Perdana Putra Kelana, U. Subhan, I. Suryadi, Rangga bayu Kusuma Haris
Kampung lauk in Bandung district is one of the efforts to increase the production of catfish (Clarias gariepinus). The purpose of this study was to determine the suitability of water quality for catfish cultivation in Bandung district. The Method used in this study was a survey method with purposive sampling technique to determine the point of observation and water sampling. This study was carried out in 3 stations which were potential locations for the lauk village with 2 sampling points at each station. Parameters observed were temperature, dissolved oxygen, pH and ammonia in accordance with the parameters listed in SNI 01-6484.5: 2002 Catfish (Clarias gariepinus) Rearing Class. Based on observations, the average value of all parameters at all stations is in accordance with SNI 01-6484.5: 2002, except for pH at station 2. Based on this, stations 1 and 3 are suitable for catfish cultivation, station 2 is not suitable.
{"title":"STUDI KESESUAIAN KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KAMPUNG LAUK KABUPATEN BANDUNG","authors":"Perdana Putra Kelana, U. Subhan, I. Suryadi, Rangga bayu Kusuma Haris","doi":"10.15578/AJ.V2I2.9887","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V2I2.9887","url":null,"abstract":"Kampung lauk in Bandung district is one of the efforts to increase the production of catfish (Clarias gariepinus). The purpose of this study was to determine the suitability of water quality for catfish cultivation in Bandung district. The Method used in this study was a survey method with purposive sampling technique to determine the point of observation and water sampling. This study was carried out in 3 stations which were potential locations for the lauk village with 2 sampling points at each station. Parameters observed were temperature, dissolved oxygen, pH and ammonia in accordance with the parameters listed in SNI 01-6484.5: 2002 Catfish (Clarias gariepinus) Rearing Class. Based on observations, the average value of all parameters at all stations is in accordance with SNI 01-6484.5: 2002, except for pH at station 2. Based on this, stations 1 and 3 are suitable for catfish cultivation, station 2 is not suitable.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126288754","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Udang vanamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu produk perikanan yang mempunyai nilai ekonomis penting. Produk ini memiliki faktor penentu sebagai komoditas ekspor dalam perdagangan internasional. Untuk itu, diperlukan proses penanganan yang baik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada proses pengolahan udang kupas mentah beku (peeled deveined). Metode dilakukan dengan observasi dan survei, dengan mengikuti secara langsung seluruh proses penerapan persyaratan kelayakan dasar (GMP, SSOP), mulai dari penerimaan bahan baku hingga pemuatan, dengan melakukan pengujian terhadap mutu (organoleptik, mikrobiologi, antibiotik), pengamatan penerapan rantai dingin, rendemen, dan produktivitas tenaga kerja. Analisa data dilakukan dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kelayakan dasar GMP dan SSOP sudah dilakukan dengan baik sesuai SNI No. 3457-2014 tentang udang kupas mentah beku. Hasil pengujian mutu organoleptik bahan baku dan produk akhir adalah 8, uji mikrobiologi berkisar 9 x 103 kol/gr - 2,5 x 103 kol/gr dan not detected untuk hasil uji antibiotik, sesuai dengan SNI. Penerapan rantai dingin telah dilakukan dengan baik dengan suhu udang bahan baku 3º C. Rendemen pada potong kepala dengan dan pengupasan kulit rata-rata 69,8 % dan 81,1 % sesuai dengan standar perusahaan. Produktivitas pada proses pemotongan kepala dan pengupasan adalah 37,1 dan 7,75 kg/jam/orang, sesuai dengan standar perusahaan.
{"title":"PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) DAN SANITASION STANDARD OPERATION PROCEDURES (SSOP) PADA PENGOLAHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) KUPAS MENTAH BEKU Peeled Deveined (PD)","authors":"Abrar Hafina, Y. Sipahutar, A. N. Siregar","doi":"10.15578/AJ.V2I2.9755","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V2I2.9755","url":null,"abstract":"Udang vanamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu produk perikanan yang mempunyai nilai ekonomis penting. Produk ini memiliki faktor penentu sebagai komoditas ekspor dalam perdagangan internasional. Untuk itu, diperlukan proses penanganan yang baik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada proses pengolahan udang kupas mentah beku (peeled deveined). Metode dilakukan dengan observasi dan survei, dengan mengikuti secara langsung seluruh proses penerapan persyaratan kelayakan dasar (GMP, SSOP), mulai dari penerimaan bahan baku hingga pemuatan, dengan melakukan pengujian terhadap mutu (organoleptik, mikrobiologi, antibiotik), pengamatan penerapan rantai dingin, rendemen, dan produktivitas tenaga kerja. Analisa data dilakukan dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kelayakan dasar GMP dan SSOP sudah dilakukan dengan baik sesuai SNI No. 3457-2014 tentang udang kupas mentah beku. Hasil pengujian mutu organoleptik bahan baku dan produk akhir adalah 8, uji mikrobiologi berkisar 9 x 103 kol/gr - 2,5 x 103 kol/gr dan not detected untuk hasil uji antibiotik, sesuai dengan SNI. Penerapan rantai dingin telah dilakukan dengan baik dengan suhu udang bahan baku 3º C. Rendemen pada potong kepala dengan dan pengupasan kulit rata-rata 69,8 % dan 81,1 % sesuai dengan standar perusahaan. Produktivitas pada proses pemotongan kepala dan pengupasan adalah 37,1 dan 7,75 kg/jam/orang, sesuai dengan standar perusahaan.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133185049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bobby Demeianto, Muhammad At Arkan, Y. E. Priharanto, J. P. Siahaan
Energi listrik saat ini telah menjelma menjadi kebutuhan pokok bagi para penggunanya. Dalam suatu kapal penangkap ikan, energi listrik selain dibutuhkan dalam kegiatan navigasi juga dibutuhkan sebagai alat bantu dalam proses penangkapan ikan dimana dalam proses penangkapan ikan tersebut menggunakan lampu sorot atau flood light untuk memancing kehadiran ikan tangkapan mendekati kapal. Pada umumnya system instalasi listrik tiga phasa dapat dikatakan baik bila system pembagian beban pada system tersebut seimbang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari nilai presentase ketidakseimbangan arus listrik pada instalasi listrik tiga phasa pada kapal penangkap ikan KM. Sumber Rezeki. Selain itu penelitian ini juga memiliki tujuan untuk mencari nilai rata-rata presentase pembebanan arus listrik pada setiap phasa pada generator tersebut dan juga mencari nilai efisiensi generator pada KM. Sumber Rezeki. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa presentase ketidakseimbangan instalasi listrik tiga phasa KM. Sumber Rezeki pada saat generator beroperasi maksimal berada pada angka 6,5%. Dari hasil perhitungan juga didapatkan bahwa rata-rata presentase pembebanan pada generator listrik KM. Maradona adalah senilai 68,6% dengan nilai arus rata-rata sebesar 68 Ampere. Berbanding lurus dengan nilai arus rata-rata, nilai daya semu rata-rata KM. Sumber Rezeki berada pada angka 45,5 kVA dengan rata-rata nilai efisiensi generator sebesar 70,06%.
{"title":"ANALISA PEMBAGIAN BEBAN PADA INSTALASI LISTRIK TIGA PHASA KAPAL PENANGKAP IKAN STUDI KASUS PADA KM. SUMBER REZEKI","authors":"Bobby Demeianto, Muhammad At Arkan, Y. E. Priharanto, J. P. Siahaan","doi":"10.15578/AJ.V2I2.9901","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V2I2.9901","url":null,"abstract":"Energi listrik saat ini telah menjelma menjadi kebutuhan pokok bagi para penggunanya. Dalam suatu kapal penangkap ikan, energi listrik selain dibutuhkan dalam kegiatan navigasi juga dibutuhkan sebagai alat bantu dalam proses penangkapan ikan dimana dalam proses penangkapan ikan tersebut menggunakan lampu sorot atau flood light untuk memancing kehadiran ikan tangkapan mendekati kapal. Pada umumnya system instalasi listrik tiga phasa dapat dikatakan baik bila system pembagian beban pada system tersebut seimbang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari nilai presentase ketidakseimbangan arus listrik pada instalasi listrik tiga phasa pada kapal penangkap ikan KM. Sumber Rezeki. Selain itu penelitian ini juga memiliki tujuan untuk mencari nilai rata-rata presentase pembebanan arus listrik pada setiap phasa pada generator tersebut dan juga mencari nilai efisiensi generator pada KM. Sumber Rezeki. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa presentase ketidakseimbangan instalasi listrik tiga phasa KM. Sumber Rezeki pada saat generator beroperasi maksimal berada pada angka 6,5%. Dari hasil perhitungan juga didapatkan bahwa rata-rata presentase pembebanan pada generator listrik KM. Maradona adalah senilai 68,6% dengan nilai arus rata-rata sebesar 68 Ampere. Berbanding lurus dengan nilai arus rata-rata, nilai daya semu rata-rata KM. Sumber Rezeki berada pada angka 45,5 kVA dengan rata-rata nilai efisiensi generator sebesar 70,06%.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115812566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
B. Ziliwu, Iskandar Musa, Y. E. Priharanto, Tono Tono
Sistem pendingin dilengkapi dalam mesin untuk pendingin dan mencegah terjadinya panas yang berlebihan, sistem pendingin disamping bertujuan untuk mencegah keadaan tersebut, diperlukan untuk mengatur dan mempertahankan suhu temperatur yang tetap dalam mesin beroperasi dengan cara mengalirkan media pendingin untuk bagian-bagian mesin yang hendak didinginkan, sistem pendingin juga harus diperhatikan agar mesin dapat beroperasi dengan baik, salah satu komponen sistem pendingin adalah alat penukar kalor (heat exchanger) mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang kinerja sistem pendingin. Heat exchanger adalah suatu alat yang dimana terjadi aliran perpindahan panas diantara dua fluida atau lebih pada temperatur yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di atas kapal KM. Sido Mulyo Santoso Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Sistem pendingin yang digunakan pada kapal KM. Sido Mulyo Santoso yaitu sistem pendingin tidak langsung, dimana sistem tidak langsung ini air laut dihisap menggunakan pompa sentrifugal kemudian air laut tersebut kemudian dihisap oleh pompa air tawar untuk dialirkan ke komponen mesin induk. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana melakukan perawatan dan pengoperasian sistem pendingin pada mesin induk yang ada di atas kapal KM. Sido Mulyo Santoso. Perawatan yang dilakukan ada 2 cara kerja, yaitu perawatan bulanan dan perawatan tak terduga
{"title":"PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN SISTEM PENDINGIN (HEAT EXCHANGER) PADA MESIN INDUK KAPAL KM. SIDO MULYO SANTOSO DI PPN SIBOLGA","authors":"B. Ziliwu, Iskandar Musa, Y. E. Priharanto, Tono Tono","doi":"10.15578/AJ.V2I2.9533","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V2I2.9533","url":null,"abstract":"Sistem pendingin dilengkapi dalam mesin untuk pendingin dan mencegah terjadinya panas yang berlebihan, sistem pendingin disamping bertujuan untuk mencegah keadaan tersebut, diperlukan untuk mengatur dan mempertahankan suhu temperatur yang tetap dalam mesin beroperasi dengan cara mengalirkan media pendingin untuk bagian-bagian mesin yang hendak didinginkan, sistem pendingin juga harus diperhatikan agar mesin dapat beroperasi dengan baik, salah satu komponen sistem pendingin adalah alat penukar kalor (heat exchanger) mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang kinerja sistem pendingin. Heat exchanger adalah suatu alat yang dimana terjadi aliran perpindahan panas diantara dua fluida atau lebih pada temperatur yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di atas kapal KM. Sido Mulyo Santoso Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Sistem pendingin yang digunakan pada kapal KM. Sido Mulyo Santoso yaitu sistem pendingin tidak langsung, dimana sistem tidak langsung ini air laut dihisap menggunakan pompa sentrifugal kemudian air laut tersebut kemudian dihisap oleh pompa air tawar untuk dialirkan ke komponen mesin induk. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana melakukan perawatan dan pengoperasian sistem pendingin pada mesin induk yang ada di atas kapal KM. Sido Mulyo Santoso. Perawatan yang dilakukan ada 2 cara kerja, yaitu perawatan bulanan dan perawatan tak terduga","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"641 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133540360","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cumi-cumi adalah produk kelautan yang banyak tersedia di perairan Indonesia. Beberapa cumi diproses. Cumi-cumi adalah jenis chepaloda yang dikenal di dunia perdagangan selain sotong dan gurita. Proses pembuatan dimsum dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, mulai dari tahap penyiasan, pencucian, penggilingan, pencampuran rempah-rempah, menekan, mengukus, dan akhirnya tahap pengemasan dan pelabelan. terlalu mencurigakan, tekstur elastis dan rasa yang tidak hambar atau asin. Formulasi terbaik dari 3 perawatan dalam membuat dim sum adalah perawatan kedua, dengan kode sampel K.2, yaitu penambahan kecap 6% dan 12%, hal ini dibuktikan dengan uji hedonik oleh 30 panelis yang lebih memilih rasa, warna, rasa dan tekstur produk Dimsum perawatan ke-2 menggunakan modal Rp. 98.000 dalam 500 g dapat menghasilkan 18 cangkir dengan jumlah Dim Sum 126. Laba yang diperoleh sebesar Rp 28.000, analisis R/C 3,85.
{"title":"PENGOLAHAN DIMSUM CUMI (Loligo sp.) DENGAN PENGGUNAAN KONSENTRASI KECAP ASIN YANG BERBEDA","authors":"B. Basri, K. Harahap, Andiki Yelofeva","doi":"10.15578/AJ.V2I2.9879","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V2I2.9879","url":null,"abstract":"Cumi-cumi adalah produk kelautan yang banyak tersedia di perairan Indonesia. Beberapa cumi diproses. Cumi-cumi adalah jenis chepaloda yang dikenal di dunia perdagangan selain sotong dan gurita. Proses pembuatan dimsum dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, mulai dari tahap penyiasan, pencucian, penggilingan, pencampuran rempah-rempah, menekan, mengukus, dan akhirnya tahap pengemasan dan pelabelan. terlalu mencurigakan, tekstur elastis dan rasa yang tidak hambar atau asin. Formulasi terbaik dari 3 perawatan dalam membuat dim sum adalah perawatan kedua, dengan kode sampel K.2, yaitu penambahan kecap 6% dan 12%, hal ini dibuktikan dengan uji hedonik oleh 30 panelis yang lebih memilih rasa, warna, rasa dan tekstur produk Dimsum perawatan ke-2 menggunakan modal Rp. 98.000 dalam 500 g dapat menghasilkan 18 cangkir dengan jumlah Dim Sum 126. Laba yang diperoleh sebesar Rp 28.000, analisis R/C 3,85.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124166356","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT. Tridaya Eramina Bahari adalah salah satu perusahaan perikanan produsen tuna loin beku di Jakarta. Standar yang ditetapkan untuk menjamin sistem keamanan pangan yaitu HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) harus dipenuhi oleh perusahaan untuk menjamin mutu produk. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan HACCP pada pengolahan tuna loin beku di PT. Tridaya Eramina Bahari. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode yang digunakan yaitu metode survei dengan menggunakan kuisioner dari responden. Berdasarkan 12 langkah penerapan HACCP di PT. Tridaya Eramina Bahari meliputi pembentukan tim HACCP, deskripsi produk, identifikasi penggunaan, penyusunan diagram alir proses, pemeriksaan diagram alir proses, analisa bahaya, penetapan Critical Control Point (CCP), penetapan batas kritis, penetapan prosedur monitoring, tindakan koreksi, tindakan verifikasi, serta penetapan dan dokumentasi sudah diterapkan, namun ada tiga tahapan proses yang perlu ditingkatkan keamanan pangannya. Hasil evaluasi penerapan HACCP di PT. Tridaya Eramina Bahari menunjukkan bahwa CCP yaitu pada tahap penerimaan bahan baku, pengemasan dan pelabelan, serta pendeteksian logam.
{"title":"PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) TUNA (Thunnus sp.) LOIN BEKU DI PT. TRIDAYA ERAMINA BAHARI","authors":"N. E. Hasibuan, A. Azka, Anisa Efri Rohaini","doi":"10.15578/aj.v2i1.9491","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/aj.v2i1.9491","url":null,"abstract":"PT. Tridaya Eramina Bahari adalah salah satu perusahaan perikanan produsen tuna loin beku di Jakarta. Standar yang ditetapkan untuk menjamin sistem keamanan pangan yaitu HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) harus dipenuhi oleh perusahaan untuk menjamin mutu produk. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan HACCP pada pengolahan tuna loin beku di PT. Tridaya Eramina Bahari. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode yang digunakan yaitu metode survei dengan menggunakan kuisioner dari responden. Berdasarkan 12 langkah penerapan HACCP di PT. Tridaya Eramina Bahari meliputi pembentukan tim HACCP, deskripsi produk, identifikasi penggunaan, penyusunan diagram alir proses, pemeriksaan diagram alir proses, analisa bahaya, penetapan Critical Control Point (CCP), penetapan batas kritis, penetapan prosedur monitoring, tindakan koreksi, tindakan verifikasi, serta penetapan dan dokumentasi sudah diterapkan, namun ada tiga tahapan proses yang perlu ditingkatkan keamanan pangannya. Hasil evaluasi penerapan HACCP di PT. Tridaya Eramina Bahari menunjukkan bahwa CCP yaitu pada tahap penerimaan bahan baku, pengemasan dan pelabelan, serta pendeteksian logam.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132789514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kota Dumai merupakan wilayah pesisir yang terletak di Provinsi Riau yang memiliki peran besar dalam memajukan sektor perikanan laut. Masyarakat pesisir kota Dumai rata-rata memiliki pekerjaan sebagai nelayan. Alat tangkap sondong merupakan salah satu alat tangkap dominan yang digunakan oleh nelayan di kota Dumai. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan sondong yang didaratkan di PPI Kota Dumai. Penelitian dilakukan pada Bulan Agustus 2020 bertempat di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kota Dumai. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan survey lapang (observasi) dan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara kepada nelayan, hasil tangkapan utama alat tangkap sondong adalah udang putih (Pennaeus sp.), sedangkan hasil tangkapan sampingan dari alat tangkap sondong adalah Ikan sebelah (Psettodes sp.), Rajungan (Scylla sp.), udang mantis (Squilla sp.), Ikan Lidah (Cynoglossus sp.), Ikan Gulamah (Otolithoides sp.), Ikan buntal (Tetraodon sp.), dan Belut laut (Macrotema sp.). Biota hasil tangkapan sondong yang didaratkan di PPI Kota Dumai antara lain: Udang Putih, Rajungan, dan Ikan hasil tangkapan sampingan seperti Ikan Lidah dan Ikan sebelah.
{"title":"KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP SONDONG YANG DIDARATKAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KOTA DUMAI, RIAU","authors":"Tyas Dita Pramesthy, R. Y. Hutapea","doi":"10.15578/AJ.V2I1.9878","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V2I1.9878","url":null,"abstract":"Kota Dumai merupakan wilayah pesisir yang terletak di Provinsi Riau yang memiliki peran besar dalam memajukan sektor perikanan laut. Masyarakat pesisir kota Dumai rata-rata memiliki pekerjaan sebagai nelayan. Alat tangkap sondong merupakan salah satu alat tangkap dominan yang digunakan oleh nelayan di kota Dumai. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan sondong yang didaratkan di PPI Kota Dumai. Penelitian dilakukan pada Bulan Agustus 2020 bertempat di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kota Dumai. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan survey lapang (observasi) dan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara kepada nelayan, hasil tangkapan utama alat tangkap sondong adalah udang putih (Pennaeus sp.), sedangkan hasil tangkapan sampingan dari alat tangkap sondong adalah Ikan sebelah (Psettodes sp.), Rajungan (Scylla sp.), udang mantis (Squilla sp.), Ikan Lidah (Cynoglossus sp.), Ikan Gulamah (Otolithoides sp.), Ikan buntal (Tetraodon sp.), dan Belut laut (Macrotema sp.). Biota hasil tangkapan sondong yang didaratkan di PPI Kota Dumai antara lain: Udang Putih, Rajungan, dan Ikan hasil tangkapan sampingan seperti Ikan Lidah dan Ikan sebelah.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126264811","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perdana Putra Kelana, Sandra Moerti Oktavian, Muhammad Fiqi Fadillah, M. Arkham
Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) dapat dimanfaatkan sebagai wisata selam. Kabupaten Karawang memiliki 3 lokasi BMKT yang akan dimanfaatkan untuk wisata selam. Studi ini dilakukan pada bulan Oktober 2019 dengan mengamati 4 stasiun pengambilan data yaitu Karang Kapalan, Karang Sendulang dan Karang Tamiyang serta Pulau Gede. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode survey. Adapun parameter yang diamati adalah jarak lokasi dari pantai, kondisi BMKT, dan kecerahan perairan serta kecepatan arus. Pengolahan data dilakukan untuk menghitung nilai Indeks Kelayakan Wisata (IKW) guna mengetahui kategori kelayakan wisata. Berdasarkan hasil studi, BMKT yang berupa fragmen keramik dalam kondisi tidak utuh dan keceraha perairan yang rendah menjadi penyebab nilai IKW rendah. Nilai IKW ke-4 stasiun berada pada kisaran 39-41% dan termasuk kedalam kategori sesuai bersyarat.
{"title":"STUDI KELAYAKAN LOKASI BARANG MUATAN KAPAL TENGGELAM (BMKT) SEBAGAI WISATA SELAM DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT","authors":"Perdana Putra Kelana, Sandra Moerti Oktavian, Muhammad Fiqi Fadillah, M. Arkham","doi":"10.15578/AJ.V1I2.8949","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V1I2.8949","url":null,"abstract":"Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) dapat dimanfaatkan sebagai wisata selam. Kabupaten Karawang memiliki 3 lokasi BMKT yang akan dimanfaatkan untuk wisata selam. Studi ini dilakukan pada bulan Oktober 2019 dengan mengamati 4 stasiun pengambilan data yaitu Karang Kapalan, Karang Sendulang dan Karang Tamiyang serta Pulau Gede. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode survey. Adapun parameter yang diamati adalah jarak lokasi dari pantai, kondisi BMKT, dan kecerahan perairan serta kecepatan arus. Pengolahan data dilakukan untuk menghitung nilai Indeks Kelayakan Wisata (IKW) guna mengetahui kategori kelayakan wisata. Berdasarkan hasil studi, BMKT yang berupa fragmen keramik dalam kondisi tidak utuh dan keceraha perairan yang rendah menjadi penyebab nilai IKW rendah. Nilai IKW ke-4 stasiun berada pada kisaran 39-41% dan termasuk kedalam kategori sesuai bersyarat.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124703325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ikan malong (Muraenesox cinerus) tersebar dari Sumatera hingga Sulawesi. Ikan ini dapat digunakan sebagai bahan baku kamaboko karena memiliki edible portions yang tinggi dan daging berwarna putih. Setelah dilakukan pencucian kualitas tekstur daging ini relatif kurang baik. Sodium tripoliphosphat (STPP) merupakan salah satu cryprotectant yang dapat meningkatkan tekstur daging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi STPP dalam pembuatan kmaboko terhadap tingkat kesukaan panelis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan perlakuan konsentrasi STPP yaitu 0%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; dan 1%. Pengamatan yang dilakukan adalah uji kesukaan. Parameter yang diamati meliputi rasa, aroma, warna, tekstur, uji lipat, dan uji gigit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan STPP berpengaruh signifikan terhadap parameter rasa, tekstur, uji lipat, dan uji gigit. Kamaboko dengan penambahan STPP sebesar 0,8% merupakan kamaboko yang paling disukai panelis.
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN SODIUM TRIPOLIPHOSPHAT TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KAMABOKO IKAN MALONG (Muraenesox cinerus)","authors":"A. Azka, Apri Mujiyanti","doi":"10.15578/AJ.V1I2.8953","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V1I2.8953","url":null,"abstract":"Ikan malong (Muraenesox cinerus) tersebar dari Sumatera hingga Sulawesi. Ikan ini dapat digunakan sebagai bahan baku kamaboko karena memiliki edible portions yang tinggi dan daging berwarna putih. Setelah dilakukan pencucian kualitas tekstur daging ini relatif kurang baik. Sodium tripoliphosphat (STPP) merupakan salah satu cryprotectant yang dapat meningkatkan tekstur daging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi STPP dalam pembuatan kmaboko terhadap tingkat kesukaan panelis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan perlakuan konsentrasi STPP yaitu 0%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; dan 1%. Pengamatan yang dilakukan adalah uji kesukaan. Parameter yang diamati meliputi rasa, aroma, warna, tekstur, uji lipat, dan uji gigit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan STPP berpengaruh signifikan terhadap parameter rasa, tekstur, uji lipat, dan uji gigit. Kamaboko dengan penambahan STPP sebesar 0,8% merupakan kamaboko yang paling disukai panelis.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130386726","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}