Siasat para praktisi grafis meng-eksklusifkan karya grafisnya agar setara dengan seni lukis, justru menjadikan seni grafis seolah-olah hanyalah sebagai salah satu teknik melukis. Untuk mendekatkan seni grafis pada masyarakat, menempuh “jalan masif” akan menjadi siasat yang ampuh. Hal ini akan menempatkan kembali seni grafis pada fitrahnya yaitu karya rupa multi impresi. kata kunci: seni grafis, masif
{"title":"SENI GRAFIS INDONESIA KEMBALI KE “JALAN MASIF”","authors":"D. Rahman","doi":"10.33153/BRI.V9I2.2170","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/BRI.V9I2.2170","url":null,"abstract":"Siasat para praktisi grafis meng-eksklusifkan karya grafisnya agar setara dengan seni lukis, justru menjadikan seni grafis seolah-olah hanyalah sebagai salah satu teknik melukis. Untuk mendekatkan seni grafis pada masyarakat, menempuh “jalan masif” akan menjadi siasat yang ampuh. Hal ini akan menempatkan kembali seni grafis pada fitrahnya yaitu karya rupa multi impresi. kata kunci: seni grafis, masif","PeriodicalId":33111,"journal":{"name":"Brikolase","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77861619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian berjudul “Karakteristik Seni Lukis Karya Soegeng Toekio”. Fokus penelitian ini adalah mencari karakter seni lukis karya Soegeng Toekio dengan tujuan mengetahui kelemahan dan kekurangan karya Soegeng Toekio beserta karakter lukisannya. Langkah pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data dari ketiga sumber informasi yang dipersyaratkan oleh kritik seni holistic yaitu, latar belakang penciptaan karya Soegeng Toekio sebagai informasi genetik, karya seni lukis Soegeng Toekio sebagai informasi obyektif dan tanggapan para penghayat sebagai informasi afektif. Setelah sumber data tersebut terkumpul kemudian dianalisis menggunakan interaksi analisis (sumber informasi genetik dan afektif) dan analisis interpretatif untuk sumber informasi obyektif. Setelah semua data dianalisis kemudian disintesakan dan ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan karakteristik seni lukis karya Soegeng Toekio.Hasil dari penelitian ini adalah karakter karya Soegeng Toekio bergaya dekoratif figuratif ilustratif, yaitu karya seni lukis dengan gaya dekoratif yang menggunakan cara penggambaran yang diindah-indahkan (stilasi), dengan kekuatan pada figur yang khas komikal dengan bentuk seperti wayang beber. Mengilustrasikan peristiwa tradisi yang diidentifikasi dari pakaian figur manusianya yang kemudian dikontraskan/ dipertentangkan dengan warna-warna popular kekinian. Kata kunci: Soegeng Toekio, karakteristik, seni lukis, kritik seni, holistik.
{"title":"KARAKTERISTIK SENI LUKIS KARYA SOEGENG TOEKIO","authors":"Satriana Didiek Isnanta","doi":"10.33153/BRI.V9I2.2167","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/BRI.V9I2.2167","url":null,"abstract":"Penelitian berjudul “Karakteristik Seni Lukis Karya Soegeng Toekio”. Fokus penelitian ini adalah mencari karakter seni lukis karya Soegeng Toekio dengan tujuan mengetahui kelemahan dan kekurangan karya Soegeng Toekio beserta karakter lukisannya. Langkah pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data dari ketiga sumber informasi yang dipersyaratkan oleh kritik seni holistic yaitu, latar belakang penciptaan karya Soegeng Toekio sebagai informasi genetik, karya seni lukis Soegeng Toekio sebagai informasi obyektif dan tanggapan para penghayat sebagai informasi afektif. Setelah sumber data tersebut terkumpul kemudian dianalisis menggunakan interaksi analisis (sumber informasi genetik dan afektif) dan analisis interpretatif untuk sumber informasi obyektif. Setelah semua data dianalisis kemudian disintesakan dan ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan karakteristik seni lukis karya Soegeng Toekio.Hasil dari penelitian ini adalah karakter karya Soegeng Toekio bergaya dekoratif figuratif ilustratif, yaitu karya seni lukis dengan gaya dekoratif yang menggunakan cara penggambaran yang diindah-indahkan (stilasi), dengan kekuatan pada figur yang khas komikal dengan bentuk seperti wayang beber. Mengilustrasikan peristiwa tradisi yang diidentifikasi dari pakaian figur manusianya yang kemudian dikontraskan/ dipertentangkan dengan warna-warna popular kekinian. Kata kunci: Soegeng Toekio, karakteristik, seni lukis, kritik seni, holistik. ","PeriodicalId":33111,"journal":{"name":"Brikolase","volume":"89 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76057591","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini fokus mengkaji tentang makna simbolik wayang kulit Kresna wanda rondon yang digarap oleh Saimono Agus Subiantoro dan Latar belakang penciptaannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Validitas data menggunakan triangulasi data. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaksi dengan Saimono secara langsung untuk mengetahui latar belakang penciptaan karya. Untuk menjelaskan makna simbolik menggunakan interpretasi melalui pendekatan teori simbol Susanne K. Langer. Kata kunci: Simbol, Kresna Wanda Rondon, Saimono
这项研究的重点是研究Saimono Agus Subiantoro的皮肤符号含义及其创作背景。本研究是描述性质的研究。使用数据三角法的数据有效性。所使用的数据分析是与Saimono相互作用的直接分析,以了解创作的背景。用苏珊娜·K·兰格的符号理论方法解释象征意义。关键词:符号,Kresna Wanda Rondon, Saimono
{"title":"KAJIAN SIMBOLIK KRESNA WANDA RONDON PADA WAYANG KULIT PURWA GARAPAN SAIMONO AGUS SUBIANTORO","authors":"Yuni Prastika Sari, Nunuk Nur Shokiyah","doi":"10.33153/BRI.V9I2.2169","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/BRI.V9I2.2169","url":null,"abstract":"Penelitian ini fokus mengkaji tentang makna simbolik wayang kulit Kresna wanda rondon yang digarap oleh Saimono Agus Subiantoro dan Latar belakang penciptaannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Validitas data menggunakan triangulasi data. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaksi dengan Saimono secara langsung untuk mengetahui latar belakang penciptaan karya. Untuk menjelaskan makna simbolik menggunakan interpretasi melalui pendekatan teori simbol Susanne K. Langer. Kata kunci: Simbol, Kresna Wanda Rondon, Saimono","PeriodicalId":33111,"journal":{"name":"Brikolase","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78430326","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini merupakan hasil penelitian yang membahas aktivitas kesenian komunitas Sarang Tarung. Fokus permasalahan yang diteliti adalah makna yang mendorong komunitas Sarang Tarung melakukan aktivitas kesenian, juga membahas bagaimana latar belakang berdirinya komunitas, serta bagaimana bentuk aktivitas mereka. metode penelitian yang digunakan adalah etnografi dengan analisis taksonomi. Teori interaksionisme simbolik (Herbert Blumer) digunakan sebagai pisau bedah. Sarang Tarung dilihat melalui interaksionisme simbolik merupakan serangkaian proses pembentukan makna yang mendasari mereka melakukan aktivitas kesenian. Melalui interaksionisme simbolik, dapat diketahui makna aktivitas kesenian bagi komunitas Sarang Tarung adalah bentuk rasa kepedulian, selain itu dapat diketahui bahwa komunitas Sarang Tarung tidak sepenuhnya paham tentang seni kerakyatan, mereka juga bagian anak muda yang mengkonsumsi tren seni kerakyatan. Mereka beranggapan bahwa seni kerakyatan adalah bentuk solidaritas yang mampu memberi perubahan pada kesejahteraan masyarakat kelas bawah. Anggapan tersebut yang mendorong mereka melakukan aktivitas kesenian dan tidak sekadar menjadi konsumen pasif. Kata kunci: Aktivitas Kesenian, Interaksionisme Simbolik, Komunitas Sarang Tarung, Makna
{"title":"AKTIVITAS KESENIAN KOMUNITAS SARANG TARUNG","authors":"F. Hidayah","doi":"10.33153/BRI.V9I2.2166","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/BRI.V9I2.2166","url":null,"abstract":"Artikel ini merupakan hasil penelitian yang membahas aktivitas kesenian komunitas Sarang Tarung. Fokus permasalahan yang diteliti adalah makna yang mendorong komunitas Sarang Tarung melakukan aktivitas kesenian, juga membahas bagaimana latar belakang berdirinya komunitas, serta bagaimana bentuk aktivitas mereka. metode penelitian yang digunakan adalah etnografi dengan analisis taksonomi. Teori interaksionisme simbolik (Herbert Blumer) digunakan sebagai pisau bedah. Sarang Tarung dilihat melalui interaksionisme simbolik merupakan serangkaian proses pembentukan makna yang mendasari mereka melakukan aktivitas kesenian. Melalui interaksionisme simbolik, dapat diketahui makna aktivitas kesenian bagi komunitas Sarang Tarung adalah bentuk rasa kepedulian, selain itu dapat diketahui bahwa komunitas Sarang Tarung tidak sepenuhnya paham tentang seni kerakyatan, mereka juga bagian anak muda yang mengkonsumsi tren seni kerakyatan. Mereka beranggapan bahwa seni kerakyatan adalah bentuk solidaritas yang mampu memberi perubahan pada kesejahteraan masyarakat kelas bawah. Anggapan tersebut yang mendorong mereka melakukan aktivitas kesenian dan tidak sekadar menjadi konsumen pasif. Kata kunci: Aktivitas Kesenian, Interaksionisme Simbolik, Komunitas Sarang Tarung, Makna","PeriodicalId":33111,"journal":{"name":"Brikolase","volume":"108 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74863571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACTThe aim of the article entitled Seni Rupa “Biasa-Biasa Saja” Karya Herman “Beng” Handoko", is to understand creative and interpret the work of art aesthetics from Herman" Beng "Handoko or often called Beng Herman. This article is the result of qualitative research using Deteritorial theory Gilles Deleuze to understand Beng Herman's creative process. To understand the aesthetics of Beng Herman's work using the aesthetics of Clive Bell, inform art as a personal experience that presents a form of significance. Findings from this research are: (1) Beng Herman's art is present from a routine of feeling and thinking that frees himself from the boundaries outside himself so that his work is present from pure feelings from within him, (2) through liberation makes routine art activities become "mediocre" activities which are all responded to become a desire to produce aesthetic work, a depth of individual processes that display honesty without judgment on other individuals and (3) the aesthetics of Beng Herman's work is present from the unity of the line, fields that are coordinated freely, which sometimes appear repetitive by displaying dynamic rhythms. An ordinary thing that becomes extraordinary when something becomes a deep personal experience and presents diverse possibilities and meanings according to each individual's aesthetic experience. Keywords: Art, creative, Aesthetics, Beng Herman
【摘要】本文以《Seni Rupa " Biasa-Biasa Saja " Karya Herman" Beng "Handoko》为标题,旨在从Herman" Beng "Handoko或常被称为Beng Herman的作品中理解和解读艺术美学的创造性。本文是运用德勒兹的食性理论对本·赫尔曼的创作过程进行定性研究的结果。用克莱夫·贝尔的美学来理解本·赫尔曼作品的美学,把艺术作为一种个人体验来呈现一种意义。这项研究的结果是:(1)本·赫尔曼的艺术是从一种日常的感觉和思考中呈现出来的,这种日常的感觉和思考使他从外在的界限中解放出来,从而使他的作品从他内心的纯粹情感中呈现出来;(2)通过解放,使日常的艺术活动变成了“平庸”的活动,这些活动都被回应为一种产生审美作品的欲望;(3) Beng Herman作品的美学表现于线条的统一,自由协调的领域,有时通过展示动态节奏而出现重复。当一件事物成为一种深刻的个人体验,并根据每个人的审美体验呈现出不同的可能性和意义时,平凡的事物就会变得不平凡。关键词:艺术,创意,美学,本·赫尔曼
{"title":"SENI RUPA “BIASA-BIASA SAJA” KARYA HERMAN “BENG” HANDOKO","authors":"Much. Sofwan Zarkasi","doi":"10.33153/bri.v9i2.2165","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/bri.v9i2.2165","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe aim of the article entitled Seni Rupa “Biasa-Biasa Saja” Karya Herman “Beng” Handoko\", is to understand creative and interpret the work of art aesthetics from Herman\" Beng \"Handoko or often called Beng Herman. This article is the result of qualitative research using Deteritorial theory Gilles Deleuze to understand Beng Herman's creative process. To understand the aesthetics of Beng Herman's work using the aesthetics of Clive Bell, inform art as a personal experience that presents a form of significance. Findings from this research are: (1) Beng Herman's art is present from a routine of feeling and thinking that frees himself from the boundaries outside himself so that his work is present from pure feelings from within him, (2) through liberation makes routine art activities become \"mediocre\" activities which are all responded to become a desire to produce aesthetic work, a depth of individual processes that display honesty without judgment on other individuals and (3) the aesthetics of Beng Herman's work is present from the unity of the line, fields that are coordinated freely, which sometimes appear repetitive by displaying dynamic rhythms. An ordinary thing that becomes extraordinary when something becomes a deep personal experience and presents diverse possibilities and meanings according to each individual's aesthetic experience. Keywords: Art, creative, Aesthetics, Beng Herman","PeriodicalId":33111,"journal":{"name":"Brikolase","volume":"241 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76935325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini membahas mengenai seni lukis karya Wiryono periode 2006-2012 yang memiliki keunikan tersendiri terutama terkait dengan teknik, bentuk, fantasi, metafor, dan estetika yang ditampilkan dalam karya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang memperoleh data melalui observasi langsung di lapangan, wawancara, kajian pustaka dan data visual lainnya. Untuk membedah karya digunakan teori kreativitas Monroe C. Beardsley. Kata kunci : estetika, wiryono, seni lukis.
{"title":"SENI LUKIS KARYA WIRYONO PERIODE 2006-2012","authors":"A. Wicaksana, Henry Cholis","doi":"10.33153/BRI.V9I2.2168","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/BRI.V9I2.2168","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas mengenai seni lukis karya Wiryono periode 2006-2012 yang memiliki keunikan tersendiri terutama terkait dengan teknik, bentuk, fantasi, metafor, dan estetika yang ditampilkan dalam karya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang memperoleh data melalui observasi langsung di lapangan, wawancara, kajian pustaka dan data visual lainnya. Untuk membedah karya digunakan teori kreativitas Monroe C. Beardsley. Kata kunci : estetika, wiryono, seni lukis.","PeriodicalId":33111,"journal":{"name":"Brikolase","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75171263","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembuatan iklan rokok bertujuan untuk menyampaikan pesan dan wacana citra atau brand produk rokok. Bukan hal mudah untuk memunculkan ide kreatif dalam sebuah iklan rokok mengingat peraturan iklan rokok semakin ketat. Idiom estetika yaitu Pastiche, Parodi, Kitsch, Camp, dan Skizofrenia yang terkandung dalam iklan rokok menimbulkan konsep-konsep estetik sebagai model pemuatan makna-makna pada pesan iklan yang disampaikan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada masyarakat menengah bawah lebih tertarik pada iklan rokok yang mengandung idiom parodi dibandingkan dengan idiom-idiom yang lain. Parodi merupakan fenomena sederhana yang diangkat dari kehidupan masyarakat, sehingga menghibur dan mudah dipahami. Sedangkan untuk masyarakat kelas menengah atas lebih tertarik pada iklan yang mengekploitasi objek laki-laki yang berwibawa, gagah, dan elegan. Analisis yang digunakan adalah teori estetika dan semiotika Roland Barthes. Iklan rokok merupakan wacana hiperealitas yang mereproduksi objek-objek tidak nyata. Penampakan objek-objek dalam iklan rokok berbaur dan melebur dengan fantasi, fiksi, dan halusinasi. Idiom-idiom estetika dalam iklan rokok tersebut mengakibatkan keindahan konsep visual yang mempunyai implikasi kepada masyarakat sebagai konsumen.Kata kunci: iklan, idiom estetika, hiperealias, rokokCigarette advertising aims to convey the message and the discourse of the image or brand of cigarette products. It is not an easy thing to come up with a creative idea in a cigarette advertisement considering that cigarette advertising rules are getting tougher. The five aesthetic idioms, namely Pastiche, Parody, Kitsch, Camp, and Schizophrenia contained in cigarette advertisements give rise to aesthetic concepts as models of loading meanings on advertised advertising messages. The results of the study show that Indonesian in lower-middle-class society is more interested in cigarette advertisement containing parody idiom compared to other idioms. Parody is a simple phenomenon that is lifted from the life of society, so it is entertaining and easy to understand. Meanwhile, the upper middle class society is more interested in advertisement that exploits the object of men who are authoritative, handsome, and elegant. The analysis used in this research is the theory of aesthetics and semiotics Roland Barthes. Cigarette advertisement is a discourse of hyperreality that reproduces unreal objects. The appearance of objects in cigarette advertisements blends in with fantasy, fiction, and hallucinations. The aesthetic idioms in cigarette advertisements result in the beauty of visual concepts that have implications for society as consumers.Keywords: advertising, aesthetic idiom, hyper reality, cigarettes
{"title":"IDIOM ESTETIKA DALAM HIPEREALITAS IKLAN ROKOK","authors":"T. Alfian","doi":"10.33153/BRI.V9I1.2107","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/BRI.V9I1.2107","url":null,"abstract":"Pembuatan iklan rokok bertujuan untuk menyampaikan pesan dan wacana citra atau brand produk rokok. Bukan hal mudah untuk memunculkan ide kreatif dalam sebuah iklan rokok mengingat peraturan iklan rokok semakin ketat. Idiom estetika yaitu Pastiche, Parodi, Kitsch, Camp, dan Skizofrenia yang terkandung dalam iklan rokok menimbulkan konsep-konsep estetik sebagai model pemuatan makna-makna pada pesan iklan yang disampaikan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada masyarakat menengah bawah lebih tertarik pada iklan rokok yang mengandung idiom parodi dibandingkan dengan idiom-idiom yang lain. Parodi merupakan fenomena sederhana yang diangkat dari kehidupan masyarakat, sehingga menghibur dan mudah dipahami. Sedangkan untuk masyarakat kelas menengah atas lebih tertarik pada iklan yang mengekploitasi objek laki-laki yang berwibawa, gagah, dan elegan. Analisis yang digunakan adalah teori estetika dan semiotika Roland Barthes. Iklan rokok merupakan wacana hiperealitas yang mereproduksi objek-objek tidak nyata. Penampakan objek-objek dalam iklan rokok berbaur dan melebur dengan fantasi, fiksi, dan halusinasi. Idiom-idiom estetika dalam iklan rokok tersebut mengakibatkan keindahan konsep visual yang mempunyai implikasi kepada masyarakat sebagai konsumen.Kata kunci: iklan, idiom estetika, hiperealias, rokokCigarette advertising aims to convey the message and the discourse of the image or brand of cigarette products. It is not an easy thing to come up with a creative idea in a cigarette advertisement considering that cigarette advertising rules are getting tougher. The five aesthetic idioms, namely Pastiche, Parody, Kitsch, Camp, and Schizophrenia contained in cigarette advertisements give rise to aesthetic concepts as models of loading meanings on advertised advertising messages. The results of the study show that Indonesian in lower-middle-class society is more interested in cigarette advertisement containing parody idiom compared to other idioms. Parody is a simple phenomenon that is lifted from the life of society, so it is entertaining and easy to understand. Meanwhile, the upper middle class society is more interested in advertisement that exploits the object of men who are authoritative, handsome, and elegant. The analysis used in this research is the theory of aesthetics and semiotics Roland Barthes. Cigarette advertisement is a discourse of hyperreality that reproduces unreal objects. The appearance of objects in cigarette advertisements blends in with fantasy, fiction, and hallucinations. The aesthetic idioms in cigarette advertisements result in the beauty of visual concepts that have implications for society as consumers.Keywords: advertising, aesthetic idiom, hyper reality, cigarettes","PeriodicalId":33111,"journal":{"name":"Brikolase","volume":"76 5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86395547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}