Tulisan ini hendak membaca Keluaran 1:8-2:10 dari perspektif postcolonial feminist dengan menyoroti peran para perempuan dalam teks tersebut yang memiliki kemampuan sebagai agen perubahan sosial. Ketidakadilan dan diskriminasi yang dialami oleh perempuan telah berlangsung lama karena adanya pengaruh budaya patriarki dan kyriarki yang masih melekat dalam masyarakat. Ketidakadilan dan diskriminasi memberikan dampak negatif terhadap perempuan, yaitu kerugian fisik, ekonomi, psikis dan kemajuan masyarakat secara menyeluruh. Dari hal tersebut ketidakadilan dan diskriminasi yang dialami oleh perempuan perlu dilawan. Salah satu upaya untuk melawannya dengan menunjukkan peran penting perempuan sebagai agen perubahan sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Dalam membaca Keluaran 1:8-2:10 menggunakan hermeneutic postcolonial feminis dengan membawa pengalaman-pengalaman perempuan dalam kehidupan saat ini untuk mengeluarkan pesan-pesan dalam teks Alkitab. Para perempuan yang memiliki peran sebagai agen perubahan sosial, yaitu perempuan Lewi, Kakak perempuan dari bayi laki-laki, Sifra, Pua, Putri Firaun dan para dayang-dayangnya. Terdapat tiga hal yang dilakukan oleh para perempuan sebagai agen perubahan sosial: (1) pertarungan dua perempuan melawan penindasan; (2) keberanian sebagai kunci memperjuangkan hak untuk hidup; (3) penawar ide brilian.
{"title":"Perempuan Sebagai Agen Perubahan Sosial: Membaca Keluaran 1:8-2:10 Dari Perspektif Hermeneutik Postcolonial Feminis","authors":"Mariance Mariance","doi":"10.46348/car.v5i1.262","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v5i1.262","url":null,"abstract":"Tulisan ini hendak membaca Keluaran 1:8-2:10 dari perspektif postcolonial feminist dengan menyoroti peran para perempuan dalam teks tersebut yang memiliki kemampuan sebagai agen perubahan sosial. Ketidakadilan dan diskriminasi yang dialami oleh perempuan telah berlangsung lama karena adanya pengaruh budaya patriarki dan kyriarki yang masih melekat dalam masyarakat. Ketidakadilan dan diskriminasi memberikan dampak negatif terhadap perempuan, yaitu kerugian fisik, ekonomi, psikis dan kemajuan masyarakat secara menyeluruh. Dari hal tersebut ketidakadilan dan diskriminasi yang dialami oleh perempuan perlu dilawan. Salah satu upaya untuk melawannya dengan menunjukkan peran penting perempuan sebagai agen perubahan sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Dalam membaca Keluaran 1:8-2:10 menggunakan hermeneutic postcolonial feminis dengan membawa pengalaman-pengalaman perempuan dalam kehidupan saat ini untuk mengeluarkan pesan-pesan dalam teks Alkitab. Para perempuan yang memiliki peran sebagai agen perubahan sosial, yaitu perempuan Lewi, Kakak perempuan dari bayi laki-laki, Sifra, Pua, Putri Firaun dan para dayang-dayangnya. Terdapat tiga hal yang dilakukan oleh para perempuan sebagai agen perubahan sosial: (1) pertarungan dua perempuan melawan penindasan; (2) keberanian sebagai kunci memperjuangkan hak untuk hidup; (3) penawar ide brilian.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"130 25","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141115180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini mengeksplorasi tafsir sosio-retorika dari Titus 2:1-10, berfokus pada kewajiban keluarga Kristen. Titus, salah satu Surat Pastoral, membahas isu-isu dalam komunitas gereja. Dengan gaya bahasa yang khas dan latar belakang historisnya, Titus memberikan nasihat kepada para pemimpin gereja dan mengatasi tantangan yang dihadapi di Kreta. Melalui analisis sosio-retorika, penelitian ini menyelidiki tekstur dalam dan antar teks, menguji peran penulis tersirat, narator, dan karakter dalam menyampaikan pesan. Teks menekankan pentingnya perilaku pribadi yang sejalan dengan ajaran yang sehat, terutama dalam struktur keluarga. Titus menganjurkan hubungan dan perilaku yang sehat dalam rumah tangga, memengaruhi dinamika masyarakat lebih luas. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini mengintegrasikan konteks sosial-budaya untuk menjelaskan pesan teks. Pada akhirnya, Titus 2:1-10 berfungsi sebagai strategi retorika yang mendorong kepatuhan pada ajaran yang sehat, dengan keluarga sebagai unit dasar untuk pendidikan moral dan perilaku. Menegakkan ajaran-ajaran ini mendorong terbentuknya komunitas yang ditandai oleh keaslian dan kebajikan, yang penting bagi setiap individu dalam unit keluarga.
{"title":"Ajaran yang Sehat: Merajut Kewajiban Keluarga Kristen berdasarkan Tafsir Sosio-Retorika Titus 2:1-10","authors":"Daniel Rizki Purba, Rosmauli Tiovany Sianipar","doi":"10.46348/car.v5i1.278","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v5i1.278","url":null,"abstract":"Artikel ini mengeksplorasi tafsir sosio-retorika dari Titus 2:1-10, berfokus pada kewajiban keluarga Kristen. Titus, salah satu Surat Pastoral, membahas isu-isu dalam komunitas gereja. Dengan gaya bahasa yang khas dan latar belakang historisnya, Titus memberikan nasihat kepada para pemimpin gereja dan mengatasi tantangan yang dihadapi di Kreta. Melalui analisis sosio-retorika, penelitian ini menyelidiki tekstur dalam dan antar teks, menguji peran penulis tersirat, narator, dan karakter dalam menyampaikan pesan. Teks menekankan pentingnya perilaku pribadi yang sejalan dengan ajaran yang sehat, terutama dalam struktur keluarga. Titus menganjurkan hubungan dan perilaku yang sehat dalam rumah tangga, memengaruhi dinamika masyarakat lebih luas. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini mengintegrasikan konteks sosial-budaya untuk menjelaskan pesan teks. Pada akhirnya, Titus 2:1-10 berfungsi sebagai strategi retorika yang mendorong kepatuhan pada ajaran yang sehat, dengan keluarga sebagai unit dasar untuk pendidikan moral dan perilaku. Menegakkan ajaran-ajaran ini mendorong terbentuknya komunitas yang ditandai oleh keaslian dan kebajikan, yang penting bagi setiap individu dalam unit keluarga.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"142 43","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141114617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Whilly Mesakh Mboro, Irene Ludji, Astrid Bonik Lusi
Non-violence ethics wants to invite parents to play their duties and roles as non-violence ethics educators. This research was carried out using qualitative methods with a narrative-descriptive approach. It is hoped that through a narrative-descriptive approach, the context can be investigated to see how the role of parents becomes educators. At GMIT Emmaus Liliba, cases of violence against children are pretty high, and, unfortunately, violence is carried out by those closest to them, such as parents and other family members. Most parents at GMIT Emmaus Liliba understand that a child needs to be educated with full attention and affection in adolescence. However, for them, violence is also necessary if the child is disobedient. Robert L. Holmes believes that awareness, consistency, and never giving up are the first steps in parents' efforts to present new, creative, non-violent educational patterns. Therefore, non-violence education is the path that needs to be chosen so that the implementation of education in the family improves the lives of teenagers aged 15-17.
{"title":"Tinjauan Etika Anti-Kekerasan Terhadap Peran Orang Tua Dalam mendidik Remaja 15-17 Tahun Di GMIT Emaus Liliba","authors":"Whilly Mesakh Mboro, Irene Ludji, Astrid Bonik Lusi","doi":"10.46348/car.v5i1.269","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v5i1.269","url":null,"abstract":"Non-violence ethics wants to invite parents to play their duties and roles as non-violence ethics educators. This research was carried out using qualitative methods with a narrative-descriptive approach. It is hoped that through a narrative-descriptive approach, the context can be investigated to see how the role of parents becomes educators. At GMIT Emmaus Liliba, cases of violence against children are pretty high, and, unfortunately, violence is carried out by those closest to them, such as parents and other family members. Most parents at GMIT Emmaus Liliba understand that a child needs to be educated with full attention and affection in adolescence. However, for them, violence is also necessary if the child is disobedient. Robert L. Holmes believes that awareness, consistency, and never giving up are the first steps in parents' efforts to present new, creative, non-violent educational patterns. Therefore, non-violence education is the path that needs to be chosen so that the implementation of education in the family improves the lives of teenagers aged 15-17.\u0000 ","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"1 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140653805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Kepemimpinan telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi termasuk gereja. Karena pemimpin mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi jemaat yang dipimpinnya dalam mencapai misi atau tujuan gereja yang sudah ditetapkan. Namun perkembangan teknologi di era digital sekalipun memberi manfaat tetapi dapat menjadi bumerang dalam pelayanan gereja. Salah satunya adalah adanya jemaat yang tidak mengikuti ibadah hanya di satu gereja melainkan di gereja yang lain juga. Sehingga hal ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan rohani jemaat yang tidak tertanam di satu gereja saja. Oleh karena itu, pemimpin rohani perlu belajar pola kepemimpinan Musa yang telah mampu melayani bangsa Israel sebagai bangsa yang “tegar tengguk” menuju tanah perjanjian. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menolong para pemimpin gereja dalam meningkatkan kualitas pelayanan gereja di era digital. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode kualitatif. Dalam penelitian ini penulis hendak membahas bagaimana pelayanan gereja di era digital ini dan bagaimana pola kepemimpinan Musa dalam memimpin bangsa Israel. Dari pembahasan ini diketahui pola kepemimpinan Musa yang bisa diterapkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan gereja di era digital. Kata Kunci: Kepemimpinan; Pelayanan; Gereja; Era Digital; Musa
{"title":"POLA KEPEMIMPINAN MUSA: MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN GEREJA DI ERA DIGITAL","authors":"Sitor Situmorang, Y. Hermanto","doi":"10.46348/car.v5i1.248","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v5i1.248","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Kepemimpinan telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi termasuk gereja. Karena pemimpin mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi jemaat yang dipimpinnya dalam mencapai misi atau tujuan gereja yang sudah ditetapkan. Namun perkembangan teknologi di era digital sekalipun memberi manfaat tetapi dapat menjadi bumerang dalam pelayanan gereja. Salah satunya adalah adanya jemaat yang tidak mengikuti ibadah hanya di satu gereja melainkan di gereja yang lain juga. Sehingga hal ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan rohani jemaat yang tidak tertanam di satu gereja saja. Oleh karena itu, pemimpin rohani perlu belajar pola kepemimpinan Musa yang telah mampu melayani bangsa Israel sebagai bangsa yang “tegar tengguk” menuju tanah perjanjian. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menolong para pemimpin gereja dalam meningkatkan kualitas pelayanan gereja di era digital. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode kualitatif. Dalam penelitian ini penulis hendak membahas bagaimana pelayanan gereja di era digital ini dan bagaimana pola kepemimpinan Musa dalam memimpin bangsa Israel. Dari pembahasan ini diketahui pola kepemimpinan Musa yang bisa diterapkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan gereja di era digital. \u0000 \u0000Kata Kunci: Kepemimpinan; Pelayanan; Gereja; Era Digital; Musa","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"10 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140656293","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam perjalanan pernikahan, tantangan-tantangan menjadi ujian bagi komitmen yang diucapkan dalam janji pernikahan, sebuah komitmen suci di hadapan Tuhan. Meskipun prinsip kekristenan menolak perceraian, realitas menunjukkan adanya kasus perceraian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi pustaka dan merinci ayat-ayat Alkitab untuk menjawab masalah penelitian terkait perceraian dalam konteks etika Kristen. Penelitian ini mengeksplorasi apakah individu yang bercerai dapat tetap aktif dalam pelayanan gereja, menggambarkan pandangan yang beragam dalam komunitas Kristen. Fokus penelitian ini memberikan pandangan solutif untuk memfasilitasi pemulihan dan dukungan bagi individu yang mengalami perceraian, sekaligus mempertahankan norma-norma etika Kristen. Pernikahan bukan hanya formalitas, melainkan panggilan suci untuk saling melengkapi, dengan kesetiaan dan kasih sayang sebagai pondasi. Integritas pernikahan dipertahankan melalui ketaatan pada ajaran Alkitab dan teladan Yesus Kristus, dipahami sebagai panggilan untuk memberikan dampak positif bagi pasangan dan masyarakat.
{"title":"Perceraian Ditinjau dari Sudut Pandang Etika Kristen dan Implikasinya dalam Dunia Pelayanan","authors":"Samuel Herman, Rinaldi Dharmawan","doi":"10.46348/car.v5i1.265","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v5i1.265","url":null,"abstract":"Dalam perjalanan pernikahan, tantangan-tantangan menjadi ujian bagi komitmen yang diucapkan dalam janji pernikahan, sebuah komitmen suci di hadapan Tuhan. Meskipun prinsip kekristenan menolak perceraian, realitas menunjukkan adanya kasus perceraian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi pustaka dan merinci ayat-ayat Alkitab untuk menjawab masalah penelitian terkait perceraian dalam konteks etika Kristen. Penelitian ini mengeksplorasi apakah individu yang bercerai dapat tetap aktif dalam pelayanan gereja, menggambarkan pandangan yang beragam dalam komunitas Kristen. Fokus penelitian ini memberikan pandangan solutif untuk memfasilitasi pemulihan dan dukungan bagi individu yang mengalami perceraian, sekaligus mempertahankan norma-norma etika Kristen. Pernikahan bukan hanya formalitas, melainkan panggilan suci untuk saling melengkapi, dengan kesetiaan dan kasih sayang sebagai pondasi. Integritas pernikahan dipertahankan melalui ketaatan pada ajaran Alkitab dan teladan Yesus Kristus, dipahami sebagai panggilan untuk memberikan dampak positif bagi pasangan dan masyarakat.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"50 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140655886","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
In this increasingly advanced world, the role of pastors is crucial. They must be extra striving to shepherd their congregation. However, today there are more or less servants of God who actually live in sin. One of them is in the sin of sexual harassment. This will cause the congregation to find it very difficult to trust the current pastor. And this will actually affect the growth of their faith. To answer the above problems, the author uses a qualitative descriptive method with a literature study approach. The results of the study show that the pastor can carry out his duties well and with integrity by maintaining a wise, fair character, and also maintaining the holiness of his own life.
{"title":"Nilai-nilai Karakter Hamba Tuhan Berdasarkan Surat Titus 1:5,8","authors":"Aprianus Lawolo, Tiopan Aruan","doi":"10.46348/car.v5i1.263","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v5i1.263","url":null,"abstract":"In this increasingly advanced world, the role of pastors is crucial. They must be extra striving to shepherd their congregation. However, today there are more or less servants of God who actually live in sin. One of them is in the sin of sexual harassment. This will cause the congregation to find it very difficult to trust the current pastor. And this will actually affect the growth of their faith. To answer the above problems, the author uses a qualitative descriptive method with a literature study approach. The results of the study show that the pastor can carry out his duties well and with integrity by maintaining a wise, fair character, and also maintaining the holiness of his own life.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"2 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140653705","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini bertujuan untuk membangun oikumenisme berdasarkan kearifan lokal. Karena beragamnya ajaran dogmatika gereja saat ini tidak mengherankan bila perbedaan-perbedaan tersebut memicu ketidakharmoniasan hubungan antara denominasi gereja dan cenderung saling mencela antara gereja yang satu dengan yang lainnya. Dengan melihat situasi tersebut maka persoalan tersebut tidak lagi menampakan harapan Yesus dalam Yohanes 17:21 agar semua muridnya menjadi satu sama seperti diriNya dan Bapa adalah satu. Berbeda dengan situasi tersebut rupanya hubungan antar denominasi di Seko Lemo sangatlah harmonis. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi dan pustaka, dengan melakukan observasi dan wawancara. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal ma’bua kalebu turut andil dalam menciptakan integrasi yang harmonis antar denominasi di Seko Lemo. Hal ini karena hakikat dasar ma’bua kalebu pada masyarakat Seko Lemo ialah sebagai penunjang keharmonisan dalam masyarakat, menjaga agar masyarakat tetap mematuhi norma-norma yang berlaku, dan media resolusi bila terjadi permasalahan di masyarakat. Kearifan lokal ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku masyarakat, keluarga, maupun dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, dengan semangat integritas masyarakat yang dijiwai oleh kearifan lokal ma’bua kalebu maka dapat diupayakan suatu gerakkan oikumene lokal yang membuat setiap denominasi gereja di Seko Lemo dapat bersatu sesuai dengan harapan Tuhan Yesus Kristus.
本文旨在建立基于地方智慧的普世主义。由于当今教会教义学的教导多种多样，这些差异引发了教会教派之间不和谐的关系，并倾向于相互批评，这并不奇怪。纵观全局，这个问题已不再是耶稣在《约翰福音》17:21 中希望他所有的门徒合而为一，就像他与父合而为一一样。与此形成鲜明对比的是，塞科莱莫各教派之间的关系似乎非常和谐。本文的写作采用了民族志和图书馆的定性方法，进行了观察和访谈。从这项研究中可以得出结论，"ma'bua kalebu "的地方智慧有助于在塞科-莱莫创造各教派之间的和谐融合。这是因为在 Seko Lemo 社区，ma'bua kalebu 的基本本质是支持社区和谐，使社区遵守现行规范，并在社区出现问题时作为一种解决媒介。这种地方智慧对社区、家庭和宗教生活中的行为有着很大的影响。因此，在社区诚信精神与 ma'bua kalebu 地方智慧的熏陶下，可以开展地方普世运动，使塞科莱莫的每个教会教派都能按照主耶稣基督的盼望联合起来。
{"title":"Misi Oikumenis: Mendialogkan Kearifan Lokal Ma’bua Kalebu dengan Yohanes 17: 21 dalam Relasi antar Denominasi Gereja di Seko Lemo","authors":"Ferialdi Agasta, Lucky Ardano, Wingki Wingki, Filadelvia Panandu","doi":"10.46348/car.v5i1.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v5i1.242","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk membangun oikumenisme berdasarkan kearifan lokal. Karena beragamnya ajaran dogmatika gereja saat ini tidak mengherankan bila perbedaan-perbedaan tersebut memicu ketidakharmoniasan hubungan antara denominasi gereja dan cenderung saling mencela antara gereja yang satu dengan yang lainnya. Dengan melihat situasi tersebut maka persoalan tersebut tidak lagi menampakan harapan Yesus dalam Yohanes 17:21 agar semua muridnya menjadi satu sama seperti diriNya dan Bapa adalah satu. Berbeda dengan situasi tersebut rupanya hubungan antar denominasi di Seko Lemo sangatlah harmonis. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi dan pustaka, dengan melakukan observasi dan wawancara. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal ma’bua kalebu turut andil dalam menciptakan integrasi yang harmonis antar denominasi di Seko Lemo. Hal ini karena hakikat dasar ma’bua kalebu pada masyarakat Seko Lemo ialah sebagai penunjang keharmonisan dalam masyarakat, menjaga agar masyarakat tetap mematuhi norma-norma yang berlaku, dan media resolusi bila terjadi permasalahan di masyarakat. Kearifan lokal ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku masyarakat, keluarga, maupun dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, dengan semangat integritas masyarakat yang dijiwai oleh kearifan lokal ma’bua kalebu maka dapat diupayakan suatu gerakkan oikumene lokal yang membuat setiap denominasi gereja di Seko Lemo dapat bersatu sesuai dengan harapan Tuhan Yesus Kristus.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"8 46","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140654715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini membahas tentang sifat manusia dan antropologi Kristen dari perspektif filsafat dalam konteks pemahaman hakikat kemanusiaan. Latar belakang penelitian ini adalah kebutuhan akan pemahaman yang mendalam tentang sifat manusia dan antropologi Kristen untuk menghadapi tantangan moral dalam masyarakat saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pandangan filosofis tentang sifat manusia dan pemahaman antropologi Kristen, serta implikasinya terhadap pemahaman kita tentang hakikat kemanusiaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka (library search) terhadap sumber-sumber filosofis dan teologis yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep-konsep seperti rasionalitas, martabat, dan tanggung jawab manusia memiliki peran penting dalam memahami hakikat kemanusiaan. Simpulan dari artikel ini adalah bahwa pemikiran filosofis dan antropologi Kristen saling melengkapi dalam membentuk pemahaman yang komprehensif tentang sifat manusia dan kemanusiaan.
{"title":"SIFAT MANUSIA DAN ANTROPOLOGI KRISTEN: PERSPEKTIF FILSAFAT TENTANG HAKIKAT KEMANUSIAAN","authors":"Junardi Saleleubaja, Dewi Astuti","doi":"10.46348/car.v5i1.272","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v5i1.272","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang sifat manusia dan antropologi Kristen dari perspektif filsafat dalam konteks pemahaman hakikat kemanusiaan. Latar belakang penelitian ini adalah kebutuhan akan pemahaman yang mendalam tentang sifat manusia dan antropologi Kristen untuk menghadapi tantangan moral dalam masyarakat saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pandangan filosofis tentang sifat manusia dan pemahaman antropologi Kristen, serta implikasinya terhadap pemahaman kita tentang hakikat kemanusiaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka (library search) terhadap sumber-sumber filosofis dan teologis yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep-konsep seperti rasionalitas, martabat, dan tanggung jawab manusia memiliki peran penting dalam memahami hakikat kemanusiaan. Simpulan dari artikel ini adalah bahwa pemikiran filosofis dan antropologi Kristen saling melengkapi dalam membentuk pemahaman yang komprehensif tentang sifat manusia dan kemanusiaan.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"66 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140655863","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Petrus Bobii, Kalis Stevanus, Chandra Kirana Luhur, Fianus Tandiongan
Tidak jarang seorang guru PAK mengeluhkan tentang kesulitan belajar yang dihadapi oleh anak didiknya. Salah satu faktor utama dari kesulitan belajar siswa khususnya bidang Pendidikan Agama Kristen yang terjadi pada SMP Negeri 2 Tigi Barat Papua Tengah adalah keterlambatan membaca sehingga berdampak negatif pada nilai ketuntasan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru PAK menangani masalah kesulitan belajar membaca siswa pada SMP Negeri 2 Tigi Barat Papua Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitif dengan Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan kuisioner atau angket dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat penanganan masalah mengatasi kesulitan belajar siswa khususnya kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan taraf signifikansi dengan 52 responden didapatkan r tabel = 0,279, sedangkan R Square 0,738, maka dengan demikian R Square > r tabel yang berarti signifikan atau meyakinkan. Dengan demikian, tampak ada hubungan yang positif antara upaya guru penanganan kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tigi Barat Papua Tengah dalam kategori cukup. Sebab itu, guru PAK perlu memberikan jam tambahan maupun les membaca untuk mengatasi keterlambatan membaca sehingga dapat mencapai tujuan belajar anak didik.
巴布亚新几内亚教师经常抱怨他们的学生在学习上遇到困难。学生学习困难的主要因素之一，尤其是在巴布亚中部的SMP Negeri 2 Tigi Barat的基督教宗教教育领域，就是阅读延迟，从而对学业完整性的价值产生了负面影响。本研究旨在确定 PAK 教师为解决巴布亚中部 Negeri 2 Tigi Barat 学校学生阅读学习困难问题所做的努力。研究采用定量研究方法，通过观察、访谈、问卷或调查表等方式收集数据，旨在了解教师在克服学生学习困难（尤其是七年级学生）方面所做的努力。结果显示，52 名受访者的显著性水平为 r 表 = 0.279，而 R 平方为 0.738，因此 R 平方>r 表，这意味着显著性或说服力。 由此看来，教师在处理中巴布亚省SMP Negeri 2 Tigi Barat七年级学生学习困难方面的努力与充分类别之间存在正相关关系。 因此，PAK教师需要提供额外的课时或阅读课来克服阅读障碍，从而实现学生的学习目标。
{"title":"UPAYA GURU PAK TERHADAP PENANGANAN MASALAH MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA","authors":"Petrus Bobii, Kalis Stevanus, Chandra Kirana Luhur, Fianus Tandiongan","doi":"10.46348/car.v4i2.222","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v4i2.222","url":null,"abstract":"Tidak jarang seorang guru PAK mengeluhkan tentang kesulitan belajar yang dihadapi oleh anak didiknya. Salah satu faktor utama dari kesulitan belajar siswa khususnya bidang Pendidikan Agama Kristen yang terjadi pada SMP Negeri 2 Tigi Barat Papua Tengah adalah keterlambatan membaca sehingga berdampak negatif pada nilai ketuntasan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru PAK menangani masalah kesulitan belajar membaca siswa pada SMP Negeri 2 Tigi Barat Papua Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitif dengan Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan kuisioner atau angket dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat penanganan masalah mengatasi kesulitan belajar siswa khususnya kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan taraf signifikansi dengan 52 responden didapatkan r tabel = 0,279, sedangkan R Square 0,738, maka dengan demikian R Square > r tabel yang berarti signifikan atau meyakinkan. Dengan demikian, tampak ada hubungan yang positif antara upaya guru penanganan kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tigi Barat Papua Tengah dalam kategori cukup. Sebab itu, guru PAK perlu memberikan jam tambahan maupun les membaca untuk mengatasi keterlambatan membaca sehingga dapat mencapai tujuan belajar anak didik.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"93 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139243607","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. S. Senda, Hironimus Pakaenoni, Theodorus A Silab, Oktovianus Kosat, Gabriel A.I. Benu
Salah satu aspek yang dapat dipelajari dari figur seorang Maria dalam Alkitab adalah kekudusannya. Sebagai seorang perempuan muda atau perawan yang terpilih untuk mengandung dan melahirkan Yesus, Putra Allah, Maria memiliki kekayaan spiritualitas yang dapat diteladani oleh perempuan kristiani masa kini. Salah satu kekayaan spiritualitas itu adalah kekudusannya. Studi ini menelaah aspek kekudusan Maria berbasis pada Alkitab dan ajaran Gereja Katolik. Metode yang dipakai adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan analisis deskriptif. Dari analisis terhadap teks kitab suci dan ajaran Gereja Katolik, ditemukan bahwa Maria memiliki tiga dimensi kekudusan, yaitu kekudusan eksistensial, kekudusan spiritual dan kekudusan moral. Kekudusan Maria ini menjadi model bagi kekudusan perempuan kristiani masa kini. Kata Kunci: Maria; Kekudusan; Alkitab; Ajaran Gereja Katolik
{"title":"Kekudusan Maria Sebagai Model Kekudusan Perempuan Kristiani Masa Kini","authors":"S. S. Senda, Hironimus Pakaenoni, Theodorus A Silab, Oktovianus Kosat, Gabriel A.I. Benu","doi":"10.46348/car.v4i2.226","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v4i2.226","url":null,"abstract":"Salah satu aspek yang dapat dipelajari dari figur seorang Maria dalam Alkitab adalah kekudusannya. Sebagai seorang perempuan muda atau perawan yang terpilih untuk mengandung dan melahirkan Yesus, Putra Allah, Maria memiliki kekayaan spiritualitas yang dapat diteladani oleh perempuan kristiani masa kini. Salah satu kekayaan spiritualitas itu adalah kekudusannya. Studi ini menelaah aspek kekudusan Maria berbasis pada Alkitab dan ajaran Gereja Katolik. Metode yang dipakai adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan analisis deskriptif. Dari analisis terhadap teks kitab suci dan ajaran Gereja Katolik, ditemukan bahwa Maria memiliki tiga dimensi kekudusan, yaitu kekudusan eksistensial, kekudusan spiritual dan kekudusan moral. Kekudusan Maria ini menjadi model bagi kekudusan perempuan kristiani masa kini. Kata Kunci: Maria; Kekudusan; Alkitab; Ajaran Gereja Katolik","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"173 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139244603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：