Lahan parkir pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimatan Selatan telah mengalami over kapasitas. Hal ini berakibat pada sebagian besar kendaraan parkir pada badan jalan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakamanan bagi pengunjung fasilitas tersebut maupun lalu lintas pada jalan tersebut. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan tiga RSUD di kabupaten lainnya yang terdekat yaitu RSUD Kabupaten Hulu Sungai Tengah, RSUD Kabupaten Balangan dan RSUD Kabupaten Tabalong yang lahan parkirnya lebih luas dan kendaraan yang parkir lebih teratur akan membuat orang nyaman dan aman berkunjung ke rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas yang ditinjau terhadap kebutuhan parkir roda dua dan parkir roda empat pada rumah sakit umum daerah serta mengetahui model kebutuhan parkir pada empat rumah sakit umum daerah. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari pihak rumah sakit dan data primer yang didapat dari survey langsung di lapangan. Dari hasil analisis didapatkan variabel bebas yang dominan berpengaruh terhadap kebutuhan parkir roda dua adalah jumlah pengunjung poliklinik (x3), jumlah pasien rawat inap (x5) dan jumlah pasien poliklinik (x6) sedangkan terhadap kebutuhan parkir roda empat adalah jumlah pengunjung poliklinik (x3), jumlah pasien rawat inap (x5) dan jumlah pasien poliklinik (x6). Model tarikan kebutuhan parkir pada RSUD Amuntai adalah Y1 = 5,317 + 3,909x3 + 1,586x2 dan Y2 = 3,383 + 0,282x6, pada RSUD Balangan adalah Y1 = 35,329 + 1,079x3 dan Y2 = 5,683 + 0,351x3, pada RSUD Barabai adalah Y1 = 75,630 + 1,533x6 dan Y2 = 27,994 + 0,179x6 dan pada RSUD Tanjung adalah Y1 = 4,269 + 0,761x3 + 7,895x5 + 0,444x2 dan Y2 = -0,155 + 0,215x2 + 0,111x3 + 1,086x5.
{"title":"MODEL TARIKAN KEBUTUHAN PARKIR PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI KALIMANTAN SELATAN","authors":"R. Aryani","doi":"10.20527/jtb.v8i02.133","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i02.133","url":null,"abstract":"Lahan parkir pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimatan Selatan telah mengalami over kapasitas. Hal ini berakibat pada sebagian besar kendaraan parkir pada badan jalan yang menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakamanan bagi pengunjung fasilitas tersebut maupun lalu lintas pada jalan tersebut. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan tiga RSUD di kabupaten lainnya yang terdekat yaitu RSUD Kabupaten Hulu Sungai Tengah, RSUD Kabupaten Balangan dan RSUD Kabupaten Tabalong yang lahan parkirnya lebih luas dan kendaraan yang parkir lebih teratur akan membuat orang nyaman dan aman berkunjung ke rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas yang ditinjau terhadap kebutuhan parkir roda dua dan parkir roda empat pada rumah sakit umum daerah serta mengetahui model kebutuhan parkir pada empat rumah sakit umum daerah. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari pihak rumah sakit dan data primer yang didapat dari survey langsung di lapangan. Dari hasil analisis didapatkan variabel bebas yang dominan berpengaruh terhadap kebutuhan parkir roda dua adalah jumlah pengunjung poliklinik (x3), jumlah pasien rawat inap (x5) dan jumlah pasien poliklinik (x6) sedangkan terhadap kebutuhan parkir roda empat adalah jumlah pengunjung poliklinik (x3), jumlah pasien rawat inap (x5) dan jumlah pasien poliklinik (x6). Model tarikan kebutuhan parkir pada RSUD Amuntai adalah Y1 = 5,317 + 3,909x3 + 1,586x2 dan Y2 = 3,383 + 0,282x6, pada RSUD Balangan adalah Y1 = 35,329 + 1,079x3 dan Y2 = 5,683 + 0,351x3, pada RSUD Barabai adalah Y1 = 75,630 + 1,533x6 dan Y2 = 27,994 + 0,179x6 dan pada RSUD Tanjung adalah Y1 = 4,269 + 0,761x3 + 7,895x5 + 0,444x2 dan Y2 = -0,155 + 0,215x2 + 0,111x3 + 1,086x5.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126406952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Isu sentral dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah peningkatkan kualitas pendidikan dasar. Salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas pendidikan dasar adalah kualitas infrastrukturnya yaitu bangunan gedung SDN/MIN. Bangunan SDN/MIN di Kabupaten Pulang Pisau sebagian besar adalah bangunan lama yang rata-rata kondisinya memprihatinkan. Untuk mengembalikan fungsi bangunan yang telah rusak dan menurun maka Dinas Pendidikan Pulang Pisau melakukan rehabilitasi fisik terhadap bangunan-bangunan yang dianggap perlu diperbaiki. Dalam kenyataannya seringkali keputusan rehabilitasi bangunan SDN/MIN ini tidak tepat sesuai kebutuhan. Ketidaksesuaian keputusan Pemerintah Daerah dengan kebutuhan yang ada memerlukan solusi berupa sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) rehabilitasi bangunan SDN/MIN sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel satu sekolah untuk satu kecamatan. Data primer didapat dari penyebaran kuisioner secara purposive sampling dan data sekunder didapat dari Badan Pusat Statistik. Pembuatan SPK diawali dengan pengumpulan data kerusakan sekolah. Data kerusakan bangunan dimasukan ke dalam sebuah basis data. Basis data dibuat dengan aplikasi komputer. Data-data kerusakan ditentukan bobotnya. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan sebagai cara yang ilmiah untuk menentukan urutan keputusan prioritas rehabilitasi bangunan SDN/MIN. SPK dibuat berbasiskan aplikasi komputer, sehingga cepat dan mudah digunakan dalam menentukan keputusan. SPK berbasiskan komputer telah divalidasi dan dibandingkan dengan perhitungan manual dan kesimpulannya tidak ada perbedaan. Sistem aplikasi SPK yang dibuat telah diverifikasi dan terbukti mudah dioperasikan.
{"title":"SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRIORITAS REHABILITASI BANGUNAN SDN/MIN DI KABUPATEN PULANG PISAU","authors":"M. Prasetia","doi":"10.20527/jtb.v8i02.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i02.124","url":null,"abstract":"Isu sentral dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah peningkatkan kualitas pendidikan dasar. Salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas pendidikan dasar adalah kualitas infrastrukturnya yaitu bangunan gedung SDN/MIN. Bangunan SDN/MIN di Kabupaten Pulang Pisau sebagian besar adalah bangunan lama yang rata-rata kondisinya memprihatinkan. Untuk mengembalikan fungsi bangunan yang telah rusak dan menurun maka Dinas Pendidikan Pulang Pisau melakukan rehabilitasi fisik terhadap bangunan-bangunan yang dianggap perlu diperbaiki. Dalam kenyataannya seringkali keputusan rehabilitasi bangunan SDN/MIN ini tidak tepat sesuai kebutuhan. Ketidaksesuaian keputusan Pemerintah Daerah dengan kebutuhan yang ada memerlukan solusi berupa sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) rehabilitasi bangunan SDN/MIN sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel satu sekolah untuk satu kecamatan. Data primer didapat dari penyebaran kuisioner secara purposive sampling dan data sekunder didapat dari Badan Pusat Statistik. Pembuatan SPK diawali dengan pengumpulan data kerusakan sekolah. Data kerusakan bangunan dimasukan ke dalam sebuah basis data. Basis data dibuat dengan aplikasi komputer. Data-data kerusakan ditentukan bobotnya. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan sebagai cara yang ilmiah untuk menentukan urutan keputusan prioritas rehabilitasi bangunan SDN/MIN. SPK dibuat berbasiskan aplikasi komputer, sehingga cepat dan mudah digunakan dalam menentukan keputusan. SPK berbasiskan komputer telah divalidasi dan dibandingkan dengan perhitungan manual dan kesimpulannya tidak ada perbedaan. Sistem aplikasi SPK yang dibuat telah diverifikasi dan terbukti mudah dioperasikan.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125070392","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengelolaan daerah rawa tidak terlepas dari pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Erosi dan sedimentasi pada DAS mempengaruhi kualitas maupun kuantitas air sungai yang masuk ke daerah rawa. Salah satu indikator adanya erosi terlihat dari keruhnya air Sungai Kahayan sedangkan sampai saat ini belum diketahui berapa besar erosi dan potensi sedimentasi yang terjadi pada DAS Kahayan sehingga kajiannya sangat diperlukan bagi pengelolaan DAS Kahayan yang terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki besarnya erosi, menganalisis tingkat bahaya erosi (TBE) dan besarnya hasil sedimen yang terjadi pada DAS Kahayan. Analisis luasan lahan dan unit lahan berbasis Sistim Informasi Geografis. Perhitungan perkiraan besarnya erosi menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE), dan hasil sedimen menggunakan metode Soil Conservation Service-United States Department of Agriculture (SCS-USDA) dengan mempertimbangkan bobot luasan unit lahan terhadap luas totalnya. Perkiraan besarnya erosi yang terjadi pada DAS Kahayan sebesar 13,19 ton/ha/tahun dengan TBE terdiri dari kategori sangat ringan 47,65%, ringan 50,99%; sedang 0,25%; berat 1,12% dan sangat berat 0%. Khusus areal dengan TBE kategori berat, skor total ketiga faktor karakter fisik DAS (kemiringan lereng, jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi, dan intensitas curah hujan) diperoleh sebesar 184 dengan arahan penggunaan lahan adalah kawasan lindung. Berdasarkan nilai Sediment Delivery Ratio (SDR), hasil sedimen pada DAS Kahayan adalah sebesar 169.115 ton/tahun dan menurut Peraturan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, hasil sedimen pada DAS Kahayan termasuk dalam kategori baik.
沼泽区管理与河道管理无关。DAS的侵蚀和减少影响了流入沼泽地的河水的质量和数量。在卡哈扬河涨起的水中,可以看到侵蚀的迹象之一是,目前还不清楚卡哈扬河的侵蚀程度和侵蚀潜力,因此对整合的卡哈扬河的管理是不可或缺的。本研究旨在研究侵蚀的规模,分析侵蚀的危险程度(TBE)和Kahayan DAS上沉积的数量。基于地理信息系统的土地面积分析和土地单位。用美国农业部(SCS-USDA)的普遍损失等价方法计算侵蚀的规模,以及使用美国农业部(s.a.s. Department of Agriculture)方法方法的沉积物结果,考虑到土地单位的总体面积。据估计,在13.19吨/ha/ year的DAS Kahayan侵蚀面积为13.19吨/ha/ year, TBE由非常轻的47.65%,较轻的50.99%;在0,25%;1.12%和极低的0%。达斯的物理特征(坡度,水土流失类型,以及降雨强度)的特别区域共有184个。根据《特别提款法》,Kahayan DAS上的沉淀物产量为169115吨/年,根据《土地和社会林业改革条例》,该流域的沉积物属于好类别。
{"title":"KAJIAN EROSI DAN POTENSI SEDIMENTASI DI DAS KAHAYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH","authors":"Raden Haryo Saputra","doi":"10.20527/jtb.v8i02.134","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i02.134","url":null,"abstract":"Pengelolaan daerah rawa tidak terlepas dari pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Erosi dan sedimentasi pada DAS mempengaruhi kualitas maupun kuantitas air sungai yang masuk ke daerah rawa. Salah satu indikator adanya erosi terlihat dari keruhnya air Sungai Kahayan sedangkan sampai saat ini belum diketahui berapa besar erosi dan potensi sedimentasi yang terjadi pada DAS Kahayan sehingga kajiannya sangat diperlukan bagi pengelolaan DAS Kahayan yang terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki besarnya erosi, menganalisis tingkat bahaya erosi (TBE) dan besarnya hasil sedimen yang terjadi pada DAS Kahayan. Analisis luasan lahan dan unit lahan berbasis Sistim Informasi Geografis. Perhitungan perkiraan besarnya erosi menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE), dan hasil sedimen menggunakan metode Soil Conservation Service-United States Department of Agriculture (SCS-USDA) dengan mempertimbangkan bobot luasan unit lahan terhadap luas totalnya. Perkiraan besarnya erosi yang terjadi pada DAS Kahayan sebesar 13,19 ton/ha/tahun dengan TBE terdiri dari kategori sangat ringan 47,65%, ringan 50,99%; sedang 0,25%; berat 1,12% dan sangat berat 0%. Khusus areal dengan TBE kategori berat, skor total ketiga faktor karakter fisik DAS (kemiringan lereng, jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi, dan intensitas curah hujan) diperoleh sebesar 184 dengan arahan penggunaan lahan adalah kawasan lindung. Berdasarkan nilai Sediment Delivery Ratio (SDR), hasil sedimen pada DAS Kahayan adalah sebesar 169.115 ton/tahun dan menurut Peraturan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, hasil sedimen pada DAS Kahayan termasuk dalam kategori baik.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"215 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116756237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jenis konstruksi pembangunan ruko di kota Banjarmasin ada bermacam-macam. Ada yang menggunakan pondasi terpusat pada kolom dan ada pula pondasi menerus pada sloof. Konstruksi lantai ada yang menggunakan sistem panggung dan ada pula yang menggunakan sistem urug, sehingga biaya per meter persegi biaya pembuatan ruko juga bervariasi. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui/menemukan variasi biaya konstruksi per-m2 berdasarkan jenis konstruksi pondasi dan lantai dan bagaimanakah biaya konstruksi per-m2 yang paling minimum dalam pembangunan ruko di kota Banjarmasin jika dikaitkan dengan jenis-jenis konstruksi pondasi dan lantai. Penelitian ini berusaha menggali dan memanfaatkan data yang diperoleh dari pembangunan ruko yang dibangun di sekitar wilayah kota Banjarmasin, baik yang sudah selesai maupun dalam yang masih dalam tahap pelaksanaan konstruksi. Studi ini meliputi perhitungan analisa biaya pembangunan ruko pada 4 jenis konstruksi yang dikombinasikan, yaitu 2 jenis konstruksi pondasi dan 2 jenis kontruksi lantai, sehingga dapat diketahui biaya minimum dari kombinasi kedua jenis konstruksi pembangunan ruko di kota Banjarmasin.
{"title":"ANALISIS VARIASI BIAYA KONSTRUKSI ATAS DASAR PERBEDAAN KONSTRUKSI PONDASI DAN LANTAI","authors":"Muhammad Muhammad","doi":"10.20527/jtb.v8i02.138","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i02.138","url":null,"abstract":"Jenis konstruksi pembangunan ruko di kota Banjarmasin ada bermacam-macam. Ada yang menggunakan pondasi terpusat pada kolom dan ada pula pondasi menerus pada sloof. Konstruksi lantai ada yang menggunakan sistem panggung dan ada pula yang menggunakan sistem urug, sehingga biaya per meter persegi biaya pembuatan ruko juga bervariasi. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui/menemukan variasi biaya konstruksi per-m2 berdasarkan jenis konstruksi pondasi dan lantai dan bagaimanakah biaya konstruksi per-m2 yang paling minimum dalam pembangunan ruko di kota Banjarmasin jika dikaitkan dengan jenis-jenis konstruksi pondasi dan lantai. Penelitian ini berusaha menggali dan memanfaatkan data yang diperoleh dari pembangunan ruko yang dibangun di sekitar wilayah kota Banjarmasin, baik yang sudah selesai maupun dalam yang masih dalam tahap pelaksanaan konstruksi. Studi ini meliputi perhitungan analisa biaya pembangunan ruko pada 4 jenis konstruksi yang dikombinasikan, yaitu 2 jenis konstruksi pondasi dan 2 jenis kontruksi lantai, sehingga dapat diketahui biaya minimum dari kombinasi kedua jenis konstruksi pembangunan ruko di kota Banjarmasin.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133868019","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan sebagai tempat untuk berbagai aktivitas sosial. Ruang terbuka hijau yang dibuat pada bantaran siring Jl. Piere Tendean merupakan taman kota yang menjadi lahan bebas bangunan. Akan tetapi, bangunan yang memiliki empat lantai yang disebut dengan Menara Pandang sudah dibangun di area ini di mana seharusnya tidak ada bangunan sama sekali. Bangunan Menara Pandang ini berada pada kawasan Taman Wisata Kota Piere Tendean Kota Banjarmasin. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji sejauh mana kelayakan keberadaan Menara Pandang tersebut. Penelitian ini berdasarkan dari peraturan utama sebuah fasilitas atau aset bangunan yang bisa dibangun sebagai pengecualian di mana ditempat tersebut seharusnya tidak ada bangunan sama sekali. Analisis dari aspek legal telah dilakukan berdasarkan peraturan. Dan untuk aspek ekonomi, analisis dilakukan dengan analisis nilai manfaat (BCR) dan analisis tingkat pengembalian (ROR). Hasil penelitian memberikan bahwa Menara Pandang yang berdiri pada lokasi tersebut bertentangan dengan beberapa peraturan. Namun, analisis aspek ekonomi menunjukan bahwa bangunan ini menguntungkan dan bermanfaat. Disarankan penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan dampak bukan hanya dari pengguna, tetapi juga pengelola dan seluruh masyarakat di sekitar fasilitas ini.
{"title":"PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA BANGUNAN SIRING BANTARAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN","authors":"Edwin Hasymi","doi":"10.20527/jtb.v8i02.125","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i02.125","url":null,"abstract":"Ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan sebagai tempat untuk berbagai aktivitas sosial. Ruang terbuka hijau yang dibuat pada bantaran siring Jl. Piere Tendean merupakan taman kota yang menjadi lahan bebas bangunan. Akan tetapi, bangunan yang memiliki empat lantai yang disebut dengan Menara Pandang sudah dibangun di area ini di mana seharusnya tidak ada bangunan sama sekali. Bangunan Menara Pandang ini berada pada kawasan Taman Wisata Kota Piere Tendean Kota Banjarmasin. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji sejauh mana kelayakan keberadaan Menara Pandang tersebut. Penelitian ini berdasarkan dari peraturan utama sebuah fasilitas atau aset bangunan yang bisa dibangun sebagai pengecualian di mana ditempat tersebut seharusnya tidak ada bangunan sama sekali. Analisis dari aspek legal telah dilakukan berdasarkan peraturan. Dan untuk aspek ekonomi, analisis dilakukan dengan analisis nilai manfaat (BCR) dan analisis tingkat pengembalian (ROR). Hasil penelitian memberikan bahwa Menara Pandang yang berdiri pada lokasi tersebut bertentangan dengan beberapa peraturan. Namun, analisis aspek ekonomi menunjukan bahwa bangunan ini menguntungkan dan bermanfaat. Disarankan penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan dampak bukan hanya dari pengguna, tetapi juga pengelola dan seluruh masyarakat di sekitar fasilitas ini.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128072061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Volume lalu lintas di Ruas Jalan Simpang Bereng Bengkel – Tumbang Nusa relatif cukup padat dengan beban yang relatif cukup berat. Seiring dengan waktu dimana terjadi penurunan nilai konstruksi perkerasan, sehingga mengakibatkan timbul kerusakan pada perkerasan jalan. Di ruas jalan tersebut, sudah diadakan pelebaran jalur lalu lintas, lapis tambah perkerasan (overlay). Pada daerah perkerasan jalan yang rusak, sering diadakan perbaikan dengan cara tambal sulam (patching), tetapi tetap saja terjadi kerusakan perkerasan jalan di ruas tersebut. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian terhadap penghematan bahan dan bagaimana cara melakukan perbaikan sesuai dengan peraturan atau standar yang berlaku, dengan penambahan biaya pelaksanaan yang sesuai. Tujuan penelitian untuk menetapakan jenis kerusakan, mengevaluasi kerusakan jalan. Hasil evaluasi dan analisis nilai kondisi perkerasan dengan metode asphalt institute MS-17 (Pavement Condition Rating/PCR), penanggulangan kerusakan segmen/sta. 28+850 s/d 30+050 penanganan dengan lapis tambah (overlay), segmen/sta. 31+150 s/d 31+650 penanganan dengan lapis tambah (overlay), dan segmen/sta. 33+500 s/d 33+700 penanganan dengan pemeliharan rutin. Hasil analisisis dan evaluasi tebal perkerasan dengan metode PtT-01-2002-B, penanggulangan kerusakan segmen/sta. 28+850 s/d 30+050 penanganan dengan lapis tambah (overlay), segmen/sta. 31+150 s/d 31+650 penanganan dengan lapis tambah (overlay), dan segmen/sta. 33+500 s/d 33+700 penanganan dengan lapis tambah (overlay). Tebal perkerasan segmen/sta. 28+850 s/d 30+050 overlay dengan aspal beton tebal 23 cm, overlay dengan kombinasi aspal beton 7 cm dan LPA 46 cm. Segmen/sta. 31+150 s/d 31+650 overlay dengan aspal beton tebal 24 cm, overlay dengan kombinasi aspal beton 7 cm dan LPA 49 cm. Segmen/sta. 33+500 s/d 33+700 overlay dengan aspal beton tebal 28 cm, overlay dengan kombinasi aspal beton 7 cm dan LPA 61cm.
{"title":"ANALISIS KERUSAKAN JALAN DI RUAS SIMPANG BERENG BENGKEL TUMBANG NUSA","authors":"Ahmad Gama Feriko","doi":"10.20527/jtb.v8i02.135","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i02.135","url":null,"abstract":"Volume lalu lintas di Ruas Jalan Simpang Bereng Bengkel – Tumbang Nusa relatif cukup padat dengan beban yang relatif cukup berat. Seiring dengan waktu dimana terjadi penurunan nilai konstruksi perkerasan, sehingga mengakibatkan timbul kerusakan pada perkerasan jalan. Di ruas jalan tersebut, sudah diadakan pelebaran jalur lalu lintas, lapis tambah perkerasan (overlay). Pada daerah perkerasan jalan yang rusak, sering diadakan perbaikan dengan cara tambal sulam (patching), tetapi tetap saja terjadi kerusakan perkerasan jalan di ruas tersebut. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian terhadap penghematan bahan dan bagaimana cara melakukan perbaikan sesuai dengan peraturan atau standar yang berlaku, dengan penambahan biaya pelaksanaan yang sesuai. Tujuan penelitian untuk menetapakan jenis kerusakan, mengevaluasi kerusakan jalan. Hasil evaluasi dan analisis nilai kondisi perkerasan dengan metode asphalt institute MS-17 (Pavement Condition Rating/PCR), penanggulangan kerusakan segmen/sta. 28+850 s/d 30+050 penanganan dengan lapis tambah (overlay), segmen/sta. 31+150 s/d 31+650 penanganan dengan lapis tambah (overlay), dan segmen/sta. 33+500 s/d 33+700 penanganan dengan pemeliharan rutin. Hasil analisisis dan evaluasi tebal perkerasan dengan metode PtT-01-2002-B, penanggulangan kerusakan segmen/sta. 28+850 s/d 30+050 penanganan dengan lapis tambah (overlay), segmen/sta. 31+150 s/d 31+650 penanganan dengan lapis tambah (overlay), dan segmen/sta. 33+500 s/d 33+700 penanganan dengan lapis tambah (overlay). Tebal perkerasan segmen/sta. 28+850 s/d 30+050 overlay dengan aspal beton tebal 23 cm, overlay dengan kombinasi aspal beton 7 cm dan LPA 46 cm. Segmen/sta. 31+150 s/d 31+650 overlay dengan aspal beton tebal 24 cm, overlay dengan kombinasi aspal beton 7 cm dan LPA 49 cm. Segmen/sta. 33+500 s/d 33+700 overlay dengan aspal beton tebal 28 cm, overlay dengan kombinasi aspal beton 7 cm dan LPA 61cm.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122425415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemerintah melalui Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat menyatakan bahwa rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan rumah yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, dapat dibangun secara bertahap (rumah tumbuh) dan mampu memenuhi kebutuhan penghuni. Kebutuhan penghuni dapat dikaji dari pengembangan rumah yang dilakukan penghuni. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep desain renovable pada rumah tipe 36 dengan menganalisis kebutuhan dasar penghuni rumah, luasan ruang dan pengembangannya serta komponen–komponen bangunan. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dari populasi perumahan di Kota Banjarmasin. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling dan proportional sampling. Pengambilan sampel responden di setiap perumahan dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Data dari 241 penghuni kemudian diuji dengan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas kemudian dianalisis dengan metode deskriptif dan hasilnya dipergunakan sebagai dasar untuk penerapan konsep desain renovable. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebutuhan dasar penghuni yang tidak terpenuhi adalah ukuran luas ruang, luas perlengkapan rumah (aksesoris rumah), pola hubungan antara ruang, tingkat kesempurnaan ventilasi/angin-angin, bentuk dan tampilan (estetika) serta warna rumah. Ruang yang dominan dirombak adalah ruang keluarga, kamar mandi/wc dan ruang tamu. Ruang yang dominan ditambah adalah dapur dan ruang makan. Komponen bangunan yang dominan dikembangkan adalah dinding. Pola dasar pengembangan yang dijadikan dasar denah konsep renovable adalah pola tipe 3 (letak asal kamar mandi/wc berada didalam rumah bagian tengah antara dua kamar) karena memiliki efisiensi ruang, biaya dan waktu pelaksanaan.
{"title":"KAJIAN PENGEMBANGAN RUMAH TIPE 36 SEBAGAI DASAR PENERAPAN KONSEP RENOVABLE PADA PERUMAHAN DI BANJARMASIN","authors":"Aunur Rafik","doi":"10.20527/jtb.v8i01.153","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i01.153","url":null,"abstract":"Pemerintah melalui Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat menyatakan bahwa rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan rumah yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, dapat dibangun secara bertahap (rumah tumbuh) dan mampu memenuhi kebutuhan penghuni. Kebutuhan penghuni dapat dikaji dari pengembangan rumah yang dilakukan penghuni. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep desain renovable pada rumah tipe 36 dengan menganalisis kebutuhan dasar penghuni rumah, luasan ruang dan pengembangannya serta komponen–komponen bangunan. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dari populasi perumahan di Kota Banjarmasin. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling dan proportional sampling. Pengambilan sampel responden di setiap perumahan dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Data dari 241 penghuni kemudian diuji dengan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas kemudian dianalisis dengan metode deskriptif dan hasilnya dipergunakan sebagai dasar untuk penerapan konsep desain renovable. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebutuhan dasar penghuni yang tidak terpenuhi adalah ukuran luas ruang, luas perlengkapan rumah (aksesoris rumah), pola hubungan antara ruang, tingkat kesempurnaan ventilasi/angin-angin, bentuk dan tampilan (estetika) serta warna rumah. Ruang yang dominan dirombak adalah ruang keluarga, kamar mandi/wc dan ruang tamu. Ruang yang dominan ditambah adalah dapur dan ruang makan. Komponen bangunan yang dominan dikembangkan adalah dinding. Pola dasar pengembangan yang dijadikan dasar denah konsep renovable adalah pola tipe 3 (letak asal kamar mandi/wc berada didalam rumah bagian tengah antara dua kamar) karena memiliki efisiensi ruang, biaya dan waktu pelaksanaan.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126331075","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kawasan Bundaran Kecil di Palangka Raya merupakan area yang sangat strategis dan bersejarah pada jaringan jalan di Kota Palangka Raya. Simpang empat di kawasan Bundaran Kecil merupakan simpang sebidang yang memiliki sumbu tidak simetris dan dilengkapi lampu lalu lintas. Banyak persimpangan yang berada di daerah perkotaan sering kali tidak direncanakan dengan baik khususnya menyangkut lampu lalu lintas dan geometriknya yang membuat kontrol terhadap kendaraan menjadi sulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi kinerja dan memberikan solusi alternatif untuk penanganan simpang empat di kawasan Bundaran Kecil ini dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) untuk masa sekarang dan 5 tahun ke depan. Hasil penelitian kondisi eksisting untuk masa sekarang menunjukkan bahwa nilai derajat kejenuhan di atas nilai 1 dengan tingkat pelayanan F. Hal ini menunjukkan bahwa simpang empat di Kawasan Bundaran Kecil memerlukan suatu manajemen lalu lintas dan modifikasi siklus sinyal. Hasil analisis beberapa modifikasi didapat solusi terbaik untuk masa sekarang adalah siklus sinyal dua fase dengan nilai derajat kejenuhan 0,4493. Dan setelah dilakukan modifikasi siklus sinyal didapat solusi terbaik untuk 5 tahun ke depan adalah siklus sinyal 2 fase dengan nilai derajat kejenuhan 0,7523.
{"title":"PENGOPTIMALAN PENANGANAN SIMPANG EMPAT DI KAWASAN BUNDARAN KECIL: STUDI KASUS BUNDARAN KECIL KOTA PALANGKA RAYA","authors":"Cheria Yuliyesty","doi":"10.20527/jtb.v8i01.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i01.155","url":null,"abstract":"Kawasan Bundaran Kecil di Palangka Raya merupakan area yang sangat strategis dan bersejarah pada jaringan jalan di Kota Palangka Raya. Simpang empat di kawasan Bundaran Kecil merupakan simpang sebidang yang memiliki sumbu tidak simetris dan dilengkapi lampu lalu lintas. Banyak persimpangan yang berada di daerah perkotaan sering kali tidak direncanakan dengan baik khususnya menyangkut lampu lalu lintas dan geometriknya yang membuat kontrol terhadap kendaraan menjadi sulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi kinerja dan memberikan solusi alternatif untuk penanganan simpang empat di kawasan Bundaran Kecil ini dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) untuk masa sekarang dan 5 tahun ke depan. Hasil penelitian kondisi eksisting untuk masa sekarang menunjukkan bahwa nilai derajat kejenuhan di atas nilai 1 dengan tingkat pelayanan F. Hal ini menunjukkan bahwa simpang empat di Kawasan Bundaran Kecil memerlukan suatu manajemen lalu lintas dan modifikasi siklus sinyal. Hasil analisis beberapa modifikasi didapat solusi terbaik untuk masa sekarang adalah siklus sinyal dua fase dengan nilai derajat kejenuhan 0,4493. Dan setelah dilakukan modifikasi siklus sinyal didapat solusi terbaik untuk 5 tahun ke depan adalah siklus sinyal 2 fase dengan nilai derajat kejenuhan 0,7523.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115955482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
real estate. Tinjauan terhadap aspek pasar, legal, teknis dan lingkungan serta finansial merupakan bagian penting dalam menetukan kelayakan investasi. Urut-urutan proses dalam melakukan kajian terhadap aspek-aspek tersebut kebanyakan tidak dilakukan oleh pengembang secara sistematis, sehingga memerlukan waktu yang relatif lama. Untuk memudahkan pengembang dalam melakukan kajian terhadap kelayakan investasi real estate perlu dibuat suatu rangkaian prosedur yang sistematis dan terintegrasi ke dalam suatu sistem. Sistem Kelayakan Investasi Real estate (SKIR) yang disusun pada penelitian ini dibatasi pada perumahan skala menengah ke atas yang berlokasi di Kota Banjarmasin dan sekitarnya. Sistem ini diwujudkan ke dalam lingkungan berkomputer, dengan harapan proses dalam melakukan kajian kelayakan menjadi lebih efektif. Hasil dari penelitian ini berupa Program Aplikasi Sistem Investasi Real estate. Sistem ini menggunakan sistem operasi Windaw XP dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Foxpro 9.0 dimana dalam program aplikasi dapat langsung terkoneksi ke database. Validasi program SKIR ini diujikan dengan obyek studi Perumahan Citra Garden dengan hasil sistem dapat berjalan dengan baik.
{"title":"SISTEM KELAYAKAN INVESTASI REAL ESTATE PADA PERUMAHAN CITRA GARDEN","authors":"Hanifah Dwi Nirwana","doi":"10.20527/jtb.v8i01.156","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jtb.v8i01.156","url":null,"abstract":"real estate. Tinjauan terhadap aspek pasar, legal, teknis dan lingkungan serta finansial merupakan bagian penting dalam menetukan kelayakan investasi. Urut-urutan proses dalam melakukan kajian terhadap aspek-aspek tersebut kebanyakan tidak dilakukan oleh pengembang secara sistematis, sehingga memerlukan waktu yang relatif lama. Untuk memudahkan pengembang dalam melakukan kajian terhadap kelayakan investasi real estate perlu dibuat suatu rangkaian prosedur yang sistematis dan terintegrasi ke dalam suatu sistem. Sistem Kelayakan Investasi Real estate (SKIR) yang disusun pada penelitian ini dibatasi pada perumahan skala menengah ke atas yang berlokasi di Kota Banjarmasin dan sekitarnya. Sistem ini diwujudkan ke dalam lingkungan berkomputer, dengan harapan proses dalam melakukan kajian kelayakan menjadi lebih efektif. Hasil dari penelitian ini berupa Program Aplikasi Sistem Investasi Real estate. Sistem ini menggunakan sistem operasi Windaw XP dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Foxpro 9.0 dimana dalam program aplikasi dapat langsung terkoneksi ke database. Validasi program SKIR ini diujikan dengan obyek studi Perumahan Citra Garden dengan hasil sistem dapat berjalan dengan baik. \u0000 ","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"153 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133084710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kota Martapura dan Kota Banjarbaru merupakan dua kutub pertumbuhan yang sedang mengalami perkembangan pesat di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kedua kota ini juga merupakan bagian dari Kawasan Metropolitan Banjar Bakula. Perkembangan yang cepat, mengakibatkan sektor transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis. Perkembangan ini menyebabkan turunnya tingkat pelayanan jalan. Turunnya tingkat pelayanan jaringan jalan antara lain diindikasikan dengan penurunan kecepatan operasi kendaraan, kemacetan di kawasan-kawasan tarikan perjalanan. Permasalahan tersebut menyebabkan banyak ruas jalan yang beroperasi dengan kapasitas jauh lebih rendah di bandingkan dengan kapasitas seharusnya, sehingga perlu mencari solusi yang optimal dalam pembangunan infrastruktur transportasi dengan menganalisis komponen ekonomi pembangunan infrastruktur jalan dan memperhatikan fungsi zona di sepanjang Koridor Jalan Jend. A. Yani Km.33 s/d. Km 41. Penelitian dilakukan dengan menganalisis rencana tata ruang, kondisi eksisting kinerja lalulintas pada jaringan Jalan A. Yani Kota Martapura dan Kota Banjarbaru. Selanjutnya dilakukan analisis pembobotan (scoring) terhadap alternatif pembangunan infrastruktur transportasi yang dapat meningkatkan kinerja Jalan A. Yani. Tahap berikutnya dilakukan analisis ekonomi dengan memperhatikan komponen-komponen seperti Nilai Waktu, BOK, estimasi komponen biaya konstruksi, NPV dan BCR sehingga didapat solusi pembangunan infrastruktur transportasi yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan kinerja jaringan jalan pada Jalan A. Yani terpilih sebuah solusi berupa pembangunan infrastruktur jalan tol ruas Banjarmasin (Sungai Lulut) - Martapura. Adapun hasil analisa ekonomi yang ditemukan masing-masing adalah NPV sebesar - Rp.3.406.043.000.000,00; BCR sebesar 0,001.
{"title":"MANAJEMEN TATA RUANG YANG OPTIMAL DENGAN MEMPERHATIKAN KINERJA JALAN A. YANI KM. 33 s.d. KM. 41","authors":"M. R. Dauly","doi":"10.20527/JTB.V8I01.157","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JTB.V8I01.157","url":null,"abstract":"Kota Martapura dan Kota Banjarbaru merupakan dua kutub pertumbuhan yang sedang mengalami perkembangan pesat di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kedua kota ini juga merupakan bagian dari Kawasan Metropolitan Banjar Bakula. Perkembangan yang cepat, mengakibatkan sektor transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis. Perkembangan ini menyebabkan turunnya tingkat pelayanan jalan. Turunnya tingkat pelayanan jaringan jalan antara lain diindikasikan dengan penurunan kecepatan operasi kendaraan, kemacetan di kawasan-kawasan tarikan perjalanan. Permasalahan tersebut menyebabkan banyak ruas jalan yang beroperasi dengan kapasitas jauh lebih rendah di bandingkan dengan kapasitas seharusnya, sehingga perlu mencari solusi yang optimal dalam pembangunan infrastruktur transportasi dengan menganalisis komponen ekonomi pembangunan infrastruktur jalan dan memperhatikan fungsi zona di sepanjang Koridor Jalan Jend. A. Yani Km.33 s/d. Km 41. Penelitian dilakukan dengan menganalisis rencana tata ruang, kondisi eksisting kinerja lalulintas pada jaringan Jalan A. Yani Kota Martapura dan Kota Banjarbaru. Selanjutnya dilakukan analisis pembobotan (scoring) terhadap alternatif pembangunan infrastruktur transportasi yang dapat meningkatkan kinerja Jalan A. Yani. Tahap berikutnya dilakukan analisis ekonomi dengan memperhatikan komponen-komponen seperti Nilai Waktu, BOK, estimasi komponen biaya konstruksi, NPV dan BCR sehingga didapat solusi pembangunan infrastruktur transportasi yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan kinerja jaringan jalan pada Jalan A. Yani terpilih sebuah solusi berupa pembangunan infrastruktur jalan tol ruas Banjarmasin (Sungai Lulut) - Martapura. Adapun hasil analisa ekonomi yang ditemukan masing-masing adalah NPV sebesar - Rp.3.406.043.000.000,00; BCR sebesar 0,001.","PeriodicalId":408018,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Berkelanjutan","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133703980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}