Rifa Fitria Nuraeni, Tomi Herutomo, Listhia Hardiati Rahman
Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Anemia disebabkan oleh kekurangan zat gizi baik karena kekurangan konsumsi atau gangguan absorbsi. Kelompok rawan masalah gizi salah satunya adalah pengantin wanita karena merupakan kelompok wanita yang akan mempersiapkan kehamilan. Tujuan : Mengetahui hubungan asupan protein, zat besi dan asam folat dengan kejadian anemia pada calon pengantin wanita. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional). Subjek penelitian seluruh calon pengantin wanita di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Purwakarta pada bulan Oktober-November 2022. Besar sampel sebanyak 79 subjek, menggunakan metode non probability dengan consecutive sampling dan menggunakan analisis chi-square. Pengumpulan data konsumsi makan menggunakan formulir Food Recall 3x24 jam. Hasil : Karakteristik subjek berdasarkan usia sebagian besar berusia 21 tahun yaitu sebanyak 21 subjek (26,6%). Pendidikan sebagian besar dengan pendidikan tingkat tinggi terdapat sebanyak 66 subjek (83,5%). Pekerjaan sebagian besar yaitu tidak bekerja terdapat sebanyak 43 subjek (54,4%). Jumlah subjek yang mengalami anemia sebanyak 44 subjek (55,7%). Terdapat hubungan asupan protein dengan kejadian anemia (p =0,011), terdapat hubungan asupan zat besi dengan kejadian anemia (p =0,008), dan tidak terdapat hubungan asupan asam folat dengan kejadian anemia (p =1,000). Kesimpulan : Terdapat hubungan asupan protein dan zat besi dengan kejadian anemia dan tidak terdapat hubungan asupan asam folat dengan kejadian anemia pada calon pengantin wanita di KUA Kecamatan Purwakarta.
{"title":"HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI DAN ASAM FOLAT DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA CALON PENGANTIN WANITA DI WILAYAH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN PURWAKARTA","authors":"Rifa Fitria Nuraeni, Tomi Herutomo, Listhia Hardiati Rahman","doi":"10.51873/jhhs.v8i1.251","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v8i1.251","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Anemia disebabkan oleh kekurangan zat gizi baik karena kekurangan konsumsi atau gangguan absorbsi. Kelompok rawan masalah gizi salah satunya adalah pengantin wanita karena merupakan kelompok wanita yang akan mempersiapkan kehamilan.\u0000Tujuan : Mengetahui hubungan asupan protein, zat besi dan asam folat dengan kejadian anemia pada calon pengantin wanita.\u0000Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional). Subjek penelitian seluruh calon pengantin wanita di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Purwakarta pada bulan Oktober-November 2022. Besar sampel sebanyak 79 subjek, menggunakan metode non probability dengan consecutive sampling dan menggunakan analisis chi-square. Pengumpulan data konsumsi makan menggunakan formulir Food Recall 3x24 jam.\u0000Hasil : Karakteristik subjek berdasarkan usia sebagian besar berusia 21 tahun yaitu sebanyak 21 subjek (26,6%). Pendidikan sebagian besar dengan pendidikan tingkat tinggi terdapat sebanyak 66 subjek (83,5%). Pekerjaan sebagian besar yaitu tidak bekerja terdapat sebanyak 43 subjek (54,4%). Jumlah subjek yang mengalami anemia sebanyak 44 subjek (55,7%). Terdapat hubungan asupan protein dengan kejadian anemia (p =0,011), terdapat hubungan asupan zat besi dengan kejadian anemia (p =0,008), dan tidak terdapat hubungan asupan asam folat dengan kejadian anemia (p =1,000). \u0000Kesimpulan : Terdapat hubungan asupan protein dan zat besi dengan kejadian anemia dan tidak terdapat hubungan asupan asam folat dengan kejadian anemia pada calon pengantin wanita di KUA Kecamatan Purwakarta.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141674704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Jerawat dapat dipicu salah satunya oleh bakteri Staphylococcus aureus. Hasil skrining fitokimia sirih cina (Peperomia pellucida) mengandung flavonoid, alkaloid, saponin dan terpenoid yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. Lidah buaya (Aloe vera) mengandung asam salisilat dan antiseptik yang dapat mencegah timbulnya jerawat dan mengobati iritasi. Mengingat kandungan sirih cina dan lidah buaya yang baik mengatasi jerawat dan masih minimnya sediaan kosmetik antijerawat dari bahan alam dalam bentuk masker gel peel off maka kedua bahan tersebut dibuat sediaan masker gel peel off dan dilakukan uji daya hambat terhadap Staphylococcus aureus. Tujuan Penelitian: Mengetahui daya hambat sediaan masker gel peel off kombinasi ekstrak sirih cina dan lidah buaya pada bakteri Staphylococcus aureus. Metode: Penelitian ini menggunakan metode tindakan (action research) yaitu merencanakan pengujian sediaan masker gel peel off ekstrak sirih cina dan lidah buaya melalui studi literatur, melakukan uji daya hambat dengan metode difusi sumuran, mengamati daya hambat masker gel peel off pada bakteri Staphylococcus aureus, dan menganalisis hasil uji daya hambat. Hasil: Rata-rata hasil uji daya hambat masker gel peel off dengan konsentrasi ekstrak 30% adalah 1,63 mm, konsentrasi 40% adalah 1,13 mm, konsentrasi 50% adalah 1,4 mm, konsentrasi 60% adalah 2,4 mm, kontrol – adalah 0 mm dan kontrol + adalah 2,7 mm. Simpulan: Hasil uji daya hambat menunjukkan bahwa pada masker gel peel off sirih cina dengan lidah buaya dengan konsentrasi 30%, 40%, 50%, dan 60% memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus meskipun kategorinya lemah.
{"title":"UJI DAYA HAMBAT MASKER GEL PEEL OFF KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRIH CINA (Paperomia pellucida) DAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI SUMURAN","authors":"Susi Andriani, Jenta Puspariki, Siti Sriwahyu Putriningtias","doi":"10.51873/jhhs.v8i1.281","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v8i1.281","url":null,"abstract":"Latar belakang: Jerawat dapat dipicu salah satunya oleh bakteri Staphylococcus aureus. Hasil skrining fitokimia sirih cina (Peperomia pellucida) mengandung flavonoid, alkaloid, saponin dan terpenoid yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. Lidah buaya (Aloe vera) mengandung asam salisilat dan antiseptik yang dapat mencegah timbulnya jerawat dan mengobati iritasi. Mengingat kandungan sirih cina dan lidah buaya yang baik mengatasi jerawat dan masih minimnya sediaan kosmetik antijerawat dari bahan alam dalam bentuk masker gel peel off maka kedua bahan tersebut dibuat sediaan masker gel peel off dan dilakukan uji daya hambat terhadap Staphylococcus aureus.\u0000Tujuan Penelitian: Mengetahui daya hambat sediaan masker gel peel off kombinasi ekstrak sirih cina dan lidah buaya pada bakteri Staphylococcus aureus.\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode tindakan (action research) yaitu merencanakan pengujian sediaan masker gel peel off ekstrak sirih cina dan lidah buaya melalui studi literatur, melakukan uji daya hambat dengan metode difusi sumuran, mengamati daya hambat masker gel peel off pada bakteri Staphylococcus aureus, dan menganalisis hasil uji daya hambat.\u0000Hasil: Rata-rata hasil uji daya hambat masker gel peel off dengan konsentrasi ekstrak 30% adalah 1,63 mm, konsentrasi 40% adalah 1,13 mm, konsentrasi 50% adalah 1,4 mm, konsentrasi 60% adalah 2,4 mm, kontrol – adalah 0 mm dan kontrol + adalah 2,7 mm.\u0000Simpulan: Hasil uji daya hambat menunjukkan bahwa pada masker gel peel off sirih cina dengan lidah buaya dengan konsentrasi 30%, 40%, 50%, dan 60% memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus meskipun kategorinya lemah.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141673782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Risa Kota Putra, Suharti Suharti, Ibnu Sobana, Salsabila Putri Azzahra
Latar Belakang: Banyak tumbuhan liar berkhasiat obat, dikonsumsi masyarakat pedesaan. Pada umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar, kemudian diseduh dengan air panas. Satu diantaranya Sirih Cina (Peperomia pellucida L. Kunth) menunjukan aktivitas analgesik, antipiretik, antiinflamasi, hipoglikemik, antijamur, antimikroba, antikanker, antioksidan, antidiabetik, dan antibakteri[15]. Tumbuhan Sirih Cina ini mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan tannin. Aktivitas antioksidan Sirih Cina menurunkan kadar kolesterol darah melalui pencegahan oksidasi LDL yang menumpuk di dinding arteri dan serabut otot jantung berasal dari senyawa flavonoid[5]. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan aktivitas penurunan kadar kholesterol darah oleh infusa herba Sirih Cina segar dan simplisianya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental kualitatif, yang memperbandingkan potensi penurunan kadar kolesterol darah oleh infusa Sirih Cina segar dan simplisianya, diberikan oral pada mencit Putih Jantan (Mus musculus), yang telah diinduksi dengan pakan kuning telur puyuh setiap hari selama 15 hari, kemudian diukur kadar kolesterol darahnya menggunakan alat Easy Touch GCU(13). Sebagai pembanding digunakan sediaan tablet simvastatin 0,026 gram/20gram berat mencit. Hasil Penelitian. Hasil uji potensi penurunan kadar kolesterol darah herba Sirih Cina segar dan simplisianya menunjukan infusa bentuk simplisia memiliki efek yang lebih kuat (>15mg/dl) daripada tumbuhan segarnya (13mg/dl). Simpulan: Efek penurunan kadar kholesterol darah oleh infusa simplisia Sirih Cina lebih kuat (>15mg/dl) daripada herba segarnya (13mg/dl), sehingga simplisianya berpotensi diproduksi secara komersial.
{"title":"UJI PERBANDINGAN POTENSI PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH INFUSA HERBA SEGAR DAN SIMPLISIA KERING SIRIH CINA (Peperomia pellucida L. Kunth) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)","authors":"Risa Kota Putra, Suharti Suharti, Ibnu Sobana, Salsabila Putri Azzahra","doi":"10.51873/jhhs.v8i1.279","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v8i1.279","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Banyak tumbuhan liar berkhasiat obat, dikonsumsi masyarakat pedesaan. Pada umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar, kemudian diseduh dengan air panas. Satu diantaranya Sirih Cina (Peperomia pellucida L. Kunth) menunjukan aktivitas analgesik, antipiretik, antiinflamasi, hipoglikemik, antijamur, antimikroba, antikanker, antioksidan, antidiabetik, dan antibakteri[15]. Tumbuhan Sirih Cina ini mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan tannin. Aktivitas antioksidan Sirih Cina menurunkan kadar kolesterol darah melalui pencegahan oksidasi LDL yang menumpuk di dinding arteri dan serabut otot jantung berasal dari senyawa flavonoid[5].\u0000Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan aktivitas penurunan kadar kholesterol darah oleh infusa herba Sirih Cina segar dan simplisianya.\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental kualitatif, yang memperbandingkan potensi penurunan kadar kolesterol darah oleh infusa Sirih Cina segar dan simplisianya, diberikan oral pada mencit Putih Jantan (Mus musculus), yang telah diinduksi dengan pakan kuning telur puyuh setiap hari selama 15 hari, kemudian diukur kadar kolesterol darahnya menggunakan alat Easy Touch GCU(13). Sebagai pembanding digunakan sediaan tablet simvastatin 0,026 gram/20gram berat mencit.\u0000Hasil Penelitian. Hasil uji potensi penurunan kadar kolesterol darah herba Sirih Cina segar dan simplisianya menunjukan infusa bentuk simplisia memiliki efek yang lebih kuat (>15mg/dl) daripada tumbuhan segarnya (13mg/dl).\u0000Simpulan: Efek penurunan kadar kholesterol darah oleh infusa simplisia Sirih Cina lebih kuat (>15mg/dl) daripada herba segarnya (13mg/dl), sehingga simplisianya berpotensi diproduksi secara komersial.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":"18 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141837284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Sirih Cina (Peperomia pellucida) memiliki manfaat empiris sebagai obat. Bioaktivitas dominannya adalah sebagai antibakteri dengan senyawa aktif flavonoid, steroid, terpenoid, alkaloid, saponin, dan tannin. Evaluasi ilmiah terkait profil farmakognostik Sirih cina telah terdokumentasi dalam referensi Farmakope Herbal, namun karena bentuk segarnya memiliki nilai teurapetik yang tinggi dengan pengolahan sederhana, standarisasi dan dokumentasi masih memiliki kelemahan dalam pengamatan secara mikroskopis. Dengan hal ini penting untuk mengetahui anatomi sirih cina untuk memastikan kebenaran tanaman obat. Tujuan: Mendeskripsikan anatomi akar, batang, dan daun sebagai parameter kendali mutu Sirih cina segar sebagai tanaman lokal berkhasiat obat yang tumbuh di Purwakarta. Metode: Menggunakan penelitian deskriptif yang dilakukan di laboratorium melalui pemeriksaan jaringan akar, batang, dan daun sirih cina segar. Hasil: Anatomi akar sirih cina memiliki sel epidermis rapat tanpa ruang antar sel. Di bawah lapisan epidermis terdapat jaringan korteks berupa sel berukuran lebih besar dan memiliki ruang antar sel. Pada korteks, terdapat xilem akar seperti huruf x dan floem berada di sekitar xilem. Jaringan batang juga terdiri dari epidermis dan korteks seperti pada akar, yang membedakan adalah pola xylem floem pada korteks tidak membentuk pola seperti kupu-kupu dan terdapat jaringan kambium. Pada jaringan daun terdiri dari epidermis atas yang tebal, mesofil, dan epidermis bawah. Jaringan mesofil memiliki ciri berupa sel berwarna hijau yang berperan untuk fotosintesis. Simpulan: Jaringan pada akar sirih cina adalah epidermis, korteks, floem, xilem, pada organ batang adalah epidermis, parenkim, floem, xilem, kambium dan pada organ daun adalah epidermis dan mesofil.
{"title":"STUDI ANATOMI SIRIH CINA (Peperomia pellucida) SEGAR YANG TUMBUH DI KABUPATEN PURWAKARTA","authors":"R. Handayani, Jenta Puspariki, Wulan Permatasari","doi":"10.51873/jhhs.v8i1.282","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v8i1.282","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Sirih Cina (Peperomia pellucida) memiliki manfaat empiris sebagai obat. Bioaktivitas dominannya adalah sebagai antibakteri dengan senyawa aktif flavonoid, steroid, terpenoid, alkaloid, saponin, dan tannin. Evaluasi ilmiah terkait profil farmakognostik Sirih cina telah terdokumentasi dalam referensi Farmakope Herbal, namun karena bentuk segarnya memiliki nilai teurapetik yang tinggi dengan pengolahan sederhana, standarisasi dan dokumentasi masih memiliki kelemahan dalam pengamatan secara mikroskopis. Dengan hal ini penting untuk mengetahui anatomi sirih cina untuk memastikan kebenaran tanaman obat.\u0000Tujuan: Mendeskripsikan anatomi akar, batang, dan daun sebagai parameter kendali mutu Sirih cina segar sebagai tanaman lokal berkhasiat obat yang tumbuh di Purwakarta.\u0000Metode: Menggunakan penelitian deskriptif yang dilakukan di laboratorium melalui pemeriksaan jaringan akar, batang, dan daun sirih cina segar.\u0000Hasil: Anatomi akar sirih cina memiliki sel epidermis rapat tanpa ruang antar sel. Di bawah lapisan epidermis terdapat jaringan korteks berupa sel berukuran lebih besar dan memiliki ruang antar sel. Pada korteks, terdapat xilem akar seperti huruf x dan floem berada di sekitar xilem. Jaringan batang juga terdiri dari epidermis dan korteks seperti pada akar, yang membedakan adalah pola xylem floem pada korteks tidak membentuk pola seperti kupu-kupu dan terdapat jaringan kambium. Pada jaringan daun terdiri dari epidermis atas yang tebal, mesofil, dan epidermis bawah. Jaringan mesofil memiliki ciri berupa sel berwarna hijau yang berperan untuk fotosintesis.\u0000Simpulan: Jaringan pada akar sirih cina adalah epidermis, korteks, floem, xilem, pada organ batang adalah epidermis, parenkim, floem, xilem, kambium dan pada organ daun adalah epidermis dan mesofil.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":" 44","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141673209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Selama masa remaja, mereka rentan mengalami masalah gizi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang gizi akan sangat memengaruhi bagaimana remaja melihat kesehatan mereka secara fisik dan psikologis. Edukasi gizi sangat penting untuk membangun perspektif positif tentang kesehatan remaja. Tujuan: Menganalisis pengaruh video edukasi terhadap tingkat pengetahuan gizi. Metode: Dengan 80 subjek yang memenuhi kriteria penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental dengan pendekatan Desain Pre-Post-Test Satu Grup. Dilakukan di Purwakarta dari November hingga Desember 2022, dengan tiga sesi pemberian edukasi berturut-turut setiap hari. Video ini ditayangkan setiap pukul 08.00 WIB selama 8 menit 30 detik. Tingkat pengetahuan gizi diukur menggunakan kuesioner sebelum dan setelah tes, dan analisis data dilakukan dengan menerapkan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat pengaruh video edukasi dengan nilai p=0,0001 terhadap pengetahuan gizi remaja di SMP Negeri 1 Pondoksalam. Peningkatan pengetahuan tentang gizi sebesar 23,62 %. Simpulan: Video edukasi gizi memengaruhi pengetahuan gizi remaja.
{"title":"PENGARUH VIDEO EDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 PONDOKSALAM","authors":"Dedi Zaenal Arifin","doi":"10.51873/jhhs.v8i1.250","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v8i1.250","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Selama masa remaja, mereka rentan mengalami masalah gizi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang gizi akan sangat memengaruhi bagaimana remaja melihat kesehatan mereka secara fisik dan psikologis. Edukasi gizi sangat penting untuk membangun perspektif positif tentang kesehatan remaja.\u0000Tujuan: Menganalisis pengaruh video edukasi terhadap tingkat pengetahuan gizi.\u0000Metode: Dengan 80 subjek yang memenuhi kriteria penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental dengan pendekatan Desain Pre-Post-Test Satu Grup. Dilakukan di Purwakarta dari November hingga Desember 2022, dengan tiga sesi pemberian edukasi berturut-turut setiap hari. Video ini ditayangkan setiap pukul 08.00 WIB selama 8 menit 30 detik. Tingkat pengetahuan gizi diukur menggunakan kuesioner sebelum dan setelah tes, dan analisis data dilakukan dengan menerapkan uji Wilcoxon.\u0000Hasil: Terdapat pengaruh video edukasi dengan nilai p=0,0001 terhadap pengetahuan gizi remaja di SMP Negeri 1 Pondoksalam. Peningkatan pengetahuan tentang gizi sebesar 23,62 %.\u0000Simpulan: Video edukasi gizi memengaruhi pengetahuan gizi remaja.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":" 21","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141674715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dewi Ratnasari, R. Handayani, Listhia Hardiati Rahman
Latar belakang: Hasil inovasi produk teh herbal agar aman untuk dikonsumsi tentunya harus diuji terlebih dahulu. Salahsatu uji yang dilakukan adalah uji stabilitas. Uji stabilitas merupakan salah satu parameter kualitas yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu produk makanan atau minuman untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan sehingga masih layak untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menguji kestabilan teh herbal kayu kuning selama penyimpanan pada temperatur ruang. Metode penelitian: Teh herbal disimpan pada temperatur ruang selama 90 hari, kemudian setiap hari dicek nilai pH, sifat organoleptis, homogenitas dan jamur. Hasil: Sedian teh herbal mempunyai pH 7, rasa manis, berbau bunga melati, air seduhan berwarna kuning kecoklatan, homogen serta tidak ditumbuhi jamur selama 90 hari masa penyimpanan pada temperature ruang. Simpulan: Sediaan teh herbal stabil selama penyimpanan 90 hari pada temperatur ruang.
{"title":"UJI STABILITAS TEH HERBAL AKAR KAYU KUNING (ARCANGELISIA FLAVA(L.) MERR) DENGAN PENAMBAHAN DAUN STEVIA (STEVIA REBAUDIANA) SEBAGAI PEMANIS ALAMI UNTUK MEMELIHARA PENDERITA DIABETES","authors":"Dewi Ratnasari, R. Handayani, Listhia Hardiati Rahman","doi":"10.51873/jhhs.v8i1.276","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v8i1.276","url":null,"abstract":"Latar belakang: Hasil inovasi produk teh herbal agar aman untuk dikonsumsi tentunya harus diuji terlebih dahulu. Salahsatu uji yang dilakukan adalah uji stabilitas. Uji stabilitas merupakan salah satu parameter kualitas yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu produk makanan atau minuman untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan sehingga masih layak untuk dikonsumsi.\u0000Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menguji kestabilan teh herbal kayu kuning selama penyimpanan pada temperatur ruang.\u0000Metode penelitian: Teh herbal disimpan pada temperatur ruang selama 90 hari, kemudian setiap hari dicek nilai pH, sifat organoleptis, homogenitas dan jamur.\u0000Hasil: Sedian teh herbal mempunyai pH 7, rasa manis, berbau bunga melati, air seduhan berwarna kuning kecoklatan, homogen serta tidak ditumbuhi jamur selama 90 hari masa penyimpanan pada temperature ruang.\u0000Simpulan: Sediaan teh herbal stabil selama penyimpanan 90 hari pada temperatur ruang.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":" 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141676297","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gustina Imaniar Ifhna Putri, A. Yani, Safrina Oksidriyani
Latar Belakang: Kebiasaan makan pada masa remaja dapat berdampak pada kesehatan terutama masalah gizi pada fase kehidupan yang akan datang yaitu saat dewasa dan usia lanjut. Banyak remaja yang tinggal di pondok pesantren masih melewatkan waktu makan dan mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang. Tujuan: Mengetahui hubungan kebiasaan sarapan, tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi santri di Asrama PPI 33 Al-Manar Purwakarta. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara conecutive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan November tahun 2021. Subjek penelitian adalah santri aktif yang tinggal di asrama PPI 33 Al-Manar yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 25 orang. Data yang dikumpulkan meliputi kebiasaan sarapan dengan menggunakan kuesioner, tingkat kecukupan energi dan protein dengan metode food recall 3x24 jam, dan status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran IMT/U, analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Pearson Chi Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 22 subjek (88%) memiliki kebiasaan sarapan yang kurang baik. Tingkat kecukupan energi kurang sebanyak 20 subjek (80%). Tingkat kecukupan protein kurang sebanyak 13 subjek (52%). Sebanyak 22 subjek (88%) memiliki status gizi normal. Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan (p=0,981), tingkat kecukupan energi (p=0,100), dan protein (p=0,995) dengan status gizi santri di Asrama PPI 33 Al-Manar. Simpulan: Tidak ada hubungan kebiasaan sarapan, tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi santri di Asrama PPI 33 Al-Manar Purwakarta.
背景:青少年时期的饮食习惯会对健康产生影响,尤其是在人生的下一个阶段,即成年和老年阶段,会出现营养问题。许多生活在寄宿学校的青少年仍然不吃正餐,摄入的食物也不均衡:确定早餐习惯、能量和蛋白质充足程度与 PPI 33 Al-Manar Purwakarta 寄宿学校学生营养状况之间的关系:本研究采用横断面设计。抽样采用行政抽样法。研究于 2021 年 11 月进行。研究对象是居住在 PPI 33 Al-Manar 宿舍的在校学生,符合纳入标准的人数多达 25 人。收集的数据包括使用问卷调查的早餐习惯、使用 3x24 小时食物回忆法的能量和蛋白质充足水平,以及根据 IMT / U 测量值确定的营养状况:结果显示,22 名受试者(88%)早餐习惯不良。能量充足率较低的受试者有 20 人(80%)。蛋白质充足率较低的受试者有 13 人(52%)。共有 22 名受试者(88%)营养状况正常。结论:早餐习惯(P=0.981)、能量充足水平(P=0.100)和蛋白质(P=0.995)与 PPI 33 Al-Manar 宿舍学生的营养状况之间没有关系:结论:早餐习惯、能量和蛋白质充足程度与普瓦卡塔 Al-Manar 33 号 PPI 学生宿舍学生的营养状况没有关系。
{"title":"HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN, TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI SANTRI PPI 33 AL-MANAR PURWAKARTA","authors":"Gustina Imaniar Ifhna Putri, A. Yani, Safrina Oksidriyani","doi":"10.51873/jhhs.v7i2.209","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i2.209","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kebiasaan makan pada masa remaja dapat berdampak pada kesehatan terutama masalah gizi pada fase kehidupan yang akan datang yaitu saat dewasa dan usia lanjut. Banyak remaja yang tinggal di pondok pesantren masih melewatkan waktu makan dan mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang.\u0000Tujuan: Mengetahui hubungan kebiasaan sarapan, tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi santri di Asrama PPI 33 Al-Manar Purwakarta.\u0000Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara conecutive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan November tahun 2021. Subjek penelitian adalah santri aktif yang tinggal di asrama PPI 33 Al-Manar yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 25 orang. Data yang dikumpulkan meliputi kebiasaan sarapan dengan menggunakan kuesioner, tingkat kecukupan energi dan protein dengan metode food recall 3x24 jam, dan status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran IMT/U, analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Pearson Chi Square.\u0000Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 22 subjek (88%) memiliki kebiasaan sarapan yang kurang baik. Tingkat kecukupan energi kurang sebanyak 20 subjek (80%). Tingkat kecukupan protein kurang sebanyak 13 subjek (52%). Sebanyak 22 subjek (88%) memiliki status gizi normal. Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan (p=0,981), tingkat kecukupan energi (p=0,100), dan protein (p=0,995) dengan status gizi santri di Asrama PPI 33 Al-Manar.\u0000Simpulan: Tidak ada hubungan kebiasaan sarapan, tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi santri di Asrama PPI 33 Al-Manar Purwakarta.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":"82 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139383564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Adaptasi kebiasaan baru adalah perubahan perilaku untuk menjalaankan aktivitas normal, dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19. Adaptasi kebiasaan baru akan mempengaruhi perubahan pola makan. Timbulnya perubahan pola makan saat adaptasi kebiasaan baru dapat mempengaruhi status gizi. status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan asupan zat gizi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan dan status gizi (IMT) mahasiswa gizi STIKes HOLISTIK pada masa adaptasi kebiasaan baru. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan bulan Desember 2020 – Januari 2021. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi STIKes HOLISTIK Purwakarta sebanyak 74 orang dan sampel yang diambil dengan metode consecutive sampling dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 63 orang. Data pola makan menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang diperoleh dengan cara mengamati menu makanan selama tiga hari. Data status gizi yang diperoleh dengan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT). Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 63 responden, sebanyak 34 orang (54%) memiliki pola makan baik, 22 orang (64,7%) status gizi kurus, 6 orang (17,6%) status gizi normal dan gemuk. Responden dengan pola makan tidak baik sebanyak 29 orang (46,0%), dengan status gizi kurus 37 orang (58,7%), status gizi normal 9 orang (14,3%), dan status gizi gemuk 17 orang (27%). Simpulan : Status gizi normal pada responden dengan pola makan baik saat adaptasi kebiasaan baru sebesar 17,6%. Status gizi kurus pada responden saat adaptasi kebiasaan baru sebesar 64,7%. Sedangkan status gizi gemuk pada responden saat adaptasi kebiasaan baru sebesar 17,6%.
{"title":"GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI (IMT) MAHASISWA GIZI STIKES HOLISTIK PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU","authors":"Bella Febriana Putri, Ahmad Yani, Tomi Herutomo","doi":"10.51873/jhhs.v7i2.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i2.155","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Adaptasi kebiasaan baru adalah perubahan perilaku untuk menjalaankan aktivitas normal, dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19. Adaptasi kebiasaan baru akan mempengaruhi perubahan pola makan. Timbulnya perubahan pola makan saat adaptasi kebiasaan baru dapat mempengaruhi status gizi. status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan asupan zat gizi.\u0000Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan dan status gizi (IMT) mahasiswa gizi STIKes HOLISTIK pada masa adaptasi kebiasaan baru.\u0000Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan bulan Desember 2020 – Januari 2021. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi STIKes HOLISTIK Purwakarta sebanyak 74 orang dan sampel yang diambil dengan metode consecutive sampling dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 63 orang. Data pola makan menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang diperoleh dengan cara mengamati menu makanan selama tiga hari. Data status gizi yang diperoleh dengan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT).\u0000Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 63 responden, sebanyak 34 orang (54%) memiliki pola makan baik, 22 orang (64,7%) status gizi kurus, 6 orang (17,6%) status gizi normal dan gemuk. Responden dengan pola makan tidak baik sebanyak 29 orang (46,0%), dengan status gizi kurus 37 orang (58,7%), status gizi normal 9 orang (14,3%), dan status gizi gemuk 17 orang (27%).\u0000Simpulan : Status gizi normal pada responden dengan pola makan baik saat adaptasi kebiasaan baru sebesar 17,6%. Status gizi kurus pada responden saat adaptasi kebiasaan baru sebesar 64,7%. Sedangkan status gizi gemuk pada responden saat adaptasi kebiasaan baru sebesar 17,6%.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":"44 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139386647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rika Puspita, Reti Puji Handayani, Jenta Puspariki
Latar Belakang: Petai cina merupakan tanaman yang dianggap tidak memiliki khasiat apapun tetapi sebenarnya memilliki banyak khasiat untuk kesehatan salah satunya adalah sebagai antibakteri. Sabun antibakteri dengan memanfaatkan daun Petai Cina sudah ada tetapi bentuknya cair dan memiliki aroma yang kurang menarik. Sabun cair jika dibawa untuk bepergian memiliki resiko tumpah atau bocor serta memerlukan ruang untuk penyimpananya sehingga perlu dikembangkan bentuk sabun lain misalnya sabun padat dan diberikan tambahan aroma agar lebih menarik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun padat berbahan ekstrak daun petai cina, ekstrak serai dan ekstrak pandan yang stabil dalam penyimpanan secara organoleptik. Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan proses seperti perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun petai cina, ekstrak serai dan ekstrak daun pandan diperoleh dengan metode maserasi. Sediaan sabun padat dibuat dengan variasi formula F1 tanpa penambahan ekstrak pandan, F2 dengan penambahan ekstrak pandan 1%, F3 dengan penambahan ekstrak pandan 2%. Hasil: Hasil uji organoleptik menunjukkan tidak adanya perubahan baik pada F1, F2 dan F3. Pada pengamatan uji pH diperoleh hasil pH 7 untuk ketiga formula. Uji susut pengeringan juga diperoleh hasil memenuhi standar simplisia. Sementara untuk uji kesukaan diperoleh bahwa F2 merupakan formula yang paling banyak diminati baik dari segi warna 55%, aroma 45%, dan bentuk 100%. Simpulan: Sediaan sabun padat F2 stabil secara organoleptic selama 3 minggu penyimpanaan dan paling disukai oleh responden.
{"title":"PEMBUATAN DAN UJI STABILITAS SABUN PADAT EKSTRAK DAUN PETAI CINA (Leucaena leucocephala) DAN SERAI (Cymbopogon citrates) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK PANDAN (Pandanus amaryllifolius)","authors":"Rika Puspita, Reti Puji Handayani, Jenta Puspariki","doi":"10.51873/jhhs.v7i1.228","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i1.228","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Petai cina merupakan tanaman yang dianggap tidak memiliki khasiat apapun tetapi sebenarnya memilliki banyak khasiat untuk kesehatan salah satunya adalah sebagai antibakteri. Sabun antibakteri dengan memanfaatkan daun Petai Cina sudah ada tetapi bentuknya cair dan memiliki aroma yang kurang menarik. Sabun cair jika dibawa untuk bepergian memiliki resiko tumpah atau bocor serta memerlukan ruang untuk penyimpananya sehingga perlu dikembangkan bentuk sabun lain misalnya sabun padat dan diberikan tambahan aroma agar lebih menarik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun padat berbahan ekstrak daun petai cina, ekstrak serai dan ekstrak pandan yang stabil dalam penyimpanan secara organoleptik. Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan proses seperti perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun petai cina, ekstrak serai dan ekstrak daun pandan diperoleh dengan metode maserasi. Sediaan sabun padat dibuat dengan variasi formula F1 tanpa penambahan ekstrak pandan, F2 dengan penambahan ekstrak pandan 1%, F3 dengan penambahan ekstrak pandan 2%. Hasil: Hasil uji organoleptik menunjukkan tidak adanya perubahan baik pada F1, F2 dan F3. Pada pengamatan uji pH diperoleh hasil pH 7 untuk ketiga formula. Uji susut pengeringan juga diperoleh hasil memenuhi standar simplisia. Sementara untuk uji kesukaan diperoleh bahwa F2 merupakan formula yang paling banyak diminati baik dari segi warna 55%, aroma 45%, dan bentuk 100%. Simpulan: Sediaan sabun padat F2 stabil secara organoleptic selama 3 minggu penyimpanaan dan paling disukai oleh responden.","PeriodicalId":477212,"journal":{"name":"Journal of holistic and health sciences (Jurnal ilmu holistik dan kesehatan)","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135698646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}