Hafidz Noor Fikri, Arief Al Musthofa, Nurhakim Nurhakim, Yuniar Siska Novianti
Estimasi sumberdaya batubara merupakan proses kuantifikasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi geologi dan data yang dimiliki. Perkembangan teknologi membuat proses estimasi menjadi semakin cepat. Metode elemen hingga (MEH) yang merupakan proses diskritisasi model dan proses geostatistik estimasi ordinary kriging (OK) menggunakan model blok dilakukan pada parameter ketebalan untuk mengetahui sumberdaya batubara. Menggunakan 24 data bor touch coring dan cropline, kontur struktur roof dan floor batubara terolah sebagai batasan dalam model batubara. Estimasi sumberdaya batubara dengan metode OK menghasilkan kuantitas sebesar 1.8 juta ton. Perhitungan menggunakan MEH menghasilkan nilai sumberdaya sebesar dua juta ton. Selain itu, penggunaan metode OK dengan perangkat lunak SGeMS menghasilkan sumberdaya terukur yang lebih kecil karena area pengaruh (range = 216 m), yang lebih kecil daripada nilai jarak titik infformasi sesuai SNI 5015-2011 untuk kondisi geologi moderat (250 m). Cross validation dilakukan agar memberikan pertimbangan hasil estimasi OK. Perhitungan MEH menggunakan skema continous dalam melakukan diskritisasi. Perbedaan nilai sebesar 200 ribu ton memperlihatkan penggunaan metode yang berbeda pada batubara secara signifikan menghasilkan nilai yang berbeda.
{"title":"Estimasi Sumberdaya Batubara menggunakan Metode Ordinary Kriging dan Metode Elemen Hingga, Studi Kasus: Endapan Batubara di Desa Pualamsari, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan","authors":"Hafidz Noor Fikri, Arief Al Musthofa, Nurhakim Nurhakim, Yuniar Siska Novianti","doi":"10.20527/jg.v9i2.7743","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.7743","url":null,"abstract":"Estimasi sumberdaya batubara merupakan proses kuantifikasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi geologi dan data yang dimiliki. Perkembangan teknologi membuat proses estimasi menjadi semakin cepat. Metode elemen hingga (MEH) yang merupakan proses diskritisasi model dan proses geostatistik estimasi ordinary kriging (OK) menggunakan model blok dilakukan pada parameter ketebalan untuk mengetahui sumberdaya batubara. Menggunakan 24 data bor touch coring dan cropline, kontur struktur roof dan floor batubara terolah sebagai batasan dalam model batubara. Estimasi sumberdaya batubara dengan metode OK menghasilkan kuantitas sebesar 1.8 juta ton. Perhitungan menggunakan MEH menghasilkan nilai sumberdaya sebesar dua juta ton. Selain itu, penggunaan metode OK dengan perangkat lunak SGeMS menghasilkan sumberdaya terukur yang lebih kecil karena area pengaruh (range = 216 m), yang lebih kecil daripada nilai jarak titik infformasi sesuai SNI 5015-2011 untuk kondisi geologi moderat (250 m). Cross validation dilakukan agar memberikan pertimbangan hasil estimasi OK. Perhitungan MEH menggunakan skema continous dalam melakukan diskritisasi. Perbedaan nilai sebesar 200 ribu ton memperlihatkan penggunaan metode yang berbeda pada batubara secara signifikan menghasilkan nilai yang berbeda.","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"20 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135823117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bauksit adalah material pertambangan yang terdiri dari satu atau beberapa mineral aluminium oksida yang terhidrasi, berkomposisi zat-zat pencemar seperti oksida besi, silika, dan titanium. Mineral pembentuknya bisa berupa gibbsite Al(OH) 3 , boehmite AlO(OH), atau diaspore AlO 2 H. Dalam upaya menghasilkan bijih bauksit, diperlukan proses penambangan dan pengolahan hingga diperoleh feed dengan kadar 46,57%. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah pengolahan tambahan untuk meningkatkan kadar Al 2 O 3 agar layak secara ekonomi. Dalam penelitian ini, untuk meningkatkan kadar Al 2 O 3 pada bijih bauksit, digunakan alat thickener dengan air sebagai medium pemisahnya. Penggunaan alat ini bertujuan untuk meningkatkan kadar bijih bauksit agar sesuai dengan standar smelter. Riset ini melibatkan analisis menaikkan kualitas bijih bauksit melalui pengolahan dengan variasi pada debit air, sudut kemiringan, dan kecepatan dari putaran kipas. Debit yang dimanfaatkan adalah 0,048 L/s, 0,2 L/s, dan 0,25 L/s. Sudut kemiringan yang digunakan berkisar antara 35° hingga 75°, dan kecepatan putaran kipas adalah 32 rpm dan 43 rpm. Hasil riset menunjukkan bahwa sembilan percobaan yang berhasil meningkatkan kadar Al 2 O 3 hingga sesuai dengan level industri smelter menggunakan alat thickener. Kadar Al 2 O 3 tertinggi tercapai pada percobaan dengan debit air sebesar 0,2 L/s dan sudut kemiringan kipas sebesar 75°. Pada keadaan tersebut, didapatkan konsentrat Al 2 O 3 senilai 62,14% dengan recovery senilai 83,66%.
{"title":"Studi Kinerja Alat Thickener pada Hasil Pencucian Bijih Bauksit Skala Laboratorium (Aplikasi Rancangan Alat)","authors":"Marwan Asof, Rosihan Pebrianto, Ahmad Fauzan","doi":"10.20527/jg.v9i2.15780","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.15780","url":null,"abstract":"Bauksit adalah material pertambangan yang terdiri dari satu atau beberapa mineral aluminium oksida yang terhidrasi, berkomposisi zat-zat pencemar seperti oksida besi, silika, dan titanium. Mineral pembentuknya bisa berupa gibbsite Al(OH) 3 , boehmite AlO(OH), atau diaspore AlO 2 H. Dalam upaya menghasilkan bijih bauksit, diperlukan proses penambangan dan pengolahan hingga diperoleh feed dengan kadar 46,57%. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah pengolahan tambahan untuk meningkatkan kadar Al 2 O 3 agar layak secara ekonomi. Dalam penelitian ini, untuk meningkatkan kadar Al 2 O 3 pada bijih bauksit, digunakan alat thickener dengan air sebagai medium pemisahnya. Penggunaan alat ini bertujuan untuk meningkatkan kadar bijih bauksit agar sesuai dengan standar smelter. Riset ini melibatkan analisis menaikkan kualitas bijih bauksit melalui pengolahan dengan variasi pada debit air, sudut kemiringan, dan kecepatan dari putaran kipas. Debit yang dimanfaatkan adalah 0,048 L/s, 0,2 L/s, dan 0,25 L/s. Sudut kemiringan yang digunakan berkisar antara 35° hingga 75°, dan kecepatan putaran kipas adalah 32 rpm dan 43 rpm. Hasil riset menunjukkan bahwa sembilan percobaan yang berhasil meningkatkan kadar Al 2 O 3 hingga sesuai dengan level industri smelter menggunakan alat thickener. Kadar Al 2 O 3 tertinggi tercapai pada percobaan dengan debit air sebesar 0,2 L/s dan sudut kemiringan kipas sebesar 75°. Pada keadaan tersebut, didapatkan konsentrat Al 2 O 3 senilai 62,14% dengan recovery senilai 83,66%.","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135823118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ali Okto, Bahdad Bahdad, Syamsul Razak, Sahiddin Sahiddin, Jonas Tugo
Daerah penelitian secara administratif terletak di Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Diketahui saat ini perkembangan teknologi dunia mengarah ke industri yang lebih ramah lingkungan, sehingga kebutuhan akan unsur-unsur baru yang ramah lingkungan menjadi perhatian dunia internasional. Kobalt secara global juga meningkat secara signifikan dengan tingkat pertumbuhan sebesar 7-13 % per tahun hingga mencapai 390 ribu ton pada tahun 2030. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya Kobalt banyak terdapat pada lapisan profil laterit yang keberadaanya melimpah di Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Kolaka Utara. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik profil laterit terhadap pengkayaan Kobalt laterit yang ada di daerah penelitian (1), dan untuk mengetahui persentase keterdapatan Kobalt pada lapisan profil laterit (2). Pengambilan data dilakuan dengan 2 metode yaitu metode test pit dan pemboran. Unsur yang terkandung dalam profil laterit dianalisis menggunakan metode XRF. Hasil uji XRF akan menunjukan profil laterit didapat dibagi menjadi tiga yatu limonit, saprolit dan bedrock . Zona pengkayaan kobalt ditemukan pada lapisan limonit yaitu mencapai 0.278%, sedangkan pada zona saprolit hanya sebesar 0.09%.
{"title":"Pengkayaan Unsur Logam Tanah Jarang Kobalt (Co) pada Profil Laterit di Kecamatan Kolaka Utara","authors":"Ali Okto, Bahdad Bahdad, Syamsul Razak, Sahiddin Sahiddin, Jonas Tugo","doi":"10.20527/jg.v9i2.14861","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.14861","url":null,"abstract":"Daerah penelitian secara administratif terletak di Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Diketahui saat ini perkembangan teknologi dunia mengarah ke industri yang lebih ramah lingkungan, sehingga kebutuhan akan unsur-unsur baru yang ramah lingkungan menjadi perhatian dunia internasional. Kobalt secara global juga meningkat secara signifikan dengan tingkat pertumbuhan sebesar 7-13 % per tahun hingga mencapai 390 ribu ton pada tahun 2030. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya Kobalt banyak terdapat pada lapisan profil laterit yang keberadaanya melimpah di Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Kolaka Utara. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik profil laterit terhadap pengkayaan Kobalt laterit yang ada di daerah penelitian (1), dan untuk mengetahui persentase keterdapatan Kobalt pada lapisan profil laterit (2). Pengambilan data dilakuan dengan 2 metode yaitu metode test pit dan pemboran. Unsur yang terkandung dalam profil laterit dianalisis menggunakan metode XRF. Hasil uji XRF akan menunjukan profil laterit didapat dibagi menjadi tiga yatu limonit, saprolit dan bedrock . Zona pengkayaan kobalt ditemukan pada lapisan limonit yaitu mencapai 0.278%, sedangkan pada zona saprolit hanya sebesar 0.09%.","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136058214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Batubara merupakan sumber energi yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menyimpan potensi batubara, salah satunya di Formasi Toraja. Akan tetapi, batubara tersebut belum banyak diteliti lebih lanjut terutama dari aspek lingkungan pengendapan. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan pengendapan Formasi Toraja berdasarkan analisis ultimat dan petrografi organik. Metode yang digunakan meliputi beberapa tahapan mulai dari studi pustaka, penyelidikan lapangan, analisis laboratorium, dan pengolahan data. Hasilnya, 39 sampel batubara didapatkan dari singkapan permukaan dan 4 pemboran batubara. Litologi daerah penelitian terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara. Batubara pada Formasi Toraja memiliki peringkat lignit – bituminous dengan beberapa sampel termasuk cannel coal. Analisis hasil laboratorium dan log litologi memperlihatkan bahwa lingkungan pengendapan batubara Formasi toraja berada di lingkungan fluvial dengan kondisi mire yang selalu basah pada sungai intermiten yang mengalami banjir pada interval waktu tertentu. Batubara ini dapat terbagi menjadi dua cluster, cluster pertama terbentuk pada bagian cekungan dangkal sedangkan cluster kedua terbentuk pada bagian cekungan dalam.
{"title":"Identifikasi Lingkungan Pengendapan Batubara Berdasarkan Analisis Petrografi Organik pada Formasi Toraja, Sulawesi Barat","authors":"Rizki Satria Rachman, Sigit Arso Wibisono, Rahmat Hidayat","doi":"10.20527/jg.v9i2.15577","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.15577","url":null,"abstract":"Batubara merupakan sumber energi yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menyimpan potensi batubara, salah satunya di Formasi Toraja. Akan tetapi, batubara tersebut belum banyak diteliti lebih lanjut terutama dari aspek lingkungan pengendapan. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan pengendapan Formasi Toraja berdasarkan analisis ultimat dan petrografi organik. Metode yang digunakan meliputi beberapa tahapan mulai dari studi pustaka, penyelidikan lapangan, analisis laboratorium, dan pengolahan data. Hasilnya, 39 sampel batubara didapatkan dari singkapan permukaan dan 4 pemboran batubara. Litologi daerah penelitian terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara. Batubara pada Formasi Toraja memiliki peringkat lignit – bituminous dengan beberapa sampel termasuk cannel coal. Analisis hasil laboratorium dan log litologi memperlihatkan bahwa lingkungan pengendapan batubara Formasi toraja berada di lingkungan fluvial dengan kondisi mire yang selalu basah pada sungai intermiten yang mengalami banjir pada interval waktu tertentu. Batubara ini dapat terbagi menjadi dua cluster, cluster pertama terbentuk pada bagian cekungan dangkal sedangkan cluster kedua terbentuk pada bagian cekungan dalam.","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"240 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136058211","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan tambang bauksit yang terletak di Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Penambangan bauksit sangat erat kaitannya dengan kegiatan pengangkutan. Dump truck memiliki dimensi yang lebih besar dibandingkan dengan kendaraan angkut di jalan raya. Alat angkut memiliki kontribusi besar terhadap total produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas alat angkut berdasarkan grade jalan angkut tambang secara aktual, serta memberikan rekomendasi kemiringan jalan ( grade ) dalam upaya peningkatan produksi bauksit di perusahaan. Hasil penelitian ini nantinya akan dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat digunakan untuk analisis geometri jalan. Berdasarkan hasil data aktual, diketahui bahwa dari 16 segmen jalan, terdapat 3 segmen jalan yang memiliki grade belum sesuai dengan standar jalan tambang yang baik. Grade jalan masing-masing segmen adalah 10,51%; 14,05%; dan 21,26%. Produktivitas alat angkut berdasarkan data aktual dengan waktu edar 12,86 menit adalah 75.669,20 ton/bulan. Perbaikan grade jalan mengurangi waktu edar ( cycle time ) sebesar 0,55 menit sehingga meningkatkan produktivitas alat angkut sebesar 3.324,84 ton/bulan.Target produksi perusahaan saat ini adalah 100.000 ton/bulan, artinya target produksi perusahaan masih belum tercapai walaupun kemiringan jalan ( grade ) sudah sesuai standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu adanya analisis lebih lanjut tidak hanya pada grade jalan akan tetapi juga dilakukan analisis pada keserasian alat muat-angkut serta parameter geometri jalan angkut lainnya.
PT. XYZ是位于加里曼丹西桑戈区下游路障的铝土矿公司之一。铝土矿开采与运输活动密切相关。自动倾卸卡车比高速公路上的运输车要大得多。运输工具对生产总量有很大的贡献。本研究旨在根据现有的矿路运输等级来确定车辆的生产力,并为公司改进铝土矿生产提供坡坡建议。这项研究后来将被用作分析道路几何的可行参数之一。根据实际数据,我们发现,在16条街道中,有3条街道的等级还没有达到良好的采矿标准。每段的街道等级为10.51%;14,05%;和21,26%。根据edar值12.86分钟的实际运输生产力是每月75,669.20吨。道路等级的提高降低了0.55分钟的周期,从而提高了运输设备的生产力,达到3.324.84吨/月。公司目前的生产目标是10万吨/月份,这意味着公司的生产目标仍然没有达到既定的倾斜标准。因此,不仅需要对街道等级进行进一步的分析,而且还需要对移动设备的一致性和其他移动路线参数进行分析。
{"title":"Evaluasi Produktivitas Alat Angkut Berdasarkan Grade Jalan PT.XYZ Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat","authors":"Syarifah Aqla, Sartika Sartika","doi":"10.20527/jg.v9i2.15109","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.15109","url":null,"abstract":"PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan tambang bauksit yang terletak di Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Penambangan bauksit sangat erat kaitannya dengan kegiatan pengangkutan. Dump truck memiliki dimensi yang lebih besar dibandingkan dengan kendaraan angkut di jalan raya. Alat angkut memiliki kontribusi besar terhadap total produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas alat angkut berdasarkan grade jalan angkut tambang secara aktual, serta memberikan rekomendasi kemiringan jalan ( grade ) dalam upaya peningkatan produksi bauksit di perusahaan. Hasil penelitian ini nantinya akan dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat digunakan untuk analisis geometri jalan. Berdasarkan hasil data aktual, diketahui bahwa dari 16 segmen jalan, terdapat 3 segmen jalan yang memiliki grade belum sesuai dengan standar jalan tambang yang baik. Grade jalan masing-masing segmen adalah 10,51%; 14,05%; dan 21,26%. Produktivitas alat angkut berdasarkan data aktual dengan waktu edar 12,86 menit adalah 75.669,20 ton/bulan. Perbaikan grade jalan mengurangi waktu edar ( cycle time ) sebesar 0,55 menit sehingga meningkatkan produktivitas alat angkut sebesar 3.324,84 ton/bulan.Target produksi perusahaan saat ini adalah 100.000 ton/bulan, artinya target produksi perusahaan masih belum tercapai walaupun kemiringan jalan ( grade ) sudah sesuai standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu adanya analisis lebih lanjut tidak hanya pada grade jalan akan tetapi juga dilakukan analisis pada keserasian alat muat-angkut serta parameter geometri jalan angkut lainnya.","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136058207","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pulau Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan dibeberapa lokasi merupakan daerah yang rumit menentukan susunan batuannya terutama penyusunan urutan stratigrafinya, sehingga penelitian ini diharapkan dapat mengungkap sejarah panjang fenomena geologinya. Riset dilakukan di Wilayah Tondong Tallasa, Pangkajene, Sulawesi Selatan, letak geografis berada pada koordinat 119°40’00” – 119°4’30” BT (Bujur Timur) dan 4°45’00” – 4°47’00” LS (Lintang Selatan). Penelitian ini dimaksudkan untuk pemetaan singkapan olistostrom dipermukaan secara detail menggunakan skala 1:2.000. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik olistolith dari olistostrome dan menentukan lingkungan tektoniknya, sehingga dapat diperoleh hasil kesimpulan yang baik. Metode penelitian yang digunakan terdiri atas pemetaan traversing dan labo analysis. Berdasarkan hasil analisis geokimia berupa analisis unsur utama menggunakan metode Flouresensi Sinar-X (XRF), maka diperoleh jenis olistolith olistostrome pada daerah penelitian yaitu batuan Granit dan batuan Granodiorit. Susunan batuan tektonik terbentuk pada lingkungan tektonik Continental arc (busur kontinen).
{"title":"Karakteristik Olistolit Daerah Tondong Tallasa, Sulawesi Selatan","authors":"Ratna Husain, Kaharuddin Kaharuddin, Farhan Wahyu","doi":"10.20527/jg.v9i2.16423","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.16423","url":null,"abstract":"Pulau Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan dibeberapa lokasi merupakan daerah yang rumit menentukan susunan batuannya terutama penyusunan urutan stratigrafinya, sehingga penelitian ini diharapkan dapat mengungkap sejarah panjang fenomena geologinya. Riset dilakukan di Wilayah Tondong Tallasa, Pangkajene, Sulawesi Selatan, letak geografis berada pada koordinat 119°40’00” – 119°4’30” BT (Bujur Timur) dan 4°45’00” – 4°47’00” LS (Lintang Selatan). Penelitian ini dimaksudkan untuk pemetaan singkapan olistostrom dipermukaan secara detail menggunakan skala 1:2.000. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik olistolith dari olistostrome dan menentukan lingkungan tektoniknya, sehingga dapat diperoleh hasil kesimpulan yang baik. Metode penelitian yang digunakan terdiri atas pemetaan traversing dan labo analysis. Berdasarkan hasil analisis geokimia berupa analisis unsur utama menggunakan metode Flouresensi Sinar-X (XRF), maka diperoleh jenis olistolith olistostrome pada daerah penelitian yaitu batuan Granit dan batuan Granodiorit. Susunan batuan tektonik terbentuk pada lingkungan tektonik Continental arc (busur kontinen).","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"2013 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136058215","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kelelahan kerja adalah salah satu permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kecelakaan pada saat bekerja. Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal diantaranya usia, status anemia, masa kerja, kualitas tidur, dan beban kerja, sedangkan faktor eksternal yaitu shift kerja dan iklim kerja panas. Penerapan program manajemen fatigue sangat diperlukan dalam meminimalisasi kecelakaan kerja akibat dari faktor fatigue (kelelahan), lokasi penelitian ini ada di salah satu kontraktor PT. Borneo Indo Bara yaitu PT. Sapta Indra Sejati Site Borneo Indo Bara dimana metode penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengambilan data primer adalah teknik pengisian kuesioner, wawancara langsung, dan observasi lapangan serta pengukuran brekasi baik sebelum maupun sesudah bekerja dan juga data sekundernya.melakukan program manajemen fatigue dengan beberapa cara yaitu Observasi Jam kritis (OJK), Safety Password Indikator (SPI), serta Check Fatigue secara rutin baik di shift 1 dan shift 2 dimana dalam satu shiftnya jumlah hauler sebanyak 88 yang menjadi objek penelitian d sejumlah unit dan orang yang bekerja pada shift tersebut, dimana hasil dari penerapan tersebut faktor fatigue paling dominan karena operator kurang tidur setelah bekerja (kurang istirahat), dengan adanya program tersebut di tahun 2021 dan 2022 terdapat penurunan signifikan daripada tahun sebelumnya.
{"title":"Evaluasi Program Manajemen Fatigue Operator Hauler Terkait Angka Kecelakaan Kerja di PT. Sapta Indra Sejati Kabupaten Tanah Bumbu","authors":"Marlina K, Roy Nastigor Nasution","doi":"10.20527/jg.v9i2.15291","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.15291","url":null,"abstract":"Kelelahan kerja adalah salah satu permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kecelakaan pada saat bekerja. Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal diantaranya usia, status anemia, masa kerja, kualitas tidur, dan beban kerja, sedangkan faktor eksternal yaitu shift kerja dan iklim kerja panas. Penerapan program manajemen fatigue sangat diperlukan dalam meminimalisasi kecelakaan kerja akibat dari faktor fatigue (kelelahan), lokasi penelitian ini ada di salah satu kontraktor PT. Borneo Indo Bara yaitu PT. Sapta Indra Sejati Site Borneo Indo Bara dimana metode penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengambilan data primer adalah teknik pengisian kuesioner, wawancara langsung, dan observasi lapangan serta pengukuran brekasi baik sebelum maupun sesudah bekerja dan juga data sekundernya.melakukan program manajemen fatigue dengan beberapa cara yaitu Observasi Jam kritis (OJK), Safety Password Indikator (SPI), serta Check Fatigue secara rutin baik di shift 1 dan shift 2 dimana dalam satu shiftnya jumlah hauler sebanyak 88 yang menjadi objek penelitian d sejumlah unit dan orang yang bekerja pada shift tersebut, dimana hasil dari penerapan tersebut faktor fatigue paling dominan karena operator kurang tidur setelah bekerja (kurang istirahat), dengan adanya program tersebut di tahun 2021 dan 2022 terdapat penurunan signifikan daripada tahun sebelumnya.","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136058407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pada PT. Triaryani aktivitas penambangan batubara memakai sistem tambang terbuka dengan menggunakan metode strip mine sebagai akibatnya semua rangkaian kerja penambangan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Pada area Pit Eagle memiliki catchment area yang besar yaitu 217 ha, yang apabila terjadi curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan debit limpasan yang melewati pit tersebut sangat besar. Jenis pompa yang digunakan juga tidak memenuhi spesifikasi untuk pompa tambang (Yanmar TF 85 MR-di) yang hanya mampu mengeluarkan outflow ± 20 m³/jam. Tingginya curah hujan serta durasi hujan hingga 12 jam pada september mengakibatkan sump yang ada tidak mampu menampung total volume air yang masuk sehingga air meluap dan memenuhi Pit Eagle, hal ini juga dipengaruhi oleh dimensi saluran terbuka di beberapa tempat tidak sesuai sehingga mengakibatkan air yang masuk tidak sempat mengalir melalui saluran terbuka dan langsung masuk ke area Pit Eagle. Adapun debit limpasan pada PT Triaryani sebesar 400996.68 m³/hari dalam luasan 217,04 Ha. Dengan debit air tanah 19,55 m³/hari yang mana terjadi kenaikan air pada sump sekitar 2 mm. Total volume air yang masuk area tambang adalah 401016.23 m³/hari. Karena besarnya debit limpasan sehingga perlu pengecilan catchment area dengan perancangan saluran terbuka, dalam perencanaan dimensi saluran terbuka didapatkanlah lebar permukaan saluran tersebut 4,5 m dengan lebar alas 1,5 m dan kedalaman saluran terbuka 1,5 m, total kapasitas saluran terbuka yang didapat adalah 5,78 m³/s, sehingga total volume limpasan menjadi kecil yaitu 15426.13 m³/s. kemudian didapatkanlah dimensi rancangan sump dengan total volume tampungan 19450.90 m³. pompa yang direkomendasikan adalah pompa tambang Sykes CP150-255-PR, yang mana pompa ini memiliki maximum flow hingga 163 L/s atau sama dengan 585 m³/jam dan maximum head hingga 43 m. Elevasi critical berdasarkan perhitungan menggunakan kapasitas pompa didapatkanlah berada pada 5.4 m kedalaman sump, sedangkan elevasi kritis berdasarkan kepmen 1827 yang mana titik elevasi kritis berada pada 80% dari volume sump sehingga elevasi tersebut berada pada 5 m kedalaman sump.
{"title":"Rancangan Teknis Mine Drainage Dan Mine Dewatering Serta Simulasi Critical Level Pada Kapasitas Sump Dengan Persamaan Water Balance Untuk Penanganan Banjir Pada Pit Eagle Di PT Triaryani Kabupaten Musirawas Utara Provinsi Sumatera Selatan","authors":"Baihaqi Nasution, Aditya Denny Prabawa, Jarot Wiratama","doi":"10.20527/jg.v9i2.16238","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.16238","url":null,"abstract":"Pada PT. Triaryani aktivitas penambangan batubara memakai sistem tambang terbuka dengan menggunakan metode strip mine sebagai akibatnya semua rangkaian kerja penambangan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Pada area Pit Eagle memiliki catchment area yang besar yaitu 217 ha, yang apabila terjadi curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan debit limpasan yang melewati pit tersebut sangat besar. Jenis pompa yang digunakan juga tidak memenuhi spesifikasi untuk pompa tambang (Yanmar TF 85 MR-di) yang hanya mampu mengeluarkan outflow ± 20 m³/jam. Tingginya curah hujan serta durasi hujan hingga 12 jam pada september mengakibatkan sump yang ada tidak mampu menampung total volume air yang masuk sehingga air meluap dan memenuhi Pit Eagle, hal ini juga dipengaruhi oleh dimensi saluran terbuka di beberapa tempat tidak sesuai sehingga mengakibatkan air yang masuk tidak sempat mengalir melalui saluran terbuka dan langsung masuk ke area Pit Eagle. Adapun debit limpasan pada PT Triaryani sebesar 400996.68 m³/hari dalam luasan 217,04 Ha. Dengan debit air tanah 19,55 m³/hari yang mana terjadi kenaikan air pada sump sekitar 2 mm. Total volume air yang masuk area tambang adalah 401016.23 m³/hari. Karena besarnya debit limpasan sehingga perlu pengecilan catchment area dengan perancangan saluran terbuka, dalam perencanaan dimensi saluran terbuka didapatkanlah lebar permukaan saluran tersebut 4,5 m dengan lebar alas 1,5 m dan kedalaman saluran terbuka 1,5 m, total kapasitas saluran terbuka yang didapat adalah 5,78 m³/s, sehingga total volume limpasan menjadi kecil yaitu 15426.13 m³/s. kemudian didapatkanlah dimensi rancangan sump dengan total volume tampungan 19450.90 m³. pompa yang direkomendasikan adalah pompa tambang Sykes CP150-255-PR, yang mana pompa ini memiliki maximum flow hingga 163 L/s atau sama dengan 585 m³/jam dan maximum head hingga 43 m. Elevasi critical berdasarkan perhitungan menggunakan kapasitas pompa didapatkanlah berada pada 5.4 m kedalaman sump, sedangkan elevasi kritis berdasarkan kepmen 1827 yang mana titik elevasi kritis berada pada 80% dari volume sump sehingga elevasi tersebut berada pada 5 m kedalaman sump.","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136058208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andi Febby Alvionita, Syafrizal Syafrizal, Andy Yahya Al Hakim
Unsur Tanah Jarang (Rare Earth Elements-REE) merupakan golongan unsur lantanida+Y+Sc yang saat ini dibutuhkan dalam dunia industri dan bahan baku pembuatan teknologi canggih dan modern. Seiring bertambahnya kebutuhan REE, kegiatan eksplorasi REE juga semakin meningkat, oleh karena itu penelitian ini dilakukan sebagai studi pendahuluan yang bertujuan mengetahui karakteristik REE tipe ion adsorption yang ada di Sulawesi Barat menggunakan petrografi mineral optik, X-ray diffraction (XRD), X-ray fluorescence (XRF), dan inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS). Pengamatan mineral optik menunjukkan bahwa batuan induk di Polewali adalah kuarsa monsonit, sedangkan di Mamasa adalah granodiorit. Mineral pembawa REE yang terlihat pada petrografi mineral optik adalah zirkon, apatit, alanit dan monasit. Mineral lempung yang berhasil dideteksi sebagai mineral yang mengikat REE pada zona lapukan berupa kaolinit, halloisit, monmorillonit dan nontronit. Pengayaan REE pada horizon A pada kedua profil menunjukkan bahwa persentase mineral lempung juga mempengaruhi jumlah TREE, hal ini dibuktikan dengan total persentase kandungan mineral lempung pada horizon A di Polewali berkisar 32,7% dan Mamasa 16%, lebih banyak dibanding pada horizon yang lainnya. Anomali positif Ce pada sampel lapukan menunjukkan bahwa kedua profil lapukan merupakan zona pelindian kecuali pada horizon A di Mamasa. Anomali Negatif Eu juga menunjukkan bahwa terjadi pelepasan plagioklas pada saat proses diferensiasi magma ketika batuan terbentuk. Faktor yang mempengaruhi distribusi dan akumulasi REE adalah jenis batuan induk dan tingkat pelapukan.
{"title":"Mineralogi dan Pengayaan REE Tipe Ion-Adsorption pada Profil Lapukan Granitoid di Sulawesi Barat; Implikasi terhadap Eksplorasi","authors":"Andi Febby Alvionita, Syafrizal Syafrizal, Andy Yahya Al Hakim","doi":"10.20527/jg.v9i2.15924","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.15924","url":null,"abstract":"Unsur Tanah Jarang (Rare Earth Elements-REE) merupakan golongan unsur lantanida+Y+Sc yang saat ini dibutuhkan dalam dunia industri dan bahan baku pembuatan teknologi canggih dan modern. Seiring bertambahnya kebutuhan REE, kegiatan eksplorasi REE juga semakin meningkat, oleh karena itu penelitian ini dilakukan sebagai studi pendahuluan yang bertujuan mengetahui karakteristik REE tipe ion adsorption yang ada di Sulawesi Barat menggunakan petrografi mineral optik, X-ray diffraction (XRD), X-ray fluorescence (XRF), dan inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS). Pengamatan mineral optik menunjukkan bahwa batuan induk di Polewali adalah kuarsa monsonit, sedangkan di Mamasa adalah granodiorit. Mineral pembawa REE yang terlihat pada petrografi mineral optik adalah zirkon, apatit, alanit dan monasit. Mineral lempung yang berhasil dideteksi sebagai mineral yang mengikat REE pada zona lapukan berupa kaolinit, halloisit, monmorillonit dan nontronit. Pengayaan REE pada horizon A pada kedua profil menunjukkan bahwa persentase mineral lempung juga mempengaruhi jumlah TREE, hal ini dibuktikan dengan total persentase kandungan mineral lempung pada horizon A di Polewali berkisar 32,7% dan Mamasa 16%, lebih banyak dibanding pada horizon yang lainnya. Anomali positif Ce pada sampel lapukan menunjukkan bahwa kedua profil lapukan merupakan zona pelindian kecuali pada horizon A di Mamasa. Anomali Negatif Eu juga menunjukkan bahwa terjadi pelepasan plagioklas pada saat proses diferensiasi magma ketika batuan terbentuk. Faktor yang mempengaruhi distribusi dan akumulasi REE adalah jenis batuan induk dan tingkat pelapukan.","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136058213","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bencana geologi berupa semburan gas dangkal telah terjadi beberapa kali di Balikpapan akibat aktivitas peengeboran yang tinggi. Sebaran titik semburan gas menjadi pembahasan menarik dikarenakan sebagian besar terjadi di daerah pesisir Kota Balikpapan. Belum diketahui dengan jelas penyebab kantung-kantung gas dangkal tersebut tersebar di daerah pesisir Balikpapan. Kajian mengenai kebencanaan ini juga masih sangat minim. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona kerawanan gas dangkal di wilayah Baikpapan sebagai upaya mitigasi bencana dan studi pendahuluan mengenai bencana geologi ini. Penelitian ini dilakukan dengan memadukan data sekunder dan primer. Data sekunder merupakan laporan mengenai riwayat semburan gas yang telah terjadi. Laporan tersebut digunakan sebagai penentu awal daerah kerawanan gas dangkal. Data primer merupakan data hasil penyelidikan geologi dan geofisika. Penyelidikan geologi dan geofisika dilakukan di sekitar daerah pusat semburan gas dangkal. Penyelidikan geologi dilakukan dengan mengamati struktur, litologi, serta jurus dan kemiringan. Luarannya berupa peta geologi. Di sisi lain, penyelidikan geofisika dilakukan dengan pengukuran geolistrik untuk memperoleh distribusi resistivitas bawah permukaan. Zona rawan gas dangkal diduga berada pada daerah yang memiliki struktur antiklin yang berfungsi sebagai perangkap gas. Keberadaan gas dangkal dikonfirmasi oleh anomali resistivitas tinggi bawah permukaan. Dari penelitian ini diidentifikasi bahwa zona aman gas dangkal yang tersebar di sebelah utara daerah penelitian. Sedangkan daerah selatan penelitian didominasi oleh zona rawan gas dangkal. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal mitigasi bahaya semburan gas dangkal jika masyarakat ingin melakukan pemboran dangakal di daerah penelitian
{"title":"Identifikasi Zona Kerawanan Gas Dangkal Berdasarkan Kondisi Geologi dan Nilai Resistivitas Bawah Permukaan di Wilayah Pesisir Balikpapan","authors":"Abdi Suprayitno, Dharma Arung Laby, Adinsya Yudha, Nidaul Khairiyah, Chintia Dewi, Andrea Talaiftha, Giffari Sahid Maulana","doi":"10.20527/jg.v9i2.15463","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jg.v9i2.15463","url":null,"abstract":"Bencana geologi berupa semburan gas dangkal telah terjadi beberapa kali di Balikpapan akibat aktivitas peengeboran yang tinggi. Sebaran titik semburan gas menjadi pembahasan menarik dikarenakan sebagian besar terjadi di daerah pesisir Kota Balikpapan. Belum diketahui dengan jelas penyebab kantung-kantung gas dangkal tersebut tersebar di daerah pesisir Balikpapan. Kajian mengenai kebencanaan ini juga masih sangat minim. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona kerawanan gas dangkal di wilayah Baikpapan sebagai upaya mitigasi bencana dan studi pendahuluan mengenai bencana geologi ini. Penelitian ini dilakukan dengan memadukan data sekunder dan primer. Data sekunder merupakan laporan mengenai riwayat semburan gas yang telah terjadi. Laporan tersebut digunakan sebagai penentu awal daerah kerawanan gas dangkal. Data primer merupakan data hasil penyelidikan geologi dan geofisika. Penyelidikan geologi dan geofisika dilakukan di sekitar daerah pusat semburan gas dangkal. Penyelidikan geologi dilakukan dengan mengamati struktur, litologi, serta jurus dan kemiringan. Luarannya berupa peta geologi. Di sisi lain, penyelidikan geofisika dilakukan dengan pengukuran geolistrik untuk memperoleh distribusi resistivitas bawah permukaan. Zona rawan gas dangkal diduga berada pada daerah yang memiliki struktur antiklin yang berfungsi sebagai perangkap gas. Keberadaan gas dangkal dikonfirmasi oleh anomali resistivitas tinggi bawah permukaan. Dari penelitian ini diidentifikasi bahwa zona aman gas dangkal yang tersebar di sebelah utara daerah penelitian. Sedangkan daerah selatan penelitian didominasi oleh zona rawan gas dangkal. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal mitigasi bahaya semburan gas dangkal jika masyarakat ingin melakukan pemboran dangakal di daerah penelitian","PeriodicalId":477347,"journal":{"name":"Jurnal Geosapta","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136058210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}