Darwis Sagita, Puspita Asri Praceka, Ari Pandu Witantra
Pada hari ini kita sudah memasuki situasi masyarakat informasi, dimana masyarakat digambarkan berinteraksi dengan media pada era kekinian. Bagaimana kehidupan bermedia masuk kedalam aktivitas masyarakat tanpa dapat dibendung, sehingga seakan- akan hampir setiap orang tidak bisa melewati hari tanpa media. Termasuk saat mengkonsumsi berita politik. Dengan kondisi diatas, maka penelitian ini mengambil judul literasi informasi pemilih pemula Provinsi Banten pada berita pemilihan Presiden dan Wakil Presdiden 2019. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik FGD sebagai pengambilan data. Kemudian dilakukan pula traingulasi data yang melibatkan pendapat ahli. Ada pun yang menjadi hasil penelitian adalah Hasil penelitian ini adalah pemilih pemula yang dapat dikatakan kaum millenials ini sudah di dominasi dengan penggunaan media dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga peran media inilah khususnya media online dan media sosial yang dijadikan acuan pada tahap literasi informasi yang dilakukan oleh pemilih pemula. Pada hal ini terjadi adanya pergeseran konsumsi informasi dari media mainstream ke media non mainstream. Tahap evaluasi informasi yang dilakukan oleh pemilih pemula dinilai kurang maksimal, karena dianggap belum paham akan persoalan kepemilikan media massa. Sehingga dapat dikatakan, pemilih pemula tidak benar-benar mempunyai motivasi untuk mencari informasi terkait pemberitaan isu kecurangan ini, hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan informasinya saja. Kata Kunci: Literasi Informasi, Pemilih Pemula, Isu Kecurangan
{"title":"LITERASI INFORMASI MEDIA OLEH PEMILIH PEMULA TERKAIT ISU KECURANGAN PADA PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2019","authors":"Darwis Sagita, Puspita Asri Praceka, Ari Pandu Witantra","doi":"10.31506/jrk.v10i1.6014","DOIUrl":"https://doi.org/10.31506/jrk.v10i1.6014","url":null,"abstract":"Pada hari ini kita sudah memasuki situasi masyarakat informasi, dimana masyarakat digambarkan berinteraksi dengan media pada era kekinian. Bagaimana kehidupan bermedia masuk kedalam aktivitas masyarakat tanpa dapat dibendung, sehingga seakan- akan hampir setiap orang tidak bisa melewati hari tanpa media. Termasuk saat mengkonsumsi berita politik. Dengan kondisi diatas, maka penelitian ini mengambil judul literasi informasi pemilih pemula Provinsi Banten pada berita pemilihan Presiden dan Wakil Presdiden 2019. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik FGD sebagai pengambilan data. Kemudian dilakukan pula traingulasi data yang melibatkan pendapat ahli. Ada pun yang menjadi hasil penelitian adalah Hasil penelitian ini adalah pemilih pemula yang dapat dikatakan kaum millenials ini sudah di dominasi dengan penggunaan media dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga peran media inilah khususnya media online dan media sosial yang dijadikan acuan pada tahap literasi informasi yang dilakukan oleh pemilih pemula. Pada hal ini terjadi adanya pergeseran konsumsi informasi dari media mainstream ke media non mainstream. Tahap evaluasi informasi yang dilakukan oleh pemilih pemula dinilai kurang maksimal, karena dianggap belum paham akan persoalan kepemilikan media massa. Sehingga dapat dikatakan, pemilih pemula tidak benar-benar mempunyai motivasi untuk mencari informasi terkait pemberitaan isu kecurangan ini, hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan informasinya saja. \u0000 \u0000Kata Kunci: Literasi Informasi, Pemilih Pemula, Isu Kecurangan","PeriodicalId":344242,"journal":{"name":"JRK (Jurnal Riset Komunikasi)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114419583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kehadiran Sport7 sebagai tayangan olahraga yang tayang setiap hari menjadi stereotype dari program-program sejenis di media televise yang berbeda. Perempuan dengan paras cantik lah yang dipilih untuk menjadi presenter pada setiap program Sport7. Tayangan berita olahraga juga tak luput dari komodifikasi perempuan dimana presenter tayangan tersebut merupakan perempuan yang cantik dan menjadi nilai jual tersendiri bagi industry media. Penelitian dengan judul Komodifikasi tubuh perempuan dalam tayangan olahraga ini menggunakan teori ekonomi politik media Vincent Mosco sebagai teori utamanya. Teori ini digunakan untuk melihat bagaimana komodifikasi terbentuk dalam proses produksi, distribusi dan juga konsumsi. Dengan menggunakan paradigm kritis dan pendekatan kualitatif menunjukan hasil yang dicapai pada penelitian ini adalah komodifikasi terbentuk pada proses produksi dengan mengutamakan kecantikan bentuk fisik dari presenter daripada kecerdasan dan juga pengalamannya di bidang jurnalis atau olahraga. Pada proses distribusi komodifikasi terbentuk ketika pemilihan jam tayang yang sengaja ditayangkan di tengah malam dengan segmentasi pria dewasa muda dan pada proses konsumsi komodifikasi terbentuk saat masyarakat sengaja dipromosikan sisi kecantikan fisik sehingga menjadi hal yang umum bagi masyarakat jika tayangan Sport 7 presenternya cantik secara fisik dan juga enak dipandang. Kata kunci : komodifikasi, tayangan, olahraga, ekonomi politik media, Sport 7
{"title":"KOMODIFIKASI TUBUH PEREMPUAN DALAM TAYANGAN BERITA OLAHRAGA","authors":"Yuda Wiranata","doi":"10.31506/jrk.v10i1.6018","DOIUrl":"https://doi.org/10.31506/jrk.v10i1.6018","url":null,"abstract":"Kehadiran Sport7 sebagai tayangan olahraga yang tayang setiap hari menjadi stereotype dari program-program sejenis di media televise yang berbeda. Perempuan dengan paras cantik lah yang dipilih untuk menjadi presenter pada setiap program Sport7. Tayangan berita olahraga juga tak luput dari komodifikasi perempuan dimana presenter tayangan tersebut merupakan perempuan yang cantik dan menjadi nilai jual tersendiri bagi industry media. Penelitian dengan judul Komodifikasi tubuh perempuan dalam tayangan olahraga ini menggunakan teori ekonomi politik media Vincent Mosco sebagai teori utamanya. Teori ini digunakan untuk melihat bagaimana komodifikasi terbentuk dalam proses produksi, distribusi dan juga konsumsi. Dengan menggunakan paradigm kritis dan pendekatan kualitatif menunjukan hasil yang dicapai pada penelitian ini adalah komodifikasi terbentuk pada proses produksi dengan mengutamakan kecantikan bentuk fisik dari presenter daripada kecerdasan dan juga pengalamannya di bidang jurnalis atau olahraga. Pada proses distribusi komodifikasi terbentuk ketika pemilihan jam tayang yang sengaja ditayangkan di tengah malam dengan segmentasi pria dewasa muda dan pada proses konsumsi komodifikasi terbentuk saat masyarakat sengaja dipromosikan sisi kecantikan fisik sehingga menjadi hal yang umum bagi masyarakat jika tayangan Sport 7 presenternya cantik secara fisik dan juga enak dipandang. \u0000 \u0000Kata kunci : komodifikasi, tayangan, olahraga, ekonomi politik media, Sport 7","PeriodicalId":344242,"journal":{"name":"JRK (Jurnal Riset Komunikasi)","volume":"76 9","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114089922","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Maraknya fenomena seks bebas di kalangan remaja yang terindikasi meningkat setiap tahunnya, hal ini pula yang terjadi pada remaja di Pandeglang yang mengalami peningkatan aktivitas seks bebas, seperti kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan remaja dan pekerja seks komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi realitas diri remaja pelaku seks bebas di Pandeglang dengan menggunakan tahap eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi realitas sosial Petter Berger dan Luckmann. Metode penelitian yaitu kualititatif dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu 3 key informan remaja yang pernah melakukan seks bebas dan 2 informan tambahan yaitu tokoh agama dan ahli psikologi. Hasil pada penelitian ini terdapat dua bentuk realitas, yaitu realitas objektif dan realitas subjektif, dalam tahap eksternalisasi penyesuaian diri terhadap nilai dan norma seks bebas dalam lingkungan keluarga sangatlah mempengaruhi, untuk tahap objektivasi yaitu interaksi sosial, lingkungan pergaulan sangatlah mempengaruhi ketiga key informan yang akhirnya menjadi penyebab kepada tahap selanjutnya tahap internalisasi yaitu pemaknaan terhadap seks bebas, sehingga pada pengungkapan makna ini, key informan akhirnya menilai bahwa seks bebas sebagai sesuatu hal yang sudah biasa dan pada akhirnya key informan melakukan hubungan seks bebas melalui dengan melalui tindakannya, yang akhirnya membentuk realitas seks bebas dikalangan remaja. Kata Kunci : Seksualitas, Teori Konstruksi Realitas Sosial, Remaja Pelaku Seks Bebas.
{"title":"KONSTRUKSI REALITAS DIRI REMAJA PELAKU SEKS BEBAS DI PANDEGLANG","authors":"Ratu Tusilah","doi":"10.31506/jrk.v10i1.6016","DOIUrl":"https://doi.org/10.31506/jrk.v10i1.6016","url":null,"abstract":"Maraknya fenomena seks bebas di kalangan remaja yang terindikasi meningkat setiap tahunnya, hal ini pula yang terjadi pada remaja di Pandeglang yang mengalami peningkatan aktivitas seks bebas, seperti kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan remaja dan pekerja seks komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi realitas diri remaja pelaku seks bebas di Pandeglang dengan menggunakan tahap eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi realitas sosial Petter Berger dan Luckmann. Metode penelitian yaitu kualititatif dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu 3 key informan remaja yang pernah melakukan seks bebas dan 2 informan tambahan yaitu tokoh agama dan ahli psikologi. Hasil pada penelitian ini terdapat dua bentuk realitas, yaitu realitas objektif dan realitas subjektif, dalam tahap eksternalisasi penyesuaian diri terhadap nilai dan norma seks bebas dalam lingkungan keluarga sangatlah mempengaruhi, untuk tahap objektivasi yaitu interaksi sosial, lingkungan pergaulan sangatlah mempengaruhi ketiga key informan yang akhirnya menjadi penyebab kepada tahap selanjutnya tahap internalisasi yaitu pemaknaan terhadap seks bebas, sehingga pada pengungkapan makna ini, key informan akhirnya menilai bahwa seks bebas sebagai sesuatu hal yang sudah biasa dan pada akhirnya key informan melakukan hubungan seks bebas melalui dengan melalui tindakannya, yang akhirnya membentuk realitas seks bebas dikalangan remaja. \u0000Kata Kunci : Seksualitas, Teori Konstruksi Realitas Sosial, Remaja Pelaku Seks Bebas.","PeriodicalId":344242,"journal":{"name":"JRK (Jurnal Riset Komunikasi)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115861435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alfiolita Widya Safitri, H. Hafiar, Lilis Puspitasari
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Revo Town, apa saja atribut-atribut yang digunakan oleh Revo Town, serta bagaimana positioning statement baru yang dimiliki Revo Town dalam menerapkan repositioning. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh Revo Town adalah meliputi dua bagian yaitu, komunikasi pada atribut produk diimplementasikan pada perubahan fisik gedung agar lebih modern dan perbaikan zoning tenant atau tata letak tenant serta komunikasi menyangkut soal citra produk diimplementasikan pada pemanfaatan media sosial, media baligo serta bekerjasama dengan beberapa media lokal dan media online, tenant gathering, promo serta pendekatan dengan komunitas-komunitas Bekasi.Atribut produk Revo Town meliputi dua bagian yaitu,positioning harus memberi arti penting bagi konsumen dengan menjadi mall yang merupakan mall kelas menengah, memiliki tenant premium, dan Revo Town merupakan mall yang nyaman untuk dikunjungi serta atribut yang dipilih harus unik dengan menjadikan tenant textile sebagai cirri khas dari Revo Town dan menyediakan tempat bermain snowworld, wahana salju pertama yang ada di Bekasi. Positioning statement meliputi dua bagian yaitu, positioning harus mewakili citra di benak konsumen Revo Town dengan melakukan penggunaan tagline, namun dirasa belum optimal karena penggunaan bahasa inggris yang panjang pada tagline menjadi penghambat untuk masuk kedalam benak konsumen.
{"title":"Implementasi Repositioning Mal Revo Town","authors":"Alfiolita Widya Safitri, H. Hafiar, Lilis Puspitasari","doi":"10.31506/jrk.v10i1.6013","DOIUrl":"https://doi.org/10.31506/jrk.v10i1.6013","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Revo Town, apa saja atribut-atribut yang digunakan oleh Revo Town, serta bagaimana positioning statement baru yang dimiliki Revo Town dalam menerapkan repositioning. \u0000Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh Revo Town adalah meliputi dua bagian yaitu, komunikasi pada atribut produk diimplementasikan pada perubahan fisik gedung agar lebih modern dan perbaikan zoning tenant atau tata letak tenant serta komunikasi menyangkut soal citra produk diimplementasikan pada pemanfaatan media sosial, media baligo serta bekerjasama dengan beberapa media lokal dan media online, tenant gathering, promo serta pendekatan dengan komunitas-komunitas Bekasi.Atribut produk Revo Town meliputi dua bagian yaitu,positioning harus memberi arti penting bagi konsumen dengan menjadi mall yang merupakan mall kelas menengah, memiliki tenant premium, dan Revo Town merupakan mall yang nyaman untuk dikunjungi serta atribut yang dipilih harus unik dengan menjadikan tenant textile sebagai cirri khas dari Revo Town dan menyediakan tempat bermain snowworld, wahana salju pertama yang ada di Bekasi. Positioning statement meliputi dua bagian yaitu, positioning harus mewakili citra di benak konsumen Revo Town dengan melakukan penggunaan tagline, namun dirasa belum optimal karena penggunaan bahasa inggris yang panjang pada tagline menjadi penghambat untuk masuk kedalam benak konsumen.","PeriodicalId":344242,"journal":{"name":"JRK (Jurnal Riset Komunikasi)","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125687409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}