Pub Date : 2022-03-29DOI: 10.14710/jgt.5.1.2022.61-75
Rinal Khaidar Ali, Kurniawan Fadhli, Dian Agus Widiarso
Bukit Tajarang merupakan lapangan tambang baru yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan semen yang dibutuhkan PT Semen Padang. Perhitungan cadangan dilakukan untuk mengetahui jumlah cadangan batugamping pada lokasi tambang tersebut, sehingga dapat disesuaikan dengan target produksi dan umur tambang. Tujuan penelitian adalah mengetahui jumlah cadangan batugamping pada lokasi penelitian dan menentukan umur tambang. Metode yang digunakan adalah metode penaksiran cadangan dalam bentuk permodelan block model dengan menggunakan software Surpac 6.3.2, dan metode estimasi berupa Inverse Distance Weighting. Data berupa 27 titik bor, kemudian data bor tersebut diklasifikasikan menjadi data collar, data survey, data litologi, dan data asssay, kemudian menggunakan data topografi daerah penelitian. Berdasarkan pada perhitungan yang dilakukan, estimasi jumlah cadangan pada daerah penelitian adalah 144.368.325 ton. Berdasarkan pada target produksi PT Semen Padang yaitu 9,.362.746 ton/tahun dan jumlah estimasi cadangan yang telah didapatkan sebelumnya, maka estimasi umur tambang pada daerah penelitian adalah 15 tahun 3 bulan.
{"title":"Estimasi Cadangan Batugamping di Lapangan Bukit Tajarang PT Semen Padang sebagai Bahan Baku Pembuatan Semen","authors":"Rinal Khaidar Ali, Kurniawan Fadhli, Dian Agus Widiarso","doi":"10.14710/jgt.5.1.2022.61-75","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.1.2022.61-75","url":null,"abstract":"Bukit Tajarang merupakan lapangan tambang baru yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan semen yang dibutuhkan PT Semen Padang. Perhitungan cadangan dilakukan untuk mengetahui jumlah cadangan batugamping pada lokasi tambang tersebut, sehingga dapat disesuaikan dengan target produksi dan umur tambang. Tujuan penelitian adalah mengetahui jumlah cadangan batugamping pada lokasi penelitian dan menentukan umur tambang. Metode yang digunakan adalah metode penaksiran cadangan dalam bentuk permodelan block model dengan menggunakan software Surpac 6.3.2, dan metode estimasi berupa Inverse Distance Weighting. Data berupa 27 titik bor, kemudian data bor tersebut diklasifikasikan menjadi data collar, data survey, data litologi, dan data asssay, kemudian menggunakan data topografi daerah penelitian. Berdasarkan pada perhitungan yang dilakukan, estimasi jumlah cadangan pada daerah penelitian adalah 144.368.325 ton. Berdasarkan pada target produksi PT Semen Padang yaitu 9,.362.746 ton/tahun dan jumlah estimasi cadangan yang telah didapatkan sebelumnya, maka estimasi umur tambang pada daerah penelitian adalah 15 tahun 3 bulan.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127454966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Litologi penyusun Formasi Sambipitu yang terletak di Kali Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta tersusun oleh batupasir kasar, lalu semakin ke atas menjadi batupasir halus dengan perselingan serpih, batulanau, dan batulempung. Hal inilah yang menjadi dasar untuk melakukan studi perkembangan lingkungan pengendapan Formasi Sambipitu di lintasan Kali Ngalang, Gedangsari, Gunung. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif–kuantitatif dengan membuat kolom stratigrafi terukur, analisis petrografi dan analisis mikropaleontologi. Hasil analisis penampang stratigrafi terukur menunjukkan perubahan litologi dari batupasir karbonatan (arkosic wacke dan lithic wacke) dengan sisipan batulanau dan breksi fragmen andesit dan koral berangsur menjadi batupasir karbonatan dengan sisipan batugamping klastik (grainstone, packestone, dan wackestone). Hasil analisis mikropaleontologi menunjukkan bahwa daerah telitian berumur Miosen Awal–Miosen Tengah (N8-N12) dengan lingkungan pengendapan neritik tengah–neritik tepi (27,45–183 m).
{"title":"Paleobatimetri Satuan Batupasir Karbonatan Formasi Sambipitu di Lintasan Kali Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta","authors":"Yody Rizkianto, Muchamad Ocky Bayu Nugroho, Muhammad Gazali Rachman, Jendri Pratama, Anggi Tasya Margaretha Marpaung","doi":"10.14710/jgt.5.1.2022.42-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.1.2022.42-52","url":null,"abstract":"Litologi penyusun Formasi Sambipitu yang terletak di Kali Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta tersusun oleh batupasir kasar, lalu semakin ke atas menjadi batupasir halus dengan perselingan serpih, batulanau, dan batulempung. Hal inilah yang menjadi dasar untuk melakukan studi perkembangan lingkungan pengendapan Formasi Sambipitu di lintasan Kali Ngalang, Gedangsari, Gunung. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif–kuantitatif dengan membuat kolom stratigrafi terukur, analisis petrografi dan analisis mikropaleontologi. Hasil analisis penampang stratigrafi terukur menunjukkan perubahan litologi dari batupasir karbonatan (arkosic wacke dan lithic wacke) dengan sisipan batulanau dan breksi fragmen andesit dan koral berangsur menjadi batupasir karbonatan dengan sisipan batugamping klastik (grainstone, packestone, dan wackestone). Hasil analisis mikropaleontologi menunjukkan bahwa daerah telitian berumur Miosen Awal–Miosen Tengah (N8-N12) dengan lingkungan pengendapan neritik tengah–neritik tepi (27,45–183 m).","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127855400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-14DOI: 10.14710/jgt.5.1.2022.53-60
Vanadia Martadiastuti, Bella Pratiwi, Rinal Khaidar Ali
Pertambangan batugamping merupakan salah satu industri yang strategis bagi kebutuhan bahan baku utama industri semen. Untuk itu, perlu dilakukan kegiatan eksplorasi terhadap kawasan yang memiliki potensi cadangan batugamping. Penelitian ini berada pada kuari batugamping, area tambang dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) batugamping PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. Tambang batugamping yang terletak di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengahini,memiliki kapasitas sebesar 3,5 juta ton/tahun dengan berat jenis batugamping 2,5 gr/cm3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas batugamping, jumlah cadangan batugamping, dan umur tambang daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi lapangan dananalisis laboratorium, yaitu meliputianalisis sayatan tipis sertaanalisis X-Ray Fluorescence (XRF).Selanjutnya, dilakukan perhitungan estimasi cadangan dengan menggunakan perangkat lunak 3DMine. Pada pengolahan perangkat lunak diperolehkadar rata-rata kandungan kimia pada kuari batugamping, yaitu CaO 53.52%, MgO 2.27%, SiO 0.36%, Al₂O₃ 0.42%, dan Fe₂O₃ 0.14%. Perhitungan estimasi cadangan batugamping didapatkan volume sebesar 25.133.812,50 m³ dan tonase sebesar 62.834.531.25 ton, serta sisa umur tambang batugamping, yaitu 17 tahun 11 bulan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), kualitas batugamping pada daerah penelitian layak untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan semen.
{"title":"Estimasi Cadangan Batugamping sebagai Bahan Baku Utama Semen pada Kuari Batugamping, PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk., Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah","authors":"Vanadia Martadiastuti, Bella Pratiwi, Rinal Khaidar Ali","doi":"10.14710/jgt.5.1.2022.53-60","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.1.2022.53-60","url":null,"abstract":"Pertambangan batugamping merupakan salah satu industri yang strategis bagi kebutuhan bahan baku utama industri semen. Untuk itu, perlu dilakukan kegiatan eksplorasi terhadap kawasan yang memiliki potensi cadangan batugamping. Penelitian ini berada pada kuari batugamping, area tambang dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) batugamping PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. Tambang batugamping yang terletak di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengahini,memiliki kapasitas sebesar 3,5 juta ton/tahun dengan berat jenis batugamping 2,5 gr/cm3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas batugamping, jumlah cadangan batugamping, dan umur tambang daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi lapangan dananalisis laboratorium, yaitu meliputianalisis sayatan tipis sertaanalisis X-Ray Fluorescence (XRF).Selanjutnya, dilakukan perhitungan estimasi cadangan dengan menggunakan perangkat lunak 3DMine. Pada pengolahan perangkat lunak diperolehkadar rata-rata kandungan kimia pada kuari batugamping, yaitu CaO 53.52%, MgO 2.27%, SiO 0.36%, Al₂O₃ 0.42%, dan Fe₂O₃ 0.14%. Perhitungan estimasi cadangan batugamping didapatkan volume sebesar 25.133.812,50 m³ dan tonase sebesar 62.834.531.25 ton, serta sisa umur tambang batugamping, yaitu 17 tahun 11 bulan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), kualitas batugamping pada daerah penelitian layak untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan semen.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126574135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-03DOI: 10.14710/jgt.5.1.2022.26-41
Muhammad Faiq Hibatulloh, Bambang Kuncoro Prasongko, Agus Harjanto
Berdasarkan fakta di lapangan, lapisan batubara dapat dijumpai dalam sebaran yang tidak teratur, tidak menerus, menebal dan menipis, terpisah dengan geometri yang bervariasi. Oleh karena itu, pemahaman mengenai geometri lapisan batubara menjadi penting, karena geometri lapisan batubara berhubungan langsung dengan sumberdaya dan cadangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi geologi, karakteristik fisik dan geometri lapisan batubara di daerah penelitian. Metode penelitian yang dilakukan mencakup studi pustaka, pemetaan geologi permukaan, profil singkapan, profile composite, pengamatan dan pengukuran struktur geologi. Daerah penelitian berada di Formasi Dahor yang terdiri atas satuan batupasir Dahor dan satuan batulempung Dahor. Pola struktur berarah tenggara-baratlaut, dijumpai lapisan miring dengan kedudukan N185°-N242°E/3°-17° serta arah umum face cleat N280°-N355°E/62°-89°. Kondisi geologi di daerah penelitian terdiri atas satuan batupasir Dahor dan satuan batulempung Dahor. Kondisi geologi dan karakteristik geometri lapisan batubara di Satuan Batupasir Dahor dan Satuan Batulempung Dahor adalah berbeda, sedangkan karakteristik fisik lapisan batubara Satuan Batupasir Dahor dan Satuan Batulempung Dahor adalah sama kecuali pengotornya. Persamaan dan perbedaan tersebut dipengaruhi oleh proses-proses geologi (syn-depositional dan post-depositional) yang berlangsung.
{"title":"Geologi dan Karakteristik Geometri Lapisan Batubara di Daerah Bunati, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan","authors":"Muhammad Faiq Hibatulloh, Bambang Kuncoro Prasongko, Agus Harjanto","doi":"10.14710/jgt.5.1.2022.26-41","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.1.2022.26-41","url":null,"abstract":"Berdasarkan fakta di lapangan, lapisan batubara dapat dijumpai dalam sebaran yang tidak teratur, tidak menerus, menebal dan menipis, terpisah dengan geometri yang bervariasi. Oleh karena itu, pemahaman mengenai geometri lapisan batubara menjadi penting, karena geometri lapisan batubara berhubungan langsung dengan sumberdaya dan cadangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi geologi, karakteristik fisik dan geometri lapisan batubara di daerah penelitian. Metode penelitian yang dilakukan mencakup studi pustaka, pemetaan geologi permukaan, profil singkapan, profile composite, pengamatan dan pengukuran struktur geologi. Daerah penelitian berada di Formasi Dahor yang terdiri atas satuan batupasir Dahor dan satuan batulempung Dahor. Pola struktur berarah tenggara-baratlaut, dijumpai lapisan miring dengan kedudukan N185°-N242°E/3°-17° serta arah umum face cleat N280°-N355°E/62°-89°. Kondisi geologi di daerah penelitian terdiri atas satuan batupasir Dahor dan satuan batulempung Dahor. Kondisi geologi dan karakteristik geometri lapisan batubara di Satuan Batupasir Dahor dan Satuan Batulempung Dahor adalah berbeda, sedangkan karakteristik fisik lapisan batubara Satuan Batupasir Dahor dan Satuan Batulempung Dahor adalah sama kecuali pengotornya. Persamaan dan perbedaan tersebut dipengaruhi oleh proses-proses geologi (syn-depositional dan post-depositional) yang berlangsung.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126649453","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.14710/jgt.5.1.2022.16-25
Muhammad Satya Himawan Danuartha, Hendratama Widianto
Berdasarkan hasil redesain terowong pengelak Bendungan Bener memiliki panjang trase ±853 m, dengan tinggi lereng intake dan inlet sebesar 130 m. Fungsi bendungan ini selama konstruksi berlangsung digunakan untuk mengalihkan aliran Sungai Bogowonto, tetapi ketika operasional berfungsi sebagai bangunan pengambilan untuk air baku dan PLTA. Penelitian ini menyajikan hasil investigasi geologi teknik galian intake dan portal inlet terowong pengelak Bendungan Bener. Karakteristik massa batuan diperoleh dari pemetaan geologi teknik (scanline). Sifat indeks dan keteknikan batuan diperoleh dari hasil laboratorium sampel batuan. Analisis stabilitas lereng pada intake dengan metode empiris dilakukan berdasarkan klasifikasi massa batuan, metode analitis berdasarkan metode ambang batas kesetimbangan, metode numerik berdasarkan metode elemen hingga. Investigasi geologi menunjukkan lokasi terowongan tersusun oleh breksi andesit, yang merupakan bagian dari Formasi Kebo Butak. Massa batuan pada area studi galian intake dominan segar dan lapuk ringan berdasarkan Rock Mass Rating, RMR juga diklasifikasikan sebagai massa batuan kelas I (massa batuan sangat bagus) dan kelas II (massa batuan bagus). Berdasarkan Slope Mass Rating, desain lereng inlet berada pada kelas II (stabil). Hasil analisis stabilitas sumbu utama lereng intake alami dan setelah penggalian menggunakan metode ambang batas kesetimbangan dan metode elemen hingga berada pada kondisi aman (Faktor keamanan >1,5).
{"title":"Analisis Kekuatan Massa Batuan dan Stabilitas Lereng Intake Bendungan Bener Berdasarkan Metode Empiris, Analitis, dan Numerik","authors":"Muhammad Satya Himawan Danuartha, Hendratama Widianto","doi":"10.14710/jgt.5.1.2022.16-25","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.1.2022.16-25","url":null,"abstract":"Berdasarkan hasil redesain terowong pengelak Bendungan Bener memiliki panjang trase ±853 m, dengan tinggi lereng intake dan inlet sebesar 130 m. Fungsi bendungan ini selama konstruksi berlangsung digunakan untuk mengalihkan aliran Sungai Bogowonto, tetapi ketika operasional berfungsi sebagai bangunan pengambilan untuk air baku dan PLTA. Penelitian ini menyajikan hasil investigasi geologi teknik galian intake dan portal inlet terowong pengelak Bendungan Bener. Karakteristik massa batuan diperoleh dari pemetaan geologi teknik (scanline). Sifat indeks dan keteknikan batuan diperoleh dari hasil laboratorium sampel batuan. Analisis stabilitas lereng pada intake dengan metode empiris dilakukan berdasarkan klasifikasi massa batuan, metode analitis berdasarkan metode ambang batas kesetimbangan, metode numerik berdasarkan metode elemen hingga. Investigasi geologi menunjukkan lokasi terowongan tersusun oleh breksi andesit, yang merupakan bagian dari Formasi Kebo Butak. Massa batuan pada area studi galian intake dominan segar dan lapuk ringan berdasarkan Rock Mass Rating, RMR juga diklasifikasikan sebagai massa batuan kelas I (massa batuan sangat bagus) dan kelas II (massa batuan bagus). Berdasarkan Slope Mass Rating, desain lereng inlet berada pada kelas II (stabil). Hasil analisis stabilitas sumbu utama lereng intake alami dan setelah penggalian menggunakan metode ambang batas kesetimbangan dan metode elemen hingga berada pada kondisi aman (Faktor keamanan >1,5).","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116872268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-30DOI: 10.14710/jgt.4.3.2021.168-182
I. M. A. Nala, Sri Sangkawati, T. Putranto
Pembangunan bendungan berfungsi untuk mengurangi intensitas banjir, serta dapat dimanfaatkan juga untuk kebutuhan air baku, pengairan, pariwisata, pembangkit tenaga listrik, serta yang lain. Selain memiliki manfaat yang sangat besar, bendungan juga memiliki potensi bahaya di dalamnya, apalagi jika tidak didukung dengan pengelolaan dan pemantauan yang baik. Pada saat pengisian awal waduk, terdapat temuan rekahan memanjang pada puncak Bendungan Titab pada tanggal 3 Februari 2016 dengan lebar ±10-15 cm panjang ±50 m kedalaman ± 50 cm. Rekahan tersebut diperkirakan akibat perbedaan deformasi yang terjadi pada daerah hulu, tengah dan hilir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh muka air waduk terhadap deformasi pada tubuh bendungan yang berdampak terjadinya rekahan pada puncak bendungan. Metode yang digunakan adalah dengan mengiterpretasikan data pembacaan patok geser dan inclinometer disandingkan dengan elevasi muka air waduk. Hasil analisis menunjukkan nilai deformasi vertikal pada puncak bendungan bagian hilir lebih besar dari nilai deformasi vertikal puncak bendungan bagian hulu pada patok 1, 2, dan 3, sedangkan nilai deformasi bagian hulu lebih besar dari nilai deformasi bagian hilir pada patok 4 dan 5. Deformasi horizontal daerah hulu mengarah ke hulu sedangkan deformasi horizontal daerah hilir bergerak ke hilir. Dapat disimpulkan bahwa deformasi pada puncak Bendungan Titab terjadi akibat beban air waduk saat pengisian awal waduk dan rekahan memanjang pada puncak bendungan disebabkan karena perbedaan nilai deformasi vertikal antara hulu dan hilir dan arah deformasi horizontal pada puncak bendungan.
{"title":"Pengaruh Muka Air Waduk Saat Pengisian Awal Terhadap Deformasi dan Rekahan pada Tubuh Bendungan (Studi Kasus: Bendungan Titab)","authors":"I. M. A. Nala, Sri Sangkawati, T. Putranto","doi":"10.14710/jgt.4.3.2021.168-182","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.4.3.2021.168-182","url":null,"abstract":"Pembangunan bendungan berfungsi untuk mengurangi intensitas banjir, serta dapat dimanfaatkan juga untuk kebutuhan air baku, pengairan, pariwisata, pembangkit tenaga listrik, serta yang lain. Selain memiliki manfaat yang sangat besar, bendungan juga memiliki potensi bahaya di dalamnya, apalagi jika tidak didukung dengan pengelolaan dan pemantauan yang baik. Pada saat pengisian awal waduk, terdapat temuan rekahan memanjang pada puncak Bendungan Titab pada tanggal 3 Februari 2016 dengan lebar ±10-15 cm panjang ±50 m kedalaman ± 50 cm. Rekahan tersebut diperkirakan akibat perbedaan deformasi yang terjadi pada daerah hulu, tengah dan hilir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh muka air waduk terhadap deformasi pada tubuh bendungan yang berdampak terjadinya rekahan pada puncak bendungan. Metode yang digunakan adalah dengan mengiterpretasikan data pembacaan patok geser dan inclinometer disandingkan dengan elevasi muka air waduk. Hasil analisis menunjukkan nilai deformasi vertikal pada puncak bendungan bagian hilir lebih besar dari nilai deformasi vertikal puncak bendungan bagian hulu pada patok 1, 2, dan 3, sedangkan nilai deformasi bagian hulu lebih besar dari nilai deformasi bagian hilir pada patok 4 dan 5. Deformasi horizontal daerah hulu mengarah ke hulu sedangkan deformasi horizontal daerah hilir bergerak ke hilir. Dapat disimpulkan bahwa deformasi pada puncak Bendungan Titab terjadi akibat beban air waduk saat pengisian awal waduk dan rekahan memanjang pada puncak bendungan disebabkan karena perbedaan nilai deformasi vertikal antara hulu dan hilir dan arah deformasi horizontal pada puncak bendungan.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114971736","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-29DOI: 10.14710/jgt.4.3.2021.159-167
Satrio Muhammad Alif, M. Sauri, Redho Surya Perdana
Gempa bumi Samudera Hindia terjadi pada tanggal 2 Maret 2016 dengan magnitudo7.8 di sekitar zona subduksi Lempeng Sundaland. Implikasi tektonik dari gempa bumi dengan magnitudo di atas 7 ini diteliti karena implikasi tektonik gempa bumi di Samudera Hindia tahun 2012 sangat besar hingga Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pengaruh gempa bumi Samudera Hindia tahun 2016 terhadap perubahan kecepatan subduksi. Data yang digunakan adalah data Global Navigation Satellite System (GNSS) kontinu di tujuh stasiun yang berada di Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Sundaland. Data diolah dengan perangkat lunak ilmiah untuk mendapat solusi koordinat harian. Pada deret waktu koordinat, dilakukan perhitungan kecepatan degan regresi linier untuk data sebelum gempa bumi dan data setelah gempa bumi. Nilai kecepatan yang diperoleh digunakan untuk perhitungan regangan. Hal yang didapatkan dan dibahas adalah perubahan nilai kecepatan dan regangan, serta membandingkan arah kecepatan stasiun GNSS dengan arah kecepatan dari lempeng terkait. Kecepatan stasiun GNSS yang diperoleh berkisar 18 hingga 70 mm/tahun. Kecepatan stasiun GNSS mengalami penurunan dan regangan mengalami pertambahan nilai pemendekan setelah gempa bumi. Nilai perubahan semakin besar untuk stasiun yang lebih dekat ke Palung Sunda. Stasiun GNSS yang berada di pulau di sebelah barat Pulau Sumatra diduga berada di Blok Sumatra, pecahan dari Lempeng Sundaland.
{"title":"Perubahan Kecepatan Subduksi Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Sundaland akibat Gempa Bumi Samudera Hindia tahun 2016","authors":"Satrio Muhammad Alif, M. Sauri, Redho Surya Perdana","doi":"10.14710/jgt.4.3.2021.159-167","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.4.3.2021.159-167","url":null,"abstract":"Gempa bumi Samudera Hindia terjadi pada tanggal 2 Maret 2016 dengan magnitudo7.8 di sekitar zona subduksi Lempeng Sundaland. Implikasi tektonik dari gempa bumi dengan magnitudo di atas 7 ini diteliti karena implikasi tektonik gempa bumi di Samudera Hindia tahun 2012 sangat besar hingga Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pengaruh gempa bumi Samudera Hindia tahun 2016 terhadap perubahan kecepatan subduksi. Data yang digunakan adalah data Global Navigation Satellite System (GNSS) kontinu di tujuh stasiun yang berada di Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Sundaland. Data diolah dengan perangkat lunak ilmiah untuk mendapat solusi koordinat harian. Pada deret waktu koordinat, dilakukan perhitungan kecepatan degan regresi linier untuk data sebelum gempa bumi dan data setelah gempa bumi. Nilai kecepatan yang diperoleh digunakan untuk perhitungan regangan. Hal yang didapatkan dan dibahas adalah perubahan nilai kecepatan dan regangan, serta membandingkan arah kecepatan stasiun GNSS dengan arah kecepatan dari lempeng terkait. Kecepatan stasiun GNSS yang diperoleh berkisar 18 hingga 70 mm/tahun. Kecepatan stasiun GNSS mengalami penurunan dan regangan mengalami pertambahan nilai pemendekan setelah gempa bumi. Nilai perubahan semakin besar untuk stasiun yang lebih dekat ke Palung Sunda. Stasiun GNSS yang berada di pulau di sebelah barat Pulau Sumatra diduga berada di Blok Sumatra, pecahan dari Lempeng Sundaland.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128529000","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-09DOI: 10.14710/jgt.4.3.2021.142-150
Sahel Selsabeel, Dian Agus Widiarso, Devina Trisnawati
Dalam pelaksanaan kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka pada site PT. Adaro Indonesia PT. Pamapersada Nusantara, terdapat indikasi ketidakstabilan lereng pada area low wall pit Y strip 3500–4300 blok 4900–5500. Data monitoring pada bulan September 2020, menunjukkan adanya pergerakan rata-rata 5mm/hari. Ketidakstabilan lereng pada tambang terbuka dapat mengganggu efektifitas produksi. Oleh sebab itu, diperlukan analisis balik untuk mengetahui kondisi aktual massa batuan, kondisi aktual lereng yang tidak stabil, dan kesesuaian nilai sifat keteknikan. Dalam mengatasi ketidakstabilan diperlukan rekayasa keteknikan lereng yang sesuai untuk meningkatkan kestabilan lereng. Metode analisis balik dipilih untuk mengetahui nilai faktor keamanan lereng yang mendekati keadaan tidak stabil. Selain itu, perhitungan faktor keamanan lereng untuk penentuan desain rekomendasi rekayasa keteknikan menggunakan metode kesetimbangan batas, dengan kriteria keruntuhan Mohr Coulomb. Berdasarkan analisis balik diketahui bahwa material penyusun lereng lokasi penelitian berupa material timbunan, batupasir, batulempung, dan batubara. Nilai sifat keteknikan hasil simulasi analisis balik menunjukkan angka yang lebih kecil dari hasil uji laboratorium. Material timbunan mengalami penurunan nilai kohesi sebesar 46,55% dan sudut geser dalam sebesar 11,83%, sedangkan pada batupasir unit LS3B mengalami penurunan nilai kohesi sebesar 94,70% dan nilai sudut geser dalam sebesar 56,40%. Rekayasa yang direkomendasikan untuk menaikkan nilai faktor keamanan lereng berupa pengubahan geometri lereng.
在印度尼西亚PT. Adaro PT. Pamapersada Nusantara遗址的露天采矿活动中,有迹象表明,华尔街坑带附近的斜坡不稳定。2020年9月的数据监控显示,平均每天5毫米的运动。露天矿山的坡度不稳定会干扰生产的有效性。因此,需要进行逆向分析,以确定岩石质量的真实状态、斜坡的实际情况以及工程性质的适配性。为了克服不稳定,需要对适当的坡度进行工程工程,以改善坡度的稳定性。选择逆向分析方法,以确定接近不稳定状态的斜坡安全系数的价值。此外,斜坡安全因素计算,以确定技术工程建议的设计方案采用平衡性为基准,为摩尔•库隆的崩溃标准。根据对铅的分析,我们发现研究对象是沉积物、砂岩、粘土和煤炭的斜坡材料。反分析模拟结果的工程性能值比实验室测试的小。贮存物的聚合值降低了46.55%,坡度下降了11.83%,而砂岩单元LS3B的聚合值下降了94.70%,而剪合值下降了56.40%。建议通过调整斜坡几何形状来提高斜坡安全系数的工程。
{"title":"Analisis Balik Stabilitas Lereng Tambang dan Rekomendasi Rekayasa Keteknikannya, Studi Kasus: Area Low Wall Pit Y Blok 4900-550 Strip 3500-4300 PT. Pamapersada Nusantara Site PT. Adaro Indonesia","authors":"Sahel Selsabeel, Dian Agus Widiarso, Devina Trisnawati","doi":"10.14710/jgt.4.3.2021.142-150","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.4.3.2021.142-150","url":null,"abstract":"Dalam pelaksanaan kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka pada site PT. Adaro Indonesia PT. Pamapersada Nusantara, terdapat indikasi ketidakstabilan lereng pada area low wall pit Y strip 3500–4300 blok 4900–5500. Data monitoring pada bulan September 2020, menunjukkan adanya pergerakan rata-rata 5mm/hari. Ketidakstabilan lereng pada tambang terbuka dapat mengganggu efektifitas produksi. Oleh sebab itu, diperlukan analisis balik untuk mengetahui kondisi aktual massa batuan, kondisi aktual lereng yang tidak stabil, dan kesesuaian nilai sifat keteknikan. Dalam mengatasi ketidakstabilan diperlukan rekayasa keteknikan lereng yang sesuai untuk meningkatkan kestabilan lereng. Metode analisis balik dipilih untuk mengetahui nilai faktor keamanan lereng yang mendekati keadaan tidak stabil. Selain itu, perhitungan faktor keamanan lereng untuk penentuan desain rekomendasi rekayasa keteknikan menggunakan metode kesetimbangan batas, dengan kriteria keruntuhan Mohr Coulomb. Berdasarkan analisis balik diketahui bahwa material penyusun lereng lokasi penelitian berupa material timbunan, batupasir, batulempung, dan batubara. Nilai sifat keteknikan hasil simulasi analisis balik menunjukkan angka yang lebih kecil dari hasil uji laboratorium. Material timbunan mengalami penurunan nilai kohesi sebesar 46,55% dan sudut geser dalam sebesar 11,83%, sedangkan pada batupasir unit LS3B mengalami penurunan nilai kohesi sebesar 94,70% dan nilai sudut geser dalam sebesar 56,40%. Rekayasa yang direkomendasikan untuk menaikkan nilai faktor keamanan lereng berupa pengubahan geometri lereng.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125069566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lapangan Teapot Dome berada di Wyoming Tengah, Amerika Serikat. Lapangan ini tercatat sebagai 100 lapangan penghasil minyak terbesar di Amerika Serikat dengan cadangan yang terbukti sebesar 42.515.000 barrel. Lapangan ini berada dekat dengan tepi barat daya Cekungan Powder River. Bagian terdalam dari Cekungan Powder River terdiri dari hampir 5.500 meter batuan sedimen, dan sekitar 2.440 meter dari sedimen tersebut merupakan sedimen non marin yang berumur Kapur Akhir dan batuan sedimen klastik Tersier yang berhubungan dengan Orogenesis Laramide. Penelitian ini difokuskan pada bagian Pennsylvanian, khususnya pada bagian Top Sand B. Lapisan ini merupakan lapisan batupasir yang cukup tebal dengan Eolian Dunes. Pemetaan yang dilakukan ini untuk mengetahui sebaran reservoir batupasir pada Top Sand B dengan analisis atribut seismik menggunakan atribut instantaneous frequency dengan menggunakan data seismik 3D Post Stack Time Migration dengan menggunakan 3 sumur sebagai pengontrol untuk formasi dan kedalaman. Berdasarkan hasil analisis atribut seismik menunjukkan bahwa atribut instantaneous frequency dapat menggambarkan sebaran reservoir batupasir pada bagian Top Sand B dengan perubahan yang dapat dilihat berdasarkan perubahan warna dalam bentuk peta. Dengan dominasi persebaran batupasir berada di wilayah bagian selatan Lapangan Teapot Dome. Hal ini juga dipengaruhi oleh struktur patahan pada Formasi Tensleep.
{"title":"Analisis Atribut Seismik Instantaneous Frequency Untuk Sebaran Reservoir Batupasir Formasi Tensleep Lapangan Teapot Dome","authors":"Hamriani Ryka, Lourensius Hotmartua Nainggolan, Kukuh Jalu Waskita, Ikhwannur Adha","doi":"10.14710/jgt.4.3.2021.151-158","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.4.3.2021.151-158","url":null,"abstract":"Lapangan Teapot Dome berada di Wyoming Tengah, Amerika Serikat. Lapangan ini tercatat sebagai 100 lapangan penghasil minyak terbesar di Amerika Serikat dengan cadangan yang terbukti sebesar 42.515.000 barrel. Lapangan ini berada dekat dengan tepi barat daya Cekungan Powder River. Bagian terdalam dari Cekungan Powder River terdiri dari hampir 5.500 meter batuan sedimen, dan sekitar 2.440 meter dari sedimen tersebut merupakan sedimen non marin yang berumur Kapur Akhir dan batuan sedimen klastik Tersier yang berhubungan dengan Orogenesis Laramide. Penelitian ini difokuskan pada bagian Pennsylvanian, khususnya pada bagian Top Sand B. Lapisan ini merupakan lapisan batupasir yang cukup tebal dengan Eolian Dunes. Pemetaan yang dilakukan ini untuk mengetahui sebaran reservoir batupasir pada Top Sand B dengan analisis atribut seismik menggunakan atribut instantaneous frequency dengan menggunakan data seismik 3D Post Stack Time Migration dengan menggunakan 3 sumur sebagai pengontrol untuk formasi dan kedalaman. Berdasarkan hasil analisis atribut seismik menunjukkan bahwa atribut instantaneous frequency dapat menggambarkan sebaran reservoir batupasir pada bagian Top Sand B dengan perubahan yang dapat dilihat berdasarkan perubahan warna dalam bentuk peta. Dengan dominasi persebaran batupasir berada di wilayah bagian selatan Lapangan Teapot Dome. Hal ini juga dipengaruhi oleh struktur patahan pada Formasi Tensleep.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124090948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.14710/jgt.4.3.2021.134-141
Muhammad Khemal Amrullah, Maulana Rizki Aditama, Fx Anjar Tri Laksono, A. Widagdo
Salah satu mitigasi bencana yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah adalah analisis mikrotremor dengan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang menghasilkan parameter frekuensi dominan dan amplifikasi. Kedua data tersebut digunakan untuk mencari nilai indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan sedimen, dan peak ground acceleration yang dijadikan sebagai parameter untuk dianalisis dalam mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah. Pada daerah penelitian nilai indeks kerentanan seismik terendah 0,15 s2/cm dan tertinggi 33,74 s2/cm, ketebalan sedimen paling tipis pada Vs 175 m/s adalah 3,24 m dan ketebalan lapisan sedimen paling tebal adalah 33,71 m, sedangkan pada Vs 350 m/s ketebalan paling tipis adalah 6,48 m dan ketebalan sedimen paling tebal adalah 67,43 m, serta nilai peak ground acceleration paling tinggi adalah 48,48 gal dan paling rendah adalah adalah 14,91 gal. Berdasarkan analisis data microtremor, nilai indeks kerentanan seismik, lapisan sedimen, depth of boundary, dan peak ground acceleration, daerah yang memiliki potensi pergerakan tanah yang relatif tinggi berada di titik MS12, MS14, MS15, MS20, MS21, dan MS23.
可以采取的减灾措施之一是水平垂直光谱路径(HVSR)的微震颤分析,这产生了主频率参数和放大。这两种数据都被用来查找地震脆弱性指数、沉积层厚度和峰值地动量的值,以作为分析参数,以确定潜在的地动量区域。在地震研究领域的脆弱性指数价值0,15 s2 / cm和33.74 s2最高/最低175厘米,厚度最薄的沉淀物Vs m / s是3,24和沉积层厚度最厚33.71,而在Vs 350 m / s最薄厚度是6,48和厚度最厚的沉积物是67.43 m、峰最高地面acceleration是48,48加值和最低是14.91加。根据数据分析microtremor,地震脆性指数、沉积物层、boundary depth和peak加速值,这些区域在MS12、MS14、MS15、MS20、MS21和MS23点都有可能发生地面活动。
{"title":"Analisis Ground Motion di Selatan Gunung Api Ungaran Berdasarkan Mikrozonasi Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR)","authors":"Muhammad Khemal Amrullah, Maulana Rizki Aditama, Fx Anjar Tri Laksono, A. Widagdo","doi":"10.14710/jgt.4.3.2021.134-141","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.4.3.2021.134-141","url":null,"abstract":"Salah satu mitigasi bencana yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah adalah analisis mikrotremor dengan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang menghasilkan parameter frekuensi dominan dan amplifikasi. Kedua data tersebut digunakan untuk mencari nilai indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan sedimen, dan peak ground acceleration yang dijadikan sebagai parameter untuk dianalisis dalam mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah. Pada daerah penelitian nilai indeks kerentanan seismik terendah 0,15 s2/cm dan tertinggi 33,74 s2/cm, ketebalan sedimen paling tipis pada Vs 175 m/s adalah 3,24 m dan ketebalan lapisan sedimen paling tebal adalah 33,71 m, sedangkan pada Vs 350 m/s ketebalan paling tipis adalah 6,48 m dan ketebalan sedimen paling tebal adalah 67,43 m, serta nilai peak ground acceleration paling tinggi adalah 48,48 gal dan paling rendah adalah adalah 14,91 gal. Berdasarkan analisis data microtremor, nilai indeks kerentanan seismik, lapisan sedimen, depth of boundary, dan peak ground acceleration, daerah yang memiliki potensi pergerakan tanah yang relatif tinggi berada di titik MS12, MS14, MS15, MS20, MS21, dan MS23.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133047546","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}