Pepsodent merupakan salah satu produk pasta gigi dengan brand yang sangat dikenal oleh konsumen. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satusatunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap. Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang diakui oleh FDI, Federasi Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri. Pepsodent terdiri dari berbagai macam pilhan rasa dan fungsi. PT Unilever Indonesia berusaha untuk selalu melakukan inovasi agar tetap menarik perhatian konsumen dan konsumen tidak berpindah ke merek lain serta konsumen tetap menjaga loyalitasnya. Terbukti bahwa untuk periode tahun 2019, Pepsodent menduduki urutan pertama dengan persentase sebesar 68,3% untuk berbagai jenis pasta gigi.
{"title":"PENGARUH KESADARAN MEREK, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PASTA GIGI","authors":"R. S. Basuki, Rulirianto, Ika Kusumasasti","doi":"10.33795/jabh.v8i1.1400","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/jabh.v8i1.1400","url":null,"abstract":"Pepsodent merupakan salah satu produk pasta gigi dengan brand yang sangat dikenal oleh konsumen. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satusatunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap. Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang diakui oleh FDI, Federasi Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri. Pepsodent terdiri dari berbagai macam pilhan rasa dan fungsi. PT Unilever Indonesia berusaha untuk selalu melakukan inovasi agar tetap menarik perhatian konsumen dan konsumen tidak berpindah ke merek lain serta konsumen tetap menjaga loyalitasnya. Terbukti bahwa untuk periode tahun 2019, Pepsodent menduduki urutan pertama dengan persentase sebesar 68,3% untuk berbagai jenis pasta gigi.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128750119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Level Kompetensi marketing dinilai dari dua variabel yaitu tingkat wawasan dan keterampilan praktik berdasarkan professional marketing standard. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pada tingkat wawasan terdapat 2 indikator yang memiliki nilai sangat baik yaitu brand sebesar (84%) dan integrated marketing communication sebesar (82%) sedangkan variabel yang ter rendah yaitu sebesar (66%). Untuk variabel keterampilan praktik indikator yang bernilai sangat baik adalah brand (86%), partnership dan digital integration (82%) sedangkan nilai paling rendah yaitu product management sebesar (62%). Jadi dapat disimpulkan level kompetensi teknis mahasiswa D4 manajemen pemasaran pada matakuliah IT application berdasarkan dari keseluruhan indikator wawasan ilmu marketing berada pada level mastery sedangkan keterampilan dalam penerapan ilmu marketing mahasiswa berada pada level regular. Namun masih dibutuhkan perbaikan kurikulum yang runtut dan konsisten sehingga mahasiswa mampu memetakan runtutan ilmu yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
{"title":"ANALISIS LEVEL PENERAPAN STANDAR PROFESIONAL MARKETING (KOMPETENSI TEKNIS) PADA PRATIK IT APPLICATION MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN MARKETING","authors":"Joni Dwi Pribadi, Abd. Waris, Becik Gati Anjari","doi":"10.33795/jabh.v8i1.1401","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/jabh.v8i1.1401","url":null,"abstract":"Level Kompetensi marketing dinilai dari dua variabel yaitu tingkat wawasan dan keterampilan praktik berdasarkan professional marketing standard. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pada tingkat wawasan terdapat 2 indikator yang memiliki nilai sangat baik yaitu brand sebesar (84%) dan integrated marketing communication sebesar (82%) sedangkan variabel yang ter rendah yaitu sebesar (66%). Untuk variabel keterampilan praktik indikator yang bernilai sangat baik adalah brand (86%), partnership dan digital integration (82%) sedangkan nilai paling rendah yaitu product management sebesar (62%). Jadi dapat disimpulkan level kompetensi teknis mahasiswa D4 manajemen pemasaran pada matakuliah IT application berdasarkan dari keseluruhan indikator wawasan ilmu marketing berada pada level mastery sedangkan keterampilan dalam penerapan ilmu marketing mahasiswa berada pada level regular. Namun masih dibutuhkan perbaikan kurikulum yang runtut dan konsisten sehingga mahasiswa mampu memetakan runtutan ilmu yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134411770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rendahnya kemampuan berbicara mahasiswa sedangkan kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang penting dikuasai karena dapat menunjang pemahaman mata kuliah yang berhubungan dengan otomotif yang dipakai nanti pada saat presentasi laporan akhir/skripsi yang ditulis dan di ajukan menggunakan bahasa Inggri Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan seberapa efektifnya presentasi ini untuk meningkatkan kemampuan speaking skill mahasiswa Metode penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan model pengembangan Kemmis dan Taggart yang meliputi; 1) planning, 2) implementing, 3) observing, dan 4) reflecting, dengan preleminary study sebagai pembukaannya. Populasi penelitian ini terdiri dari kelas 4A terdiri 23 orang dan 4B sebanyak 24 mahasiswa. Materi pelajaran yang diberikan adalah yang berbasis konteks karena hal ini yang dibahas sehari-hari. Hasil yang diperoleh pada kuesioner yang diikuti oleh mahasiswa kelas 4A dan 4B menunjukkan bahwa mereka tidak keberatan bahkan merasa lebih nyaman dengan presentasi kelompok dan mereka merasa lebih bisa berbicara bila dibandingkan dengan kelas kuliah atau lecturing. Dan dari data penelitian mahasiswa menunjukkan peningkatan pada kemahiran berbicara dari kelas 4A dari 55,44% meningkat 63,01% dan dari kelas 4B dari 53,14 % menjadi 62,72%
{"title":"PENERAPAN KEMAMPUAN PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN SPEAKING SKILLS MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN","authors":"Umi Anis R, Atiqah Nurul Asri, Abd. Muqit","doi":"10.33795/JABH.V7I2.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/JABH.V7I2.6","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rendahnya kemampuan berbicara mahasiswa sedangkan kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang penting dikuasai karena dapat menunjang pemahaman mata kuliah yang berhubungan dengan otomotif yang dipakai nanti pada saat presentasi laporan akhir/skripsi yang ditulis dan di ajukan menggunakan bahasa Inggri Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan seberapa efektifnya presentasi ini untuk meningkatkan kemampuan speaking skill mahasiswa Metode penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan model pengembangan Kemmis dan Taggart yang meliputi; 1) planning, 2) implementing, 3) observing, dan 4) reflecting, dengan preleminary study sebagai pembukaannya. Populasi penelitian ini terdiri dari kelas 4A terdiri 23 orang dan 4B sebanyak 24 mahasiswa. Materi pelajaran yang diberikan adalah yang berbasis konteks karena hal ini yang dibahas sehari-hari. Hasil yang diperoleh pada kuesioner yang diikuti oleh mahasiswa kelas 4A dan 4B menunjukkan bahwa mereka tidak keberatan bahkan merasa lebih nyaman dengan presentasi kelompok dan mereka merasa lebih bisa berbicara bila dibandingkan dengan kelas kuliah atau lecturing. Dan dari data penelitian mahasiswa menunjukkan peningkatan pada kemahiran berbicara dari kelas 4A dari 55,44% meningkat 63,01% dan dari kelas 4B dari 53,14 % menjadi 62,72%","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133487517","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilakukan untuk menambah bahan ajar mata kuliah pajak dan praktik pajak. Selain itu penelitianini berkesinambungan dengan penelitian sebelumnya mengenai pengampunan pajak pada tahun 2016. Pajak berkembang danberubah sesuai perkembangan perekonomian. Sehingga sebagai pengajar pajak dan praktik pajak harus mengikutiperkembangan dan memahami prosedur pelaksanaan peraturan pajak terbaru, khususnya dalam penelitian ini mengenaiPengungkapan Aset Sukarela Dengan Tarif Final (PAS Final). Pengungkapan Aset Sukarela Dengan Tarif Final (PAS Final) bertujuan agar wajib pajak yang memiliki harta yangbelum dilaporkan dalamSPT PPh sampai dengan tahun 2015 dan tidak diikutkan dalam program pengampunan pajak tidakdikenakan denda Pasal 18 Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak sebesar 200%. Jika harta yangbelum dilaporkan dalam SPT PPh Tahunan sampai dengantahun 2017 tidak diikutkan program pengampunan pajak makadianggap sebagai penghasilan yang harus dibayar pokok pajaknya dan denda 200%.
{"title":"ANALISA PELAKSANAAN PAS FINAL BERDASARKAN PMK No.165/PMK.03/2017 DAN PP No. 36 Tahun 2017 UNTUK BAHAN AJAR MATAKULIAH PAJAK DAN MANAJEMEN PAJAK","authors":"Ahmad Jarnuzi, Hariadi Purnomo, Yusna","doi":"10.33795/JABH.V7I2.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/JABH.V7I2.8","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk menambah bahan ajar mata kuliah pajak dan praktik pajak. Selain itu penelitianini berkesinambungan dengan penelitian sebelumnya mengenai pengampunan pajak pada tahun 2016. Pajak berkembang danberubah sesuai perkembangan perekonomian. Sehingga sebagai pengajar pajak dan praktik pajak harus mengikutiperkembangan dan memahami prosedur pelaksanaan peraturan pajak terbaru, khususnya dalam penelitian ini mengenaiPengungkapan Aset Sukarela Dengan Tarif Final (PAS Final). Pengungkapan Aset Sukarela Dengan Tarif Final (PAS Final) bertujuan agar wajib pajak yang memiliki harta yangbelum dilaporkan dalamSPT PPh sampai dengan tahun 2015 dan tidak diikutkan dalam program pengampunan pajak tidakdikenakan denda Pasal 18 Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak sebesar 200%. Jika harta yangbelum dilaporkan dalam SPT PPh Tahunan sampai dengantahun 2017 tidak diikutkan program pengampunan pajak makadianggap sebagai penghasilan yang harus dibayar pokok pajaknya dan denda 200%.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120960480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lilis Nur Aini, Tatiana Kristianingsih, Fullchis Nurtjahjani
Penelitian ini mengambil tema faktor penentu kepuasan kerja. Dalam penelitian ini diambil sampel 50orang sebagai karyawan Alfamart. Studi kuantitatif di mana responden diperoleh dari kuesioner yang dibagikan digunakansebagai data primer diolah dengan SPSS. Respon responden menilai rentang 1-5, dengan skala likert sangat tidak setujuhingga sangat setuju. Berdasarkan hasil penelitian, dari uraian data mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki denganusia dibawah 25 tahun. Uji coba yang dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas yaitu uji validitas kuesioner yangdibagikan, uji t untuk menguji kebenaran hipotesis yang dirumuskan, uji korelasi dan regresi untuk menguji hubungan danpengaruh hubungan dan pengaruh masing-masing variabel segmentasi pasar hubungan konsumen yang merupakanpengembangan karir. Pada uji coba yang dilakukan terdapat kebenaran hipotesis yang dirumuskan yaitu terdapat hubunganyang signifikan antara faktor pengembangan karir dengan kepuasan kerja.
{"title":"PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA RITEL ALFA MART DI MALANG","authors":"Lilis Nur Aini, Tatiana Kristianingsih, Fullchis Nurtjahjani","doi":"10.33795/JABH.V7I2.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/JABH.V7I2.10","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengambil tema faktor penentu kepuasan kerja. Dalam penelitian ini diambil sampel 50orang sebagai karyawan Alfamart. Studi kuantitatif di mana responden diperoleh dari kuesioner yang dibagikan digunakansebagai data primer diolah dengan SPSS. Respon responden menilai rentang 1-5, dengan skala likert sangat tidak setujuhingga sangat setuju. Berdasarkan hasil penelitian, dari uraian data mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki denganusia dibawah 25 tahun. Uji coba yang dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas yaitu uji validitas kuesioner yangdibagikan, uji t untuk menguji kebenaran hipotesis yang dirumuskan, uji korelasi dan regresi untuk menguji hubungan danpengaruh hubungan dan pengaruh masing-masing variabel segmentasi pasar hubungan konsumen yang merupakanpengembangan karir. Pada uji coba yang dilakukan terdapat kebenaran hipotesis yang dirumuskan yaitu terdapat hubunganyang signifikan antara faktor pengembangan karir dengan kepuasan kerja.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121090017","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kemampuan berbicara mahasiswa dalam bahasa asing – dalam hal ini bahasa Jepang – menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan mahasiswa tersebut dalam menguasai bahasa Jepang. Penguasaan kosakata menjadi komponen penting untuk menguasai keterampilan berbicara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara penguasaan kosakata dan kemampuan berbicara bahasa Jepang mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi D-III Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang kelas IIA, IIB, dan IIC semester 4. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 83 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berbetuk tes tertulis dan wawancara. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi Pearson (Product Moment Correlation). Uji statistik korelasi Pearson menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,612. Nilai ini menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara penguasaan kosakata dan kemampuan berbicara bahasa Jepang mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang. Hasil penelitian juga menunjukkan responden belum menguasai bentuk lampau kopula dan kata kerja bahasa Jepang.
{"title":"KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG","authors":"Eny Widiyowati, Achmad Suyono, B. Suryanto","doi":"10.33795/JABH.V7I1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/JABH.V7I1.3","url":null,"abstract":"Kemampuan berbicara mahasiswa dalam bahasa asing – dalam hal ini bahasa Jepang – menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan mahasiswa tersebut dalam menguasai bahasa Jepang. Penguasaan kosakata menjadi komponen penting untuk menguasai keterampilan berbicara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara penguasaan kosakata dan kemampuan berbicara bahasa Jepang mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi D-III Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang kelas IIA, IIB, dan IIC semester 4. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 83 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berbetuk tes tertulis dan wawancara. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi Pearson (Product Moment Correlation). Uji statistik korelasi Pearson menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,612. Nilai ini menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara penguasaan kosakata dan kemampuan berbicara bahasa Jepang mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang. Hasil penelitian juga menunjukkan responden belum menguasai bentuk lampau kopula dan kata kerja bahasa Jepang.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125711156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini, untuk menguji apakah brainstorming dan keahlian auditor berpengaruh terhadap penilaian risiko fraud, dengan brainstorming dan keahlian auditor sebagai variable independen, dan penilaian risiko fraud sebagai variable dependen. Sampel berjumlah 50 kepada Internal Auditor (Perangkat SPI) PTN dari 14 PTN di Jawa Timur, dengan mendistribusikan kuisioner 50 kuisioner dan 46 kuisioner yang direspon oleh responden. Metode analisis data yang digunakan adalah uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan regresi linier berganda, berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan bahwa brainstorming dan keahlian auditor berpengaruh terhadap penilaian risiko fraud. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brainstorming berpengaruh terhadap penilaian risiko fraud karena tanpa proses Brainstorming yang tepat, tugas dan kinerja auditor akan terancam, dan auditor mungkin tidak mampu mengidentifikasi risiko fraud selama penilaian risiko fraud serta dengan Brainstorming mendorong auditor untuk mengadakan diskusi dengan anggota tim audit tentang potensi materi salah saji karena fraud. Keahlian auditor berpengaruh terhadap penilaian risiko fraud karena penilaian risiko fraud harus dilakukan oleh Auditor yang memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup sebagai Auditor dan bertindak sebagai seorang yang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing melalui pendidikan formalnya yang diperluas dengan pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit.
{"title":"PENGARUH BRAINSTORMING DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP PENILAIAN RISIKO FRAUD DI PTN","authors":"Imam Mulyono, J. Jaswadi, Siti Amerieska","doi":"10.33795/JABH.V7I1.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/JABH.V7I1.1","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini, untuk menguji apakah brainstorming dan keahlian auditor berpengaruh terhadap penilaian risiko fraud, dengan brainstorming dan keahlian auditor sebagai variable independen, dan penilaian risiko fraud sebagai variable dependen. Sampel berjumlah 50 kepada Internal Auditor (Perangkat SPI) PTN dari 14 PTN di Jawa Timur, dengan mendistribusikan kuisioner 50 kuisioner dan 46 kuisioner yang direspon oleh responden. Metode analisis data yang digunakan adalah uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan regresi linier berganda, berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan bahwa brainstorming dan keahlian auditor berpengaruh terhadap penilaian risiko fraud. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brainstorming berpengaruh terhadap penilaian risiko fraud karena tanpa proses Brainstorming yang tepat, tugas dan kinerja auditor akan terancam, dan auditor mungkin tidak mampu mengidentifikasi risiko fraud selama penilaian risiko fraud serta dengan Brainstorming mendorong auditor untuk mengadakan diskusi dengan anggota tim audit tentang potensi materi salah saji karena fraud. Keahlian auditor berpengaruh terhadap penilaian risiko fraud karena penilaian risiko fraud harus dilakukan oleh Auditor yang memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup sebagai Auditor dan bertindak sebagai seorang yang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing melalui pendidikan formalnya yang diperluas dengan pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129368161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurfadillah Salam, Abdullah Helmy, Aulia Nourma Putri
Suatu penelitian ilmiah membuktikan bahwa mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang menginginkan Ketrampilan Berbicara daripada tiga ketrampilan berbahasa yang lain: Ketrampilan Membaca, Ketrampilan Mendengarkan, dan Ketrampilan Menulis. Namun, walaupun mereka mendambakan untuk mampu berbicara atau berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, mereka tidak mempunyai cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya dalam Bahasa Inggris karena: 1) mereka tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang Struktur Kalimat Bahasa Inggris, 2) sulitnya memilih kata-kata Bahasa Inggris yang tepat, dan 3) mereka tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan idenya dalam Bahasa Inggris. Penelitian ini mencari tahu apa yang menyebabkan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang enggan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris atau tidak berani berbicara dalam Bahasa Inggris padahal mereka berminat untuk menguasai ketrampilan berbicara. Sebelum penelitian ini memperoleh jawabannya, peneliti menentukan dulu responden yang akan dilibatkan dalam penelitian ini. Peneliti tidak menentukan kemahiran calon responden dalam berbahasa Inggris tetapi peneliti hanya memilih melalui penelitian awal calon responden yang memang berminat memiliki ketrampilan berbicara dalam Bahasa Inggris tetapi enggan untuk berbicara. Penelitian ini melibatkan 28 mahasiswa yang diambil dari 14 kelas yang terdiri dari 7 kelas D3 dan 7 kelas D3. Masing-masing kelas diambil 2 mahasiswa yang terdiri dari 1 mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Penelitian ini menemukan bahwa Ketrampilan Berbicara dalam Bahasa Inggris merupakan ketrampilan yang paling diminati oleh para mahasiswa. Walaupun demikian, mereka mempunyai beberapa kesulitan, antara lain: penguasaan tata bahasa Bahasa Inggris (English Structure), penguasaan kosa kata Bahasa Inggris (English vocabularies), pelafalan (pronunciation), pembentukan coherence dan unity dan pengembangan kalimat topik (topic sentence). Ternyata bukan hanya kelemahan dalam bidang kebahasaan saja yang menyebabkan mahasiswa enggan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris tetapi juga ada faktor lain di luar kebahasaan tadi, yaitu kurangnya dukungan dari dosen agar mahasiswa mau dan berani menyampaikan idenya dalam Bahasa Inggris, merasa malu jika membuat kesalahan, dan takut akan memberikan kesan negatif. Selain itu, tidak sedikit yang kurang mampu mengenali isi tugas yang diberikan oleh dosen sehingga mereka kurang percaya diri untuk berbicara di hadapan mahasiswa yang ia anggap jumlah cukup besar. Cara mengatasinya mereka mengusulkan agar dosen cepat membantu mahasiswa saat kesulitan mencari kata-kata yang tepat untuk membuat kalimat dan memberikan cara untuk mengurangi rasa kurang percaya diri, mahasiswa yang lain tidak menertawakan jika mereka lupa melanjutkan kalimatnya tapi mau memotivasinya agar trampil berbicaranya. Selain itu, mereka berharap lawan bicaranya bisa meresponse agar komunikasi bisa berjalan dengan baik.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERANIAN MAHASISWA TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI MALANG UNTUK BERKOMUNIKASI DALAM BAHASA INGGRIS","authors":"Nurfadillah Salam, Abdullah Helmy, Aulia Nourma Putri","doi":"10.33795/JABH.V7I1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/JABH.V7I1.5","url":null,"abstract":"Suatu penelitian ilmiah membuktikan bahwa mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang menginginkan Ketrampilan Berbicara daripada tiga ketrampilan berbahasa yang lain: Ketrampilan Membaca, Ketrampilan Mendengarkan, dan Ketrampilan Menulis. Namun, walaupun mereka mendambakan untuk mampu berbicara atau berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, mereka tidak mempunyai cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya dalam Bahasa Inggris karena: 1) mereka tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang Struktur Kalimat Bahasa Inggris, 2) sulitnya memilih kata-kata Bahasa Inggris yang tepat, dan 3) mereka tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan idenya dalam Bahasa Inggris. Penelitian ini mencari tahu apa yang menyebabkan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang enggan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris atau tidak berani berbicara dalam Bahasa Inggris padahal mereka berminat untuk menguasai ketrampilan berbicara. Sebelum penelitian ini memperoleh jawabannya, peneliti menentukan dulu responden yang akan dilibatkan dalam penelitian ini. Peneliti tidak menentukan kemahiran calon responden dalam berbahasa Inggris tetapi peneliti hanya memilih melalui penelitian awal calon responden yang memang berminat memiliki ketrampilan berbicara dalam Bahasa Inggris tetapi enggan untuk berbicara. Penelitian ini melibatkan 28 mahasiswa yang diambil dari 14 kelas yang terdiri dari 7 kelas D3 dan 7 kelas D3. Masing-masing kelas diambil 2 mahasiswa yang terdiri dari 1 mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Penelitian ini menemukan bahwa Ketrampilan Berbicara dalam Bahasa Inggris merupakan ketrampilan yang paling diminati oleh para mahasiswa. Walaupun demikian, mereka mempunyai beberapa kesulitan, antara lain: penguasaan tata bahasa Bahasa Inggris (English Structure), penguasaan kosa kata Bahasa Inggris (English vocabularies), pelafalan (pronunciation), pembentukan coherence dan unity dan pengembangan kalimat topik (topic sentence). Ternyata bukan hanya kelemahan dalam bidang kebahasaan saja yang menyebabkan mahasiswa enggan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris tetapi juga ada faktor lain di luar kebahasaan tadi, yaitu kurangnya dukungan dari dosen agar mahasiswa mau dan berani menyampaikan idenya dalam Bahasa Inggris, merasa malu jika membuat kesalahan, dan takut akan memberikan kesan negatif. Selain itu, tidak sedikit yang kurang mampu mengenali isi tugas yang diberikan oleh dosen sehingga mereka kurang percaya diri untuk berbicara di hadapan mahasiswa yang ia anggap jumlah cukup besar. Cara mengatasinya mereka mengusulkan agar dosen cepat membantu mahasiswa saat kesulitan mencari kata-kata yang tepat untuk membuat kalimat dan memberikan cara untuk mengurangi rasa kurang percaya diri, mahasiswa yang lain tidak menertawakan jika mereka lupa melanjutkan kalimatnya tapi mau memotivasinya agar trampil berbicaranya. Selain itu, mereka berharap lawan bicaranya bisa meresponse agar komunikasi bisa berjalan dengan baik.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127505660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat besar peranannya bagi kehidupan bangsa karena pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju mundurnya proses pembangunan bangsa dalam segala bidang. Lingkungan belajar bagi mahasiswa diharapkan akan menimbulkan semangat untuk belajar dan akan menghasilkan prestasi yang baik yang pada akhirnya akan menjadi lulusan yang berkwalitas. Prsetasi belajar yang dicapai oleh seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari diri mahasiswa maupun dari luar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses belajar mengajar dan liungkungan belajar di kelas terhadap prestasi belajar mahasiswa. Agar memperoleh gambaran yang menyeluruh, maka obyek penelitiannya adalah seluruh mahasiswa tingkat satu D3 dan tingkat satu D4/pemasaran Jurusan administrasi Bisnis Politeknik Negeri Malang. Sehingga hasilnya diharapkan dapat dijadikan masukan terkait dengan proses belajar mengajar dan lingkungan belajar di kelas terhadap prestasi belajar pada mahasiswa.
{"title":"PENGARUH PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN LINGKUNGAN DI KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MALANG","authors":"Masreviastuti","doi":"10.33795/JABH.V7I1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/JABH.V7I1.2","url":null,"abstract":"Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat besar peranannya bagi kehidupan bangsa karena pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju mundurnya proses pembangunan bangsa dalam segala bidang. Lingkungan belajar bagi mahasiswa diharapkan akan menimbulkan semangat untuk belajar dan akan menghasilkan prestasi yang baik yang pada akhirnya akan menjadi lulusan yang berkwalitas. Prsetasi belajar yang dicapai oleh seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari diri mahasiswa maupun dari luar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses belajar mengajar dan liungkungan belajar di kelas terhadap prestasi belajar mahasiswa. Agar memperoleh gambaran yang menyeluruh, maka obyek penelitiannya adalah seluruh mahasiswa tingkat satu D3 dan tingkat satu D4/pemasaran Jurusan administrasi Bisnis Politeknik Negeri Malang. Sehingga hasilnya diharapkan dapat dijadikan masukan terkait dengan proses belajar mengajar dan lingkungan belajar di kelas terhadap prestasi belajar pada mahasiswa.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114555888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi belanja terhadap pencarian informasionlinedan belanjaonline, serta perbedaan laki-laki dan perempuan dalam orientasi belanja.Jenis penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif kausal. Populasi penelitian adalah mahasiswaJurusan Administrasi Politeknik Negeri Malang Tahun Akademik 2017/2018 yang pernah melakukan pembelianonline.Pengumpulan data menggunakan kuesioner kepada 94 responden menggunakan teknikpurposive random sampling.Analisisdata menggunakan regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh orientasi belanja terhadap pencarian informasionlinedanbelanjaonline, kemudian dilanjutkan dengan ujiindependent sample T testuntuk melihat perbedaan laki-laki dan perempuandalamorientasi belanja.Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi belanja tidak berpengaruh terhadap pencarianinformasionlinedengan t hitung 0,547 < t tabel 1,66159. Orientasi belanjaberpengaruh terhadap belanjaonlinedengan thitung 2,609 > t tabel 1,66159. Persamaan regresi sederhana yang didapatkan yaitu Y1= 7,898 + 0,013 X dan Y2=2,492 + 0,082 X.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan orientasi belanja atara laki-laki dan perempuan.
{"title":"PENGARUH ORIENTASI BELANJA DAN PERBEDAAN GENDER TERHADAP PENCARIAN INFORMASI ONLINE DAN BELANJA ONLINE PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MALANG","authors":"Dwi Sudjanarti, U. Khabibah, Tri Istining Wardani","doi":"10.33795/JABH.V7I2.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/JABH.V7I2.9","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi belanja terhadap pencarian informasionlinedan belanjaonline, serta perbedaan laki-laki dan perempuan dalam orientasi belanja.Jenis penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif kausal. Populasi penelitian adalah mahasiswaJurusan Administrasi Politeknik Negeri Malang Tahun Akademik 2017/2018 yang pernah melakukan pembelianonline.Pengumpulan data menggunakan kuesioner kepada 94 responden menggunakan teknikpurposive random sampling.Analisisdata menggunakan regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh orientasi belanja terhadap pencarian informasionlinedanbelanjaonline, kemudian dilanjutkan dengan ujiindependent sample T testuntuk melihat perbedaan laki-laki dan perempuandalamorientasi belanja.Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi belanja tidak berpengaruh terhadap pencarianinformasionlinedengan t hitung 0,547 < t tabel 1,66159. Orientasi belanjaberpengaruh terhadap belanjaonlinedengan thitung 2,609 > t tabel 1,66159. Persamaan regresi sederhana yang didapatkan yaitu Y1= 7,898 + 0,013 X dan Y2=2,492 + 0,082 X.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan orientasi belanja atara laki-laki dan perempuan.","PeriodicalId":331601,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Bisnis dan Humaniora","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126555076","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}