Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.2/1160
Rahmat Aldi Irawan, Annasit Annasit
Residue Catalytic Cracking (RCC) merupakan sebuah unit pada PT. AAA yang memiliki peran sebagai mengonversi feed residue. Residue yang berupa atsmospheric residu yang berasal dari kolom distilasi dan Demetalisations atmospheric residue yang merupakan residue dengan kandungan metal yang rendah menjadi produk yang memiliki kualitas tinggi serta memiliki nilai jualyang cukup fantastis untuk secondary proses dengan menggunakan teknologi Catalytic Cracking. Unit ini memiliki kapasitas 83 MBSD dengan kata lain sebanyak 505 ton /jam serta menggunakan UOP sebagai lisensor. Umpan residue yang merupakan bottom produk dari CDU dikonversi dalam reaktor menggunakan katalis zeolit terdiri atas silika dan alumina. Proses konversi ini berlangsung di reactor, Katalis yang telah digunakan dalam proses konversi kemudian disebut sebagai spent catalyst. Catalyst ini akan mengalir menuju regenerator dengan 2 stage pembakaran, yaitu upper dan lower. Proses pengaturan temperatur antara upper dan lower memakai catalys cooller system, terdapat 4 buah catalyst cooler dengan 2 tipe, yaitu 2 buah flowthrough catalyst cooler pada bagian lower dan 2 buah Backmix Catalys cooler untuk bagian upper. Berasumsi pada hasil kalkulasi yang diperoleh, maka didapatkan ?H remove terhadap Regenerator mempunyai dampak besar terhadap effesiensi regen sehingga dapat disimpulkan bahwa dapat dilakukan pengoptimasian pada besarnya jumlah steam yang dihasilkan serta suplai air pada catalyst cooler di Regenerator agar dapat meningkatkan effesiensi regen hingga mendekati efisiensi desainnya. Pada perhitungan yang dilakukan dibatasi pada temperatur regenerator, aliran produksi steam serta sampai dengan suplai air di sistem catalyst cooler. Pada hasil kalkulasi terhadap proses pengoptimalan yang menggunakan variasi jumlah produksi steam serta suplai air di catalyst cooler sehingga didapatkan kinerja maksimal/optimal dari regenerator 15R-103/104 sebesar 58,84% batas maksimum dan dengan jumlah keseluruhan suplai air sebesar 3933,22 ton/hr. Dimana kinerja regenerator meningkat sebesar 2,29% dari kinerja maksimum pada bulan Desember.
{"title":"Optimasi Regenerator 15R-103/104 Dengan Variasi Water Supply Pada Catalys Cooler System di Residue Catalityc Cracker Unit PT. AAA","authors":"Rahmat Aldi Irawan, Annasit Annasit","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.2/1160","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.2/1160","url":null,"abstract":"Residue Catalytic Cracking (RCC) merupakan sebuah unit pada PT. AAA yang memiliki peran sebagai mengonversi feed residue. Residue yang berupa atsmospheric residu yang berasal dari kolom distilasi dan Demetalisations atmospheric residue yang merupakan residue dengan kandungan metal yang rendah menjadi produk yang memiliki kualitas tinggi serta memiliki nilai jualyang cukup fantastis untuk secondary proses dengan menggunakan teknologi Catalytic Cracking. Unit ini memiliki kapasitas 83 MBSD dengan kata lain sebanyak 505 ton /jam serta menggunakan UOP sebagai lisensor. Umpan residue yang merupakan bottom produk dari CDU dikonversi dalam reaktor menggunakan katalis zeolit terdiri atas silika dan alumina. Proses konversi ini berlangsung di reactor, Katalis yang telah digunakan dalam proses konversi kemudian disebut sebagai spent catalyst. Catalyst ini akan mengalir menuju regenerator dengan 2 stage pembakaran, yaitu upper dan lower. Proses pengaturan temperatur antara upper dan lower memakai catalys cooller system, terdapat 4 buah catalyst cooler dengan 2 tipe, yaitu 2 buah flowthrough catalyst cooler pada bagian lower dan 2 buah Backmix Catalys cooler untuk bagian upper. Berasumsi pada hasil kalkulasi yang diperoleh, maka didapatkan ?H remove terhadap Regenerator mempunyai dampak besar terhadap effesiensi regen sehingga dapat disimpulkan bahwa dapat dilakukan pengoptimasian pada besarnya jumlah steam yang dihasilkan serta suplai air pada catalyst cooler di Regenerator agar dapat meningkatkan effesiensi regen hingga mendekati efisiensi desainnya. Pada perhitungan yang dilakukan dibatasi pada temperatur regenerator, aliran produksi steam serta sampai dengan suplai air di sistem catalyst cooler. Pada hasil kalkulasi terhadap proses pengoptimalan yang menggunakan variasi jumlah produksi steam serta suplai air di catalyst cooler sehingga didapatkan kinerja maksimal/optimal dari regenerator 15R-103/104 sebesar 58,84% batas maksimum dan dengan jumlah keseluruhan suplai air sebesar 3933,22 ton/hr. Dimana kinerja regenerator meningkat sebesar 2,29% dari kinerja maksimum pada bulan Desember.","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"265 1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139309717","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.2/1110
Arifian Arkan Anshori, Arif Nurrahman
Fired Heater merupakan alat yang berfungsi salah satunya untuk pemanasan fluida proses. Steam Methane Reforming 22-F-101 pada PT. XYZ menggunakan bahan bakar fuel gas dan waste gas hasil impurities dari PSA unit. Disebabkan pembakaran pada alat ini bersumber dari fuel sehingga peneliti bermaksud melakukan upaya peningkatan effisiensi menggunakan parameter excess air dan oxygen content supaya proses pembakaran lebih optimal dan efisien. Peneliti juga menganalisa terhadap kinerja dari alat ini berdasarkan hasil upaya peningkatan dan panas pembakaran. Penggunaan excess air dan oxygen excess content in flue gas pada kondisi actual berturut-turut sebesar 47,74% dan 5,19% dengan efisiensi sebesar 87,18%, setelah dilakukan upaya peningkatan dengan mengurangi penggunaan 2 parameter tersebut, excess air menjadi sebesar 15,7% dan oxygen content 2,05%. Pengurangan dari penggunaan excess air dan oxygen content menyebabkan kenaikan efisiensi menjadi sebesar 89,07% dengan perhitungan fuel gas sebelum dilakukan upaya peningkatan sebesar Rp62.576.338,326 dan setelah dilakukan upaya peningkatan menjadi lebih ekonomis sebesar Rp46.520.456,545 dengan total penghematan Rp16.055.881,780 pertahun. Panas dari pembakaran fuel gas menghasilkan panas yang dimanfaatkan untuk feed dengan persentase panas reforming sebesar 57,1308%, panas optimum 25,5476% dan panas steam sebesar 17,3216%.
{"title":"Upaya Peningkatan Efisiensi Menggunakan Parameter Excess Air dan Oxygen Content serta Analisa Panas Pembakaran Steam Methane Reforming (SMR) 22-F-101 di Hydrogen Plant PT. XYZ","authors":"Arifian Arkan Anshori, Arif Nurrahman","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.2/1110","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.2/1110","url":null,"abstract":"Fired Heater merupakan alat yang berfungsi salah satunya untuk pemanasan fluida proses. Steam Methane Reforming 22-F-101 pada PT. XYZ menggunakan bahan bakar fuel gas dan waste gas hasil impurities dari PSA unit. Disebabkan pembakaran pada alat ini bersumber dari fuel sehingga peneliti bermaksud melakukan upaya peningkatan effisiensi menggunakan parameter excess air dan oxygen content supaya proses pembakaran lebih optimal dan efisien. Peneliti juga menganalisa terhadap kinerja dari alat ini berdasarkan hasil upaya peningkatan dan panas pembakaran. Penggunaan excess air dan oxygen excess content in flue gas pada kondisi actual berturut-turut sebesar 47,74% dan 5,19% dengan efisiensi sebesar 87,18%, setelah dilakukan upaya peningkatan dengan mengurangi penggunaan 2 parameter tersebut, excess air menjadi sebesar 15,7% dan oxygen content 2,05%. Pengurangan dari penggunaan excess air dan oxygen content menyebabkan kenaikan efisiensi menjadi sebesar 89,07% dengan perhitungan fuel gas sebelum dilakukan upaya peningkatan sebesar Rp62.576.338,326 dan setelah dilakukan upaya peningkatan menjadi lebih ekonomis sebesar Rp46.520.456,545 dengan total penghematan Rp16.055.881,780 pertahun. Panas dari pembakaran fuel gas menghasilkan panas yang dimanfaatkan untuk feed dengan persentase panas reforming sebesar 57,1308%, panas optimum 25,5476% dan panas steam sebesar 17,3216%.","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"182 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139310971","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.2/1124
Nurpadmi Nurpadmi
Proses koagulasi dan flokulasi yang terjadi didalam Bak Yap, pada Unit Pengolahan Air di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas), menyebabkan terbentuknya Flok dan terjadi proses sedimentasi berupa endapan lumpur (sludge) yang lama kelamaan akan menyebabkan dasar lantai Bak Yap penuh dengan lumpur dan makin tebal. Selama ini, endapan lumpur dari flok tersebut dibersihkan dengan cara dihisap menggunakan pompa submersible dengan berat +/- 60 – 70 kg, dan harus digeser mengelilingi dasar Bak Yap. Pekerjaan tersebut sangat beresiko tinggi karena rawan terjadi kecelakaan kerja seperti terpeleset/tercebur adalah kolam Bak Yab dengan kedalaman ± 2,5 m yang berlumpur sehingga membahayakan keselamatan operator. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah penelitian otomatisasi sistem pembuang lumpur pada unit pengolah air menggunakan Distributed Control System (DCS), sebagai peralatan kontrol untuk mengendalikan peralatan di lapangan secara otomatis dari kontrol room. Pada penelitian ini digunakan DCS Centum VP, sesui dengan DCS yang dimiliki oleh PPSDM Migas. Dari desain program dan simulasi yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pompa submersible dapat bergerak secara otomatis mengelilingi seluruh area lantai bak Yap. Manfaat aplikasi sistem ini dapat meringankan tugas pekerjaan operator dan mampu mengurangi resiko bahaya bagi operator.
{"title":"Otomasi Sistem Pembuang Lumpur Pada Unit Pengolahan Air Di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Berbasis Distributed Control System Centum VP","authors":"Nurpadmi Nurpadmi","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.2/1124","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.2/1124","url":null,"abstract":"Proses koagulasi dan flokulasi yang terjadi didalam Bak Yap, pada Unit Pengolahan Air di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas), menyebabkan terbentuknya Flok dan terjadi proses sedimentasi berupa endapan lumpur (sludge) yang lama kelamaan akan menyebabkan dasar lantai Bak Yap penuh dengan lumpur dan makin tebal. Selama ini, endapan lumpur dari flok tersebut dibersihkan dengan cara dihisap menggunakan pompa submersible dengan berat +/- 60 – 70 kg, dan harus digeser mengelilingi dasar Bak Yap. Pekerjaan tersebut sangat beresiko tinggi karena rawan terjadi kecelakaan kerja seperti terpeleset/tercebur adalah kolam Bak Yab dengan kedalaman ± 2,5 m yang berlumpur sehingga membahayakan keselamatan operator. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah penelitian otomatisasi sistem pembuang lumpur pada unit pengolah air menggunakan Distributed Control System (DCS), sebagai peralatan kontrol untuk mengendalikan peralatan di lapangan secara otomatis dari kontrol room. Pada penelitian ini digunakan DCS Centum VP, sesui dengan DCS yang dimiliki oleh PPSDM Migas. Dari desain program dan simulasi yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pompa submersible dapat bergerak secara otomatis mengelilingi seluruh area lantai bak Yap. Manfaat aplikasi sistem ini dapat meringankan tugas pekerjaan operator dan mampu mengurangi resiko bahaya bagi operator.","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139309676","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.2/1111
Admin Adiyanto, Boni Swadesi, Aris Buntoro
Periode Juli 2020-Januari 2021 sumur sucker rod pump di Struktur Tanjung mengalami 54 kali perawatan terdiri dari 72 % tubing leak dan parted rod, 15 % low pump effisiensi dan 13 % pump stuck. Periode tersebut TJG-140 mengalami 2 kali perawatan akibat tubing leak pada November 2020, lifetime 135 hari dan Januari 2021, lifetime 45 hari. Walaupun perubahan design sudah dilakukan November 2020, namun belum efektif dalam meningkatkan lifetime sumur dikarenakan pemasangan rod guide belum optimal. Design rod guide perlu mempertimbangkan neutral point dan buckling point dengan menentukan koefisien buckling (wear point) hasil plot data neutral point vs kedalaman tubing bocor. Penentuan kedalaman buckling point dapat membantu memprediksi kedalaman tubing leak dan parted rod. Pada design berikutnya, kedalaman neutral point 667 ft diatas pompa atau 2876,06 ft, kedalaman wear point 3285,6 ft dan rod guide sebanyak 26 ea. Pemasangan dilakukan Januari 2021 dan monitoring sampai akhir 2021. Selama monitoring, terjadi 2 kali perawatan tanggal 25 Juli 2021 akibat scale menutupi pump intake dengan lifetime 197 hari dan 21 November 2021 akibat pump stuck dengan lifetime 119 hari. Selama 2021 tidak mengalami perawatan sumur akibat tubing bocor atau rod parted sehingga meningkatkan lifetime sumur dari 45 hari menjadi 197 hari.
{"title":"Optimasi Design Rod Guide Untuk Meningkatkan Performance Sumur Sucker Rod Pump Di Pertamina EP Field Tanjung","authors":"Admin Adiyanto, Boni Swadesi, Aris Buntoro","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.2/1111","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.2/1111","url":null,"abstract":"Periode Juli 2020-Januari 2021 sumur sucker rod pump di Struktur Tanjung mengalami 54 kali perawatan terdiri dari 72 % tubing leak dan parted rod, 15 % low pump effisiensi dan 13 % pump stuck. Periode tersebut TJG-140 mengalami 2 kali perawatan akibat tubing leak pada November 2020, lifetime 135 hari dan Januari 2021, lifetime 45 hari. Walaupun perubahan design sudah dilakukan November 2020, namun belum efektif dalam meningkatkan lifetime sumur dikarenakan pemasangan rod guide belum optimal. Design rod guide perlu mempertimbangkan neutral point dan buckling point dengan menentukan koefisien buckling (wear point) hasil plot data neutral point vs kedalaman tubing bocor. Penentuan kedalaman buckling point dapat membantu memprediksi kedalaman tubing leak dan parted rod. Pada design berikutnya, kedalaman neutral point 667 ft diatas pompa atau 2876,06 ft, kedalaman wear point 3285,6 ft dan rod guide sebanyak 26 ea. Pemasangan dilakukan Januari 2021 dan monitoring sampai akhir 2021. Selama monitoring, terjadi 2 kali perawatan tanggal 25 Juli 2021 akibat scale menutupi pump intake dengan lifetime 197 hari dan 21 November 2021 akibat pump stuck dengan lifetime 119 hari. Selama 2021 tidak mengalami perawatan sumur akibat tubing bocor atau rod parted sehingga meningkatkan lifetime sumur dari 45 hari menjadi 197 hari.","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"94 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139309930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.2/1170
Akbar Pratama, Novan Akhiriyanto, Wasis Waskito A
This prototype is designed to collect energy from Picohydro Power Plants in the PEM Akamigas Solar Pump (PEMASOL) research. There are three picohydro units used to convert water flow into electrical energy. The Maximum Power Point Tracking (MPPT) function is to process the energy generated by the picohydro units and charge the battery. An INA219 sensor is installed at the input and output of the MPPT to measure voltage, current, and power parameters generated and processed by the picohydro units and MPPT. The MPPT uses a Single-Ended Primary Inductor Converter (SEPIC) as a DC/DC converter to convert energy from the picohydro units. The SEPIC consists of a 100 ? H inductor, a 100 ? F capacitor, an IRF 540N transistor, and a 1N5392 diode. The energy conversion process in the MPPT is controlled by an ESP-32 microcontroller, which regulates pulse signals using the Incremental Conductance (INC) Algorithm to achieve the maximum power point of the energy generated by the picohydro units. The ESP-32 and INA219 sensors are connected using the MicroPython programming language, and the data read and processed by the ESP-32 is displayed on an OLED screen. During testing, the duty cycle operating on the SEPIC was found to have a range of 10% to 45%, resulting in an input voltage of 14.6 V for the battery with a current of 0.03 mA and an optimum power of 290 mW with gradual duty cycle increments, and a maximum power point of 210 mW with the INC algorithm on the Picohydro
{"title":"Design and Development of Maximum Power Point Tracking for Picohydro in Renewable Energy Harvesting Hybrid Systems","authors":"Akbar Pratama, Novan Akhiriyanto, Wasis Waskito A","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.2/1170","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.2/1170","url":null,"abstract":"This prototype is designed to collect energy from Picohydro Power Plants in the PEM Akamigas Solar Pump (PEMASOL) research. There are three picohydro units used to convert water flow into electrical energy. The Maximum Power Point Tracking (MPPT) function is to process the energy generated by the picohydro units and charge the battery. An INA219 sensor is installed at the input and output of the MPPT to measure voltage, current, and power parameters generated and processed by the picohydro units and MPPT. The MPPT uses a Single-Ended Primary Inductor Converter (SEPIC) as a DC/DC converter to convert energy from the picohydro units. The SEPIC consists of a 100 ? H inductor, a 100 ? F capacitor, an IRF 540N transistor, and a 1N5392 diode. The energy conversion process in the MPPT is controlled by an ESP-32 microcontroller, which regulates pulse signals using the Incremental Conductance (INC) Algorithm to achieve the maximum power point of the energy generated by the picohydro units. The ESP-32 and INA219 sensors are connected using the MicroPython programming language, and the data read and processed by the ESP-32 is displayed on an OLED screen. During testing, the duty cycle operating on the SEPIC was found to have a range of 10% to 45%, resulting in an input voltage of 14.6 V for the battery with a current of 0.03 mA and an optimum power of 290 mW with gradual duty cycle increments, and a maximum power point of 210 mW with the INC algorithm on the Picohydro","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"378 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139309863","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-02DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.1/1039
M. Jahiding, E. S. Hasan, Mashuni Mashuni, Yuke Milen, F. Ayuningsih, Universitas Halu, Oleo Kampus, Hijau Bumi, Tridharma Anduonohu, J. H. Mokodompit, Kata Kunci, :. Tkks
Upaya mewujudkan program Net Zero Emissions (NZE) untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% ditahun 2030 sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yaitu dengan meningkatkan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonversi biomassa menjadi bahan bakar alternatif. Indonesia sebagai negara penghasil sawit terbesar menghasilkan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebanyak 23%. TKKS mengandung 37 % selulosa, 27% hemiselulosa dan 15% lignin. Kandungan tersebut mengindikasikan TKKS dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar coke-hybrid sebagai pengganti batubara. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi potensi TKKS sebagai EBT dengan berbagai metode sesuai SNI 01-6235-2000 sebagai standar coke komersial. Untuk memaksimalkan nilai kalor coke-hybrid TKKS, pada penelitian ini dilakukan blending TKKS dengan plastik polypropylene (PP) yang berpotensi dapat meningkatkan nilai kalor coke-hybrid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan massa TKKS dengan plastik polypropylene terhadap proximate dan nilai kalor coke-hybrid dengan komposisi massa 9:1, 8:2, dan 7:3 menggunakan metode co-pirolisis pada temperatur 500 C. Hasil karakterisasi menunjukan bahwa kandungan coke-hybrid memiliki kadar air 5,67±1,2%, volatile matter 16,72±2,1%, kadar abu 5,84±1,4%, fixed carbon 71,75±0,37% dengan nilai kalor maksimum 6898,74 kal/g. Berdasarkan hasil analisis terhadap coke-hybrid menunjukkan adanya peningkatan nilai kalor seiring dengan pertambahan massa PP.
{"title":"KINERJA COKE HYBRID BERBASIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH PLASTIK POLYPROPYLENE YANG DIPRODUKSI DENGAN METODE CO PIROLISIS","authors":"M. Jahiding, E. S. Hasan, Mashuni Mashuni, Yuke Milen, F. Ayuningsih, Universitas Halu, Oleo Kampus, Hijau Bumi, Tridharma Anduonohu, J. H. Mokodompit, Kata Kunci, :. Tkks","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.1/1039","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.1/1039","url":null,"abstract":"Upaya mewujudkan program Net Zero Emissions (NZE) untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% ditahun 2030 sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yaitu dengan meningkatkan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonversi biomassa menjadi bahan bakar alternatif. Indonesia sebagai negara penghasil sawit terbesar menghasilkan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebanyak 23%. TKKS mengandung 37 % selulosa, 27% hemiselulosa dan 15% lignin. Kandungan tersebut mengindikasikan TKKS dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar coke-hybrid sebagai pengganti batubara. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi potensi TKKS sebagai EBT dengan berbagai metode sesuai SNI 01-6235-2000 sebagai standar coke komersial. Untuk memaksimalkan nilai kalor coke-hybrid TKKS, pada penelitian ini dilakukan blending TKKS dengan plastik polypropylene (PP) yang berpotensi dapat meningkatkan nilai kalor coke-hybrid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan massa TKKS dengan plastik polypropylene terhadap proximate dan nilai kalor coke-hybrid dengan komposisi massa 9:1, 8:2, dan 7:3 menggunakan metode co-pirolisis pada temperatur 500 C. Hasil karakterisasi menunjukan bahwa kandungan coke-hybrid memiliki kadar air 5,67±1,2%, volatile matter 16,72±2,1%, kadar abu 5,84±1,4%, fixed carbon 71,75±0,37% dengan nilai kalor maksimum 6898,74 kal/g. Berdasarkan hasil analisis terhadap coke-hybrid menunjukkan adanya peningkatan nilai kalor seiring dengan pertambahan massa PP.","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133372715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-02DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.1/1038
Akhmad Sofyan, Yoga Dwi Guna Bujang, Dhea Cittameyulfa Dewi
The Ulubelu area of PT. Pertamina Geothermal Energy is a geothermal field that produces two-phase hot fluids with water domination and has a generation capacity of 2 x 110 MW. The production well fluids are conveyed to a separator and scrubber before being directed to the power generation unit (PLTP). Prior to production, a well production test is necessary to determine the well's condition, reservoir characteristics, production capacity, and enthalpy contained in the well fluids. This activity is carried out after drilling and completion testing have been conducted. The method used in testing the Z well is the horizontal lip pressure method developed by Russell James. The purpose of this production test is to determine the maximum and optimum production by adjusting the throttle valve opening in various ways so that the supplied fluid amount matches the PLTP conditions. The production test yields data in the form of parameters to be processed, such as dryness fraction, fluid mass flow rate, enthalpy, and generation. From this data, a deliverability curve can be generated in the form of a graph that shows the well's production capacity at different wellhead pressures.
PT. Pertamina地热能源公司的Ulubelu地区是一个地热田,生产以水为主导的两相热流体,发电能力为2 x 110兆瓦。生产井的流体被输送到分离器和洗涤器,然后被输送到发电装置(PLTP)。在生产之前,有必要进行井生产测试,以确定井的状况、储层特征、生产能力和井液中所含的焓。该作业在完成钻井和完井测试后进行。Z井测试使用的方法是由Russell James开发的水平唇压法。该生产测试的目的是通过以各种方式调节节流阀开度,以确定最大和最佳产量,从而使供应的流体量与PLTP条件相匹配。生产测试以待处理参数的形式产生数据,如干燥分数、流体质量流量、焓和生成。根据这些数据,可以以图表的形式生成产能曲线,显示不同井口压力下的产能。
{"title":"ANALYSIS OF THE Z WELL PRODUCTION TEST USING THE HORIZONTAL LIP PRESSURE METHOD AT PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY ULUBELU AREA","authors":"Akhmad Sofyan, Yoga Dwi Guna Bujang, Dhea Cittameyulfa Dewi","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.1/1038","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.1/1038","url":null,"abstract":"The Ulubelu area of PT. Pertamina Geothermal Energy is a geothermal field that produces two-phase hot fluids with water domination and has a generation capacity of 2 x 110 MW. The production well fluids are conveyed to a separator and scrubber before being directed to the power generation unit (PLTP). Prior to production, a well production test is necessary to determine the well's condition, reservoir characteristics, production capacity, and enthalpy contained in the well fluids. This activity is carried out after drilling and completion testing have been conducted. The method used in testing the Z well is the horizontal lip pressure method developed by Russell James. The purpose of this production test is to determine the maximum and optimum production by adjusting the throttle valve opening in various ways so that the supplied fluid amount matches the PLTP conditions. The production test yields data in the form of parameters to be processed, such as dryness fraction, fluid mass flow rate, enthalpy, and generation. From this data, a deliverability curve can be generated in the form of a graph that shows the well's production capacity at different wellhead pressures.","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116155158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sistem kontrol merupakan salah satu elemen yang penting dalam dunia industri khususnya minyak dan gas. Sistem kontrol memiliki fungsi untuk mengendalikan variable proses supaya sesuai dengan nilai yang dikehendaki guna menghasilkan produk yang memiliki mutu tinggi sesuai dengan spesifikasi. Pengendalian level merupakan salah satu variable yang sering dikendalikan, dalam pengaplikasiannya level air harus tetap dijaga agar tidak terjadi kekosongan ataupun melebihi kapasitas. Komponen utama yang digunakan dalam pengendalian prototipe pengendalian dan monitoring level tangki adalah PLC Outseal sebagai controller, sensor submersible water level yang digunakan sebagai sensing element, dan servo valve sebagai final element. Haiwell cloud SCADA digunakan sebagai human machine interface (HMI) yang digunakan untuk memonitoring dan pengendalian serta pengambilan data dari proses prototipe. Pada prototipe ini menggunakan PI controller yang dicari menggunakan dua metode yaitu ziegler-nichols dan cohen-coon yang kemudian respon dari sistem akan dibandingkan guna mendapatkan respon terbaik untuk protitipe. Pada metode ZN didapatkan nilai Kp = 28.03, Ki = 0.32. dan metode CC didapatkan nilai Kp = 89.03, Ki = 1.06, Berdasarkan hasil tuning yang telah dilakukan kedua metode sama-sama tidak memiliki error steady state. Metode CC memiliki respon yang sedikit lebih cepat dibandigkan dengan ZN, tetapi pergerakan MV pada metode CC lebih besar dibandingkan dengan ZN, oleh karena itu metode ZN dinilai lebih cocok digunakan pada prototipe. Selanjutnya dilakukan fine tuning untuk mendapatkan nilai respon yang lebih baik dari metode ZN dan didapatkan nilai Kp 58.5 dan Ki 0.01. Lalu diaplikasikan pada plant dan terbukti mendapatkan respon yang lebih baik.
{"title":"RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN DAN MONITORING PADA LEVEL TANGKI BERBASIS PLC DENGAN MEMBANDINGKAN METODE TUNING COHEN-COON DAN ZIEGLER-NICHOLS","authors":"Sutan Alif Darmawan, Wasis Waskito Adi, Alfi Sahrin","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.1/1037","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.1/1037","url":null,"abstract":"Sistem kontrol merupakan salah satu elemen yang penting dalam dunia industri khususnya minyak dan gas. Sistem kontrol memiliki fungsi untuk mengendalikan variable proses supaya sesuai dengan nilai yang dikehendaki guna menghasilkan produk yang memiliki mutu tinggi sesuai dengan spesifikasi. Pengendalian level merupakan salah satu variable yang sering dikendalikan, dalam pengaplikasiannya level air harus tetap dijaga agar tidak terjadi kekosongan ataupun melebihi kapasitas. Komponen utama yang digunakan dalam pengendalian prototipe pengendalian dan monitoring level tangki adalah PLC Outseal sebagai controller, sensor submersible water level yang digunakan sebagai sensing element, dan servo valve sebagai final element. Haiwell cloud SCADA digunakan sebagai human machine interface (HMI) yang digunakan untuk memonitoring dan pengendalian serta pengambilan data dari proses prototipe. Pada prototipe ini menggunakan PI controller yang dicari menggunakan dua metode yaitu ziegler-nichols dan cohen-coon yang kemudian respon dari sistem akan dibandingkan guna mendapatkan respon terbaik untuk protitipe. Pada metode ZN didapatkan nilai Kp = 28.03, Ki = 0.32. dan metode CC didapatkan nilai Kp = 89.03, Ki = 1.06, Berdasarkan hasil tuning yang telah dilakukan kedua metode sama-sama tidak memiliki error steady state. Metode CC memiliki respon yang sedikit lebih cepat dibandigkan dengan ZN, tetapi pergerakan MV pada metode CC lebih besar dibandingkan dengan ZN, oleh karena itu metode ZN dinilai lebih cocok digunakan pada prototipe. Selanjutnya dilakukan fine tuning untuk mendapatkan nilai respon yang lebih baik dari metode ZN dan didapatkan nilai Kp 58.5 dan Ki 0.01. Lalu diaplikasikan pada plant dan terbukti mendapatkan respon yang lebih baik.\u0000 \u0000 ","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115436433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-02DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.1/1035
Sujono, Muhammad Rizky Alhafiz, Raka Anugrah Pratama
Cooling tower pada industri panas bumi digunakan untuk mendinginkan air pendingin kondensor turbin. Salah satu jenis cooling tower ini adalah induce draft counterflow dengan flow rate desain 9.259 ton/h. Proses pendinginan pada cooling tower dilakukan menggunakan 5 buah cell dengan temperatur air masuk 41,6?C yang didinginkan hingga temperatur 20,2?C. Berdasarkan data commissioning pada tahun 2014, efektivitas cooling tower sebesar 81,06% dan saat ini mengalami penurunan menjadi 71,21%. Sedangkan efektivitas cooling tower pada kondisi operasi saat ini bedasarkan perhitungan telah mengalami penurunan sebesar 9,85%. Bedasarkan permasalahan tersebut, divisi maintenance melakukan modifikasi dan pembersihan komponen cooling tower. Hasil analisa dari modifikasi dan pembersihan cooling tower diperoleh efektivitas maksimal sebesar 82,70% dengan analisa kehilangan kalor sebesar 500.693.666,5 KJ/jam.
{"title":"OPTIMALISASI UNJUK KERJA COOLING TOWER DI PT. GEO DIPA ENERGI UNIT PATUHA","authors":"Sujono, Muhammad Rizky Alhafiz, Raka Anugrah Pratama","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.1/1035","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.1/1035","url":null,"abstract":"Cooling tower pada industri panas bumi digunakan untuk mendinginkan air pendingin kondensor turbin. Salah satu jenis cooling tower ini adalah induce draft counterflow dengan flow rate desain 9.259 ton/h. Proses pendinginan pada cooling tower dilakukan menggunakan 5 buah cell dengan temperatur air masuk 41,6?C yang didinginkan hingga temperatur 20,2?C. Berdasarkan data commissioning pada tahun 2014, efektivitas cooling tower sebesar 81,06% dan saat ini mengalami penurunan menjadi 71,21%. Sedangkan efektivitas cooling tower pada kondisi operasi saat ini bedasarkan perhitungan telah mengalami penurunan sebesar 9,85%. Bedasarkan permasalahan tersebut, divisi maintenance melakukan modifikasi dan pembersihan komponen cooling tower. Hasil analisa dari modifikasi dan pembersihan cooling tower diperoleh efektivitas maksimal sebesar 82,70% dengan analisa kehilangan kalor sebesar 500.693.666,5 KJ/jam.","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123068055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-02DOI: 10.53026/ijoem/2023/3.1/1036
M. Adithya Alhafizh, Andian Ari Istiningrum
Kebutuhan LPG yang terus meningkat setiap tahunnya menyebabkan kenaikan permintaan sehingga dapat menghambat proses pendistribusian LPG di perusahaan Z. Untuk memperlancar kegiatan pendistribusian LPG, maka dilakukan prediksi kebutuhan LPG dan ketahanan stok LPG sehingga permintaan pada cakupan wilayah operasional PT Z hingga 3 tahun kedepan dapat terpenuhi. Dalam menentukan prediksi kebutuhan LPG untuk 3 tahun kedepan, perhitungan prediksi dilakukan dengan menggunakan data historis Thruput LPG pada tiga tahun sebelumnya, yaitu pada periode Juni 2019 sampai Mei 2022 dengan hasil prediksi dihitung untuk 3 tahun kedepan, yaitu dari Juni 2022 sampai Mei 2025. Metode yang digunakan dalam melakukan prediksi dipilih berdasarkan jenis dan pola data yang dimiliki dan membandingkan nilai Average Absolute Error (AAE) terkecil dari metode- metode yang digunakan. Hasil perhitungan menggunakan metode Winter Multiplicative didapatkan hasil prediksi kebutuhan LPG sebesar 68.839,54 ton , dari hasil tersebut didapatkan presetase kenaikan kebutuhan LPG untuk memenuhi permintaan sebesar 18,99 atau 19% dari data 3 tahun sebelumnya.. Dari hasil prediksi kebutuhan produk LPG,didapat rata-rata thruput harian LPG sebesar 63,74 ton pada periode 3 tahun mendatang. Artinya terjadinya kenaikan thruput rata-rata harian pada 3 periode sebelumnya yaitu, 53,315 ton menjadi 63,74 ton. Tangki yang digunakan memiliki safe capacity sebesar 360 ton. sehingga ketahanan stok tangki timbun LPG menurun dari 3 tahun sebelumnya yaitu 6 hari menjadi 5 hari, yang artinya dengan kapasitas tangki timbun yang sama sebesar 360 ton,dapat memenuhi kebutuhan harian produk LPG 3 tahun mendatang sesuai dengan ketentuan ketahanan stok yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 2 hari.
喷气推进的需求每年都在不断增加导致需求增加,从而阻碍了喷气推进分配在Z公司喷气推进,那么分配活动。为了抚平喷气推进需求预测和耐力喷气推进库存直到运营需求的地区范围PT Z 3年内可以实现。在确定未来3年的LPG需求预测时,预测计算将于3年前的2019年至2022年6月至2025年5月期间计算出未来3年的数据。使用的预测方法是根据所拥有的数据类型和模式选择的,并比较所使用方法中最小的绝对错误值(AAE)。使用冬季同期方法进行的计算结果获得了对LPG需求的68,839.54吨的预测结果,因此可以预置LPG需求的增加以满足3年前数据的18.99或19%的需求。根据对LPG产品需求的预测结果,在未来3年内,每份LPG的平均销售额为63.74吨。这意味着thruput的平均日增长率在前3个阶段为53.315吨增加到63.74吨。使用的水箱有360吨的安全电容器。因此,LPG储蓄率从3年前的6天下降到5天,这意味着储蓄率相当于360吨,可以根据公司规定的库存存活率为2天。
{"title":"KETAHANAN STOK TANGKI TIMBUN LPG: STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN Z","authors":"M. Adithya Alhafizh, Andian Ari Istiningrum","doi":"10.53026/ijoem/2023/3.1/1036","DOIUrl":"https://doi.org/10.53026/ijoem/2023/3.1/1036","url":null,"abstract":"Kebutuhan LPG yang terus meningkat setiap tahunnya menyebabkan kenaikan permintaan sehingga dapat menghambat proses pendistribusian LPG di perusahaan Z. Untuk memperlancar kegiatan pendistribusian LPG, maka dilakukan prediksi kebutuhan LPG dan ketahanan stok LPG sehingga permintaan pada cakupan wilayah operasional PT Z hingga 3 tahun kedepan dapat terpenuhi. Dalam menentukan prediksi kebutuhan LPG untuk 3 tahun kedepan, perhitungan prediksi dilakukan dengan menggunakan data historis Thruput LPG pada tiga tahun sebelumnya, yaitu pada periode Juni 2019 sampai Mei 2022 dengan hasil prediksi dihitung untuk 3 tahun kedepan, yaitu dari Juni 2022 sampai Mei 2025. Metode yang digunakan dalam melakukan prediksi dipilih berdasarkan jenis dan pola data yang dimiliki dan membandingkan nilai Average Absolute Error (AAE) terkecil dari metode- metode yang digunakan. Hasil perhitungan menggunakan metode Winter Multiplicative didapatkan hasil prediksi kebutuhan LPG sebesar 68.839,54 ton , dari hasil tersebut didapatkan presetase kenaikan kebutuhan LPG untuk memenuhi permintaan sebesar 18,99 atau 19% dari data 3 tahun sebelumnya.. Dari hasil prediksi kebutuhan produk LPG,didapat rata-rata thruput harian LPG sebesar 63,74 ton pada periode 3 tahun mendatang. Artinya terjadinya kenaikan thruput rata-rata harian pada 3 periode sebelumnya yaitu, 53,315 ton menjadi 63,74 ton. Tangki yang digunakan memiliki safe capacity sebesar 360 ton. sehingga ketahanan stok tangki timbun LPG menurun dari 3 tahun sebelumnya yaitu 6 hari menjadi 5 hari, yang artinya dengan kapasitas tangki timbun yang sama sebesar 360 ton,dapat memenuhi kebutuhan harian produk LPG 3 tahun mendatang sesuai dengan ketentuan ketahanan stok yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 2 hari.","PeriodicalId":345977,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Energy and Mineral","volume":"176 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135270327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}