Abstrak Masa pandemic memberikan berbagai macam dampak, salah satunya yaitu berdampak kepada aspek kepemimpinan. Perubahan situasi dapat berpengaruh kepada proses kepemimpinan, dengan adanya persoalan ini maka gereja perlu memiliki stategi dalam menyikapi hal ini. Diperlukan respons dan perubahan yang tepat dalam mengimbangi dampak pandemic tersebut. Dalam situai yang penuh perubahan inilah kepemimpinan Kristen Tranfromnasional diperlukan. Tujuan penelitian ini bertujuan supaya pemimpin Kristen dapat dibangun dalam masa-masa Pandemi ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data yang diperlukan melalui kajian literatur untuk kepemimpinan yang transformatif. Dari penelitian ini ditemukan hasilnya yaitu dengan membangun kepemimpinan yang Kepemimpinan Kristen Tranfromnasional di masa pandemic Covid-19 memberikan pengaruh pada yang dipimpin untuk tetap memiliki keyakinan dan kepercayaan diri, selalu optimis dan memiliki sikap saling menolong di masa pandemic yang di hadapi ini. orang-orang yang dipimpin diharapkan lebih percaya diri dan optimis untuk mengoptimalkan potensi yang ada di diri mereka, serta mengembangkan kemampuan lain untuk dapat bertahan melewati situasi sulit.
{"title":"Membangun Kepemimpinan Kristen Tranfromnasional di masa pandemic Covid-19","authors":"Purim Marbun, Efesus Suratman, Muryati Muryati, Yusak Setianto","doi":"10.46348/car.v3i2.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i2.92","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Masa pandemic memberikan berbagai macam dampak, salah satunya yaitu berdampak kepada aspek kepemimpinan. Perubahan situasi dapat berpengaruh kepada proses kepemimpinan, dengan adanya persoalan ini maka gereja perlu memiliki stategi dalam menyikapi hal ini. Diperlukan respons dan perubahan yang tepat dalam mengimbangi dampak pandemic tersebut. Dalam situai yang penuh perubahan inilah kepemimpinan Kristen Tranfromnasional diperlukan. Tujuan penelitian ini bertujuan supaya pemimpin Kristen dapat dibangun dalam masa-masa Pandemi ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data yang diperlukan melalui kajian literatur untuk kepemimpinan yang transformatif. Dari penelitian ini ditemukan hasilnya yaitu dengan membangun kepemimpinan yang Kepemimpinan Kristen Tranfromnasional di masa pandemic Covid-19 memberikan pengaruh pada yang dipimpin untuk tetap memiliki keyakinan dan kepercayaan diri, selalu optimis dan memiliki sikap saling menolong di masa pandemic yang di hadapi ini. orang-orang yang dipimpin diharapkan lebih percaya diri dan optimis untuk mengoptimalkan potensi yang ada di diri mereka, serta mengembangkan kemampuan lain untuk dapat bertahan melewati situasi sulit.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127841846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yakub Hendrawan Perangin Angin, Tri Astuti Yeniretnowati
Kepemimpinan Kristen belum berjalan sebagaimana seharusnya panggilan sebagai pemimpin Kristen yang benar menurut Alkitab, hal ini terjadi bukan saja di dalam kehidupan keluarga Kristen tetapi juga di gereja dan organisasi-organisasi keagamaan Kristen, bahkan di masyarakat dan pemerintahan yang diperankan posisi dan tanggungjawabnya oleh orang yang mengaku Kristen. Beberapa fakta dikemukakan dalam penelitian ini sebagai buktinya. Sementara praktik yang dijalankan sudah lama sekali oleh para tokoh Alkitab yang diangkat dalam penelitian ini menunjukkan praktik kepemimpinan yang baik dan dapat diteladani oleh para pemimpin Kristen saat ini dan masa depan karena para tokoh ini pun mengalami tantangan kepemimpinan yang tidak sedikit bahkan mengancam nyawa dan integritas serta iman kepada Allahnya. Metode penelitian dilakukan dengan riset pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan teladan dari para tokoh Alkitab yang kepemimpinannya baik dan berkenan kepada Allah, dengan kata lain merupakan model kepemimpinan Kristen yang finishing well dan dapat dijadikan rujukan pedoman dalam pendidikan kepemimpinan Kristen.
{"title":"TELADAN TOKOH ALKITAB BAGI MODEL PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN KRISTEN","authors":"Yakub Hendrawan Perangin Angin, Tri Astuti Yeniretnowati","doi":"10.46348/car.v3i2.99","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i2.99","url":null,"abstract":"Kepemimpinan Kristen belum berjalan sebagaimana seharusnya panggilan sebagai pemimpin Kristen yang benar menurut Alkitab, hal ini terjadi bukan saja di dalam kehidupan keluarga Kristen tetapi juga di gereja dan organisasi-organisasi keagamaan Kristen, bahkan di masyarakat dan pemerintahan yang diperankan posisi dan tanggungjawabnya oleh orang yang mengaku Kristen. Beberapa fakta dikemukakan dalam penelitian ini sebagai buktinya. Sementara praktik yang dijalankan sudah lama sekali oleh para tokoh Alkitab yang diangkat dalam penelitian ini menunjukkan praktik kepemimpinan yang baik dan dapat diteladani oleh para pemimpin Kristen saat ini dan masa depan karena para tokoh ini pun mengalami tantangan kepemimpinan yang tidak sedikit bahkan mengancam nyawa dan integritas serta iman kepada Allahnya. Metode penelitian dilakukan dengan riset pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan teladan dari para tokoh Alkitab yang kepemimpinannya baik dan berkenan kepada Allah, dengan kata lain merupakan model kepemimpinan Kristen yang finishing well dan dapat dijadikan rujukan pedoman dalam pendidikan kepemimpinan Kristen.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128961742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
P. Yuli, Sannur Tambunan, Titus Karbui, Roy Damanik, Yulianus Bani
Penelitian mengenai strategi pendidikan Kristen pada era disrupsi sangat perlu dilakukan sebagai kesiapan gereja dalam menghadapi tantangan pada era ini. Gereja perlu meletakkan dasar pengajarannya pada pengajaran dan tindakan Tuhan Yesus melalui firman-Nya di dalam Alkitab. Pendidikan Kristen pada masa kini mengalami banyak tantangan, dengan kemudahan dalam mengakses setiap informasi, setiap orang senderung memiliki ketertarikan untuk menyendiri, karena sudah terlalu asik dengan media online yang diaksesnya dan telah memberikan cukup pengaruh negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tantangan pendidikan kristen pada era disrupsi, peluang serta strategi pendidikan kristen pada era disrupsi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Melalui penelitian ditemukan bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat, menjadi tantangan bagi pendidikan kristen pada masa disrupsi. Disamping itu, dengan memanfaatkan teknologi yang ada menjadi peluang bagi pendidikan Kristen menjadi lebih mudah disampaikan pada masyarakat luas tanpa batas. Strategi yang dapat dilakukan adalah pendidikan Kristen harus disampaikan dengan teknologi yang saat ini sedang berkembang dan digunakan oleh masyarakat luas.
{"title":"TANTANGAN, PELUANG, DAN STRATEGI PENDIDIKAN KRISTEN PADA ERA DISRUPSI","authors":"P. Yuli, Sannur Tambunan, Titus Karbui, Roy Damanik, Yulianus Bani","doi":"10.46348/car.v3i2.112","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i2.112","url":null,"abstract":"Penelitian mengenai strategi pendidikan Kristen pada era disrupsi sangat perlu dilakukan sebagai kesiapan gereja dalam menghadapi tantangan pada era ini. Gereja perlu meletakkan dasar pengajarannya pada pengajaran dan tindakan Tuhan Yesus melalui firman-Nya di dalam Alkitab. Pendidikan Kristen pada masa kini mengalami banyak tantangan, dengan kemudahan dalam mengakses setiap informasi, setiap orang senderung memiliki ketertarikan untuk menyendiri, karena sudah terlalu asik dengan media online yang diaksesnya dan telah memberikan cukup pengaruh negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tantangan pendidikan kristen pada era disrupsi, peluang serta strategi pendidikan kristen pada era disrupsi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Melalui penelitian ditemukan bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat, menjadi tantangan bagi pendidikan kristen pada masa disrupsi. Disamping itu, dengan memanfaatkan teknologi yang ada menjadi peluang bagi pendidikan Kristen menjadi lebih mudah disampaikan pada masyarakat luas tanpa batas. Strategi yang dapat dilakukan adalah pendidikan Kristen harus disampaikan dengan teknologi yang saat ini sedang berkembang dan digunakan oleh masyarakat luas.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123936264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemuridan adalah hal yang sangat penting dalam kekristenan. Pemuridan merupakan mandat Kristus yang sejajar dengan mandat penginjilan. Setiap orang percaya perlu dimuridkan untuk didewasakan ke arah keserupaan dengan Kristus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkat penerapan pemuridan di komunitas remaja GBT Alfa Omega Semarang. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, digunakan metode pendekatan pustaka guna menjelaskan kajian teori tentang pemuridan dan juga menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk mengetahui sebesar besar tingkat efektifitas penerapan pemuridan di komunitas remaja tersebut secara numerik. Diperoleh hasil penelitian sebesar 84% atau diinterpretasikan dalam kategori sangat baik.
{"title":"Studi Deskriptif Penerapan Pemuridan Di Komunitas Remaja","authors":"Yogi Santoso, Kalis Stevanus, Fianus Tandiongan, Gidion Gidion","doi":"10.46348/car.v3i2.123","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i2.123","url":null,"abstract":"Pemuridan adalah hal yang sangat penting dalam kekristenan. Pemuridan merupakan mandat Kristus yang sejajar dengan mandat penginjilan. Setiap orang percaya perlu dimuridkan untuk didewasakan ke arah keserupaan dengan Kristus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkat penerapan pemuridan di komunitas remaja GBT Alfa Omega Semarang. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, digunakan metode pendekatan pustaka guna menjelaskan kajian teori tentang pemuridan dan juga menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk mengetahui sebesar besar tingkat efektifitas penerapan pemuridan di komunitas remaja tersebut secara numerik. Diperoleh hasil penelitian sebesar 84% atau diinterpretasikan dalam kategori sangat baik.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131458216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This writing focuses on three main objectives, namely: To explain the concept of safety in general; Describe the concept of salvation according to Paul in Romans 5;1-2; Describe the implications for Christians today regarding salvation. The Method used is a qualitative method with a literature study approach. Meanwhile, the interpretation approach used is the critical historical method. The result of this writing is that the concept of salvation according to Paul in Romans 5: 1-2 emphasizes three aspects, namely: salvation in the past, present and future. Christians realize that salvation is central to their lives. And the center of that salvation is in Jesus Christ.
{"title":"Konsep Keselamatan Menurut Rasul Paulus: Kajian Historis Kritis Dalam Roma 5:1-2 dan Implikasinya Bagi Orang Kristen","authors":"Delon Patrick F Musa, Marthinus Ngabalin","doi":"10.46348/car.v3i2.108","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i2.108","url":null,"abstract":"This writing focuses on three main objectives, namely: To explain the concept of safety in general; Describe the concept of salvation according to Paul in Romans 5;1-2; Describe the implications for Christians today regarding salvation. The Method used is a qualitative method with a literature study approach. Meanwhile, the interpretation approach used is the critical historical method. The result of this writing is that the concept of salvation according to Paul in Romans 5: 1-2 emphasizes three aspects, namely: salvation in the past, present and future. Christians realize that salvation is central to their lives. And the center of that salvation is in Jesus Christ.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131757739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract The purpose of writing this article is to provide an understanding to the church pastor about the prohibition of drinking alcohol as viewed from Leviticus 10: 8-11. Liquor (alcoholic drink) is often a matter of debate because on the other hand there are some who think that liquor is something that can increase the excitement of appearing, but if it is examined further, many negative things arise from consuming liquor. This is triggered because liquor contains alcohol which can be intoxicating. This study uses a qualitative descriptive method by analyzing the phenomena that occur, and utilizing various literatures such as books and journals. This research shows that there is a prohibition for the Imam to drink liquor because alcohol contains alcohol which can have a negative impact. In addition, as priests who are representatives of the people in offering sacrifices, they are required to be holy so they can enter the temple and can carry out their duties responsibly. To maintain this holiness in the book of Leviticus 10: 8-11 expressly prohibits priests from drinking alcoholic beverages. . Seeing this reality, if it is related to church leaders today, namely the Shepherd, it is fitting to maintain holiness, especially when leading worship. The pastor of the church is expected to be able to avoid alcoholic beverages such as those contained in the book of Leviticus.
{"title":"Larangan Minum Minuman Keras bagi Imam Berdasarkan Imamat 10:8-11 dan Implementasinya bagi Gembala Jemaat","authors":"Alferdi Alferdi, Yulita Arruan, Resvin Tapparan, Karisma Nari","doi":"10.46348/car.v3i2.106","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i2.106","url":null,"abstract":"Abstract \u0000The purpose of writing this article is to provide an understanding to the church pastor about the prohibition of drinking alcohol as viewed from Leviticus 10: 8-11. Liquor (alcoholic drink) is often a matter of debate because on the other hand there are some who think that liquor is something that can increase the excitement of appearing, but if it is examined further, many negative things arise from consuming liquor. This is triggered because liquor contains alcohol which can be intoxicating. This study uses a qualitative descriptive method by analyzing the phenomena that occur, and utilizing various literatures such as books and journals. This research shows that there is a prohibition for the Imam to drink liquor because alcohol contains alcohol which can have a negative impact. In addition, as priests who are representatives of the people in offering sacrifices, they are required to be holy so they can enter the temple and can carry out their duties responsibly. To maintain this holiness in the book of Leviticus 10: 8-11 expressly prohibits priests from drinking alcoholic beverages. . Seeing this reality, if it is related to church leaders today, namely the Shepherd, it is fitting to maintain holiness, especially when leading worship. The pastor of the church is expected to be able to avoid alcoholic beverages such as those contained in the book of Leviticus.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"126 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131010325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini membahas mengenai Studi Deskriptif terhadap Hubungan Keluh-Kesah dan Iman Kepercayaan dalam Menghadapi Penderitaan Berdasarkan Ayub Pasal 3 Penilitian ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan adakah hubungan keluh kesah dengan iman yang sekaligus akan memberikan jawaban apakah orang percaya boleh mengeluh atas penderitaan yang dialaminya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan (library research) untuk menemukan data-data yang berhubungan dengan keluh kesah dan juga iman, secara khusus data mengenai kisah keluh-kesah Ayub di dalam kitab Ayub Pasal ke ketiga. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa keluh kesah yang diungkapkan oleh Ayub menunjukkan pemahaman Ayub akan kemanusiannya yang berarti bahwa Ayub adalah manusia biasa yang sama dengan manusia pada umumnya. Oleh itulah sebagai manusia biasa maka keluh kesah terhadap penyesalan akan hari kelahiran, mengharapkan kematian saat dilahirkan dan berputus asa sampai menginginkan kematian adalah keluh kesah yang erat hubungannya dengan ketiadaan iman. Dalam hal ini Ketika orang percaya mengalami penderitaan yang begitu berat menekan pikiran, emosi dan bahkan Kesehatan fisiknya maka hal itu dapat mengikis imannya kepada Tuhan. Kata Kunci: Ayub, Teologi Perjanjian Lama, Keluh Kesah, Iman, Penderitaan
{"title":"Descriptive Study of the Relationship between Complaining and Faith in Facing Suffering Based on Job Chapter 3","authors":"Pardomuan Marbun, Charisma Melniatri","doi":"10.46348/car.v3i2.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i2.90","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas mengenai Studi Deskriptif terhadap Hubungan Keluh-Kesah dan Iman Kepercayaan dalam Menghadapi Penderitaan Berdasarkan Ayub Pasal 3 Penilitian ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan adakah hubungan keluh kesah dengan iman yang sekaligus akan memberikan jawaban apakah orang percaya boleh mengeluh atas penderitaan yang dialaminya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan (library research) untuk menemukan data-data yang berhubungan dengan keluh kesah dan juga iman, secara khusus data mengenai kisah keluh-kesah Ayub di dalam kitab Ayub Pasal ke ketiga. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa keluh kesah yang diungkapkan oleh Ayub menunjukkan pemahaman Ayub akan kemanusiannya yang berarti bahwa Ayub adalah manusia biasa yang sama dengan manusia pada umumnya. Oleh itulah sebagai manusia biasa maka keluh kesah terhadap penyesalan akan hari kelahiran, mengharapkan kematian saat dilahirkan dan berputus asa sampai menginginkan kematian adalah keluh kesah yang erat hubungannya dengan ketiadaan iman. Dalam hal ini Ketika orang percaya mengalami penderitaan yang begitu berat menekan pikiran, emosi dan bahkan Kesehatan fisiknya maka hal itu dapat mengikis imannya kepada Tuhan. \u0000 \u0000 \u0000Kata Kunci: Ayub, Teologi Perjanjian Lama, Keluh Kesah, Iman, Penderitaan","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124932252","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow banyak dipakai di berbagai bidang karena teori ini secara intuitif tampak logis. Namun setelah dievaluasi dengan antropologi Alkitabiah dan prinsip kasih dalam Perjanjian Baru yang didapat dengan pendekatan teologi biblika, teori ini memiliki tiga kesalahan mendasar sehingga tidak seharusnya dipergunakan sebagai cara untuk manusia mengaktualisasi diri. Pertama, pengabaian Tuhan, Sang Pencipta dan Sumber Kasih Abadi yang sempurna sehingga tidak mengikut-sertakan kebutuhan pemahaman jati diri dan makna/tujuan eksistensi manusia untuk mencapai aktualisasi diri serta tidak mencari pemenuhan kasih dari Allah. Kedua, penempatan kebutuhan kasih bukan di kebutuhan primer bersama dengan kebutuhan fisik. Ketiga, pemisahan kebutuhan rasa berharga dan memiliki dimiliki dari kebutuhan kasih dan diletakkan lebih tinggi dari kebutuhan kasih sedangkan dua kebutuhan ini otomatis terpenuhi ketika kebutuhan kasih terpuaskan. Karena manusia terdiri dari roh dan tubuh, serta roh lebih penting dari tubuh, maka kasih dan kebutuhan fisik adalah kebutuhan primer yang bila dipuaskan akan memampukan manusia mencapai aktualisasi diri yang seharusnya tanpa perlu melalui jenjang kebutuhan rasa berharga dan kebutuhan memiliki-dimiliki.
{"title":"KRITIK HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW BERDASARKAN PRINSIP CINTA KASIH DALAM PERJANJIAN BARU","authors":"Welly Welliam Polly, Hartati Muljani Notoprodjo, Kezia Tesalonika Hutauruk","doi":"10.46348/car.v3i1.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i1.83","url":null,"abstract":"Teori Hierarki Kebutuhan Maslow banyak dipakai di berbagai bidang karena teori ini secara intuitif tampak logis. Namun setelah dievaluasi dengan antropologi Alkitabiah dan prinsip kasih dalam Perjanjian Baru yang didapat dengan pendekatan teologi biblika, teori ini memiliki tiga kesalahan mendasar sehingga tidak seharusnya dipergunakan sebagai cara untuk manusia mengaktualisasi diri. Pertama, pengabaian Tuhan, Sang Pencipta dan Sumber Kasih Abadi yang sempurna sehingga tidak mengikut-sertakan kebutuhan pemahaman jati diri dan makna/tujuan eksistensi manusia untuk mencapai aktualisasi diri serta tidak mencari pemenuhan kasih dari Allah. Kedua, penempatan kebutuhan kasih bukan di kebutuhan primer bersama dengan kebutuhan fisik. Ketiga, pemisahan kebutuhan rasa berharga dan memiliki dimiliki dari kebutuhan kasih dan diletakkan lebih tinggi dari kebutuhan kasih sedangkan dua kebutuhan ini otomatis terpenuhi ketika kebutuhan kasih terpuaskan. Karena manusia terdiri dari roh dan tubuh, serta roh lebih penting dari tubuh, maka kasih dan kebutuhan fisik adalah kebutuhan primer yang bila dipuaskan akan memampukan manusia mencapai aktualisasi diri yang seharusnya tanpa perlu melalui jenjang kebutuhan rasa berharga dan kebutuhan memiliki-dimiliki.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"176 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114939164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja mengalami berbagai perkembangan, salah satunya berkaitan dengan seksualitasnya. Dalam perkembangan seksualitas, remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar terkait dengan organ reproduksinya. Disinilah peran penting pendampingan orang tua agar remaja memiliki informasi yang benar tentang seks. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan efektivitas pendampingan orang tua terhadap pembentukan perilaku seksual remaja. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang sangat signifikan peran pendampingan orang tua terhadap pembentukan perilaku seks remaja sebesar 71,1%.
{"title":"Efektivitas Pendampingan Orang Tua Terhadap Tingkat Pemahaman Seksual Remaja","authors":"Kalis Stevanus, Hardiyanti Setyorini, Yunianto Yunianto","doi":"10.46348/car.v3i1.88","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i1.88","url":null,"abstract":"Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja mengalami berbagai perkembangan, salah satunya berkaitan dengan seksualitasnya. Dalam perkembangan seksualitas, remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar terkait dengan organ reproduksinya. Disinilah peran penting pendampingan orang tua agar remaja memiliki informasi yang benar tentang seks. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan efektivitas pendampingan orang tua terhadap pembentukan perilaku seksual remaja. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang sangat signifikan peran pendampingan orang tua terhadap pembentukan perilaku seks remaja sebesar 71,1%.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129807237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini diangkat berdasarkan latar belakang masalah yang dilihat penulis terhadap sebuah tradisi pengakuan salah “Ma’ Ballak Bua” di Bonggakaradeng, Tana Toraja yang diterima dan masih dilakukan orang Kristen di daerah tersebut dan dianggap memiliki hubungan dengan pengakuan dosa dalam iman Kristen. Penelitian ini dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yaitu untuk menjelaskan tradisi Ma’ Ballak Bua bagi orang sakit dan hubungannya dengan pengakuan dosa dalam iman Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi melalui studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ma’ Ballak Bua dan pengakuan dosa memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menyatakan kesalahan dan memohon pengampunan kepada Tuhan atas segala dosa yang dilakukan selama hidup agar mendatangkan damai sejahtera atau pengampunan dalam kehidupan.
{"title":"Tradisi Ma' Ballak Bua Bagi Orang Sakit dan Relevansinya dengan Pengakuan Dosa dalam Iman Kristen","authors":"Silta Omega Monni, Restifani Cahyami","doi":"10.46348/car.v3i1.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.46348/car.v3i1.81","url":null,"abstract":"Tulisan ini diangkat berdasarkan latar belakang masalah yang dilihat penulis terhadap sebuah tradisi pengakuan salah “Ma’ Ballak Bua” di Bonggakaradeng, Tana Toraja yang diterima dan masih dilakukan orang Kristen di daerah tersebut dan dianggap memiliki hubungan dengan pengakuan dosa dalam iman Kristen. Penelitian ini dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yaitu untuk menjelaskan tradisi Ma’ Ballak Bua bagi orang sakit dan hubungannya dengan pengakuan dosa dalam iman Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi melalui studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ma’ Ballak Bua dan pengakuan dosa memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menyatakan kesalahan dan memohon pengampunan kepada Tuhan atas segala dosa yang dilakukan selama hidup agar mendatangkan damai sejahtera atau pengampunan dalam kehidupan.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128585405","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：