Pub Date : 2024-01-19DOI: 10.52850/jptupr.v3i2.12469
Hairu Suparto, Antar Sofyan, M. Irfan
Rice production in South Kalimantan during January to September 2020 decreased compared to 2019. The use of rice seeds per hectare is generally still not in accordance with the recommendations. The local varieties of rice seeds that cultivated are from last year's cropping season, where storage was not good which could lead to a decrease in seed quality. Shallots contain hormones auxin and gibberellins, can be used as a natural growth regulator. This study used a solution of shallots on three local varieties of rice seeds. The purpose of this study was to provide information on the use of natural growth regulators in shallot solution as an alternative to increase seed viability to become a provider of quality seeds. This research carried out from October to November 2021 at the Production Laboratory of the Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University. The implementation of the research is making shallot stock solution, seed preparation, seed soaking, seed germination, and maintenance. The method used was qualitative using single factor Completely Randomized Design with three levels of treatment and each treatment consisted of five replications. The results showed that treatment using onion solution invigoration had a significant effects on the parameters of growth uniformity and maximum growth potential of expired local rice seeds of Siam Banjar variety. The highest growth speed and seed germination were found in Siam Saba variety. The highest growth uniformity was found in Siam Unus variety. The highest maximum growth potential is found in Siam Mutiara variety.
{"title":"Invigorasi Larutan Bawang Merah Terhadap Viabilitas dan Vigor Tiga Benih Padi Varietas Lokal","authors":"Hairu Suparto, Antar Sofyan, M. Irfan","doi":"10.52850/jptupr.v3i2.12469","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v3i2.12469","url":null,"abstract":"Rice production in South Kalimantan during January to September 2020 decreased compared to 2019. The use of rice seeds per hectare is generally still not in accordance with the recommendations. The local varieties of rice seeds that cultivated are from last year's cropping season, where storage was not good which could lead to a decrease in seed quality. Shallots contain hormones auxin and gibberellins, can be used as a natural growth regulator. This study used a solution of shallots on three local varieties of rice seeds. The purpose of this study was to provide information on the use of natural growth regulators in shallot solution as an alternative to increase seed viability to become a provider of quality seeds. This research carried out from October to November 2021 at the Production Laboratory of the Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University. The implementation of the research is making shallot stock solution, seed preparation, seed soaking, seed germination, and maintenance. The method used was qualitative using single factor Completely Randomized Design with three levels of treatment and each treatment consisted of five replications. The results showed that treatment using onion solution invigoration had a significant effects on the parameters of growth uniformity and maximum growth potential of expired local rice seeds of Siam Banjar variety. The highest growth speed and seed germination were found in Siam Saba variety. The highest growth uniformity was found in Siam Unus variety. The highest maximum growth potential is found in Siam Mutiara variety.","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"8 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139613937","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-15DOI: 10.52850/jptupr.v3i1.8374
S. Nursery
Masa Transisi Pandemi Covid 19 membuat mahasiswa harus belajar secara daring, untuk tantangan pembelajaran secara daring erat kaitannya dengan motivasi belajar mahasiswa. Seperti pada mahasiswa STIKES Suaka Insan yang mengatakan mengalami penurunan motivasi disebabkan oleh jaringan internet yang tidak stabil, rasa jenuh dan bosan karena menghadap laptop dalam waktu lama, serta tidak bisa langsung bertemu dengan teman-teman seangkatan dan dosen di kampus. Penelitian menggambarkan motivasi belajar mahasiswa mengikuti metode pembelajaran daring di STIKES Suaka Insan. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif metode survey. Sampel sebanyak 33 orang, instrumen penelitian adalah kuesioner sebanyak 23 pernyataan, dilakukan uji valid dengan person produk moment dan uji reliabelitas dengan alpha cronbach. Analisa data menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa baik sebanyak 21,2%, motivasi belajar cukup sebanyak 30,3%, motivasi belajar kurang baik sebanyak 36,4% dan motivasi belajar tidak baik sebanyak 12,1%. Rekomendasi dari penelitian ini adalah dosen diharapkan membuat kegiatan belajar yang lebih menarik dan inovatif dalam memanfaatkan perkembangan teknologi sehingga tampilan materi belajar lebih menyenangkan, ada kegiatan yang menarik selama belajar daring seperti games, intonasi suara yang seimbang.
{"title":"Motivasi Belajar Mahasiswa Dalam Mengikuti Metode Pembelajaran Daring Di STIKES Suaka Insan Pada Masa Transisi Pendemi Covid-19","authors":"S. Nursery","doi":"10.52850/jptupr.v3i1.8374","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v3i1.8374","url":null,"abstract":"Masa Transisi Pandemi Covid 19 membuat mahasiswa harus belajar secara daring, untuk tantangan pembelajaran secara daring erat kaitannya dengan motivasi belajar mahasiswa. Seperti pada mahasiswa STIKES Suaka Insan yang mengatakan mengalami penurunan motivasi disebabkan oleh jaringan internet yang tidak stabil, rasa jenuh dan bosan karena menghadap laptop dalam waktu lama, serta tidak bisa langsung bertemu dengan teman-teman seangkatan dan dosen di kampus. Penelitian menggambarkan motivasi belajar mahasiswa mengikuti metode pembelajaran daring di STIKES Suaka Insan. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif metode survey. Sampel sebanyak 33 orang, instrumen penelitian adalah kuesioner sebanyak 23 pernyataan, dilakukan uji valid dengan person produk moment dan uji reliabelitas dengan alpha cronbach. Analisa data menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa baik sebanyak 21,2%, motivasi belajar cukup sebanyak 30,3%, motivasi belajar kurang baik sebanyak 36,4% dan motivasi belajar tidak baik sebanyak 12,1%. Rekomendasi dari penelitian ini adalah dosen diharapkan membuat kegiatan belajar yang lebih menarik dan inovatif dalam memanfaatkan perkembangan teknologi sehingga tampilan materi belajar lebih menyenangkan, ada kegiatan yang menarik selama belajar daring seperti games, intonasi suara yang seimbang.\u0000 ","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123858155","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-15DOI: 10.52850/jptupr.v3i1.8614
Bismart Ferry Ibie, M. Santosa, C. Birawa
Salah satu varibel biogeofisik penting untuk menggambarkan karakteristik wilayah tertentu, baik berdasarkan batas administrasi maupun batas Daerah Aliran Sungai (DAS)/Sub DAS adalah informasi tentang curah hujan. Dalam kaitannya dengan Pengelolaan DAS, informasi ini harus dapat diolah dan dimanfaatkan dengan baik, sehingga Rencana Pengelolaan DAS yang disusun berdasarkan Karakteristik DAS tersebut, dapat mendukung secara maksimal berbagai kegiatan perencanaan pembangunan dalam periode tertentu. Standardized Precipitation Index/SPI (Indeks Kekeringan Terstandarisasi/IKT), merupakan salah satu bentuk analisis Curah Hujan yang dapat memberikan informasi tentang tingkat kebasahan dan kekeringan suatu wilayah baik dalam batas administrasi atau sesuai batas DAS/Sub DAS tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2023 di Palangka Raya dengan Cakupan Wilayah studi sekitar 55,66 Km2. Data ditabulasi dengan menggunakan Excell 2010, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Perangkat Lunak DrinC V 1.7 (91). Disimpulkan bahwa: Hampir 75% Kriteria SPI selama 119 tahun berada dalam Kriteria SPI Normal, dimana CH terbanyak sekitar 2.250 mm/tahun berjumlah 33 tahun, dengan Nilai SPI sekitar nol (0) sebanyak 34 tahun; Kejadian SPI Sangat Basah dimulai dari tahun 1955-1956, dimana Kejadian SPI Sangat Basah terjadi sebanyak 3 tahun, yaitu pada tahun: 1955-1956, 1984-1985, dan 2010-2011 yang merupakan tahun terbasah dari keseluruhan periode tahun yang dikaji. Sedangkan kejadian SPI Sangat Kering terjadi sebanyak 4 tahun, yaitu pada tahun: 1961-1962, 1965-1966 sebagai tahun terkering dari seluruh tahun yang dikaji, dan tahun 1969-1970, dan tahun 1972-1973; Kriteria SPI Agak Basah, Basah, dan Sangat Basah, masing-masing sebesar 7,56%; 4,20%; dan 2,52% dengan 72,27 masing-masing 1 dalam 13,22 Tahun/13 Tahun, 1 dalam 23,80 Tahun/24 Tahun, dan 1 dalam 39,67 Tahun/40 Tahun. Sedangkan Kriteria SPI Agak Kering, Kering, dan Sangat Kering, masing-masing sebesar 3,36%; 6;72%; dan 3,38% dengan Tingkat Kerawanan (severity), masing-masing adalah: 1 dalam 29,75 Tahun/30 Tahun, 1 dalam 14,88 Tahun/15 Tahun; dan 1 dalam 29,75 Tahun/30 Tahun. Sedangkan untuk Kriteria SPI Normal adalah 72,27% dengan Tingkat Kerawanan (Severity) sebesar 1 dalam 1,38 Tahun/1 Tahun; Meskipun Kriteria SPI Sangat Kering dan Sangat Basah dengan Persentase Kejadian masing-masing sebesar 2,52% dan 3,38% relative rendah. Akan tetapi, frekuensi dan interval waktu kejadian untuk Tingkat Kerawanan Sangat Kering dan Sangat Basah, sejak tahun 1955-1956 hingga tahun 2020, menunjungkan rentang Nilai SPI yang cenderung semakin besar dengan periode yang semakin pendek terjadi pada tahun-tahun berikutnya.
{"title":"Runtun Waktu 119 Tahun Standardized Precipitation Index (SPI) 12 Bulanan Di Sebagian DAS Kahayan Tengah, Sebagian DAS Sebangau Hulu, Dan Sebagian DAS Katingan Hilir, Provinsi Kalimantan Tengah","authors":"Bismart Ferry Ibie, M. Santosa, C. Birawa","doi":"10.52850/jptupr.v3i1.8614","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v3i1.8614","url":null,"abstract":"Salah satu varibel biogeofisik penting untuk menggambarkan karakteristik wilayah tertentu, baik berdasarkan batas administrasi maupun batas Daerah Aliran Sungai (DAS)/Sub DAS adalah informasi tentang curah hujan. Dalam kaitannya dengan Pengelolaan DAS, informasi ini harus dapat diolah dan dimanfaatkan dengan baik, sehingga Rencana Pengelolaan DAS yang disusun berdasarkan Karakteristik DAS tersebut, dapat mendukung secara maksimal berbagai kegiatan perencanaan pembangunan dalam periode tertentu. Standardized Precipitation Index/SPI (Indeks Kekeringan Terstandarisasi/IKT), merupakan salah satu bentuk analisis Curah Hujan yang dapat memberikan informasi tentang tingkat kebasahan dan kekeringan suatu wilayah baik dalam batas administrasi atau sesuai batas DAS/Sub DAS tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2023 di Palangka Raya dengan Cakupan Wilayah studi sekitar 55,66 Km2. Data ditabulasi dengan menggunakan Excell 2010, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Perangkat Lunak DrinC V 1.7 (91). Disimpulkan bahwa: Hampir 75% Kriteria SPI selama 119 tahun berada dalam Kriteria SPI Normal, dimana CH terbanyak sekitar 2.250 mm/tahun berjumlah 33 tahun, dengan Nilai SPI sekitar nol (0) sebanyak 34 tahun; Kejadian SPI Sangat Basah dimulai dari tahun 1955-1956, dimana Kejadian SPI Sangat Basah terjadi sebanyak 3 tahun, yaitu pada tahun: 1955-1956, 1984-1985, dan 2010-2011 yang merupakan tahun terbasah dari keseluruhan periode tahun yang dikaji. Sedangkan kejadian SPI Sangat Kering terjadi sebanyak 4 tahun, yaitu pada tahun: 1961-1962, 1965-1966 sebagai tahun terkering dari seluruh tahun yang dikaji, dan tahun 1969-1970, dan tahun 1972-1973; Kriteria SPI Agak Basah, Basah, dan Sangat Basah, masing-masing sebesar 7,56%; 4,20%; dan 2,52% dengan 72,27 masing-masing 1 dalam 13,22 Tahun/13 Tahun, 1 dalam 23,80 Tahun/24 Tahun, dan 1 dalam 39,67 Tahun/40 Tahun. Sedangkan Kriteria SPI Agak Kering, Kering, dan Sangat Kering, masing-masing sebesar 3,36%; 6;72%; dan 3,38% dengan Tingkat Kerawanan (severity), masing-masing adalah: 1 dalam 29,75 Tahun/30 Tahun, 1 dalam 14,88 Tahun/15 Tahun; dan 1 dalam 29,75 Tahun/30 Tahun. Sedangkan untuk Kriteria SPI Normal adalah 72,27% dengan Tingkat Kerawanan (Severity) sebesar 1 dalam 1,38 Tahun/1 Tahun; Meskipun Kriteria SPI Sangat Kering dan Sangat Basah dengan Persentase Kejadian masing-masing sebesar 2,52% dan 3,38% relative rendah. Akan tetapi, frekuensi dan interval waktu kejadian untuk Tingkat Kerawanan Sangat Kering dan Sangat Basah, sejak tahun 1955-1956 hingga tahun 2020, menunjungkan rentang Nilai SPI yang cenderung semakin besar dengan periode yang semakin pendek terjadi pada tahun-tahun berikutnya.","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"1937 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128913880","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-06DOI: 10.52850/jptupr.v3i1.8513
Hairu Suparto, Akhmad Gazali, Antar Sofyan, Risma Nur Hikmah
Anthracnose is a disease that attacks and is very feared in chili cultivation. The low production and productivity of chili plants is caused by this disease. The purpose of this study was to determine the effectiveness and concentration of noni leaf pesticides on the control of anthracnose. This research was arranged using a completely randomized design (CRD) with one factor, namely the treatment of giving concentrations of vegetable pesticides and noni. The treatment consisted of 6 levels of treatment, namely DM0 = Control (0 ml Noni leaf extract solution), DM1 = Noni leaf extract solution 5 g/100 ml water, DM2 = Noni leaf extract solution 10 g/100 ml water, DM3 = Leaf extract solution noni 15 g/100 ml water, DM4 = Noni leaf extract solution 20 g/100 ml water, FS = synthetic fungicide as positive control. The experiment was carried out 4 times, so that 24 experimental units were obtained. The results showed that noni leaf pesticides were effective in controlling anthracnose in cayenne pepper plants with an effective concentration found in DM4 treatment with 20 g/100 ml of water extract solution of noni leaf.
{"title":"Uji Efektivitas Pestisida Nabati Daun Mengkudu Terhadap Pengendalian Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai","authors":"Hairu Suparto, Akhmad Gazali, Antar Sofyan, Risma Nur Hikmah","doi":"10.52850/jptupr.v3i1.8513","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v3i1.8513","url":null,"abstract":"Anthracnose is a disease that attacks and is very feared in chili cultivation. The low production and productivity of chili plants is caused by this disease. The purpose of this study was to determine the effectiveness and concentration of noni leaf pesticides on the control of anthracnose. This research was arranged using a completely randomized design (CRD) with one factor, namely the treatment of giving concentrations of vegetable pesticides and noni. The treatment consisted of 6 levels of treatment, namely DM0 = Control (0 ml Noni leaf extract solution), DM1 = Noni leaf extract solution 5 g/100 ml water, DM2 = Noni leaf extract solution 10 g/100 ml water, DM3 = Leaf extract solution noni 15 g/100 ml water, DM4 = Noni leaf extract solution 20 g/100 ml water, FS = synthetic fungicide as positive control. The experiment was carried out 4 times, so that 24 experimental units were obtained. The results showed that noni leaf pesticides were effective in controlling anthracnose in cayenne pepper plants with an effective concentration found in DM4 treatment with 20 g/100 ml of water extract solution of noni leaf.","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115505826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-28DOI: 10.52850/jptupr.v3i1.8352
Utari Yolla Sundari, Muh. Andis Hidayatullah, Fauziah Fiardilla
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh berbagai teknik pengemasan, jenis kemasan dan kondisi penyimpanan yang diberikan kepada komoditas pertanian terhadap kualitas dan mutu bahan yang meliputi sifat fisik (kekerasan) dan organoleptik (rasa, warna, tekstur). Jenis komoditas pertanian yang digunakan adalah buah apel. Perlakuan yang akan diberikan adalah perbedaan jenis kemasan, perbedaan teknik pengemasan dengan cara coating dan penyimpanan pada suhu dingin. Ada dua jenis kemasan yang digunakan yaitu polyethylene (PE) dan polypropylene (PP), sedangkan untuk bahan coating digunakan yaitu dengan pati sitrat + CMC dan pati sitrat + kitosan. Setelah dilakukan pengamatan terhadap organoleptik didapatkan hasil penelitian bahwa pemberian coating pati sitrat+CMC yang dikemas dengan plastik PE memberikan nilai pada rasa, tekstur, dan warna yang lebih baik, yaitu secara berurutan 4,6 (normal); 4,4 (agak keras) dan 3,4 (cerah). Untuk hasil pada uji kekerasan yaitu coating memberikan hasil terkecil untuk nilai kekerasan, yaitu 8,4 (mm/g/s) yaitu coating pati sitrat+kitosan dan kemasan plastik PP, 9,04 (mm/g/s) untuk coating pati sitrat+CMC dan kemasan plastik PP serta 10,85 (mm/g/s) untuk tanpa coating dan kemasan PP.
{"title":"Pengaruh Teknik Pengemasan, Jenis Kemasan dan Kondisi Penyimpanan terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik pada Buah Apel","authors":"Utari Yolla Sundari, Muh. Andis Hidayatullah, Fauziah Fiardilla","doi":"10.52850/jptupr.v3i1.8352","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v3i1.8352","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh berbagai teknik pengemasan, jenis kemasan dan kondisi penyimpanan yang diberikan kepada komoditas pertanian terhadap kualitas dan mutu bahan yang meliputi sifat fisik (kekerasan) dan organoleptik (rasa, warna, tekstur). Jenis komoditas pertanian yang digunakan adalah buah apel. Perlakuan yang akan diberikan adalah perbedaan jenis kemasan, perbedaan teknik pengemasan dengan cara coating dan penyimpanan pada suhu dingin. Ada dua jenis kemasan yang digunakan yaitu polyethylene (PE) dan polypropylene (PP), sedangkan untuk bahan coating digunakan yaitu dengan pati sitrat + CMC dan pati sitrat + kitosan. Setelah dilakukan pengamatan terhadap organoleptik didapatkan hasil penelitian bahwa pemberian coating pati sitrat+CMC yang dikemas dengan plastik PE memberikan nilai pada rasa, tekstur, dan warna yang lebih baik, yaitu secara berurutan 4,6 (normal); 4,4 (agak keras) dan 3,4 (cerah). Untuk hasil pada uji kekerasan yaitu coating memberikan hasil terkecil untuk nilai kekerasan, yaitu 8,4 (mm/g/s) yaitu coating pati sitrat+kitosan dan kemasan plastik PP, 9,04 (mm/g/s) untuk coating pati sitrat+CMC dan kemasan plastik PP serta 10,85 (mm/g/s) untuk tanpa coating dan kemasan PP.","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126957012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-08DOI: 10.52850/jptupr.v3i1.8305
Penyang
Tulisan ini bertujuan untuk mencoba membandingkan karya dua pengarang yang berbeda, khususnya puisi William Butler Yeats dan karya Chairil Anwar. Memang, terungkap bahwa W.B. Yeats bukanlah seorang penulis dari Amerika Serikat, tetapi tulisan-tulisannya sangat dikenal luas di seluruh dunia, terutama di kalangan masyarakat yang telah mengalami campur tangan pihak ketiga. Akibatnya, orang-orang di Amerika Serikat sangat menghormati karyanya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Amerika Serikat adalah rumah bagi sejumlah populasi yang terpinggirkan, yang paling terkenal adalah orang Afrika-Amerika dan penduduk asli Amerika. Melalui pembacaan puisi Chairil Anwar dan Yeats, seseorang dapat memahami kekhasan karya-karya mereka yang khas. bahwa ada kesejajaran yang harus dilihat antara karya kedua penyair tersebut. Kedua penulis dianggap kontemporer tidak hanya untuk masa di mana mereka hidup, tetapi juga karena ide-ide yang diungkapkan dalam tulisan mereka mencerminkan ambisi nasional para penulis.
{"title":"Kesamaan Pemikiran yang Terkandung Dalam Puisi-puisi Revolusi Chairil Anwar dengan Puisi-puisi W.B. Yeats","authors":"Penyang","doi":"10.52850/jptupr.v3i1.8305","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v3i1.8305","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mencoba membandingkan karya dua pengarang yang berbeda, khususnya puisi William Butler Yeats dan karya Chairil Anwar. Memang, terungkap bahwa W.B. Yeats bukanlah seorang penulis dari Amerika Serikat, tetapi tulisan-tulisannya sangat dikenal luas di seluruh dunia, terutama di kalangan masyarakat yang telah mengalami campur tangan pihak ketiga. Akibatnya, orang-orang di Amerika Serikat sangat menghormati karyanya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Amerika Serikat adalah rumah bagi sejumlah populasi yang terpinggirkan, yang paling terkenal adalah orang Afrika-Amerika dan penduduk asli Amerika. Melalui pembacaan puisi Chairil Anwar dan Yeats, seseorang dapat memahami kekhasan karya-karya mereka yang khas. bahwa ada kesejajaran yang harus dilihat antara karya kedua penyair tersebut. Kedua penulis dianggap kontemporer tidak hanya untuk masa di mana mereka hidup, tetapi juga karena ide-ide yang diungkapkan dalam tulisan mereka mencerminkan ambisi nasional para penulis.","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134152970","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.52850/jptupr.v3i1.8298
Theresia Jamini
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Peningkatan angka kejadian hipertensi berdampak pada penurunan kualitas hidup dari penderitanya. Tidak hanya berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya, tetapi juga dapat berdampak pada perubahan sistem tubuh manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpatuhan penderita dalam mengkonsumsi obat hipertensi. Penderita hipertensi harus selalu rutin minum obat hipertensi dan tidak boleh putus obat apapun alasannya. Obat hipertensi sifatnya adalah memperlebar pembuluh darah sehingga dapat memperlancar peredaran darah yang dapat mencegah peningkatan tekanan darah pada penderitanya, Oleh sebab itu diharapkan penderita rutin mengkonsumsi obat hipertensi. Kepatuhan dalam mengkonsumsi obat hipertensi menjadi sangat penting bagi penderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bagaimana gambaran kepatuhan mengkonsumsi obat pada penderita hipertensi di Puskesmas Pekauman, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Tahun 2022. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Desain penelitiannya adalah cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Responden penelitian berjumlah 30 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil analisa penelitian yang dapat diperoleh dari 30 responden adalah bahwa terdapat 19 responden (63,3%) patuh dalam mengkonsumsi obat hipertensi dan terdapat 11 responden (36,7%) tidak patuh mengkonsumsi obat hipertensi. Kepatuhan penderita hipertensi dalam mengkonsumsi obat hipertensi di Puskesmas Pekauman Kota Banjarmasin Tahun 2022 adalah mayoritas dalam kategori patuh.
{"title":"Gambaran Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Pada Penderita Hipertensi di Puskemas Pekauman, Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan Tahun 2022","authors":"Theresia Jamini","doi":"10.52850/jptupr.v3i1.8298","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v3i1.8298","url":null,"abstract":"Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Peningkatan angka kejadian hipertensi berdampak pada penurunan kualitas hidup dari penderitanya. Tidak hanya berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya, tetapi juga dapat berdampak pada perubahan sistem tubuh manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpatuhan penderita dalam mengkonsumsi obat hipertensi. Penderita hipertensi harus selalu rutin minum obat hipertensi dan tidak boleh putus obat apapun alasannya. Obat hipertensi sifatnya adalah memperlebar pembuluh darah sehingga dapat memperlancar peredaran darah yang dapat mencegah peningkatan tekanan darah pada penderitanya, Oleh sebab itu diharapkan penderita rutin mengkonsumsi obat hipertensi. Kepatuhan dalam mengkonsumsi obat hipertensi menjadi sangat penting bagi penderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bagaimana gambaran kepatuhan mengkonsumsi obat pada penderita hipertensi di Puskesmas Pekauman, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Tahun 2022. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Desain penelitiannya adalah cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Responden penelitian berjumlah 30 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil analisa penelitian yang dapat diperoleh dari 30 responden adalah bahwa terdapat 19 responden (63,3%) patuh dalam mengkonsumsi obat hipertensi dan terdapat 11 responden (36,7%) tidak patuh mengkonsumsi obat hipertensi. Kepatuhan penderita hipertensi dalam mengkonsumsi obat hipertensi di Puskesmas Pekauman Kota Banjarmasin Tahun 2022 adalah mayoritas dalam kategori patuh.","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126778481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-20DOI: 10.52850/jptupr.v2i2.5497
Hairu Suparto, Muhammad Imam Nugraha
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara varietas dan konsentrasi larutan ekstrak tauge terhadap vigor dan viabilitas benih padi, serta mengetahui konsentrasi larutan tauge terbaik terhadap viabilitas benih padi. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktorial. Faktor pertama varietas padi yaitu V1=Inpari 30, V2=Balimau, V3=Siam Epang dan faktor kedua konsentrasi larutan tauge yaitu K1=10%, K2=20%, K3=30% yang diulang sebanyak 3 (tiga) kali, sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Invigorasi benih dalam larutan tauge dengan konsentrasi 10% pada varietas padi Siam Epang (K1V3) merupakan perlakuan terbaik dan mampu meningkatkan potensi tumbuh, daya berkecambah dan keserempakan tumbuh. Perendaman benih pada konsetrasi 10% larutan ektrak tauge dan varietas Siam Epang merupakan perlakukan faktor tunggal terbaik untuk kecepatan tumbuh.
{"title":"Invigorasi Benih Tiga Varietas Padi (Oryza Sativa L) Dengan Larutan Tauge","authors":"Hairu Suparto, Muhammad Imam Nugraha","doi":"10.52850/jptupr.v2i2.5497","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v2i2.5497","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara varietas dan konsentrasi larutan ekstrak tauge terhadap vigor dan viabilitas benih padi, serta mengetahui konsentrasi larutan tauge terbaik terhadap viabilitas benih padi. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktorial. Faktor pertama varietas padi yaitu V1=Inpari 30, V2=Balimau, V3=Siam Epang dan faktor kedua konsentrasi larutan tauge yaitu K1=10%, K2=20%, K3=30% yang diulang sebanyak 3 (tiga) kali, sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Invigorasi benih dalam larutan tauge dengan konsentrasi 10% pada varietas padi Siam Epang (K1V3) merupakan perlakuan terbaik dan mampu meningkatkan potensi tumbuh, daya berkecambah dan keserempakan tumbuh. Perendaman benih pada konsetrasi 10% larutan ektrak tauge dan varietas Siam Epang merupakan perlakukan faktor tunggal terbaik untuk kecepatan tumbuh.","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126213088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-20DOI: 10.52850/jptupr.v2i2.5478
Erni Dwi Puji Setyowati, Edouard Aryadi Supriyadi, Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid
Kota Yogyakarta terkenal dengan jenis wisata yang khas, yaitu jenis wisata budaya sebagai cagar budaya Jawa. Dewasa ini para wisatawan mulai menggemari tempat wisata yang tidak hanya sekedar menyajikan keindahan alamnya saja tetapi lebih kepada interaksi masyarakat. Oleh karena itu mulai berkembang jenis wisata minat khusus, yaitu wisata alternatif yang disebut desa wisata. Desa wisata di wilayah Kabupaten Sleman berkembang sangat dinamis dan mampu menggerakkan sektor pariwisata di Kabupaten Sleman. Desa wisata Gamplong termasuk dalam sektor ekonomi kreatif bidang kerajinan (handycraft), sedangkan Desa Wisata Pulesari mengusung konsep Go Green and Back to Nature dengan permainan interaktifnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis proses sosial lembaga yang tedapat pada Desa Wisata Gamplong dan Desa Wisata Pulesari untuk dijadikan sebagai acuan desa wisata lain mengembangkan potensi yang dimiliki dari segi ekonomi kreatif yang berbeda. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik triangulasi data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan Desa Wisata Pulesari dan Desa Wisata Gamplong melalui beberapa tahap perkembangan kelompok dimana tahap dependency and inclusion yang terjadi di Desa Wisata Pulesari aktor yang berperan untuk menggerakkan masyarakat adalah Bapak Amin Sarjana sedangkan pada Desa Wisata Gamplong adalah masyakat pengrajin tenun dan serat alam. Tahap counterdependency and fight yang ada pada kedua desa wisata terletak pada sumber daya manusia yang sebagian masyarakat belum memahami hakikat akan pentingnya wisata dan potensi wisata yang dimiliki. Kemudian tahap trust and structure dimana kedua desa wisata masing-masing telah memiliki struktur organisasi yang dibangun bersama setelah melewati konflik yang terjadi sebelumnya. Tahap work pada kedua desa wisata telah berjalan dengan adanya pembagian kinerja pada struktur organisasi dan adanya rencana program jangka menengah serta kerjasama dan pelatihan dengan pihak terkait yang telah dilaksanakan. Tahap termination yang dilakukan pada kedua desa wisata masing-masing dengan mengadakan rapat evaluasi kinerja setiap bulan. Kata Kunci: desa wisata, ekonomi kreatif, proses sosial lembaga, studi komparatif, Yogyakarta
{"title":"Studi Komparatif Sosial Lembaga Pada Desa Wisata Gamplong dan Desa Wisata Pulesari Kabupaten Sleman Sebagai Penggerak Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif","authors":"Erni Dwi Puji Setyowati, Edouard Aryadi Supriyadi, Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid","doi":"10.52850/jptupr.v2i2.5478","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v2i2.5478","url":null,"abstract":"Kota Yogyakarta terkenal dengan jenis wisata yang khas, yaitu jenis wisata budaya sebagai cagar budaya Jawa. Dewasa ini para wisatawan mulai menggemari tempat wisata yang tidak hanya sekedar menyajikan keindahan alamnya saja tetapi lebih kepada interaksi masyarakat. Oleh karena itu mulai berkembang jenis wisata minat khusus, yaitu wisata alternatif yang disebut desa wisata. Desa wisata di wilayah Kabupaten Sleman berkembang sangat dinamis dan mampu menggerakkan sektor pariwisata di Kabupaten Sleman. Desa wisata Gamplong termasuk dalam sektor ekonomi kreatif bidang kerajinan (handycraft), sedangkan Desa Wisata Pulesari mengusung konsep Go Green and Back to Nature dengan permainan interaktifnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis proses sosial lembaga yang tedapat pada Desa Wisata Gamplong dan Desa Wisata Pulesari untuk dijadikan sebagai acuan desa wisata lain mengembangkan potensi yang dimiliki dari segi ekonomi kreatif yang berbeda. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik triangulasi data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan Desa Wisata Pulesari dan Desa Wisata Gamplong melalui beberapa tahap perkembangan kelompok dimana tahap dependency and inclusion yang terjadi di Desa Wisata Pulesari aktor yang berperan untuk menggerakkan masyarakat adalah Bapak Amin Sarjana sedangkan pada Desa Wisata Gamplong adalah masyakat pengrajin tenun dan serat alam. Tahap counterdependency and fight yang ada pada kedua desa wisata terletak pada sumber daya manusia yang sebagian masyarakat belum memahami hakikat akan pentingnya wisata dan potensi wisata yang dimiliki. Kemudian tahap trust and structure dimana kedua desa wisata masing-masing telah memiliki struktur organisasi yang dibangun bersama setelah melewati konflik yang terjadi sebelumnya. Tahap work pada kedua desa wisata telah berjalan dengan adanya pembagian kinerja pada struktur organisasi dan adanya rencana program jangka menengah serta kerjasama dan pelatihan dengan pihak terkait yang telah dilaksanakan. Tahap termination yang dilakukan pada kedua desa wisata masing-masing dengan mengadakan rapat evaluasi kinerja setiap bulan. \u0000Kata Kunci: desa wisata, ekonomi kreatif, proses sosial lembaga, studi komparatif, Yogyakarta","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130404341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-19DOI: 10.52850/jptupr.v2i2.5488
Iis Yuanita, Efraim Tobias, Lisnawaty Silitonga
This research was conducted to determine the effect of red dragon fruit peel meal on the weight and percentage of carcass, lower thigh, upper thigh, wing, breast, and back of broiler carcass. This research used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and each treatment had 6 replications. The treatments were T0 = basal diet (BD) without dragon fruit peel meal (DPM), T1 = BD+0.5% DPM, T2 = BD+1% DPM and T3 = BD+1.5% DPM. The parameter were final weight, carcass weight and percentage, commercial cuts of carcass weight and percentage. The results of this study showed that the red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) peel meal in broiler chicken diet had no significantly effect on the final weight, carcass weight and percentage, and commercial cuts of carcass weight and percentage of broiler chicken. The diet with red dragon fruit peel meal up to 1.5% have no negative effect to broiler chickens.
{"title":"Pengaruh Tepung Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Potongan Komersial Karkas Ayam Broiler","authors":"Iis Yuanita, Efraim Tobias, Lisnawaty Silitonga","doi":"10.52850/jptupr.v2i2.5488","DOIUrl":"https://doi.org/10.52850/jptupr.v2i2.5488","url":null,"abstract":"This research was conducted to determine the effect of red dragon fruit peel meal on the weight and percentage of carcass, lower thigh, upper thigh, wing, breast, and back of broiler carcass. This research used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and each treatment had 6 replications. The treatments were T0 = basal diet (BD) without dragon fruit peel meal (DPM), T1 = BD+0.5% DPM, T2 = BD+1% DPM and T3 = BD+1.5% DPM. The parameter were final weight, carcass weight and percentage, commercial cuts of carcass weight and percentage. The results of this study showed that the red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) peel meal in broiler chicken diet had no significantly effect on the final weight, carcass weight and percentage, and commercial cuts of carcass weight and percentage of broiler chicken. The diet with red dragon fruit peel meal up to 1.5% have no negative effect to broiler chickens.","PeriodicalId":432267,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian UPR","volume":"27 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123494269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}