首页 > 最新文献

Sukma Jurnal Pendidikan最新文献

英文 中文
Use of Blended Learning in Teaching Islamic History: The Case of the 8th Grade of Sukma Bangsa School in Aceh 混合学习在伊斯兰历史教学中的应用:以亚齐Sukma Bangsa学校八年级为例
Pub Date : 2018-06-04 DOI: 10.32533/02104(2018)
Adhi Lesmana, Basiran Basiran
The article is intended to introduce blended learning methods at Sukma Bangsa School, Aceh. The purpose of this study is to demonstrate the effectiveness of blended learning method specifically in the study of Islamic history, which is one of the main topics in religion education lessons in the 8th grade at the three different locations of Sukma Bangsa School. The study uses quantitative methods and was carried out during the first semester of the school year 2015 -2016 in the three locations of Sukma Bangsa School. Research data was obtained through the pre-test and the post-test that were conducted at the beginning of the research and the end of the research. The total number of students in this study was 142 students: 57 students from Bireuen, 34 students from Pidie, and 51 students from Lhokseumawe. The results of the study at the three different locations of Sukma Bangsa School show that although there was an increase in the average value and standard deviation, the statistics do not show a significant difference between the achievement of students in the blended learning method and in the face-to-face method. Therefore, an understanding of context by the teachers in the use of blended learning is needed to improve students’ achievement results.[Artikel ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan metode pengajaraan blended learning di Sekolah Sukma Bangsa, Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan adakah keefektifan metode blended learning secara khusus di materi Sejarah Islam yang merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan agama di kelas 8 di tiga lokasi Sekolah Sukma Bangsa.  Studi ini menggunakan metode kuantitatif dan dilakukan di Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, Pidie, dan Lhokseumawe pada semester ganjil tahun pelajaran 2015-2016. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil pre-test dan post-test yang dilakukan di awal sebelum penelitian dan menjelang akhir penelitian. Total siswa yang mengikuti penelitian ini sebanyak 142 siswa dengan rincian 57 siswa di Sukma Bangsa Bireuen, 34 siswa di Sukma Bangsa Pidie, dan 51 siswa di Sukma Bangsa Lhokseumawe. Hasil studi di tiga lokasi Sekolah Sukma Bangsa menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan nilai rata-rata dan standard deviasi namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang significant antara hasil pencapaian siswa di metode blended learning dan di metode tatap muka. Oleh karena itu pemahaman guru secara kontekstual dalam penggunaan blended learning sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hasil pencapaian siswa.]
这篇文章旨在介绍亚齐Sukma Bangsa学校的混合学习方法。本研究的目的是证明混合学习方法在伊斯兰历史研究中的有效性,这是Sukma Bangsa学校三个不同地点的八年级宗教教育课程的主要主题之一。该研究采用定量方法,于2015 -2016学年的第一学期在Sukma Bangsa学校的三个地点进行。研究数据是通过在研究开始和研究结束时进行的前测和后测获得的。本次研究的学生总数为142人,其中bireen 57人,Pidie 34人,Lhokseumawe 51人。在Sukma Bangsa学校三个不同地点的研究结果表明,虽然平均值和标准差都有所增加,但统计数据显示混合式学习方式和面对面学习方式的学生成绩并没有显著差异。因此,教师在使用混合学习时需要对情境的理解,以提高学生的学习成绩。[Artikel ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan方法,pengajaraan混合式学习,Sukma Bangsa,亚齐。]学习方法:混合学习方法:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料:学习材料研究在孟古那坎方法的数量,但dilakukan di Sekolah Sukma Bangsa bireen, Pidie,丹Lhokseumawe pada学期ganjil tahun pelajaran 2015-2016。数据dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil前测和后测yang dilakukan di awal sebelum penelitian和menjelang akhir penelitian。总siswa yang mengikuti penelitian ini sebanyak 142 siswa dengan rincian 57 siswa di Sukma Bangsa bireen, 34 siswa di Sukma Bangsa Pidie, 51 siswa di Sukma Bangsa Lhokseumawe。Hasil study di tiga lokasi Sekolah Sukma Bangsa menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan nilai rata-rata -rata标准devias namun secara统计tidak menunjukkan perbedaan an显著antara Hasil pencapaian siswa - di方法混合学习和dii方法tatap muka。[英语泛读教程][[qh] [qh]
{"title":"Use of Blended Learning in Teaching Islamic History: The Case of the 8th Grade of Sukma Bangsa School in Aceh","authors":"Adhi Lesmana, Basiran Basiran","doi":"10.32533/02104(2018)","DOIUrl":"https://doi.org/10.32533/02104(2018)","url":null,"abstract":"The article is intended to introduce blended learning methods at Sukma Bangsa School, Aceh. The purpose of this study is to demonstrate the effectiveness of blended learning method specifically in the study of Islamic history, which is one of the main topics in religion education lessons in the 8th grade at the three different locations of Sukma Bangsa School. The study uses quantitative methods and was carried out during the first semester of the school year 2015 -2016 in the three locations of Sukma Bangsa School. Research data was obtained through the pre-test and the post-test that were conducted at the beginning of the research and the end of the research. The total number of students in this study was 142 students: 57 students from Bireuen, 34 students from Pidie, and 51 students from Lhokseumawe. The results of the study at the three different locations of Sukma Bangsa School show that although there was an increase in the average value and standard deviation, the statistics do not show a significant difference between the achievement of students in the blended learning method and in the face-to-face method. Therefore, an understanding of context by the teachers in the use of blended learning is needed to improve students’ achievement results.[Artikel ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan metode pengajaraan blended learning di Sekolah Sukma Bangsa, Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan adakah keefektifan metode blended learning secara khusus di materi Sejarah Islam yang merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan agama di kelas 8 di tiga lokasi Sekolah Sukma Bangsa.  Studi ini menggunakan metode kuantitatif dan dilakukan di Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, Pidie, dan Lhokseumawe pada semester ganjil tahun pelajaran 2015-2016. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil pre-test dan post-test yang dilakukan di awal sebelum penelitian dan menjelang akhir penelitian. Total siswa yang mengikuti penelitian ini sebanyak 142 siswa dengan rincian 57 siswa di Sukma Bangsa Bireuen, 34 siswa di Sukma Bangsa Pidie, dan 51 siswa di Sukma Bangsa Lhokseumawe. Hasil studi di tiga lokasi Sekolah Sukma Bangsa menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan nilai rata-rata dan standard deviasi namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang significant antara hasil pencapaian siswa di metode blended learning dan di metode tatap muka. Oleh karena itu pemahaman guru secara kontekstual dalam penggunaan blended learning sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hasil pencapaian siswa.]","PeriodicalId":32919,"journal":{"name":"Sukma Jurnal Pendidikan","volume":"91 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84007394","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Pola Pembelajaran Agama Islam di Madrasah dalam Perspektif Pendidikan Holistik: Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman Yogyakarta
Pub Date : 2018-06-04 DOI: 10.32533/02105(2018)
Zainal Arifin Ahmad
This research aims at investigating the pattern of Islamic learning process at Yogyakarta-based Islamic senior  high  school-3 from holistic learning perspective.  The research adopts qualitative approach. The research shows  that the pattern of the  Islamic learning  process at the Islamic senior  high  school implemented  in  the  unity of  Islamic  education  curriculum with three  main inseparable  components,  i.e.  intra-curricular,  extracurricular  and hidden-curricular,  has accommodated holistic  learning  principles. The accommodation can be evaluated from the implementation of basic holistic learning principles comprising of interconnectedness, wholeness and being.  In spite of this accommodation, the research has found some weaknesses in the Islamic learning processs. First, the  development  of  the five-level of  learners  potencies   as envisioned in  holistic learning, i.e.  personal, community, social, planetary and cosmic, has  not been formulated  explicitly  in  the  curriculum  and lesson  plan.  The  existing  formulation  only  respects to  the development  of  six  dimensions  of  learners  potencies,  i.e. physical, emotional, intellectual, social, aesthetic,  and spiritual. Second, the intra-curricular learning process is  still more oriented to teaching  for  the  test and less oriented to teaching  for the whole task. Third, the subject matter of Islamic learning curriculum,  i.e. al-Qur’an-Hadis,  Akidah-Akhlak, and Fikih have not been integrated as a single unit.  The three subject  matters still  stand on their own  theme, and have not been integrated as a single unit.  The research  has successfully mapped out  the  characterizing  pattern  of  quality development  of Islamic  learning process  seen from  the perspective of holistic learning at the madrasah.[Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pola pembelajaran agama Islam di MAN 3 Sleman Yogyakarta ditinjau dari perspektif pembelajaran holistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa  proses pembelajaran agama Islam  di MAN 3 Sleman Yogyakarta yang diimplementasikan dalam  kesatuan program pembelajaran intrakurikuler,  ekstrakurikuler,  dan hidden curricular  secara umum telah mengarah kepada pola pembelajaran holistik. Dikatakan demikian karena dalam penerapan kesatuan tiga program pembelajaran tersebut ditemukan adanya penerapan tiga prinsip dasar pembelajaran holistik yang  meliputi connectedness, wholeness, dan  being.  Hanya saja,  dalam proses pembelajaran agama  Islam  tersebut  masih terdapat beberapa kelemahan. Pertama, secara konseptual, pengembangan lima level potensi peserta didik (personal, komunitas, sosial, planetari, dan kosmis) sebagaimana dicanangkan dalam pembelajaran  holistik  belum  terumuskan  secara  eksplisit dalam kurikulum maupun dalam perencanaan pembelajaran agama Islam. Rumusan yang ada hanya berkenaan dengan pengembangan enam dimensi potensi  peserta  didik  (fisik,  emosi,  in
本研究旨在从整体学习的角度探讨日加市伊斯兰高中三年级学生的伊斯兰教学习过程模式。本研究采用定性研究方法。研究表明,伊斯兰高中伊斯兰学习过程的模式是在课程内、课外和隐性课程这三个不可分割的主要组成部分的伊斯兰教育课程统一的情况下实施的,符合整体学习原则。适应性可以从基本的整体学习原则的实施来评估,包括互联性、整体性和存在性。尽管如此,研究还是发现了伊斯兰学习过程中的一些弱点。首先,在课程和课程计划中,没有明确规定全面学习中所设想的学习者的五个层次潜能的发展,即个人、社区、社会、行星和宇宙。现有的表述只涉及学习者潜能的六个维度的发展,即身体、情感、智力、社交、审美和精神。第二,课程内学习过程仍然更多地以应试教学为导向,而较少以整体任务教学为导向。第三,伊斯兰学习课程的主题,即《古兰经》、《Akidah-Akhlak》和《斐济语》没有被整合为一个单一的单元。这三个主题仍然站在各自的主题上,并没有被整合为一个单一的单元。本研究成功地勾勒出了伊斯兰学校整体学习视角下伊斯兰学习过程质量发展的特征模式。[Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pola pembelajaran agama Islam di MAN 3 Sleman日惹ditinjau dari perspetif pembelajaran holistik]。Penelitian ini menggunakan pendekatan qualitati。Hasil penelitian menunjukkan bahwa提出了pembelajaran agama Islam di MAN 3 Sleman日惹yang diimplementasikan dalam kesatuan程序pembelajaran intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan hidden curricular secara umum telah mengarah kepada pola pembelajaran holistik。Dikatakan demikian karena dalam penerapan kesatuan tiga program pembelajaran tersebut ditemukan adanya penerapan tiga prinsip dasar pembelajaran holistik yang meliputi连系、整体性、存在。汉亚萨迦,达拉姆提出了pembelajaran agama伊斯兰教tersebut masih terdapat beberapa kelemahan。Pertama, secara konsepual, pengembangan lima level potential peserta didik(个人,社区,社会,行星,dan kosmis) sebagaimana dicanangkan dalam pembelajaran holistik belum terumuskan secara eksplisit dalam kurikulum maupun dalam perencanan pembelajaran agama Islam。Rumusan yang ada hanya berkenaan dengan pengembangan enam dimensions potential peserta didik(精神、情感、知识、社会、审美、精神)。Kedua,提出了pembelajaran agama Islam intrakurikuler masih lebih dominan berorientaspada教学为测试,但kurang berorientaspada教学为整个任务。Ketiga, materi pelajan agama Islam intrakakurikkuler yang meliputi Akidah-Akhlak, al- quan - hadis, dan Fikih masih merupakan materi pelajaran yang berdiri sendiri-sendiri dan belum terintegrasi sebagai satu kesatuan untuk dapat memberikan kemampuan kepada peserta didik dalam melakukan tugas-tugas yang bersifat kompleks dan menyeluruh(完整任务)。[英文]peneltitian ini memberi kontribusi dalam memetakteristik pola propropembelajaran agama Islam di madrasah ditinjau dari perspetif pembelajaran holistik。
{"title":"Pola Pembelajaran Agama Islam di Madrasah dalam Perspektif Pendidikan Holistik: Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman Yogyakarta","authors":"Zainal Arifin Ahmad","doi":"10.32533/02105(2018)","DOIUrl":"https://doi.org/10.32533/02105(2018)","url":null,"abstract":"This research aims at investigating the pattern of Islamic learning process at Yogyakarta-based Islamic senior  high  school-3 from holistic learning perspective.  The research adopts qualitative approach. The research shows  that the pattern of the  Islamic learning  process at the Islamic senior  high  school implemented  in  the  unity of  Islamic  education  curriculum with three  main inseparable  components,  i.e.  intra-curricular,  extracurricular  and hidden-curricular,  has accommodated holistic  learning  principles. The accommodation can be evaluated from the implementation of basic holistic learning principles comprising of interconnectedness, wholeness and being.  In spite of this accommodation, the research has found some weaknesses in the Islamic learning processs. First, the  development  of  the five-level of  learners  potencies   as envisioned in  holistic learning, i.e.  personal, community, social, planetary and cosmic, has  not been formulated  explicitly  in  the  curriculum  and lesson  plan.  The  existing  formulation  only  respects to  the development  of  six  dimensions  of  learners  potencies,  i.e. physical, emotional, intellectual, social, aesthetic,  and spiritual. Second, the intra-curricular learning process is  still more oriented to teaching  for  the  test and less oriented to teaching  for the whole task. Third, the subject matter of Islamic learning curriculum,  i.e. al-Qur’an-Hadis,  Akidah-Akhlak, and Fikih have not been integrated as a single unit.  The three subject  matters still  stand on their own  theme, and have not been integrated as a single unit.  The research  has successfully mapped out  the  characterizing  pattern  of  quality development  of Islamic  learning process  seen from  the perspective of holistic learning at the madrasah.[Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pola pembelajaran agama Islam di MAN 3 Sleman Yogyakarta ditinjau dari perspektif pembelajaran holistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa  proses pembelajaran agama Islam  di MAN 3 Sleman Yogyakarta yang diimplementasikan dalam  kesatuan program pembelajaran intrakurikuler,  ekstrakurikuler,  dan hidden curricular  secara umum telah mengarah kepada pola pembelajaran holistik. Dikatakan demikian karena dalam penerapan kesatuan tiga program pembelajaran tersebut ditemukan adanya penerapan tiga prinsip dasar pembelajaran holistik yang  meliputi connectedness, wholeness, dan  being.  Hanya saja,  dalam proses pembelajaran agama  Islam  tersebut  masih terdapat beberapa kelemahan. Pertama, secara konseptual, pengembangan lima level potensi peserta didik (personal, komunitas, sosial, planetari, dan kosmis) sebagaimana dicanangkan dalam pembelajaran  holistik  belum  terumuskan  secara  eksplisit dalam kurikulum maupun dalam perencanaan pembelajaran agama Islam. Rumusan yang ada hanya berkenaan dengan pengembangan enam dimensi potensi  peserta  didik  (fisik,  emosi,  in","PeriodicalId":32919,"journal":{"name":"Sukma Jurnal Pendidikan","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75178733","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Tendensi Kesalahan Sintaksis Bahasa Tulis Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Pub Date : 2018-06-04 DOI: 10.32533/02106(2018)
M. Yahya, Andayani Andayani, Kundharu Saddhono
Bahasa Indonesia is one of many languages arround the world that is in favor of foreigners (WNA). For them, bahasa Indonesia is learned for the certain goals. They are to academic purposes, profesion, and communication in daily life. For academic purposes, seeing that many foreign students learn bahasa Indonesia directly in Indonesia. One of the places is UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. The research is to present syntax error forms and their tendency error of written language on TISOL students in academic level. The research is conducted in UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. It’s subject is TISOL students whom study in Universitas Sebelas Maret Surakarta. This study is qualitative research in the form of case study. Researcher focuses on syntax level. It based on the interview toward the teacher. Many TISOL students did the syntax error on their written language. [Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa di dunia yang tengah digemari oleh Warga Negara Asing (WNA). Bagi WNA, bahasa Indonesia dipelajari untuk tujuan tertentu. Di antaranya untuk keperluan akademik, profesi, dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk keperluan akademik, dapat dilihat dari maraknya mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia secara langsung di Indonesia. Salah satunya di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk kesalahan sintaksis beserta tendensi kesalahannya pada bahasa tulis pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) tingkat akademik. Penelitian ini dilaksanakan di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. Subjek penelitian dalam penelitian ini  adalah pembelajar BIPA yang menempuh studi di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berupa studi kasus. Dalam penelitian ini peneliti menekankan kajian pada tingkat sintaksis. Hal itu didasarkan pada wawancara terhadap pengajarnya. Menurutnya, banyak pembelajar BIPA yang melakukan kesalahan dalam bidang sintaksis pada bahasa tulisnya.]
印尼语是世界上众多外国人使用的语言之一。对他们来说,学习印尼语是为了达到一定的目的。他们是学术目的,专业和日常生活中的交流。出于学术目的,鉴于许多外国学生在印度尼西亚直接学习印尼语。其中一个地方是UPT Bahasa Universitas Sebelas市场。本研究的目的是在学术水平上呈现外语专业学生书面语语法错误的形式及其倾向错误。该研究是在UPT Bahasa Universitas Sebelas市场进行的。它的主题是在苏拉塔大学学习的TISOL学生。本研究以个案研究的形式进行定性研究。研究者关注句法层面。这是基于对老师的采访。许多TISOL学生在书面语言上犯了语法错误。[印尼语][印尼语,印尼语][印尼语]。巴吉WNA,印尼语dipelajari untuk tujuan tertentu。Di antaranya untuk keperluan akademik教授,dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari。Untuk keperluan akademik, dapat dililihat dari maraknya mahasiswa, yang belajajar Indonesia.印度尼西亚语。Salah satunya来自UPT Bahasa Universitas Sebelas市场。Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk kesalahan sintakis beserta tendensi kesalahanya pada bahasa tulis penbelajar bai Penutur asingkat akademik。Penelitian ini dilaksanakan di UPT Bahasa Universitas Sebelas market。科目penelitian dalam penelitian ini adalah penbelajar BIPA yang menempuh研究,UPT Bahasa university as Sebelas marat Surakarta。Penelitian ini merupakan Penelitian quality of yang berupa study kasus。我爱你,我爱你,我爱你。Hal itu didasarkan pada wawancara terhadap pengajarya。[参考译文][menuutnya, banyak penbelajar BIPA yang melakukan kesalahan dalam bidang sintaksis pada bahasa tulisnya]
{"title":"Tendensi Kesalahan Sintaksis Bahasa Tulis Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)","authors":"M. Yahya, Andayani Andayani, Kundharu Saddhono","doi":"10.32533/02106(2018)","DOIUrl":"https://doi.org/10.32533/02106(2018)","url":null,"abstract":"Bahasa Indonesia is one of many languages arround the world that is in favor of foreigners (WNA). For them, bahasa Indonesia is learned for the certain goals. They are to academic purposes, profesion, and communication in daily life. For academic purposes, seeing that many foreign students learn bahasa Indonesia directly in Indonesia. One of the places is UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. The research is to present syntax error forms and their tendency error of written language on TISOL students in academic level. The research is conducted in UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. It’s subject is TISOL students whom study in Universitas Sebelas Maret Surakarta. This study is qualitative research in the form of case study. Researcher focuses on syntax level. It based on the interview toward the teacher. Many TISOL students did the syntax error on their written language. [Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa di dunia yang tengah digemari oleh Warga Negara Asing (WNA). Bagi WNA, bahasa Indonesia dipelajari untuk tujuan tertentu. Di antaranya untuk keperluan akademik, profesi, dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk keperluan akademik, dapat dilihat dari maraknya mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia secara langsung di Indonesia. Salah satunya di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk kesalahan sintaksis beserta tendensi kesalahannya pada bahasa tulis pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) tingkat akademik. Penelitian ini dilaksanakan di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. Subjek penelitian dalam penelitian ini  adalah pembelajar BIPA yang menempuh studi di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berupa studi kasus. Dalam penelitian ini peneliti menekankan kajian pada tingkat sintaksis. Hal itu didasarkan pada wawancara terhadap pengajarnya. Menurutnya, banyak pembelajar BIPA yang melakukan kesalahan dalam bidang sintaksis pada bahasa tulisnya.]","PeriodicalId":32919,"journal":{"name":"Sukma Jurnal Pendidikan","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75610238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Parent Involvement in Schooling Processes: A Case Study in Aceh 家长参与学校教育:亚齐省个案研究
Pub Date : 2018-06-04 DOI: 10.32533/02102(2018)
Dwi Wulandary, Herlisa Herlisa
The study focuses on exploring the parents’ understanding of their involvement in schooling processes based on the six typologies of Epstein. The categories of the study were based on the typologies of Epstein consisting of parenting, communicating, volunteering, learning at home, decision-making, and collaboration with the community. Parent involvement in an Aceh school is a crucial issue which needs to be studied. This research provides an analysis of parents’ understanding of their involvement in schooling processes, what different kinds of ways parents/homes and school communicate between each other, and whose parents are frequently involved in schooling. There are several barriers parent involvement in schooling, such as work demands, reluctance to attend the school, lack of communication with the school, and parents’ perception of their involvement. The  reason  behind  parent  involvement  in  schooling  processes can  be  explained  with attribution  theory. The findings indicated that parent involvement in schooling processes in Aceh is low. In addition, the motivation of parents to be involved in schooling  processes was related  to  their  own  motives, such  as  merely  to  fulfill their  obligation  as  a  parent  in  rearing  the  children.[Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan berdasarkan enam tipologi Epstein. Kategori penelitian ini berdasarkan tipologi Epstein terdiri dari pola asuh, komunikasi, relawan, pembelajaran di rumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan masyarakat. Keterlibatan orang tua di Aceh merupakan isu penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini memberikan analisis tentang pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan, bagaimana cara orang tua dan sekolah berkomunikasi satu sama lain, dan apakah ayah atau ibu yang dominan terlibat dalam pendidikan anak mereka. Ada beberapa hambatan keterlibatan orang tua di sekolah, seperti tuntutan kerja, keengganan untuk bersekolah, kurang komunikasi dengan sekolah, dan persepsi orang tua terhadap keterlibatan mereka dalam proses pendidikan. Alasan di balik keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan dapat dijelaskan dengan teori atribusi. Penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan di Aceh rendah. Selain itu, motivasi orang tua untuk terlibat dalam proses pendidikan itu terkait dengan motivasi mereka sendiri, seperti semata-mata memenuhi kewajibannya sebagai orang tua dalam membesarkan anak.]
本研究以爱泼斯坦的六种类型为基础,探讨家长对其参与学校教育过程的理解。该研究的类别基于爱泼斯坦的类型,包括养育子女、沟通、志愿服务、在家学习、决策和与社区合作。家长在亚齐学校的参与是一个需要研究的关键问题。本研究分析了家长对他们参与学校教育过程的理解,父母/家庭和学校之间有哪些不同的沟通方式,哪些家长经常参与学校教育。家长参与学校教育有几个障碍,如工作需求、不愿意上学、缺乏与学校的沟通以及家长对自己参与的看法。家长参与学校教育过程的原因可以用归因理论来解释。调查结果表明,亚齐省家长对学校教育过程的参与程度较低。此外,父母参与学校教育过程的动机与他们自己的动机有关,例如仅仅是为了履行他们作为父母抚养孩子的义务。[Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan berdasarkan enam tipologi Epstein]。Kategori penelitian ini berdasarkan tipologi Epstein terdiri dari pola asuh, komunikasi, relawan, pembelajaran di rumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan masyarakat。Keterlibatan orang tua di Aceh merupakan isu penting yang perlu diperhatikan。Penelitian ini成员分析tentang pemahaman orang tua tenang keterlibatan mereka dalam propropendidikan, bagaimana cara orang tuan sekolah berkomunikasi satu sama lain, dan apakah ayah atauu yang dominan terlibat dalam pendidikan anak mereka。Ada beberapa hambatan keterlibatan orang tua di sekolah, seperti tuntan kerja, keengganan untuk bersekolah, kurang komunikasi dengan sekolah, dan persepsi orang tua terhadap keterlibatan mereka dalam proses pendidikan。Alasan di balik keterlibatan orang tua dalam prosedidikan dapat dijelaskan dengan teori atribusi。Penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam proproses pendidikan di Aceh rendah。[Selain itu, motivasasorang tutuk terlibatdalam proses, pendidikan itterkait dengan motivasmereka sendiri, sebagaiorang tua dalam membesarkan anak]
{"title":"Parent Involvement in Schooling Processes: A Case Study in Aceh","authors":"Dwi Wulandary, Herlisa Herlisa","doi":"10.32533/02102(2018)","DOIUrl":"https://doi.org/10.32533/02102(2018)","url":null,"abstract":"The study focuses on exploring the parents’ understanding of their involvement in schooling processes based on the six typologies of Epstein. The categories of the study were based on the typologies of Epstein consisting of parenting, communicating, volunteering, learning at home, decision-making, and collaboration with the community. Parent involvement in an Aceh school is a crucial issue which needs to be studied. This research provides an analysis of parents’ understanding of their involvement in schooling processes, what different kinds of ways parents/homes and school communicate between each other, and whose parents are frequently involved in schooling. There are several barriers parent involvement in schooling, such as work demands, reluctance to attend the school, lack of communication with the school, and parents’ perception of their involvement. The  reason  behind  parent  involvement  in  schooling  processes can  be  explained  with attribution  theory. The findings indicated that parent involvement in schooling processes in Aceh is low. In addition, the motivation of parents to be involved in schooling  processes was related  to  their  own  motives, such  as  merely  to  fulfill their  obligation  as  a  parent  in  rearing  the  children.[Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan berdasarkan enam tipologi Epstein. Kategori penelitian ini berdasarkan tipologi Epstein terdiri dari pola asuh, komunikasi, relawan, pembelajaran di rumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan masyarakat. Keterlibatan orang tua di Aceh merupakan isu penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini memberikan analisis tentang pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan, bagaimana cara orang tua dan sekolah berkomunikasi satu sama lain, dan apakah ayah atau ibu yang dominan terlibat dalam pendidikan anak mereka. Ada beberapa hambatan keterlibatan orang tua di sekolah, seperti tuntutan kerja, keengganan untuk bersekolah, kurang komunikasi dengan sekolah, dan persepsi orang tua terhadap keterlibatan mereka dalam proses pendidikan. Alasan di balik keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan dapat dijelaskan dengan teori atribusi. Penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan di Aceh rendah. Selain itu, motivasi orang tua untuk terlibat dalam proses pendidikan itu terkait dengan motivasi mereka sendiri, seperti semata-mata memenuhi kewajibannya sebagai orang tua dalam membesarkan anak.]","PeriodicalId":32919,"journal":{"name":"Sukma Jurnal Pendidikan","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73497272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Students’ Critical Thinking Skills in Group Discussion: The Case Study of Fifth Grade Students in Sukma Bangsa Bireuen Elementary School 学生在小组讨论中的批判性思维能力——以苏克玛邦萨百仁小学五年级学生为例
Pub Date : 2018-06-04 DOI: 10.32533/02103(2018)
Asrita Asrita, Nurhilza Nurhilza
This study is concerned with group discussion as one of the teaching methods can identify the emergence of students’ critical thinking skills in fifth grade students of Sukma Bangsa School. The purpose of this study was classified fourteen critical thinking concepts (practice, action, management, appreciation, awareness, care, evaluation, understanding, analysis, appraisal, interpretation, being, reflection, reviewing) which emerged in the learning process using group discussion. The study showed that eleven critical thinking concepts (practice, action, management, appreciation, awareness, care, evaluation, understanding, analysis, appraisal, interpretation) could be found in fifth grade students, while three of them  are missing (being, reflection, reviewing). It could be concluded that the students’ ability to think critically was developed after getting experiences in learning by using group discussion. However, an important factor in fostering students’ critical thinking skills was teachers’ involvement. Thus, teachers need to fully participate to stimulate students to express their critical thinking skills in the learning process.[Artikel ini membahas tentang diskusi group sebagai salah satu metode mengajar dapat mengindentifikasi terbentuknya kemampuan siswa dalam berpikir kritis terutama siswa kelas 5 di Sekolah Sukma Bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengklasifikasi 14 konsep berpikir kritis (praktik, aksi, manajemen, appresiasi, awareness, peduli, evaluasi, pemahaman, analisa, appraisal, interpretasi, being, refleksi, dan mereview) dapat muncul dalam proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi group. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh konsep berpikir kritis (praktik, aksi, managemen, appresiasi, awareness, peduli, evaluasi, pemahaman, analisis, appraisal dan interpretasi) telah ditemukan pada siswa kelas 5, sementara tiga lainnya tidak (being, refleksi dan review). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa untuk berpikir kritis telah terbentuk setelah melalui proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi group. Meskipun fakor terpenting untuk memunculkan kemampuan siswa berpikir kritis adalah keterlibatan seorang guru. Maka guru-guru perlu berperan aktif menstimulasi siswa untuk mengeluarkan kemampuan berpikir kritisnya dalam proses pembelajaran.]
本研究以小组讨论作为教学方法之一,在Sukma Bangsa学校的五年级学生中,可以识别学生批判性思维技能的出现。本研究的目的是通过小组讨论,将学习过程中出现的14个批判性思维概念(实践、行动、管理、欣赏、意识、关怀、评价、理解、分析、评价、解释、存在、反思、回顾)分类。研究表明,五年级学生具备11个批判性思维概念(实践、行动、管理、欣赏、意识、关怀、评价、理解、分析、评价、解释),而缺少3个批判性思维概念(存在、反思、回顾)。可以得出结论,学生的批判性思维能力是通过小组讨论的学习获得经验后发展起来的。然而,培养学生批判性思维能力的一个重要因素是教师的参与。因此,教师需要充分参与,激发学生在学习过程中表达批判性思维能力。[Artikel - ini]成员有一个讨论小组sebagai salah satu metde mengajar dapat mengindentifikasi terbentuknya kemampuan siswa dalam berpikir kritis terutama siswa kelas 5 di Sekolah Sukma Bangsa。14 konsep berpikir kritis (praktik, aksi, management, ap评,awareness, peduli, evaluasi, pemahaman, analisa, appraisal, interpretasi, being, refleksi, and review) dapat muncul dalam promesan dengan menggunakan diskusi group。Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh konsep berpikir kritis (praktik, aksi, management, appraisal, awareness, peduli, evaluation, pemahaman, analysis, appraisal and interpretasi), telah ditemukan pada siswa kelas 5, sementara tiga lainnya tidak (being, refleksi and review)。sehinga dapat dispulkkan bahwa kemampuan siswa untuk berpikir kritis telah terbentuk setelah melalui prosmbelajaran dengan menggunakan diskusi group。Meskipun fakor terpting untuk memunculkan kemampuan siswa berpikir kritis adalah keterlibatan seorang guru。Maka guru-guru perlu berperan aktif menstimulasi siswa untuk mengeluarkan kemampuan berpikir kritisnya dalam propropembelajaran。
{"title":"Students’ Critical Thinking Skills in Group Discussion: The Case Study of Fifth Grade Students in Sukma Bangsa Bireuen Elementary School","authors":"Asrita Asrita, Nurhilza Nurhilza","doi":"10.32533/02103(2018)","DOIUrl":"https://doi.org/10.32533/02103(2018)","url":null,"abstract":"This study is concerned with group discussion as one of the teaching methods can identify the emergence of students’ critical thinking skills in fifth grade students of Sukma Bangsa School. The purpose of this study was classified fourteen critical thinking concepts (practice, action, management, appreciation, awareness, care, evaluation, understanding, analysis, appraisal, interpretation, being, reflection, reviewing) which emerged in the learning process using group discussion. The study showed that eleven critical thinking concepts (practice, action, management, appreciation, awareness, care, evaluation, understanding, analysis, appraisal, interpretation) could be found in fifth grade students, while three of them  are missing (being, reflection, reviewing). It could be concluded that the students’ ability to think critically was developed after getting experiences in learning by using group discussion. However, an important factor in fostering students’ critical thinking skills was teachers’ involvement. Thus, teachers need to fully participate to stimulate students to express their critical thinking skills in the learning process.[Artikel ini membahas tentang diskusi group sebagai salah satu metode mengajar dapat mengindentifikasi terbentuknya kemampuan siswa dalam berpikir kritis terutama siswa kelas 5 di Sekolah Sukma Bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengklasifikasi 14 konsep berpikir kritis (praktik, aksi, manajemen, appresiasi, awareness, peduli, evaluasi, pemahaman, analisa, appraisal, interpretasi, being, refleksi, dan mereview) dapat muncul dalam proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi group. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh konsep berpikir kritis (praktik, aksi, managemen, appresiasi, awareness, peduli, evaluasi, pemahaman, analisis, appraisal dan interpretasi) telah ditemukan pada siswa kelas 5, sementara tiga lainnya tidak (being, refleksi dan review). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa untuk berpikir kritis telah terbentuk setelah melalui proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi group. Meskipun fakor terpenting untuk memunculkan kemampuan siswa berpikir kritis adalah keterlibatan seorang guru. Maka guru-guru perlu berperan aktif menstimulasi siswa untuk mengeluarkan kemampuan berpikir kritisnya dalam proses pembelajaran.]","PeriodicalId":32919,"journal":{"name":"Sukma Jurnal Pendidikan","volume":"84 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82599772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Demotivating Factors of Indonesian College Students to Learn English as A Foreign Language 印尼大学生学习英语的动机因素
Pub Date : 2018-06-04 DOI: 10.32533/02101(2018)
Reza Anggriyashati Adara
Investigating demotivating factors can help teachers to avoid them and provide more insights on sustaining learners’ interest in FL learning. The present study aimed to analyse demotivating factors in FL learning. To obtain the findings, the present study applied a mixed method approach. A set of questionnaires adapted from Sakai and Kikuchi’s (2009) questionnaires were distributed to thirty eight university students whereas interviews were conducted to three of them. The findings indicated teacher’s competence and lack of intrinsic motivation as the most salient factors that caused demotivation among the participants. In this consideration, teachers were perceived as incompetent by the participants when teachers have poor English pronunciation and do not provide communicative classrooms. On the other hand, lack of intrinsic motivation was indicated by the loss of students’ interest in learning and their goal to be an English speaker. Providing a communicative classroom with a fluent teacher as well as promoting students’ interest in English language and culture seem to be the solutions to reduce students’ demotivation. [Penelitian tentang faktor-faktor yang menurunkan motifasi (demotivation) dapat membantu para guru untuk menghindari factor-faktor tersebut dan memberikan wawasan untuk mempertahankan minat peserta didik dalam pembelajaran bahasa asing. Penelitian ini menganalisis faktor demotivasi dalam pembelajaran Bahasa asing. Untuk memperoleh jawaban dari beberapa pertanyaan, penelitian ini menerapkan pendekatan metode campuran. Seperangkat kuesioner yang diadaptasi dari model Sakai dan Kikuchi (2009) didistribusikan kepada tiga puluh delapan mahasiswa sedangkan wawancara dilakukan terhadap tiga dari mahasiswa tersebut. Temuan menunjukkan bahwa kompetensi guru dan kurangnya motivasi intrinsik merupakan faktor yang paling menonjol yang menyebabkan demotivasi di antara para peserta. Dalam hal ini, guru dianggap tidak kompeten oleh para peserta ketika guru memiliki pelafalan bahasa Inggris yang buruk dan tidak menyediakan ruang kelas yang komunikatif. Di sisi lain, kurangnya motivasi intrinsik ditunjukkan oleh hilangnya minat siswa dalam belajar dan tujuan mereka untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Menyediakan ruang kelas yang komunikatif dengan guru yang fasih serta mempromosikan minat siswa dalam bahasa dan budaya Inggris tampaknya menjadi solusi untuk mengurangi demotivasi siswa]
调查动机因素可以帮助教师避免这些因素,并为保持学习者对外语学习的兴趣提供更多的见解。本研究旨在分析影响外语学习的因素。为了获得研究结果,本研究采用了混合方法。根据Sakai和Kikuchi(2009)的调查问卷,对38名大学生进行了问卷调查,并对其中的3名大学生进行了访谈。研究发现,教师的能力和内在动机的缺乏是导致参与者动机丧失的最显著因素。在这一考虑中,当教师英语发音不佳且不提供交际课堂时,被参与者认为教师是不称职的。另一方面,缺乏内在动机表现为学生失去了学习兴趣和成为英语使用者的目标。提供一个有流利的老师的交际课堂,以及促进学生对英语语言和文化的兴趣似乎是减少学生积极性下降的解决方案。[Penelitian tentang factor- factor- factor- factor] adj .消极的;消极的;消极的;消极的;消极的;消极的;消极的;消极的;消极的;消极的Penelitian ini - monmonanalysis因素分析(dalam penbelajaran Bahasa)Untuk memperoleh jawaban dari beberapa pertanyaan, penelitian ini menerapkan pendekatan mede campuran。Sakai dan Kikuchi (2009) disdistribubusikan kepaada tiga puluh delapan mahasiswa sedangkan wawankara dilakukan terhadap tiga dari mahasiswa tersebut。Temuan menunjukkan bahwa kompetensi guru dan kurangnya motivasininsik merupakan factor for yang paling menmenyebabkan demotivasi di antara para pererta。达拉姆·哈尼,上师,dianggap tiak, kompeten, oleh, para, ketika,上师,memiliki, pelafalan, bahasa, Inggris, yang, buruk, dan, menyediakan, ruang, kelas, yang, komunikatif。迪西西兰,kurangnya motivasininisk, ditunjukkan, oleh, hilangnya minat, siswa dalam belajar, tujuan mereka, untuk berbicara dalam bahasa Inggris。[中文][中文][中文][中文][中文][中文][中文]
{"title":"Demotivating Factors of Indonesian College Students to Learn English as A Foreign Language","authors":"Reza Anggriyashati Adara","doi":"10.32533/02101(2018)","DOIUrl":"https://doi.org/10.32533/02101(2018)","url":null,"abstract":"Investigating demotivating factors can help teachers to avoid them and provide more insights on sustaining learners’ interest in FL learning. The present study aimed to analyse demotivating factors in FL learning. To obtain the findings, the present study applied a mixed method approach. A set of questionnaires adapted from Sakai and Kikuchi’s (2009) questionnaires were distributed to thirty eight university students whereas interviews were conducted to three of them. The findings indicated teacher’s competence and lack of intrinsic motivation as the most salient factors that caused demotivation among the participants. In this consideration, teachers were perceived as incompetent by the participants when teachers have poor English pronunciation and do not provide communicative classrooms. On the other hand, lack of intrinsic motivation was indicated by the loss of students’ interest in learning and their goal to be an English speaker. Providing a communicative classroom with a fluent teacher as well as promoting students’ interest in English language and culture seem to be the solutions to reduce students’ demotivation. [Penelitian tentang faktor-faktor yang menurunkan motifasi (demotivation) dapat membantu para guru untuk menghindari factor-faktor tersebut dan memberikan wawasan untuk mempertahankan minat peserta didik dalam pembelajaran bahasa asing. Penelitian ini menganalisis faktor demotivasi dalam pembelajaran Bahasa asing. Untuk memperoleh jawaban dari beberapa pertanyaan, penelitian ini menerapkan pendekatan metode campuran. Seperangkat kuesioner yang diadaptasi dari model Sakai dan Kikuchi (2009) didistribusikan kepada tiga puluh delapan mahasiswa sedangkan wawancara dilakukan terhadap tiga dari mahasiswa tersebut. Temuan menunjukkan bahwa kompetensi guru dan kurangnya motivasi intrinsik merupakan faktor yang paling menonjol yang menyebabkan demotivasi di antara para peserta. Dalam hal ini, guru dianggap tidak kompeten oleh para peserta ketika guru memiliki pelafalan bahasa Inggris yang buruk dan tidak menyediakan ruang kelas yang komunikatif. Di sisi lain, kurangnya motivasi intrinsik ditunjukkan oleh hilangnya minat siswa dalam belajar dan tujuan mereka untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Menyediakan ruang kelas yang komunikatif dengan guru yang fasih serta mempromosikan minat siswa dalam bahasa dan budaya Inggris tampaknya menjadi solusi untuk mengurangi demotivasi siswa]","PeriodicalId":32919,"journal":{"name":"Sukma Jurnal Pendidikan","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81814926","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
期刊
Sukma Jurnal Pendidikan
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1