Pub Date : 2019-10-11DOI: 10.5614/joki.2019.11.2.1
Helma Devina, Jessica Jessica, Hesty Susanti, Suprijanto Suprijanto, E. Budi
Citra USG merupakan salah satu kebutuhan pendukung yang krusial dalam menuntun penusukan jarum medis ke dalam tubuh pasien. Konsistensi citra visibilitas jarum tersebut ditentukan oleh dua faktor, yaitu teknis pencitraan yang digunakan (spesifikasi transduser USG dan karakteristik akustik jarum) dan posisi jarum (kedalaman dan sudut penusukan) terhadap muka gelombang bidang yang dipancarkan pada bidang pandang tertentu. Sebelum diaplikasikan ke tubuh pasien, diperlukan suatu informasi berupa peta visibilitas jarum yang dicitrakan USG dengan mensimulasikan teknik penusukan secara in-plane menggunakan sistem robot 3 DOF. Hal penting dari robot 3 DOF yang digunakan adalah koordinasi gerakan dua motor stepper yang menjamin gerakan penusukan jarum berada pada trajektori berupa garis lurus untuk berbagai kombinasi kedalaman dan sudut penusukan. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dilakukan evaluasi algoritme Bresenham dan Digital Differential Analyzer (DDA) dalam mengatur pemberian jumlah pulsa masukan pada kedua motor stepper sehingga diperoleh gerakan yang diinginkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan jarum spinal 22G pada gerakan penusukan dengan rentang sudut penusukan 08 - 908 dengan perubahan sudut 22,58 dan kedalaman penusukan 10 – 50 mm dengan perubahan kedalaman 10 mm. Berdasarkan nilai RMSE, standar deviasi, linearitas, dan R 2 , algoritme Bresenham lebih baik dibandingkan dengan algoritme DDA.
{"title":"Evaluasi Algoritme Bresenham dan Digital Differential Analyzer (DDA) untuk Pengontrolan Koordinasi Gerakan Dua Motor Stepper pada Robot untuk Simulator Penusukan Jarum Medis","authors":"Helma Devina, Jessica Jessica, Hesty Susanti, Suprijanto Suprijanto, E. Budi","doi":"10.5614/joki.2019.11.2.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/joki.2019.11.2.1","url":null,"abstract":"Citra USG merupakan salah satu kebutuhan pendukung yang krusial dalam menuntun penusukan jarum medis ke dalam tubuh pasien. Konsistensi citra visibilitas jarum tersebut ditentukan oleh dua faktor, yaitu teknis pencitraan yang digunakan (spesifikasi transduser USG dan karakteristik akustik jarum) dan posisi jarum (kedalaman dan sudut penusukan) terhadap muka gelombang bidang yang dipancarkan pada bidang pandang tertentu. Sebelum diaplikasikan ke tubuh pasien, diperlukan suatu informasi berupa peta visibilitas jarum yang dicitrakan USG dengan mensimulasikan teknik penusukan secara in-plane menggunakan sistem robot 3 DOF. Hal penting dari robot 3 DOF yang digunakan adalah koordinasi gerakan dua motor stepper yang menjamin gerakan penusukan jarum berada pada trajektori berupa garis lurus untuk berbagai kombinasi kedalaman dan sudut penusukan. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dilakukan evaluasi algoritme Bresenham dan Digital Differential Analyzer (DDA) dalam mengatur pemberian jumlah pulsa masukan pada kedua motor stepper sehingga diperoleh gerakan yang diinginkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan jarum spinal 22G pada gerakan penusukan dengan rentang sudut penusukan 08 - 908 dengan perubahan sudut 22,58 dan kedalaman penusukan 10 – 50 mm dengan perubahan kedalaman 10 mm. Berdasarkan nilai RMSE, standar deviasi, linearitas, dan R 2 , algoritme Bresenham lebih baik dibandingkan dengan algoritme DDA.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114747512","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-28DOI: 10.5614/JOKI.2019.11.1.1
Angata Rismana, Rachmawan Budiarto, A. W. Harto
Sektor transportasi memiliki proporsi konsumsi energi terbesar kedua di Indonesia setelah sektor rumah tangga. Berdasarkan Indonesia Energy Outlook 2017, konsumsi energi sektor transportasi mencapai 31% dari total kebutuhan dan meningkat 5,2% per tahunnya dalam kurun waktu 2010-2015. Yogyakarta sebagai kota pelajar dan tujuan wisata mendorong perbaikan sistem transportasi umum untuk menekan jumlah penggunaan kendaraan pribadi. Kendaraan listrik merupakan salah satu cara mengatasi ketergantungan bahan bakar berbasis minyak bumi sekaligus dapat menjadi solusi transportasi umum ramah lingkungan dan rendah emisi. Analisis konsumsi energi pada bus listrik dilakukan dengan menggunakan bus Trans Jogja jalur 3B untuk mendapatkan parameter berkendara yang sesuai, dari hasil analisis tersebut dapat ditentukan bus yang memerlukan konsumsi energi dan emisi CO 2 paling sedikit. Melalui hasil penelitian diperoleh siklus berkendara Trans Jogja jalur 3B memiliki jarak 36.818 m, waktu tempuh 5.391 s, dan rerata kecepatan 24,5 km/jam. Berdasarkan pemodelan perhitungan energi tiap lampu lalu lintas, diperoleh konsumsi energi bus listrik sebesar 1,35 kWh/km sedangkan bus konvensional membutuhkan 2,74 kWh/km. Emisi yang dihasilkan dalam satu siklus berkendara bus listrik berdasarkan pemodelan pasokan energi tahun 2025 dan 2050 adalah sebesar 22,13 kgCO 2 dan 19,78 kgCO 2 sedangkan pada bus konvensional sebesar 26,94 kgCO 2.
{"title":"Analisis Energi dan Emisi CO2 Rencana Bus Listrik di Yogyakarta Studi Kasus Trans Jogja","authors":"Angata Rismana, Rachmawan Budiarto, A. W. Harto","doi":"10.5614/JOKI.2019.11.1.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JOKI.2019.11.1.1","url":null,"abstract":"Sektor transportasi memiliki proporsi konsumsi energi terbesar kedua di Indonesia setelah sektor rumah tangga. Berdasarkan Indonesia Energy Outlook 2017, konsumsi energi sektor transportasi mencapai 31% dari total kebutuhan dan meningkat 5,2% per tahunnya dalam kurun waktu 2010-2015. Yogyakarta sebagai kota pelajar dan tujuan wisata mendorong perbaikan sistem transportasi umum untuk menekan jumlah penggunaan kendaraan pribadi. Kendaraan listrik merupakan salah satu cara mengatasi ketergantungan bahan bakar berbasis minyak bumi sekaligus dapat menjadi solusi transportasi umum ramah lingkungan dan rendah emisi. Analisis konsumsi energi pada bus listrik dilakukan dengan menggunakan bus Trans Jogja jalur 3B untuk mendapatkan parameter berkendara yang sesuai, dari hasil analisis tersebut dapat ditentukan bus yang memerlukan konsumsi energi dan emisi CO 2 paling sedikit. Melalui hasil penelitian diperoleh siklus berkendara Trans Jogja jalur 3B memiliki jarak 36.818 m, waktu tempuh 5.391 s, dan rerata kecepatan 24,5 km/jam. Berdasarkan pemodelan perhitungan energi tiap lampu lalu lintas, diperoleh konsumsi energi bus listrik sebesar 1,35 kWh/km sedangkan bus konvensional membutuhkan 2,74 kWh/km. Emisi yang dihasilkan dalam satu siklus berkendara bus listrik berdasarkan pemodelan pasokan energi tahun 2025 dan 2050 adalah sebesar 22,13 kgCO 2 dan 19,78 kgCO 2 sedangkan pada bus konvensional sebesar 26,94 kgCO 2.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115875248","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-28DOI: 10.5614/JOKI.2019.11.1.6
Wahid Pujo Widiyantoro, W. Wilopo, Muhammad Sulaiman
Mendukung master plan di wilayah perkebunan teh PT. Pagilaran dan adanya sumber energi yang bersih atau green energy di wilayah pabrik PT. Pagilaran, sehingga diperlukan pengembangan pembangunan energi terbarukan. Penelitian ini mengkaji tentang potensi pengembangan pembangunan pembangkit listrik tenaga air baik dari sisi teknis dan juga sisi ekonomis. Beberapa hal yang dibahas dalam penelitian ini meliputi potensi debit air, penentuan intake, penentuan ketinggian, potensi daya yang dibangkitkan dan nilai investasi. Dari hasil analisis potensi debit adalah 2 – 3 m3/dt. Dari debit tersebut akan di tampung ke embung Bismo yang memiliki luas 9356 m2 dan kedalaman 3 meter. Kemudian yang dimanfaatkan untuk PLTMH debit air sebesar 1,1 m3/dt. Ketinggian dari intake penstock adalah 93,87 meter yang menghasilkan potensi daya sebesar 607,15 kW dengan efisiensi keseluruhan 60%. Nilai investasi yang dibutuhkan pembangunan PLTMH di wilayah perkebunan teh Pagilaran dengan sumber daya air dari embung Bismo sebesar Rp 17.622.303.363,72,-. Net Present Value pada proyek PLTMH ini sebesar Rp 16.990.874.247,23,- dengan umur efektifitas pembangkit 20 tahun. BEP yang dicapai pada pembanguna PLTMH ini selama 5,96 tahun dengan suku bunga 6%. Berdasarkan nilai parameter evaluasi proyek di dapatkan nilai NPV dan IRR lebih besar dari 0 (nol), BCR>1 dan BEP di bawah umur ekonomis proyek.
{"title":"Studi Potensi Pengembangan PLTMH di Kawasan Perkebunan Teh PT. PAGILARAN Kabupaten Batang","authors":"Wahid Pujo Widiyantoro, W. Wilopo, Muhammad Sulaiman","doi":"10.5614/JOKI.2019.11.1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JOKI.2019.11.1.6","url":null,"abstract":"Mendukung master plan di wilayah perkebunan teh PT. Pagilaran dan adanya sumber energi yang bersih atau green energy di wilayah pabrik PT. Pagilaran, sehingga diperlukan pengembangan pembangunan energi terbarukan. Penelitian ini mengkaji tentang potensi pengembangan pembangunan pembangkit listrik tenaga air baik dari sisi teknis dan juga sisi ekonomis. Beberapa hal yang dibahas dalam penelitian ini meliputi potensi debit air, penentuan intake, penentuan ketinggian, potensi daya yang dibangkitkan dan nilai investasi. Dari hasil analisis potensi debit adalah 2 – 3 m3/dt. Dari debit tersebut akan di tampung ke embung Bismo yang memiliki luas 9356 m2 dan kedalaman 3 meter. Kemudian yang dimanfaatkan untuk PLTMH debit air sebesar 1,1 m3/dt. Ketinggian dari intake penstock adalah 93,87 meter yang menghasilkan potensi daya sebesar 607,15 kW dengan efisiensi keseluruhan 60%. Nilai investasi yang dibutuhkan pembangunan PLTMH di wilayah perkebunan teh Pagilaran dengan sumber daya air dari embung Bismo sebesar Rp 17.622.303.363,72,-. Net Present Value pada proyek PLTMH ini sebesar Rp 16.990.874.247,23,- dengan umur efektifitas pembangkit 20 tahun. BEP yang dicapai pada pembanguna PLTMH ini selama 5,96 tahun dengan suku bunga 6%. Berdasarkan nilai parameter evaluasi proyek di dapatkan nilai NPV dan IRR lebih besar dari 0 (nol), BCR>1 dan BEP di bawah umur ekonomis proyek.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121765264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-28DOI: 10.5614/JOKI.2019.11.1.4
Feri Aspriadi, Muhammad Sulaiman, W. Wilopo
Listrik merupakan suatu yang sangat sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat moderen di era saat ini, hampir semua aktifitas manusia memanfaatkan energi listrik. Berdasarkan data yang dimiliki kementerian ESDM, dari potensi nasional. total keseluruhan potensi tenaga air yang dimiliki bangsa Indonesia sebesar 75.000 MW dan yang termanfaatkan saat ini hanya 10.1% atau sebesar 7,572 MW. Di kawasan perkebunan teh PT. Pagilaran kondisi existing transportasi pengangkut daun teh menggunakanan mobil truk, di proses pelayuan, dan proses pengeringan terdapat mesin-mesin yang mengkonsumsi bahan bakar fosil. Dimana hal tesebut tidak ramah lingkungan atau tidak green energy . Oleh sebab itu, diperlukan adanya kajian tentang energi alternatif untuk mensubstitusikan energi bahan fosil ke renewable energy dan untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan konsumsi energi listrik. Dari permasalahan tersebut, melakukan kajian mengenai analisis konsumsi energi listrik exsisting , proyeksi demand energi listrik dan potensi pemanfaatan PLTMh. Hasil analisis didapat konsumsi energi existing di kawasan perkebunan teh pagilaran sebesar 3,4 GWh, konsumsi energi yang akan datang di kawasan perkebunan teh PT. Pagilaran sebesar 4,7 GWh dan potensi yang akan dimanfaatkan sebesar 4,25GW. Potensi energi listrik PLTMh dimanfaatkan diantaranya 15% proses pelayuan, 54% menyuplai kawasan afdeling pagilaran, 9% kawasan afdeling andongsili, 4% kawasan afdeling landak dan 18% kereta gantung pengangkut daun teh.
{"title":"Perancangan Energi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Kawasan Perkebunan Teh PT. Pagilaran Batang, Jawa Tengah","authors":"Feri Aspriadi, Muhammad Sulaiman, W. Wilopo","doi":"10.5614/JOKI.2019.11.1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JOKI.2019.11.1.4","url":null,"abstract":"Listrik merupakan suatu yang sangat sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat moderen di era saat ini, hampir semua aktifitas manusia memanfaatkan energi listrik. Berdasarkan data yang dimiliki kementerian ESDM, dari potensi nasional. total keseluruhan potensi tenaga air yang dimiliki bangsa Indonesia sebesar 75.000 MW dan yang termanfaatkan saat ini hanya 10.1% atau sebesar 7,572 MW. Di kawasan perkebunan teh PT. Pagilaran kondisi existing transportasi pengangkut daun teh menggunakanan mobil truk, di proses pelayuan, dan proses pengeringan terdapat mesin-mesin yang mengkonsumsi bahan bakar fosil. Dimana hal tesebut tidak ramah lingkungan atau tidak green energy . Oleh sebab itu, diperlukan adanya kajian tentang energi alternatif untuk mensubstitusikan energi bahan fosil ke renewable energy dan untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan konsumsi energi listrik. Dari permasalahan tersebut, melakukan kajian mengenai analisis konsumsi energi listrik exsisting , proyeksi demand energi listrik dan potensi pemanfaatan PLTMh. Hasil analisis didapat konsumsi energi existing di kawasan perkebunan teh pagilaran sebesar 3,4 GWh, konsumsi energi yang akan datang di kawasan perkebunan teh PT. Pagilaran sebesar 4,7 GWh dan potensi yang akan dimanfaatkan sebesar 4,25GW. Potensi energi listrik PLTMh dimanfaatkan diantaranya 15% proses pelayuan, 54% menyuplai kawasan afdeling pagilaran, 9% kawasan afdeling andongsili, 4% kawasan afdeling landak dan 18% kereta gantung pengangkut daun teh.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133989294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-28DOI: 10.5614/JOKI.2019.11.1.2
Muhammad Arifin, U. Nadiya, Artha Ivonita Simbolon, Novan Agung Mahardiono, Irwan Purnama
Sensor flex sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi perubahan pergerakan jari, namun nilai perubahan sensor tersebut belum tentu berbanding lurus dengan perubahan pergerakan jari. Dalam artikel ini akan membahas penggunaan dua sensor untuk mengetahui respon pergerakan jari, yaitu dengan sensor flex dan sensor IMU. Sensor flex diletakkan pada area metacarpal hingga distal phalange. Pada area proximal phalange dan distal phalange diletakkan sensor IMU untuk mendeteksi sudut yang dibentuk pada gerakan jari. Informasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk melihat respon resistansi sensor flex pada titik sudut yang sama saat jari melakukan pergerakan menekuk. Hasil percobaan pada pengujian sensor flex didapatkan bahwa gerakan untuk membuka dan menggenggam pada semua jari memberikan respon pola yang sama namun terdapat perbedaan resistansi diperulangan dan didapatkan ∆R rata-rata sebesar 0.12%. Dengan melakukan pengamatan pada θ_DIP dan θ_PIP, dapat diketahui respon resistansi sensor flex pada masing-masing sudut tekuk tiap jari. Dengan pengamatan pada θ_DIP, θ_PIP dan sensor flex, maka pendeteksian pergerakan jari akan menjadi lebih presisi.
{"title":"Karakterisasi Respon Sensor Flex pada Pergerakan Jari Berdasarkan Sudut kemiringan","authors":"Muhammad Arifin, U. Nadiya, Artha Ivonita Simbolon, Novan Agung Mahardiono, Irwan Purnama","doi":"10.5614/JOKI.2019.11.1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JOKI.2019.11.1.2","url":null,"abstract":"Sensor flex sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi perubahan pergerakan jari, namun nilai perubahan sensor tersebut belum tentu berbanding lurus dengan perubahan pergerakan jari. Dalam artikel ini akan membahas penggunaan dua sensor untuk mengetahui respon pergerakan jari, yaitu dengan sensor flex dan sensor IMU. Sensor flex diletakkan pada area metacarpal hingga distal phalange. Pada area proximal phalange dan distal phalange diletakkan sensor IMU untuk mendeteksi sudut yang dibentuk pada gerakan jari. Informasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk melihat respon resistansi sensor flex pada titik sudut yang sama saat jari melakukan pergerakan menekuk. Hasil percobaan pada pengujian sensor flex didapatkan bahwa gerakan untuk membuka dan menggenggam pada semua jari memberikan respon pola yang sama namun terdapat perbedaan resistansi diperulangan dan didapatkan ∆R rata-rata sebesar 0.12%. Dengan melakukan pengamatan pada θ_DIP dan θ_PIP, dapat diketahui respon resistansi sensor flex pada masing-masing sudut tekuk tiap jari. Dengan pengamatan pada θ_DIP, θ_PIP dan sensor flex, maka pendeteksian pergerakan jari akan menjadi lebih presisi.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132526542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-28DOI: 10.5614/JOKI.2019.11.1.5
Tatik Juwariyah, Didit Widiyanto, Sri Sulasmingsih
The case of motorbike theft is one of the common problems in the community that needs to be found a solution. One of solutions to secure motorbikes from potential theft is to install smart vehicle technology (smart vehicl e). This paper describes the design of IoT vehicle safety systems using Arduino Mega microcontroller, fingerprint sensor, ESP8266 and Blynk applications on smartphones. For the experiment, this study uses an automatic transmission motorbike that represents the public motorcycle model. For research methods, this study uses three stages of design. The first stage is to compile the prototype hardware of a motorcycle security system using a fingerprint sensor, and a microcontroller. The second phase, IoT that uses a notification system on ESP8266-based smartphones and Blynk applications are designed. In the third stage, the security system and notification system sent via the smartphone are combined. In the results of the first phase of the trial, five people (whose fingerprints were registered and not registered) were involved to show the system was working as we expected. This means that even if the vehicle ignition is in the "ON" position, the motorcycle engine cannot be started using an electric starter method or using a crank start system. To be able to "start" a motorcycle engine, the user's fingerprint must be verified first. In the second phase of the trial, notification via the Blynk application on the smartphone will show someone's fingerprint that started the motorcycle has been verified or not verified. Finally in the final stage of the trial, information systems in the form of notifications on smartphones can be realized to inform users who are trying to start the motorcycle engine have been verified or not verified. The results of this study are expected to become IoT applied references for motorcycle and other vehicle security systems
{"title":"Purwa Rupa Sistem Pengaman Sepeda Motor Berbasis IoT (Internet of Things","authors":"Tatik Juwariyah, Didit Widiyanto, Sri Sulasmingsih","doi":"10.5614/JOKI.2019.11.1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JOKI.2019.11.1.5","url":null,"abstract":"The case of motorbike theft is one of the common problems in the community that needs to be found a solution. One of solutions to secure motorbikes from potential theft is to install smart vehicle technology (smart vehicl e). This paper describes the design of IoT vehicle safety systems using Arduino Mega microcontroller, fingerprint sensor, ESP8266 and Blynk applications on smartphones. For the experiment, this study uses an automatic transmission motorbike that represents the public motorcycle model. For research methods, this study uses three stages of design. The first stage is to compile the prototype hardware of a motorcycle security system using a fingerprint sensor, and a microcontroller. The second phase, IoT that uses a notification system on ESP8266-based smartphones and Blynk applications are designed. In the third stage, the security system and notification system sent via the smartphone are combined. In the results of the first phase of the trial, five people (whose fingerprints were registered and not registered) were involved to show the system was working as we expected. This means that even if the vehicle ignition is in the \"ON\" position, the motorcycle engine cannot be started using an electric starter method or using a crank start system. To be able to \"start\" a motorcycle engine, the user's fingerprint must be verified first. In the second phase of the trial, notification via the Blynk application on the smartphone will show someone's fingerprint that started the motorcycle has been verified or not verified. Finally in the final stage of the trial, information systems in the form of notifications on smartphones can be realized to inform users who are trying to start the motorcycle engine have been verified or not verified. The results of this study are expected to become IoT applied references for motorcycle and other vehicle security systems","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129691346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-28DOI: 10.5614/JOKI.2019.11.1.3
Ridwan Nugraha
Kebutuhan akan efektivitas dan efisiensi dalam segala dimensi pada dunia industri yang kian kompetitif menjadi hal yang sangat penting. Untuk mencapai hal tersebut, interaksi antara manusia dan mesin harus berjalan seoptimal mungkin. Salah satu komponen penting dalam interaksi tersebut adalah sistem alarm. Oleh karena itu, dikembangkanlah Alarm Management System (AMS) yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas alarm agar O perator dapat bertindak dengan tepat saat dibutuhkan sehingga pada akhirnya dapat meningkakan keamanan dan kehandalan kilang, serta kualitas produk yang dihasilkan. Didorong oleh kebutuhan tersebut dan juga regulasi industri yang semakin ketat, maka sejak tahun 2013, Badak LNG mulai mengimplementasikan AMS secara bertahap. Penerapan AMS dilakukan berdasarkan standar ANSI/ISA-18.2 dan EEMUA-191. Perencanaan dan strategi berjangka diperlukan agar AMS dapat diterapkan secara sepenuhnya di seluruh area kilang Badak LNG. Makalah ini menjelaskan mengenai pencapaian dan tantangan Badak LNG dalam menerapkan AMS secara bertahap dari tahun ke tahun. Dimulai dengan identifikasi Bad Actors secara manual hingga dengan bantuan software , rasionalisasi alarm yang semakin efisien seiring bertambahnya pengalaman, hingga penentuan target-target di masa yang akan datang seperti salah satunya penerapan real-time Alarm Management di Badak LNG. Dengan demikian sistem alarm benar-benar dapat membantu Operator dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi di Badak LNG secara optimal.
在日益竞争的工业化世界中,对效率和效率的需求变得非常重要。为了实现这一点,人类和机器之间的相互作用必须尽可能地进行。这种相互作用的一个重要组成部分是报警系统。因此,建立了警报管理系统(pr),目的是提高警报的效力,使O perator能够在需要的时候及时采取行动,从而最终促进工厂的安全和可靠性,以及生产的产品的质量。在这些需求和越来越严格的工业法规的驱动下,犀牛从2013年开始逐步实施AMS。AMS的应用是基于ANSI em / isam - 18,2和EEMUA-191。在犀牛钻井平台的整个区域,需要计划和未来的战略。本文解释了犀牛在部署AMS方面的成就和挑战。从手动识别坏人到软件帮助,随着经验的增加,越来越有效的警报合理性,到未来的目标决定,比如犀牛LNG的实时警报管理。因此,警报系统实际上可以帮助操作员在最佳犀牛环境中提高生产效率和效率。
{"title":"Pencapaian dan Tantangan dalam Penerapan Alarm Management System (AMS) di Badak LNG","authors":"Ridwan Nugraha","doi":"10.5614/JOKI.2019.11.1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JOKI.2019.11.1.3","url":null,"abstract":"Kebutuhan akan efektivitas dan efisiensi dalam segala dimensi pada dunia industri yang kian kompetitif menjadi hal yang sangat penting. Untuk mencapai hal tersebut, interaksi antara manusia dan mesin harus berjalan seoptimal mungkin. Salah satu komponen penting dalam interaksi tersebut adalah sistem alarm. Oleh karena itu, dikembangkanlah Alarm Management System (AMS) yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas alarm agar O perator dapat bertindak dengan tepat saat dibutuhkan sehingga pada akhirnya dapat meningkakan keamanan dan kehandalan kilang, serta kualitas produk yang dihasilkan. Didorong oleh kebutuhan tersebut dan juga regulasi industri yang semakin ketat, maka sejak tahun 2013, Badak LNG mulai mengimplementasikan AMS secara bertahap. Penerapan AMS dilakukan berdasarkan standar ANSI/ISA-18.2 dan EEMUA-191. Perencanaan dan strategi berjangka diperlukan agar AMS dapat diterapkan secara sepenuhnya di seluruh area kilang Badak LNG. Makalah ini menjelaskan mengenai pencapaian dan tantangan Badak LNG dalam menerapkan AMS secara bertahap dari tahun ke tahun. Dimulai dengan identifikasi Bad Actors secara manual hingga dengan bantuan software , rasionalisasi alarm yang semakin efisien seiring bertambahnya pengalaman, hingga penentuan target-target di masa yang akan datang seperti salah satunya penerapan real-time Alarm Management di Badak LNG. Dengan demikian sistem alarm benar-benar dapat membantu Operator dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi di Badak LNG secara optimal.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130110193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 1900-01-01DOI: 10.5614/joki.2023.15.1.6
Rizal Faris Mustaram, Teguh Solavide Gulo, E. Leksono, J. Pradipta
The research was developed using digital twin techniques to predict thermal loads through real-time data on the HVAC system in the data center. The physical device system was digitalized using IoT (Internet of Things) technology, and through this technology, a digital space was created to represent the prediction model. Instrumentation for data acquisition and real-time monitoring systems was created using IoT techniques, as well as an analysis of the performance of the data center cooling system. The aim of this research was to obtain thermal load predictions for the data center energy system and then analyze them using the heat balance method to determine the ratio of thermal load to the performance (cooling capacity) of the existing data center cooling devices. This was done to determine the potential for energy savings. The average predicted thermal load was 30.66 kW/h on October 25, 2022, and 29.88 kW/h on October 26, 2022. Therefore, the heat balance value against the nominal cooling capacity of the installed cooling devices was 40.95% for PAC 1 and 49.21% for PAC 2.
该研究采用数字孪生技术,通过数据中心暖通空调系统的实时数据预测热负荷。利用IoT (Internet of Things)技术对物理设备系统进行数字化,并通过该技术创建一个数字空间来表示预测模型。使用物联网技术创建了数据采集和实时监控系统的仪表,并对数据中心冷却系统的性能进行了分析。本研究的目的是获得数据中心能源系统的热负荷预测,然后使用热平衡方法对其进行分析,以确定现有数据中心冷却设备的热负荷与性能(制冷量)的比率。这样做是为了确定节能的潜力。2022年10月25日和26日的平均预测热负荷分别为30.66 kW/h和29.88 kW/h。因此,PAC 1的热平衡值与安装的冷却设备的标称制冷量的比值为40.95%,PAC 2为49.21%。
{"title":"Energy Audit on Campus Data Center for Digital Twin-Based Energy Efficiency","authors":"Rizal Faris Mustaram, Teguh Solavide Gulo, E. Leksono, J. Pradipta","doi":"10.5614/joki.2023.15.1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/joki.2023.15.1.6","url":null,"abstract":"The research was developed using digital twin techniques to predict thermal loads through real-time data on the HVAC system in the data center. The physical device system was digitalized using IoT (Internet of Things) technology, and through this technology, a digital space was created to represent the prediction model. Instrumentation for data acquisition and real-time monitoring systems was created using IoT techniques, as well as an analysis of the performance of the data center cooling system. The aim of this research was to obtain thermal load predictions for the data center energy system and then analyze them using the heat balance method to determine the ratio of thermal load to the performance (cooling capacity) of the existing data center cooling devices. This was done to determine the potential for energy savings. The average predicted thermal load was 30.66 kW/h on October 25, 2022, and 29.88 kW/h on October 26, 2022. Therefore, the heat balance value against the nominal cooling capacity of the installed cooling devices was 40.95% for PAC 1 and 49.21% for PAC 2.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"113 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123072365","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 1900-01-01DOI: 10.5614/joki.2021.13.2.5
Muhamad Kevin Novan Pratama, Galih Setiawan
Sawi dan Pakcoy merupakan jenis tanaman yang sama yaitu Brassicaceae. Pada budidaya sawi dan pakcoy membutuhkan air cukup banyak untuk pembudidayaannya. Penanaman sawi dan pakcoy masih menggunakan musim penghujan, karena metode yang digunakan tradisional. Maka diperlukan sistem yang dapat mengontrol dan memonitor tingkat kelembaban tanah pada media budidaya sawi dan pakcoy. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang, menganalisis hasil nilai kalibrasi dan pengujian, serta mengimplementasikan sensor kelembaban tanah dalam sebuah sistem kontrol kelembaban lingkungan pertanian sayur pakcoy dan sawi. Komponen utama yang digunakan adalah Arduino Mega 2560, empat sensor kelembaban tanah, LCD, pompa air dan solenoid valve. Metode yang digunakan untuk kalibrasi pada empat sensor kelembaban tanah menggunakan kurva kalibrasi linear persamaan regresi. Sensor kelembaban dibandingkan dengan alat Standar Soil Tester Meter menggunakan sepuluh pot berisi tanah. Setiap pot terdapat satu titik uji yang diletakkan pada tengah pot. Hasil nilai pengukuran menunjukkan nilai error terbesar terletak pada titik kelembaban tertinggiatau 100% yaitu dengan nilai 2,8 % pada sensor ketiga. Hasil akurasi terendah terletak pada titik 100% dengan nilai 97,2 % pada sensor ketiga. Hasil pengujian sistem kontrol, jika kelembaban tanah kurang dari 60% maka pompa menyala, sebaliknya apabila lebih dari 60% pompa mati.
{"title":"Rancang Bangun Sistem Pengontrol Kelembaban Tanah Pertanian Sayur Pakcoy dan Sawi","authors":"Muhamad Kevin Novan Pratama, Galih Setiawan","doi":"10.5614/joki.2021.13.2.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/joki.2021.13.2.5","url":null,"abstract":"Sawi dan Pakcoy merupakan jenis tanaman yang sama yaitu Brassicaceae. Pada budidaya sawi dan pakcoy membutuhkan air cukup banyak untuk pembudidayaannya. Penanaman sawi dan pakcoy masih menggunakan musim penghujan, karena metode yang digunakan tradisional. Maka diperlukan sistem yang dapat mengontrol dan memonitor tingkat kelembaban tanah pada media budidaya sawi dan pakcoy. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang, menganalisis hasil nilai kalibrasi dan pengujian, serta mengimplementasikan sensor kelembaban tanah dalam sebuah sistem kontrol kelembaban lingkungan pertanian sayur pakcoy dan sawi. Komponen utama yang digunakan adalah Arduino Mega 2560, empat sensor kelembaban tanah, LCD, pompa air dan solenoid valve. Metode yang digunakan untuk kalibrasi pada empat sensor kelembaban tanah menggunakan kurva kalibrasi linear persamaan regresi. Sensor kelembaban dibandingkan dengan alat Standar Soil Tester Meter menggunakan sepuluh pot berisi tanah. Setiap pot terdapat satu titik uji yang diletakkan pada tengah pot. Hasil nilai pengukuran menunjukkan nilai error terbesar terletak pada titik kelembaban tertinggiatau 100% yaitu dengan nilai 2,8 % pada sensor ketiga. Hasil akurasi terendah terletak pada titik 100% dengan nilai 97,2 % pada sensor ketiga. Hasil pengujian sistem kontrol, jika kelembaban tanah kurang dari 60% maka pompa menyala, sebaliknya apabila lebih dari 60% pompa mati.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125114252","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 1900-01-01DOI: 10.5614/joki.2021.13.2.2
D. Firmansyah, Shely Arindita Pawistri, Muhammad Daffa Kemal Maulana, Suprijanto Ardiansah
Bertepatan dengan Hari Metrologi Dunia pada tanggal 20 Mei 2019, CGPM menetapkan redefinisi satuan besaran massa yang sebelumnya berdasarkan massa dari artefak International Prototype of Kilogram menjadi sebuah definisi berdasarkan konstanta Planck h = 6,626x10-34 kg m2s-1. Perubahan tersebut direalisasikan dengan Neraca Watt yang dapat memberikan hubungan antara massa, arus listrik, dan konstanta Planck. Pada alat tersebut dilakukan dua tahap percobaan yaitu mode weighing dan mode moving. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan secara sederhana hubungan massa dan arus melalui satu tahap percobaan menggunakan prototipe neraca yang dimodifikasi dengan solenoid linear pada salah satu lengannya sebagai penyeimbangnya. Besarnya arus diatur oleh modul XL4015 dan diukur oleh sensor ACS712 untuk diolah oleh mikrokontroler dan ditampilkan pada layar LCD. Hasil dari pengujian didapatkan nilai arus pada rentang 0,23 A ? 1,06 A dibutuhkan untuk menyeimbangkan muatan mulai dari 0 gram hingga 335 gram. Linearitas dan kepresisian hubungan arus dan massa yang didapat sangat baik yaitu nilai koefisien determinasi 0,99; persen presisi 80,3-94,4%; dan RSD 0,34-1,2%. Dengan demikian, prototipe ini dapat digunakan sebagai representasi Neraca Watt secara sederhana dalam menyatakan kesebandingan massa dan arus listrik.
{"title":"Neraca dengan Penyeimbang Tarikan Solenoid Linear dan Redefinisi Satuan Kilogram","authors":"D. Firmansyah, Shely Arindita Pawistri, Muhammad Daffa Kemal Maulana, Suprijanto Ardiansah","doi":"10.5614/joki.2021.13.2.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/joki.2021.13.2.2","url":null,"abstract":"Bertepatan dengan Hari Metrologi Dunia pada tanggal 20 Mei 2019, CGPM menetapkan redefinisi satuan besaran massa yang sebelumnya berdasarkan massa dari artefak International Prototype of Kilogram menjadi sebuah definisi berdasarkan konstanta Planck h = 6,626x10-34 kg m2s-1. Perubahan tersebut direalisasikan dengan Neraca Watt yang dapat memberikan hubungan antara massa, arus listrik, dan konstanta Planck. Pada alat tersebut dilakukan dua tahap percobaan yaitu mode weighing dan mode moving. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan secara sederhana hubungan massa dan arus melalui satu tahap percobaan menggunakan prototipe neraca yang dimodifikasi dengan solenoid linear pada salah satu lengannya sebagai penyeimbangnya. Besarnya arus diatur oleh modul XL4015 dan diukur oleh sensor ACS712 untuk diolah oleh mikrokontroler dan ditampilkan pada layar LCD. Hasil dari pengujian didapatkan nilai arus pada rentang 0,23 A ? 1,06 A dibutuhkan untuk menyeimbangkan muatan mulai dari 0 gram hingga 335 gram. Linearitas dan kepresisian hubungan arus dan massa yang didapat sangat baik yaitu nilai koefisien determinasi 0,99; persen presisi 80,3-94,4%; dan RSD 0,34-1,2%. Dengan demikian, prototipe ini dapat digunakan sebagai representasi Neraca Watt secara sederhana dalam menyatakan kesebandingan massa dan arus listrik.","PeriodicalId":444848,"journal":{"name":"Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116297198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}