Pub Date : 2021-10-01DOI: 10.24853/AS-SYIFA.1.2.67-78
T. Permatasari, Hirfa Turrahmi, Illavina Illavina
Pandemi Covid-19 menyebabkan risiko peningakatan prevalensi stunting pada balita. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting melalui edukasi yang terus menerus. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader posyandu mengenai pesan gizi seimbang yang diberikan secara berseri melalui media sosial di wilayah Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah melalui media sosial (whatsapp group) dengan cara memberikan pesan secara berseri sesuai dengan 4 (empat) pilar gizi seimbang yang mencakup 1) konsumsi makanan beraneka ragam, 2) Perilaku Hidup Bersh dan Sehat (PHBS), 3) pemantauan berat badan, dan 4) aktivitas fisik. Pesan diberikan kepada 42 kader yang berasal dari Desa Tangkil dan Desa Pasir Buncir, masing-masing 21 orang kader untuk setiap desa yang dilakukan selama Bulan Juli-Agustus tahun 2020. Hasil edukasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan mengenai gizi seimbang terkait pencegahan terjadinya stunting pada balita dari 77,52±10,82 SD saat pre-test menjadi 82,19±9,93 SD saat posttest. Selain itu, rata-rata skor sikap juga meningkat dari 40,21±6,67 SD menjadi 44,48±5,44 SD. Kader posyandu diharapkan dapat menjadi agen perubahan perilaku pencegahan stunting melalui edukasi kepada orang tua balita untuk mencegah terjadinya stunting di masa pandemi Covid-19.---The Covid-19 pandemic causes an increased risk of stunting prevalence in children under five. One of the efforts that can be made to prevent stunting is through continuous education. The purpose of this community service activity (PKM) is to increase the knowledge and attitudes of posyandu cadres regarding the message of balanced nutrition given in series through social media in the Caringin District, Bogor Regency. The method used in this PKM activity is through social media (Whatsapp group) by giving messages in a series according to the 4 (four) pillars of balanced nutrition which includes 1) consumption of a variety of foods, 2) Behavior of Clean and Healthy Living (PHBS), 3) monitoring of body weight, 4) physical activity. Messages were given to 42 cadres from Tangkil Village and Pasir Buncir Village, every 21 cadres conducted during July-August 2020. PKM results show that there is an increase in the average knowledge score of 77.52 ± 10, 82 SD (before) became 82.19 ± 9.93 SD. In addition, the average attitude score increased from 40.21 ± 6.67 SD to 44.48 ± 5.44 SD. Posyandu cadres are expected to become agents of behavior change in preventing stunting by educating parents of toddlers to prevent stunting during the Covid-19 pandemic.
{"title":"Edukasi Gizi Seimbang bagi Kader Posyandu pada Masa Pandemi Covid-19 sebagai Pencegahan Balita Stunting di Kabupaten Bogor","authors":"T. Permatasari, Hirfa Turrahmi, Illavina Illavina","doi":"10.24853/AS-SYIFA.1.2.67-78","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.1.2.67-78","url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 menyebabkan risiko peningakatan prevalensi stunting pada balita. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting melalui edukasi yang terus menerus. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader posyandu mengenai pesan gizi seimbang yang diberikan secara berseri melalui media sosial di wilayah Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah melalui media sosial (whatsapp group) dengan cara memberikan pesan secara berseri sesuai dengan 4 (empat) pilar gizi seimbang yang mencakup 1) konsumsi makanan beraneka ragam, 2) Perilaku Hidup Bersh dan Sehat (PHBS), 3) pemantauan berat badan, dan 4) aktivitas fisik. Pesan diberikan kepada 42 kader yang berasal dari Desa Tangkil dan Desa Pasir Buncir, masing-masing 21 orang kader untuk setiap desa yang dilakukan selama Bulan Juli-Agustus tahun 2020. Hasil edukasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan mengenai gizi seimbang terkait pencegahan terjadinya stunting pada balita dari 77,52±10,82 SD saat pre-test menjadi 82,19±9,93 SD saat posttest. Selain itu, rata-rata skor sikap juga meningkat dari 40,21±6,67 SD menjadi 44,48±5,44 SD. Kader posyandu diharapkan dapat menjadi agen perubahan perilaku pencegahan stunting melalui edukasi kepada orang tua balita untuk mencegah terjadinya stunting di masa pandemi Covid-19.---The Covid-19 pandemic causes an increased risk of stunting prevalence in children under five. One of the efforts that can be made to prevent stunting is through continuous education. The purpose of this community service activity (PKM) is to increase the knowledge and attitudes of posyandu cadres regarding the message of balanced nutrition given in series through social media in the Caringin District, Bogor Regency. The method used in this PKM activity is through social media (Whatsapp group) by giving messages in a series according to the 4 (four) pillars of balanced nutrition which includes 1) consumption of a variety of foods, 2) Behavior of Clean and Healthy Living (PHBS), 3) monitoring of body weight, 4) physical activity. Messages were given to 42 cadres from Tangkil Village and Pasir Buncir Village, every 21 cadres conducted during July-August 2020. PKM results show that there is an increase in the average knowledge score of 77.52 ± 10, 82 SD (before) became 82.19 ± 9.93 SD. In addition, the average attitude score increased from 40.21 ± 6.67 SD to 44.48 ± 5.44 SD. Posyandu cadres are expected to become agents of behavior change in preventing stunting by educating parents of toddlers to prevent stunting during the Covid-19 pandemic.","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128475576","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-25DOI: 10.24853/AS-SYIFA.2.1.7-14
Marsiana Wibowo, Yokas Siswanto, A. Pamungkas, Gilang Andru Fiirmansyah
Penggunaan tembakau masih menjadi permasalahan kesehatan pelik di dunia. Perokok dewasa menyampaikan mereka memulai kebiasaannya semenjak remaja. Situasi pandemi COVID-19 menuntut kewaspadaan lebih termasuk meningkatkan imunitasnya agar tidak terinfeksi. Kebiasaan merokok meningkatkan risiko seseorang terpapar COVID-19 dan meningkatkan risiko keparahan penyakit akibat COVID-19. Tujuan dari pengabdian ini adalah meningkatkan pemahaman remaja tas risiko merokok dalam memperparah penyakit COVID-19 dan pemahaman dalam menyiapkan diri dan keluarga bebas asap rokok. Metode yang digunakan adalah blended learning untuk meningkatkan accessibility sasaran dalam menerima informasi di masa pandemi ini. Metode ceramah dan diskusi dilakukan melalui pertemuan langsung, zoom meeting, dan whatsapp. Pelaksana kegiatan bersama tim dari mahasiswa melaksanakan kegiatan kepada sasaran, yaitu remaja di Desa Turtomulyo, Kretek, Bantul.Hasil kegiatan menunjukkan adanya perubahan pemahaman remaja tentang bahanya merokok, namun belum ada keyakinan bahwa COVID-19 akan meningkatkan risiko remaja terinfeksi virus dan memperparah penyakitnya. Remaja juga belum siap menerapak rumah bebas asap rokok di lingkungan tempat tinggal mereka. Kegiatan edukasi remaja tentang bahaya merokok perlu dilakukan secara berkesinambungan. Diperukan peran aktif tokoh masyarakat setempat berkerja sama dengan Puskesmas dalam menggiatkan program remaja bebas asap rokok dan organisasi kemasyarakat yang membina keterampilan hidup sehat remaja.---Tobacco use is still a complex health problem in the world. Adult smokers say they started the habit as a teenager. The COVID-19 pandemic situation demands more vigilance, including increasing immunity so as not to become infected. Smoking habits increase a person's risk of being exposed to COVID-19 and increase the risk of disease severity due to COVID-19. This service aims to increase teenagers' understanding of the risk of smoking in exacerbating the COVID-19 disease and understanding in preparing themselves and their families to be smoke-free. The method used is blended learning to increase target accessibility in receiving information during this pandemic. The lecture and discussion method are carried out through in-person meetings, zoom meetings, and what apps. Implementing activities with a team of students carried out activities to the target, namely youth in Turtomulyo Village, Kretek, Bantul. The results of the activity showed a change in teenagers' understanding of the dangers of smoking, but there was no belief that COVID-19 would increase the risk of adolescents being infected with the virus and worsening the disease. Teens are also not ready to accept smoke-free homes in their neighbourhoods. Adolescent education activities about the dangers of smoking need to be carried out continuously. There is a need for the active role of local community leaders in collaboration with the Puskesmas in activating the smoke-free youth program and community orga
{"title":"Edukasi Remaja Bebas Asap Rokok Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 di Bantul","authors":"Marsiana Wibowo, Yokas Siswanto, A. Pamungkas, Gilang Andru Fiirmansyah","doi":"10.24853/AS-SYIFA.2.1.7-14","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.2.1.7-14","url":null,"abstract":"Penggunaan tembakau masih menjadi permasalahan kesehatan pelik di dunia. Perokok dewasa menyampaikan mereka memulai kebiasaannya semenjak remaja. Situasi pandemi COVID-19 menuntut kewaspadaan lebih termasuk meningkatkan imunitasnya agar tidak terinfeksi. Kebiasaan merokok meningkatkan risiko seseorang terpapar COVID-19 dan meningkatkan risiko keparahan penyakit akibat COVID-19. Tujuan dari pengabdian ini adalah meningkatkan pemahaman remaja tas risiko merokok dalam memperparah penyakit COVID-19 dan pemahaman dalam menyiapkan diri dan keluarga bebas asap rokok. Metode yang digunakan adalah blended learning untuk meningkatkan accessibility sasaran dalam menerima informasi di masa pandemi ini. Metode ceramah dan diskusi dilakukan melalui pertemuan langsung, zoom meeting, dan whatsapp. Pelaksana kegiatan bersama tim dari mahasiswa melaksanakan kegiatan kepada sasaran, yaitu remaja di Desa Turtomulyo, Kretek, Bantul.Hasil kegiatan menunjukkan adanya perubahan pemahaman remaja tentang bahanya merokok, namun belum ada keyakinan bahwa COVID-19 akan meningkatkan risiko remaja terinfeksi virus dan memperparah penyakitnya. Remaja juga belum siap menerapak rumah bebas asap rokok di lingkungan tempat tinggal mereka. Kegiatan edukasi remaja tentang bahaya merokok perlu dilakukan secara berkesinambungan. Diperukan peran aktif tokoh masyarakat setempat berkerja sama dengan Puskesmas dalam menggiatkan program remaja bebas asap rokok dan organisasi kemasyarakat yang membina keterampilan hidup sehat remaja.---Tobacco use is still a complex health problem in the world. Adult smokers say they started the habit as a teenager. The COVID-19 pandemic situation demands more vigilance, including increasing immunity so as not to become infected. Smoking habits increase a person's risk of being exposed to COVID-19 and increase the risk of disease severity due to COVID-19. This service aims to increase teenagers' understanding of the risk of smoking in exacerbating the COVID-19 disease and understanding in preparing themselves and their families to be smoke-free. The method used is blended learning to increase target accessibility in receiving information during this pandemic. The lecture and discussion method are carried out through in-person meetings, zoom meetings, and what apps. Implementing activities with a team of students carried out activities to the target, namely youth in Turtomulyo Village, Kretek, Bantul. The results of the activity showed a change in teenagers' understanding of the dangers of smoking, but there was no belief that COVID-19 would increase the risk of adolescents being infected with the virus and worsening the disease. Teens are also not ready to accept smoke-free homes in their neighbourhoods. Adolescent education activities about the dangers of smoking need to be carried out continuously. There is a need for the active role of local community leaders in collaboration with the Puskesmas in activating the smoke-free youth program and community orga","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"117 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116818058","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-25DOI: 10.24853/AS-SYIFA.2.1.69-76
Dian Istiana, D. Purqoti, Fitri Romadhonika, Mita Pusparini
Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup tinggi di dunia tidak hanya ditemukan pada Negara maju tapi dijumpai juga pada negara- negara berkembang. Ketika tensi berada pada angka diatas 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan di atas angka 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik maka kondisi inilah disebut hipetensi. Hipertensi banyak dijumpai pada lansia, beberapa faktor yang melatarbelakangi lansia mengidap hipertensi antara lain faktor kepekaan terhadap kadar garam, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, pola makan, kebiasaan merokok, stress emosi, kegemukan dan lain-lain. Adapun tata laksana pengendalian tekanan darah tinggi ada dua jenis yaitu pengebotan medis dengan obat-obatan dan pengendalian tanpa obat atau teknik relaksasi yang bertujuan untuk merelaks kan otot-otot dan organ sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pengenalan cara pengendalian tekanan darah berupa pelaksanaan terapi shalat dhuha. Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan mitra pada pelaksanaan pengabdian ini. Metode yang dikukan dalam kegiatan pengabdian ini dengan pelaksanaan terapi shalat dhuha selama 7 hari berturut-turut sebanyak 4 rokaat setiap harinya. Hasil dari kegiatan pengabdian ini didapatkan penurunan tekanan darah setelah dilakukannya terapi shalat dhuha. Setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian ini diharapkan terapi shalat dhuha tetap dilaksanakan secara rutin untuk mengendalikan tekanan darah agar tetap stabil.---Hypertension has become a fairly high health problem in the world not only found in developed countries but also in developing countries. When tension is above 140 mmHg for systolic blood pressure and above 90 mmHg for diastolic blood pressure then this condition is called hipetension. Hypertension is found in the elderly, several factors behind the elderly have hypertension, among others, factors of sensitivity to salt levels, vascular reactivity to vasoconstrictor, diet, smoking habits, emotional stress, obesity and others. As for the procedure of controlling high blood pressure there are two types of medical sabotage with drugs and control without drugs or relaxation techniques aimed at relaxing the muscles and organs so as to lower blood pressure. The purpose of this devotional activity is the introduction of a way of controlling blood pressure in the form of the implementation of dhuha prayer therapy. Tresna Werdha Social Home in West Nusa Tenggara Province is a partner in the implementation of this service. The method carried out in this devotional activity with the implementation of dhuha prayer therapy for 7 consecutive days as many as 4 rokaat every day. The result of this devotional activity was obtained a decrease in blood pressure after the dhuha prayer therapy. After the implementation of this devotional activity, it is expected that dhuha prayer therapy will still be carried out regularly to control blood pressure in order to remain stable.
高血压在世界上已经成为一个严重的健康问题,不仅存在于发达国家,而且存在于发展中国家。当张力高于140 mmHg到收缩压,超过90 mmHg到舒张压,这就是所谓的上位状态。高血压在老年人中很常见,其中一些因素是高血压患者的敏感性、血管收缩、饮食、吸烟习惯、情绪压力、肥胖等等。至于高血压疗法,有两种类型的药物稀释和控制,没有药物或放松技术,旨在放松肌肉和器官,从而降低血压。这种奉献活动的目的是介绍如何控制血压以实施dhuha祈祷疗法。东努萨省Tresna Werdha慈善机构是实施这一奉献的合作伙伴。这种奉献活动的方法与每天进行4个rokaat连续7天的dhuha祈祷疗法有关。这种奉献活动的结果是在dhuha祈祷疗法之后降低了血压。在完成这一奉献活动后,预计dhuha祈祷疗法将继续定期进行,以控制血压以保持稳定。-高血压已成为世界上一个高度健康的问题,不仅在发展中,而且还在发展中。当tension超过140 mmHg的血液压通量和90 mmHg的舒张压时,这种情况叫做hipetension。肥胖症发现在elderly, several factors在elderly后面有高血压、扁桃体、对盐基质敏感的血管反应、血管反应、饮食、吸烟、蜜蜂、情感压力、肥胖和其他事物。美国控制高血压力的过程中,有两种类型的药物破坏和控制这种奉献活动的目的是在dhuha祈祷疗法的实施形式中控制血液压力的一种方式的介绍。Tresna Werdha西努萨东南部省份的社会之家是这一服务的执行伙伴。在这种虔诚的活动中,治疗方法的实施和每天7个持续的治疗一样多。这种虔诚活动的结果是在dhuha祈祷疗法之后,血液压力中加入了一种衍生物。在实施这种虔诚活动后,预计dhuha prayer的祈祷疗法将定期被遏制,以保持血液压力。
{"title":"Upaya Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia Melalui Terapi Shalat Dhuha","authors":"Dian Istiana, D. Purqoti, Fitri Romadhonika, Mita Pusparini","doi":"10.24853/AS-SYIFA.2.1.69-76","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.2.1.69-76","url":null,"abstract":"Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup tinggi di dunia tidak hanya ditemukan pada Negara maju tapi dijumpai juga pada negara- negara berkembang. Ketika tensi berada pada angka diatas 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan di atas angka 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik maka kondisi inilah disebut hipetensi. Hipertensi banyak dijumpai pada lansia, beberapa faktor yang melatarbelakangi lansia mengidap hipertensi antara lain faktor kepekaan terhadap kadar garam, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, pola makan, kebiasaan merokok, stress emosi, kegemukan dan lain-lain. Adapun tata laksana pengendalian tekanan darah tinggi ada dua jenis yaitu pengebotan medis dengan obat-obatan dan pengendalian tanpa obat atau teknik relaksasi yang bertujuan untuk merelaks kan otot-otot dan organ sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pengenalan cara pengendalian tekanan darah berupa pelaksanaan terapi shalat dhuha. Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan mitra pada pelaksanaan pengabdian ini. Metode yang dikukan dalam kegiatan pengabdian ini dengan pelaksanaan terapi shalat dhuha selama 7 hari berturut-turut sebanyak 4 rokaat setiap harinya. Hasil dari kegiatan pengabdian ini didapatkan penurunan tekanan darah setelah dilakukannya terapi shalat dhuha. Setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian ini diharapkan terapi shalat dhuha tetap dilaksanakan secara rutin untuk mengendalikan tekanan darah agar tetap stabil.---Hypertension has become a fairly high health problem in the world not only found in developed countries but also in developing countries. When tension is above 140 mmHg for systolic blood pressure and above 90 mmHg for diastolic blood pressure then this condition is called hipetension. Hypertension is found in the elderly, several factors behind the elderly have hypertension, among others, factors of sensitivity to salt levels, vascular reactivity to vasoconstrictor, diet, smoking habits, emotional stress, obesity and others. As for the procedure of controlling high blood pressure there are two types of medical sabotage with drugs and control without drugs or relaxation techniques aimed at relaxing the muscles and organs so as to lower blood pressure. The purpose of this devotional activity is the introduction of a way of controlling blood pressure in the form of the implementation of dhuha prayer therapy. Tresna Werdha Social Home in West Nusa Tenggara Province is a partner in the implementation of this service. The method carried out in this devotional activity with the implementation of dhuha prayer therapy for 7 consecutive days as many as 4 rokaat every day. The result of this devotional activity was obtained a decrease in blood pressure after the dhuha prayer therapy. After the implementation of this devotional activity, it is expected that dhuha prayer therapy will still be carried out regularly to control blood pressure in order to remain stable.","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128226473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-25DOI: 10.24853/AS-SYIFA.2.1.23-30
Naris Dyah Prasetyawati, Sigid Sudaryanto, Sri Puji Ganefati
Kejadian Demam Berdarah Dengue sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan, yaitu tersedianya tempat berkembangbiak (breeding place) vektor nyamuk Aedes aegypti. Sampah yang paling berbahaya adalah sampah anorganik, hal ini dikarenakan sampah jenis ini sulit diurai oleh bakteri atau dekomposer. Salah satu sampah anorganik yang membutuhkan penanganan khusus dalam mengelola dan mengolahnya adalah sampah plastik. Sifat dari sampah plastik adalah tidak mudah diurai, proses pengelolaannya menimbulkan toksik dan bersifat karsinogenik serta membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai secara alamiah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara mengelola sampah plastik rumah tangga yang dihasilkan kepada anak-anak anggota Tanggap Bocah melalui kader pendamping Tanggap Bocah di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Sleman dilakukan di wilayah Desa Trimulyo yang merupakan bagian dari wilayah kerjanya. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan sukses. Pengetahuan peserta semakin bertambah dengan diberikannya materi penyuluhan ini, hal ini dibuktikan dengan sesi diskusi pada akhir kegiatan dengan memberikan pertanyaan pemicu peserta mampu menjelaskan untuk materi intinya. Kelanjutan pembinaan dan pemantauan terhadap kader dan anggota tanggap bocah diserahkan kepada pihak Puskesmas. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah kader pendamping melakukan pelatihan dan penyampaian infromasi kepada anggota Tanggap Bocah di wilayahnya masing-masing.---The incidence of Dengue Hemorrhagic Fever is closely related to environmental factors, namely the availability of breeding grounds for the Aedes aegypti mosquito vector. The most dangerous waste is inorganic waste, this is caused by the type of waste that is difficult to decompose or decompose. One of the inorganic waste that requires special handling in managing and processing is plastic waste. The nature of plastic waste is that it is not easy to decompose, the management process is toxic and carcinogenic and takes a very long time to decompose naturally. This activity aims to increase knowledge about how to manage household plastic waste generated for the children of Tanggap Bocah members through the assistant cadres of Tanggap Bocah in Sleman District, Sleman Regency, Yogyakarta. Community service activities at the Sleman Health Center are carried out in the Trimulyo Village area which is part of its working area. The activity went smoothly and successfully. The knowledge of the participants was increased by the provision of this counseling material, this was evidenced by the discussion session at the end of the activity by asking questions that triggered the participants to be able to explain the material. Continuing coaching and monitoring of cadres and responsive members are left to the Puskesmas. The follow-up to this activity is for the companion cadres to conduct training and deliver information to the members of Respond
{"title":"Memilah Memilih dan Mengolah Sampah Rumah Tangga [Organik-An Organik : Palstik, Logam, Kertas] Bersama Kader Pendamping Tanggap Bocah di Kecamatan Sleman","authors":"Naris Dyah Prasetyawati, Sigid Sudaryanto, Sri Puji Ganefati","doi":"10.24853/AS-SYIFA.2.1.23-30","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.2.1.23-30","url":null,"abstract":"Kejadian Demam Berdarah Dengue sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan, yaitu tersedianya tempat berkembangbiak (breeding place) vektor nyamuk Aedes aegypti. Sampah yang paling berbahaya adalah sampah anorganik, hal ini dikarenakan sampah jenis ini sulit diurai oleh bakteri atau dekomposer. Salah satu sampah anorganik yang membutuhkan penanganan khusus dalam mengelola dan mengolahnya adalah sampah plastik. Sifat dari sampah plastik adalah tidak mudah diurai, proses pengelolaannya menimbulkan toksik dan bersifat karsinogenik serta membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai secara alamiah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara mengelola sampah plastik rumah tangga yang dihasilkan kepada anak-anak anggota Tanggap Bocah melalui kader pendamping Tanggap Bocah di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Sleman dilakukan di wilayah Desa Trimulyo yang merupakan bagian dari wilayah kerjanya. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan sukses. Pengetahuan peserta semakin bertambah dengan diberikannya materi penyuluhan ini, hal ini dibuktikan dengan sesi diskusi pada akhir kegiatan dengan memberikan pertanyaan pemicu peserta mampu menjelaskan untuk materi intinya. Kelanjutan pembinaan dan pemantauan terhadap kader dan anggota tanggap bocah diserahkan kepada pihak Puskesmas. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah kader pendamping melakukan pelatihan dan penyampaian infromasi kepada anggota Tanggap Bocah di wilayahnya masing-masing.---The incidence of Dengue Hemorrhagic Fever is closely related to environmental factors, namely the availability of breeding grounds for the Aedes aegypti mosquito vector. The most dangerous waste is inorganic waste, this is caused by the type of waste that is difficult to decompose or decompose. One of the inorganic waste that requires special handling in managing and processing is plastic waste. The nature of plastic waste is that it is not easy to decompose, the management process is toxic and carcinogenic and takes a very long time to decompose naturally. This activity aims to increase knowledge about how to manage household plastic waste generated for the children of Tanggap Bocah members through the assistant cadres of Tanggap Bocah in Sleman District, Sleman Regency, Yogyakarta. Community service activities at the Sleman Health Center are carried out in the Trimulyo Village area which is part of its working area. The activity went smoothly and successfully. The knowledge of the participants was increased by the provision of this counseling material, this was evidenced by the discussion session at the end of the activity by asking questions that triggered the participants to be able to explain the material. Continuing coaching and monitoring of cadres and responsive members are left to the Puskesmas. The follow-up to this activity is for the companion cadres to conduct training and deliver information to the members of Respond","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"293 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132513305","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Personal hygiene merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit menular. Beberapa penyakit menular terjadi pada siswa pesantren seperti scabies, diare, dan Hepatitis A. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melaksanakan penyuluhan personal hygiene yang menjadi faktor risiko penyakit menular pada siswa di Pondok Pesantren Sabilunnajat, Ciamis, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah ceramah. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2020. Sebelum penyuluhan dilakukan pengukuran gambaran perilaku personal hygiene siswa. Pengabdian masyarakat ini mendapatkan dukungan penuh dari pengurus yayasan dan tingkat partisipasi siswa yang sangat tinggi dan diikuti oleh seluruh siswa pesantren sebanyak 204 orang siswa. Pengumpulan informasi perilaku personal hygiene siswa pesantren menunjukkan bahwa siswa pesantren yang melaksanakan personal hygiene baik sebanyak 52,9%, dan masih banyak siswa pesantren dengan perilaku personal hygiene yang kurang baik sebanyak 47,1%.
{"title":"Penyuluhan Personal Hygiene Untuk Faktor Risiko Penyakit Menular Pada Siswa Pesantren Sabilunnajat Ciamis Jawa Barat","authors":"Munaya Fauziah, Andriyani Asmuni, Ernyasih Ernyasih, Pawit Aryani","doi":"10.24853/AS-SYIFA.2.1.55-68","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.2.1.55-68","url":null,"abstract":"Personal hygiene merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit menular. Beberapa penyakit menular terjadi pada siswa pesantren seperti scabies, diare, dan Hepatitis A. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melaksanakan penyuluhan personal hygiene yang menjadi faktor risiko penyakit menular pada siswa di Pondok Pesantren Sabilunnajat, Ciamis, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah ceramah. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2020. Sebelum penyuluhan dilakukan pengukuran gambaran perilaku personal hygiene siswa. Pengabdian masyarakat ini mendapatkan dukungan penuh dari pengurus yayasan dan tingkat partisipasi siswa yang sangat tinggi dan diikuti oleh seluruh siswa pesantren sebanyak 204 orang siswa. Pengumpulan informasi perilaku personal hygiene siswa pesantren menunjukkan bahwa siswa pesantren yang melaksanakan personal hygiene baik sebanyak 52,9%, dan masih banyak siswa pesantren dengan perilaku personal hygiene yang kurang baik sebanyak 47,1%.","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116430559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-25DOI: 10.24853/AS-SYIFA.2.1.31-36
R. Amalia, Enik Suhariyanti, Muta Aliva
Upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di Lingkungan Bandung, Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, dengan memanfaatkan tanaman tradisional sebagai pengobatan alami, masyarakat diajarkan untuk menanam TOGA di lahan atau pekarangan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menanam TOGA di lahan atau pekarangan rumah. Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan. Hasil dari kegiatan ini pengetahuan dan kesadaran mengenai pentingnya menanam TOGA meningkat. Saran bagi masyarakat di Lingkungan Bandung untuk memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat menanam TOGA, meningkatkan pengetahuan manfaat TOGA sebagai pengobatan alami dan membudidayakan untuk menambahkan penghasilan warga. Selain itu, TOGA juga dapat dijadikan sebagai salah satu pengobatan tradisional untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Lingkungan Bandung, sehingga warganya tidak ketergantungan terhadap penggunaan obat-obatan medis.---Efforts to improve public health in the Bandung environment, Sumberrejo Village, Mertoyudan District, Magelang Regency, by utilizing traditional plants as natural remedies, the community is taught to plant TOGA on land or yards. The purpose of this activity is to increase public awareness and understanding of the importance of planting TOGA in the land or yard of the house. The method in implementing this activity begins with socialization, training and mentoring. As a result of this activity, knowledge and awareness about the importance of planting TOGA increased. Suggestions for people in the Bandung environment to use vacant land as a place to plant TOGA, increase knowledge of the benefits of TOGA as a natural treatment and cultivate it to increase residents' income. In addition, TOGA can also be used as a traditional medicine to improve public health in the Bandung environment, so that its citizens are not dependent on the use of medical drugs.
为了促进万隆地区的公共卫生,马孔省的产区Mertoyudan区,利用传统植物作为天然药物,教会社区在室内或院内种植长袍。这项活动的目的是提高人们对在当地或后院种植长袍的重要性的认识和理解。开展活动的方法从社会化、培训和辅导开始。这种活动的结果是对种植长袍的重要性的认识和认识有所增加。它建议万隆社区利用空地种植长袍,增加作为一种天然药物的好处和种植来增加公民收入。此外,长袍还可以作为促进万隆环境公共卫生的传统医学之一,使其公民不依赖医疗。-努力在万隆环境中促进公共卫生,来源rejo Village, Mertoyudan District, mabrayudan Regency,利用传统的自然养生植物,社区教植物到花园或公园。这个活动的目的是增加公众对在室内或院子里种植长袍的重要性。实施这种活动的方法始于社会、培训和指导。例如,这种活动、知识和对增加长袍的重要性的认识。建议在万隆环境中使用地球作为一个装束的地方,增加长袍的内层知识,作为增加其耐久性的增加负担。此外,长袍还可以作为一种传统药物在万隆环境中促进公共卫生,所以公民不会依赖于医学毒品的使用。
{"title":"PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI SOSIALISASI PENGGUNAAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI LINGKUNGAN BANDUNG","authors":"R. Amalia, Enik Suhariyanti, Muta Aliva","doi":"10.24853/AS-SYIFA.2.1.31-36","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.2.1.31-36","url":null,"abstract":"Upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di Lingkungan Bandung, Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, dengan memanfaatkan tanaman tradisional sebagai pengobatan alami, masyarakat diajarkan untuk menanam TOGA di lahan atau pekarangan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menanam TOGA di lahan atau pekarangan rumah. Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan. Hasil dari kegiatan ini pengetahuan dan kesadaran mengenai pentingnya menanam TOGA meningkat. Saran bagi masyarakat di Lingkungan Bandung untuk memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat menanam TOGA, meningkatkan pengetahuan manfaat TOGA sebagai pengobatan alami dan membudidayakan untuk menambahkan penghasilan warga. Selain itu, TOGA juga dapat dijadikan sebagai salah satu pengobatan tradisional untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Lingkungan Bandung, sehingga warganya tidak ketergantungan terhadap penggunaan obat-obatan medis.---Efforts to improve public health in the Bandung environment, Sumberrejo Village, Mertoyudan District, Magelang Regency, by utilizing traditional plants as natural remedies, the community is taught to plant TOGA on land or yards. The purpose of this activity is to increase public awareness and understanding of the importance of planting TOGA in the land or yard of the house. The method in implementing this activity begins with socialization, training and mentoring. As a result of this activity, knowledge and awareness about the importance of planting TOGA increased. Suggestions for people in the Bandung environment to use vacant land as a place to plant TOGA, increase knowledge of the benefits of TOGA as a natural treatment and cultivate it to increase residents' income. In addition, TOGA can also be used as a traditional medicine to improve public health in the Bandung environment, so that its citizens are not dependent on the use of medical drugs.","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132682470","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-25DOI: 10.24853/AS-SYIFA.2.1.37-42
Fini Fajrini, Ade Akhmad Bukhori, Adzhani Khanza Ramadhani, Farah Nadya, Hani Nur Syarifah, Isna Rahma Indah Sari, Maulida Fitria
Di Indonesia pemberantasan penyakit tuberkulosis telah dimulai sejak tahun 1950 dan sesuai rekomendasi WHO sejak tahun 1986 regimen pengobatan yang semula 12 bulan diganti dengan pengobatan selama 6-9 bulan. Pemerintah sudah sangat serius memperhatikan masalah TBC, dengan memberikan bantuan berupa pemberian obat TBC secara gratis. Namun faktanya, efektifitas pengobatan yang dilakukan oleh penderita TBC masih rendah. Tingkat kesembuhan penderita tuberkulosis adalah sebesar 85,30%, dengan tingkat kesukaan buah sebanyak 84%. Namun intensitas responden dalam mengkonsumsi buah hanya sebesar 68% dan tingkat konsumsi buah hanya sebesar 65,30%, serta tingkat keteraturan konsumsi buah saat menderita tuberkulosis hanya sebesar 67,30%. Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa, masyarakat sepakat untuk memilih TBC untuk menjadi acuan intervensi program. Pengabdian Masyarakat yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan ini mengangkat tema “Ayo Konsumsi Buah dan Sayur untuk Putus Tali Penularan TBC.” Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Februari 2020 di Mushola AR-Rahman RT 04 RW 003. Dihadiri oleh 30 orang terdiri dari lapisan masyarakat dari RW 003 Kelurahan Benda Baru. Berdasarkan hasil perhitungan pre-test dan post-test, didapatkan bahwa ada peningkatan pengetahuan masyarakat terkait manfaat buah dan sayur untuk penyakit Tuberkolosis antara sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Disarankan agar kebiasaan maka buah dan sayur bisa menjadi kebiasaan di tengan masyarakat.---In Indonesia the eradication of tuberculosis has been started since 1950 and according to WHO recommendations since 1986 the treatment regimen that was originally 12 months replaced with treatment for 6-9 months. The government has been very serious about paying attention to the TBC problem, by providing assistance in the form of giving free TBC medicines. But in fact, the effectiveness of treatment carried out by people with TBC is still low. It was found that the cure rate of tuberculosis patients was 85.30%, with a fruit preference rate of 84%. But the intensity of respondents in consuming fruit was only 68% and the level of fruit consumption was only 65.30%, and the level of regularity of fruit consumption when suffering from tuberculosis was only 67.30%. Based on the results of the Village Community Conference, the community agreed to choose TBC as a reference for program intervention. Community Service is carried out in the form of counseling with the theme "Let's Eat Fruits and Vegetables to Break the Rope of TBC Transmission." This health education was held on Saturday, February 15, 2020 at Mushola AR-Rahman RT 04 RW 003. Attended by 30 people consisting of people from RW 003 Benda Baru Village. Based on the results of the pre-test and post-test calculations, it was found that there was an increase in community knowledge related to the benefits of fruits and vegetables for tuberculosis between before and after counseling. It is suggested that the habbit of fr
在印度尼西亚,结核病根除始于1950年,根据世界卫生组织1986年的建议,最初12个月的治疗计划被替换为6-9个月的治疗。政府一直密切关注结核病问题,通过免费提供结核病药物。但事实上,结核病患者治疗的有效性仍然很低。结核病患者的患病率为85.30%,水果的患病率为84%。但受影响的水果摄入量只有68%,水果摄入量只有65.30%,结核病患者的平均摄入量只有67.30%。根据村民的深思熟虑,公众同意选择结核病作为项目干预措施。以教育形式进行的社区奉献提出了“让我们用水果和蔬菜来打破结核病纽带”的主题。这些健康咨询于2020年2月15日星期六在mushoar - rahman RT 04 RW 003举行。30位来自RW 003社区的新成员参加了会议。根据前期和后期的计算,人们发现在接受治疗前和治疗后对结核病的水果和蔬菜的好处有所增加。有人建议,水果和蔬菜的习俗可以成为当今社会的习惯。在印度尼西亚,结核病的根除早在1950年就开始了,也就是1986年以来向谁提出的治疗方案方案,最初的12个月的治疗时间是6-9个月。政府对对结核病问题的关注一直是非常认真的。但事实上,人们担心的治疗效果仍然很低。我们发现结核病的治疗率是84%,而且还可以收取84%的果实价格。但只有68%的消化道,只有65.30%的含量,而而肺结核感染时,受影响的水果摄入量只有66.30%。基于村社区会议的结果,社区同意选择结核病作为干预计划的参考。社区服务正在与这样的主题相关联:“让我们吃水果和蔬菜,打破结核病运输。”这所健康教育于2020年2月15日星期六举行。Attended由30人consisting of people from RW 003村的新东西。改编自《pre-test results和post-test calculations,是在社区找到了那有一个增加知识为结核病相关benefits of照》和蔬菜之间之前和之后的咨询。习惯》是suggested that水果和vagetables可以成为一个习惯》《人。
{"title":"Penyuluhan Kesehatan Konsumsi Buah dan Sayur di Rw 003 Kelurahan Benda Baru Pamulang Sebagai Upaya Pencegahan Tuberkolosis","authors":"Fini Fajrini, Ade Akhmad Bukhori, Adzhani Khanza Ramadhani, Farah Nadya, Hani Nur Syarifah, Isna Rahma Indah Sari, Maulida Fitria","doi":"10.24853/AS-SYIFA.2.1.37-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.2.1.37-42","url":null,"abstract":"Di Indonesia pemberantasan penyakit tuberkulosis telah dimulai sejak tahun 1950 dan sesuai rekomendasi WHO sejak tahun 1986 regimen pengobatan yang semula 12 bulan diganti dengan pengobatan selama 6-9 bulan. Pemerintah sudah sangat serius memperhatikan masalah TBC, dengan memberikan bantuan berupa pemberian obat TBC secara gratis. Namun faktanya, efektifitas pengobatan yang dilakukan oleh penderita TBC masih rendah. Tingkat kesembuhan penderita tuberkulosis adalah sebesar 85,30%, dengan tingkat kesukaan buah sebanyak 84%. Namun intensitas responden dalam mengkonsumsi buah hanya sebesar 68% dan tingkat konsumsi buah hanya sebesar 65,30%, serta tingkat keteraturan konsumsi buah saat menderita tuberkulosis hanya sebesar 67,30%. Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa, masyarakat sepakat untuk memilih TBC untuk menjadi acuan intervensi program. Pengabdian Masyarakat yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan ini mengangkat tema “Ayo Konsumsi Buah dan Sayur untuk Putus Tali Penularan TBC.” Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Februari 2020 di Mushola AR-Rahman RT 04 RW 003. Dihadiri oleh 30 orang terdiri dari lapisan masyarakat dari RW 003 Kelurahan Benda Baru. Berdasarkan hasil perhitungan pre-test dan post-test, didapatkan bahwa ada peningkatan pengetahuan masyarakat terkait manfaat buah dan sayur untuk penyakit Tuberkolosis antara sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Disarankan agar kebiasaan maka buah dan sayur bisa menjadi kebiasaan di tengan masyarakat.---In Indonesia the eradication of tuberculosis has been started since 1950 and according to WHO recommendations since 1986 the treatment regimen that was originally 12 months replaced with treatment for 6-9 months. The government has been very serious about paying attention to the TBC problem, by providing assistance in the form of giving free TBC medicines. But in fact, the effectiveness of treatment carried out by people with TBC is still low. It was found that the cure rate of tuberculosis patients was 85.30%, with a fruit preference rate of 84%. But the intensity of respondents in consuming fruit was only 68% and the level of fruit consumption was only 65.30%, and the level of regularity of fruit consumption when suffering from tuberculosis was only 67.30%. Based on the results of the Village Community Conference, the community agreed to choose TBC as a reference for program intervention. Community Service is carried out in the form of counseling with the theme \"Let's Eat Fruits and Vegetables to Break the Rope of TBC Transmission.\" This health education was held on Saturday, February 15, 2020 at Mushola AR-Rahman RT 04 RW 003. Attended by 30 people consisting of people from RW 003 Benda Baru Village. Based on the results of the pre-test and post-test calculations, it was found that there was an increase in community knowledge related to the benefits of fruits and vegetables for tuberculosis between before and after counseling. It is suggested that the habbit of fr","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114322277","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-25DOI: 10.24853/assyifa.2.1.77-81
Ratna Yuliawati
ABSTRAKPenyakit pernapasan baru yang disebut Corona virus Disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh virus (SARS-Cov-2) yang merupakan bagian dari keluarga besar virus yang disebut corona virus. Tanda-tanda umum infeksi termasuk gejala pernapasan, batuk, demam, sesak napas, dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Rekomendasi standard untuk mencegah penyebaran infeksi diantaranya mencucitangan secara teratur, memakai masker, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin. Hindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukan gejala penyaki tpernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, untuk mencegah penyebaran COVID-19 akibat droplet yang menempel pada permukaan perlu dilakukan desinfeksi lingkungan.Sekolah dasar Al Firdaus (SD) merupakan sarana umum dimana tempa tsiswa menuntut ilmu dan merupakan salah satu sekolahan milik swasta dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Lingkungan ini terdiri dari beberapa gedung, yaitu gedung kelas satu sampai kelas enam, ruang guru, ruang Unit Kesehatan Sekolah, kantin, toilet, ruang konseling, pos satpam keamana ndan masjid. Dimana semuanya terdir idari tiga lantai dengan jumlah ruangan yang ada sebanyak 20 ruang.
{"title":"UPAYA PEMUTUSAN RANTAI PENULARAN COVID-19 DENGANMELAKUKAN PENYEMPROTAN DISINFEKTAN DI SD AL-FIRDAUS SAMARINDA","authors":"Ratna Yuliawati","doi":"10.24853/assyifa.2.1.77-81","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/assyifa.2.1.77-81","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenyakit pernapasan baru yang disebut Corona virus Disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh virus (SARS-Cov-2) yang merupakan bagian dari keluarga besar virus yang disebut corona virus. Tanda-tanda umum infeksi termasuk gejala pernapasan, batuk, demam, sesak napas, dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Rekomendasi standard untuk mencegah penyebaran infeksi diantaranya mencucitangan secara teratur, memakai masker, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin. Hindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukan gejala penyaki tpernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, untuk mencegah penyebaran COVID-19 akibat droplet yang menempel pada permukaan perlu dilakukan desinfeksi lingkungan.Sekolah dasar Al Firdaus (SD) merupakan sarana umum dimana tempa tsiswa menuntut ilmu dan merupakan salah satu sekolahan milik swasta dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Lingkungan ini terdiri dari beberapa gedung, yaitu gedung kelas satu sampai kelas enam, ruang guru, ruang Unit Kesehatan Sekolah, kantin, toilet, ruang konseling, pos satpam keamana ndan masjid. Dimana semuanya terdir idari tiga lantai dengan jumlah ruangan yang ada sebanyak 20 ruang. ","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130035006","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-25DOI: 10.24853/AS-SYIFA.2.1.15-22
Mustika Ratnaningsih Purbowati, Ira Citra Ningrom, R. Febriyanti
Balita yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu lama terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan dapat mengalami kegagalan pertumbuhan atau biasa disebut stunting. Indonesia memiliki target menurunkan angka kejadian pada angka 14% pada tahun 2024. Pemerintah dan seluruh masyarakat harus berperan serta dalam upaya pencapaian target tersebut. Edukasi secara berkelanjutan dinilai dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan angka stunting. Kegiatan ini memiliki tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat meliputi remaja, ibu hamil, dan kader Posyandu agar dapat mengenali stunting, mengetahui upaya pencegahan, dan penatalaksanaan stunting. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui kegiatan webinar yang berisi materi cara mengenali stunting, cara menilai status gizi yang benar menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) terbaru, pentingnya 1000 hari pertama kehidupan, cara pencegahan stunting, dan apa yang harus dilakukan ketika menjumpai stunting. Materi diberikan kepada 25 peserta selama 120 menit. Tingkat pengetahuan peserta diukur sebelum dan sesudah kegiatan melalui pretest dan postest. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat. Hasil pretest didapatkan 5 peserta (20%) memiliki pengetahuan baik, 7 peserta (28%) memiliki pengetahuan sedang, dan 13 peserta (52%) memiliki pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan meningkat setelah pemberian materi dan sesi tanya jawab yaitu terdapat 22 peserta (88%) memiliki pengetahuan baik, dan 3 peserta (12%) memiliki pengetahuan sedang. Seluruh komponen masyarakat diharapkan dapat ikut berperan serta aktif dalam upaya menurunkan angka kejadian stunting.---Toddlers who experience malnutrition for a long time, especially in their first 1000 days of life may result in growth failure or commonly called stunting. Indonesia has a target of reducing the incidence rate to 14% by 2024. The government and the entire community must participate to achieve this target. Sustainable education is considered to be one way to reduce stunting rates. This activity has the aim of increasing public knowledge including adolescents, pregnant women, and Posyandu cadres so that they can recognize stunting, know how to prevent, and manage stunting. The method used in this activity is through a webinar that contains material on how to recognize stunting, how to assess the correct nutritional status using the latest KMS (Health Record Book), the importance of the first 1000 days of life, how to prevent stunting, and what to do when encountering stunting. The material was given to 25 participants for 120 minutes. The level of knowledge of participants was measured before and after the activity through pretest and posttest. This activity succeeded in increasing public knowledge. The results of the pretest showed that 5 participants (20%) had good knowledge, 7 participants (28%) had moderate knowledge, and 13 participants (52%) had poor knowledge. The level of knowledge increased after giving the material and the q
发育不良的幼儿长时间营养不良,尤其是在生命的前1000天,可能会出现发育障碍或通常被称为发育不良。印度尼西亚将2024年的事件数量降低到14%。政府和整个社会都必须参与实现这些目标的努力。持续的教育可能是降低特技数量的一种方法。这些活动的目的是增加社区知识,包括青少年、准妈妈和卡德·波尚都,以识别发育、了解预防措施和改善发育。在这项活动中使用的方法包括如何识别特技,如何使用最新的KMS(健康卡)来判断正确的营养状况,生命最初1000天的重要性,如何预防特技,以及在发现特技时应做什么。将材料分发给25名参与者120分钟。参与者的知识水平是通过前期和先验来衡量的。这些活动提高了公众的知识。预测结果为5名参与者(20%)拥有良好的知识,7名参与者(28%)拥有适度的知识,13名参与者(52%)拥有较低的知识。在物质分配和问答环节之后,知识水平上升了22个参与者(88%)拥有良好的知识,3个参与者(12%)拥有适度的知识。社区的所有组成部分都应该积极参与降低特技发生率的努力。特别是在头1000天的生命中,人们可能会在成长的失败或通常被称为特技。印尼有a reducing the incidence率到14%的目标:2024年。政府和整个社区都必须参与实现这个目标。可持续的教育被认为是一种降低成绩的方法。aim》这个活动有increasing公共知识在内的青少年、怀孕妇女和Posyandu cadres发育所以那他们能认识,知道如何prevent和发育怎么办。方法以前》这个活动是通过一个网络研讨会,以至于contains发育上如何认识材料,如何评估《最新的状态来nutritional用KMS重要性》(Book)的健康记录,第1000天的生命,如何prevent发育迟缓,和该做什么当encountering。在过去的120分钟里,材料被分发了25个participants。参与的知识水平是在前期和后阶段提出的。这一行动成功地增加了公众知识。前五分之一的人表现得很好,七分之一的人表现得很差,13分的人表现得很差。在给予材料和问题答案答案后,知识水平增加了,namely 22 partipants(88%)有良好的知识,3 participants(12%)有温和的知识。所有关于社会的指控都将参加活动,以减少特技的范围。
{"title":"Gerakan Bersama Kenali, Cegah, dan Atasi Stunting Melalui Edukasi Bagi Masyarakat di Desa Padamara Kabupaten Purbalingga","authors":"Mustika Ratnaningsih Purbowati, Ira Citra Ningrom, R. Febriyanti","doi":"10.24853/AS-SYIFA.2.1.15-22","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.2.1.15-22","url":null,"abstract":"Balita yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu lama terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan dapat mengalami kegagalan pertumbuhan atau biasa disebut stunting. Indonesia memiliki target menurunkan angka kejadian pada angka 14% pada tahun 2024. Pemerintah dan seluruh masyarakat harus berperan serta dalam upaya pencapaian target tersebut. Edukasi secara berkelanjutan dinilai dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan angka stunting. Kegiatan ini memiliki tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat meliputi remaja, ibu hamil, dan kader Posyandu agar dapat mengenali stunting, mengetahui upaya pencegahan, dan penatalaksanaan stunting. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui kegiatan webinar yang berisi materi cara mengenali stunting, cara menilai status gizi yang benar menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) terbaru, pentingnya 1000 hari pertama kehidupan, cara pencegahan stunting, dan apa yang harus dilakukan ketika menjumpai stunting. Materi diberikan kepada 25 peserta selama 120 menit. Tingkat pengetahuan peserta diukur sebelum dan sesudah kegiatan melalui pretest dan postest. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat. Hasil pretest didapatkan 5 peserta (20%) memiliki pengetahuan baik, 7 peserta (28%) memiliki pengetahuan sedang, dan 13 peserta (52%) memiliki pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan meningkat setelah pemberian materi dan sesi tanya jawab yaitu terdapat 22 peserta (88%) memiliki pengetahuan baik, dan 3 peserta (12%) memiliki pengetahuan sedang. Seluruh komponen masyarakat diharapkan dapat ikut berperan serta aktif dalam upaya menurunkan angka kejadian stunting.---Toddlers who experience malnutrition for a long time, especially in their first 1000 days of life may result in growth failure or commonly called stunting. Indonesia has a target of reducing the incidence rate to 14% by 2024. The government and the entire community must participate to achieve this target. Sustainable education is considered to be one way to reduce stunting rates. This activity has the aim of increasing public knowledge including adolescents, pregnant women, and Posyandu cadres so that they can recognize stunting, know how to prevent, and manage stunting. The method used in this activity is through a webinar that contains material on how to recognize stunting, how to assess the correct nutritional status using the latest KMS (Health Record Book), the importance of the first 1000 days of life, how to prevent stunting, and what to do when encountering stunting. The material was given to 25 participants for 120 minutes. The level of knowledge of participants was measured before and after the activity through pretest and posttest. This activity succeeded in increasing public knowledge. The results of the pretest showed that 5 participants (20%) had good knowledge, 7 participants (28%) had moderate knowledge, and 13 participants (52%) had poor knowledge. The level of knowledge increased after giving the material and the q","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123655230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-25DOI: 10.24853/AS-SYIFA.2.1.1-6
Cut Alia Keumala Muda, Rini Handayani
Communicable and uncommunicable disease is important problem in Indonesia. To prevent infected or being sick, we have to do preventive action as clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition. The aim of this activity is to give information to people in Kampung Lemah Duhur, Desa Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Bogor about the importance of clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition. The activity was wand with consultation method which used posters. The consultation was done smoothly and people enthusiastic are high. In the future, giving information about clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition will carry out routinely.
传染性和非传染性疾病是印度尼西亚的一个重要问题。为了预防感染或生病,我们必须采取预防措施,如清洁和健康的生活行为(PHBS)和平衡营养。这项活动的目的是向Kampung Lemah Duhur、Desa Gunung Bunder、Kecamatan Pamijahan和茂物的人们提供有关清洁和健康生活行为(PHBS)以及均衡营养的重要性的信息。活动采用海报咨询的方式进行。咨询进行得很顺利,人们的热情很高。在未来,提供有关清洁和健康生活行为(PHBS)和平衡营养的信息将常规进行。
{"title":"Edukasi Kesehatan Mengenai Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs) dan Pola Makan Gizi Seimbang Di Kampung Lembah Duhur, Bogor","authors":"Cut Alia Keumala Muda, Rini Handayani","doi":"10.24853/AS-SYIFA.2.1.1-6","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/AS-SYIFA.2.1.1-6","url":null,"abstract":"Communicable and uncommunicable disease is important problem in Indonesia. To prevent infected or being sick, we have to do preventive action as clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition. The aim of this activity is to give information to people in Kampung Lemah Duhur, Desa Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Bogor about the importance of clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition. The activity was wand with consultation method which used posters. The consultation was done smoothly and people enthusiastic are high. In the future, giving information about clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition will carry out routinely.","PeriodicalId":414854,"journal":{"name":"AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126983933","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}