Nurafni Nurafni, Sandra Hi. Muhammad, Nurilfa Sari Kurung
Teripang atau yang lebih dikenal dengan timun laut merupakan salah satu organisme dari filum echinodermata kelas Holothuroidea. Teripang (Holothuroidea) dapat di temukan atau dijumpai di seluruh perairan pantai mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola Sebaran dan Indeks Ekologi Teripang di perairan Desa Pandanga Kabupaten Pulau Morotai.Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2019 dengan menggunakan Metode Transek Kuadrat. Dimulai dengan pengambilan data teripang di Perairan Army Dock Desa Pandanga Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai.Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan formula pola distribusi internal dan indeks ekologi keanekaragaman jenis, indeks dominasi, indeks kemerataan). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai keanekaragam stasiun I sampai III (0,68-0,90), kemerataan 0.618-0,985 dan dominasi 0,69-0,564. Penyebaran teripang pada semua stasiun penelitian menunjukkan pola penyebaran bersifat mengelompok dengan nilai >1.
{"title":"POLA SEBARAN DAN INDEKS EKOLOGI TERIPANG DI PERAIRAN ARMY DOCK DESA PANDANGA KABUPATEN PULAU MOROTAI","authors":"Nurafni Nurafni, Sandra Hi. Muhammad, Nurilfa Sari Kurung","doi":"10.15578/AJ.V1I2.8952","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V1I2.8952","url":null,"abstract":"Teripang atau yang lebih dikenal dengan timun laut merupakan salah satu organisme dari filum echinodermata kelas Holothuroidea. Teripang (Holothuroidea) dapat di temukan atau dijumpai di seluruh perairan pantai mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola Sebaran dan Indeks Ekologi Teripang di perairan Desa Pandanga Kabupaten Pulau Morotai.Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2019 dengan menggunakan Metode Transek Kuadrat. Dimulai dengan pengambilan data teripang di Perairan Army Dock Desa Pandanga Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai.Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan formula pola distribusi internal dan indeks ekologi keanekaragaman jenis, indeks dominasi, indeks kemerataan). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai keanekaragam stasiun I sampai III (0,68-0,90), kemerataan 0.618-0,985 dan dominasi 0,69-0,564. Penyebaran teripang pada semua stasiun penelitian menunjukkan pola penyebaran bersifat mengelompok dengan nilai >1.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130730273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tyas Dita Pramesthy, Ratu Sari Mardiah, Shiffa Febyarandika Shalichaty, M. Arkham, Rangga bayu Kusuma Haris, Perdana Putra Kelana, Djunaidi Djunaidi
. Pengembangan perikanan tangkap berbasis CCRF dapat dilakukan untuk memanfaatkan potensi perikanan tangkap secara optimal. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis alat tangkap jaring insang berdasarkan dokumen CCRF sebagai kelanjutan dalam memberikan kebijakan dalam penggunaan alat tangkap. Metode pengambilan data yaitu menggunakan kuesioner selanjutnya dianalisis menggunakan statistika deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kekurangan dari penggunaan jaring insang yaitu terdapat pada mutu ikan yang tertangkap cenderung sedikit mengalami cacat fisik (bagian operkulum), serta masih tertangkapnya hasil tangkapan sampingan. Kesimpulan dari penelitian yaitu bahwa alat tangkap jaring insang direkomendasikan untuk digunakan oleh nelayan karena sesuai dengan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang memenuhi ketentuan dokumen CCRF.
{"title":"ANALISIS ALAT TANGKAP JARING INSANG (GILL NET) BERDASARKAN KODE ETIK TATALAKSANA PERIKANAN BERTANGGUNG JAWAB DI PERAIRAN KOTA DUMAI","authors":"Tyas Dita Pramesthy, Ratu Sari Mardiah, Shiffa Febyarandika Shalichaty, M. Arkham, Rangga bayu Kusuma Haris, Perdana Putra Kelana, Djunaidi Djunaidi","doi":"10.15578/AJ.V1I2.8951","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V1I2.8951","url":null,"abstract":". Pengembangan perikanan tangkap berbasis CCRF dapat dilakukan untuk memanfaatkan potensi perikanan tangkap secara optimal. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis alat tangkap jaring insang berdasarkan dokumen CCRF sebagai kelanjutan dalam memberikan kebijakan dalam penggunaan alat tangkap. Metode pengambilan data yaitu menggunakan kuesioner selanjutnya dianalisis menggunakan statistika deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kekurangan dari penggunaan jaring insang yaitu terdapat pada mutu ikan yang tertangkap cenderung sedikit mengalami cacat fisik (bagian operkulum), serta masih tertangkapnya hasil tangkapan sampingan. Kesimpulan dari penelitian yaitu bahwa alat tangkap jaring insang direkomendasikan untuk digunakan oleh nelayan karena sesuai dengan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang memenuhi ketentuan dokumen CCRF.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130903120","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perairan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor perikanan tangkap karena perairan tersebut merupakan wilayah migrasi ikan. Potensi sumberdaya ikan yang tinggi di Kabupaten Lombok Timur seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mendatangkan keuntungan bagi masyarakat nelayan disana. Strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan yaitu dengan menentukan komoditas unggulannya. Metode analisis yang digunakan adalah location quotient (LQ) dan Indeks Spesialisasi (IS). Hasil yang diperoleh adalah ikan setuhuk hitam (Makaira indica), ikan tuna madidihang (Thunnus Albacares), ikan kenyar, ikan tetengkek (Megalaspis cordyla), ikan talang-talang (Scomberoides tala), dan ikan japuh (Dussumeiria spp) merupakan komoditas unggulan dan paling banyak dihasilkan di Kabupaten Lombok Timur, serta mampu menyumbang produksi perikanan di Provinsi NTB. Sedangkan komoditas spesial tidak dimiliki oleh kabupaten ini, namun masih terdapat komoditas yang potensial untuk dikembangkan, yaitu Ikan tuna madidihang (Thunnus Albacares), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan setuhuk hitam (Makaira indica), ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster), dan ikan tongkol (Euthynnus affinis).
{"title":"IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR","authors":"R. P. Sari, Soraya Gigentika, Tyas Dita Pramesthy","doi":"10.15578/AJ.V1I2.8948","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V1I2.8948","url":null,"abstract":"Perairan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor perikanan tangkap karena perairan tersebut merupakan wilayah migrasi ikan. Potensi sumberdaya ikan yang tinggi di Kabupaten Lombok Timur seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mendatangkan keuntungan bagi masyarakat nelayan disana. Strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan yaitu dengan menentukan komoditas unggulannya. Metode analisis yang digunakan adalah location quotient (LQ) dan Indeks Spesialisasi (IS). Hasil yang diperoleh adalah ikan setuhuk hitam (Makaira indica), ikan tuna madidihang (Thunnus Albacares), ikan kenyar, ikan tetengkek (Megalaspis cordyla), ikan talang-talang (Scomberoides tala), dan ikan japuh (Dussumeiria spp) merupakan komoditas unggulan dan paling banyak dihasilkan di Kabupaten Lombok Timur, serta mampu menyumbang produksi perikanan di Provinsi NTB. Sedangkan komoditas spesial tidak dimiliki oleh kabupaten ini, namun masih terdapat komoditas yang potensial untuk dikembangkan, yaitu Ikan tuna madidihang (Thunnus Albacares), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan setuhuk hitam (Makaira indica), ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster), dan ikan tongkol (Euthynnus affinis).","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125822734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Potensi perikanan di WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) 572 atau yang bertempat di Pantai Timur Sumatera (Samudera Hindia) melimpah. Salah satu wilayah WPP 572 yaitu Sumatera Barat. Peningkatan hasil produksi ikan yang didaratkan di PPS Bungus dari 1.873.000 Kg pada tahun 2012 hingga mencapai 2.322.000 Kg pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan dari alat tangkap pancing ulur (hand line) dan mengetahui cara pengoperasian dari alat tangkap pancing ulur (hand line). Hasil tangkapan pancing ulur (hand line) terdiri dari hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan utamanya adalah ikan tuna dan hasil tangkapan sampingannya yaitu cumi-cumi, ikan lemadang, ikan layaran, ikan marlin, dan ikan kakap tanah. Pancing ulur dioperasikan dengan menggunakan umpan cumi hidup yang dikaitkan pada mata pancing, kemudian umpan dilemparkan dengan pemberat agar tidak melayang-layang disebabkan oleh arus laut.
{"title":"STUDI PENGOPERASIAN PANCING ULUR DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN PADA KM JALA JANA 05 DI WPP 572","authors":"Muhammad Tesen, R. Y. Hutapea","doi":"10.15578/AJ.V1I2.8950","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V1I2.8950","url":null,"abstract":"Potensi perikanan di WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) 572 atau yang bertempat di Pantai Timur Sumatera (Samudera Hindia) melimpah. Salah satu wilayah WPP 572 yaitu Sumatera Barat. Peningkatan hasil produksi ikan yang didaratkan di PPS Bungus dari 1.873.000 Kg pada tahun 2012 hingga mencapai 2.322.000 Kg pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan dari alat tangkap pancing ulur (hand line) dan mengetahui cara pengoperasian dari alat tangkap pancing ulur (hand line). Hasil tangkapan pancing ulur (hand line) terdiri dari hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan utamanya adalah ikan tuna dan hasil tangkapan sampingannya yaitu cumi-cumi, ikan lemadang, ikan layaran, ikan marlin, dan ikan kakap tanah. Pancing ulur dioperasikan dengan menggunakan umpan cumi hidup yang dikaitkan pada mata pancing, kemudian umpan dilemparkan dengan pemberat agar tidak melayang-layang disebabkan oleh arus laut.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133982989","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Y. Hutapea, Tyas Dita Pramesthy, S. Roza, Suci Asrina Ikhsan, Ratu Sari Mardiah, R. P. Sari, Shiffa Febyarandika Shalichaty
Kota Dumai merupakan salah satu wilayah di Riau yang memiiki potensi udang, terutama udangputih. Alat tangkap yang biasa digunaka oleh nelayan untuk menangkap udang adalah sondong.Tingginyaaktivitas penangkapan nelayan sondong berdampak pada kelestarian sumber daya udang. Penelitian inibertujuan untuk menentukan struktur dan ukuran udang; menentukan hubungan panjang dan bobot udang;menentukan nisbah kelamin; serta menentukan ukuran layak tangkap udang. Penelitian ini menggunakanmetode purposive sampling. Rata-rata panjang udang jantan dan betina yang tertangkap yaitu 10,4-11,0 cm.Udang jantan yang paling banyak tertangkap berukuran 10 cm dan udang betina berukuran 12 cm. Polapertumbuhan udang jantan adalah allometrik negatif, sedangkan pola pertumbuhan udang betina adalahallometrik positif. Udang jantan yang tertangkap sebanyak 79%, sedangkan udang betina sebanyak 21%.
{"title":"STRUKTUR DAN UKURAN LAYAK TANGKAP UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DENGAN ALAT TANGKAP SONDONG DI PERAIRAN DUMAI","authors":"R. Y. Hutapea, Tyas Dita Pramesthy, S. Roza, Suci Asrina Ikhsan, Ratu Sari Mardiah, R. P. Sari, Shiffa Febyarandika Shalichaty","doi":"10.15578/AJ.V1I1.8379","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V1I1.8379","url":null,"abstract":"Kota Dumai merupakan salah satu wilayah di Riau yang memiiki potensi udang, terutama udangputih. Alat tangkap yang biasa digunaka oleh nelayan untuk menangkap udang adalah sondong.Tingginyaaktivitas penangkapan nelayan sondong berdampak pada kelestarian sumber daya udang. Penelitian inibertujuan untuk menentukan struktur dan ukuran udang; menentukan hubungan panjang dan bobot udang;menentukan nisbah kelamin; serta menentukan ukuran layak tangkap udang. Penelitian ini menggunakanmetode purposive sampling. Rata-rata panjang udang jantan dan betina yang tertangkap yaitu 10,4-11,0 cm.Udang jantan yang paling banyak tertangkap berukuran 10 cm dan udang betina berukuran 12 cm. Polapertumbuhan udang jantan adalah allometrik negatif, sedangkan pola pertumbuhan udang betina adalahallometrik positif. Udang jantan yang tertangkap sebanyak 79%, sedangkan udang betina sebanyak 21%.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134417673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Maskur, Arham Rumpa, Supryady Supryady, Mohammad Roin Najih, Hawati Hawati
Bagan perahu merupakan alat tangkap yang prinsip kerjanya memanfaatkan cahaya lampu untuk mengumpulkan gerombolan ikan baik yang bersifat fototaksis positif atau ikan yang ingin mencari makan di sekitar cahaya lampu dan pada umumnya lebih efektif digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis seperti ikan Teri, ikan Tongkol, dan cumi. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Lamurukung merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan tangkap di Desa Lamurukung Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone, dimana jenis alat tangkap di TPI Desa Lamurukung mayoritas menggunakan alat penangkap ikan bagan perahu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi kelayakan usaha pada pengoprasian alat penangkap ikan bagan perahu dengan beberapa indikator yaitu Analisa Rugi/Laba, Payback Period (PP), Analisa Net Present Value (NPV), dan Analisa Revenue Cost Ratio (R/C Ratio). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai keuntungan per tahun sebesar Rp. 233.464.667, PP sebesar 1,56, NPV sebesar 53.722.736,4, dan R/C Ratio sebesar 1,95, sehingga usaha pengoprasian alat penangkapan ikan bagan perahu layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.
{"title":"ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOPRASIAN ALAT PENANGKAP IKAN (API) BAGAN PERAHU DI TEMPAT PELELANGAN IKAN DESA LAMURUKUNG KECAMATAN LAMURU KABUPATEN BONE","authors":"M. Maskur, Arham Rumpa, Supryady Supryady, Mohammad Roin Najih, Hawati Hawati","doi":"10.15578/aj.v1i1.9045","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/aj.v1i1.9045","url":null,"abstract":"Bagan perahu merupakan alat tangkap yang prinsip kerjanya memanfaatkan cahaya lampu untuk mengumpulkan gerombolan ikan baik yang bersifat fototaksis positif atau ikan yang ingin mencari makan di sekitar cahaya lampu dan pada umumnya lebih efektif digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis seperti ikan Teri, ikan Tongkol, dan cumi. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Lamurukung merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan tangkap di Desa Lamurukung Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone, dimana jenis alat tangkap di TPI Desa Lamurukung mayoritas menggunakan alat penangkap ikan bagan perahu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi kelayakan usaha pada pengoprasian alat penangkap ikan bagan perahu dengan beberapa indikator yaitu Analisa Rugi/Laba, Payback Period (PP), Analisa Net Present Value (NPV), dan Analisa Revenue Cost Ratio (R/C Ratio). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai keuntungan per tahun sebesar Rp. 233.464.667, PP sebesar 1,56, NPV sebesar 53.722.736,4, dan R/C Ratio sebesar 1,95, sehingga usaha pengoprasian alat penangkapan ikan bagan perahu layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130600158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mesin diesel merupakan mesin yang paling banyak digunakan sebagai sumber energi mekanisdiatas kapal. Mesin diesel adalah salah satu mesin pembakaran dalam yang menghasilkan energi gerak danenergi panas. Panas berlebihan pada mesin mengakibatkan kerusakan mesin. Untuk mencegah panas yangberlebihan pada mesin diesel maka diperlukan pendinginan yang tepat, salah satu komponen yang bertugassebagai pendingin mesin adalah fresh water cooler (FWC) berupa heat exchager. Gagalnya FWC untukmendinginkan air tawar sebagai media pendingin mesin mengakibatkan kerusakan mesin. Perawatan FWCmerupakan tindakan untuk mengembalikan kemampuan FWC pada kondisi yang prima untuk mendinginkanfresh water dan mencegah terjadinya kegagalan mesin akibat temperatur mesin yang melebihi batas yangditentukan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tindakan perawatan yangdilakukan pada FWC sistem pendinginan mesin diesel penggerak generator listrik menggunakan metode studikasus yang pada kapal navigasi, hasil penelitian dipaparkan secara diskriptif. Kesimpulan penelitian iniperawatan FWC pada kapal navigasi sudah berjalan dengan baik, dilaksanakan sesuai instruksi kerja petunjukmesin, sesuai jadwal, hasil perawatan didapat temperatur mesin kembali sesuai dengan yang diharapkan.
{"title":"PERAWATAN FRESH WATER COOLER PADA SISTEM PENDINGINAN MESIN DIESEL PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DI KAPAL NAVIGASI MILIK DISTRIK NAVIGASI KELAS I AMBON","authors":"Demianus W Sroyer, M. Abrori, Sigit Purnama Sidhi","doi":"10.15578/AJ.V1I1.8845","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/AJ.V1I1.8845","url":null,"abstract":"Mesin diesel merupakan mesin yang paling banyak digunakan sebagai sumber energi mekanisdiatas kapal. Mesin diesel adalah salah satu mesin pembakaran dalam yang menghasilkan energi gerak danenergi panas. Panas berlebihan pada mesin mengakibatkan kerusakan mesin. Untuk mencegah panas yangberlebihan pada mesin diesel maka diperlukan pendinginan yang tepat, salah satu komponen yang bertugassebagai pendingin mesin adalah fresh water cooler (FWC) berupa heat exchager. Gagalnya FWC untukmendinginkan air tawar sebagai media pendingin mesin mengakibatkan kerusakan mesin. Perawatan FWCmerupakan tindakan untuk mengembalikan kemampuan FWC pada kondisi yang prima untuk mendinginkanfresh water dan mencegah terjadinya kegagalan mesin akibat temperatur mesin yang melebihi batas yangditentukan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tindakan perawatan yangdilakukan pada FWC sistem pendinginan mesin diesel penggerak generator listrik menggunakan metode studikasus yang pada kapal navigasi, hasil penelitian dipaparkan secara diskriptif. Kesimpulan penelitian iniperawatan FWC pada kapal navigasi sudah berjalan dengan baik, dilaksanakan sesuai instruksi kerja petunjukmesin, sesuai jadwal, hasil perawatan didapat temperatur mesin kembali sesuai dengan yang diharapkan.","PeriodicalId":322395,"journal":{"name":"Aurelia Journal","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127055294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}