Pub Date : 2019-10-10DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.2.129-155
A. Abdullah, Moh. Ismail
Membincang pendidikan awal di Bangkalan, acap kali dikaitkan dengan ghuruh tolang. Ghuruh tolang adalah figur pendidik yang berperan penting dalam pembentukan karakter dasar anak, namun jarang dikaji dan diteliti. Penelitian deskriptif ini berupaya menganalisis peran ghuruh tolang dalam menanamkan nilai-nilai karakter islami pada santri di musholla al-Ismail Tanah Merah Bangkalan. Hal mendasar yang dilakukan ghuruh tolang adalah mengajari santri membaca al-Qur’an mulai dari mengenalkan huruf hijaiyah hingga dapat membaca al-Qur’an. Temuan penelitian ini memaparkan bahwa masyarakat Madura (dalam hal ini di Tanah Merah Bangkalan) sangat menjunjung tinggi ahklak dan agama, sebab hal itu menjadi petunjuk dalam kehidupan menuju ke arah yang lebih baik. Dengan dasar tersebut, ghuruh tolang menanamkan karakter pada santri yang meliputi tiga aspek, yaitu jasmaniyah, kejiwaan dan kerohanian yang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan.
摧毁邦卡兰的早期教育,通常与gruh tolang联系在一起。Ghuruh tolang是一名教育工作者,在孩子的基本性格形成中扮演着重要的角色,但很少受到审查和研究。这项描述性研究试图分析ghuruh tolang在向musholla al-Ismail red Bangkalan的santri灌输伊斯兰性格价值方面的作用。gruh tolang的基本做法是教santri阅读古兰经,从介绍hijayah到能够阅读古兰经。这项研究的结果显示,马杜拉人(在红色的邦加兰地区)非常尊重阿克莱克和宗教,因为它们为生活指明了更好的方向。在此基础上,gruh tolang向santri灌输了强化的、持续的精神和精神。
{"title":"Peran Ghuruh Tolang dalam Menanamkan Nilai Karakter pada Santri di Musholla al-Ismail Tanah Merah Bangkalan","authors":"A. Abdullah, Moh. Ismail","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.2.129-155","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.2.129-155","url":null,"abstract":"Membincang pendidikan awal di Bangkalan, acap kali dikaitkan dengan ghuruh tolang. Ghuruh tolang adalah figur pendidik yang berperan penting dalam pembentukan karakter dasar anak, namun jarang dikaji dan diteliti. Penelitian deskriptif ini berupaya menganalisis peran ghuruh tolang dalam menanamkan nilai-nilai karakter islami pada santri di musholla al-Ismail Tanah Merah Bangkalan. Hal mendasar yang dilakukan ghuruh tolang adalah mengajari santri membaca al-Qur’an mulai dari mengenalkan huruf hijaiyah hingga dapat membaca al-Qur’an. Temuan penelitian ini memaparkan bahwa masyarakat Madura (dalam hal ini di Tanah Merah Bangkalan) sangat menjunjung tinggi ahklak dan agama, sebab hal itu menjadi petunjuk dalam kehidupan menuju ke arah yang lebih baik. Dengan dasar tersebut, ghuruh tolang menanamkan karakter pada santri yang meliputi tiga aspek, yaitu jasmaniyah, kejiwaan dan kerohanian yang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127816063","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-25DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.1.107-128
Nur Fatimah
Wacana akan terjadinya diintegrasi karakter masyarakat dalam beberapa dekade ini tampaknya mendekati kenyataan. Dalam kondisi semacam ini menjadi perlu adanya pendidikan karakter yang baik dan harus diaplikasikan sejak masa golden age. Mengapa demikian? Jawaban dari persoalan ini menjadi kajian utama dalam artikel ini. Penelitian ini mendapati bahwa para ahli prikologi menilai bahwa pendidikan karakter sudah harus semestinya dari dalam keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan anak. Selain itu, pendidikan karakter juga perlu diberikan kepada anak-anak saat masuk dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Penekanan usia dini menjadi penting sebab pada usia tersebut nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab mulai terbentuk dan tertanam dalam alam bawah sadar mereka.
{"title":"Implementasi Nilai Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar","authors":"Nur Fatimah","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.1.107-128","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.1.107-128","url":null,"abstract":"Wacana akan terjadinya diintegrasi karakter masyarakat dalam beberapa dekade ini tampaknya mendekati kenyataan. Dalam kondisi semacam ini menjadi perlu adanya pendidikan karakter yang baik dan harus diaplikasikan sejak masa golden age. Mengapa demikian? Jawaban dari persoalan ini menjadi kajian utama dalam artikel ini. Penelitian ini mendapati bahwa para ahli prikologi menilai bahwa pendidikan karakter sudah harus semestinya dari dalam keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan anak. Selain itu, pendidikan karakter juga perlu diberikan kepada anak-anak saat masuk dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Penekanan usia dini menjadi penting sebab pada usia tersebut nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab mulai terbentuk dan tertanam dalam alam bawah sadar mereka.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133519376","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-02DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.1.79-106
Moch. Tolchah
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami gagasan pendidikan fundamental dari tokoh cendikiawan muslim Abū Hāmid Muḥammad al-Ghazālī dan Syed Muhammad Naquib al-Attas tentang pendidikan akhlak. Konsep tersebut dijadikan sebagai gagasan dasar dalam membangun sumber daya manusia. Beberapa temuan dalam penulisan ini dapat disimpulkan: Pertama, konsep pendidikan akhlak menurut al-Ghazālī merupakan proses menghilangkan sifat-sifat tercela yang ada pada diri dan menanamkan sifat terpuji, yang bertujuan menghasilkan insān kāmil dan mendekatkan diri kepada Allāh. Pendidikan akhlak yang dikemukakan al-Ghazālī menekankan pada unsur jiwa yang mempunyai kedudukan sentral pada diri manusia sehingga dalam metode pendidikan akhlak beliau memilih menggunakan metode tazkīyat al-nafs, mujāhadah dan riyāḍah. Menurut al-Ghazālī guru mempunyai tugas dan kedudukan yang agung sebagaimana Rasul, serta memberikan kriteria kepribadian yang dimiliki guru dan murid. Kedua, konsep pendidikan akhlak al-Attas diadopsi dari konsep ta’dīb yang sudah mencakup unsur-unsur ‘ilm, ta‘līm dan tarbīyah serta penekanannya cenderung lebih banyak pada perbaikan budi pekerti dengan menggunakan metode tawhīd, cerita dan metafora. Di lain pihak Al-Attas menganjurkan pendidik dan peserta didik mempunyai niat ikhlas dalam mengajar dan menuntut ilmu. Ketiga, konsep pendidikan akhlak yang ditawarkan al-Ghazālī dan al-Attas mempunyai tujuan yang sama, membentuk insān kāmil dan taqarrub kepada Allāh. Mereka menganjurkan sifat keihklasan dimiliki oleh guru dan murid dalam pembelajaran, karena pembelajaran adalah kegiatan memberi dan menerima yang akan tersampaikan jika ada niat ikhlas dalam pelaksanaannya.
{"title":"Studi Perbandingan Pendidikan Akhlak Perspektif al-Ghazāli dan al-Attas","authors":"Moch. Tolchah","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.1.79-106","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.1.79-106","url":null,"abstract":"Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami gagasan pendidikan fundamental dari tokoh cendikiawan muslim Abū Hāmid Muḥammad al-Ghazālī dan Syed Muhammad Naquib al-Attas tentang pendidikan akhlak. Konsep tersebut dijadikan sebagai gagasan dasar dalam membangun sumber daya manusia. Beberapa temuan dalam penulisan ini dapat disimpulkan: Pertama, konsep pendidikan akhlak menurut al-Ghazālī merupakan proses menghilangkan sifat-sifat tercela yang ada pada diri dan menanamkan sifat terpuji, yang bertujuan menghasilkan insān kāmil dan mendekatkan diri kepada Allāh. Pendidikan akhlak yang dikemukakan al-Ghazālī menekankan pada unsur jiwa yang mempunyai kedudukan sentral pada diri manusia sehingga dalam metode pendidikan akhlak beliau memilih menggunakan metode tazkīyat al-nafs, mujāhadah dan riyāḍah. Menurut al-Ghazālī guru mempunyai tugas dan kedudukan yang agung sebagaimana Rasul, serta memberikan kriteria kepribadian yang dimiliki guru dan murid. Kedua, konsep pendidikan akhlak al-Attas diadopsi dari konsep ta’dīb yang sudah mencakup unsur-unsur ‘ilm, ta‘līm dan tarbīyah serta penekanannya cenderung lebih banyak pada perbaikan budi pekerti dengan menggunakan metode tawhīd, cerita dan metafora. Di lain pihak Al-Attas menganjurkan pendidik dan peserta didik mempunyai niat ikhlas dalam mengajar dan menuntut ilmu. Ketiga, konsep pendidikan akhlak yang ditawarkan al-Ghazālī dan al-Attas mempunyai tujuan yang sama, membentuk insān kāmil dan taqarrub kepada Allāh. Mereka menganjurkan sifat keihklasan dimiliki oleh guru dan murid dalam pembelajaran, karena pembelajaran adalah kegiatan memberi dan menerima yang akan tersampaikan jika ada niat ikhlas dalam pelaksanaannya.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131659716","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-16DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.1.62-78
Edi Kuswadi
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar peran lingkungan sekolah dalam pengembangan mental peserta didiknya. Asumsi yang beredar adalah adanya keterhubungan erat penuh pengertian antara sekolah, peserta didik, wali serta masyarakat. Penelitian ini secara umum mendapati bahwa secara garis besar peran lingkungan sekolah dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan penyediaan informasi yang diperlukan bagi peserta didik sanagt penting. Ia harus mampu memberikan pelbagai alternatif keputusan yang dapat dipergunakan peserta didik guna menjalani hidup dan menyelesaikan seluruh problematik yang dihadapinya. Oleh karena itu, pelaksanaan proses pendidikan mental dan konseling harus diupayakan untuk memperoleh informasi yang diinginkan dari rangkaian program yang telah direncanakan dan dilaksanakan di sekolah. Di sekolah guru mengumpulkan data untuk merekap siswa-siswa yang butuh bimbingan. Hal tersebut memudahkan guru bimbingan dalam melaksanakan tugasnya Karena hal tersebut bisa merekap siwa dalam mencapai targetnya.
{"title":"Peran Lingkungan Sekolah dalam Pengembangan Mental Siswa","authors":"Edi Kuswadi","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.1.62-78","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.1.62-78","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar peran lingkungan sekolah dalam pengembangan mental peserta didiknya. Asumsi yang beredar adalah adanya keterhubungan erat penuh pengertian antara sekolah, peserta didik, wali serta masyarakat. Penelitian ini secara umum mendapati bahwa secara garis besar peran lingkungan sekolah dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan penyediaan informasi yang diperlukan bagi peserta didik sanagt penting. Ia harus mampu memberikan pelbagai alternatif keputusan yang dapat dipergunakan peserta didik guna menjalani hidup dan menyelesaikan seluruh problematik yang dihadapinya. Oleh karena itu, pelaksanaan proses pendidikan mental dan konseling harus diupayakan untuk memperoleh informasi yang diinginkan dari rangkaian program yang telah direncanakan dan dilaksanakan di sekolah. Di sekolah guru mengumpulkan data untuk merekap siswa-siswa yang butuh bimbingan. Hal tersebut memudahkan guru bimbingan dalam melaksanakan tugasnya Karena hal tersebut bisa merekap siwa dalam mencapai targetnya.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129583207","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-18DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.1.35-61
M. Rouf, Nur Ajeng Maftukhah
Kualitas pembelajaran yang baik hanya akan bisa tercapai apabila para guru yang ada di dalamnya dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Dalam hal ini peran yang sangat besar ada pada supervisor pendidikan, yaitu kepala sekolah sebagai supervisor internal dan pengawas sekolah sebagai supervisor eksternal. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah implementasi tugas pokok dan fungsi supervisor dalam melakukan peningkatan pembelajaran, implementasi tugas pokok dan fungsi guru dalam melakukan peningkatan pembelajaran, dan kerja sama antara supervisor dan guru dalam meningkatkan pembelajaran siswa di SMP Boarding School Pesantren Hidayatullah Dau Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data meliputi pengamatan terlibat, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats) pada setiap fokus penelitian yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini, ada tiga temuan penting sebagai hasil analisis. Pertama, supervisor kurang maksimal dalam memberikan pembinaan secara aktif kepada guru di SMP Ar-Rohmah ini. Kedua, Mayoritas guru di SMP Ar-rohmah ini melakukan pembelajaran dengan baik dan mematuhi semua SOP (Standard Operating Procedure) yang telah ditetapkan di sekolah. Walaupun penguasaan metode pembelajaran kurang, mereka sangat antusias untuk belajar berinovasi dalam melakukan pembelajaran di kelas. Ketiga, kerja sama antara guru dan pengawas lebih banyak dilakukan di dalam sekolah yang diinisiasi oleh sekolah sendiri. SMP Ar-Rohmah lebih berperan aktif dari pada pembinaan yang dilakukan oleh supervisor eksternal.
只有教师能够创造高质量的学习,才能达到良好的学习质量。在教育主管中,校长是内部主管,学校主管是外部主管,这在教育主管中扮演着重要的角色。本研究的重点是主管在提高学习方面的主次任务和职能,教师在提高学习方面的主次任务和职能,以及教师在改善学生在Hidayatullah Dau dang的学习方面的合作。本研究采用了一种描述性质的研究。数据收集技术包括观察参与、访谈和记录。而数据分析技术使用的是现有研究的每一个焦点。在这项研究中,有三个重要的发现作为分析的结果。首先,监督并没有给中学的教师提供积极的指导。其次,该初中的大多数教师都在学习和遵守学校规定的所有SOP(标准操作程序)。尽管学习方法的掌握程度较低,但他们渴望学习在课堂上进行创新。第三,教师和督学之间的合作更多的是在一所由学校开办的学校里进行的。SMP Ar-Rohmah比外部主管更活跃。
{"title":"Kerjasama Guru dan Spervisor dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMP Ar-Rohmah Boarding School Pesantren Hidayatullah Dau Malang","authors":"M. Rouf, Nur Ajeng Maftukhah","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.1.35-61","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.1.35-61","url":null,"abstract":"Kualitas pembelajaran yang baik hanya akan bisa tercapai apabila para guru yang ada di dalamnya dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Dalam hal ini peran yang sangat besar ada pada supervisor pendidikan, yaitu kepala sekolah sebagai supervisor internal dan pengawas sekolah sebagai supervisor eksternal. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah implementasi tugas pokok dan fungsi supervisor dalam melakukan peningkatan pembelajaran, implementasi tugas pokok dan fungsi guru dalam melakukan peningkatan pembelajaran, dan kerja sama antara supervisor dan guru dalam meningkatkan pembelajaran siswa di SMP Boarding School Pesantren Hidayatullah Dau Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data meliputi pengamatan terlibat, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats) pada setiap fokus penelitian yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini, ada tiga temuan penting sebagai hasil analisis. Pertama, supervisor kurang maksimal dalam memberikan pembinaan secara aktif kepada guru di SMP Ar-Rohmah ini. Kedua, Mayoritas guru di SMP Ar-rohmah ini melakukan pembelajaran dengan baik dan mematuhi semua SOP (Standard Operating Procedure) yang telah ditetapkan di sekolah. Walaupun penguasaan metode pembelajaran kurang, mereka sangat antusias untuk belajar berinovasi dalam melakukan pembelajaran di kelas. Ketiga, kerja sama antara guru dan pengawas lebih banyak dilakukan di dalam sekolah yang diinisiasi oleh sekolah sendiri. SMP Ar-Rohmah lebih berperan aktif dari pada pembinaan yang dilakukan oleh supervisor eksternal.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123733279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.1.1-20
Moch. Kalam Mollah
Setiap individu memiliki kelebihan namun banyak yang tidak menyadarinya. Ini disebabkan kurang pekanya mereka terhadap potensi diri sendiri. Persoalan ini ditengarai berawal dari kurangnya kemampuan individu dalam berkomunikasi baik dengan orang lain maupun dirinya sendiri yang berkaitan dengan kepercayaan diri dalam menggambarkan identitas, jati diri, seseorang maupun pandangan orang lain terhadap sesuatu. Rasa percaya diri sejatinya hadir dalam pelbagai bentuk: Self confidence; efficacy; concept; maupun esteem. Untuk mendorong perkembangan hal tersebut diperlukan pelbagai hal, seperti keahliannya, auto sugesti; latihan; konsistensi; sikap cuek dan pengutaraan perasaan. Artikel ini hadir guna mengelaborasi pelbagai persoalan tersebut.
{"title":"Kepercayaan Diri dalam Peningkatan Keterampilan Komunikasi","authors":"Moch. Kalam Mollah","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.1.1-20","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.1.1-20","url":null,"abstract":"Setiap individu memiliki kelebihan namun banyak yang tidak menyadarinya. Ini disebabkan kurang pekanya mereka terhadap potensi diri sendiri. Persoalan ini ditengarai berawal dari kurangnya kemampuan individu dalam berkomunikasi baik dengan orang lain maupun dirinya sendiri yang berkaitan dengan kepercayaan diri dalam menggambarkan identitas, jati diri, seseorang maupun pandangan orang lain terhadap sesuatu. Rasa percaya diri sejatinya hadir dalam pelbagai bentuk: Self confidence; efficacy; concept; maupun esteem. Untuk mendorong perkembangan hal tersebut diperlukan pelbagai hal, seperti keahliannya, auto sugesti; latihan; konsistensi; sikap cuek dan pengutaraan perasaan. Artikel ini hadir guna mengelaborasi pelbagai persoalan tersebut.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125524907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.1.21-34
Rangga Sa'adillah S.A.P.
Kiai Dahlan sebagai hoofdBestuur Muhammadiyah adalah tipe ulama purifikatif dan rasional dalam beragama. Ia menekankan pentingnya aksi dari pada berteori, pentingnya akal dari pada takhayul. Dalam praktik keberagamaannya terdapat potret-potret kehidupan sufistik yang merupakan bagian dari wilayah tasawuf. Kiai Dahlan mengajarkan tentang tazkiyat al-nafs, dhikr al-mawt yang merupakan bagian dari tema kesufian. Modernisme dikembangkan atas pelbagai postulat pemikiran rasionalisme, empirisme dan positivisme, sengaja mengabaikan dimensi kehidupan yang sangat mendasar, sedangkan postmodernisme cenderung lebih konstruktif, karena berupaya menawarkan pelbagai visi alternatif mengenai kebenaran. Dus, bukan sekedar dekonstruksi terus-menerus tanpa henti, tetapi juga rekonstruksi yang bersifat positif. Gagasan spiritualime yang dipancarkan oleh kiai Dahlan berpendar dari dimensi esoteris jiwanya, atau lebih nyaman disebut dengan sufi akan tetapi tidak terikat pada tarekat. Sebab, sufi ala kiai Dahlan adalah sufisme makrifat, ketundukkan totalitas pada Tuhan melalui syariat-Nya, kedalaman ilmu, kesabaran amal dan kebijaksanaan dalam penghayatan.
{"title":"Spiritualitas Muhammadiyah: Kontekstualisasi Gagasan Sufisme Ahmad Dahlan dalam Masyarakat Postmodern","authors":"Rangga Sa'adillah S.A.P.","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.1.21-34","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.1.21-34","url":null,"abstract":"Kiai Dahlan sebagai hoofdBestuur Muhammadiyah adalah tipe ulama purifikatif dan rasional dalam beragama. Ia menekankan pentingnya aksi dari pada berteori, pentingnya akal dari pada takhayul. Dalam praktik keberagamaannya terdapat potret-potret kehidupan sufistik yang merupakan bagian dari wilayah tasawuf. Kiai Dahlan mengajarkan tentang tazkiyat al-nafs, dhikr al-mawt yang merupakan bagian dari tema kesufian. Modernisme dikembangkan atas pelbagai postulat pemikiran rasionalisme, empirisme dan positivisme, sengaja mengabaikan dimensi kehidupan yang sangat mendasar, sedangkan postmodernisme cenderung lebih konstruktif, karena berupaya menawarkan pelbagai visi alternatif mengenai kebenaran. Dus, bukan sekedar dekonstruksi terus-menerus tanpa henti, tetapi juga rekonstruksi yang bersifat positif. Gagasan spiritualime yang dipancarkan oleh kiai Dahlan berpendar dari dimensi esoteris jiwanya, atau lebih nyaman disebut dengan sufi akan tetapi tidak terikat pada tarekat. Sebab, sufi ala kiai Dahlan adalah sufisme makrifat, ketundukkan totalitas pada Tuhan melalui syariat-Nya, kedalaman ilmu, kesabaran amal dan kebijaksanaan dalam penghayatan.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"181 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121270790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 1900-01-01DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.2.262-281
Moh Ridhoi, A. Halim
Realitas berbicara bahwa di awal proses belajar mengajar, siswa dapat fokus mengikuti pelajaran di dalam kelas. Namun, ketika di tengah proses belajar mengajar, siswa merasa bosan, sehingga timbul keinginan untuk mengobrol dengan teman sebangku, atau bahkan siswa mengantuk dan tertidur di kelas. Karena itu, al-Qur’an menawarkan berbagai pendekatan dan metode dalam pendidikan, khususnya dalam menyampaikan materi pendidikan. Di antara beragam metode yang ada, metode qisas al-Qur’an diterapkan dalam rangka mengembalikan konsentrasi siswa di MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode qisas al-Qur’an sebagai upaya meningkatkan konsentrasi siswa di lembaga tersebut. Penulis menggunakan metode kualitatif agar mendapatkan sebuah data yang lebih mendalam dengan menggali informan penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode qisas al-Qur’an dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa di MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo. Ada dua tolak ukur yang dapat penulis temukan: pertama, kisah dalam al Qur’an mempunyai hubungan erat dengan permasalahan emosi melalui karakter yang ditampilkan oleh para tokoh dalam cerita, sehingga siswa menjadikannya role model dalam berprilaku. Kedua, bercerita dapat mengundang dan merangsang proses kognisi, sehingga siswa dapat berimajinasi, mengembangkan kesiapan dasar bagi perkembangan bahasa, serta dapat berfungsi untuk membangun hubungan akrab.
现实告诉我们,在教学过程开始时,学生可以专注于课堂上的课程。然而,在学习教学过程中,学生感到无聊,产生了与室友聊天的欲望,甚至学生在课堂上昏昏欲睡和睡着。因此,古兰经在教育方面提供了许多方法和方法,特别是在教育方面。在众多的方法中,古兰经的qisas方法被应用于恢复在MI Tarbiyatul Akhlaq park Sidoarjo的学生的专注。本研究的目的是了解古兰经的qisas方法是如何提高学生在该机构的注意力的。作者使用定性方法通过挖掘研究资料来源获得更深入的数据。研究结果表明,应用古兰经qisas方法可以提高学生的记忆能力。作者可以找到两种衡量方法:第一,古兰经中的故事通过故事中的人物所展示的人物与情感问题有着密切的联系,学生们把它变成了行为模式。其次,讲故事可以邀请和刺激认知过程,使学生能够想象,培养语言发展的基本准备,并能够为建立亲密关系发挥作用。
{"title":"Metode Qisas sebagai Upaya Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo","authors":"Moh Ridhoi, A. Halim","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.2.262-281","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.2.262-281","url":null,"abstract":"Realitas berbicara bahwa di awal proses belajar mengajar, siswa dapat fokus mengikuti pelajaran di dalam kelas. Namun, ketika di tengah proses belajar mengajar, siswa merasa bosan, sehingga timbul keinginan untuk mengobrol dengan teman sebangku, atau bahkan siswa mengantuk dan tertidur di kelas. Karena itu, al-Qur’an menawarkan berbagai pendekatan dan metode dalam pendidikan, khususnya dalam menyampaikan materi pendidikan. Di antara beragam metode yang ada, metode qisas al-Qur’an diterapkan dalam rangka mengembalikan konsentrasi siswa di MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode qisas al-Qur’an sebagai upaya meningkatkan konsentrasi siswa di lembaga tersebut. Penulis menggunakan metode kualitatif agar mendapatkan sebuah data yang lebih mendalam dengan menggali informan penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode qisas al-Qur’an dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa di MI Tarbiyatul Akhlaq Taman Sidoarjo. Ada dua tolak ukur yang dapat penulis temukan: pertama, kisah dalam al Qur’an mempunyai hubungan erat dengan permasalahan emosi melalui karakter yang ditampilkan oleh para tokoh dalam cerita, sehingga siswa menjadikannya role model dalam berprilaku. Kedua, bercerita dapat mengundang dan merangsang proses kognisi, sehingga siswa dapat berimajinasi, mengembangkan kesiapan dasar bagi perkembangan bahasa, serta dapat berfungsi untuk membangun hubungan akrab.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114940389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 1900-01-01DOI: 10.54180/elbanat.2019.9.2.282-300
Imam Syafi'i
Dalam pendidikan, peserta didik merupakan individu yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam perkembangan peserta didik, secara hakiki memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dan tanggungjawab yang harus diemban. Penelitian pustaka ini berupaya untuk menganalisis pemenuhan kebutuhan dan tanggung jawab anak didik yang merupakan instrumen penting bagi perkembangan karakternya. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa peserta didik memiliki beragam potensi yang perlu dikembangkan oleh guru melalui proses pendidikan. Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi di antaranya : kebutuhan fisik, kebutuhan sosial, kebutuhan mendapatkan status, kebutuhan mandiri, kebutuhan berprestasi, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan untuk saling memberikan masukan, dan kebutuhan beragama. Sementara tanggung jawab peserta didik adalah sebagai berikut: Pertama, harus mensucikan jiwanya dari kotoran dan penyakit jiwa. Kedua, selalu konsentrasi terhadap ilmu yang sedang dipelajarinya dan mengurangi kesibukan duniawi. Ketiga, menuntut ilmu secara bertahap dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Keempat, mengetahui nilai ilmu yang dipelajarinya. Kelima, selalu berusaha untuk mendapatkan ridha dari guru dan dan selalu menghormati gurunya. Pemenuhan kebutuhan dan tanggung jawab peserta didik tersebut merupakan bagian dari proses anak didik untuk memiliki akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia merupakan modal utama untuk mencari pengetahuan dan mencapai keberhasilan.
{"title":"Tinjauan Filosofis tentang Kebutuhan dan Tanggung Jawab Peserta Didik","authors":"Imam Syafi'i","doi":"10.54180/elbanat.2019.9.2.282-300","DOIUrl":"https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.2.282-300","url":null,"abstract":"Dalam pendidikan, peserta didik merupakan individu yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam perkembangan peserta didik, secara hakiki memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dan tanggungjawab yang harus diemban. Penelitian pustaka ini berupaya untuk menganalisis pemenuhan kebutuhan dan tanggung jawab anak didik yang merupakan instrumen penting bagi perkembangan karakternya. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa peserta didik memiliki beragam potensi yang perlu dikembangkan oleh guru melalui proses pendidikan. Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi di antaranya : kebutuhan fisik, kebutuhan sosial, kebutuhan mendapatkan status, kebutuhan mandiri, kebutuhan berprestasi, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan untuk saling memberikan masukan, dan kebutuhan beragama. Sementara tanggung jawab peserta didik adalah sebagai berikut: Pertama, harus mensucikan jiwanya dari kotoran dan penyakit jiwa. Kedua, selalu konsentrasi terhadap ilmu yang sedang dipelajarinya dan mengurangi kesibukan duniawi. Ketiga, menuntut ilmu secara bertahap dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Keempat, mengetahui nilai ilmu yang dipelajarinya. Kelima, selalu berusaha untuk mendapatkan ridha dari guru dan dan selalu menghormati gurunya. Pemenuhan kebutuhan dan tanggung jawab peserta didik tersebut merupakan bagian dari proses anak didik untuk memiliki akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia merupakan modal utama untuk mencari pengetahuan dan mencapai keberhasilan.","PeriodicalId":345279,"journal":{"name":"EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126772479","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}