首页 > 最新文献

Riset Geologi dan Pertambangan最新文献

英文 中文
Palinologi Laut di Selat Sumba, Nusa Tenggara Timur
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.971
Yanty Yosephin, Septriono Hari Nugroho, Purna Sulastya Putra, Sri Widodo Agung Suedy, Munifatul Izzati
Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Widya Nusantara 2016 yang bertujuan untuk merekonstruksi dinamika iklim dengan memperhatikan kondisi keanekaragaman morfologi polen, spora dan keanekaragaman flora sekitar perairan Selat Sumba pada Kala Holosen. Sedimen diambil menggunakan penginti gravitasi pada Kapal Riset Baruna Jaya VIII pada kedalaman kolom air 1283 m dengan panjang inti 243 cm. Kedalaman yang diamati yakni 0-102 cm dengan interval penyamplingan adalah 5 cm, sehingga diperoleh 22 sub-sampel. Jenis sedimen yang dominan adalah lanau sedangkan pasir hanya mendominasi bagian permukaan. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif palinologi, lapisan dibagi menjadi empat zona dan untuk mengetahui umur dari tiap lapisan sedimen digunakan datum Foraminifera Globigerinella calida calida. Zona I dengan perkiraan umur  5662-7550 tahun yang lalu memiliki karakteristik, jenis Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan yakni Cupressaceae, sedangkan jenis spora yang dominan adalah Polypodiaceae dan Acrostichum aureum. Zona ini diintepretasikan beriklim panas dan basah, dengan nilai Pollen Marine Index (PMI) 100 dan indeks keanekaragaman adalah 0,35. Zona II berumur 4530-5662 tahun yang lalu dengan kehadiran Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan adalah Casuarinaceae dan spora Polypodiaceae, sehingga diintepretasikan iklimnya adalah panas dan basah, PMI = 105 dan Indeks keanekaragaman 1,56.  Zona III berumur  2265-4530 tahun terdapat Arboreal Pollen (AP) yakni Anonaceae 43,75 % dan Spora yakni Polypodiaceae 33 %, sehingga diintepretasikan beriklim panas dan basah, PMI= 118 serta Indeks keanekaragaman 2. Zona IV adalah lapisan paling muda berumur 2265-sekarang memiliki persentase Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan yakni Anonaceae sebanyak 44% dan adanya peningkatan kehadiran spora yakni taksa Acrostichum aureum sebanyak 41,2 %, PMI = 128,25 dan memiliki Indeks keanekaragaman 1. This research is part of Widya Nusantara Expedition 2016 aiming to reconstruct the dynamics of the climate by considering the condition of morphology of pollen, spore and the diversity of flora around the waters of the Sumba Strait in the time of Holocene. The sediment was taken using gravity corer on Research Vessel of Baruna Jaya VIII at a water column depth of 1283 m with a core length of 243 cm. The depth was observed at 0-102 cm and the sampling interval of 5 cm, so 22 sub-samples were obtained. The dominant type of sediment was silt and sand dominates on the surface. Foraminifera Globigerinella calida calida is used as a datum to determine relative age. Based on the results of the analysis, the layers are divided into four zones. Zone I with an estimated age of 5662-7550 years ago has a more dominant Arboreal Pollen (AP) type characteristic, namely Cupressaceae, while the dominant spores are Polypodiaceae and Acrostichum aureum . This zone is interpreted as a hot and wet climate, with a Pollen Marine Index (PMI) 100 and a diversity index of 0.35. Zone II was 4530-5662
这项研究是2016年Widya Nusantara探险队的一部分,该小组旨在通过观察全息时代波伦海峡形态、孢子和桑巴海峡周围的植物多样性来重建气候动力学。沉积物是用重力核心器在1283米(174英尺)的水柱深度捕获的,核心长度为243厘米(243厘米)。同步间隔观察到的0-102厘米(3英寸)的深度是5厘米(3英寸),因此获得了22个亚样本。占主导地位的沉淀物是淤泥,而沙子只统治表面。根据定量介质分析的结果,涂层被分成四个区域,用于表层沉淀物的年龄。I区估计年龄为5662-7550年前,有其特征,占主导地位的树蕨类型是Cupressaceae,而占主导地位的孢子是多糖硅藻和aureum Acrostichum。该区域已被定义为温热和潮湿的气候,带有Pollen Marine Index 100的值和多样性指数为0.35。第2区年龄为4530-5662年前,其主要特征是卵磷脂和多糖孢子,因此我们对气候的定义是炎热和潮湿,PMI = 105和多样性指数1.56。第三区年龄为2265-4530岁,有珊瑚虫43.75 %的珊瑚虫和33%的孢子,因此已转化为温热和湿润,PMI= 118和2多样性指数。IV区是最年轻的2265- 5层,现在占主导地位的地栖木比例为44%,而孢子的存在率为41.2,PMI = 128.25,多样性指数为1。这项研究是2016年气候活动的一部分,考虑到两极形态、孢子和欧洲热带气候水域周围植物的多样性。在1283米的水区,有一根长243厘米的核心梁,以巴鲁纳贾亚八世研究船的重力绳为例。国务院的观察时间为0-102厘米,每5厘米的间隔观察一次,所以有22个样本被证实。沉积的支配型是唾液,支配表面。目前,加州目前处于相对年龄。基于分析的结果,layers分为四个区域。我的区域被认为是5662-7550年前的领土,有更多的领土特点,namely Cupressaceae,而dominant孢子是多态性和Acrostichum aureum。这个区域被解释为热而潮湿的气候,有100种不同的海洋物种指数。区域II是4530-5662年前与更强的两极分化和多态性运动有关,所以解释气候的原因是热的和湿的,PMI = 105和多样性指数1.56。第三区aged 2265-4530年。有一个arboreaceae (p), 43.75%和孢子,我是33%,所以它被解释为热湿气候,PMI = 118和多样性指数2。第四区是2265年的年轻人。它拥有最多数性的角系(美联社),Anonaceae的含量是44%,在现有的运动中增加了44.2%,PMI = 103.25,并拥有1的多元指数。
{"title":"Palinologi Laut di Selat Sumba, Nusa Tenggara Timur","authors":"Yanty Yosephin, Septriono Hari Nugroho, Purna Sulastya Putra, Sri Widodo Agung Suedy, Munifatul Izzati","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.971","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.971","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Widya Nusantara 2016 yang bertujuan untuk merekonstruksi dinamika iklim dengan memperhatikan kondisi keanekaragaman morfologi polen, spora dan keanekaragaman flora sekitar perairan Selat Sumba pada Kala Holosen. Sedimen diambil menggunakan penginti gravitasi pada Kapal Riset Baruna Jaya VIII pada kedalaman kolom air 1283 m dengan panjang inti 243 cm. Kedalaman yang diamati yakni 0-102 cm dengan interval penyamplingan adalah 5 cm, sehingga diperoleh 22 sub-sampel. Jenis sedimen yang dominan adalah lanau sedangkan pasir hanya mendominasi bagian permukaan. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif palinologi, lapisan dibagi menjadi empat zona dan untuk mengetahui umur dari tiap lapisan sedimen digunakan datum Foraminifera Globigerinella calida calida. Zona I dengan perkiraan umur  5662-7550 tahun yang lalu memiliki karakteristik, jenis Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan yakni Cupressaceae, sedangkan jenis spora yang dominan adalah Polypodiaceae dan Acrostichum aureum. Zona ini diintepretasikan beriklim panas dan basah, dengan nilai Pollen Marine Index (PMI) 100 dan indeks keanekaragaman adalah 0,35. Zona II berumur 4530-5662 tahun yang lalu dengan kehadiran Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan adalah Casuarinaceae dan spora Polypodiaceae, sehingga diintepretasikan iklimnya adalah panas dan basah, PMI = 105 dan Indeks keanekaragaman 1,56.  Zona III berumur  2265-4530 tahun terdapat Arboreal Pollen (AP) yakni Anonaceae 43,75 % dan Spora yakni Polypodiaceae 33 %, sehingga diintepretasikan beriklim panas dan basah, PMI= 118 serta Indeks keanekaragaman 2. Zona IV adalah lapisan paling muda berumur 2265-sekarang memiliki persentase Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan yakni Anonaceae sebanyak 44% dan adanya peningkatan kehadiran spora yakni taksa Acrostichum aureum sebanyak 41,2 %, PMI = 128,25 dan memiliki Indeks keanekaragaman 1. This research is part of Widya Nusantara Expedition 2016 aiming to reconstruct the dynamics of the climate by considering the condition of morphology of pollen, spore and the diversity of flora around the waters of the Sumba Strait in the time of Holocene. The sediment was taken using gravity corer on Research Vessel of Baruna Jaya VIII at a water column depth of 1283 m with a core length of 243 cm. The depth was observed at 0-102 cm and the sampling interval of 5 cm, so 22 sub-samples were obtained. The dominant type of sediment was silt and sand dominates on the surface. Foraminifera Globigerinella calida calida is used as a datum to determine relative age. Based on the results of the analysis, the layers are divided into four zones. Zone I with an estimated age of 5662-7550 years ago has a more dominant Arboreal Pollen (AP) type characteristic, namely Cupressaceae, while the dominant spores are Polypodiaceae and Acrostichum aureum . This zone is interpreted as a hot and wet climate, with a Pollen Marine Index (PMI) 100 and a diversity index of 0.35. Zone II was 4530-5662","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90298286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Imbuhan Airtanah Buatan untuk Konservasi Cekungan Airtanah Bandung-Soreang 为保护班顿-索朗水库而设计的地下水补充
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1004
Ananta Purwoarminta, R. Lubis, Rizka Maria
Airtanah saat ini telah menjadi isu di dunia dan Indonesia akibat terjadinya degradasi airtanah. Tingginya pertumbuhan penduduk dan industri di wilayah kota telah meningkatkan eksploitasi airtanah, sementara laju pengisian airtanah (infiltrasi) terus menurun. Penurunan laju infiltrasi diakibatkan oleh adanya perubahan tutupan lahan. Berdasarkan permasalahan ini maka konservasi airtanah harus dilakukan untuk menjaga ketahanan air. Cekungan Bandung-Soreang sebagai wilayah perkotaan telah mengalami penurunan muka airtanah sebagai akibat adanya pengambilan airtanah yang berlebih. Tulisan ini adalah telaah dari berbagai metode teknis yang telah diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut di atas khususnya metode imbuhan buatan untuk konservasi airtanah di Cekungan Bandung. Berbagai teknik telah diterapkan baik oleh masyarakat, industri maupun pemerintah dengan sumber utama adalah air hujan. Namun penurunan muka airtanah masih terus terjadi meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa metode imbuhan buatan hanya mampu mengurangi penurunan muka airtanah. Jika hasil yang diharapkan adalah kembalinya muka airtanah ke kondisi awal maka diperlukan pengembangan metode dan atau penambahan jumlah imbuhan buatan yang sangat banyak. Groundwater becomes an issue globally due to groundwater degradation. The high population and industry growth in the cities had increased the exploitation of groundwater. On the other hand, the rate of infiltration is lower due to city development. Therefore, groundwater conservation is required to maintain water resistance. The Bandung-Soreang Basin, as an urban area, has experienced a decline in groundwater as a result of excessive groundwater extraction. This paper presented a review of various technical methods that have been applied to overcome the problem. Artificial recharge method for groundwater conservation in the Bandung-Soreang Basin has been used by the community, industry, and government, with rainwater as the main source. The most recent condition indicated that the groundwater level has been still decreasing despite these efforts. The results of the latest research suggested that artificial recharge has only  reduced the groundwater depletion. To restore the groundwater to its initial condition, we need to develop a new method or simply add a lot more artificial recharges.
由于地下水的退化,今天的地下水已成为世界和印度尼西亚的一个问题。城市地区的人口和工业增长增加了对地下水的开采,而地下水的排放速度继续下降。由于土壤覆盖发生变化,融入率下降。根据这一问题,必须进行地下水保护以保持水的抵抗力。班顿-索朗盆地作为一个城市地区,由于过度开采地下水,已经经历了上升率下降。这篇文章是对各种解决问题的技术方法的研究,特别是万隆盆地的人工资源保护方法。许多技术已经被主要来源是雨水的社区、工业和政府应用。然而,尽管采取了这些措施,基层地下水仍在继续下降。最近的研究表明,人造补药方法只能减少地下水。如果预期的结果是地下水恢复到原来的状态,那么就需要开发一种方法,或者增加大量的人造添加剂。地下水是地球降水的问题。城市里的人口和工业增长增加了地下水的漏洞。另一方面,输入率是城市发展的下限。因此,地下水保护被要求保持水分阻力。美国一个城市地区的班顿- soreang盆地在地面上进行了一项令人印象深刻的岩土开采。这篇论文展示了一个应用于解决问题的各种技术方法的综述。社区、行业和政府将雨水作为主要资源,为社区、工业和政府的落水回收方法进行了补充。这种程度的地下水至今仍在破坏这些努力。最近研究表明,人工再收费的结果只是减少了地下水的污染。为了恢复它最初的情况,我们需要改进一种新的方法,或者简单地增加更多的人工记忆。
{"title":"Imbuhan Airtanah Buatan untuk Konservasi Cekungan Airtanah Bandung-Soreang","authors":"Ananta Purwoarminta, R. Lubis, Rizka Maria","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1004","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1004","url":null,"abstract":"Airtanah saat ini telah menjadi isu di dunia dan Indonesia akibat terjadinya degradasi airtanah. Tingginya pertumbuhan penduduk dan industri di wilayah kota telah meningkatkan eksploitasi airtanah, sementara laju pengisian airtanah (infiltrasi) terus menurun. Penurunan laju infiltrasi diakibatkan oleh adanya perubahan tutupan lahan. Berdasarkan permasalahan ini maka konservasi airtanah harus dilakukan untuk menjaga ketahanan air. Cekungan Bandung-Soreang sebagai wilayah perkotaan telah mengalami penurunan muka airtanah sebagai akibat adanya pengambilan airtanah yang berlebih. Tulisan ini adalah telaah dari berbagai metode teknis yang telah diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut di atas khususnya metode imbuhan buatan untuk konservasi airtanah di Cekungan Bandung. Berbagai teknik telah diterapkan baik oleh masyarakat, industri maupun pemerintah dengan sumber utama adalah air hujan. Namun penurunan muka airtanah masih terus terjadi meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa metode imbuhan buatan hanya mampu mengurangi penurunan muka airtanah. Jika hasil yang diharapkan adalah kembalinya muka airtanah ke kondisi awal maka diperlukan pengembangan metode dan atau penambahan jumlah imbuhan buatan yang sangat banyak. Groundwater becomes an issue globally due to groundwater degradation. The high population and industry growth in the cities had increased the exploitation of groundwater. On the other hand, the rate of infiltration is lower due to city development. Therefore, groundwater conservation is required to maintain water resistance. The Bandung-Soreang Basin, as an urban area, has experienced a decline in groundwater as a result of excessive groundwater extraction. This paper presented a review of various technical methods that have been applied to overcome the problem. Artificial recharge method for groundwater conservation in the Bandung-Soreang Basin has been used by the community, industry, and government, with rainwater as the main source. The most recent condition indicated that the groundwater level has been still decreasing despite these efforts. The results of the latest research suggested that artificial recharge has only  reduced the groundwater depletion. To restore the groundwater to its initial condition, we need to develop a new method or simply add a lot more artificial recharges.","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82616707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Karakteristik Marmer Daerah Mata Wawatu dan Sanggula, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.776
Anastasia Dewi Titisari, M. A. Azzaman
Sulawesi Tenggara memiliki potensi marmer terbesar di Indonesia. Salah satu daerah potensi marmer di Sulawesi Tenggara adalah Mata Wawatu dan Sanggula, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Namun belum ada penelitian rinci mengenai karakteristik marmer yang ada di daerah ini. Karakteristik marmer di daerah penelitian yaitu berwarna abu – abu dengan struktur non foliasi dan tekstur lensa atau augen texture. Secara petrografi, mineral penyusun marmer didominasi dengan ukuran kristal ≤ 0.1 – 1 mm, yaitu mineral kalsit, dolomit, kuarsa, hematit, dan mineral opak. Marmer daerah penelitian memberikan kenampakan tekstur yang bervariasi, yaitu tekstur subidioblastik dan xenoblastik (berdasarkan bentuk individu Kristal), tekstur kristaloblastik (berdasarkan ketahanan terhadap metamorfismenya), tekstur nematoblastik dan granuloblastik (berdasarkan bentuk mineralnya), dan saccaroidal texture dan mortar texture (berdasarkan tekstur khususnya). Sifat keteknikan marmer memberikan nilai yang bervariasi, di mana nilai kuat tekan sebesar 235.718 kg/cm 2 – 389.338 kg/cm 2 , nilai ketahanan aus sebesar 0,0414 mm/menit – 0,0498 mm/menit, dan nilai serapan air sebesar 0,275 % - 0,763 %.  CaO merupakan senyawa yang paling melimpah pada marmer dengan kelimpahan 50,44 % - 55,90 %. Berdasarkan sifat keteknikannya, marmer di daerah penelitian dapat direkomendasikan sebagai batu hias / batu tempel. Berdasarkan spesifikasi senyawa oksida utamanya, marmer bagian timur laut daerah penelitian direkomendasikan untuk industri kertas, pewarna tekstil, penyaringan gula, dan produksi semen sedangkan marmer bagian barat daya daerah penelitian kurang dapat dimanfaatkan. Southeast Sulawesi has the greatest marble potential in Indonesia. One of the marble potential areas in the Southeast Sulawesi is Mata Wawatu and Sanggula, North Moramo District of the South Konawe Regency. However, there is no detailed research on marble characteristics in this area. The marble characteristics in the study area are grey with non-foliation structures and lens texture or augen texture. Petrographically, constituent minerals of the marble are dominated by crystal size ≤ 0.1 - 1 mm which are calcite, dolomite, quartz, hematite, and opaque minerals. The research area's marble provides varied texture features, namely subidobobastic and xenoblastic textures (based on individual form crystals), crystalloblastic textures (based on resistance to metamorphism), nematoblastic and granuloblastic textures (based on their mineral form), and saccharoidal texture and mortar texture (based on texture in particular). The properties of marble engineering give varying values, where the compressive strength value is 235.718 kg / cm 2 – 389.338 kg / cm 2 , the wear resistance value is 0.0414 mm / min - 0.0498 mm / min, and the water absorption value is 0.275% - 0.763%. CaO is the most abundant compound on marble with an abundance of 50.44 - 55.90 wt. %. Based on its engineering properties, marble in the research
苏拉威西东南部拥有印尼最大的大理石潜力。苏拉威西东南部的一个潜在的大理石地块是瓦瓦图和马斯塔拉,北科纳威摄政Moramo地区。然而,目前还没有对该地区存在的大理石特性进行详细的研究。研究区域的大理石特征是灰褐色——灰灰,其结构是非落叶和纹理或augen texture。petrografi而言,大理石编写者主导矿物晶体≤0。1—1毫米大小的,石英矿物方解石、白云石、赤铁矿和矿物质不透明。研究区域的大理石提供了不同纹理的磨碎,即次状结构和色盲(基于晶体本身的纹理)、晶体透明质(基于变形的耐久性)、线虫和颗粒状纹理(基于矿物形式)、盐卡橡胶质和地形性纹理(基于纹理)。大理石技术的性质提供了多种不同的值,而强度按下的值为235,718公斤/厘米2——389,338公斤/厘米2磅;曹是大理石中最丰富的化合物,富含50.44% - 55.90 %。根据它的工程性质,可以推荐研究区域的大理石作为装饰/舷外石头。根据其主要氧化物的规格,该研究区域的东北部推荐了造纸、纺织品染色、糖提取和水泥生产,而该研究区域的西南大理石没有得到很好的利用。苏拉威西东南部拥有最强大的潜在力量。苏拉威西东南部是瓦瓦图和桑瓜拉的眼睛,南科纳威摄政区北部的摩洛哥区。悬疑,在这个区域没有详细的大理石角色研究。研究区域的大理石状结构是灰色的,具有非均匀性和透镜性或augen性。Petrographically,大理石是炽热之constituent矿物质由水晶大小≤0。1 - 1毫米,这是calcite, dolomite hematite石英,和opaque矿物质。该地区的研究包括不同的特点、namely subidoborastic和xeny等等特点、隐黄体和粒状质的结果、线虫和粒状质的结果(基于矿物形式)、线虫和颗粒状质的结果(基于矿物形式)、盐沙化的材料和地形图。值得注意的工程性能,其压缩强度为235,718公斤/厘米2 - 389,338公斤/厘米2,其支架值为0.0014毫米/ 0.0498毫米/分钟,缺水性为0.275% - 0.763%。曹是马博最大的聚集地,有一个54.45.90 wt。根据它的工程性质,研究区域的貂可以作为一块装饰过的石头重新组合。基于主要oxide compound的特性,研究区域的东北部正在为纸行业、textile dyes、sugar筛选和生产而重新协商,因此,研究区域的西南区毛细率低功利。
{"title":"Karakteristik Marmer Daerah Mata Wawatu dan Sanggula, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara","authors":"Anastasia Dewi Titisari, M. A. Azzaman","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.776","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.776","url":null,"abstract":"Sulawesi Tenggara memiliki potensi marmer terbesar di Indonesia. Salah satu daerah potensi marmer di Sulawesi Tenggara adalah Mata Wawatu dan Sanggula, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Namun belum ada penelitian rinci mengenai karakteristik marmer yang ada di daerah ini. Karakteristik marmer di daerah penelitian yaitu berwarna abu – abu dengan struktur non foliasi dan tekstur lensa atau augen texture. Secara petrografi, mineral penyusun marmer didominasi dengan ukuran kristal ≤ 0.1 – 1 mm, yaitu mineral kalsit, dolomit, kuarsa, hematit, dan mineral opak. Marmer daerah penelitian memberikan kenampakan tekstur yang bervariasi, yaitu tekstur subidioblastik dan xenoblastik (berdasarkan bentuk individu Kristal), tekstur kristaloblastik (berdasarkan ketahanan terhadap metamorfismenya), tekstur nematoblastik dan granuloblastik (berdasarkan bentuk mineralnya), dan saccaroidal texture dan mortar texture (berdasarkan tekstur khususnya). Sifat keteknikan marmer memberikan nilai yang bervariasi, di mana nilai kuat tekan sebesar 235.718 kg/cm 2 – 389.338 kg/cm 2 , nilai ketahanan aus sebesar 0,0414 mm/menit – 0,0498 mm/menit, dan nilai serapan air sebesar 0,275 % - 0,763 %.  CaO merupakan senyawa yang paling melimpah pada marmer dengan kelimpahan 50,44 % - 55,90 %. Berdasarkan sifat keteknikannya, marmer di daerah penelitian dapat direkomendasikan sebagai batu hias / batu tempel. Berdasarkan spesifikasi senyawa oksida utamanya, marmer bagian timur laut daerah penelitian direkomendasikan untuk industri kertas, pewarna tekstil, penyaringan gula, dan produksi semen sedangkan marmer bagian barat daya daerah penelitian kurang dapat dimanfaatkan. Southeast Sulawesi has the greatest marble potential in Indonesia. One of the marble potential areas in the Southeast Sulawesi is Mata Wawatu and Sanggula, North Moramo District of the South Konawe Regency. However, there is no detailed research on marble characteristics in this area. The marble characteristics in the study area are grey with non-foliation structures and lens texture or augen texture. Petrographically, constituent minerals of the marble are dominated by crystal size ≤ 0.1 - 1 mm which are calcite, dolomite, quartz, hematite, and opaque minerals. The research area's marble provides varied texture features, namely subidobobastic and xenoblastic textures (based on individual form crystals), crystalloblastic textures (based on resistance to metamorphism), nematoblastic and granuloblastic textures (based on their mineral form), and saccharoidal texture and mortar texture (based on texture in particular). The properties of marble engineering give varying values, where the compressive strength value is 235.718 kg / cm 2 – 389.338 kg / cm 2 , the wear resistance value is 0.0414 mm / min - 0.0498 mm / min, and the water absorption value is 0.275% - 0.763%. CaO is the most abundant compound on marble with an abundance of 50.44 - 55.90 wt. %. Based on its engineering properties, marble in the research","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87743969","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Microzonation of Soil Amplification Based on Microtremor, Spt and Cptu Data in Bandung Basin 基于微震、Spt和Cptu数据的万隆盆地土壤放大的微区带
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.978
A. M. Sari, E. Soebowo, A. Fakhrurrozi, A. Syahbana, A. Tohari
Bandung Basin consists of Sunda-Tangkuban Perahu volcanic deposit that is made of lake sediment and an alluvial fan with fine to coarse-grained materials such as clay, silt and sand. The area is surrounded by several earthquake sources such as the Lembang, Cimandiri, and Baribis Faults. Therefore, it is important to understand soil dynamic problems with respect to seismic sources and soil properties. This research aims to investigate velocity amplification of the Bandung Basin using microtremor measurements and site classification based on the Standard Penetration Test (SPT) and Cone Penetrometer Test (CPTu). Velocity amplification was analyzed using the horizonal to vertical H/V spectral ratio, and site classification was determined using and  values. Microzonation maps were developed using Geographical Information System (GIS) to determine the correlation between soil velocity amplification and site class. The results revealed that velocity amplification levels in the Bandung Basin vary with a range of 1.3 to 26.5. Site classification ranges from very dense soil and hard rock (class C), stiff soil (class D) to soft clay soil (class E). Site class E dominates the southeast part of the Bandung Basin with a high value of soil amplification. This scientific information is critical for further spatial planning focusing on infrastructure and residential building. Cekungan Bandung berasal dari endapan vulkanik Sunda-Tangkuban Perahu yang terdiri dari sedimen danau dan kipas aluvial dengan material berbutir halus hingga kasar seperti lempung, lanau, dan pasir. Daerah ini juga dikelilingi oleh beberapa sumber gempa yakni sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis. Oleh karena itu masalah dinamika tanah yang dipengaruhi oleh sumber seismik dan sifat tanah perlu menjadi perhatian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui amplifikasi kecepatan tanah di wilayah cekungan Bandung dengan menggunakan alat mikrotremor dan metode site classification berdasarkan uji SPT dan CPTu. Amplifikasi kecepatan dianalisis menggunakan perbandingan rasio spektral H/V dan site classification yang diperoleh dengan menggunakan nilai  dan . Peta mikrozonasi disusun menggunakan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan korelasi amplifikasi tanah dan site class tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat amplifikasi kecepatan di Cekungan Bandung bervariasi, berkisar 1,3 hingga 26,5. Site classification berkisar dari tanah yang sangat padat dan batuan keras (kelas C), tanah kaku (kelas D) hingga tanah lempung lunak (kelas E). Hasil penelitian menunjukkan site class E mendominasi bagian selatan Cekungan Bandung dengan nilai amplifikasi tanah yang tinggi. Informasi ilmiah ini diperlukan untuk perencanaan tata ruang kedepannya, dengan fokus pada infrastruktur dan bangunan tempat tinggal.
万隆盆地由巽他—唐库班佩拉胡火山沉积组成,该火山沉积由湖泊沉积物和冲积扇组成,具有细粒至粗粒的粘土、粉砂和沙子等物质。该地区周围有几个震源,如Lembang、Cimandiri和barbis断层。因此,了解地震震源和土壤性质方面的土壤动力问题是很重要的。本研究旨在利用微震测量和基于标准贯入试验(SPT)和锥贯入试验(CPTu)的地点分类来研究万隆盆地的速度放大。利用水平和垂直H/V谱比分析速度放大,利用和值确定站点分类。利用地理信息系统(GIS)绘制了微带图,以确定土壤速度放大与场地类别之间的相关性。结果表明,万隆盆地的速度放大幅度在1.3 ~ 26.5之间。站点分类从非常致密的土壤和坚硬的岩石(C类)、坚硬的土壤(D类)到软粘土(E类),其中E类站点在万隆盆地东南部占主导地位,土壤放大值较高。这些科学信息对进一步的空间规划至关重要,重点是基础设施和住宅建筑。Cekungan Bandung berasal dari endapan vulkanik Sunda-Tangkuban Perahu yang terdiri dari sedimen danau dankipas冲积物dengan material berbutir halus hingar kasar seperti lempung, lanau, danpasir。Daerah ini juga dikelilingi oleh beberapa sumpa yakni sesar Lembang, Cimandiri, dan barbis。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。图juan penelitian ini adalah untuk mengetahui扩增kasi keepatan tanah di wilayan,万隆,登安,menggunakan警报微震震源位置分类berdasarkan uji SPT和CPTu。孟古那坎的光谱分析及光谱H/V位点分类。Peta microzonasi dissusun menggunakan技术,系统信息地理(SIG), untuk menentukan korelasamplification kasi tanah和site class tanah。Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat amplifikasi keepatan di Cekungan Bandung bervariasi, berkisar 1,3 hingaga 26,5。遗址分类berkisar dari tanah yang sangat padat dan batuan keras (kelas C), tanah kaku (kelas D), hinga tanah lempung lunak (kelas E). Hasil penelitian menunjukkan遗址分类E mendominasi bagian selatan Cekungan Bandung dengan nilai amplifikasi tanah yang tinggi。资讯科技发展局局长刘志强说:“我们的工作重点是发展基础设施建设,以及促进发展。”
{"title":"Microzonation of Soil Amplification Based on Microtremor, Spt and Cptu Data in Bandung Basin","authors":"A. M. Sari, E. Soebowo, A. Fakhrurrozi, A. Syahbana, A. Tohari","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.978","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.978","url":null,"abstract":"Bandung Basin consists of Sunda-Tangkuban Perahu volcanic deposit that is made of lake sediment and an alluvial fan with fine to coarse-grained materials such as clay, silt and sand. The area is surrounded by several earthquake sources such as the Lembang, Cimandiri, and Baribis Faults. Therefore, it is important to understand soil dynamic problems with respect to seismic sources and soil properties. This research aims to investigate velocity amplification of the Bandung Basin using microtremor measurements and site classification based on the Standard Penetration Test (SPT) and Cone Penetrometer Test (CPTu). Velocity amplification was analyzed using the horizonal to vertical H/V spectral ratio, and site classification was determined using and  values. Microzonation maps were developed using Geographical Information System (GIS) to determine the correlation between soil velocity amplification and site class. The results revealed that velocity amplification levels in the Bandung Basin vary with a range of 1.3 to 26.5. Site classification ranges from very dense soil and hard rock (class C), stiff soil (class D) to soft clay soil (class E). Site class E dominates the southeast part of the Bandung Basin with a high value of soil amplification. This scientific information is critical for further spatial planning focusing on infrastructure and residential building. Cekungan Bandung berasal dari endapan vulkanik Sunda-Tangkuban Perahu yang terdiri dari sedimen danau dan kipas aluvial dengan material berbutir halus hingga kasar seperti lempung, lanau, dan pasir. Daerah ini juga dikelilingi oleh beberapa sumber gempa yakni sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis. Oleh karena itu masalah dinamika tanah yang dipengaruhi oleh sumber seismik dan sifat tanah perlu menjadi perhatian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui amplifikasi kecepatan tanah di wilayah cekungan Bandung dengan menggunakan alat mikrotremor dan metode site classification berdasarkan uji SPT dan CPTu. Amplifikasi kecepatan dianalisis menggunakan perbandingan rasio spektral H/V dan site classification yang diperoleh dengan menggunakan nilai  dan . Peta mikrozonasi disusun menggunakan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan korelasi amplifikasi tanah dan site class tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat amplifikasi kecepatan di Cekungan Bandung bervariasi, berkisar 1,3 hingga 26,5. Site classification berkisar dari tanah yang sangat padat dan batuan keras (kelas C), tanah kaku (kelas D) hingga tanah lempung lunak (kelas E). Hasil penelitian menunjukkan site class E mendominasi bagian selatan Cekungan Bandung dengan nilai amplifikasi tanah yang tinggi. Informasi ilmiah ini diperlukan untuk perencanaan tata ruang kedepannya, dengan fokus pada infrastruktur dan bangunan tempat tinggal.","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72494114","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
Kerentanan Air Tanah di Kawasan Pertanian Garam Pesisir Pademawu, Madura berdasarkan Karakteristik Hidrogeokimia dan Indeks Kualitas Air 马杜拉基于水文化学特征和水质指数,是巴纳武沿海盐沼盐沼土壤的脆弱性
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1005
W. A. Gemilang, Hendra Bakti
Kawasan pesisir Pademawu yang beralih fungsi menjadi pusat pertanian garam menimbulkan beberapa dampak negatif yang salah satunya adalah permasalahan kerentanan sumber daya air tanah. Beberapa sumur gali milik penduduk sudah berubah menjadi payau hingga asin. Evaluasi terhadap kualitas air tanah di kawasan tersebut sangat dibutuhkan untuk mengetahui kerentanan air tanah. Penilaian kerentanan air tanah dilakukan berdasarkan parameter hidrogeokimia dan indeks kualitas air Water Quality Index (WQI). Fasies hidrokimia air tanah didominasi oleh fasies CaHCO 3 kemudian NaHCO 3 dan NaCl. Nilai rasio Na/Cl dan Cl/HCO 3 menunjukkan bahwa dalam air tanah daerah penelitian telah terjadi proses pencampuran air laut ke dalam akuifer dengan kategori penyusupan air laut sedikit hingga agak tinggi. Diinterpretasikan kondisi tersebut didominasi oleh proses infiltrasi air tambak garam ke dalam akuifer. Nilai Water Quality Index (WQI) berkisar 46,69-736,42, kategori WQI good water mendominasi wilayah penelitian sebanyak 45,45%, excellent 27,28%, poor water 18,18% dan satu sampel air masuk kategori 9,09%. Lokasi dengan kategori poor water dan very poor water berada di sumur gali penduduk yang berdekatan dengan garis pantai dan tambak garam. Pengaturan tataguna lahan antara kawasan pemukiman dan tambak garam sangat dibutuhkan sehingga tidak memperluas area kerentanan air tanah di pesisir Pademawu. Pademawu coastal area has changed  into a center for salt farmin that caused some  negative impacts to groundwater resources. Some dug wells in this area has been reported to produce brackish and salty. Groundwater vulnerability assessment based on hydrogeochemical parameters and Water Quality Index (WQI) have been conducted to identify the vulnerability index. Hydrochemical facies of groundwater is dominated by CaHCO 3 , NaHCO 3 , and NaCl. Ratios of Na / Cl and Cl / HCO 3 show that the in the study area a mixture of sea water within aquifers has bene occurred and categorized as low and slightly high seawater intrusion. This may have been caused by the process of salt-pond water infiltration within aquifers. The WQI is ranged from 46.69-736.42, the category of good water WQI dominates the study area as much as 45.45%, excellent 27.28%, poor water 18.18% and one of water samples reached 9.09%. Categories of poor and very poor water are observed in the wells of residents around the coastline and salt ponds. Land-use reorganizing between residential areas and salt ponds is urgently essential to minimalize the vulnerable area of groundwater in the Pademawu coast.
Pademawu的沿海区域将其职能转变为盐农业中心,产生了一些负面影响,其中之一是地下水资源脆弱性的问题。居民们的一些开挖井已经变成了咸的。对该地区地下水质量的评估迫切需要评估地下水的脆弱性。土壤脆弱性评估是根据水文化学参数和水质量指数(WQI)进行的。地下水的氢气由脐带3然后是NaHCO 3和NaCl控制。Na/Cl和Cl/HCO 3的比例表明,在研究区域的地下水中,将海水混合到含水层的过程中,海水的摄入量略高。这种情况的解释主要是将盐田的水渗透到含水层。水质量指数在46,69- 736.42之间,WQI优质水类别控制着研究区域,45.45%,优秀的27.28%,将位置归类为“爱沦泊”和“非常爱沦泊”的地方,是靠近海岸线和盐田的挖掘井。对居民区和盐田之间的土地规划是必不可少的,因此没有扩大巴纳武沿海地下水脆弱性区域。Pademawu coastal地区已转向盐法明中心,该中心引发了一些负面影响,可访问水资源。这个地区有几口井被报道生产brac欢呼和咸。基于水地理化学参数和水质量指数的地下水评估已被指定为确定脆弱指数。地下水的氢化学物质由卡克3、纳克3和纳克控制。研究区域的混合海水被发现并归类为低海拔的仪器。这可能是由于在芦苇丛中未经处理的深水污染引起的。WQI占了46.69-736.42的比例,优质水的类别占了45.45%,优秀的27.28%,贫困水的18%和样本被抽取了9.09%。沿着海岸和盐滩的水井观察着贫苦和非常贫乏的水。居民面积和盐浮渣之间的土地重新组织,迫切需要减少在Pademawu海岸的脆弱地下水区域。
{"title":"Kerentanan Air Tanah di Kawasan Pertanian Garam Pesisir Pademawu, Madura berdasarkan Karakteristik Hidrogeokimia dan Indeks Kualitas Air","authors":"W. A. Gemilang, Hendra Bakti","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1005","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1005","url":null,"abstract":"Kawasan pesisir Pademawu yang beralih fungsi menjadi pusat pertanian garam menimbulkan beberapa dampak negatif yang salah satunya adalah permasalahan kerentanan sumber daya air tanah. Beberapa sumur gali milik penduduk sudah berubah menjadi payau hingga asin. Evaluasi terhadap kualitas air tanah di kawasan tersebut sangat dibutuhkan untuk mengetahui kerentanan air tanah. Penilaian kerentanan air tanah dilakukan berdasarkan parameter hidrogeokimia dan indeks kualitas air Water Quality Index (WQI). Fasies hidrokimia air tanah didominasi oleh fasies CaHCO 3 kemudian NaHCO 3 dan NaCl. Nilai rasio Na/Cl dan Cl/HCO 3 menunjukkan bahwa dalam air tanah daerah penelitian telah terjadi proses pencampuran air laut ke dalam akuifer dengan kategori penyusupan air laut sedikit hingga agak tinggi. Diinterpretasikan kondisi tersebut didominasi oleh proses infiltrasi air tambak garam ke dalam akuifer. Nilai Water Quality Index (WQI) berkisar 46,69-736,42, kategori WQI good water mendominasi wilayah penelitian sebanyak 45,45%, excellent 27,28%, poor water 18,18% dan satu sampel air masuk kategori 9,09%. Lokasi dengan kategori poor water dan very poor water berada di sumur gali penduduk yang berdekatan dengan garis pantai dan tambak garam. Pengaturan tataguna lahan antara kawasan pemukiman dan tambak garam sangat dibutuhkan sehingga tidak memperluas area kerentanan air tanah di pesisir Pademawu. Pademawu coastal area has changed  into a center for salt farmin that caused some  negative impacts to groundwater resources. Some dug wells in this area has been reported to produce brackish and salty. Groundwater vulnerability assessment based on hydrogeochemical parameters and Water Quality Index (WQI) have been conducted to identify the vulnerability index. Hydrochemical facies of groundwater is dominated by CaHCO 3 , NaHCO 3 , and NaCl. Ratios of Na / Cl and Cl / HCO 3 show that the in the study area a mixture of sea water within aquifers has bene occurred and categorized as low and slightly high seawater intrusion. This may have been caused by the process of salt-pond water infiltration within aquifers. The WQI is ranged from 46.69-736.42, the category of good water WQI dominates the study area as much as 45.45%, excellent 27.28%, poor water 18.18% and one of water samples reached 9.09%. Categories of poor and very poor water are observed in the wells of residents around the coastline and salt ponds. Land-use reorganizing between residential areas and salt ponds is urgently essential to minimalize the vulnerable area of groundwater in the Pademawu coast.","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85532881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Profil Endapan Nikel Laterit di Daerah Palangga, Provinsi Sulawesi Tenggara
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.970
Lediyantje Lintjewas, Iwan Setiawan, A. A. Kausar
Nikel laterit adalah mineral logam hasil dari proses pelapukan dan pengkayaan mineral pada batuan ultramafik. Geologi di daerah Palangga, Provinsi Sulawesi Tenggara, disusun oleh batugamping dari Formasi Eimoko dan Formasi Langkolawa yang memiliki hubungan ketidakselarasan dengan batuan ultramafik di bawahnya sebagai pembawa endapan nikel laterit. Proses pelapukan pada batuan ultramafik menghasilkan karakter dan profil nikel laterit yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakterisasi nikel laterit berdasarkan pada mineralogi dan profil dari Zona lateritisasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenis batuan pembawa nikel laterit di Daerah Palangga adalah harsburgit. Nikel laterit memiliki ketebalan sekitar 15 meter. Zona Limonit memiliki komposisi mineral lempung berupa kaolinit, mineral oksida berupa mineral magnetit, hematit, kromit dan mineral hidroksida berupa gutit. Kedalaman Zona Limonit yaitu sekitar 0 - 3 meter dengan kandungan Ni sekitar 0,76 – 1,78%, Fe sekitar 34,10 – 48,31%, dan SiO2 sekitar 9,42 – 18,02%. Zona Saprolit memiliki komposisi mineral silikat berupa kuarsa, garnierit, antigorit, enstatit, dan lisardit. Kedalaman Zona Saprolit sekitar 3 – 9 meter dengan kandungan Ni sekitar 1,79 – 2,98%, Fe sekitar 10,27 – 34,52%, SiO2 sekitar 22,0 – 49,63%. Batuan dasar (Bedrock) memiliki komposisi mineral silikat, antigorit, enstatit, olivin, augit dan lisardit. Kedalaman batuan dasar (bedrock) sekitar 9 – 10 meter dengan kandungan Ni sekitar 0,95 – 1,28%, Fe sekitar 7,62 – 8,29%, SiO2 sekitar 42,81 – 45,85%. Zona Saprolit merupakan Zona yang kaya akan nikel, dengan mineral penyusun berupa kuarsa, garnierit, antigorit, enstatit, dan lisardit. Nickel laterite is metal mineral formed by weathering and mineral enrichment of ultramafic rocks. Geology of Palangga area, Southeast Sulawesi Province arranged by limestone of Eimoko Formation and Langkowala Formation that have unconformity relation with ultramafic rocks as source of nickel laterite. Weathering process underwent ultramafic rocks resulted in different nickel laterite characters and their profile. The study aims to identify characterization of nickel laterite based on mineralogy and lateritization profile zones. Based on the result of study, source of nickel laterite in Palangga area is harzburgite. Nickel laterite profile has around 15 meters thick. Mineral composition of Limonite Zone is clay mineral as kaolinit, oxide mineral consisted of magnetite, hematite, chromite, and hidroksida mineral as goetite. Depth of Limonite Zone around 0 - 3 meters with Ni grade around 0,76 – 1,78%, Fe around 34,10 – 48,31%, and SiO2 around 9,42 – 18,02%. Mineral composition of Saprolite Zone is silicate mineral consist of quartz, garnierite, antigorite, enstatite, and lizardite minerals. Depth of Saprolite Zone around 3 – 9 meters with Ni grade around 1,79 – 2,98%, Fe around 10,27 – 34,52%, and SiO2 around 22,0 – 49,63%. Mineral composition of bedrock is silikat miner
镍laterit是一种金属矿物,是高质量岩石的耐磨性和矿物浓缩过程的产物。苏拉威西省巴朗加省的地质结构是由巴杜加姆根系的Eimoko和Langkolawa地层的不相容与下面的超形岩有关,后者是一种收集镍laterit矿藏的沉积物。超形象化岩石中的石化过程产生了不同的镍特征和轮廓。本研究旨在根据含油量和组织化区域的轮廓来确定镍laterit的特性。根据这项研究,Palangga地区的晚镍拿石类型是harsburgit。最后一个镍的厚度约为15米。柠檬区以高棉、氧化物矿物、铁矿、赤铁矿、铬和铁矿等矿物组成。Limonit区域的深度约为0 - 3米,ph值约为0.76 - 1.78%,Fe约为34.10 - 48.31%,SiO2约为9.42 - 18.02%。Saprolit含有一种硅矿物组成的石英、凝胶、抗锯齿、enstatit和lisardit。Saprolit的深度约为3 - 9米,Ni约为1.79 - 2,98%,Fe约为10.27 - 34.52%,SiO2约为22.0 - 49.63%。基岩由硅酸盐、抗锯齿、enstatit、olivin、augit和lisardit矿物组成。基岩深度约为9 - 10米,含盐量约为0.95 - 1.28%,Fe约为7.62 - 8.29%,SiO2约为42,81 - 45.85%。Saprolit是一个富含镍的区域,矿物组成石英、钙、抗锯齿、enstatit和lisardit。镍laterite是由暴露的金属矿物和超质量岩石的矿物ension提供的。苏拉威西省东南东南部的帕朗格区地质结构由Eimoko格式和Langkowala格式所构成,这些成分与加拿大镍矿的极端岩石块无关。天气预处理过程以不同的五分镍币性格和他们的个人资料进行曝光。这些研究表明,基于胺学和区域简介的五分镍币的特点。基于研究的结果,基于harzburgite地区最后的五分之一。镍laterite资料大约有15米厚。柠檬区矿物合成物是高棉矿物,矿物氧化铁被认为是磁性、血红素、chromite和一种矿物盐酸作为歌德提。Limonite区域的深度为0 - 3米,平均为0.76 - 1.78%,Fe为34.10 - 48.31%,氧为9.42 - 18.02%。Saprolite矿物复合矿物是石英、加尼尔石、安提哥利特、enstatite和lizardite矿物的考虑。Saprolite Zone 3 - 9米的深度为1.79 - 2.98%,Fe为10.27 - 34.52%,SiO2为22.63%。基岩矿物复合矿物是反犹地亚、安地蒂、橄榄石、奥吉特和利扎尔蒂矿物。基岩测量为9 - 10米,值为1,28%,值为7.62 - 8.29%,值为42,81 - 45.85%。Saprolit是镍矿中最丰富的区域,矿物组合是quartz, garnierite, antigorite, enstatite矿物。
{"title":"Profil Endapan Nikel Laterit di Daerah Palangga, Provinsi Sulawesi Tenggara","authors":"Lediyantje Lintjewas, Iwan Setiawan, A. A. Kausar","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.970","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.970","url":null,"abstract":"Nikel laterit adalah mineral logam hasil dari proses pelapukan dan pengkayaan mineral pada batuan ultramafik. Geologi di daerah Palangga, Provinsi Sulawesi Tenggara, disusun oleh batugamping dari Formasi Eimoko dan Formasi Langkolawa yang memiliki hubungan ketidakselarasan dengan batuan ultramafik di bawahnya sebagai pembawa endapan nikel laterit. Proses pelapukan pada batuan ultramafik menghasilkan karakter dan profil nikel laterit yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakterisasi nikel laterit berdasarkan pada mineralogi dan profil dari Zona lateritisasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenis batuan pembawa nikel laterit di Daerah Palangga adalah harsburgit. Nikel laterit memiliki ketebalan sekitar 15 meter. Zona Limonit memiliki komposisi mineral lempung berupa kaolinit, mineral oksida berupa mineral magnetit, hematit, kromit dan mineral hidroksida berupa gutit. Kedalaman Zona Limonit yaitu sekitar 0 - 3 meter dengan kandungan Ni sekitar 0,76 – 1,78%, Fe sekitar 34,10 – 48,31%, dan SiO2 sekitar 9,42 – 18,02%. Zona Saprolit memiliki komposisi mineral silikat berupa kuarsa, garnierit, antigorit, enstatit, dan lisardit. Kedalaman Zona Saprolit sekitar 3 – 9 meter dengan kandungan Ni sekitar 1,79 – 2,98%, Fe sekitar 10,27 – 34,52%, SiO2 sekitar 22,0 – 49,63%. Batuan dasar (Bedrock) memiliki komposisi mineral silikat, antigorit, enstatit, olivin, augit dan lisardit. Kedalaman batuan dasar (bedrock) sekitar 9 – 10 meter dengan kandungan Ni sekitar 0,95 – 1,28%, Fe sekitar 7,62 – 8,29%, SiO2 sekitar 42,81 – 45,85%. Zona Saprolit merupakan Zona yang kaya akan nikel, dengan mineral penyusun berupa kuarsa, garnierit, antigorit, enstatit, dan lisardit. Nickel laterite is metal mineral formed by weathering and mineral enrichment of ultramafic rocks. Geology of Palangga area, Southeast Sulawesi Province arranged by limestone of Eimoko Formation and Langkowala Formation that have unconformity relation with ultramafic rocks as source of nickel laterite. Weathering process underwent ultramafic rocks resulted in different nickel laterite characters and their profile. The study aims to identify characterization of nickel laterite based on mineralogy and lateritization profile zones. Based on the result of study, source of nickel laterite in Palangga area is harzburgite. Nickel laterite profile has around 15 meters thick. Mineral composition of Limonite Zone is clay mineral as kaolinit, oxide mineral consisted of magnetite, hematite, chromite, and hidroksida mineral as goetite. Depth of Limonite Zone around 0 - 3 meters with Ni grade around 0,76 – 1,78%, Fe around 34,10 – 48,31%, and SiO2 around 9,42 – 18,02%. Mineral composition of Saprolite Zone is silicate mineral consist of quartz, garnierite, antigorite, enstatite, and lizardite minerals. Depth of Saprolite Zone around 3 – 9 meters with Ni grade around 1,79 – 2,98%, Fe around 10,27 – 34,52%, and SiO2 around 22,0 – 49,63%. Mineral composition of bedrock is silikat miner","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86161721","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
Distribusi Polen pada Sedimen Permukaan Bawah Laut di Perairan Sumba, Nusa Tenggara Timur
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.975
Septriono Hari Nugroho, Monica Dewi Sisca, Purna Sulastya Putra, Sri Widodo Agung Suedy, Munifatul Izzati
Sumba merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di bumi bagian selatan dan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Distribusi polen pada sedimen permukaan di Perairan Sumba dilakukan untuk membantu interpretasi efek sedimentasi yang terjadi di daerah fluvial dan laut serta perubahan tumbuhan terestrial. Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Widya Nusantara 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 4 – 26 Agustus 2016 menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya VIII. Tiga belas sampel sedimen permukaan dianalisis menggunakan metode asetolisis dan swirling . Spektrum polen menunjukkan hubungan antara distribusi polen yang mengendap di sedimen laut dan transportasinya dari daratan. Sebaran polen yang banyak terakumulasi di bagian barat Pulau Sumba menunjukkan adanya pengaruh fluvial dan jarak dari pantai dan kedalaman air. Hasil uji korelasi antara distribusi polen dengan kedalaman dan besar butir (rata-rata dan persentase mud) menunjukkan hubungan yang cukup kuat (r=0,465; r=0,374 dan r=0,443). Meskipun dengan rata-rata tingkat keanekaragaman tumbuhan termasuk dalam kategori rendah (indeks 1,07), distribusi polen dalam sedimen permukaan laut merefleksikan vegetasi lokal di daratan Pulau Sumba. Polen yang paling mendominasi berasal dari Famili Poaceae. Studi ini menjelaskan bahwa rekaman polen dari inti sedimen laut Perairan Sumba mempunyai potensi menjadi alat rekonstruksi perubahan vegetasi di daratan sekitarnya dalam studi variabilitas iklim masa lalu dan masa yang akan datang. Sumba, one of the outer Indonesian island,  is located in the southern hemisphere and bordered by the Indonesian Ocean. The distribution of pollen in marine sediments offshore the Sumba Waters has been investigated to help interpret the sedimentation effect on fluvial inputs, marine and terrestrial vegetation changes. The research is a part of Expedition of Widya Nusantara 2016 which was conducted on 4 - 26 August 2016 using Baruna Jaya VIII research vessel. Thirteen surface sediment samples were analyzed by acetolyisis method and swirling. Pollen spectra illustrate the relationships between pollen distribution in the sampled marine sediments and their transport from the vegetation onshore. The pollen distribution that accumulated a lot in western part of Sumba island were linked to fluvial inputs and controlled by the distance from the coast and water depth. Correlation test between the distribution of pollen and water depth as well as grain size (mean and mud percentage) showed moderate correlation (r=0.465; r=0.374 and r=0.443, respectively). Although the average of vegetation diversity index is  in low category (index of  1.07), the pollen distribution  percentage in these marine surface sediment samples reflects the local vegetation from the nearby onshore of Sumba island.  The most dominant pollen comes from Family Poaceae. This study demonstrates that pollen records from marine surface sediment in the Sumba Waters have the potential tool to reconstruct pala
桑巴是印度尼西亚最外层的岛屿之一,位于地球的南部,与印度洋接壤。在桑巴水域的地表沉积物的分布有助于解释沉积作用以及陆地植被的变化。这项研究是2016年8月4日至26日Widya Nusantara探险队的一部分,该探险队使用Baruna Jaya VIII号研究船进行。13个表面沉淀物样本使用丙烯酸和螺旋钻方法进行分析。波伦光谱显示,沉降在海洋沉淀物中的波伦分布与从陆地运输之间的关系。在Sumba岛西部积累了大量的民意调查,显示出fluvial的影响,距离海岸和水的距离。波伦分布深度和粒度之间的相关性(平均和泥浆百分率)显示了相当强的关系(r= 465;r=0,374和r=0,443)。虽然植物多样性的平均水平属于较低的类别(1,07索引),但海平面沉积物中的波兰分布反映了松巴岛陆地上的当地植被。占主导地位的波伦来自波西家族。这项研究解释说,在对过去和未来气候变化的研究中,来自Sumba sea沉积物核心的polen镜头有可能成为对周围大陆植被变化的重建工具。Sumba,印度尼西亚的外岛之一,驻扎在南部半球,被印度尼西亚的海洋掠夺。波兰海军海底沉积物的分布一直在调查,以帮助解释氟化物对水的影响,海洋和陆地植被的变化。2016年8月4日至26日,Baruna Jaya VIII研究船被委托进行研究。13个表面样本被乙酰氨基的方法和漩涡分析。Pollen spectra illutra在波兰中部的运输和它们在海滨的运输之间的关系。位于Sumba岛西部的几处地区的pollen分配与通量有关,被远离海岸和内陆水域的径流所控制。pollen和water发行之间的相关性测试r= .374和r= .443,恭敬地)虽然植被的平均分布呈较低的类别,但这些海洋表面的细小分布却反映了位于桑巴岛郊区的本地植被。大多数贵族来自Poaceae家族。这一研究显示,来自海洋表面的在Sumba水域的泥土记录有可能修复过去和未来的气候变化研究。
{"title":"Distribusi Polen pada Sedimen Permukaan Bawah Laut di Perairan Sumba, Nusa Tenggara Timur","authors":"Septriono Hari Nugroho, Monica Dewi Sisca, Purna Sulastya Putra, Sri Widodo Agung Suedy, Munifatul Izzati","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.975","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.975","url":null,"abstract":"Sumba merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di bumi bagian selatan dan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Distribusi polen pada sedimen permukaan di Perairan Sumba dilakukan untuk membantu interpretasi efek sedimentasi yang terjadi di daerah fluvial dan laut serta perubahan tumbuhan terestrial. Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Widya Nusantara 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 4 – 26 Agustus 2016 menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya VIII. Tiga belas sampel sedimen permukaan dianalisis menggunakan metode asetolisis dan swirling . Spektrum polen menunjukkan hubungan antara distribusi polen yang mengendap di sedimen laut dan transportasinya dari daratan. Sebaran polen yang banyak terakumulasi di bagian barat Pulau Sumba menunjukkan adanya pengaruh fluvial dan jarak dari pantai dan kedalaman air. Hasil uji korelasi antara distribusi polen dengan kedalaman dan besar butir (rata-rata dan persentase mud) menunjukkan hubungan yang cukup kuat (r=0,465; r=0,374 dan r=0,443). Meskipun dengan rata-rata tingkat keanekaragaman tumbuhan termasuk dalam kategori rendah (indeks 1,07), distribusi polen dalam sedimen permukaan laut merefleksikan vegetasi lokal di daratan Pulau Sumba. Polen yang paling mendominasi berasal dari Famili Poaceae. Studi ini menjelaskan bahwa rekaman polen dari inti sedimen laut Perairan Sumba mempunyai potensi menjadi alat rekonstruksi perubahan vegetasi di daratan sekitarnya dalam studi variabilitas iklim masa lalu dan masa yang akan datang. Sumba, one of the outer Indonesian island,  is located in the southern hemisphere and bordered by the Indonesian Ocean. The distribution of pollen in marine sediments offshore the Sumba Waters has been investigated to help interpret the sedimentation effect on fluvial inputs, marine and terrestrial vegetation changes. The research is a part of Expedition of Widya Nusantara 2016 which was conducted on 4 - 26 August 2016 using Baruna Jaya VIII research vessel. Thirteen surface sediment samples were analyzed by acetolyisis method and swirling. Pollen spectra illustrate the relationships between pollen distribution in the sampled marine sediments and their transport from the vegetation onshore. The pollen distribution that accumulated a lot in western part of Sumba island were linked to fluvial inputs and controlled by the distance from the coast and water depth. Correlation test between the distribution of pollen and water depth as well as grain size (mean and mud percentage) showed moderate correlation (r=0.465; r=0.374 and r=0.443, respectively). Although the average of vegetation diversity index is  in low category (index of  1.07), the pollen distribution  percentage in these marine surface sediment samples reflects the local vegetation from the nearby onshore of Sumba island.  The most dominant pollen comes from Family Poaceae. This study demonstrates that pollen records from marine surface sediment in the Sumba Waters have the potential tool to reconstruct pala","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78316119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kualitas Air pada Puncak Musim Kemarau di Daerah Rawa Danau Kabupaten Serang 在旱季最严重的时候,湖区湖区的水质被破坏了
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1021
Priyo Hartanto, Robert M. Delinom, Hendarmawan Hendarmawan
Rawa Danau Serang merupakan rawa pegunungan yang menjadi andalan pemasok air di kawasan industri Cilegon dan sekitarnya. Selain air hujan, pasokan air ke Rawa Danau juga berasal dari mataair gunungapi di sekitarnya. Sumber air yang ada terdiri dari mataair, mataair panas, sumur gali, sumur bor dan sungai. Percampuran beragam sumber air tersebut dapat mempengaruhi kualitas air Rawa Danau, sehingga penelitian kondisi fisika dan kimia air menjadi penting untuk dilakukan. Pengukuran dilakukan pada kondisi puncak musim kemarau untuk menganalisis skenario terburuk dari curah hujan minimal dan kualitas air belum banyak dipengaruhi air hujan. Pada puncak musim kemarau, air di daerah penelitian cenderung bersifat asam dengan pH air berkisar 5,7-7,65. Hasil pengukuran dan analisis kimia air menggunakan AAS dan turbidimeter secara keseluruhan air masih memenuhi syarat untuk digunakan sesuai dengan peruntukannya. Analisis hidrogeokimia menggunakan diagram Piper menunjukkan bahwa tipe air Ca+Mg-HCO3. Rawa Danau Serang, which is a wetland in the mountain area, is the primary source of water for Cilegon and surrounding areas. Besides the precipitation, the main source of water in Rawa Danau is the mountain springs. The other water sources include springs, hot springs, dug wells, boreholes, and rivers. The mixture of those various sources of water might affect the quality of water.  Therefore, a study on the chemical and physical properties of the water is essential. We measured the water condition in the dry season to analyze the worst-case scenario of minimal rain. At the peak of dry season, water in the study area was acidic with pH ranging from 5.7 to 7.65. The results of chemical analysis of water using AAS and turbidimeter have indicated that, as a whole, the water from Rawa Danau was still meet the requirements for domestic use. Hydro-geochemical analysis using the Piper diagram has indicated that the type water is Ca + Mg- HCO3.  
西莱贡沼泽是一个山地沼泽,是西莱贡工业和周边地区供水的重要来源。除了雨水,向沼泽湖泊提供的水也来自附近的gunungapi泉水。现有的水源包括泉水、温泉、挖井、钻井和河流。这些不同的水源的混合会影响湖水的质量,因此对水的物理和化学条件的研究变得至关重要。在旱季的高峰期进行了一项测量,以分析最小降水和水质影响较小的最坏情况。在旱季最严重的时候,研究区域的水往往是酸性的,pH值为5.7 - 7.65。水的测量和化学分析使用了总水位尺和turbidimeter来根据水体的使用资格。风笛手图的水文化学分析表明,水的类型为Ca+Mg-HCO3。西兰湖沼泽位于山区,是Cilegon和surrounas地区的主要水源。在欣赏的过程中,主要的水来源是山泉。其他水源包括温泉、温泉、挖井、北洞和河流。这些不同来源的水的混合可能会影响水的质量。因此,对水的化学和物理特性的研究是必不可少的。我们测量了干燥季节的水情况,分析最少的雨情况。在干水季的高峰,研究区域的水酸化,从5.7到7.65不等。使用AAS和turbidimeter进行的化学分析的结果表明,湖上的水至今仍在对家庭使用的要求进行处理。水地质学分析用Piper图表编写的,类型水是Ca + Mg- HCO3。
{"title":"Kualitas Air pada Puncak Musim Kemarau di Daerah Rawa Danau Kabupaten Serang","authors":"Priyo Hartanto, Robert M. Delinom, Hendarmawan Hendarmawan","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1021","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1021","url":null,"abstract":"Rawa Danau Serang merupakan rawa pegunungan yang menjadi andalan pemasok air di kawasan industri Cilegon dan sekitarnya. Selain air hujan, pasokan air ke Rawa Danau juga berasal dari mataair gunungapi di sekitarnya. Sumber air yang ada terdiri dari mataair, mataair panas, sumur gali, sumur bor dan sungai. Percampuran beragam sumber air tersebut dapat mempengaruhi kualitas air Rawa Danau, sehingga penelitian kondisi fisika dan kimia air menjadi penting untuk dilakukan. Pengukuran dilakukan pada kondisi puncak musim kemarau untuk menganalisis skenario terburuk dari curah hujan minimal dan kualitas air belum banyak dipengaruhi air hujan. Pada puncak musim kemarau, air di daerah penelitian cenderung bersifat asam dengan pH air berkisar 5,7-7,65. Hasil pengukuran dan analisis kimia air menggunakan AAS dan turbidimeter secara keseluruhan air masih memenuhi syarat untuk digunakan sesuai dengan peruntukannya. Analisis hidrogeokimia menggunakan diagram Piper menunjukkan bahwa tipe air Ca+Mg-HCO3. Rawa Danau Serang, which is a wetland in the mountain area, is the primary source of water for Cilegon and surrounding areas. Besides the precipitation, the main source of water in Rawa Danau is the mountain springs. The other water sources include springs, hot springs, dug wells, boreholes, and rivers. The mixture of those various sources of water might affect the quality of water.  Therefore, a study on the chemical and physical properties of the water is essential. We measured the water condition in the dry season to analyze the worst-case scenario of minimal rain. At the peak of dry season, water in the study area was acidic with pH ranging from 5.7 to 7.65. The results of chemical analysis of water using AAS and turbidimeter have indicated that, as a whole, the water from Rawa Danau was still meet the requirements for domestic use. Hydro-geochemical analysis using the Piper diagram has indicated that the type water is Ca + Mg- HCO3.  ","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83551930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Petrologi dan Geokimia Batuan Dasit Komplek Mélange Luk Ulo
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.968
Isyqi isyqi, Chusni Ansori, Defry Hastria, Fitriany Amalia Wardhani, Mohammad Al’Afif, Edi Hidayat, Eko Puswanto
Kompleks Melange Luk Ulo (KMLU) disusun berbagai macam bongkah batuan yang tercampur secara tektonik dalam masa dasar lempung hitam, salah satu bongkah batuannya adalah dasit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petrologi dan geokimia batuan dasit KMLU untuk mengetahui lingkungan tektonik dan sejarah pembentukannya. Metode yang digunakan antara lain adalah analisis petrografi, analisis unsur utama menggunakan fusion inductively coupled plasma , analisis unsur jejak dan unsur tanah jarang menggunakan inductively coupled plasma mass spectrometry, serta analisis umur absolut menggunakan metode K-Ar. Dasit KMLU memiliki tesktur porfiritik, disusun fenokris kuarsa, plagioklas, dan feldspar alkali tertanam dalam masa dasar mikrokristalin kuarsa dan mikrokristalin biotit. Kandungan unsur SiO 2 yang tinggi (66,56-71,64%) dan K 2 O yang rendah (0,41-1,27%) menunjukkan batuan memiliki afinitas magma toleit. Unsur low ionic potential pada Dasit KMLU mengalami pengkayaan relatif terhadap MORB sebanyak 2-8 kali sedangkan unsur-unsur high ionic potential lebih rendah dibandingkan MORB, mengindikasikan batuan terbentuk pada tatanan tektonik busur kepulauan. Pengkayaan unsur tanah jarang ringan sebesar 3 - 9 kali dibandingkan kondrit yang disertai pola pengurangan (depletion) berangsur-angsur dari unsur La hingga Eu juga mengindikasikan tatanan tektonik busur kepulauan. Pengukuran umur absolut menunjukkan kisaran 65-48 juta tahun lalu, menunjukkan bahwa Dasit KMLU terbentuk dari magmatisme busur kepulauan pada masa Kapur akhir–Eosen Awal. The Luk Ulo  Melange  Complex (KMLU) is an assemblage of various blocks of rock that are mixed tectonically and blanked by scaly clay matrix, in which one of blocks is dacite. This research aims to determine petrological and geochemical characteristics of dacite in order to define its tectonic environments and formation history. The methods used in this research were petrography analysis, geochemical analysis including major elements using fusion inductively coupled plasma (fus ICP), trace and rare earth elements using inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS) and K-Ar dating method.  The dacite has a porphyritic texture composed of quartz, plagioclase, and alkali fledspar phenocrysts in microcrystaline biotite and quartz matrix. The high SiO 2 content (66.56 - 71.64%) and low K 2 O content (0.41 - 1.27%) indicating tholeiitic magma affinity source. The low ionic potential elements such as Sr, K, Rb, Ba dan Th in this rock have been enriched 2 - 8 times compared to MORB, whereas the high ionic potential elements of Ta, Nb, Ce, P, Zr, Hf, Sm, Ti, Y dan Yb are lower compared MORB suggest an island arc character. Enrichment of light rare earth elements  (La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sm and Eu) is 3 - 9 times compared to chondrit accompanied by gradual depletion pattern of La to Eu elements also indicating an island arc environment.  K-Ar dating analysis shows a range of 65 - 48 Mya or during the Late Cretace
KMLU复合体是由黑粘土底部形成的各种构造上的岩块构成的,其中一大块岩石是dasit。本研究旨在了解岩石的岩体和地化学特征,了解其构造环境和形成历史。使用的方法包括岩石学分析、主要元素使用融合质束浆分析、土壤微量元素和元素分析很少使用诱导质体长体分析,以及使用K-Ar方法对绝对年龄的分析。Dasit KMLU有柱石镶嵌,组织了石英、铂、碱液和碱液,这些碱液是在微晶体晶体和微晶体生物的基础上生长的。SiO 2的高含量(66,56- 71.64%)和K 2 O的低含量(0.41 -1,27%)表明岩石具有可受岩浆的特性。Dasit KMLU的电离电离元素对MORB的影响是2-8倍,而较高电离电位的元素比MORB低,表明岩石是在群岛弓的构造规律中形成的。土壤元素很少比衰减模式低3 - 9倍,从洛杉矶到欧盟也逐渐减少,这表明群岛弓的构造构造。绝对寿命测量显示在65- 4800万年前,Dasit KMLU是在白垩纪晚期——以赛亚时期由群岛弓群组成的。路乌洛综合体是一种由锯齿状粘土矩阵混合而模糊的不同岩石块,其中一个积木是dacite。这项研究旨在确定石油和地化学性质的地质特征,以定义其技术环境和形成历史。在这项研究中使用的方法是石油分析,地球化学分析包括主要元素使用fsion诱导等离子体、微量元素和微量地球元素,使用诱导物质谱仪(icsp - p)和K-Ar日期法。dacite在微晶体生物和石英基质中发现了石化、晶粒和碱性屈光现象。high SiO 2的内涵(66.56 - 74%)和低K 2的内涵(0.41 - 1.27%)indication岩浆affinity source。美国《low ionic潜在文本如此Sr, K, Rb, Ba和摇滚在这个有被enriched 2 - 8年时报compared to MORB高潜在的ionic文本》whereas, Ta, Nb, Ce, P,公元前35 Zr、高频,Ti / Y和Yb compared下城MORB建议一座孤岛贞德character。光元素的起源(La, Ce, Pr,和公元前,总理)是3 - 9次被他的欧盟元素所补充K-Ar分析显示,在较早的白垩纪或早期。结论是,路乌洛综合体的纪念碑是在一个小岛上安装的电弧技术,在较早的白垩纪——早期。
{"title":"Petrologi dan Geokimia Batuan Dasit Komplek Mélange Luk Ulo","authors":"Isyqi isyqi, Chusni Ansori, Defry Hastria, Fitriany Amalia Wardhani, Mohammad Al’Afif, Edi Hidayat, Eko Puswanto","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.968","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.968","url":null,"abstract":"Kompleks Melange Luk Ulo (KMLU) disusun berbagai macam bongkah batuan yang tercampur secara tektonik dalam masa dasar lempung hitam, salah satu bongkah batuannya adalah dasit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petrologi dan geokimia batuan dasit KMLU untuk mengetahui lingkungan tektonik dan sejarah pembentukannya. Metode yang digunakan antara lain adalah analisis petrografi, analisis unsur utama menggunakan fusion inductively coupled plasma , analisis unsur jejak dan unsur tanah jarang menggunakan inductively coupled plasma mass spectrometry, serta analisis umur absolut menggunakan metode K-Ar. Dasit KMLU memiliki tesktur porfiritik, disusun fenokris kuarsa, plagioklas, dan feldspar alkali tertanam dalam masa dasar mikrokristalin kuarsa dan mikrokristalin biotit. Kandungan unsur SiO 2 yang tinggi (66,56-71,64%) dan K 2 O yang rendah (0,41-1,27%) menunjukkan batuan memiliki afinitas magma toleit. Unsur low ionic potential pada Dasit KMLU mengalami pengkayaan relatif terhadap MORB sebanyak 2-8 kali sedangkan unsur-unsur high ionic potential lebih rendah dibandingkan MORB, mengindikasikan batuan terbentuk pada tatanan tektonik busur kepulauan. Pengkayaan unsur tanah jarang ringan sebesar 3 - 9 kali dibandingkan kondrit yang disertai pola pengurangan (depletion) berangsur-angsur dari unsur La hingga Eu juga mengindikasikan tatanan tektonik busur kepulauan. Pengukuran umur absolut menunjukkan kisaran 65-48 juta tahun lalu, menunjukkan bahwa Dasit KMLU terbentuk dari magmatisme busur kepulauan pada masa Kapur akhir–Eosen Awal. The Luk Ulo  Melange  Complex (KMLU) is an assemblage of various blocks of rock that are mixed tectonically and blanked by scaly clay matrix, in which one of blocks is dacite. This research aims to determine petrological and geochemical characteristics of dacite in order to define its tectonic environments and formation history. The methods used in this research were petrography analysis, geochemical analysis including major elements using fusion inductively coupled plasma (fus ICP), trace and rare earth elements using inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS) and K-Ar dating method.  The dacite has a porphyritic texture composed of quartz, plagioclase, and alkali fledspar phenocrysts in microcrystaline biotite and quartz matrix. The high SiO 2 content (66.56 - 71.64%) and low K 2 O content (0.41 - 1.27%) indicating tholeiitic magma affinity source. The low ionic potential elements such as Sr, K, Rb, Ba dan Th in this rock have been enriched 2 - 8 times compared to MORB, whereas the high ionic potential elements of Ta, Nb, Ce, P, Zr, Hf, Sm, Ti, Y dan Yb are lower compared MORB suggest an island arc character. Enrichment of light rare earth elements  (La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sm and Eu) is 3 - 9 times compared to chondrit accompanied by gradual depletion pattern of La to Eu elements also indicating an island arc environment.  K-Ar dating analysis shows a range of 65 - 48 Mya or during the Late Cretace","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73283118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Active Fault Zones of The 2006 Yogyakarta Earthquake Inferred from Tilt Derivative Analysis of Gravity Anomalies 从重力异常的倾斜导数分析推断2006日惹地震的活动断裂带
IF 0.1 Pub Date : 2019-06-27 DOI: 10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1018
L. Handayani
The 2006 Yogyakarta Earthquake had caused a disaster in Bantul area. Several institutions had reported different results for the epicenter location. However, aftershocks studies indicated that the rupture area was at about 10 km east of Opak Fault. Analysis of gravity anomaly, including several degrees of residual anomalies and tilt derivative, facilitated this regional tectonic study to determine the structural constraints on the main earthquake and its aftershocks. The Yogyakarta area was primarily characterized by several SW-NE faults; one of them is the Opak Fault. Among those faults,, there are a series of WNW-ESE faults. Several groups of these lineations indicated a presence of some pairs of parallel strike-slips faults that formed pull-a-part basins. The obtained structural pattern has signified the dynamic response of the force from the subduction of the Australian Plate toward Sunda (Eurasia) Plate.  The subduction force produced the strike-slip fault in a parallel direction of subduction, and subsequently, the faults caused the formation of thrust structures that are perpendicular to them.Gempabumi Yogyakarta pada tahun 2006 telah menyebabkan bencana di daerah Bantul dan sekitarnya. Lokasi episenter yang ditentukan oleh beberapa lembaga menunjukkan hasil yang berbeda. Tetapi analisa gempabumi susulan telah menunjukkan daerah pegerakan hingga 10 km ke sebelah timur dari Sesar Opak. Analisa anomali gayaberat yang terdiri dari perhitungan anomali sisa dan turunan kemiringan (tilt derivative) diharapkan dapat membantu studi tektonik regional dalam menentukan batasan struktur yang menyebabkan kejadian gempabumi di daerah Yogyakarta. Daerah ini dicirikan oleh sesar-sesar berarah BD (Barat daya)-TL (Timur laut), yang salah satunya adalah Sesar Opak. Di antara sesar-sesar tersebut, terdapat pula deretan sesar-sesar berarah BBL (Barat barat laut)-TTG (Timur tenggara). Beberapa kelompok kelurusan-kelurusan membentuk kemungkinan adanya cekungan pull-a-part, yang terbentuk karena adanya deretan sesar-sesar strike-slip. Pola struktur yang diperoleh menunjukkan respon dinamik dari subduksi Lempeng Australia terhadap Lempeng Eurasia (Sunda). Tekanan dari gaya subduksi menyebabkan terbentuknya sesar-sesar strike-slip. Kemudian sesar-sesar tersebut menyebabkan adanya struktur sesar naik yang tegak lurus terhadapnya.
2006年的日惹地震给班图尔地区造成了灾难。几个机构报告了不同的震中位置结果。然而,余震研究表明,破裂区域位于奥帕克断层以东约10公里处。通过对重力异常的分析,包括不同程度的残余异常和倾斜导数,有助于区域构造研究确定主震及其余震的构造约束。日惹地区以西南向东北断裂为主;其中之一是奥帕克断层。在这些断层中,有一系列西北东向断裂。几组这样的断层线表明存在一些平行的走滑断层对,形成了拉分盆地。得到的构造模式表明了澳大利亚板块向巽他(欧亚)板块俯冲的动力响应。俯冲力形成了与俯冲方向平行的走滑断层,并形成了与之垂直的逆冲构造。2006年,日惹市,日惹市。Lokasi主教yang ditentukan oleh bebera lembaga menunjukkan hasil yang bebeda。Tetapi analisa gempabumi susulan telah menunjukkan daerah pegerakan hinga 10公里为sebelah timur dari Sesar Opak。日惹,日本,日惹。日惹,日本,日惹。日惹,日本,日惹。Daerah ini dicirikan oleh Sesar berarah BD (Barat daya)-TL (Timur laut), yang salah satunya adalah Sesar Opak。Di antara sesar-sesar tersebut, terdapat pula deretan sesar-sesar berarah BBL (Barat Barat laut)-TTG (Timur tenggara)。这句话的意思是:走滑,走滑。Pola struktur yang diperoleh menunjukkan respondmik dari subkksi Lempeng Australia和lepeng Eurasia (Sunda)。Tekanan dari gaya subksi menyebabkan terbentuknya sesar-sesar走滑。Kemudian sesar-sesar tersebut menyebabkan adanya structur sesar naik yang tegak lurus terhaapnya。
{"title":"Active Fault Zones of The 2006 Yogyakarta Earthquake Inferred from Tilt Derivative Analysis of Gravity Anomalies","authors":"L. Handayani","doi":"10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1018","DOIUrl":"https://doi.org/10.14203/RISETGEOTAM2019.V29.1018","url":null,"abstract":"The 2006 Yogyakarta Earthquake had caused a disaster in Bantul area. Several institutions had reported different results for the epicenter location. However, aftershocks studies indicated that the rupture area was at about 10 km east of Opak Fault. Analysis of gravity anomaly, including several degrees of residual anomalies and tilt derivative, facilitated this regional tectonic study to determine the structural constraints on the main earthquake and its aftershocks. The Yogyakarta area was primarily characterized by several SW-NE faults; one of them is the Opak Fault. Among those faults,, there are a series of WNW-ESE faults. Several groups of these lineations indicated a presence of some pairs of parallel strike-slips faults that formed pull-a-part basins. The obtained structural pattern has signified the dynamic response of the force from the subduction of the Australian Plate toward Sunda (Eurasia) Plate.  The subduction force produced the strike-slip fault in a parallel direction of subduction, and subsequently, the faults caused the formation of thrust structures that are perpendicular to them.Gempabumi Yogyakarta pada tahun 2006 telah menyebabkan bencana di daerah Bantul dan sekitarnya. Lokasi episenter yang ditentukan oleh beberapa lembaga menunjukkan hasil yang berbeda. Tetapi analisa gempabumi susulan telah menunjukkan daerah pegerakan hingga 10 km ke sebelah timur dari Sesar Opak. Analisa anomali gayaberat yang terdiri dari perhitungan anomali sisa dan turunan kemiringan (tilt derivative) diharapkan dapat membantu studi tektonik regional dalam menentukan batasan struktur yang menyebabkan kejadian gempabumi di daerah Yogyakarta. Daerah ini dicirikan oleh sesar-sesar berarah BD (Barat daya)-TL (Timur laut), yang salah satunya adalah Sesar Opak. Di antara sesar-sesar tersebut, terdapat pula deretan sesar-sesar berarah BBL (Barat barat laut)-TTG (Timur tenggara). Beberapa kelompok kelurusan-kelurusan membentuk kemungkinan adanya cekungan pull-a-part, yang terbentuk karena adanya deretan sesar-sesar strike-slip. Pola struktur yang diperoleh menunjukkan respon dinamik dari subduksi Lempeng Australia terhadap Lempeng Eurasia (Sunda). Tekanan dari gaya subduksi menyebabkan terbentuknya sesar-sesar strike-slip. Kemudian sesar-sesar tersebut menyebabkan adanya struktur sesar naik yang tegak lurus terhadapnya.","PeriodicalId":41045,"journal":{"name":"Riset Geologi dan Pertambangan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89744006","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
期刊
Riset Geologi dan Pertambangan
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1