Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pendidikan karakter pada indikator peduli lingkungan bagi siswa kelas X IPS1 SMAN 5 Muara Teweh melalui novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata yang diajarkan pada pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian menggunakan quasi experimental dengan bentuk one group pretest-posttest. Dalam desain ini hanya dibutuhkan satu kelompok sebagai kelompok eksperimen. Kelompok ini diberi pretest sebelum mendapat perlakuan dengan model pembelajaran kontekstual. Setelah mendapat perlakuan, kelompok diberi posttest agar dapat melihat perbedaan dari penilaian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan nilai karakter siswa kelas X SMAN 5 Muara Teweh pada indikator peduli lingkungan. pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual dapat membentuk karakter peduli lingkungan melalui proses mendapatkan pengalaman dan melakukan perenungan. Proses tersebut mampu memberi pengetahuan dan kepedulian terhadap lingkungan, sehingga peserta didik mampu membentuk karakter peduli lingkungan. Rendahnya peningkatan karakter peduli lingkungan peserta didik dikarenakan pemahaman konsep peserta didik belum mencapai kkm yang secara tidak langsung mempengaruhi rendahnya perkembangan karakter peduli lingkungan.
{"title":"IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA BAGI SISWA SMAN 5 MUARA TEWEH","authors":"Theresia Dessy Wardani","doi":"10.54683/puppr.v1i0.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.20","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pendidikan karakter pada indikator peduli lingkungan bagi siswa kelas X IPS1 SMAN 5 Muara Teweh melalui novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata yang diajarkan pada pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian menggunakan quasi experimental dengan bentuk one group pretest-posttest. Dalam desain ini hanya dibutuhkan satu kelompok sebagai kelompok eksperimen. Kelompok ini diberi pretest sebelum mendapat perlakuan dengan model pembelajaran kontekstual. Setelah mendapat perlakuan, kelompok diberi posttest agar dapat melihat perbedaan dari penilaian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan nilai karakter siswa kelas X SMAN 5 Muara Teweh pada indikator peduli lingkungan. pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual dapat membentuk karakter peduli lingkungan melalui proses mendapatkan pengalaman dan melakukan perenungan. Proses tersebut mampu memberi pengetahuan dan kepedulian terhadap lingkungan, sehingga peserta didik mampu membentuk karakter peduli lingkungan. Rendahnya peningkatan karakter peduli lingkungan peserta didik dikarenakan pemahaman konsep peserta didik belum mencapai kkm yang secara tidak langsung mempengaruhi rendahnya perkembangan karakter peduli lingkungan.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":" 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131976478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini berfokus pada Ritual Lawang Sakepeng yang tidak bisa lepas dari tradisi pernikahan adat Dayak Ngaju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal mula dan makna Ritual Lawang Sakepeng pada tradisi pernikahan adat Dayak Ngaju. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, deskriptif secara analisis memiliki keterkaitan dengan data untuk variabel sebuah penelitian. Sifat dekriptif dalam sebuah penelitian memberikan gambaran penelitian yang detail berdasarkan temuan-temuan di lapangan. Metode pengumpulan data dalam rencana penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, rekaman informasi secara lisan. Metode analisis data dilakukan pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis informasi dari para partisipan. Hasil penelitian menujukan bahwa dapat mengembangkan pengetahuan tentang Ritual Lawang Sakepeng dan agar tradisi tersebut dapat selalu di lestarikan. Ritual Lawang Sakepeng memiliki nilai adat dan agama yang kental, atraksi Lawang Sakepeng dalam acara pernikahan bertujuan memeriahkan dan menyambut kedatangan pengantin laki-laki juga untuk menjauhkan segala rintangan dan musibah yang dapat dialami calon suami-istri dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
{"title":"RITUAL LAWANG SAKEPENG PADA TRADISI PERNIKAHAN ADAT DAYAK NGAJU DI MASYARAKAT DESA TARANTANG KABUPATEN KAPUAS","authors":"Dicki Cahya Niago, Silvia Arianti, Liberti Natalia Hia, Karso Karso, Eny Susilowati","doi":"10.54683/puppr.v1i0.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.35","url":null,"abstract":"Penelitian ini berfokus pada Ritual Lawang Sakepeng yang tidak bisa lepas dari tradisi pernikahan adat Dayak Ngaju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal mula dan makna Ritual Lawang Sakepeng pada tradisi pernikahan adat Dayak Ngaju. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, deskriptif secara analisis memiliki keterkaitan dengan data untuk variabel sebuah penelitian. Sifat dekriptif dalam sebuah penelitian memberikan gambaran penelitian yang detail berdasarkan temuan-temuan di lapangan. Metode pengumpulan data dalam rencana penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, rekaman informasi secara lisan. Metode analisis data dilakukan pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis informasi dari para partisipan. Hasil penelitian menujukan bahwa dapat mengembangkan pengetahuan tentang Ritual Lawang Sakepeng dan agar tradisi tersebut dapat selalu di lestarikan. Ritual Lawang Sakepeng memiliki nilai adat dan agama yang kental, atraksi Lawang Sakepeng dalam acara pernikahan bertujuan memeriahkan dan menyambut kedatangan pengantin laki-laki juga untuk menjauhkan segala rintangan dan musibah yang dapat dialami calon suami-istri dalam menjalani kehidupan rumah tangga.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125404299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Air limbah tahu mengandung padatan tersuspensi yang akan mengalami perubahan fisik, kimia,dan biologi sehingga menghasilkan zat beracun serta menjadi media pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data kemampuan enceng gondok untuk menurunkan kadar BOD, COD dan TSS air limbah tahu tempe dengan variasi konsentrasi air limbah. Metode penelitian bersifat eksperimen semu, menggunakan pre-test dan post-test untuk objek dan kontrolnya. Hasil penelitian menunjukan; 1)kualitas air limbah kosentrasi 100% parameter BOD,COD,TSS adalah 1800 mg/l, 2912 mg/l, 4050 mg/l, Kosentrasi 75% parameter BOD, COD, TSS adalah 864 mg/l, 1369 mg/l, 1985 mg/l, Konsentrasi 50% parameter BOD, COD, TSSadalah 540 mg/l, 917 mg/l, 810 mg/l, 2) Pengaruh variasi kosentrasi air limbah tahu tempe Konsentrasi 100%, Konsentrasi 75% dan Konsentrasi 50% terhadap BOD, COD dan TSS menggunakan uji Anova berpengaruh signifikan hal ini dapat dilihat dari nilai signifikasi semuanya memiliki nilai ≤0,05 dan rekomendasi penelitian ini adalah dilaksanakan rancang bangun IPAL tahu sebagai aplikasi dengan metoda Fitoremidiasi.
{"title":"PENGARUH VARIASI KOSENTRASI AIR LIMBAH TAHU TERHADAP PENURUNAN BOD, COD, TSS MENGGUNAKAN TANAMAN ENCENG GODOK","authors":"I. Santosa, Daria Br Ginting, Enro Sujito","doi":"10.54683/puppr.v1i0.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.13","url":null,"abstract":"Air limbah tahu mengandung padatan tersuspensi yang akan mengalami perubahan fisik, kimia,dan biologi sehingga menghasilkan zat beracun serta menjadi media pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data kemampuan enceng gondok untuk menurunkan kadar BOD, COD dan TSS air limbah tahu tempe dengan variasi konsentrasi air limbah. Metode penelitian bersifat eksperimen semu, menggunakan pre-test dan post-test untuk objek dan kontrolnya. Hasil penelitian menunjukan; 1)kualitas air limbah kosentrasi 100% parameter BOD,COD,TSS adalah 1800 mg/l, 2912 mg/l, 4050 mg/l, Kosentrasi 75% parameter BOD, COD, TSS adalah 864 mg/l, 1369 mg/l, 1985 mg/l, Konsentrasi 50% parameter BOD, COD, TSSadalah 540 mg/l, 917 mg/l, 810 mg/l, 2) Pengaruh variasi kosentrasi air limbah tahu tempe Konsentrasi 100%, Konsentrasi 75% dan Konsentrasi 50% terhadap BOD, COD dan TSS menggunakan uji Anova berpengaruh signifikan hal ini dapat dilihat dari nilai signifikasi semuanya memiliki nilai ≤0,05 dan rekomendasi penelitian ini adalah dilaksanakan rancang bangun IPAL tahu sebagai aplikasi dengan metoda Fitoremidiasi.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121106322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam mata pelajaran geografi di sekolah-sekolah, tujuan dari pengajaran geografi tidak akan tercapai apabila siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru di dalam kelas, namun akan lebih mengena dan berkesan dalam benak siswa apabila mereka langsung berhadapan pada permasalahan praktis di sekelilingnya. Hal ini sesuai dengan studi analisa geografi yang meliputi analisis gejala manusia dengan gejala alam, analisa penyebaran, interelasinya dan interaksinya dalam ruang.Salah satu bentuk belajar mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan belajar mengajar di luar kelas, salah satunya melalui kegiatan karyawisata.Kegiatan karyawisata dapat mengarahkan siswa untuk mencocokkan hal-hal yang mereka peroleh di dalam kelas dengan kenyataan di masyarakat maupun pada kenyataan di lingkungan sekitarnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahuipeningkatan aktivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan metode karya wisata sebagai metode pembelajaran geografi. 2) untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar geografi setelah menggunakan metode karya wisata. Metode penelitian menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X/IIS SMAN 6 Palangka Raya tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 35 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes hasil belajar. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada tahap siklus I aktivitas belajar siswa rata-rata hasil pengamatan aktivitas yaitu 70,15% dan siklus II rata-rata hasil pengamatan aktivitas meningkat menjadi 96,51% terdapat peningkatan 26,36%. Hasil belajar siswa yang didapat dari penilaian hasil post-test siswa pada siklus I dengan hasil persentasenya 64,0% dan pada siklus II meningkat menjadi 97,5% yang terdapat peningkatan 33,5% dari kedua siklus tersebut. Hasil belajar menggunakan rumus N-Gain pada siklus I adalah 0,41 (sedang) dan siklus II 0,75 (tinggi). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X/IIS SMAN 6 Palangka Raya pada saat pembelajaran geografi dengan menggunakan metode karya wisata lebih aktif.Ada peningkatan minat dan hasil belajar geografi siswa setelah menggunakan metode karya wisata
{"title":"KONTRIBUSI PELAKSANAAN KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X/IIS SMA NEGERI 6 PALANGKA RAYA","authors":"Dedy Norsandi","doi":"10.54683/puppr.v1i0.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.19","url":null,"abstract":"Dalam mata pelajaran geografi di sekolah-sekolah, tujuan dari pengajaran geografi tidak akan tercapai apabila siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru di dalam kelas, namun akan lebih mengena dan berkesan dalam benak siswa apabila mereka langsung berhadapan pada permasalahan praktis di sekelilingnya. Hal ini sesuai dengan studi analisa geografi yang meliputi analisis gejala manusia dengan gejala alam, analisa penyebaran, interelasinya dan interaksinya dalam ruang.Salah satu bentuk belajar mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan belajar mengajar di luar kelas, salah satunya melalui kegiatan karyawisata.Kegiatan karyawisata dapat mengarahkan siswa untuk mencocokkan hal-hal yang mereka peroleh di dalam kelas dengan kenyataan di masyarakat maupun pada kenyataan di lingkungan sekitarnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahuipeningkatan aktivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan metode karya wisata sebagai metode pembelajaran geografi. 2) untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar geografi setelah menggunakan metode karya wisata. Metode penelitian menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X/IIS SMAN 6 Palangka Raya tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 35 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes hasil belajar. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada tahap siklus I aktivitas belajar siswa rata-rata hasil pengamatan aktivitas yaitu 70,15% dan siklus II rata-rata hasil pengamatan aktivitas meningkat menjadi 96,51% terdapat peningkatan 26,36%. Hasil belajar siswa yang didapat dari penilaian hasil post-test siswa pada siklus I dengan hasil persentasenya 64,0% dan pada siklus II meningkat menjadi 97,5% yang terdapat peningkatan 33,5% dari kedua siklus tersebut. Hasil belajar menggunakan rumus N-Gain pada siklus I adalah 0,41 (sedang) dan siklus II 0,75 (tinggi). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X/IIS SMAN 6 Palangka Raya pada saat pembelajaran geografi dengan menggunakan metode karya wisata lebih aktif.Ada peningkatan minat dan hasil belajar geografi siswa setelah menggunakan metode karya wisata","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129898735","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Air adalah merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kelangsungan hidup seluruh mahluk hidup, namun tidak jarang menjadi permasalahan dalam keberadaannya, peredaran/sirkulasinya dan penyebarannya. Selain itu air juga merupakan sumberdaya alam yang tidak hidup (abiotic) tetapi dapat diperbaharui (renewable resources). Berdasarkan sifat-sifatnya, air sangat mudah terkontaminasi dengan zat-zat kimia lainnya melalui pencemaran lingkungan. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi melalui system pengelolaan yang inovatif, sehingga sumberdaya air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sampai kepada generasi yang akan datang.
{"title":"PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI UPAYA KONSERVASI SUMBERDAYA AIR YANG INOVATIF UNTUK PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP","authors":"R. Rosdiana, Rosmawiah Rosmawiah, Marni Marni","doi":"10.54683/puppr.v1i0.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.36","url":null,"abstract":"Air adalah merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kelangsungan hidup seluruh mahluk hidup, namun tidak jarang menjadi permasalahan dalam keberadaannya, peredaran/sirkulasinya dan penyebarannya. Selain itu air juga merupakan sumberdaya alam yang tidak hidup (abiotic) tetapi dapat diperbaharui (renewable resources). Berdasarkan sifat-sifatnya, air sangat mudah terkontaminasi dengan zat-zat kimia lainnya melalui pencemaran lingkungan. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi melalui system pengelolaan yang inovatif, sehingga sumberdaya air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sampai kepada generasi yang akan datang.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130489426","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daerah aliran Sungai Kahayan merupakan kawasan saat ini berkembang, kondisi aliran Sungai Kahayan, sebagaian besar penduduknya bermukim dan berusaha dibantaran sungai serta langsung membuang limbah ke dalam sungai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar buangan limbah organik masyarakat didaerah aliran Sungai Kahayan.Akibat banyaknya pemukiman disepanjang Sungai Kahayan dan untuk mengetahui kondisi kualitas air Sungai Kahayan serta hubungannya terhadap oksigen terlarut serta parameter lain seperti BOD, Suhu, pH, Kekeruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan survai. Hasil penelitian yaitu unsur kimia yang paling dominan adalah DO, nilai DO di Sungai Kahayan berkisar antara 2-5 mg/l ini berarti nilai DO daerah aliran Sungai Kahayan memenuhi standar baku mutu kualitas air menurut PP No.32 Tahun 2017, untuk nilai pH yaitu kisaran antara 6-7, kondisi kualitas air di daerah aliran Sungai Kahayan telah mengalami pencemaran sehingga tidak layak diperuntukkan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana air bersih.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAP PENCEMARAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KAHAYAN KOTA PALANGKA RAYA","authors":"Elyta Vivi Yanti","doi":"10.54683/puppr.v1i0.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.15","url":null,"abstract":"Daerah aliran Sungai Kahayan merupakan kawasan saat ini berkembang, kondisi aliran Sungai Kahayan, sebagaian besar penduduknya bermukim dan berusaha dibantaran sungai serta langsung membuang limbah ke dalam sungai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar buangan limbah organik masyarakat didaerah aliran Sungai Kahayan.Akibat banyaknya pemukiman disepanjang Sungai Kahayan dan untuk mengetahui kondisi kualitas air Sungai Kahayan serta hubungannya terhadap oksigen terlarut serta parameter lain seperti BOD, Suhu, pH, Kekeruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan survai. Hasil penelitian yaitu unsur kimia yang paling dominan adalah DO, nilai DO di Sungai Kahayan berkisar antara 2-5 mg/l ini berarti nilai DO daerah aliran Sungai Kahayan memenuhi standar baku mutu kualitas air menurut PP No.32 Tahun 2017, untuk nilai pH yaitu kisaran antara 6-7, kondisi kualitas air di daerah aliran Sungai Kahayan telah mengalami pencemaran sehingga tidak layak diperuntukkan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana air bersih.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131629171","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bermaksud untuk melakukan identifikasi terhadap sumber pangan lokal yang masih dikenali oleh masyarakat, mengingat di tengah masyarakat pun terjadi degradasi pengetahuan terhadap kekayaan pangan lokal. Metode yang dipergunakan adalah studi etnobotani dengan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang pangan lokal (lokal expert). Responden dipilih dengan metode Snowball. Pada setiap desa ditetapkan jumlah Responden sebanyak 10 kepala keluarga (KK), Lokasi penelitian dipilih dari Desa Tumbang Talaken dan Tumbang Jalemu kecamatan manuhing kabupaten Gunung Mas. Analisa data dilakukan dengan pengelompokan menjadi pangan pokok dan pangan pelengkap serta dilakukan analisis Indeks keanekaragaman biologis Shannon-Weiner (H’) dan indek kesamaan Pielou (J’) untuk mengevaluasi pengetahuan etnobotani masyarakat. Studi etnobotani tumbuhan pangan lokal masyarakat dayak di Desa Tumbang Talaken dan Tumbang Jalemu terdapat 21 jenis tumbuhan pangan lokal. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah sulur, batang, daun, bunga, buah, pucuk dan umbi. Cara memasak dengan beberapa cara diantaranya santan, oseng, direbus dengan bumbu, bakar, dodol, keripik, kukus, dan fermentasi. Berdasarkan hasil perhitungan, Indeks Keanekaragaman (H’) tumbuhan pada wilayah studi sebesar 2,1985 dengan penyebaran per desa antara 2,1573 – 2,2117. Nilai indeks tersebut (lebih kecil dari 2,3089) memperlihatkan bahwa keanekaragaman tumbuhan dalam wilayah studi termasuk dalam kategori rendah. Nilai indeks keseragaman (J’) berkisar antara 0,8139 – 0,8423 dengan indeks keseragaman untuk seluruh wilayah studi sebesar 0,8318. Nilai indeks (mendekati 1,00) tersebut mengindikasikan bahwa penyebaran tumbuhan pada wilayah studi seragam.
{"title":"SURVEI ETHNOBOTANI TUMBUHAN PANGAN LOKAL DI DESA TUMBANG TALAKEN DAN DESA TUMBANG JALEMU KECAMATAN MANUHING KABUPATEN GUNUNG MAS","authors":"Mentupelu Bella, Yuliasi Mumpung, Arief Rahman Hakim, Asro' Laelani Indrayanti, Yulia Yustha, Manya Manya, Budi Budi, Wiwik Suprapti","doi":"10.54683/puppr.v1i0.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.4","url":null,"abstract":"Penelitian ini bermaksud untuk melakukan identifikasi terhadap sumber pangan lokal yang masih dikenali oleh masyarakat, mengingat di tengah masyarakat pun terjadi degradasi pengetahuan terhadap kekayaan pangan lokal. Metode yang dipergunakan adalah studi etnobotani dengan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang pangan lokal (lokal expert). Responden dipilih dengan metode Snowball. Pada setiap desa ditetapkan jumlah Responden sebanyak 10 kepala keluarga (KK), Lokasi penelitian dipilih dari Desa Tumbang Talaken dan Tumbang Jalemu kecamatan manuhing kabupaten Gunung Mas. Analisa data dilakukan dengan pengelompokan menjadi pangan pokok dan pangan pelengkap serta dilakukan analisis Indeks keanekaragaman biologis Shannon-Weiner (H’) dan indek kesamaan Pielou (J’) untuk mengevaluasi pengetahuan etnobotani masyarakat. Studi etnobotani tumbuhan pangan lokal masyarakat dayak di Desa Tumbang Talaken dan Tumbang Jalemu terdapat 21 jenis tumbuhan pangan lokal. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah sulur, batang, daun, bunga, buah, pucuk dan umbi. Cara memasak dengan beberapa cara diantaranya santan, oseng, direbus dengan bumbu, bakar, dodol, keripik, kukus, dan fermentasi. Berdasarkan hasil perhitungan, Indeks Keanekaragaman (H’) tumbuhan pada wilayah studi sebesar 2,1985 dengan penyebaran per desa antara 2,1573 – 2,2117. Nilai indeks tersebut (lebih kecil dari 2,3089) memperlihatkan bahwa keanekaragaman tumbuhan dalam wilayah studi termasuk dalam kategori rendah. Nilai indeks keseragaman (J’) berkisar antara 0,8139 – 0,8423 dengan indeks keseragaman untuk seluruh wilayah studi sebesar 0,8318. Nilai indeks (mendekati 1,00) tersebut mengindikasikan bahwa penyebaran tumbuhan pada wilayah studi seragam.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"06 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131078755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penerapan Konsep Green Economy dalam Pengembangan Pendidikan, Pariwisata dan Rekreasi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi pada Kota Palangka Raya). Green economy merupakan sebuah konsep baru yang bertujuan untuk meningkatkan aspek ekonomi melalui kegiatan pembangunan yang tidak mengesampingkan kelestarian lingkungan. Kota Palangka Raya yang terkenal memiliki tiga wajah yaitu wajah kota, wajah desa dan wajah hutan, serta mempunyai berbagai objek wisata yang sebagian besar merupakan objek wisata alam yang masih lestari yang masih belum dieksplor sehingga wisatawan belum mengetahui. Saat ini Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Parawisata gencar mempromosikan tempat-tempat wisata, kebudayaan daerah dan mengembangkan budaya tradisional yang sangat eksotis melalui sanggarsanggar kesenian yang ada di kota Palangka Raya. Keindahan alam kota Palangka Raya yang mempunyai tiga wajah yaitu wajah kota, wajah desa dan wajah hutan dengan mengusung keindahan alam sungai dan danau yang masih lestari disetiap kelurahan yang berada disepanjang sungai kahayan. Keindahan alam pedesaaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerapan konsep green economy dalam pengembangan wisata alam dan kesenian tradisional yang belum banyak diketahui oleh orang-orang luar baik wisatawan manca Negara maupun wisatawan nusantara. Metode penelitian deskriptif kualitatif. Pemerintah Kota Palangka Raya harus segera mengadakan penanganan mengenai menjaga kelestarian lingkungan, permasalahan sampah dan melestarikan kesenian tradisional serta menyelematkan alam Kalimantan Tengah khususnya Kota Palangka Raya.
{"title":"PENERAPAN KONSEP GREEN ECONOMY : DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN, PARIWISATA DAN REKREASI SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (STUDI PADA KOTA PALANGKA RAYA)","authors":"Trecy Anden","doi":"10.54683/puppr.v1i0.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.17","url":null,"abstract":"Penerapan Konsep Green Economy dalam Pengembangan Pendidikan, Pariwisata dan Rekreasi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi pada Kota Palangka Raya). Green economy merupakan sebuah konsep baru yang bertujuan untuk meningkatkan aspek ekonomi melalui kegiatan pembangunan yang tidak mengesampingkan kelestarian lingkungan. Kota Palangka Raya yang terkenal memiliki tiga wajah yaitu wajah kota, wajah desa dan wajah hutan, serta mempunyai berbagai objek wisata yang sebagian besar merupakan objek wisata alam yang masih lestari yang masih belum dieksplor sehingga wisatawan belum mengetahui. Saat ini Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Parawisata gencar mempromosikan tempat-tempat wisata, kebudayaan daerah dan mengembangkan budaya tradisional yang sangat eksotis melalui sanggarsanggar kesenian yang ada di kota Palangka Raya. Keindahan alam kota Palangka Raya yang mempunyai tiga wajah yaitu wajah kota, wajah desa dan wajah hutan dengan mengusung keindahan alam sungai dan danau yang masih lestari disetiap kelurahan yang berada disepanjang sungai kahayan. Keindahan alam pedesaaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerapan konsep green economy dalam pengembangan wisata alam dan kesenian tradisional yang belum banyak diketahui oleh orang-orang luar baik wisatawan manca Negara maupun wisatawan nusantara. Metode penelitian deskriptif kualitatif. Pemerintah Kota Palangka Raya harus segera mengadakan penanganan mengenai menjaga kelestarian lingkungan, permasalahan sampah dan melestarikan kesenian tradisional serta menyelematkan alam Kalimantan Tengah khususnya Kota Palangka Raya.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"138 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128749002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alfrid Sentosa, Fauzi A Rahman, Betty Karya, Tutik Haryani
Beberapa elemen sosial dan budaya dapat digunakan untuk mendukung pembangunan, sebaliknya pembangunan harus memperkuat modal sosial. termasuk budaya di dalamnya. Diakui atau tidak, perkembangan kita selama ini merupakan perkembangan yang mengerikan bagi banyak orang. Tidak hanya sering merusak lingkungan, tetapi juga merusak ikatan sosial dan budaya masyarakat. Negara sama sekali tidak berdaya ketika tanah tempat mereka tinggal dan mencari makan sebagian dari hutan rakyatnya digunduli karena kayunya ditebang. Perkembangan di Indonesia jarang memperhatikan faktor sosial budaya. Bahkan perkembangan biasa tanpa subjek. Kelayakan dinyatakan dengan angka saja. Perencanaan pembangunan seolah menjadi monopoli para ekonom atau politisi. Sosiolog atau antropolog jarang terlibat dalam perencanaan pembangunan. Memang benar bahwa mengintegrasikan modal sosial dan budaya ke dalam diskusi pembangunan membuat lebih sulit untuk menemukan strategi dan desain yang tepat. Di sisi lain, kebijakan yang mengabaikan modal sosiokultural juga memiliki keterbatasan yang sangat serius. Pentingan peninjauan kembali dalam menjalankan program ekonomi hijau dengan melibatkan sosiolog dan antropolog dengan memperhatihan dari berbagai sudut pandang sangat penting agar program ini dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat yang besar bagi masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan.
{"title":"EKONOMI HIJAU PENDEKATAN SOSIAL DAN BUDAYA","authors":"Alfrid Sentosa, Fauzi A Rahman, Betty Karya, Tutik Haryani","doi":"10.54683/puppr.v1i0.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.28","url":null,"abstract":"Beberapa elemen sosial dan budaya dapat digunakan untuk mendukung pembangunan, sebaliknya pembangunan harus memperkuat modal sosial. termasuk budaya di dalamnya. Diakui atau tidak, perkembangan kita selama ini merupakan perkembangan yang mengerikan bagi banyak orang. Tidak hanya sering merusak lingkungan, tetapi juga merusak ikatan sosial dan budaya masyarakat. Negara sama sekali tidak berdaya ketika tanah tempat mereka tinggal dan mencari makan sebagian dari hutan rakyatnya digunduli karena kayunya ditebang. Perkembangan di Indonesia jarang memperhatikan faktor sosial budaya. Bahkan perkembangan biasa tanpa subjek. Kelayakan dinyatakan dengan angka saja. Perencanaan pembangunan seolah menjadi monopoli para ekonom atau politisi. Sosiolog atau antropolog jarang terlibat dalam perencanaan pembangunan. Memang benar bahwa mengintegrasikan modal sosial dan budaya ke dalam diskusi pembangunan membuat lebih sulit untuk menemukan strategi dan desain yang tepat. Di sisi lain, kebijakan yang mengabaikan modal sosiokultural juga memiliki keterbatasan yang sangat serius. Pentingan peninjauan kembali dalam menjalankan program ekonomi hijau dengan melibatkan sosiolog dan antropolog dengan memperhatihan dari berbagai sudut pandang sangat penting agar program ini dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat yang besar bagi masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115970723","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kukuh Wurdianto, Liberti Natalia Hia, E. Fitriana, Muhammad Dwi Toriyono, Muhamad Khoiri Ridlwan
Kejadian bencana terus meningkat di Indonesia. Sebagian besar dari kejadian bencana tersebut merupakan bencana lingkungan hidup seperti angin putting beliung, banjir dan tanah longsor. Banjir besar-besaran terjadi di beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah pada bulan November 2021. Berdasarkan data dari BPBD Kota Palangka Raya, tercatat 31.013 warga yang terdiri atas 8.876 keluarga menjadi korban banjir. Selain dampak fisik, dampak psikologis pasca bencana banjir perlu menjadi perhatian. Dampak psikologis yang terjadi yaitu berupa kecemasan, stres dan trauma pada para korban. Trauma pada korban bencana alam tidak dapat dibiarkan berlarut-larut agar korban bencana dapat terus melanjutkan kehidupannya secara normal, maka diperlukan terapi trauma/ pemulihan trauma (trauma healing). Khusus untuk anak-anak usia sekolah, maka sebaiknya dilakukan dengan pendekatan pedagogis. Pendekatan pedagogis yang digunakan mengacu pada pola perkembangan dan pendidikan yang telah ditempuh atau sedang dialami oleh korban pengungsian khususnya anak-anak, sehingga proses trauma healing dapat berjalan dan berpengaruh sebagaimana yang diharapkan. Selain pemulihan trauma pasca bencana juga perlu adanyapendidikan lingkungan yang memiliki peran strategis dalam mencegah dan mengurangi resiko bencana lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan harus dapat memfasilitasi berbagai proses belajar pada ranah kognitif dan kesadaran, sikap dan perilaku, dan tindakan kolektif untuk melembagakan perilaku ramah lingkungan dan sensitif bencana.
{"title":"IMPLEMENTASI TRAUMA HEALING DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN PADA ANAK-ANAK PASCA BENCANA BANJIR DI KOTA PALANGKA RAYA","authors":"Kukuh Wurdianto, Liberti Natalia Hia, E. Fitriana, Muhammad Dwi Toriyono, Muhamad Khoiri Ridlwan","doi":"10.54683/puppr.v1i0.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.22","url":null,"abstract":"Kejadian bencana terus meningkat di Indonesia. Sebagian besar dari kejadian bencana tersebut merupakan bencana lingkungan hidup seperti angin putting beliung, banjir dan tanah longsor. Banjir besar-besaran terjadi di beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah pada bulan November 2021. Berdasarkan data dari BPBD Kota Palangka Raya, tercatat 31.013 warga yang terdiri atas 8.876 keluarga menjadi korban banjir. Selain dampak fisik, dampak psikologis pasca bencana banjir perlu menjadi perhatian. Dampak psikologis yang terjadi yaitu berupa kecemasan, stres dan trauma pada para korban. Trauma pada korban bencana alam tidak dapat dibiarkan berlarut-larut agar korban bencana dapat terus melanjutkan kehidupannya secara normal, maka diperlukan terapi trauma/ pemulihan trauma (trauma healing). Khusus untuk anak-anak usia sekolah, maka sebaiknya dilakukan dengan pendekatan pedagogis. Pendekatan pedagogis yang digunakan mengacu pada pola perkembangan dan pendidikan yang telah ditempuh atau sedang dialami oleh korban pengungsian khususnya anak-anak, sehingga proses trauma healing dapat berjalan dan berpengaruh sebagaimana yang diharapkan. Selain pemulihan trauma pasca bencana juga perlu adanyapendidikan lingkungan yang memiliki peran strategis dalam mencegah dan mengurangi resiko bencana lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan harus dapat memfasilitasi berbagai proses belajar pada ranah kognitif dan kesadaran, sikap dan perilaku, dan tindakan kolektif untuk melembagakan perilaku ramah lingkungan dan sensitif bencana.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129121904","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}