Pub Date : 2022-12-20DOI: 10.22515/isnad.v3i2.5745
Diana Trisnawati, Safira Tirtasari, Wahyu Pambudi
Penelitian tentang KH Sufyan Tsauri membahas mengenai seorang tokoh ulama yang berasal dari daerah Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap, beliau merupakan seorang ulama yang menjadi sentra penyebaran agama Islam di daerah Kecamatan Majenang. Penelitian ini adalah penelitian mengenai sejarah biografi tokoh ulama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah yaitu Pemilihan Topik, Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Data yang digunakan dalam mengungkap fakta sejarah berupa data primer seperti arsip, foto, wawancara dengan para saksi sejarah kehidupan tokoh, serta didukung oleh daftar pustaka dan beberapa penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai riwayat kehidupan tokoh ulama bernama KH Sufyan Tsauri yang lahir pada tahun 1989 yang berasal dari keluarga dengan nafas Islam yang kuat dengan paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah dan beliau adalah putra asli dari Daerah Cilacap. Dalam perjalanan hidupnya beliau menempuh ilmu di pondok pesantren selama 19 tahun yang kemudian hidupnya didedikasikan untuk mengembangkan pondok pesantren tertua di Majenang yaitu Pondok Pesantren Cigaru karena amanat dari KH Abdulmajid sebagai pendiri pondok tersebut serta memperjuangkan tanah air dengan terlibat pada beberapa peristiwa penting ketika masa revolusi fisik. Akan hal demikian menjadikan beliau sebagai tokoh sentral dan berpengaruh masa itu di daerah Majenang baik dalam bidang sosial, agama ataupun pendidikan. Pengaruh KH Sufyan Tsauri yang dirasakan oleh masyarakat Majenang adalah mengenai ajaran ilmu agama, perjuangan dan toleransi antar sesama manusia. Kata Kunci: Islam; KH Sufyan Tsauri; Majenang; Perjuangan.
{"title":"KSATRIA SORBAN BUMIWIJAYAKUSUMA: Rekam Jejak K.H Sufyan Tsauri Di Majenang Tahun 1898-1948","authors":"Diana Trisnawati, Safira Tirtasari, Wahyu Pambudi","doi":"10.22515/isnad.v3i2.5745","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i2.5745","url":null,"abstract":"Penelitian tentang KH Sufyan Tsauri membahas mengenai seorang tokoh ulama yang berasal dari daerah Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap, beliau merupakan seorang ulama yang menjadi sentra penyebaran agama Islam di daerah Kecamatan Majenang. Penelitian ini adalah penelitian mengenai sejarah biografi tokoh ulama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah yaitu Pemilihan Topik, Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Data yang digunakan dalam mengungkap fakta sejarah berupa data primer seperti arsip, foto, wawancara dengan para saksi sejarah kehidupan tokoh, serta didukung oleh daftar pustaka dan beberapa penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai riwayat kehidupan tokoh ulama bernama KH Sufyan Tsauri yang lahir pada tahun 1989 yang berasal dari keluarga dengan nafas Islam yang kuat dengan paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah dan beliau adalah putra asli dari Daerah Cilacap. Dalam perjalanan hidupnya beliau menempuh ilmu di pondok pesantren selama 19 tahun yang kemudian hidupnya didedikasikan untuk mengembangkan pondok pesantren tertua di Majenang yaitu Pondok Pesantren Cigaru karena amanat dari KH Abdulmajid sebagai pendiri pondok tersebut serta memperjuangkan tanah air dengan terlibat pada beberapa peristiwa penting ketika masa revolusi fisik. Akan hal demikian menjadikan beliau sebagai tokoh sentral dan berpengaruh masa itu di daerah Majenang baik dalam bidang sosial, agama ataupun pendidikan. Pengaruh KH Sufyan Tsauri yang dirasakan oleh masyarakat Majenang adalah mengenai ajaran ilmu agama, perjuangan dan toleransi antar sesama manusia.\u0000Kata Kunci: Islam; KH Sufyan Tsauri; Majenang; Perjuangan.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"758 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116120801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-20DOI: 10.22515/isnad.v3i2.5986
Adrian Perkasa, Wahyu Fahrizal
Studi ini merupakan kajian sejarah karya sastra Jawa yang merekontruksi tentang kepemimpinan Pakubuwana IX 1865-1871. Melalui salah sastra yang berjudul Serat Sruti Jarwa Pakubuwana IX melalukan sebuah perlawanan secara pasif terhadap keberadaan kolonial di dalam kraton Surakarta Hadiningrat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang mencangkup tahap pencarian topik, tahap pengumpulan sumber data, verifikasi atau kritik sumber, tahap intepretasi atau penafsiran, dan yang terakhir yaitu tahap historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Serat Sruti Jarwa pada masa Pakubuwana IX berhasil menjadi penguat kedudukan Pakubuwana IX dan menjaga kewibawaan kraton Surakarta Hadiningrat. secara garis besar melalui salah satu ajaran yang termuat di dalam Serat Sruti Jarwa yaitu ajaran Asthabrata Pakubuwana IX secara batiniah melakukan sebuah perlawanan terhadap segala pengaruh yang dibawa oleh pemerintah Belanda sejak berakhirnya Perang Jawa 1830, Pakubuwana IX sebagai penguasa tertinggi berhasil mengembalikan sikap kstria para abdi dalem kraton Surakarta, disamping itu Pakubuwana IX juga berhasil membawa perkembangan di pemerintahannya, diantaranya di bidang politik, ekonomi, hukum, agama, pembangunan, dan kesusatraan Jawa. Kata Kunci: Asthabrata; Pakubuwana IX; Serat Sruti Jarwa.
{"title":"PERLAWANAN DARI DALAM KRATON: Ajaran Kepemimpinan Asthabrata Dalam Serat Sruti Jarwa Pada Masa Pakubuwana IX 1865 – 1871","authors":"Adrian Perkasa, Wahyu Fahrizal","doi":"10.22515/isnad.v3i2.5986","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i2.5986","url":null,"abstract":"Studi ini merupakan kajian sejarah karya sastra Jawa yang merekontruksi tentang kepemimpinan Pakubuwana IX 1865-1871. Melalui salah sastra yang berjudul Serat Sruti Jarwa Pakubuwana IX melalukan sebuah perlawanan secara pasif terhadap keberadaan kolonial di dalam kraton Surakarta Hadiningrat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang mencangkup tahap pencarian topik, tahap pengumpulan sumber data, verifikasi atau kritik sumber, tahap intepretasi atau penafsiran, dan yang terakhir yaitu tahap historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Serat Sruti Jarwa pada masa Pakubuwana IX berhasil menjadi penguat kedudukan Pakubuwana IX dan menjaga kewibawaan kraton Surakarta Hadiningrat. secara garis besar melalui salah satu ajaran yang termuat di dalam Serat Sruti Jarwa yaitu ajaran Asthabrata Pakubuwana IX secara batiniah melakukan sebuah perlawanan terhadap segala pengaruh yang dibawa oleh pemerintah Belanda sejak berakhirnya Perang Jawa 1830, Pakubuwana IX sebagai penguasa tertinggi berhasil mengembalikan sikap kstria para abdi dalem kraton Surakarta, disamping itu Pakubuwana IX juga berhasil membawa perkembangan di pemerintahannya, diantaranya di bidang politik, ekonomi, hukum, agama, pembangunan, dan kesusatraan Jawa.\u0000Kata Kunci: Asthabrata; Pakubuwana IX; Serat Sruti Jarwa.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":" 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120828368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-20DOI: 10.22515/isnad.v3i2.5987
Dawam Multazamy Rohmatullah, Alfi Zakiyatun
Penelitian ini membahas tentang Sejarah masuknya Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah di Sragen pada tahun 1999 – 2009. Permasalahan yang penulis bahas ialah mengenai awal mula masuknya tarekat, dinamika tarekat dan ajaran-ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah di Sragen. Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang dimulai dari pemilihan topik, pengumpulan sumber sejarah, memverivikasi sumber, interpretasi dan penulisan sejarah. Penulisan ini menitik beratkan pada sumber primer berupa kitab Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah, wawancara, arsip foto dan didukung oleh peneliti terdahulu. Pesatnya perkembangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah, menjadikannya memiliki banyak pengikut dari berbagai daerah. K.H. Zubair Al Macca merupakan tokoh pertama yang membawa dan menyebarkan ajaran tarekat tersebut di Sragen. Pada tahun 1996 K.H. Zubair Al Macca mulai mengenal Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah dan tahun 1999 tarekat mulai masuk Sragen dengan diadakannya Majelis Haul Akbar yang bertempatan di Masjid Besar Kauman Sragen, dan kemudian pada tahun 2000 dilaksanakan Majelis Mubaya’ah Akbar yang dihadiri langsung oleh mursyid. Hadirnya tarekat tersebut di Sragen mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama dalam hal spiritualitas. Walaupun terdapat Dinamika perkembangan dan penurunan dalam proses penyebaran, akan tetapi tarekat tersebut mampu bertahan dan masih eksis sampai saat ini, dengan kesetiaan para jamaah yang istiqomah mengamalkan ajaran tarekat. Kata Kunci: Dinamika; Tarekat; Sejarah; TQN Al-Utsmaniyah.
这项研究探讨了1999年至2009年Sragen上Tarekat Qadiriyah wa naqshabandiyah Al-Utsmaniyah的历史。作者讨论的问题是tarekat的起源、tarekat的动态和tarekat在Sragen的教义。根据这些问题,作者使用历史研究方法,从选择主题、收集历史资料、验证来源、解释和书写历史开始。这篇文章的主要来源是《塔利卡特·卡迪里亚·瓦纳沙莫尼亚书》、采访、照片档案以及早期研究人员的支持。Tarekat Qadiriyah wa naqshabandiyah Al-Utsmaniyah迅速发展,这使得它有许多来自不同地区的追随者。K.H. Zubair Al Macca是第一个在Sragen带来和传播tarekat教义的人。1996年k.h . Zubair Al Macca开始了解Tarekat Qadiriyah wa naqshakat Al- utsmaniyah, 1999年Tarekat在大型Kauman Sragen清真寺举行了Haul Akbar集会,并于2000年由murshiid亲自主持的Mubaya Akbar集会开始进入Sragen。这种舞蹈在斯拉根出现,能够对社会产生积极的影响,尤其是精神上的影响。虽然在传播过程中存在着发展和衰退的动态,但这些tarekat能够生存下来,并一直存在到今天,在istiqomah实践tarekat教义的过程中。关键词:动态;会众和;历史;TQN Al-Utsmaniyah。
{"title":"EKSISTENSI TQN AL-UTSMANI SRAGEN: Kajian Historis Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah di Sukodono Sragen Tahun 1999 – 2009","authors":"Dawam Multazamy Rohmatullah, Alfi Zakiyatun","doi":"10.22515/isnad.v3i2.5987","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i2.5987","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang Sejarah masuknya Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah di Sragen pada tahun 1999 – 2009. Permasalahan yang penulis bahas ialah mengenai awal mula masuknya tarekat, dinamika tarekat dan ajaran-ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah di Sragen. Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang dimulai dari pemilihan topik, pengumpulan sumber sejarah, memverivikasi sumber, interpretasi dan penulisan sejarah. Penulisan ini menitik beratkan pada sumber primer berupa kitab Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah, wawancara, arsip foto dan didukung oleh peneliti terdahulu. Pesatnya perkembangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah, menjadikannya memiliki banyak pengikut dari berbagai daerah. K.H. Zubair Al Macca merupakan tokoh pertama yang membawa dan menyebarkan ajaran tarekat tersebut di Sragen. Pada tahun 1996 K.H. Zubair Al Macca mulai mengenal Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah dan tahun 1999 tarekat mulai masuk Sragen dengan diadakannya Majelis Haul Akbar yang bertempatan di Masjid Besar Kauman Sragen, dan kemudian pada tahun 2000 dilaksanakan Majelis Mubaya’ah Akbar yang dihadiri langsung oleh mursyid. Hadirnya tarekat tersebut di Sragen mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama dalam hal spiritualitas. Walaupun terdapat Dinamika perkembangan dan penurunan dalam proses penyebaran, akan tetapi tarekat tersebut mampu bertahan dan masih eksis sampai saat ini, dengan kesetiaan para jamaah yang istiqomah mengamalkan ajaran tarekat.\u0000Kata Kunci: Dinamika; Tarekat; Sejarah; TQN Al-Utsmaniyah.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130923212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-20DOI: 10.22515/isnad.v3i2.5638
M. Wahyudi, Fara sari Nur Bayani, A. R. Pratama, Kayan Swastika
Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan didirikan pada tahun 1944. Pembentukan Cabang Blambangan tidak dipicu oleh konflik seperti yang sering terjadi di organisasi lain. Pendirian cabang tersebut dilakukan untuk memaksimalkan jangkauan NU di seluruh pelosok wilayah Kabupaten Banyuwangi yang luas. Alasan ini juga dikuatkan oleh pernyataan PBNU yang menyebutkan keberadaan dua cabang tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja kader-kader NU. Dengan pendekatan kualitatif penelitian ini menghasilkan kesimpulan: Pendirian NU Cabang Blambangan dilatarbelakangi oleh dua hal: Pertama, NU Cabang Banyuwangi yang sudah berdiri sejak 2 Februari 1930 dinilai masih terlalu berkutat di wilayah bagian utara. Padahal diwilayah bagaian selatan banyak berdiri madrasah dan pesantren. Kedua, keinginan untuk mempercepat perkembangan NU di Banyuwangi yang notabene merupakan Kabupaten terluas di Jawa Timur. Daerah-daerah yang tergabung dalam NU cabang Blambangan adalah kecamatan Srono, Cluring, Genteng, Gambiran, Tegaldlimo, Bangorejo, Pesanggaran. Pemilihan umum tahun 1955 di Banyuwangi menjadi ajang pembuktian bagi NU dalam pentas politik. NU Banyuwangi berhasil mendapatkan suara terbanyak pada pemilu tahun 1955 yaitu 160.989 suara. Hal ini membuktikan bahwasanya NU menjalankan komunikasi politiknya secara intens. Pada masa kegaduhan 1950-1965, NU fokus berpolitik dengan menggunakan media budaya, mereka juga aktif membendung suara-suara nasionalis dan komunis. Kata Kunci: Dinamika; Cabang Blambangan; Nahdlatul Ulama; Politik.
{"title":"Dinamika Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan Pada Tahun 1944-1966","authors":"M. Wahyudi, Fara sari Nur Bayani, A. R. Pratama, Kayan Swastika","doi":"10.22515/isnad.v3i2.5638","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i2.5638","url":null,"abstract":"Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan didirikan pada tahun 1944. Pembentukan Cabang Blambangan tidak dipicu oleh konflik seperti yang sering terjadi di organisasi lain. Pendirian cabang tersebut dilakukan untuk memaksimalkan jangkauan NU di seluruh pelosok wilayah Kabupaten Banyuwangi yang luas. Alasan ini juga dikuatkan oleh pernyataan PBNU yang menyebutkan keberadaan dua cabang tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja kader-kader NU. Dengan pendekatan kualitatif penelitian ini menghasilkan kesimpulan: Pendirian NU Cabang Blambangan dilatarbelakangi oleh dua hal: Pertama, NU Cabang Banyuwangi yang sudah berdiri sejak 2 Februari 1930 dinilai masih terlalu berkutat di wilayah bagian utara. Padahal diwilayah bagaian selatan banyak berdiri madrasah dan pesantren. Kedua, keinginan untuk mempercepat perkembangan NU di Banyuwangi yang notabene merupakan Kabupaten terluas di Jawa Timur. Daerah-daerah yang tergabung dalam NU cabang Blambangan adalah kecamatan Srono, Cluring, Genteng, Gambiran, Tegaldlimo, Bangorejo, Pesanggaran. Pemilihan umum tahun 1955 di Banyuwangi menjadi ajang pembuktian bagi NU dalam pentas politik. NU Banyuwangi berhasil mendapatkan suara terbanyak pada pemilu tahun 1955 yaitu 160.989 suara. Hal ini membuktikan bahwasanya NU menjalankan komunikasi politiknya secara intens. Pada masa kegaduhan 1950-1965, NU fokus berpolitik dengan menggunakan media budaya, mereka juga aktif membendung suara-suara nasionalis dan komunis.\u0000Kata Kunci: Dinamika; Cabang Blambangan; Nahdlatul Ulama; Politik.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131398877","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-20DOI: 10.22515/isnad.v3i2.5627
Hanif Risa Mustafa, Septi Utami
Perkembangan tanaman perkebunan telah membawa modal swasta barat untuk ikut andil dalam kancah ekonomi Lampung. Salah satu daerah yang menjadi fondasi terbesar modal swasta barat untuk datang ke Lampung adalah Way Lima. Komoditas yang dikembangkan di Way Lima kala itu berupa kopi. Beberapa tahun kemudian komoditas ini diganti dengan tanaman karet. Muncul pertanyaan bagaimana perkembangan perusahaan swasta barat di Way Lima Lampung dan apa penyebab perusahaan mengalihkan komoditas perkebunan dari kopi ke karet. Menurut Sartono Kartodirjo dan Djoko Suryo, perkembangan perkebunan di Indonesia tidak terlepas dari proses kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa barat. Eksploitasi tanah dilakukan untuk mendapatkan tanaman budidaya yang merupakan komoditas ekspor, Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah Penilitian ini membahas tentang ekspansi kolonial serta perkembangan perkebunan di Way Lima. Kemudian tentang perubahan kepemilikan atas tanah perkebunan di Way Lima. Selanjutnya membahas perkembangan perkebunan kopi hingga beralih menjadi perkebunan karet. Pada akhirnya disimpulkan perkembangan perkebunan swasta barat di Way Lima dimulai dari upaya Belanda melakukan kolonialisme di Lampung. Way Lima dieksploitasi untuk menanam komoditas kopi, namun karena harga kopi jatuh dan untuk memenuhi kebutuhan ekspor, maka komoditas kopi diganti dengan tanaman karet. Kata Kunci: Karet; Kopi; Perkebunan; Way Lima.
{"title":"DARI EKSPANSI HINGGA EKSPLOITASI: Perkembangan Perkebunan Swasta Barat di Way Lima Lampung 1800-1932","authors":"Hanif Risa Mustafa, Septi Utami","doi":"10.22515/isnad.v3i2.5627","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i2.5627","url":null,"abstract":"Perkembangan tanaman perkebunan telah membawa modal swasta barat untuk ikut andil dalam kancah ekonomi Lampung. Salah satu daerah yang menjadi fondasi terbesar modal swasta barat untuk datang ke Lampung adalah Way Lima. Komoditas yang dikembangkan di Way Lima kala itu berupa kopi. Beberapa tahun kemudian komoditas ini diganti dengan tanaman karet. Muncul pertanyaan bagaimana perkembangan perusahaan swasta barat di Way Lima Lampung dan apa penyebab perusahaan mengalihkan komoditas perkebunan dari kopi ke karet. Menurut Sartono Kartodirjo dan Djoko Suryo, perkembangan perkebunan di Indonesia tidak terlepas dari proses kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa barat. Eksploitasi tanah dilakukan untuk mendapatkan tanaman budidaya yang merupakan komoditas ekspor, Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah Penilitian ini membahas tentang ekspansi kolonial serta perkembangan perkebunan di Way Lima. Kemudian tentang perubahan kepemilikan atas tanah perkebunan di Way Lima. Selanjutnya membahas perkembangan perkebunan kopi hingga beralih menjadi perkebunan karet. Pada akhirnya disimpulkan perkembangan perkebunan swasta barat di Way Lima dimulai dari upaya Belanda melakukan kolonialisme di Lampung. Way Lima dieksploitasi untuk menanam komoditas kopi, namun karena harga kopi jatuh dan untuk memenuhi kebutuhan ekspor, maka komoditas kopi diganti dengan tanaman karet.\u0000Kata Kunci: Karet; Kopi; Perkebunan; Way Lima.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115956211","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-07DOI: 10.22515/isnad.v2i2.4852
Anissatul Fatimah
This paper tells about the New Order government policy in carrying out the uniformity of the Eid al-Fitr, thus demanding that several Islamic organization groups such as Muhammadiyah and NU carry out Eid al-Fitr simultaneously even though the method was always different in determining it. This research uses historical methodology through four main steps of historical method, namely: (1) heuristics, (2) source criticism, (3) interpretation, and (4) historiography. The results of this study indicate that government policies during the New Order era greatly influenced the politics of Islamic mass organizations in determining the time of Eid. This policy resulted in decisions that must be obeyed by all Indonesian people, especially Islamic organizations, so that the determination of the beginning of the qamariah month during the New Order period was almost always uniform.
{"title":"Pandangan Muhammadiyah dan NU Terhadap Kebijakan Pemerintah Orde Baru Mengenai Penyeragaman Hari Raya Idul Fitri","authors":"Anissatul Fatimah","doi":"10.22515/isnad.v2i2.4852","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v2i2.4852","url":null,"abstract":"This paper tells about the New Order government policy in carrying out the uniformity of the Eid al-Fitr, thus demanding that several Islamic organization groups such as Muhammadiyah and NU carry out Eid al-Fitr simultaneously even though the method was always different in determining it. This research uses historical methodology through four main steps of historical method, namely: (1) heuristics, (2) source criticism, (3) interpretation, and (4) historiography. The results of this study indicate that government policies during the New Order era greatly influenced the politics of Islamic mass organizations in determining the time of Eid. This policy resulted in decisions that must be obeyed by all Indonesian people, especially Islamic organizations, so that the determination of the beginning of the qamariah month during the New Order period was almost always uniform.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129639182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-28DOI: 10.22515/isnad.v3i1.5395
Qisthi Faradina Ilma Mahanani, Mega Alif Marintan, Irma Ayu Kartika Dewi, Moh. Ashif Ashif Fuadi
This research explains the dynamic perspective of Islam and politics in Indonesia. The relationship between Islam and the political situation in Indonesia is not always harmonious. With qualitative methods through the study of literature, this research resulted in the conclusion that Islamic and political ndication are two aspects that converge in its development that has never been interrupted from the previous period. The existence of Islam in Indonesia is largely determined by the objective conditions built by the Muslims themselves through qualifications and political capacities that are insightful in the formation of the intellectuality of their people. The condition of Muslims today has indeed progressed, but institutionally politically it has regressed. Therefore, discussing Islamic and political issues is felt increasingly urgently by Muslims themselves. The engineering of the conversation and its implementation includes a doctrinal Understanding of Islam that is contextual to the political growth of the nation, a coaching system that can liberate people from material and spiritual backwardness, and leadership that is not only charismatic, but also dedicative and professional. Keywords: Islam, Politic, Perspective, Historical
{"title":"ISLAM AND POLITICS IN INDONESIA (Historical Perspective)","authors":"Qisthi Faradina Ilma Mahanani, Mega Alif Marintan, Irma Ayu Kartika Dewi, Moh. Ashif Ashif Fuadi","doi":"10.22515/isnad.v3i1.5395","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i1.5395","url":null,"abstract":"This research explains the dynamic perspective of Islam and politics in Indonesia. The relationship between Islam and the political situation in Indonesia is not always harmonious. With qualitative methods through the study of literature, this research resulted in the conclusion that Islamic and political ndication are two aspects that converge in its development that has never been interrupted from the previous period. The existence of Islam in Indonesia is largely determined by the objective conditions built by the Muslims themselves through qualifications and political capacities that are insightful in the formation of the intellectuality of their people. The condition of Muslims today has indeed progressed, but institutionally politically it has regressed. Therefore, discussing Islamic and political issues is felt increasingly urgently by Muslims themselves. The engineering of the conversation and its implementation includes a doctrinal Understanding of Islam that is contextual to the political growth of the nation, a coaching system that can liberate people from material and spiritual backwardness, and leadership that is not only charismatic, but also dedicative and professional. \u0000Keywords: Islam, Politic, Perspective, Historical","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127005884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-28DOI: 10.22515/isnad.v3i1.5306
Ahmad Syafi’i Mufadzilah Riyadi
Masa Dinasti Abbasiyah mempunyai sistem kebijakan pemerintah yang berbeda dengan masa Dinasti Umayyah. Perbedaan itu terletak pada prinsip arabisasi yang dilakukan Dinasti Umayyah. Dearabisasi menjadi karakteristik Dinasti Abbasiyah menjadikan banyak perubahan dalam sistem pemerintahan. Kebangkitan Dinasti Abbasiyah tidak bisa lepas dari pengaruh asing seperti Indo-Persia, suriah maupun Yunani. Kemenangan Islam atas Bizantium pada masa al Mahdi dan Harun al Rasyid yang melatarbelakangi kebangkitan peradaban Islam periode itu. Kebangkitan Islam terlihat dari adanya kontak dialog antara Islam dan Yunani baik berupa intelektual maupun budaya. Penelitian ini menekankan pada bentuk-bentuk dialog Islam dan Yunani serta hasil dari dialog antar keduanya. Periode Dinasti Umayyah dengan sistem monarchi lebih mengedepankan perluasan wilayah Islam, sedangkan Dinasti Abbasiyah terkenal akan the golden age dengan ciri khas kemajuan dibidang intelektual dan budaya. Peradaban Islam masa yang terbentuk tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Yunani. Hal ini terlihat seperti karya-karya filsafat Aristoteles, neo-Platonis dan ilmu kedokteran karya Galen sudah menjamur dalam dunia Intelektual Islam saat itu. Penelitan ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis diskriptif kualitatif. Jenis penelitian in merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan sumber kepustakaan. Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metodologi sejarah yaitu heuristik, verifikasi, intepretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa proses dialog antara Islam periode Dinasti Abbasiyah dan Yunani merupakan kelanjutan dari hubungan pemerintahan Islam sebelumnya, yaitu Dinasti Umayyah. Proses dialog tersebut terlihat dari gerakan penerjemahan buku-buku Asing salah satunya dari keilmuan Yunani. Hasil dari kegiatan tersebut memberikan wajah baru dalam dunia intelektual Islam serta budaya masyarakat. Pengaruh Asing dalam dunia Islam bukan menjadi lemahnya dunia Islam akan tetapi menjadi corak baru dalam peradaban Islam. Kata kunci: dialog Islam dan Yunani, Gerakan penerjemahan,
{"title":"DIALOG ANTARA ISLAM DAN YUNANI MASA DINASTI UMAYYAH-DINASTI ABBASIYAH","authors":"Ahmad Syafi’i Mufadzilah Riyadi","doi":"10.22515/isnad.v3i1.5306","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i1.5306","url":null,"abstract":"Masa Dinasti Abbasiyah mempunyai sistem kebijakan pemerintah yang berbeda dengan masa Dinasti Umayyah. Perbedaan itu terletak pada prinsip arabisasi yang dilakukan Dinasti Umayyah. Dearabisasi menjadi karakteristik Dinasti Abbasiyah menjadikan banyak perubahan dalam sistem pemerintahan. Kebangkitan Dinasti Abbasiyah tidak bisa lepas dari pengaruh asing seperti Indo-Persia, suriah maupun Yunani. Kemenangan Islam atas Bizantium pada masa al Mahdi dan Harun al Rasyid yang melatarbelakangi kebangkitan peradaban Islam periode itu. Kebangkitan Islam terlihat dari adanya kontak dialog antara Islam dan Yunani baik berupa intelektual maupun budaya.\u0000Penelitian ini menekankan pada bentuk-bentuk dialog Islam dan Yunani serta hasil dari dialog antar keduanya. Periode Dinasti Umayyah dengan sistem monarchi lebih mengedepankan perluasan wilayah Islam, sedangkan Dinasti Abbasiyah terkenal akan the golden age dengan ciri khas kemajuan dibidang intelektual dan budaya. Peradaban Islam masa yang terbentuk tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Yunani. Hal ini terlihat seperti karya-karya filsafat Aristoteles, neo-Platonis dan ilmu kedokteran karya Galen sudah menjamur dalam dunia Intelektual Islam saat itu.\u0000Penelitan ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis diskriptif kualitatif. Jenis penelitian in merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan sumber kepustakaan. Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metodologi sejarah yaitu heuristik, verifikasi, intepretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa proses dialog antara Islam periode Dinasti Abbasiyah dan Yunani merupakan kelanjutan dari hubungan pemerintahan Islam sebelumnya, yaitu Dinasti Umayyah. Proses dialog tersebut terlihat dari gerakan penerjemahan buku-buku Asing salah satunya dari keilmuan Yunani. Hasil dari kegiatan tersebut memberikan wajah baru dalam dunia intelektual Islam serta budaya masyarakat. Pengaruh Asing dalam dunia Islam bukan menjadi lemahnya dunia Islam akan tetapi menjadi corak baru dalam peradaban Islam.\u0000Kata kunci: dialog Islam dan Yunani, Gerakan penerjemahan,","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124805833","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-28DOI: 10.22515/isnad.v3i1.5274
A. Aziz, Mamluatun Nurrohmah
Bu Nyai is a figure who is not much different from kiai, because they have a big role in shaping the knowledge, attitudes and activities of students in the pesantren. In this case, the pesantren which is the center of the activity has a vital position, especially with regard to gender, because here it is the basis which is considered the center of patriarchal teachings. But as time went on, this assumption was dismissed and crushed by the JP3M Movement. This movement represents the courage of Bu Nyai in their efforts to review and revise their cynical assumptions. This movement contributes to highlighting the role of women in the dimensions of community life, especially for science, gender and brotherhood or ukhuwah. This is a great strength, because with their charisma they can influence students, especially female students, to be proactive in improving the image of women as agents of change. This important effort also became the forerunner of pesantren circles, especially for women to create a meeting movement to give birth to women with dignity in accordance with ethics, religious morals, and social life.
{"title":"THE MOVEMENT OF WOMEN'S THOUGHTS FROM PESANTREN (Study of the Jam'iyyah Pengasuh Pesantren Putri and Muballighah (JP3M))","authors":"A. Aziz, Mamluatun Nurrohmah","doi":"10.22515/isnad.v3i1.5274","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i1.5274","url":null,"abstract":"Bu Nyai is a figure who is not much different from kiai, because they have a big role in shaping the knowledge, attitudes and activities of students in the pesantren. In this case, the pesantren which is the center of the activity has a vital position, especially with regard to gender, because here it is the basis which is considered the center of patriarchal teachings. But as time went on, this assumption was dismissed and crushed by the JP3M Movement. This movement represents the courage of Bu Nyai in their efforts to review and revise their cynical assumptions. This movement contributes to highlighting the role of women in the dimensions of community life, especially for science, gender and brotherhood or ukhuwah. This is a great strength, because with their charisma they can influence students, especially female students, to be proactive in improving the image of women as agents of change. This important effort also became the forerunner of pesantren circles, especially for women to create a meeting movement to give birth to women with dignity in accordance with ethics, religious morals, and social life.","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134324134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-28DOI: 10.22515/isnad.v3i1.5273
Ade Fitri Amalia
Pada umumnya, manusia merupakan makhluk yang menginginkan kedamaian di muka bumi. Nilai-nilai perdamaian menjadi sebuah hal penting yang harus ada dalam kehidupan. Setiap agama mengajarkan nilai-nilai perdamaian tersebut melalui sikap toleransi beragama. Toleransi beragama menjadi obat ditengah munculnya berbagai kekacauan dalam kehidupan, seperti anarkisme beragama, perang antar agama, hingga terorisme dalam lingkup global. Kekacauan tersebut menimbulkan banyak akibat yang pada akhirnya akan memunculkan masalah-masalah baru. Umumnya, masalah dalam kehidupan beragama timbul dalam hubungan kaum mayoritas dan minoritas. Adanya keinginan untuk saling menguasai dan menjadi pemegang otoritas tertinggi menjadikan persaingan antara kuam mayoritas dan minoritas menjadi semakin kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk toleransi beragama yang dilakukan antara kaum mayoritas dan minoritas Desa Sukoreno dalam praktek sosial masyarakatnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan dalam proses pengambilan datanya adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang diperoleh kemudian diolah kembali menjadi sebuah data valid menggunakan triangulasi sumber. Sehingga, melalui lima tahapan diatas akan didapati kesimpulan yang telah valid terkait toleransi beragama dalam praktek sosial masyarakat antara kaum mayoritas dan minoritas umat beragama Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Kata Kunci: Keberagaman, Toleransi, Mayoritas, Minoritas
{"title":"Toleransi Beragama Dalam Praktek Sosial Masyarakat (Studi Kasus Hubungan Mayoritas Dan Minoritas Agama Di Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember)","authors":"Ade Fitri Amalia","doi":"10.22515/isnad.v3i1.5273","DOIUrl":"https://doi.org/10.22515/isnad.v3i1.5273","url":null,"abstract":"Pada umumnya, manusia merupakan makhluk yang menginginkan kedamaian di muka bumi. Nilai-nilai perdamaian menjadi sebuah hal penting yang harus ada dalam kehidupan. Setiap agama mengajarkan nilai-nilai perdamaian tersebut melalui sikap toleransi beragama. Toleransi beragama menjadi obat ditengah munculnya berbagai kekacauan dalam kehidupan, seperti anarkisme beragama, perang antar agama, hingga terorisme dalam lingkup global. Kekacauan tersebut menimbulkan banyak akibat yang pada akhirnya akan memunculkan masalah-masalah baru. Umumnya, masalah dalam kehidupan beragama timbul dalam hubungan kaum mayoritas dan minoritas. Adanya keinginan untuk saling menguasai dan menjadi pemegang otoritas tertinggi menjadikan persaingan antara kuam mayoritas dan minoritas menjadi semakin kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk toleransi beragama yang dilakukan antara kaum mayoritas dan minoritas Desa Sukoreno dalam praktek sosial masyarakatnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan dalam proses pengambilan datanya adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang diperoleh kemudian diolah kembali menjadi sebuah data valid menggunakan triangulasi sumber. Sehingga, melalui lima tahapan diatas akan didapati kesimpulan yang telah valid terkait toleransi beragama dalam praktek sosial masyarakat antara kaum mayoritas dan minoritas umat beragama Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. \u0000Kata Kunci: Keberagaman, Toleransi, Mayoritas, Minoritas","PeriodicalId":351942,"journal":{"name":"Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129576058","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}