Pub Date : 2022-09-16DOI: 10.14710/genres.v2i2.15716
Nasya Khaerunnisa, I. Saraswati, Widyandani Sasikirana
Senyawa fenolik merupakan metabolit sekunder yang keberadaannya sangat melimpah dan merupakan sumber antioksidan alami dari tumbuhan dan buah-buahan, salah satunya adalah leunca (Solanum nigrum L.). Studi ini bertujuan menentukan kandungan total fenolik yang terdapat pada ekstrak dan fraksi buah leunca. Buah leunca diekstraksi menggunakan metode maserasi memanfaatkan pelarut metanol, lalu difraksinasi bertingkat memanfaatkan metode partisi cair-cair dengan pelarut n-heksan dan etil asetat. Total Phenolic Content (TPC) dilakukan dengan pereaksi Folin-Ciocalteau secara spektrofotometri. Asam galat digunakan sebagai pembanding. Ekstrak metanol (EM) memiliki kandungan fenol total tertinggi yaitu sebesar 3,83 ± 0,06 mg GAE/g, diikuti oleh fraksi etil asetat (FEA) dan n-heksan (FHE) sebesar 2,79 ± 0,13; 1,32 ± 0,01 mg GAE/g. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelarut yang lebih banyak mengekstrak senyawa fenolik dibandingkan pelarut n-heksan dan etil asetat yaitu pelarut metanol.
{"title":"Kandungan Total Fenolik Ekstrak Metanol Buah Leunca (Solanum nigrum L.) dan Fraksi-fraksinya","authors":"Nasya Khaerunnisa, I. Saraswati, Widyandani Sasikirana","doi":"10.14710/genres.v2i2.15716","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i2.15716","url":null,"abstract":"Senyawa fenolik merupakan metabolit sekunder yang keberadaannya sangat melimpah dan merupakan sumber antioksidan alami dari tumbuhan dan buah-buahan, salah satunya adalah leunca (Solanum nigrum L.). Studi ini bertujuan menentukan kandungan total fenolik yang terdapat pada ekstrak dan fraksi buah leunca. Buah leunca diekstraksi menggunakan metode maserasi memanfaatkan pelarut metanol, lalu difraksinasi bertingkat memanfaatkan metode partisi cair-cair dengan pelarut n-heksan dan etil asetat. Total Phenolic Content (TPC) dilakukan dengan pereaksi Folin-Ciocalteau secara spektrofotometri. Asam galat digunakan sebagai pembanding. Ekstrak metanol (EM) memiliki kandungan fenol total tertinggi yaitu sebesar 3,83 ± 0,06 mg GAE/g, diikuti oleh fraksi etil asetat (FEA) dan n-heksan (FHE) sebesar 2,79 ± 0,13; 1,32 ± 0,01 mg GAE/g. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelarut yang lebih banyak mengekstrak senyawa fenolik dibandingkan pelarut n-heksan dan etil asetat yaitu pelarut metanol.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125344283","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-15DOI: 10.14710/genres.v2i2.15612
Anggi Meilina, Yora Nindita, E. Sunarsih
Salah satu alternatif untuk penyembuhan luka sayat dengan menggunakan kulit pisang ambon kuning (Musa acuminata Colla) karena terdapat senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% kulit pisang ambon kuning dan konsentrasi ekstrak yang mampu memberikan efek lebih cepat terhadap aktivitas penyembuhan luka sayat pada kelinci. Penelitian merupakan eksperimental laboratorium menggunakan 5 kelinci dengan 5 perlakuan sayat tiap kelinci. K- (suspensi CMC 0,5%), K+ (povidone iodine), P1 (ekstrak 5%), P2 (ekstrak 10%), dan P3 (ekstrak 15%). Uji aktivitas dilakukan dengan pengamatan menggunakan kriteria makroskopis modifikasi Nagaoka dan persentase penyembuhan luka sayat. Serbuk simplisia dan ekstrak kental mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, dan terpenoid serta mengandung karbohidrat golongan monosakarida. Data skoring makroskopis dengan uji Kruskal-Wallis didapatkan hasil secara statistik tidak bermakna (P=0,567) pada semua kelompok. Data pengukuran persentase penyembuhan luka sayat dengan uji Post-hoc LSD didapatkan hasil yang berbeda bermakna (P<0,05) antara K+, P2, P3 terhadap K-, serta P3 terhadap P1 dan P2. Kelompok P3 menunjukkan aktivitas penyembuhan luka sayat pada kelinci yang lebih cepat dibanding P1 dan P2.
{"title":"Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Pisang Ambon Kuning (Musa acuminata Colla) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus)","authors":"Anggi Meilina, Yora Nindita, E. Sunarsih","doi":"10.14710/genres.v2i2.15612","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i2.15612","url":null,"abstract":"Salah satu alternatif untuk penyembuhan luka sayat dengan menggunakan kulit pisang ambon kuning (Musa acuminata Colla) karena terdapat senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% kulit pisang ambon kuning dan konsentrasi ekstrak yang mampu memberikan efek lebih cepat terhadap aktivitas penyembuhan luka sayat pada kelinci. Penelitian merupakan eksperimental laboratorium menggunakan 5 kelinci dengan 5 perlakuan sayat tiap kelinci. K- (suspensi CMC 0,5%), K+ (povidone iodine), P1 (ekstrak 5%), P2 (ekstrak 10%), dan P3 (ekstrak 15%). Uji aktivitas dilakukan dengan pengamatan menggunakan kriteria makroskopis modifikasi Nagaoka dan persentase penyembuhan luka sayat. Serbuk simplisia dan ekstrak kental mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, dan terpenoid serta mengandung karbohidrat golongan monosakarida. Data skoring makroskopis dengan uji Kruskal-Wallis didapatkan hasil secara statistik tidak bermakna (P=0,567) pada semua kelompok. Data pengukuran persentase penyembuhan luka sayat dengan uji Post-hoc LSD didapatkan hasil yang berbeda bermakna (P<0,05) antara K+, P2, P3 terhadap K-, serta P3 terhadap P1 dan P2. Kelompok P3 menunjukkan aktivitas penyembuhan luka sayat pada kelinci yang lebih cepat dibanding P1 dan P2.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"2010 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127352856","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-15DOI: 10.14710/genres.v2i2.15702
Tugas Akhir, Diajukan Untuk, Mencapai Gelar Sarjana, Disusun Oleh, Resa Nafi'atul Insani, Latar Belakang
Escherichia coli merupakan bakteri patogen penyebab diare yang dapat diatasi dengan pemberian antibiotik, tetapi penggunaan yang irasional menyebabkan terjadinya resistensi, sehingga perlu dicari antibakteri alternatif untuk mengatasinya. Biji pepaya diketahui mengandung senyawa fitokimia alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid, saponin, dan steroid yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol 70% biji papaya terhadap E. coli dan konsentrasi ekstrak metanol 70% biji pepaya yang menunjukkan aktivitas antibakteri terbesar terhadap E. coli. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental laboratorium. Biji pepaya diekstraksi menggunakan metode maserasi, sedangkan metode skrining fitokimia dilakukan dengan uji tabung. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi Kirby-Bauer pada berbagai konsentrasi, yaitu 20%, 30%, 40%, dan 50% b/v dalam DMSO 10% dan ciprofloxacin 5 μg digunakan sebagai kontrol positif. Hasil uji skrining fitokimia ekstrak metanol 70% biji pepaya mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, dan tanin. Semua konsentrasi uji ekstrak metanol 70% biji pepaya tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap E. coli, sedangkan pada kontrol positif menunjukkan aktivitas antibakteri yang sangat kuat, yaitu sebesar 25,6 ± 0,92 mm. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui ekstrak metanol 70% biji pepaya tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli.
{"title":"Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Biji Pepaya (Carica Papaya L.) terhadap Escherichia coli secara In Vitro","authors":"Tugas Akhir, Diajukan Untuk, Mencapai Gelar Sarjana, Disusun Oleh, Resa Nafi'atul Insani, Latar Belakang","doi":"10.14710/genres.v2i2.15702","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i2.15702","url":null,"abstract":"Escherichia coli merupakan bakteri patogen penyebab diare yang dapat diatasi dengan pemberian antibiotik, tetapi penggunaan yang irasional menyebabkan terjadinya resistensi, sehingga perlu dicari antibakteri alternatif untuk mengatasinya. Biji pepaya diketahui mengandung senyawa fitokimia alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid, saponin, dan steroid yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol 70% biji papaya terhadap E. coli dan konsentrasi ekstrak metanol 70% biji pepaya yang menunjukkan aktivitas antibakteri terbesar terhadap E. coli. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental laboratorium. Biji pepaya diekstraksi menggunakan metode maserasi, sedangkan metode skrining fitokimia dilakukan dengan uji tabung. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi Kirby-Bauer pada berbagai konsentrasi, yaitu 20%, 30%, 40%, dan 50% b/v dalam DMSO 10% dan ciprofloxacin 5 μg digunakan sebagai kontrol positif. Hasil uji skrining fitokimia ekstrak metanol 70% biji pepaya mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, dan tanin. Semua konsentrasi uji ekstrak metanol 70% biji pepaya tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap E. coli, sedangkan pada kontrol positif menunjukkan aktivitas antibakteri yang sangat kuat, yaitu sebesar 25,6 ± 0,92 mm. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui ekstrak metanol 70% biji pepaya tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128888192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-04DOI: 10.14710/genres.v2i1.14650
Syahrizal Ramadhani, Depy Oktavian Akbar, Jose Refor Wan
Distribusi, penyimpanan dan penggunaan obat merupakan faktor penting dalam pengelolaan obat. Dampak yang terjadi akibat distribusi tidak berjalan dengan baik mengakibatkan terjadinya kekosongan obat yang mempengaruhi pada pelayanan terhadap pasien. Dampak yang terjadi jikaproses penyimpanan tidak berjalan dengan baik seperti kesalahan dalam pengambilan obat yang berbahaya bagi pasien serta terdapat barang ataupun stok yang melewati masa kedaluwarsa. Dalampenggunaan obat, masalah yang muncul adalah penggunaan obat tidak rasional dapat memberikan dampak negatif baik secara medis, ekonomis, maupun sosial, dan belum adanya evaluasipengelolaan obat pada tahap tersebut. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasisistem pengelolaan obat pada tahap distribusi, penyimpanan, dan penggunaan obat di Rumah SakitMutiara Bunda dibandingkan dengan nilai indikator standar. Rancangan penelitian bersifatdeskriptif dan evaluatif dengan metode observasi menggunakan data retrospektif dan concurrent.Data dianalisis dengan indikator pengelolaan obat yang telah ditetetapkan didukung dengan hasil wawancara petugas. Hasil penelitian yang tidak sesuai standar pada tahap distribusi; indikator kecocokan antar jumlah fisik obat dengan kartu stock (94,8%); tahap penyimpanan, presentase stok mati (9,30%); dan tahap penggunaan, jumlah item obat perlembar resep (2,44).
{"title":"Evaluasi Pengelolaan Obat pada Tahap Distribusi, Penyimpanan, serta Penggunaan Obat Pada Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mutiara Bunda Tahun 2019","authors":"Syahrizal Ramadhani, Depy Oktavian Akbar, Jose Refor Wan","doi":"10.14710/genres.v2i1.14650","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i1.14650","url":null,"abstract":"Distribusi, penyimpanan dan penggunaan obat merupakan faktor penting dalam pengelolaan obat. Dampak yang terjadi akibat distribusi tidak berjalan dengan baik mengakibatkan terjadinya kekosongan obat yang mempengaruhi pada pelayanan terhadap pasien. Dampak yang terjadi jikaproses penyimpanan tidak berjalan dengan baik seperti kesalahan dalam pengambilan obat yang berbahaya bagi pasien serta terdapat barang ataupun stok yang melewati masa kedaluwarsa. Dalampenggunaan obat, masalah yang muncul adalah penggunaan obat tidak rasional dapat memberikan dampak negatif baik secara medis, ekonomis, maupun sosial, dan belum adanya evaluasipengelolaan obat pada tahap tersebut. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasisistem pengelolaan obat pada tahap distribusi, penyimpanan, dan penggunaan obat di Rumah SakitMutiara Bunda dibandingkan dengan nilai indikator standar. Rancangan penelitian bersifatdeskriptif dan evaluatif dengan metode observasi menggunakan data retrospektif dan concurrent.Data dianalisis dengan indikator pengelolaan obat yang telah ditetetapkan didukung dengan hasil wawancara petugas. Hasil penelitian yang tidak sesuai standar pada tahap distribusi; indikator kecocokan antar jumlah fisik obat dengan kartu stock (94,8%); tahap penyimpanan, presentase stok mati (9,30%); dan tahap penggunaan, jumlah item obat perlembar resep (2,44).","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"164 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124594924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-06DOI: 10.14710/genres.v2i1.11269
Dheya Utami Wahyuni, Henna Rya Sunoko
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak diderita. Ekstrak kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) diketahui menjadi salah satu tanaman yang berpotensi sebagai alternatif untuk penyakit diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa kelopak bunga Rosella terhadap penurunan kadar glukosa darah. Desain penelitian ini adalah True Experiment dengan menggunakan rancangan Pre and Post Randomized Controlled Group Design. Sebanyak 25 ekor mencit jantan galur Swiss-Webster diinduksi glukosa secara oral lalu dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif diberi aquades, kontrol positif (KP) diberi Glibenklamid 0,65 mg/kgBB, kelompok perlakuan diberi infusa bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada dosis 350 mg/kgBB, 700 mg/kgBB dan 1050 mg/kgBB secara oral. Pengukuran kadar glukosa mencit menggunakan Easy Touch® pada menit ke 30, 60 dan 90 setelah perlakuan. Hasil diuji menggunakan Shapiro-Wilk dan uji One Way ANOVA. Diketahui seluruh kelompok perlakuan memiliki penurunan kadar glukosa darah yang bermakna dengan nilai p < 0,05. Pada semua kelompok dosis infusa bunga Rosella memiliki kemampuan yang lebih baik daripada aquades namun masih kurang efektif penurunannya bila dibandingkan dengan Glibenklamid sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa kelopak bunga Rosella diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit jantan yang telah diinduksi glukosa.
{"title":"Pengaruh Pemberian Infusa Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah pada Mencit Putih Jantan (Mus Musculus Galur Swiss-Webster) yang Diinduksi Glukosa","authors":"Dheya Utami Wahyuni, Henna Rya Sunoko","doi":"10.14710/genres.v2i1.11269","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i1.11269","url":null,"abstract":"Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak diderita. Ekstrak kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) diketahui menjadi salah satu tanaman yang berpotensi sebagai alternatif untuk penyakit diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa kelopak bunga Rosella terhadap penurunan kadar glukosa darah. Desain penelitian ini adalah True Experiment dengan menggunakan rancangan Pre and Post Randomized Controlled Group Design. Sebanyak 25 ekor mencit jantan galur Swiss-Webster diinduksi glukosa secara oral lalu dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif diberi aquades, kontrol positif (KP) diberi Glibenklamid 0,65 mg/kgBB, kelompok perlakuan diberi infusa bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada dosis 350 mg/kgBB, 700 mg/kgBB dan 1050 mg/kgBB secara oral. Pengukuran kadar glukosa mencit menggunakan Easy Touch® pada menit ke 30, 60 dan 90 setelah perlakuan. Hasil diuji menggunakan Shapiro-Wilk dan uji One Way ANOVA. Diketahui seluruh kelompok perlakuan memiliki penurunan kadar glukosa darah yang bermakna dengan nilai p < 0,05. Pada semua kelompok dosis infusa bunga Rosella memiliki kemampuan yang lebih baik daripada aquades namun masih kurang efektif penurunannya bila dibandingkan dengan Glibenklamid sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa kelopak bunga Rosella diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit jantan yang telah diinduksi glukosa.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132711160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-05DOI: 10.14710/genres.v2i1.13067
Era Ayuk Adistia, Intan Rahmania Eka Dini, Eva Annisaa'
Hipertensi adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah sistol ≥ 140 mmHg dan diastole ≥ 90 mmHg. Prevalensi hipertensi pada penduduk ≥ 18 tahun di Kota Semarang berada pada urutan ke-5 dengan penderita sebesar 40,69%. Pemilihan obat yang rasional pada pasien hipertensi menjadi bagian yang penting dalam mencapai keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan rasionalitas penggunaan antihipertensi, hubungan antara usia, jenis kelamin, pola penggunaan obat dan penyakit penyerta terhadap keberhasilan terapi serta mengetahui gambaran rasionalitas penggunaan antihipertensi dan keberhasilan terapi pasien hipertensi rawat jalan di RSND Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan rekam medis pasien hipertensi dan pengambilan sampel secara purposive sampling. Uji chi-square digunakan untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik untuk analisis multivariat. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara rasionalitas penggunaan antihipertensi dan usia dengan keberhasilan terapi pasien hipertensi (p < 0,05) dan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, pola penggunaan obat dan penyakit penyerta dengan keberhasilan terapi (p > 0,05). Penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan di RSND Semarang menunjukkan tepat indikasi 100%, tepat obat 83,9%, tepat dosis 92,9% dan tepat pasien 94,9%. Secara keseluruhan rasionalitas penggunaan obat antihipertensi pasien sebesar 73,7%. Sebanyak 44,4% pasien dapat mencapai target tekanan darah dan 55,6% pasien tidak dapat mencapai target tekanan darah.
{"title":"Hubungan antara Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi terhadap Keberhasilan Terapi Pasien Hipertensi di RSND Semarang","authors":"Era Ayuk Adistia, Intan Rahmania Eka Dini, Eva Annisaa'","doi":"10.14710/genres.v2i1.13067","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i1.13067","url":null,"abstract":"Hipertensi adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah sistol ≥ 140 mmHg dan diastole ≥ 90 mmHg. Prevalensi hipertensi pada penduduk ≥ 18 tahun di Kota Semarang berada pada urutan ke-5 dengan penderita sebesar 40,69%. Pemilihan obat yang rasional pada pasien hipertensi menjadi bagian yang penting dalam mencapai keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan rasionalitas penggunaan antihipertensi, hubungan antara usia, jenis kelamin, pola penggunaan obat dan penyakit penyerta terhadap keberhasilan terapi serta mengetahui gambaran rasionalitas penggunaan antihipertensi dan keberhasilan terapi pasien hipertensi rawat jalan di RSND Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan rekam medis pasien hipertensi dan pengambilan sampel secara purposive sampling. Uji chi-square digunakan untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik untuk analisis multivariat. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara rasionalitas penggunaan antihipertensi dan usia dengan keberhasilan terapi pasien hipertensi (p < 0,05) dan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, pola penggunaan obat dan penyakit penyerta dengan keberhasilan terapi (p > 0,05). Penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan di RSND Semarang menunjukkan tepat indikasi 100%, tepat obat 83,9%, tepat dosis 92,9% dan tepat pasien 94,9%. Secara keseluruhan rasionalitas penggunaan obat antihipertensi pasien sebesar 73,7%. Sebanyak 44,4% pasien dapat mencapai target tekanan darah dan 55,6% pasien tidak dapat mencapai target tekanan darah.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125025862","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-05DOI: 10.14710/genres.v2i1.13211
Julia Zahra Ardianti, Eva Annisaa', Ragil Setia Dianingati
Hipertensi telah menyerang masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas sebesar 25,8% pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2018. Layanan informasi tentang obat pada pasien hipertensi penting untuk dilakukan, tetapi realisasinya menunjukkan bahwa layanan informasi obat belum diberikan secara lengkap kepada pasien di Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepuasan layanan informasi obat terhadap kualitas hidup pasien hipertensi di Puskesmas Pandanaran dan Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional secara prospektif. Penelitian dilakukan kepada 100 pasien hipertensi berusia 18-60 tahun yang mendapatkan layanan informasi obat. Analisis tingkat kepuasan pasien digambarkan dalam diagram kartesius. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-sirnov dan uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil analisis tingkat kepuasan pasien didapatkan mayoritas pasien puas terhadap pelayanan di puskesmas tapi ada beberapa item pelayanan yang menjadi prioritas untuk diperbaiki yaitu pada segi ruangan untuk pelayanan informasi obat, informasi obat disampaikan lebih lengkap dan adanya jaminan jika terjadi kesalahan dalam pelayanan informasi obat. Hasil analisis kualitas hidup pasien termasuk kategori baik. Hasil uji korelasi didapatkan nilai signifikansi dengan Spearman’s rho yaitu 0,556 yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepuasan layanan informasi obat dengan kualitas hidup pasien hipertensi.
{"title":"Hubungan Kepuasan Layanan Informasi Obat dengan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi","authors":"Julia Zahra Ardianti, Eva Annisaa', Ragil Setia Dianingati","doi":"10.14710/genres.v2i1.13211","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i1.13211","url":null,"abstract":"Hipertensi telah menyerang masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas sebesar 25,8% pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2018. Layanan informasi tentang obat pada pasien hipertensi penting untuk dilakukan, tetapi realisasinya menunjukkan bahwa layanan informasi obat belum diberikan secara lengkap kepada pasien di Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepuasan layanan informasi obat terhadap kualitas hidup pasien hipertensi di Puskesmas Pandanaran dan Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional secara prospektif. Penelitian dilakukan kepada 100 pasien hipertensi berusia 18-60 tahun yang mendapatkan layanan informasi obat. Analisis tingkat kepuasan pasien digambarkan dalam diagram kartesius. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-sirnov dan uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil analisis tingkat kepuasan pasien didapatkan mayoritas pasien puas terhadap pelayanan di puskesmas tapi ada beberapa item pelayanan yang menjadi prioritas untuk diperbaiki yaitu pada segi ruangan untuk pelayanan informasi obat, informasi obat disampaikan lebih lengkap dan adanya jaminan jika terjadi kesalahan dalam pelayanan informasi obat. Hasil analisis kualitas hidup pasien termasuk kategori baik. Hasil uji korelasi didapatkan nilai signifikansi dengan Spearman’s rho yaitu 0,556 yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepuasan layanan informasi obat dengan kualitas hidup pasien hipertensi.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"201 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133273192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-04DOI: 10.14710/genres.v2i1.12271
Rezha Nur Amalia, Ragil Setia Dianingati, Eva Annisaa'
Swamedikasi merupakan upaya untuk melakukan pengobatan sendiri. Dalam bidang farmasi sosial, penelitian mengenai swamedikasi tentang pengetahuan dan perilaku merupakan sesuatu yang lazim dilakukan. Tidak jarang, peneliti dituntut untuk membuat kuesioner sendiri. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah menggunakan validasi dan reliabilitas secara statistik. Namun, jumlah responden yang digunakan tidak ada patokan khusus, sebagian besar menggunakan 30 responden yang kadang memberatkan untuk penelitian dengan populasi kecil. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana melakukan uji validitas dan reliabilitas yang baik dengan menggunakan berbagai jumlah responden. Penelitian dilakukan pada masyarakat Wonosobo. Jumlah responden yang digunakan adalah 15, 30 dan 39 orang. Validitas diuji menggunakan pearson product moment dan reliabilitas diuji dengan cronbach’s alpha. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan dinyatakan valid dan reliabel dengan pengujian 39 sampel sedangkan kuesioner perilaku swamedikasi terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid namun reliabel dengan pengujian 30 sampel, Sedangkan dengan jumlah 15 responden menunjukkan hasil beberapa pertanyaan tidak valid baik dikuesioner pengetahuan maupun perilaku, sedangkan hasil reliabilitasnya kuesioner pengetahuan valid dan perilaku tidak valid. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi akan mempengaruhi hasil.
自我治疗是一种尝试。在社会制药领域,对知识和行为的检验很常见。调查人员要求自己做一份调查问卷并不罕见。为了保证问卷的有效性和可靠性,有些事情是可以做的,其中之一就是使用验证和统计上的可靠性。然而,使用的受访者数量没有特别的标准,主要是用研究的受访者有时罪证的30小种群。因此,这项研究描述了如何进行,进行良好的可靠性和有效性测试用不同数量的受访者。研究是在沃诺索博社区进行的。受访者的使用量是15、30和第39人。测试使用皮尔逊广告的有效性和可靠性测试cronbach ' s alpha时刻。问卷的有效性和可靠性试验的结果表明,知识被判有效和可靠的测试问卷39样本而swamedikasi有1行为无效的问题,但可靠与30样本测试,而15的受访者数量显示了一些好问题无效dikuesioner知识和行为,而reliabilitasnya问卷结果有效和无效的行为。从这项研究可以得出结论,用于测试的有效性和可靠性调查问卷的受访者数量swamedikasi知识和行为会影响结果。
{"title":"Pengaruh Jumlah Responden terhadap Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi","authors":"Rezha Nur Amalia, Ragil Setia Dianingati, Eva Annisaa'","doi":"10.14710/genres.v2i1.12271","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i1.12271","url":null,"abstract":"Swamedikasi merupakan upaya untuk melakukan pengobatan sendiri. Dalam bidang farmasi sosial, penelitian mengenai swamedikasi tentang pengetahuan dan perilaku merupakan sesuatu yang lazim dilakukan. Tidak jarang, peneliti dituntut untuk membuat kuesioner sendiri. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah menggunakan validasi dan reliabilitas secara statistik. Namun, jumlah responden yang digunakan tidak ada patokan khusus, sebagian besar menggunakan 30 responden yang kadang memberatkan untuk penelitian dengan populasi kecil. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana melakukan uji validitas dan reliabilitas yang baik dengan menggunakan berbagai jumlah responden. Penelitian dilakukan pada masyarakat Wonosobo. Jumlah responden yang digunakan adalah 15, 30 dan 39 orang. Validitas diuji menggunakan pearson product moment dan reliabilitas diuji dengan cronbach’s alpha. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan dinyatakan valid dan reliabel dengan pengujian 39 sampel sedangkan kuesioner perilaku swamedikasi terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid namun reliabel dengan pengujian 30 sampel, Sedangkan dengan jumlah 15 responden menunjukkan hasil beberapa pertanyaan tidak valid baik dikuesioner pengetahuan maupun perilaku, sedangkan hasil reliabilitasnya kuesioner pengetahuan valid dan perilaku tidak valid. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi akan mempengaruhi hasil.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122617698","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-04DOI: 10.14710/genres.v2i1.11252
Yuliana Feni Indriyati, Dina Nurlita Dewi
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hilangnya kemampuan homeostasis glukosa karena gangguan sekresi dan kerja insulin. Berbagai database telah melaporkan bahwa bunga telang (Clitoria ternatea) memiliki aktivitas anti-hiperglikemik yang adekuat. Kajian sistematik ini bertujuan untuk mengetahui potensi bunga telang sebagai antidiabetes. Pencarian literatur dilakukan pada 29 Maret 2021 dengan menggunakan database elektronik Pubmed dan Scopus. Literatur yang didapatkan tersebut diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi untuk dilakukan ekstraksi data. Ada lima literatur yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil analisis secara in vitro, ekstrak air, ekstrak etanol, dan protein ekstrak bunga telang (C. ternatea) terbukti secara efektif menghambat enzim α-amilase, pembentukan AGEs, glikosilasi hemoglobin, dan meningkatkan glukosa uptake. Sementara itu, berdasarkan uji secara in vivo, bunga telang (C. ternatea) terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan ekspresi gen PPARɣ, Glut2, Tcf7l2, dan Capn10 serta menurunkan ekspresi gen MCP1. Bunga telang (C. ternatea) memiliki aktivitas sebagai antidiabetes baik secara in vitro maupun in vivo.
{"title":"Kajian Sistematik: Potensi Bunga Telang (Clitoria ternatea) sebagai Antidiabetes","authors":"Yuliana Feni Indriyati, Dina Nurlita Dewi","doi":"10.14710/genres.v2i1.11252","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i1.11252","url":null,"abstract":"Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hilangnya kemampuan homeostasis glukosa karena gangguan sekresi dan kerja insulin. Berbagai database telah melaporkan bahwa bunga telang (Clitoria ternatea) memiliki aktivitas anti-hiperglikemik yang adekuat. Kajian sistematik ini bertujuan untuk mengetahui potensi bunga telang sebagai antidiabetes. Pencarian literatur dilakukan pada 29 Maret 2021 dengan menggunakan database elektronik Pubmed dan Scopus. Literatur yang didapatkan tersebut diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi untuk dilakukan ekstraksi data. Ada lima literatur yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil analisis secara in vitro, ekstrak air, ekstrak etanol, dan protein ekstrak bunga telang (C. ternatea) terbukti secara efektif menghambat enzim α-amilase, pembentukan AGEs, glikosilasi hemoglobin, dan meningkatkan glukosa uptake. Sementara itu, berdasarkan uji secara in vivo, bunga telang (C. ternatea) terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan ekspresi gen PPARɣ, Glut2, Tcf7l2, dan Capn10 serta menurunkan ekspresi gen MCP1. Bunga telang (C. ternatea) memiliki aktivitas sebagai antidiabetes baik secara in vitro maupun in vivo.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"310 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122725669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-04DOI: 10.14710/genres.v2i1.12548
D. Oktaviani, Intan Rahmania Eka Dini, Hardian Hardian
Diare akut adalah defekasi dengan feses encer ≥ 3 kali sehari dan berlangsung selama ≤ 2 minggu. Antibiotik diindikasikan pada pasien disentri atau kolera. Kualitas penggunaan antibiotik menentukan lama dan hasil terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas penggunaan antibiotik pada pasien pediatri dengan diare akut spesifik berdasarkan kriteria Gyssens di RSND Semarang periode Januari-Desember 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah pasien pediatri diare akut spesifik di RSND Semarang periode tahun 2019. Cara pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling secara retrospektif. Pengumpulan data menggunakan rekam medis. Hasil evaluasi kualitas penggunaan antibiotik pada pasien pediatri diare akut spesifik di RSND pada tahun 2019 sebanyak 15 pasien, dengan jumlah peresepan sebanyak 16. Hasil evaluasi dengan metode Gyssens terdapat 21 kriteria hasil evaluasi yang terdiri dari penggunaan antibiotik yang berkualitas (kriteria 0) sebanyak 1, tidak tepat dosis (kriteria II A) sebanyak 8, tidak tepat interval (kriteria II B) sebanyak 1, penggunaan antibiotik terlalu lama (kriteria III A) sebanyak 6, penggunaan antibiotik terlalu singkat (kriteria III B) sebanyak 1, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi (kriteria V) sebanyak 4.
{"title":"Evaluasi Kualitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatri dengan Diare Akut Spesifik di RSND Semarang","authors":"D. Oktaviani, Intan Rahmania Eka Dini, Hardian Hardian","doi":"10.14710/genres.v2i1.12548","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/genres.v2i1.12548","url":null,"abstract":"Diare akut adalah defekasi dengan feses encer ≥ 3 kali sehari dan berlangsung selama ≤ 2 minggu. Antibiotik diindikasikan pada pasien disentri atau kolera. Kualitas penggunaan antibiotik menentukan lama dan hasil terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas penggunaan antibiotik pada pasien pediatri dengan diare akut spesifik berdasarkan kriteria Gyssens di RSND Semarang periode Januari-Desember 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah pasien pediatri diare akut spesifik di RSND Semarang periode tahun 2019. Cara pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling secara retrospektif. Pengumpulan data menggunakan rekam medis. Hasil evaluasi kualitas penggunaan antibiotik pada pasien pediatri diare akut spesifik di RSND pada tahun 2019 sebanyak 15 pasien, dengan jumlah peresepan sebanyak 16. Hasil evaluasi dengan metode Gyssens terdapat 21 kriteria hasil evaluasi yang terdiri dari penggunaan antibiotik yang berkualitas (kriteria 0) sebanyak 1, tidak tepat dosis (kriteria II A) sebanyak 8, tidak tepat interval (kriteria II B) sebanyak 1, penggunaan antibiotik terlalu lama (kriteria III A) sebanyak 6, penggunaan antibiotik terlalu singkat (kriteria III B) sebanyak 1, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi (kriteria V) sebanyak 4.","PeriodicalId":362285,"journal":{"name":"Generics: Journal of Research in Pharmacy","volume":"374 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126171133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}