Pub Date : 2024-07-12DOI: 10.22515/isnad.v5i01.9566
Arya Bagus Nur Ajiyanto, Muh. Fajar Shodiq, Nor Huda Ali, Irma Ayu Kartika Dewi
Penelitian ini membahas tentang Sejarah alih status dan mekanisme perayaan Yaa Qowiyyu dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 1986-2022. Permasalahan yang penulis bahas ialah eksistensi tradisi Yaa Qowiyyu dalam sudut pandang politik, ekonomi, dan pariwisata di Jatinom Klaten, proses alih status perayaan Yaa Qowiyyu di Jatinom Klaten, dampak dan pengaruh yang terjadi pasca alih status di Jatinom Klaten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yakni pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi dan penulisan sejarah. Penulis menitikberatkan pada sumber primer berupa arsip sekertariat yayasan P3KAG dan koran sezaman. Perpaduan hasil penelitian dari masa lampau dan masa kini yang dikomparasikan oleh penulis menjadikan suatu pandangan yang mengkerucut bahwa terdapat perbedaan dalam perayaan Yaa Qowiyyu di beberapa aspek-aspek tertentu yang dikaji oleh peneliti dari tahun 1986 hingga 2022. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan perkembangan dari Tradisi Yaa Qowiyyu seiring berjalannya waktu memiliki catatan tersendiri di setiap zaman dalam peristiwanya, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pasca pemerintah turut andil dalam penyelenggaraan Yaa Qowiyyu kemudian memberikan pengaruh baik yang signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan yang selalu diadakan setiap tahunnya. Kata Kunci: Yaa Qowiyyu Jatinom; Alih Status; Mekanisme
{"title":"ALIH STATUS DAN MEKANISME PERAYAAN YAA QOWIYYU DI JATINOM KLATEN TAHUN 1986-2022","authors":"Arya Bagus Nur Ajiyanto, Muh. Fajar Shodiq, Nor Huda Ali, Irma Ayu Kartika Dewi","doi":"10.22515/isnad.v5i01.9566","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v5i01.9566","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang Sejarah alih status dan mekanisme perayaan Yaa Qowiyyu dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 1986-2022. Permasalahan yang penulis bahas ialah eksistensi tradisi Yaa Qowiyyu dalam sudut pandang politik, ekonomi, dan pariwisata di Jatinom Klaten, proses alih status perayaan Yaa Qowiyyu di Jatinom Klaten, dampak dan pengaruh yang terjadi pasca alih status di Jatinom Klaten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yakni pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi dan penulisan sejarah. Penulis menitikberatkan pada sumber primer berupa arsip sekertariat yayasan P3KAG dan koran sezaman. Perpaduan hasil penelitian dari masa lampau dan masa kini yang dikomparasikan oleh penulis menjadikan suatu pandangan yang mengkerucut bahwa terdapat perbedaan dalam perayaan Yaa Qowiyyu di beberapa aspek-aspek tertentu yang dikaji oleh peneliti dari tahun 1986 hingga 2022. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan perkembangan dari Tradisi Yaa Qowiyyu seiring berjalannya waktu memiliki catatan tersendiri di setiap zaman dalam peristiwanya, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pasca pemerintah turut andil dalam penyelenggaraan Yaa Qowiyyu kemudian memberikan pengaruh baik yang signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan yang selalu diadakan setiap tahunnya.\u0000Kata Kunci: Yaa Qowiyyu Jatinom; Alih Status; Mekanisme","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"173 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-08DOI: 10.22515/isnad.v5i01.9407
M Bagas Kurniawan, Agus Mahfudin Setiawan, A. Hamid
Pada masa kolonial di Indonesia, ibadah haji dipengaruhi oleh faktor-faktor kompleks yang berhubungan dengan politik, sosial, dan kesehatan. Pemerintah memainkan peran penting dalam mengatur dan mengelola ibadah haji. Dari tahun 1911 hingga 1933, karantina di Pulau Onrust menjadi penting dalam mempersiapkan dan mengawasi jamaah sebelum perjalanan mereka ke Tanah Suci. Dengan menggunakan metode sejarah termasuk heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi, dokumen dan buku arsip digunakan. Temuan mengungkapkan Pulau Onrust berfungsi sebagai tempat karantina untuk mencegah penyebaran penyakit di kalangan jamaah haji dan dari luar negeri. Selain tindakan kesehatan, karantina juga mempunyai implikasi politik dan sosial. Pemerintah kolonial Belanda memanfaatkannya untuk memperkuat kontrol atas haji dan menjaga stabilitas di Hindia Belanda. Selain itu, karantina mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pemerintahan kolonial dan berdampak pada keyakinan dan praktik keagamaan komunitas Muslim. Kata Kunci: Karantina haji; Kisah Tersembungi; Pulau Onrust
{"title":"MENGUNGKAP KISAH TERSEMBUNYI: KARANTINA HAJI DI PULAU ONRUST 1911-1933","authors":"M Bagas Kurniawan, Agus Mahfudin Setiawan, A. Hamid","doi":"10.22515/isnad.v5i01.9407","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v5i01.9407","url":null,"abstract":"Pada masa kolonial di Indonesia, ibadah haji dipengaruhi oleh faktor-faktor kompleks yang berhubungan dengan politik, sosial, dan kesehatan. Pemerintah memainkan peran penting dalam mengatur dan mengelola ibadah haji. Dari tahun 1911 hingga 1933, karantina di Pulau Onrust menjadi penting dalam mempersiapkan dan mengawasi jamaah sebelum perjalanan mereka ke Tanah Suci. Dengan menggunakan metode sejarah termasuk heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi, dokumen dan buku arsip digunakan. Temuan mengungkapkan Pulau Onrust berfungsi sebagai tempat karantina untuk mencegah penyebaran penyakit di kalangan jamaah haji dan dari luar negeri. Selain tindakan kesehatan, karantina juga mempunyai implikasi politik dan sosial. Pemerintah kolonial Belanda memanfaatkannya untuk memperkuat kontrol atas haji dan menjaga stabilitas di Hindia Belanda. Selain itu, karantina mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pemerintahan kolonial dan berdampak pada keyakinan dan praktik keagamaan komunitas Muslim.\u0000 \u0000Kata Kunci: Karantina haji; Kisah Tersembungi; Pulau Onrust","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"32 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141836195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-03DOI: 10.22515/isnad.v5i01.8496
Nur Anisah, Hasibuan, Danil Mahmud, Chaniago, Lukmanul Hakim, Tradisi Kesusastraan, Masyarakat Arab, Yang Menjadi, Pola Dasar, Penulisan Sejarah, Historiografi Arab, Pra Islam, Nur Anisah Hasibuan, D. Chaniago, Kata Kunci
Penelitian ini meluaskan pemahaman terhadap tradisi kesusastraan dalam masyarakatArab sebelum Islam, yang memiliki peran penting dalam pembentukan historiografi Arab Pra Islam. Data yang digunakan berasal dari berbagai sumber sekunder yang ditemukan melalui penelitian kepustakaan, melibatkan berbagai jenis literatur, jurnal ilmiah, dan publikasi yang terkait dengan warisan sastra masyarakat Arab sebelum masa Islam. Metode penelitian melibatkan tahap pengumpulan sumber, kritik, interpretasi, dan penulisan sejarah. Masyarakat Arab pra Islam, dikenal sebagai Arab Jahiliyah, meskipun sebagian besar tidak buta huruf, namun keterampilan membaca dan menulis belum umum. Perkembangan di bidang kesusastraan memberikan dukungan kepada individu untuk merinci sejarah mereka secara unik, terutama mengingat konteks sosial yang ada pada periode tersebut kurang mendukung berkembangnya kebudayaan. Kehadiran penulisan sejarah atau historiografi masyarakat Arab sebelum masa Islam menjadi topik yang menarik untuk diselidiki. Historiografi Arab pra Islam, terutama Al-Ayyam, memberikan wawasan tentang kehidupan sosial, meskipun bersifat subjektif. Meskipun tidak dianggap catatan sejarah formal, dampaknya pada perkembangan kesusastraan dan historiografi Islam tetap signifikan hingga abad ke-8 M. Al-Ayyam juga memberikan inspirasi bagi sejarawan Islam berikutnya. Selain itu, tradisi Al-Anshab menyoroti perhatian masyarakat Arab terhadap silsilah, berperan penting dalam pemahaman sejarah keturunan mereka. Kata Kunci: Historiografi, Masyarakat Arab Pra Islam, Tradisi Kesusastraan
{"title":"Tradisi Kesusastraan dalam Masyarakat Arab Yang Menjadi Pola Dasar Penulisan Sejarah Historiografi Arab Pra Islam","authors":"Nur Anisah, Hasibuan, Danil Mahmud, Chaniago, Lukmanul Hakim, Tradisi Kesusastraan, Masyarakat Arab, Yang Menjadi, Pola Dasar, Penulisan Sejarah, Historiografi Arab, Pra Islam, Nur Anisah Hasibuan, D. Chaniago, Kata Kunci","doi":"10.22515/isnad.v5i01.8496","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v5i01.8496","url":null,"abstract":"Penelitian ini meluaskan pemahaman terhadap tradisi kesusastraan dalam masyarakatArab sebelum Islam, yang memiliki peran penting dalam pembentukan historiografi Arab Pra Islam. Data yang digunakan berasal dari berbagai sumber sekunder yang ditemukan melalui penelitian kepustakaan, melibatkan berbagai jenis literatur, jurnal ilmiah, dan publikasi yang terkait dengan warisan sastra masyarakat Arab sebelum masa Islam. Metode penelitian melibatkan tahap pengumpulan sumber, kritik, interpretasi, dan penulisan sejarah. Masyarakat Arab pra Islam, dikenal sebagai Arab Jahiliyah, meskipun sebagian besar tidak buta huruf, namun keterampilan membaca dan menulis belum umum. Perkembangan di bidang kesusastraan memberikan dukungan kepada individu untuk merinci sejarah mereka secara unik, terutama mengingat konteks sosial yang ada pada periode tersebut kurang mendukung berkembangnya kebudayaan. Kehadiran penulisan sejarah atau historiografi masyarakat Arab sebelum masa Islam menjadi topik yang menarik untuk diselidiki. Historiografi Arab pra Islam, terutama Al-Ayyam, memberikan wawasan tentang kehidupan sosial, meskipun bersifat subjektif. Meskipun tidak dianggap catatan sejarah formal, dampaknya pada perkembangan kesusastraan dan historiografi Islam tetap signifikan hingga abad ke-8 M. Al-Ayyam juga memberikan inspirasi bagi sejarawan Islam berikutnya. Selain itu, tradisi Al-Anshab menyoroti perhatian masyarakat Arab terhadap silsilah, berperan penting dalam pemahaman sejarah keturunan mereka. \u0000Kata Kunci: Historiografi, Masyarakat Arab Pra Islam, Tradisi Kesusastraan \u0000 ","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"17 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141837872","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-02DOI: 10.22515/isnad.v5i01.8612
Hervina Nurullita, Iqomatur Risalatil Mu’awanah
Migrasi yang dilakukan oleh Orang Madura tersebar di salah satu wilayah yang ada di Banyuwangi, yaitu Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru. Migrasi tersebut telah berlangsung sejak lama dan hingga saat ini para migran masih bertahan di wilayah Kalibaru Wetan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya migrasi Orang Madura ke Kalibaru Wetan. Guna mengungkan hal tersebut penelitian menggunakan metode penelitian sejarah. Ada 4 faktor penyebab terjadinya migrasi tersebut, yakni (1) memperbaiki taraf kehidupan, dari yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan kini mampu mencukupi kebutuhan keluarga dan juga berkecukupan (2) tidak tersedianya lapangan pekerjaan, sempitnya lapangan kerja menyebabkan banyak masyarakat Madura memilih bermigrasi untuk menemukan pekerjaan (3) pernikahan, banyak sekali migrasi karena alasan pernikahan sebagai alasan seseorang berpindah tempat tinggal (4) hubungan sosial dengan masyarakat sekitar yang kurang baik, lingkungan yang toxic menyebabkan seseorang melakukan migrasi untuk memperoleh kenyamanan. Kata Kunci: Faktor; Migrasi; Madura
{"title":"FAKTOR MIGRASI ORANG MADURA KE KALIBARU WETAN TAHUN 1968-2000AN","authors":"Hervina Nurullita, Iqomatur Risalatil Mu’awanah","doi":"10.22515/isnad.v5i01.8612","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v5i01.8612","url":null,"abstract":"Migrasi yang dilakukan oleh Orang Madura tersebar di salah satu wilayah yang ada di Banyuwangi, yaitu Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru. Migrasi tersebut telah berlangsung sejak lama dan hingga saat ini para migran masih bertahan di wilayah Kalibaru Wetan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya migrasi Orang Madura ke Kalibaru Wetan. Guna mengungkan hal tersebut penelitian menggunakan metode penelitian sejarah. Ada 4 faktor penyebab terjadinya migrasi tersebut, yakni (1) memperbaiki taraf kehidupan, dari yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan kini mampu mencukupi kebutuhan keluarga dan juga berkecukupan (2) tidak tersedianya lapangan pekerjaan, sempitnya lapangan kerja menyebabkan banyak masyarakat Madura memilih bermigrasi untuk menemukan pekerjaan (3) pernikahan, banyak sekali migrasi karena alasan pernikahan sebagai alasan seseorang berpindah tempat tinggal (4) hubungan sosial dengan masyarakat sekitar yang kurang baik, lingkungan yang toxic menyebabkan seseorang melakukan migrasi untuk memperoleh kenyamanan.\u0000 \u0000Kata Kunci: Faktor; Migrasi; Madura","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141838401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-02DOI: 10.22515/isnad.v5i01.8602
M. Sunandar, Didin Saepudin, Yasmin Ikhdan Safitri
Kajian ini membahas tentang konflik Mangkubumi Wargadireja yang berkonflik dengan Daendels dalam pembangunan pangkalan perang di Teluk Meeuwen tahun 1808-1809. Konflik ini sebagai salah satu penyebab yang timbul karena adanya tuntutan kepada Sultan Banten untuk menyediakan pekerja sebanyak 1500 orang tiap harinya untuk dipekerjakan di pembangunan benteng, Mangkubumi Wargadireja menyatakan tidak mungkin mengabulkan hal itu, namun Mangkubumi dianggap telah membangkang. Berdasarkan kajian lebih lanjut dari beberapa sumber yang relevan. Berdasarkan gerak sejarah menurut Braudelian politik Braudel menyebutnya sejarah peristiwa yang cenderung mengalami perubahan atau berfluktuasi secara cepat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan empat tahapan meliputi heuristik, verifikasi sumber sejarah, interpretasi, dan historiografi. Dengan demikian, Wargadireja merupakan patih dari Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Abul Mafakhir, Wargadireja merupakan paman dari Sultan Muhammad Ishak. Alasan dibangun pangkalan armada perang adalah karena upaya Daendels dalam menjaga Pulau Jawa dari serangan Inggris. Konflik Wargadireja terhadap Daendels disebabkan oleh pertentangan antara Banten dan Batavia untuk membangun kompleks pertahanan yang strategis di Teluk Meeuween, sultan ingin mengakhiri pengiriman pekerja, sehingga Daendels marah dan menyerang Keraton Surosowan. Banten harus menerima tuntutan dari penguasa kolonial yaitu ekonomi dan politik. Hal ini menjadi tugas Wargadireja untuk menyelesaikannya dengan tujuan akhir menjaga kehormatan dan kebebasan rakyat Banten. Kata Kunci: Armada Perang; Konflik; Mangkubumi; Politik
{"title":"Konflik Mangkubumi Wargadireja dengan Daendels Dalam Pembangunan Pangkalan Armada Perang di Teluk Meeuwen Banten Tahun 1808","authors":"M. Sunandar, Didin Saepudin, Yasmin Ikhdan Safitri","doi":"10.22515/isnad.v5i01.8602","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v5i01.8602","url":null,"abstract":"Kajian ini membahas tentang konflik Mangkubumi Wargadireja yang berkonflik dengan Daendels dalam pembangunan pangkalan perang di Teluk Meeuwen tahun 1808-1809. Konflik ini sebagai salah satu penyebab yang timbul karena adanya tuntutan kepada Sultan Banten untuk menyediakan pekerja sebanyak 1500 orang tiap harinya untuk dipekerjakan di pembangunan benteng, Mangkubumi Wargadireja menyatakan tidak mungkin mengabulkan hal itu, namun Mangkubumi dianggap telah membangkang. Berdasarkan kajian lebih lanjut dari beberapa sumber yang relevan. Berdasarkan gerak sejarah menurut Braudelian politik Braudel menyebutnya sejarah peristiwa yang cenderung mengalami perubahan atau berfluktuasi secara cepat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan empat tahapan meliputi heuristik, verifikasi sumber sejarah, interpretasi, dan historiografi. Dengan demikian, Wargadireja merupakan patih dari Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Abul Mafakhir, Wargadireja merupakan paman dari Sultan Muhammad Ishak. Alasan dibangun pangkalan armada perang adalah karena upaya Daendels dalam menjaga Pulau Jawa dari serangan Inggris. Konflik Wargadireja terhadap Daendels disebabkan oleh pertentangan antara Banten dan Batavia untuk membangun kompleks pertahanan yang strategis di Teluk Meeuween, sultan ingin mengakhiri pengiriman pekerja, sehingga Daendels marah dan menyerang Keraton Surosowan. Banten harus menerima tuntutan dari penguasa kolonial yaitu ekonomi dan politik. Hal ini menjadi tugas Wargadireja untuk menyelesaikannya dengan tujuan akhir menjaga kehormatan dan kebebasan rakyat Banten.\u0000Kata Kunci: Armada Perang; Konflik; Mangkubumi; Politik","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"52 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141838110","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.22515/isnad.v4i1.6890
Fathur Rohman, Namira Choirani Fajri
Reformasi telah dimulai sejak 25 tahun lalu, tetapi hingga saat ini sikap demokratis yang menjadi salah satu penciri reformasi belum juga terbentuk. Untuk itu, diperlukan peninjauan ulang terhadap komponen-komponen yang sudah berjalan. Salah satu komponen yang mengambil peran penting dalam pendidikan adalah bahan ajar yang digunakan oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pembelajaran sejarah reformasi untuk meningkatkan sikap demokratis siswa di SMA Sabilillah Sampang. Adapun langkah yang digunakan pada penelitian ini meliputi observasi dan penyebaran angket. Angket dibagikan pada 60 siswa kelas 12 di SMA Sabilillah Sampang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan siswa menghadapi perbedaan kultur belum baik; (2) kemampuan berpikir kritis siswa belum baik; (3) Siswa belum berpartisipasi aktif; (4) kemampuan komunikasi intrapersonal siswa belum mumpuni; dan (4) kemampuan guru dalam proses pembelajaran masih dapat ditingkatkan. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar yang ada saat ini belum efektif. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pembaruan pada bahan ajar yang menunjang peningkatan sikap demokratis siswa. Pembaruan ini bukan hanya berkaitan dengan teknologi, melainkan juga konten yang terdapat dalam bahan ajar agar melahirkan siswa yang memiliki sikap demokratis. Kata kunci: bahan ajar; sejarah; reformasi; sikap demokratis.
{"title":"Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Materi Sejarah Reformasi di SMA Sabilillah Sampang","authors":"Fathur Rohman, Namira Choirani Fajri","doi":"10.22515/isnad.v4i1.6890","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v4i1.6890","url":null,"abstract":"Reformasi telah dimulai sejak 25 tahun lalu, tetapi hingga saat ini sikap demokratis yang menjadi salah satu penciri reformasi belum juga terbentuk. Untuk itu, diperlukan peninjauan ulang terhadap komponen-komponen yang sudah berjalan. Salah satu komponen yang mengambil peran penting dalam pendidikan adalah bahan ajar yang digunakan oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pembelajaran sejarah reformasi untuk meningkatkan sikap demokratis siswa di SMA Sabilillah Sampang. Adapun langkah yang digunakan pada penelitian ini meliputi observasi dan penyebaran angket. Angket dibagikan pada 60 siswa kelas 12 di SMA Sabilillah Sampang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan siswa menghadapi perbedaan kultur belum baik; (2) kemampuan berpikir kritis siswa belum baik; (3) Siswa belum berpartisipasi aktif; (4) kemampuan komunikasi intrapersonal siswa belum mumpuni; dan (4) kemampuan guru dalam proses pembelajaran masih dapat ditingkatkan. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar yang ada saat ini belum efektif. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pembaruan pada bahan ajar yang menunjang peningkatan sikap demokratis siswa. Pembaruan ini bukan hanya berkaitan dengan teknologi, melainkan juga konten yang terdapat dalam bahan ajar agar melahirkan siswa yang memiliki sikap demokratis. Kata kunci: bahan ajar; sejarah; reformasi; sikap demokratis.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"128 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139360147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-07DOI: 10.22515/isnad.v4i1.6364
Kori Lilie
Dalam pembahasan ini mengkaji bagaimana budaya marosok di pasar ternak Cubadak dan juga menggali tradisi marosok. Tradisi marosok di pasar ternak Cubadak dari awal berdiri sampai zaman sekarang yang teknologinya sudah canggih, di zaman kontemporer ini masih dipraktekkan dan dibudayakan pada daerah setempat. Melalui metode studi pustaka, penelitian in menghasilkan kesimpulan bahwa budaya marosok ini adalah sebuah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat nagari Cubadak. Dalam cara marosok menggunakan media penutup dapat berupa handuk, kain sarung, topi atau bahkan baju yang digunakan oleh penjual atau pembeli. Cara pelaksanaannya yaitu secara non verbal maksudnya yaitu saat melakukan tawar menawar harga, penjual dan pembeli hewan ternak menggunakan gerakan jemari dalam sebuah penutup untuk menjaga kerahasiaan harga ternak yang ditawarkan. Adapun faktor penyebab eksisnya transaksi jual beli hewan ternak menggunakan cara marosok yaitu: faktor nilai yang terkandung dalam tradisi marosok: saling menghargai, saling percaya, yang kedua, diajarkan dari generasi ke generasi: pengalaman orang tua, yang ketiga faktor identitas: karena kegiatan ini sudah mendarah daging, suatu kebiasaan dari dahulu, yang keempat faktor ekonomi dan yang kelima faktor wisata. Kata Kunci: Sosial-historis; Budaya: Marosok
{"title":"Budaya Marosok Pasar Ternak Cubadak Batusangkar Kabupaten Tanah Datar 2004-2022","authors":"Kori Lilie","doi":"10.22515/isnad.v4i1.6364","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v4i1.6364","url":null,"abstract":"Dalam pembahasan ini mengkaji bagaimana budaya marosok di pasar ternak Cubadak dan juga menggali tradisi marosok. Tradisi marosok di pasar ternak Cubadak dari awal berdiri sampai zaman sekarang yang teknologinya sudah canggih, di zaman kontemporer ini masih dipraktekkan dan dibudayakan pada daerah setempat. Melalui metode studi pustaka, penelitian in menghasilkan kesimpulan bahwa budaya marosok ini adalah sebuah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat nagari Cubadak. Dalam cara marosok menggunakan media penutup dapat berupa handuk, kain sarung, topi atau bahkan baju yang digunakan oleh penjual atau pembeli. Cara pelaksanaannya yaitu secara non verbal maksudnya yaitu saat melakukan tawar menawar harga, penjual dan pembeli hewan ternak menggunakan gerakan jemari dalam sebuah penutup untuk menjaga kerahasiaan harga ternak yang ditawarkan. Adapun faktor penyebab eksisnya transaksi jual beli hewan ternak menggunakan cara marosok yaitu: faktor nilai yang terkandung dalam tradisi marosok: saling menghargai, saling percaya, yang kedua, diajarkan dari generasi ke generasi: pengalaman orang tua, yang ketiga faktor identitas: karena kegiatan ini sudah mendarah daging, suatu kebiasaan dari dahulu, yang keempat faktor ekonomi dan yang kelima faktor wisata. Kata Kunci: Sosial-historis; Budaya: Marosok","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139361798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-07DOI: 10.22515/isnad.v4i1.7092
Muhamad Basyrul Muvid
Budaya luar dan pengaruh ideologi serta perkembangan teknologi menjadi salah satu penyebab munculnya degradasi moral masyarakat. Di mana agama sudah tidak lagi dijadikan sebagai benteng dan juga alat untuk menyaring antara kebaikan dan keburukan. Oleh sebab itu, diperlukan pemikian cendekiawan Muslim yang bisa mengobati dan menjadi rujukan dalam mengentaskan problem tersebut dan bidang pemikirannya terkait dengan sisi ruhani sebagai sumber utama dari pembentukan karakter seseorang. Metode penelitian dalam artikel ini ialah studi kepustakaan dengan bersumber dari buku karya Cak Nun dan berbagai referensi, buku, jurnal yang sesuai dengan topik kajin. Hasil menunjukkan bahwa konsep pendidikan tasawuf Cak Nun berbasis kemanusiaan dan kebudayaan, bagaimana manusia bisa membangun peradaban dan kebersamaan di tengah perbedaan sebagai aktualisasi dari spiritualnya yang mendalam sebagai usaha mendidik manusia yang religius yang memahami makna sosial secara tepat, yang mana bisa dijabarkan ke dalam tiga aspek Pertama, konsep pendidikan tasawuf Cak Nun memberikan daya humanis kepada kehidupan manusia, sehingga bisa mempraktikkan sikap-sikap mulai untuk mewujudkan kebersamaan, persatuan, dan kerjasama yang baik. Kedua, kontribusi pemikiran sufistik Emha Ainun Najib dapat dilihat dari isi ceramah, karya dan konsep pendidikan tasawufnya yang memang memusatkan pada perbaikan diri, dan penguatan karakter sehingga bisa menerima segala yang ada termasuk perbedaan. Dan ketiga, relevansi konsep pendidikan tasawuf Emha Ainun Najib dalam membangun karakter bangsa di era milenial ialah usaha Cak Nun menguatkan semangat keummatan; kemanusiaan yang dapat menjunjung tinggi semangat ukhuwah yang tidak hanya berdimensi keIslaman, tetapi kemanusiaan. Di sini Cak Nun berusaha memberikan alternatif melalui konsepsi sufistiknya bahwa merajut koneksi dengan Tuhan harus diiringi dengan perilaku baik kepada segala ciptaan-Nya, sehingga dapat melahirkan sebuah peradaban yang mulia. Kata Kunci: Pendidikan Tasawuf; Cak Nun; Karakter; Masyarakat
{"title":"MEMBANGUN KARAKTER BANGSA DI ERA MILENIAL: Kontribusi Konsep Pendidikan Tasawuf dan Pengaruh Gerakan Spiritual Emha Ainun Najib","authors":"Muhamad Basyrul Muvid","doi":"10.22515/isnad.v4i1.7092","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v4i1.7092","url":null,"abstract":"Budaya luar dan pengaruh ideologi serta perkembangan teknologi menjadi salah satu penyebab munculnya degradasi moral masyarakat. Di mana agama sudah tidak lagi dijadikan sebagai benteng dan juga alat untuk menyaring antara kebaikan dan keburukan. Oleh sebab itu, diperlukan pemikian cendekiawan Muslim yang bisa mengobati dan menjadi rujukan dalam mengentaskan problem tersebut dan bidang pemikirannya terkait dengan sisi ruhani sebagai sumber utama dari pembentukan karakter seseorang. Metode penelitian dalam artikel ini ialah studi kepustakaan dengan bersumber dari buku karya Cak Nun dan berbagai referensi, buku, jurnal yang sesuai dengan topik kajin. Hasil menunjukkan bahwa konsep pendidikan tasawuf Cak Nun berbasis kemanusiaan dan kebudayaan, bagaimana manusia bisa membangun peradaban dan kebersamaan di tengah perbedaan sebagai aktualisasi dari spiritualnya yang mendalam sebagai usaha mendidik manusia yang religius yang memahami makna sosial secara tepat, yang mana bisa dijabarkan ke dalam tiga aspek Pertama, konsep pendidikan tasawuf Cak Nun memberikan daya humanis kepada kehidupan manusia, sehingga bisa mempraktikkan sikap-sikap mulai untuk mewujudkan kebersamaan, persatuan, dan kerjasama yang baik. Kedua, kontribusi pemikiran sufistik Emha Ainun Najib dapat dilihat dari isi ceramah, karya dan konsep pendidikan tasawufnya yang memang memusatkan pada perbaikan diri, dan penguatan karakter sehingga bisa menerima segala yang ada termasuk perbedaan. Dan ketiga, relevansi konsep pendidikan tasawuf Emha Ainun Najib dalam membangun karakter bangsa di era milenial ialah usaha Cak Nun menguatkan semangat keummatan; kemanusiaan yang dapat menjunjung tinggi semangat ukhuwah yang tidak hanya berdimensi keIslaman, tetapi kemanusiaan. Di sini Cak Nun berusaha memberikan alternatif melalui konsepsi sufistiknya bahwa merajut koneksi dengan Tuhan harus diiringi dengan perilaku baik kepada segala ciptaan-Nya, sehingga dapat melahirkan sebuah peradaban yang mulia. Kata Kunci: Pendidikan Tasawuf; Cak Nun; Karakter; Masyarakat","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139361601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-07DOI: 10.22515/isnad.v4i1.6491
Muhammad Hilmi Ajjahidi
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang modernisasi pemikiran maulana Syaikh Zainudin Abdul Madjid dalam pengembangan ajaran islam pada suku sasak. Dalam mengkaji pemikiran Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan merupakan penelitian kepustakaan atau library research. Adapun mengenai teknik analisis data dilakukan dengan metode pengumpulan (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan serta verifikasi (conclusion drawing or verivication). Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari permasalahan pembaharuan, hal tersebut dikarenakan semakin maju dan pesatnya perkembangan zaman yang ada. Dalam hal ini Maulana Syaikh Zainuddin selaku ulama’ dan juga tokoh karismatik melakukan pembaharuan ajaran Islam dalam beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat. Pembaharuan dilakukan dalam beberapa aspek yang menurut Maulana Syaikh Zainuddin sangat penting di antara dalam hal pendidikan, sosial dan dakwah. Berubahnya sistem pendidikan menuju yang lebih modern dengan menganut sistem formal agar pendidikan lebih terarah sesuai dengan perkembangan zaman, dalam hal sosial organisasi kemasyarakatan didirikan sebagai bentuk wadah bernaungnya pendidikan tersebut dan dakwah dilakukan dengan sistem lebih modern. Kata Kunci: Modernisasi; Pemikiran; Ajaran Islam.
{"title":"Modernisasi Pemikiran Maulana Syaikh Zainudin Abdul Madjid Dalam Pengembangan Ajaran Islam Pada Suku Sasak","authors":"Muhammad Hilmi Ajjahidi","doi":"10.22515/isnad.v4i1.6491","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v4i1.6491","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini membahas tentang modernisasi pemikiran maulana Syaikh Zainudin Abdul Madjid dalam pengembangan ajaran islam pada suku sasak. Dalam mengkaji pemikiran Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan merupakan penelitian kepustakaan atau library research. Adapun mengenai teknik analisis data dilakukan dengan metode pengumpulan (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan serta verifikasi (conclusion drawing or verivication). Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari permasalahan pembaharuan, hal tersebut dikarenakan semakin maju dan pesatnya perkembangan zaman yang ada. Dalam hal ini Maulana Syaikh Zainuddin selaku ulama’ dan juga tokoh karismatik melakukan pembaharuan ajaran Islam dalam beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat. Pembaharuan dilakukan dalam beberapa aspek yang menurut Maulana Syaikh Zainuddin sangat penting di antara dalam hal pendidikan, sosial dan dakwah. Berubahnya sistem pendidikan menuju yang lebih modern dengan menganut sistem formal agar pendidikan lebih terarah sesuai dengan perkembangan zaman, dalam hal sosial organisasi kemasyarakatan didirikan sebagai bentuk wadah bernaungnya pendidikan tersebut dan dakwah dilakukan dengan sistem lebih modern. Kata Kunci: Modernisasi; Pemikiran; Ajaran Islam.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139361845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-20DOI: 10.22515/isnad.v3i2.5967
Muniful Ichsan Al Hafizi, Adelia Intan Ardiani
Penelitian tentang terciptanya al-Qur’an Akbar membahas mengenai al-Qur’an yang berbentuk raksasa yang terdapat di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo yang digagas oleh KH. Muntaha al-Hafidz. Adapun mengenai tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengungkap sejarah pembuatan al-Qur’an Akbar, memperkenalkan al-Qur’an Akbar kepada khalayak umum, dan mengungkap prestasi lokal daerah Kabupaten Wonosobo.Penelitian ini adalah penelitian mengenai sejarah penulisan al-Qur’an akbar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu Pemilihan Topik, Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Data yang digunakan dalam mengungkap fakta sejarah berupa data primer seperti arsip, foto, wawancara dengan para saksi sejarah selama proses penulisan al-Qur’an akbar, serta didukung oleh daftar pustaka dan beberapa penelitain terdahulu yang relevan. Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai proses pembuatan al-Qur’an akbar di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo yang digasas oleh seorang ulama yang kharismatik yaitu KH. Muntaha al-Hafidz. Alasan beliau ingin menggagas al-Qur’an akbar dikarenakan ingin melanjutkan tradisi sang kakeh yaitu KH. Abdurrahim bahwasanya dahulu beliau sempat menulis al-Qur’an dengan tanganya sendiri selama perjalanan menunaikan ibadah haji. Namun sangat disayangkan sekali al-Qur’an tersebut dihancurkan oleh tentara Belanda yang pada saat itu mengepung pondok dan membakar perpustakaan. Proses pembuatan al-Qur’an akbar gagasan KH. Muntaha ini memakan waktu 3 tahun yaitu dari tahun 1991-1994. Kemudian pembuatan al-Qur’an akbar ini mendapat dukungan penuh dari pemerintahan yang pada saat itu di pimpin oleh Presiden Soeharto. Kata Kunci: Al-Quran Akbar; Historis; KH. Muntaha al-Hafidz
关于可兰经起源的研究讨论了在伊斯兰教的伊斯兰教小屋发现的一个巨大的可兰经Muntaha al-Hafidz。至于这项研究的目的是揭示伊斯兰阿克巴的历史,向公众介绍古兰经的伟大,并展示沃诺索博省的地方成就。这项研究是一部关于古兰经历史的著作。本研究采用的方法是选择主题、启发、批评、解释和史学。在撰写《古兰经》的过程中,用于揭示原始数据的历史事实的数据、照片、采访历史证人的数据,并得到了相关文献和一些早期相关解读的支持。这项研究的结果解释了在Tahfidzul Qur al- dj kal alMuntaha al-Hafidz。他想要制作伟大的古兰经的原因是他想要继承kakeh的传统。他有一次在朝圣之旅中,用自己的双手写了古兰经。然而,不幸的是,荷兰军队摧毁了这座小屋,并烧毁了图书馆。制作KH的想法。这篇呕吐历时三年,从1991年到1994年。后来,这部古兰经的制作得到了当时由苏哈托总统领导的政府的全力支持。关键词:《古兰经》阿克巴;历史;KH。Muntaha al-Hafidz
{"title":"HISTORIOGRAFI AL-QUR’AN AKBAR GAGASAN KH. MUNTAHA AL-HAFIDZ DI PONDOK PESANTREN AL-ASY’ARIYYAH TAHUN 1991-1994","authors":"Muniful Ichsan Al Hafizi, Adelia Intan Ardiani","doi":"10.22515/isnad.v3i2.5967","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i2.5967","url":null,"abstract":"Penelitian tentang terciptanya al-Qur’an Akbar membahas mengenai al-Qur’an yang berbentuk raksasa yang terdapat di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo yang digagas oleh KH. Muntaha al-Hafidz. Adapun mengenai tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengungkap sejarah pembuatan al-Qur’an Akbar, memperkenalkan al-Qur’an Akbar kepada khalayak umum, dan mengungkap prestasi lokal daerah Kabupaten Wonosobo.Penelitian ini adalah penelitian mengenai sejarah penulisan al-Qur’an akbar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu Pemilihan Topik, Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Data yang digunakan dalam mengungkap fakta sejarah berupa data primer seperti arsip, foto, wawancara dengan para saksi sejarah selama proses penulisan al-Qur’an akbar, serta didukung oleh daftar pustaka dan beberapa penelitain terdahulu yang relevan. Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai proses pembuatan al-Qur’an akbar di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo yang digasas oleh seorang ulama yang kharismatik yaitu KH. Muntaha al-Hafidz. Alasan beliau ingin menggagas al-Qur’an akbar dikarenakan ingin melanjutkan tradisi sang kakeh yaitu KH. Abdurrahim bahwasanya dahulu beliau sempat menulis al-Qur’an dengan tanganya sendiri selama perjalanan menunaikan ibadah haji. Namun sangat disayangkan sekali al-Qur’an tersebut dihancurkan oleh tentara Belanda yang pada saat itu mengepung pondok dan membakar perpustakaan. Proses pembuatan al-Qur’an akbar gagasan KH. Muntaha ini memakan waktu 3 tahun yaitu dari tahun 1991-1994. Kemudian pembuatan al-Qur’an akbar ini mendapat dukungan penuh dari pemerintahan yang pada saat itu di pimpin oleh Presiden Soeharto.\u0000Kata Kunci: Al-Quran Akbar; Historis; KH. Muntaha al-Hafidz","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125446829","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}