Yurisna, Marselina Sattu, F. S. Lanyumba, A. S. Otoluwa
Obesitas pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor konsumsi makanan yang meliputi frekuensi makan, porsi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan gizi makro, vitamin D dan aktivitas fisik pada remaja obesitas di SMP kota Luwuk. Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi obesitas di SMPN 1 Luwuk, SMPN 2 Luwuk, SMPN 3 Luwuk dan MTSN 1 Banggai. Penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2022. Sampel yang diperoleh sebanyak 46 orang yang diukur berat badannya menggunakan timbangan digital, tinggi badan menggunakan microtoise dan kuisioner digunakan untuk melihat asupan zat gizi dan aktivitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat asupan protein dengan kategori lebih, 89,1% asupan lemak dengan kategori lebih, 80,4% dan asupan vitamin D dengan kategori lebih 71,7%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa asupan maka nan remaja obesitas yang berlebihan adalah asupan protein,lemak dan vitamin D. Sehingga disarankan agar remaja obesitas lebih memperhatikan pembatasan pada konsumsi asupan protein, lemak dan vitamin D seperti ayam goreng, ikan goreng, tahu dan tempe goreng serta makanan-makanan yang berminyak dalam jumlah yang besar agar tidak terjadi kelebihan zat gizi yang dapat menimbulkan kelebihan berat badan. Serta lebih meningkatkan aktivitas fisik agar seimbang dengan asupan makanan. Obesity in adolescents is caused by several factors, one of which is food consumption factors which include eating frequency, meal portion, type of food and physical activity. Luwuk. This research is a descriptive observational study with a cross sectional approach. The population in this study were obese students at SMPN 1 Luwuk, SMPN 2 Luwuk, SMPN 3 Luwuk and MTSN 1 Banggai. This research was conducted in June 2022. The sample obtained was 46 people whose weight was measured using a digital scale, height using a microtoise and questionnaires were used to see nutrient intake and physical activity. The results showed that there was protein intake in the more category, 89.1% fat intake in the more category, 80.4% and vitamin D intake in the more category 71.7%. From the results of the study, it was concluded that the excessive intake of food for obese adolescents was the intake of protein, fat and vitamin D. So it is recommended that obese adolescents pay more attention to restrictions on the consumption of protein, fat and vitamin D intake such as fried chicken, fried fish, fried tofu and tempeh and other foods. Greasy foods in large quantities to avoid excess nutrients that can lead to excess weight. And further increase physical activity in order to balance it with food intake.
{"title":"Gambaran Asupan Gizi Makro, Vitamin D Dan Aktivitas Fisik Pada Remaja Obesitas Di SMP Kota Luwuk Tahun 2022","authors":"Yurisna, Marselina Sattu, F. S. Lanyumba, A. S. Otoluwa","doi":"10.51888/jpmeo.v1i2.159","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i2.159","url":null,"abstract":"Obesitas pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor konsumsi makanan yang meliputi frekuensi makan, porsi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan gizi makro, vitamin D dan aktivitas fisik pada remaja obesitas di SMP kota Luwuk. Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi obesitas di SMPN 1 Luwuk, SMPN 2 Luwuk, SMPN 3 Luwuk dan MTSN 1 Banggai. Penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2022. Sampel yang diperoleh sebanyak 46 orang yang diukur berat badannya menggunakan timbangan digital, tinggi badan menggunakan microtoise dan kuisioner digunakan untuk melihat asupan zat gizi dan aktivitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat asupan protein dengan kategori lebih, 89,1% asupan lemak dengan kategori lebih, 80,4% dan asupan vitamin D dengan kategori lebih 71,7%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa asupan maka nan remaja obesitas yang berlebihan adalah asupan protein,lemak dan vitamin D. Sehingga disarankan agar remaja obesitas lebih memperhatikan pembatasan pada konsumsi asupan protein, lemak dan vitamin D seperti ayam goreng, ikan goreng, tahu dan tempe goreng serta makanan-makanan yang berminyak dalam jumlah yang besar agar tidak terjadi kelebihan zat gizi yang dapat menimbulkan kelebihan berat badan. Serta lebih meningkatkan aktivitas fisik agar seimbang dengan asupan makanan.\u0000Obesity in adolescents is caused by several factors, one of which is food consumption factors which include eating frequency, meal portion, type of food and physical activity. Luwuk. This research is a descriptive observational study with a cross sectional approach. The population in this study were obese students at SMPN 1 Luwuk, SMPN 2 Luwuk, SMPN 3 Luwuk and MTSN 1 Banggai. This research was conducted in June 2022. The sample obtained was 46 people whose weight was measured using a digital scale, height using a microtoise and questionnaires were used to see nutrient intake and physical activity. The results showed that there was protein intake in the more category, 89.1% fat intake in the more category, 80.4% and vitamin D intake in the more category 71.7%. From the results of the study, it was concluded that the excessive intake of food for obese adolescents was the intake of protein, fat and vitamin D. So it is recommended that obese adolescents pay more attention to restrictions on the consumption of protein, fat and vitamin D intake such as fried chicken, fried fish, fried tofu and tempeh and other foods. Greasy foods in large quantities to avoid excess nutrients that can lead to excess weight. And further increase physical activity in order to balance it with food intake.","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130016449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bambang Dwicahya, Sofyan Huraerah, S. N. Sakati, Dwi Wahyu Balebu
Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tempat kerja.Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui telinga merupakan bagian dari kerja, misalnya bunyi telepon, bunyi mesin cetak, dan lain sebagainya.Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui tingkat kebisingan di Kawasan pemukiman sekitar PLTD desa Labasiano. Jenis penelitian ini yaitu Deskriptif dan lokasi penelitian di kawasan pemukiman sekitar PLTD desa Labasiano. Kemudian sampel pada penelitian ini yaitu wilayah ditentukan dengan menggunakan GPS dan sesuai SNI 8427 tahun 2017 terdapat 3 titik pengukuran dengan radius 10, 25, 25 (M).pengambilan data dilakukan dengan lembar pengambilan data KMNLH No. 48 Tahun 1996. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kebisingan dikawasan pemukiman sekitar PLTD desa Labasiano melebihi standar baku mutu kebisingan dikawasan pemukiman dimana hasil didapatkan >55 dBA atau pada Titik 1= 77,35, Titik 2= 72,13, dan Titik 3= 65,97. Saran bagi penentu kebijakan, baik puskesmas, maupun DLH, dan masyarakat agar dapat melakukan penanggulangan kebisingan dikawasan pemukiman desa Labasiano. Sound is something that we cannot avoid in our daily lives, including in the workplace. Even the sound that we perceive through our ears is part of work, for example the sound of a telephone, the sound of a printing press, and so on. This study aims to determine the noise level in Residential area around the Labasiano village PLTD. This type of research is descriptive and the research location is in a residential area around the PLTD of Labasiano village. Then the sample in this study is the area determined using GPS and according to SNI 8427 of 2017 there are 3 measurement points with a radius of 10, 25, 25 (M). Data collection was carried out using the KMNLH data collection sheet No. 48 of 1996. The results of this study indicate that the noise level in the residential area around the Labasiano village PLTD exceeds the noise quality standards in residential areas where the results obtained are >55 dBA or at Point 1 = 77.35, Point 2 = 72.13, and Point 3 = 65,97. Suggestions for policy makers, both health centers, and DLH, and the community to be able to carry out noise control in the residential area of Labasiano village.
{"title":"Analisis Kebisingan Kawasan Pemukiman di Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Desa Labasiano Kecamatan Buko Tahun 2022","authors":"Bambang Dwicahya, Sofyan Huraerah, S. N. Sakati, Dwi Wahyu Balebu","doi":"10.51888/jpmeo.v1i3.175","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.175","url":null,"abstract":"Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tempat kerja.Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui telinga merupakan bagian dari kerja, misalnya bunyi telepon, bunyi mesin cetak, dan lain sebagainya.Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui tingkat kebisingan di Kawasan pemukiman sekitar PLTD desa Labasiano. Jenis penelitian ini yaitu Deskriptif dan lokasi penelitian di kawasan pemukiman sekitar PLTD desa Labasiano. Kemudian sampel pada penelitian ini yaitu wilayah ditentukan dengan menggunakan GPS dan sesuai SNI 8427 tahun 2017 terdapat 3 titik pengukuran dengan radius 10, 25, 25 (M).pengambilan data dilakukan dengan lembar pengambilan data KMNLH No. 48 Tahun 1996. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kebisingan dikawasan pemukiman sekitar PLTD desa Labasiano melebihi standar baku mutu kebisingan dikawasan pemukiman dimana hasil didapatkan >55 dBA atau pada Titik 1= 77,35, Titik 2= 72,13, dan Titik 3= 65,97. Saran bagi penentu kebijakan, baik puskesmas, maupun DLH, dan masyarakat agar dapat melakukan penanggulangan kebisingan dikawasan pemukiman desa Labasiano. \u0000Sound is something that we cannot avoid in our daily lives, including in the workplace. Even the sound that we perceive through our ears is part of work, for example the sound of a telephone, the sound of a printing press, and so on. This study aims to determine the noise level in Residential area around the Labasiano village PLTD. This type of research is descriptive and the research location is in a residential area around the PLTD of Labasiano village. Then the sample in this study is the area determined using GPS and according to SNI 8427 of 2017 there are 3 measurement points with a radius of 10, 25, 25 (M). Data collection was carried out using the KMNLH data collection sheet No. 48 of 1996. The results of this study indicate that the noise level in the residential area around the Labasiano village PLTD exceeds the noise quality standards in residential areas where the results obtained are >55 dBA or at Point 1 = 77.35, Point 2 = 72.13, and Point 3 = 65,97. Suggestions for policy makers, both health centers, and DLH, and the community to be able to carry out noise control in the residential area of Labasiano village.","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122956102","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}