了mashlaha,主要是为了一段婚外情受害者的命运和未来。第二,宪法法院的裁决(MK)在对mashlaha - izzuddin bin Abdissalam理论的回顾中指出,mashlaha ha haqiqiyyah(儿童的幸福)是mahlaha ha haqiqiyyah(儿童的幸福)的根本原因。
{"title":"STATUS ANAK LUAR NIKAH (Judicial Activism Mahkamah Konstitusi dalam Putusan Nomor 46/PUU-VII/2010 Perspektif Mashlahah Izzuddin bin Abdissalam)","authors":"Mahbub Ainur Rofiq, Tutik Hamidah","doi":"10.32923/ifj.v2i02.2014","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i02.2014","url":null,"abstract":"Terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 46/PUU-VII/2010 menimbulkan polemik hukum, khususnya dalam pemikiran hukum Islam. Berbagai macam dukungan menyeruak ke permukaan, namun tidak sedikit pula kecaman dari kalangan ahli. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut memberikan kritik tajam dengan mengeluarkan fatwa Nomor 12 Tahun 2012 sebagai respon atas putusan tersebut. Hal ini karena Mahkamah Konstitusi (MK) dianggap membuat hukum syariah sendiri dan melampaui kapasitasnya dengan melegalkan nasab anak yang lahir dari hubungan luar nikah kepada orang tua biologisnya. Berangkat dari persoalan di atas, maka penulis ingin menelaah kembali putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 46/PUU-VII/2010 dengan menggunakan pisau analisis teori mashlahah Izzuddin Bin Abdissalam. Penelitian ini adalah penelitian hukum Islam normatif dengan menggunakan metode penelitian literer (library research). Karena itu, penulis hendak menelaah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) putusan Nomor 46/PUU-VII/2010 tentang status anak di luar nikah dengan kacamata teori mashlahah Izzuddin bin Abdissalam. Adapun hasil penelitian ini, yaitu: Pertama, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengandung mashlahah, utamanya bagi nasib dan masa depan seorang anak sebagai korban hubungan di luar nikah. Kedua, Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam tinjauan teori mashlahah -Izzuddin bin Abdissalam- merupakan mashlahah majazi (faktor pendorong) terwujudnya mashlahah haqiqiyyah (kebahagiaan bagi anak).","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"7 Suppl 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129522959","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
BATASAN MEMUKUL ANAK UNTUK MELAKSANAKAN SHOLAT MENURUT HUKUM ISLAM & HUKUM POSITIF 限制殴打儿童执行伊斯兰法律和积极法律的限制
Pub Date : 2021-11-17 DOI: 10.32923/ifj.v2i02.2015
Harry Pribadi Garfes
Abstract This research is motivated by the misunderstanding of parents in giving punishments of beating their children in order to establish prayers, most parents beat their children without boundaries, so that parents have the potential to commit criminal acts. The purpose of this paper is to find out the limits in hitting children who are reluctant to pray, so that parents have knowledge and understanding in giving punishment to their children. This type of qualitative research uses content analysis in its conclusion. The results of this study are: Islamic law and positive law contain certain legal goals (maqashid al-syariah) in hitting children. In the hadith about the command to hit a 10-year-old child who is reluctant to pray it aims to maintain or maintain religion, while in positive law it aims to protect the soul or life of the child. As for the limitations in hitting a child, namely: Beating is carried out for mistakes that have occurred, not mistakes that are feared to occur, beatings may not injure the child and are adjusted to the circumstances and age of the child, beatings should not be carried out on vulnerable parts such as the stomach and head, beating with the purpose and basis of education and must not be excessive, the beatings must be carried out alternately, not in one part only, the beatings must be given a time lag, and must not be repeated, in hitting the elbows must not be lifted. beatings should not be carried out in a state of anger, refrain from hitting a child when he mentions the name of Allah, should not hit a child unless he is 10 years old. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidak pahaman orangtua dalam memberikan hukuman pemukulan kepada anak-anaknya dalam rangka mendirikan shalat, kebanyakan orangtua memukul anaknya tidak mengenal batasan, sehingga orangtua berpotensi melakukan tindak pidana. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui batasan dalam memukul anak yang  enggan mengerjakan shalat, sehingga orangtua memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam memberikan hukuman kepada anaknya. jenis penelitian kualitatif ini menggunakan analisis isi dalam penyimpulannya. Hasil penelitian ini yaitu: hukum Islam dan hukum Positif mengandung tujuan hukum (maqashid al-syariah) tertentu dalam memukul anak. Dalam hadits tentang perintah memukul anak 10 tahun yang enggan melaksanakan shalat bertujuan untuk menjaga atau memelihara Agama, sedangkan dalam hukum Positif bertujuan untuk menjaga jiwa atau kehidupan sang anak. Adapun batasan dalam memukul anak yaitu: Pemukulan dilakukan atas kesalahan yang telah terjadi, bukan kesalahan yang ditakutkan akan terjadi, pemukulan tidak boleh mencederai anak dan disesuaikan dengan keadaan serta usia anak, pemukulan tidak boleh dilakukan pada bagian yang rawan seperti perut dan kepala, pemukulan dengan maksud dan dasar pendidikan serta tidak boleh berlebihan, pemukulan harus dilakukan berselang-seling, bukan pada satu bagian saja, pemukulan harus diberikan jeda waktu, dan
摘要本研究的动机是家长在给予孩子体罚以建立祈祷的误解,大多数家长体罚孩子没有界限,从而使家长有可能实施犯罪行为。本文的目的是找出对不愿祈祷的孩子进行体罚的限度,让父母在对孩子的惩罚上有认识和理解。这种类型的定性研究在结论中使用内容分析。这项研究的结果是:伊斯兰法和实在法在打孩子方面包含一定的法律目标(maqashid al-syariah)。在圣训中,命令击打一个不愿祈祷的10岁孩子的目的是维护或维持宗教,而在实在法中,目的是保护孩子的灵魂或生命。至于打孩子的限制,即:跳动进行对于已经发生的错误,不担心发生错误,殴打不得伤害孩子和调整的情况和年龄的孩子,不应该进行殴打脆弱的部位,如腹部和头部,跳动的目的和基础教育,不能过度,殴打必须交替进行的,不只是其中一部分,必须给定一个时间间隔,殴打,不能重复,在击球时肘部不得抬起。不应该在愤怒的状态下进行殴打,不要在孩子提到安拉的名字时打他,不应该打孩子,除非他是10岁。摘要:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidak pahaman orangtua dalam memberikan hukuman pemukulan kepada anaknya dalam rangka mendirikan shalat, kebanyakan orangtua memukul anaknya tidak mengenal batasan, sehinga orangtua berpotensi melakukan tindak pidana。图胡安penulisan ini adalah untuk mengetahui batasan dalam memukul anak yang enggan mengerjakan shalat, sehinga猩猩memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam memberikan hukuman kepada anakya。Jenis penelitian quality of mongunakan analysis is dalam penelitian pulpulannya。哈西尔penelitian ini yyitu: hukum Islam dan hukum Positif mengandung tujuan hukum (maqashid al-syariah) tertentu dalam memukul anak。我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Adapun batasan dalam memukul anak yitu:Pemukulan dilakukan atas kesalahan yang ditakutkan akan terjadi, bukan kesalahan yang ditakutkan akan terjadi, Pemukulan tidak bolek boleh dilakukan paada bagian yang rawan seperti perut dan kejadi, Pemukulan tidak boleh boldakakan boldkan pendidikan serta tikh bollebihan, Pemukulan dengan maksud dan dasar pendidikan serta bollebihan, Pemukulan harus dilakukan berselang-seling, bukan padadu bagian saja, Pemukulan harus diberikan jeda waktu, dan tidak boltuh boltubi -tubi,Dalam memukul tidak boleh mengangkat siku。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”
{"title":"BATASAN MEMUKUL ANAK UNTUK MELAKSANAKAN SHOLAT MENURUT HUKUM ISLAM & HUKUM POSITIF","authors":"Harry Pribadi Garfes","doi":"10.32923/ifj.v2i02.2015","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i02.2015","url":null,"abstract":"Abstract \u0000This research is motivated by the misunderstanding of parents in giving punishments of beating their children in order to establish prayers, most parents beat their children without boundaries, so that parents have the potential to commit criminal acts. The purpose of this paper is to find out the limits in hitting children who are reluctant to pray, so that parents have knowledge and understanding in giving punishment to their children. This type of qualitative research uses content analysis in its conclusion. The results of this study are: Islamic law and positive law contain certain legal goals (maqashid al-syariah) in hitting children. In the hadith about the command to hit a 10-year-old child who is reluctant to pray it aims to maintain or maintain religion, while in positive law it aims to protect the soul or life of the child. As for the limitations in hitting a child, namely: Beating is carried out for mistakes that have occurred, not mistakes that are feared to occur, beatings may not injure the child and are adjusted to the circumstances and age of the child, beatings should not be carried out on vulnerable parts such as the stomach and head, beating with the purpose and basis of education and must not be excessive, the beatings must be carried out alternately, not in one part only, the beatings must be given a time lag, and must not be repeated, in hitting the elbows must not be lifted. beatings should not be carried out in a state of anger, refrain from hitting a child when he mentions the name of Allah, should not hit a child unless he is 10 years old. \u0000Abstrak \u0000Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidak pahaman orangtua dalam memberikan hukuman pemukulan kepada anak-anaknya dalam rangka mendirikan shalat, kebanyakan orangtua memukul anaknya tidak mengenal batasan, sehingga orangtua berpotensi melakukan tindak pidana. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui batasan dalam memukul anak yang  enggan mengerjakan shalat, sehingga orangtua memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam memberikan hukuman kepada anaknya. jenis penelitian kualitatif ini menggunakan analisis isi dalam penyimpulannya. Hasil penelitian ini yaitu: hukum Islam dan hukum Positif mengandung tujuan hukum (maqashid al-syariah) tertentu dalam memukul anak. Dalam hadits tentang perintah memukul anak 10 tahun yang enggan melaksanakan shalat bertujuan untuk menjaga atau memelihara Agama, sedangkan dalam hukum Positif bertujuan untuk menjaga jiwa atau kehidupan sang anak. Adapun batasan dalam memukul anak yaitu: Pemukulan dilakukan atas kesalahan yang telah terjadi, bukan kesalahan yang ditakutkan akan terjadi, pemukulan tidak boleh mencederai anak dan disesuaikan dengan keadaan serta usia anak, pemukulan tidak boleh dilakukan pada bagian yang rawan seperti perut dan kepala, pemukulan dengan maksud dan dasar pendidikan serta tidak boleh berlebihan, pemukulan harus dilakukan berselang-seling, bukan pada satu bagian saja, pemukulan harus diberikan jeda waktu, dan","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134259024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Politik Hukum Tindak Pidana Perzinahan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dan Dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 在《刑法》的刑法和《刑法》的草案中,政治性法律是通奸罪
Pub Date : 2021-11-17 DOI: 10.32923/ifj.v2i02.2016
Ndaru Satrio
Social, cultural, and religious values view that adultery in all its forms, whether committed by people who are married or who are not married, is a very disgraceful act, Political developments adultery criminal laws in the Book of the Criminal Justice Act and the Draft Code of Criminal Law, a. According RKUHP term used to refer to the term fornication is permukahan, b. Based on Article 483 paragraph (1) the concept of KUHP perpetrators of permukahan crimes are threatened with a maximum imprisonment of five years, c. the concept of KUHP is that the concept does not distinguish between married and unmarried perpetrators. d. RKUHP does not require any more for man’s subject to Article 27 BW (Civil Code).
社会、文化和宗教价值观认为,任何形式的通奸,无论是已婚还是未婚,都是一种非常可耻的行为。政治发展《刑事司法法》和《刑法草案》中的通奸刑法,a.根据RKUHP用来指代通奸一词的术语是permukahan。b.根据第483条第(1)款,KUHP的概念是,犯下permukahan罪行的人面临最高5年监禁的威胁。c. KUHP的概念是,该概念不区分已婚和未婚犯罪者。d.根据《民法典》第27条,RKUHP对男性不要求更多。
{"title":"Politik Hukum Tindak Pidana Perzinahan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dan Dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana","authors":"Ndaru Satrio","doi":"10.32923/ifj.v2i02.2016","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i02.2016","url":null,"abstract":"Social, cultural, and religious values view that adultery in all its forms, whether committed by people who are married or who are not married, is a very disgraceful act, Political developments adultery criminal laws in the Book of the Criminal Justice Act and the Draft Code of Criminal Law, a. According RKUHP term used to refer to the term fornication is permukahan, b. Based on Article 483 paragraph (1) the concept of KUHP perpetrators of permukahan crimes are threatened with a maximum imprisonment of five years, c. the concept of KUHP is that the concept does not distinguish between married and unmarried perpetrators. d. RKUHP does not require any more for man’s subject to Article 27 BW (Civil Code).","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129205652","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
STANDAR NAFKAH WAJIB ISTRI PERSFEKTIF FIQH DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM 伊斯兰法律的汇编和妻子义务维持的标准
Pub Date : 2021-09-11 DOI: 10.32923/ifj.v2i01.1937
Reno Ismanto
Nafkah adalah salahsatu hak finansial yang ditetapkan oleh Syariat Islam yang muncul dari akad nikah yang sah. Dalam menentukan standar nafkah wajib ahli hukum Islam (fuqahā) melihat ada berbagai pertimbangan yang dapat dijadikan acuan yaitu kondisi suami (hāl az-zauj), kebutuahn atau kondisi istri (hāl az-zaujah) atau keadaan keduanya secara bersamaan. Sementara dalam hukum positif keluarga muslim Indoensia melalui Kompilasi Hukum Islam (KHI) menetapkan bahwa ketentuan standar kewajiban nafkah menyesuaikan kondisi suami. Standar nafkah dalam fiqh mengakomodir banyak sisi, sementara dalam KHI lebih sederhana karena mengambil satu pandangan fiqh saja. Ketetapan dalam KHI bahwa standar nakfah menyesuaikan kondisi suami mengadopsi pandangan mazhab jumhur fuqaha.
生计是伊斯兰教制定的一项金融权利,该公司源自合法的婚姻制度。强制标准决定中谋生的伊斯兰教法学家(fuqahā)看到有各种各样的考虑可以参考即(hāl az-zauj)的丈夫,kebutuahn条件或条件(hāl妻子az-zaujah),或两者同时状态。fiqh的生活标准涵盖了很多方面,而KHI更简单的观点是fiqh。KHI的规则是,nakfah的标准调整了丈夫的条件,采用了mazhab jumhur fuqaha的观点。
{"title":"STANDAR NAFKAH WAJIB ISTRI PERSFEKTIF FIQH DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM","authors":"Reno Ismanto","doi":"10.32923/ifj.v2i01.1937","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i01.1937","url":null,"abstract":"Nafkah adalah salahsatu hak finansial yang ditetapkan oleh Syariat Islam yang muncul dari akad nikah yang sah. Dalam menentukan standar nafkah wajib ahli hukum Islam (fuqahā) melihat ada berbagai pertimbangan yang dapat dijadikan acuan yaitu kondisi suami (hāl az-zauj), kebutuahn atau kondisi istri (hāl az-zaujah) atau keadaan keduanya secara bersamaan. Sementara dalam hukum positif keluarga muslim Indoensia melalui Kompilasi Hukum Islam (KHI) menetapkan bahwa ketentuan standar kewajiban nafkah menyesuaikan kondisi suami. Standar nafkah dalam fiqh mengakomodir banyak sisi, sementara dalam KHI lebih sederhana karena mengambil satu pandangan fiqh saja. Ketetapan dalam KHI bahwa standar nakfah menyesuaikan kondisi suami mengadopsi pandangan mazhab jumhur fuqaha.","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130797666","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
FEMINIS SEBAGAI ALAT KESADARAN DALAM PERPEKTIF ISLAM TRADISIONAL 女权主义者是传统伊斯兰教视角中有意识的工具
Pub Date : 2021-09-11 DOI: 10.32923/ifj.v2i01.1938
M. N. Fanindy
Tulisan ini berupaya menjelaskan tentang fenomena perempuan yang dianggap sebagai makhluk kelas dua oleh beberapa penafsiran klasik dari teks-teks Al-Qur’an. Sehingga kaum perempuan menjadi inferior. Hal tersebut diperparah dengan anggapan-anggapan yang diambil dari pemahaman-pemahaman budaya yang tidak konstruktif. Padahal perempuan diciptakan sama oleh Allah Swt sebagai manusia, kemudian mengapa mereka dibatasi ruang geraknya, mulai dari ruang-ruang di dalam rumah tangga (domestik) sampai pada ruang publik atau kehidupan sosial. Penelitian ini bermula dari kajian-kajian yang diambil dari buku-buku klasik (turast), kemudian dibandingkan dengan realitas kekinian sehingga menemukan akar masalah sekaligus solusi tentang interpretasi-interpretasi sebelumnya. Tulisan ini diharapkan dapat mewarnai keilmuan hukum keluarga di Indonesia.
它试图通过对可兰经文献的一些古典解释来解释妇女被认为是二等生物的现象。所以女性处于劣势。从非建设性的文化理解中得出的假设加深了这一点。尽管女性是上帝创造的,但这就是为什么她们被限制在运动空间中,从家庭空间到公共空间或社交生活。这项研究始于对经典著作的研究,与现实的比较,发现了以前解释的根本问题和解决方案。本文将为印度尼西亚的家庭法律科学提供线索。
{"title":"FEMINIS SEBAGAI ALAT KESADARAN DALAM PERPEKTIF ISLAM TRADISIONAL","authors":"M. N. Fanindy","doi":"10.32923/ifj.v2i01.1938","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i01.1938","url":null,"abstract":"Tulisan ini berupaya menjelaskan tentang fenomena perempuan yang dianggap sebagai makhluk kelas dua oleh beberapa penafsiran klasik dari teks-teks Al-Qur’an. Sehingga kaum perempuan menjadi inferior. Hal tersebut diperparah dengan anggapan-anggapan yang diambil dari pemahaman-pemahaman budaya yang tidak konstruktif. Padahal perempuan diciptakan sama oleh Allah Swt sebagai manusia, kemudian mengapa mereka dibatasi ruang geraknya, mulai dari ruang-ruang di dalam rumah tangga (domestik) sampai pada ruang publik atau kehidupan sosial. Penelitian ini bermula dari kajian-kajian yang diambil dari buku-buku klasik (turast), kemudian dibandingkan dengan realitas kekinian sehingga menemukan akar masalah sekaligus solusi tentang interpretasi-interpretasi sebelumnya. Tulisan ini diharapkan dapat mewarnai keilmuan hukum keluarga di Indonesia.","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"179 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132924715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Dimensi Maqasid Shariah Dalam Ritualitas Ibadah Puasa Ramadhan 斋月斋戒仪式中的Maqasid Shariah维度
Pub Date : 2021-07-14 DOI: 10.32923/ifj.v2i01.1785
Athoillah Islamy
Ritualitas ibadah puasa ramadhan bukanlah sekedar ibadah yang berdimensi legal formalistik semata, seperti syarat, rukun, dan sah, batal atau tidaknya ibadah puasa tersebut. Namun demikian penting disadari bahwa pensyariatan ibadah puasa memiliki nilai-nilai falsafah hukum Islam yang termuat di dalamnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengeksplorasi nilai-nilai maqasid shariah yang termuat dalam perintah kewajiban ritualitas ibadah puasa ramadhan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa kajian pustaka (library research) dengan pendekatan normatif filosofis. Sumber  data  yang digunakan, yakni pelbagai literarur ilmiah, baik berupa buku (kitab) dan artikel jurnal ilmiah terkait pembahasan nilai-nilai falsafah ibadah puasa ramdhan. Sementara itu, teori analisis yang digunakan, yakni teori maqasid shariah yang dikembangkan oleh Jasser Auda. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat tiga nilai maqasid shariah yang termuat dalam ibadah puasa ramadhan, antara lain (1) Peningkatan keimanan sebagai orientasi hifz din (2) Pendidikan karakter sebagai orientasi hifz nafs (3) Kepeduliaan sosial sebagai orientasi hifz mal.
斋月斋戒的仪式不仅仅是合法的形式崇拜,如要求、和解和合法的斋戒是无效的。然而,我们必须认识到,斋戒仪式包含了伊斯兰律法的哲学价值观。这项研究旨在探索maqasid shariah的价值观,这些价值观包含在斋月斋戒仪式义务服务的戒律中。这是一种哲学规范方法的定性研究。所使用的数据来源是大量的科学著作,包括书籍和相关的科学期刊文章,讨论拉姆赞斋戒的哲学崇拜价值观。与此同时,所使用的分析理论,Jasser Auda开发的maqasid shariah理论。研究得出的结论是,在斋月快速崇拜中包含了三个maqasid shariah的价值,其中包括(1)对hifz din的信心教育(2)人格教育作为hifz fes(3)社会教养作为hifz mal的取向。
{"title":"Dimensi Maqasid Shariah Dalam Ritualitas Ibadah Puasa Ramadhan","authors":"Athoillah Islamy","doi":"10.32923/ifj.v2i01.1785","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i01.1785","url":null,"abstract":"Ritualitas ibadah puasa ramadhan bukanlah sekedar ibadah yang berdimensi legal formalistik semata, seperti syarat, rukun, dan sah, batal atau tidaknya ibadah puasa tersebut. Namun demikian penting disadari bahwa pensyariatan ibadah puasa memiliki nilai-nilai falsafah hukum Islam yang termuat di dalamnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengeksplorasi nilai-nilai maqasid shariah yang termuat dalam perintah kewajiban ritualitas ibadah puasa ramadhan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa kajian pustaka (library research) dengan pendekatan normatif filosofis. Sumber  data  yang digunakan, yakni pelbagai literarur ilmiah, baik berupa buku (kitab) dan artikel jurnal ilmiah terkait pembahasan nilai-nilai falsafah ibadah puasa ramdhan. Sementara itu, teori analisis yang digunakan, yakni teori maqasid shariah yang dikembangkan oleh Jasser Auda. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat tiga nilai maqasid shariah yang termuat dalam ibadah puasa ramadhan, antara lain (1) Peningkatan keimanan sebagai orientasi hifz din (2) Pendidikan karakter sebagai orientasi hifz nafs (3) Kepeduliaan sosial sebagai orientasi hifz mal.","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"45 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115547438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Tinjauan Hukum Islam terhadap Kewarisan Kelem pada Masyarakat Kecicang Islam 克吉仓伊斯兰社区克伦继承的伊斯兰法律评论
Pub Date : 2021-07-14 DOI: 10.32923/ifj.v2i01.1814
I. Umam
Kelem hereditary is one of the customary laws in the matter of the inheritance rights of grandchildren which is the result of the agreement of former community leaders in Kecicang Islam Village, Bungaya Kangin Village, Bebandem District, Karangasem Regency, Bali Province. Kelem comes from the Balinese language which means drowned. In terms of hereditary, kewarisan kelem means a grandson whose father or mother (the heir) died before the grandfather or grandmother (the inheritor) is said to have drowned (blocked) from inheritance rights because it is hindered by the parents’ brothers who are still alive. This is in contrast to the hereditary law system in Indonesia in the form of Islamic Law Compilation article 185 paragraph 1, which explains that, the heir who dies before the inheritors can be replaced by his child. The research method used was field research. This research was a descriptive analytic with juridical normative approach. Data collection methods used include interviews and documentation. After the data was collected, it was analyzed in a descriptive qualitative way with the 'urf and the theory of substitute heirs. The results showed that kelem hereditary is one of the customary laws as the result of the agreement of former community leaders in Kecicang Islam. This contradicts both Sunni and Shi'ah hereditary law systems as well as the hereditary laws in Indonesia.
Kelem世袭是关于孙辈继承权问题的习惯法之一,是巴厘岛省Karangasem县Bebandem区Bungaya Kangin村Kecicang伊斯兰村前社区领导人达成协议的结果。Kelem来自巴厘语,意思是淹死。在世袭方面,kewarisan kelem是指父亲或母亲(继承人)在祖父或祖母(继承人)之前去世的孙子,据说因为父母仍然活着的兄弟阻碍了继承权。这与印度尼西亚的世袭法律制度形成对比,其形式是伊斯兰法律汇编第185条第1款,该条解释说,继承人在继承人之前死亡的继承人可以由他的子女代替。研究方法为实地调查。本研究采用法律规范方法进行描述性分析。使用的数据收集方法包括访谈和文件。数据收集完成后,运用urf理论和替代继承人理论对数据进行描述性定性分析。结果表明,克勒姆世袭法是克勒姆伊斯兰教原社区领袖一致同意的习惯法之一。这与逊尼派和什叶派的世袭法律制度以及印度尼西亚的世袭法律相矛盾。
{"title":"Tinjauan Hukum Islam terhadap Kewarisan Kelem pada Masyarakat Kecicang Islam","authors":"I. Umam","doi":"10.32923/ifj.v2i01.1814","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i01.1814","url":null,"abstract":"Kelem hereditary is one of the customary laws in the matter of the inheritance rights of grandchildren which is the result of the agreement of former community leaders in Kecicang Islam Village, Bungaya Kangin Village, Bebandem District, Karangasem Regency, Bali Province. Kelem comes from the Balinese language which means drowned. In terms of hereditary, kewarisan kelem means a grandson whose father or mother (the heir) died before the grandfather or grandmother (the inheritor) is said to have drowned (blocked) from inheritance rights because it is hindered by the parents’ brothers who are still alive. This is in contrast to the hereditary law system in Indonesia in the form of Islamic Law Compilation article 185 paragraph 1, which explains that, the heir who dies before the inheritors can be replaced by his child. The research method used was field research. This research was a descriptive analytic with juridical normative approach. Data collection methods used include interviews and documentation. After the data was collected, it was analyzed in a descriptive qualitative way with the 'urf and the theory of substitute heirs. The results showed that kelem hereditary is one of the customary laws as the result of the agreement of former community leaders in Kecicang Islam. This contradicts both Sunni and Shi'ah hereditary law systems as well as the hereditary laws in Indonesia.","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133958383","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Eksistensi Pemaknaan Santet pada Pembaharuan Hukum Pidana 巫术在刑法改革方面的存在
Pub Date : 2021-06-23 DOI: 10.32923/ifj.v2i01.1700
R. Anwar
This paper discusses about witchcraft which is one of the controversial delict in draft criminal law september 2019 (RKUHP) in Indonesia. This is because most of the general public assumes that witchcraft is believed to be an act that can harm people, suffer and or even kill people. However, in accordance with the principle of legality and the difficulty of proof, witchcraft deeds so far can not be entered into the realm of justice so that it is not uncommon for people accused of witchcraft to lose their lives without going through legal process. Therefore, in this study by analyzing the witchcraft delict in the construction of RKUHP this study uses normative legal research methods whose data are obtained through literature studies. The results obtained revealed that witchcraft is a criminal act that must be constructed into the category of delik formil whose proof does not necessarily lead to the existence or absence of a supernatural force it self owned by the perpetrator or individual. However, what can be used as a delik is a criminal act committed that is a person who deliberately announces himself to have supernatural powers as article 252 paragraph 1 RKUHP.
本文讨论了印度尼西亚2019年9月刑法草案(RKUHP)中有争议的罪行之一巫术。这是因为大多数公众认为巫术被认为是一种可以伤害人、使人受苦甚至杀人的行为。然而,根据法定原则和举证难的原则,巫术行为至今仍不能进入司法领域,因此,被控巫术者不走法律程序而丧命的情况并不少见。因此,在本研究中,本研究采用规范的法律研究方法,通过文献研究获得数据,对RKUHP建设中的巫术犯罪进行分析。结果表明,巫术是一种犯罪行为,必须被构建到delik formil的范畴,其证据并不一定导致行凶者或个人拥有的超自然力量的存在或不存在。但是,可以作为delik的是故意宣布自己具有超自然力量的人所犯的犯罪行为,如RKUHP第252条第1款。
{"title":"Eksistensi Pemaknaan Santet pada Pembaharuan Hukum Pidana","authors":"R. Anwar","doi":"10.32923/ifj.v2i01.1700","DOIUrl":"https://doi.org/10.32923/ifj.v2i01.1700","url":null,"abstract":"This paper discusses about witchcraft which is one of the controversial delict in draft criminal law september 2019 (RKUHP) in Indonesia. This is because most of the general public assumes that witchcraft is believed to be an act that can harm people, suffer and or even kill people. However, in accordance with the principle of legality and the difficulty of proof, witchcraft deeds so far can not be entered into the realm of justice so that it is not uncommon for people accused of witchcraft to lose their lives without going through legal process. Therefore, in this study by analyzing the witchcraft delict in the construction of RKUHP this study uses normative legal research methods whose data are obtained through literature studies. The results obtained revealed that witchcraft is a criminal act that must be constructed into the category of delik formil whose proof does not necessarily lead to the existence or absence of a supernatural force it self owned by the perpetrator or individual. However, what can be used as a delik is a criminal act committed that is a person who deliberately announces himself to have supernatural powers as article 252 paragraph 1 RKUHP.","PeriodicalId":315035,"journal":{"name":"ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128496809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
期刊
ISLAMITSCH FAMILIERECHT JOURNAL
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1