Artikel ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses padepokan Reog bernama Batara Singo Jalu Wono dalam membentuk anggota mereka menjadi seniman Reog anti minuman keras di kota Wonogiri. Reog yang dikenal identik dengan minuman keras dan dunia mistis ternyata membuat para pendiri Padepokan Batara Singo Jalu Wono tergerak untuk berupaya menghilangkan stigma tersebut, atau setidaknya stigma tersebut tidak melekat pada padepokan mereka. Analisis data dalam penelitian menggunakan teori fungsionalisme struktural dengan 4 fungsi AGIL milik Talcott Parsons. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan padepokan berhasil membentuk anggota mereka menjadi seniman Reog anti minuman keras. Dilihat dari proses pertama yaitu fungsi adaptasi, padepokan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat, dengan cara menyeimbangkan antara nilai kebudayaan dan norma yang berlaku. Kedua tujuan, pada tahun 2013 para pendiri padepokan mencetuskan tujuan mereka, yakni ingin menjadi padepokan Reog anti minuman keras dan anti narkoba. Ketiga integrasi, unsur-unsur yang terlibat mampu bekerjasama dalam mewujudkan tujuan tersebut, yakni anggota padepokan, stakeholder, dan masyarakat. Keempat latensi, tujuan mereka dapat terwujud karena padepokan mampu menjaga motivasi anggota dan proses yang berlangsung dengan menjunjung nilai kekeluargaan.
{"title":"REOG ANTI MINUMAN KERAS DI PADEPOKAN BATARA SINGO JALU WONO WONOGIRI","authors":"Fahma Rosyada, Okta Hadi Nurcahyono, N. Nurhadi","doi":"10.24198/jsg.v5i2.30862","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jsg.v5i2.30862","url":null,"abstract":"Artikel ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses padepokan Reog bernama Batara Singo Jalu Wono dalam membentuk anggota mereka menjadi seniman Reog anti minuman keras di kota Wonogiri. Reog yang dikenal identik dengan minuman keras dan dunia mistis ternyata membuat para pendiri Padepokan Batara Singo Jalu Wono tergerak untuk berupaya menghilangkan stigma tersebut, atau setidaknya stigma tersebut tidak melekat pada padepokan mereka. Analisis data dalam penelitian menggunakan teori fungsionalisme struktural dengan 4 fungsi AGIL milik Talcott Parsons. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan padepokan berhasil membentuk anggota mereka menjadi seniman Reog anti minuman keras. Dilihat dari proses pertama yaitu fungsi adaptasi, padepokan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat, dengan cara menyeimbangkan antara nilai kebudayaan dan norma yang berlaku. Kedua tujuan, pada tahun 2013 para pendiri padepokan mencetuskan tujuan mereka, yakni ingin menjadi padepokan Reog anti minuman keras dan anti narkoba. Ketiga integrasi, unsur-unsur yang terlibat mampu bekerjasama dalam mewujudkan tujuan tersebut, yakni anggota padepokan, stakeholder, dan masyarakat. Keempat latensi, tujuan mereka dapat terwujud karena padepokan mampu menjaga motivasi anggota dan proses yang berlangsung dengan menjunjung nilai kekeluargaan.","PeriodicalId":413684,"journal":{"name":"Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130820781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan riset ini adalah untuk menghasilkan kajian tentang perilaku konsumen tertama impulse buying di masa pandemi. Masa pandemi merupakan kondidi terjadinya wabah yang disebabkan oleh virus, sehingga membuat orang tidak berani melakukan kegiatan di luar rumah. Metode yang digunakan adalah deskriptif yaitu menggambarkan kondisi perilaku impulse buying dalam masa pandemic. Teknik pengumpulan data adalah Teknik observasi dan wawancara.Perilaku impulse buying terjadi karena adanya rangsangan dari toko atau ritel yang menawarkan barang yang menarik sehingga mengakibatkan adanya dorongan untuk membeli lebih banyak. Dalam masa pandemi, barang yang laku adalah berkaitan dengan alat pelindung diri dan makanan.Kata kunci. Pandemi, impulse, buyingThe purpose of this research is to produce a study of consumer behavior, especially impulse buying during a pandemic. A pandemic period is a condition for an outbreak caused by a virus, which discourages people from doing activities outside the home.The method used is descriptive, which describes the conditions of impulse buying behavior during a pandemic. Data collection techniques are observation and interview techniques.Impulse buying behavior occurs because of stimulation from stores or retailers that offer attractive goods, resulting in an urge to buy more. During a pandemic, the items that sell are related to personal protective equipment and foodKey word Pandemic, impulse, buying
{"title":"PERILAKU IMPULSE BUYING DI MASA PANDEMI","authors":"Ria Arifianti, Wahju Gunawan","doi":"10.24198/jsg.v5i1.30759","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jsg.v5i1.30759","url":null,"abstract":"Tujuan riset ini adalah untuk menghasilkan kajian tentang perilaku konsumen tertama impulse buying di masa pandemi. Masa pandemi merupakan kondidi terjadinya wabah yang disebabkan oleh virus, sehingga membuat orang tidak berani melakukan kegiatan di luar rumah. Metode yang digunakan adalah deskriptif yaitu menggambarkan kondisi perilaku impulse buying dalam masa pandemic. Teknik pengumpulan data adalah Teknik observasi dan wawancara.Perilaku impulse buying terjadi karena adanya rangsangan dari toko atau ritel yang menawarkan barang yang menarik sehingga mengakibatkan adanya dorongan untuk membeli lebih banyak. Dalam masa pandemi, barang yang laku adalah berkaitan dengan alat pelindung diri dan makanan.Kata kunci. Pandemi, impulse, buyingThe purpose of this research is to produce a study of consumer behavior, especially impulse buying during a pandemic. A pandemic period is a condition for an outbreak caused by a virus, which discourages people from doing activities outside the home.The method used is descriptive, which describes the conditions of impulse buying behavior during a pandemic. Data collection techniques are observation and interview techniques.Impulse buying behavior occurs because of stimulation from stores or retailers that offer attractive goods, resulting in an urge to buy more. During a pandemic, the items that sell are related to personal protective equipment and foodKey word Pandemic, impulse, buying","PeriodicalId":413684,"journal":{"name":"Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125940963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendalami bagaimana modal sosial pada komunitas musik indie di Kota Bandung memengaruhi ekosistem musik pada era 1994-2004 yang melahirkan berbagai inovasi pada industri kreatif. Dengan menerapkan pendekatan kualitatif sejak Maret hingga November 2020, penelitian ini melibatkan 16 informan dengan berbagai latar belakang peran pada industri musik. Penelitian ini fokus pada (1) aktivitas bersama yang dilakukan oleh komunitas, (2) relasi, nilai dan norma pada komunitas, (3) pengaruh modal sosial pada proses difusi, produksi dan distribusi musik, dan (4) peran modal sosial dalam inovasi musik indie. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa modal sosial berpengaruh secara signifikan dalam perkembangan komunitas musik indie Bandung. Dengan modal sosial yang ada, komunitas musik indie saat itu secara kolektif mengenal dan mengaplikasikan konsep do-it-yourself, terutama dalam bermusik. Kondisi tersebut pada akhirnya menjadi awal terciptanya beberapa inovasi yang membuat musik indie sebagai warna baru yang diperhitungkan dan hingga kini menjadi salah satu kekuatan besar di industri musik. Penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi struktural pada modal sosial yang mencakup bonding, bridging, linking connections berperan dalam menopang eksistensi musik indie Bandung. Kata kunci: modal sosial, inovasi, komunitas, musik, BandungABSTRACT This study aims to explore how social capital in the indie music communities in Bandung City influenced the music ecosystem in the 1994-2004 era which created various innovations in the creative industry. By applying a qualitative approach from March to November 2020, this study involved 16 informants with various backgrounds in music industry. This study focuses on (1) joint activities carried out by the community, (2) relationships, values and norms in the community, (3) the influence of social capital on the diffusion process, production and distribution of music, and (4) the role of social capital in indie music innovation. The result of this study illustrates that social capital has a significant effect on the development of the Bandung indie music community. With the existing social capital, the indie music community at that time collectively recognized and applied the do-it-yourself concept, especially in music. This condition eventually led to the creation of several innovations that transformed indie music and now become one of the great forces in the music industry. This study also found that the structural dimensions of social capital which include bonding, bridging, linking connections play a role in sustaining the existence of Bandung indie music.Keywords: social capital, innovation, community, music, Bandung
{"title":"MODAL SOSIAL, INOVASI, DAN SKENA MUSIK: STUDI KUALITATIF KOMUNITAS MUSIK INDIE BANDUNG 1994-2004","authors":"Jeffri Yosep Simanjorang, Gandhi Pawitan","doi":"10.24198/jsg.v5i1.31169","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jsg.v5i1.31169","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendalami bagaimana modal sosial pada komunitas musik indie di Kota Bandung memengaruhi ekosistem musik pada era 1994-2004 yang melahirkan berbagai inovasi pada industri kreatif. Dengan menerapkan pendekatan kualitatif sejak Maret hingga November 2020, penelitian ini melibatkan 16 informan dengan berbagai latar belakang peran pada industri musik. Penelitian ini fokus pada (1) aktivitas bersama yang dilakukan oleh komunitas, (2) relasi, nilai dan norma pada komunitas, (3) pengaruh modal sosial pada proses difusi, produksi dan distribusi musik, dan (4) peran modal sosial dalam inovasi musik indie. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa modal sosial berpengaruh secara signifikan dalam perkembangan komunitas musik indie Bandung. Dengan modal sosial yang ada, komunitas musik indie saat itu secara kolektif mengenal dan mengaplikasikan konsep do-it-yourself, terutama dalam bermusik. Kondisi tersebut pada akhirnya menjadi awal terciptanya beberapa inovasi yang membuat musik indie sebagai warna baru yang diperhitungkan dan hingga kini menjadi salah satu kekuatan besar di industri musik. Penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi struktural pada modal sosial yang mencakup bonding, bridging, linking connections berperan dalam menopang eksistensi musik indie Bandung. Kata kunci: modal sosial, inovasi, komunitas, musik, BandungABSTRACT This study aims to explore how social capital in the indie music communities in Bandung City influenced the music ecosystem in the 1994-2004 era which created various innovations in the creative industry. By applying a qualitative approach from March to November 2020, this study involved 16 informants with various backgrounds in music industry. This study focuses on (1) joint activities carried out by the community, (2) relationships, values and norms in the community, (3) the influence of social capital on the diffusion process, production and distribution of music, and (4) the role of social capital in indie music innovation. The result of this study illustrates that social capital has a significant effect on the development of the Bandung indie music community. With the existing social capital, the indie music community at that time collectively recognized and applied the do-it-yourself concept, especially in music. This condition eventually led to the creation of several innovations that transformed indie music and now become one of the great forces in the music industry. This study also found that the structural dimensions of social capital which include bonding, bridging, linking connections play a role in sustaining the existence of Bandung indie music.Keywords: social capital, innovation, community, music, Bandung","PeriodicalId":413684,"journal":{"name":"Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124324405","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan performa strategis Rumah Bersalin Sinergi Foundation Bandung dalam membangun habitus kesehatan kaum duafa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh eksisnya RBC-SF sebagai klinik pratama yang memfasilitasi ibu-ibu kaum duafa selaku member dengan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan secara gratis yang bersumber dari dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf produktif. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan berfokus pada studi kasus, sedangkan informan dipilih secara purposif . Data dihimpun secara pararel melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data diolah melalui tahapan koleksi, reduksi, visualisasi, verifikasi, dan konklusi. Hasil penelitian menunjukkan performa strategis RBC-SF meliputi: 1) penguatan kapasitas biologis ibu dan anak; 2) dukungan pengurusan administrasi kepesertaan dan persalinan; 3) edukasi berkala melalui pengajian dan seminar; 4) peningkatan kapasitas keterampilan dengan pelatihan; dan 5) legitimasi dan apresiasi atas kelulusan dan kesadaran ABSTRACT This study aims to describe the strategic performance of the Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) Sinergi Foundation Bandung in building a habitus of health for the dhuafa. This research is motivated by the existence of RBC-SF as a primary clinic that facilitates women of the dhuafa as members with free health and empowerment services sourced from zakat, infaq, alms, and productive waqf funds. The research method used a qualitative approach and focused on case studies, while informants were selected purposively. Data are collected in parallel through observation, interviews, and documentation. Then the data is processed through the stages of collection, reduction, visualization, verification, and conclusion. The results showed that the strategic performance of RBC-SF includes: 1) strengthening the biological capacity of mothers and children; 2) participation and delivery administration support; 3) regular education through recitation and seminars; 4) capacity building of skills through training; and 5) legitimacy and appreciation for graduation and awareness of members to continue participating in the RBC-SF program. The strategic implications of developing habitus of health, include: 1) building social networks and entrepreneurial skills; 2) the importance of involving spiritual awareness in living life; 3) healthy living culture which is passed down genealogically; and 4) the importance of women's participation in habituating family health.
{"title":"Performa Strategis Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) Sinergi Foundation dalam Membangun Habitus Kesehatan Kaum Duafa","authors":"Budiman Pohan, H. A. Rachim, G. K. Basar","doi":"10.24198/jsg.v5i1.30684","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jsg.v5i1.30684","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan performa strategis Rumah Bersalin Sinergi Foundation Bandung dalam membangun habitus kesehatan kaum duafa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh eksisnya RBC-SF sebagai klinik pratama yang memfasilitasi ibu-ibu kaum duafa selaku member dengan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan secara gratis yang bersumber dari dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf produktif. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan berfokus pada studi kasus, sedangkan informan dipilih secara purposif . Data dihimpun secara pararel melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data diolah melalui tahapan koleksi, reduksi, visualisasi, verifikasi, dan konklusi. Hasil penelitian menunjukkan performa strategis RBC-SF meliputi: 1) penguatan kapasitas biologis ibu dan anak; 2) dukungan pengurusan administrasi kepesertaan dan persalinan; 3) edukasi berkala melalui pengajian dan seminar; 4) peningkatan kapasitas keterampilan dengan pelatihan; dan 5) legitimasi dan apresiasi atas kelulusan dan kesadaran ABSTRACT This study aims to describe the strategic performance of the Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) Sinergi Foundation Bandung in building a habitus of health for the dhuafa. This research is motivated by the existence of RBC-SF as a primary clinic that facilitates women of the dhuafa as members with free health and empowerment services sourced from zakat, infaq, alms, and productive waqf funds. The research method used a qualitative approach and focused on case studies, while informants were selected purposively. Data are collected in parallel through observation, interviews, and documentation. Then the data is processed through the stages of collection, reduction, visualization, verification, and conclusion. The results showed that the strategic performance of RBC-SF includes: 1) strengthening the biological capacity of mothers and children; 2) participation and delivery administration support; 3) regular education through recitation and seminars; 4) capacity building of skills through training; and 5) legitimacy and appreciation for graduation and awareness of members to continue participating in the RBC-SF program. The strategic implications of developing habitus of health, include: 1) building social networks and entrepreneurial skills; 2) the importance of involving spiritual awareness in living life; 3) healthy living culture which is passed down genealogically; and 4) the importance of women's participation in habituating family health.","PeriodicalId":413684,"journal":{"name":"Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129892087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini menjelaskan hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan modal sosial siswa. Status sosial ekonomi orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu: pendidikan terakhir orang tua, penghasilan orang tua, kepemilikan harta benda, dan jenis pekerjaan orang tua. Sedangkan modal sosial yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu: jaringan atau relasi sosial, kepercayaan dan norma sosial. Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Purwokerto dengan metode kuantitatif survey . Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi tau kendall. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari angket yang telah diberikan kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara status sosial ekonomi orang tua dengan modal sosial siswa dengan nilai korelasi yang diperoleh sebesar -0.123. Nilai φ value atau nilai korelasi sebesar 0.298 menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak signifikan (karena φ value >0.05). Adapun kekuatan hubungan antarvariabel adalah lemah. Siswa yang berasal dari status sosial ekonomi tinggi justru memiliki modal sosial yang rendah dan sebaliknya siswa yang berasal dari status sosial ekonomi rendah memiliki modal sosial yang tinggi.
{"title":"HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN MODAL SOSIAL SISWA SMA DI PURWOKERTO","authors":"Umi Wuryanti, Nanang Martono, Mintarti Mintarti","doi":"10.24198/JSG.V5I1.31180","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JSG.V5I1.31180","url":null,"abstract":"Artikel ini menjelaskan hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan modal sosial siswa. Status sosial ekonomi orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu: pendidikan terakhir orang tua, penghasilan orang tua, kepemilikan harta benda, dan jenis pekerjaan orang tua. Sedangkan modal sosial yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu: jaringan atau relasi sosial, kepercayaan dan norma sosial. Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Purwokerto dengan metode kuantitatif survey . Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi tau kendall. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari angket yang telah diberikan kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara status sosial ekonomi orang tua dengan modal sosial siswa dengan nilai korelasi yang diperoleh sebesar -0.123. Nilai φ value atau nilai korelasi sebesar 0.298 menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak signifikan (karena φ value >0.05). Adapun kekuatan hubungan antarvariabel adalah lemah. Siswa yang berasal dari status sosial ekonomi tinggi justru memiliki modal sosial yang rendah dan sebaliknya siswa yang berasal dari status sosial ekonomi rendah memiliki modal sosial yang tinggi.","PeriodicalId":413684,"journal":{"name":"Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133234487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dedeh Rani Fardiawati, Oekan S. Abdullah, M. Nurdin, O. Suwartapradja
The inundation of Jatigede Dam triggered a social change to the impacted community. The loss of residential area and agricultural lands have changed the people's livelihood and slashed the family income. The husbands' efforts to find substitute jobs were hampered by age, employment opportunities, and skills. The wives play a role in maintaining family welfare to maintain family welfare by taking advantage of opportunities by their expertise, experience, and capital. Their socio-economic adaptation strategies carried out in agriculture, fishery, and non-agriculture. This research utilizes the mixing method (sequential-explanatory), the qualitative data supported by the quantitative data. Using the adaptation theory from Hardestry (1977), focusing on the adaptive strategies undertaken by the wives in their social-economic reconstructing, post-inundation, occurred changes the number of wives in the agricultural sector decreased from 28% to 6%, fishery increase to 2%, non-agriculture increased from 32% to 52% and housewives remained 20%. Determination 80 people respondents number using Slovin formula. The wives need to provide guidance and easy access to low-interest funding for these wives to build their social-economic life will be successful.
{"title":"Peran Istri Dalam Strategi Adaptasi Ekonomi Keluarga Pasca Proses Penggenangan Waduk Jatigede Di Desa Tarunajaya","authors":"Dedeh Rani Fardiawati, Oekan S. Abdullah, M. Nurdin, O. Suwartapradja","doi":"10.24198/jsg.v4i2.24987","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jsg.v4i2.24987","url":null,"abstract":"The inundation of Jatigede Dam triggered a social change to the impacted community. The loss of residential area and agricultural lands have changed the people's livelihood and slashed the family income. The husbands' efforts to find substitute jobs were hampered by age, employment opportunities, and skills. The wives play a role in maintaining family welfare to maintain family welfare by taking advantage of opportunities by their expertise, experience, and capital. Their socio-economic adaptation strategies carried out in agriculture, fishery, and non-agriculture. This research utilizes the mixing method (sequential-explanatory), the qualitative data supported by the quantitative data. Using the adaptation theory from Hardestry (1977), focusing on the adaptive strategies undertaken by the wives in their social-economic reconstructing, post-inundation, occurred changes the number of wives in the agricultural sector decreased from 28% to 6%, fishery increase to 2%, non-agriculture increased from 32% to 52% and housewives remained 20%. Determination 80 people respondents number using Slovin formula. The wives need to provide guidance and easy access to low-interest funding for these wives to build their social-economic life will be successful.","PeriodicalId":413684,"journal":{"name":"Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132087745","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini meneliti tentang ancaman keamanan nasional di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia khususnya di pulau Sebatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan beberapa teknik dalam pengambilan datanya, yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan focus group discussion. Data diperoleh dari lapangan di Perbatasan Republik Indonesia dengan Malaysia di Pulau Sebatik. Lebih spesifik penelitian dilakukan di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah dan Tawau (Malaysia). Hasil penelitian menunjukkan ada tiga ancaman ketahanan nasional yang harus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Ketiga ancaman itu ialah Ketiga ancaman itu ialah ancaman bidang pertahanan dan keamanan atau ancaman militer, ancaman ekonomi, dan ancaman ideologi. Ancaman terhadap bidang pertahanan dan keamanan mencakup tingginya penyelundupan narkotika terutama melalui jalur-jalur tikus, hal ini terjadi karena minimnya pengawasan yang disebabkan kurangnya jumlah personil keamanan (TNI dan Polri) yang bertugas di wilayah perbatasan. Ancaman terhadap ekonomi terjadi karena pemerintah belum sepenuhnya berpihak pada wilayah perbatasan di Pulau Sebatik, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat masih bergantung ke Malaysia. Ancaman berikutnya ialah ancaman ideologi berkaitan dengan ideologi, potensi lunturnya kebanggaan dan nasionalisme terhadap Indonesia di daerah perbatasan sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena tingginya desakan kebutuhan ekonomi yang mendorong para pekerja dari Indonesia untuk berbondong-bondong pindah ke Malaysia, karena secara ekonomi Malaysia lebih menggiurkan dibandingkan Indonesia sehingga banyak orang Indonesia yang berpindah warga negara menjadi warga Malaysia.
{"title":"ANCAMAN KEAMANAN NASIONAL DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA: STUDI KASUS PULAU SEBATIK DAN TAWAU (INDONESIA-MALAYSIA)","authors":"C. N. Siregar, Sutiadi Rahmansyah, Epin Saepudin","doi":"10.24198/jsg.v4i1.23933","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jsg.v4i1.23933","url":null,"abstract":"Artikel ini meneliti tentang ancaman keamanan nasional di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia khususnya di pulau Sebatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan beberapa teknik dalam pengambilan datanya, yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan focus group discussion. Data diperoleh dari lapangan di Perbatasan Republik Indonesia dengan Malaysia di Pulau Sebatik. Lebih spesifik penelitian dilakukan di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah dan Tawau (Malaysia). Hasil penelitian menunjukkan ada tiga ancaman ketahanan nasional yang harus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Ketiga ancaman itu ialah Ketiga ancaman itu ialah ancaman bidang pertahanan dan keamanan atau ancaman militer, ancaman ekonomi, dan ancaman ideologi. Ancaman terhadap bidang pertahanan dan keamanan mencakup tingginya penyelundupan narkotika terutama melalui jalur-jalur tikus, hal ini terjadi karena minimnya pengawasan yang disebabkan kurangnya jumlah personil keamanan (TNI dan Polri) yang bertugas di wilayah perbatasan. Ancaman terhadap ekonomi terjadi karena pemerintah belum sepenuhnya berpihak pada wilayah perbatasan di Pulau Sebatik, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat masih bergantung ke Malaysia. Ancaman berikutnya ialah ancaman ideologi berkaitan dengan ideologi, potensi lunturnya kebanggaan dan nasionalisme terhadap Indonesia di daerah perbatasan sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena tingginya desakan kebutuhan ekonomi yang mendorong para pekerja dari Indonesia untuk berbondong-bondong pindah ke Malaysia, karena secara ekonomi Malaysia lebih menggiurkan dibandingkan Indonesia sehingga banyak orang Indonesia yang berpindah warga negara menjadi warga Malaysia.","PeriodicalId":413684,"journal":{"name":"Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116331644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"URGENSI PENGUATAN PARTISIPASI DAN INISIATIF MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGEMBANGAN WISATA PERDESAAN","authors":"Budiman Mahmud Musthofa","doi":"10.24198/jsg.v4i1.22454","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jsg.v4i1.22454","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":413684,"journal":{"name":"Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi","volume":"51 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126353624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}