Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.624
Inggrid Prinsia Maharani
Korea Selatan, salah satu negara yang sudah maju dari segi peradaban dan teknologi, tidak luput dari isu-isu misogyny atau rasa kebencian terhadap perempuan. Fenomena ini dapat dikatakan masih melekat pada budaya dan menjadi warisan hingga saat ini. Wanita masih dituntut untuk mengikuti peran gender yang ditentukan oleh masyarakat, yaitu sebagai istri yang mengurus rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata referensi untuk istri dalam bahasa Korea, di mana banyak diantaranya memiliki makna dan sejarah yang bersifat derogatif terhadap wanita. Penelitian ini kemudian menganalisis kata-kata tersebut secara historis dan mengaitkannya dengan situasi saat ini. Permasalahan yang muncul adalah masih digunakannya sebagian besar istilah ini dalam masyarakat, di mana seharusnya saat ini kesadaran tentang kesetaraan gender sudah menjadi hal yang wajib diperhatikan.
{"title":"MISOGYNY PADA REFERENSI TERHADAP ISTRI DALAM BAHASA KOREA","authors":"Inggrid Prinsia Maharani","doi":"10.31503/madah.v14i2.624","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.624","url":null,"abstract":"Korea Selatan, salah satu negara yang sudah maju dari segi peradaban dan teknologi, tidak luput dari isu-isu misogyny atau rasa kebencian terhadap perempuan. Fenomena ini dapat dikatakan masih melekat pada budaya dan menjadi warisan hingga saat ini. Wanita masih dituntut untuk mengikuti peran gender yang ditentukan oleh masyarakat, yaitu sebagai istri yang mengurus rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata referensi untuk istri dalam bahasa Korea, di mana banyak diantaranya memiliki makna dan sejarah yang bersifat derogatif terhadap wanita. Penelitian ini kemudian menganalisis kata-kata tersebut secara historis dan mengaitkannya dengan situasi saat ini. Permasalahan yang muncul adalah masih digunakannya sebagian besar istilah ini dalam masyarakat, di mana seharusnya saat ini kesadaran tentang kesetaraan gender sudah menjadi hal yang wajib diperhatikan.","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"2022 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135813660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.649
Citra Dewi Harmia
Identitas sosial merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penggunaan strategi tertentu dalam dakwah keagamaan. Strategi dalam penyampaian dakwah dapat diidentifikasi melalui elemen-elemen variasi bahasa yang muncul. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi identitas sosial yang ditunjukkan dari variasi bahasa yang muncul dari strategi dakwah Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Habib Jafar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data memanfaatkan kolom pencarian TikTok dengan menumpulkan video dengan jumlah penyuka terbanyak kedua pendakwah tersebut dalam rentang waktu minggu pertama bulan Juni 2023. Data dianalisis dan diklasifikan berdasarkan jenis elemen variasi bahasa yang muncul. Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan identitas sosial dalam strategi dakwah kedua penutur yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran pendengar dari masing-masing penutur.
社会认同是在宗教仪式中使用某些策略的因素之一。传讯的策略可以通过语言的变化元素来识别。本文旨在识别来自dakwah Ustadz Abdul Somad (UAS)和Habib贾法尔战略的各种语言的社会身份。本研究采用描述性的方法和定性的方法。数据收集利用了滴答声搜索栏,在2023年6月的第一周内,视频的普及率达到了第二受欢迎程度。数据根据出现的各种语言元素的类型进行分析和分类。数据分析表明,两名使用者的目标和目标目标之间存在社会认同差异。
{"title":"Refleksi Identitas Sosial dalam Strategi Dakwah Ustadz Abdul Somad Dan Habib Jafar: Kajian Variasi Bahasa","authors":"Citra Dewi Harmia","doi":"10.31503/madah.v14i2.649","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.649","url":null,"abstract":"Identitas sosial merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penggunaan strategi tertentu dalam dakwah keagamaan. Strategi dalam penyampaian dakwah dapat diidentifikasi melalui elemen-elemen variasi bahasa yang muncul. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi identitas sosial yang ditunjukkan dari variasi bahasa yang muncul dari strategi dakwah Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Habib Jafar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data memanfaatkan kolom pencarian TikTok dengan menumpulkan video dengan jumlah penyuka terbanyak kedua pendakwah tersebut dalam rentang waktu minggu pertama bulan Juni 2023. Data dianalisis dan diklasifikan berdasarkan jenis elemen variasi bahasa yang muncul. Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan identitas sosial dalam strategi dakwah kedua penutur yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran pendengar dari masing-masing penutur.","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"30 48","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135868887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.633
Siti Sulistiyarini, Hendrokumoro Hendrokumoro
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekerabatan bahasa Jawa (BJ), Sunda (BS), dan Makassar (BM) dilihat dari proporsi kekerabatan, waktu pisah, dan korespondensi bunyinya. Melalui metode kuantitatif dan kualitatif deskriptif, penelitian ini mengkaji dua ratus kosakata Swadesh yang diperoleh dari informan-informan penutur asli BJ, BS, dan BM dengan menggunakan teknik leksikostatistik dan glotokronologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BJ, BS, dan BM berkerabat dan berasal dari protobahasa yang sama dengan proporsi kekerabatan BJ – BS 43%, BJ – BM 20%, dan BS – BM 16%. Waktu pisah dari ketiga bahasa tersebut adalah BJ – BS antara 185 SM – 231 M, BJ – BM antara 2131 SM – 1463 SM, dan BS – BM antara 2737 SM – 1917 SM dihitung pada tahun 2023. Ditemukan 19 pasangan kata identik; 9 pasang korespondensi fonem,
{"title":"Hubungan Kekerabatan Bahasa Jawa, Sunda, dan Makassar: Kajian Linguistik Historis Komparatif","authors":"Siti Sulistiyarini, Hendrokumoro Hendrokumoro","doi":"10.31503/madah.v14i2.633","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.633","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekerabatan bahasa Jawa (BJ), Sunda (BS), dan Makassar (BM) dilihat dari proporsi kekerabatan, waktu pisah, dan korespondensi bunyinya. Melalui metode kuantitatif dan kualitatif deskriptif, penelitian ini mengkaji dua ratus kosakata Swadesh yang diperoleh dari informan-informan penutur asli BJ, BS, dan BM dengan menggunakan teknik leksikostatistik dan glotokronologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BJ, BS, dan BM berkerabat dan berasal dari protobahasa yang sama dengan proporsi kekerabatan BJ – BS 43%, BJ – BM 20%, dan BS – BM 16%. Waktu pisah dari ketiga bahasa tersebut adalah BJ – BS antara 185 SM – 231 M, BJ – BM antara 2131 SM – 1463 SM, dan BS – BM antara 2737 SM – 1917 SM dihitung pada tahun 2023. Ditemukan 19 pasangan kata identik; 9 pasang korespondensi fonem,","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"7 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135870153","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.596
Indri Romansyah Pohan
This research aims to introduce teaching media based on technology using digital wordless picture books to improve students’ narrative writing abilities. This teaching media is presented in the form of PDF and e-books. The research design in this research used quasi-experimental. The instrument in this research used writing test. The subject in this research are the eighth-grade students of SMP Islam As-Shofa Pekanbaru. Purposive sampling technique was employed to select the sample. The result of normality test indicate the data is normal distribution and the homogeneity test is homogeneous. The calculation of the Independent Sample T-test shows that the p-value for the posttest data of the experimental group and the control group is p = 0,002 < 0,05. The result of the Independent Sample T-test indicate a that the Digital Wordless Picture Books media is effectively used in improving students’ ability in writing narrative text to the eighth-grade students of SMP Islam As-Shofa Pekanbaru.
{"title":"Effect of Digital Wordless Picture Books to Improve Students Ability in Writing Narrative Text at SMP Islam As-Shofa Pekanbaru","authors":"Indri Romansyah Pohan","doi":"10.31503/madah.v14i2.596","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.596","url":null,"abstract":"
 
 
 
 This research aims to introduce teaching media based on technology using digital wordless picture books to improve students’ narrative writing abilities. This teaching media is presented in the form of PDF and e-books. The research design in this research used quasi-experimental. The instrument in this research used writing test. The subject in this research are the eighth-grade students of SMP Islam As-Shofa Pekanbaru. Purposive sampling technique was employed to select the sample. The result of normality test indicate the data is normal distribution and the homogeneity test is homogeneous. The calculation of the Independent Sample T-test shows that the p-value for the posttest data of the experimental group and the control group is p = 0,002 < 0,05. The result of the Independent Sample T-test indicate a that the Digital Wordless Picture Books media is effectively used in improving students’ ability in writing narrative text to the eighth-grade students of SMP Islam As-Shofa Pekanbaru.
 
 
 
 
","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"15 41","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135868729","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.634
Daumi Rahmatika Zuhdah
Melalui Meme, warganet menciptakan suatu wacana dengan berbagai bentuk tanda-tanda untuk merekonstruksi realitas kehidupan di Yogyakarta. Sehingga masyarakat menyebarluaskan wacana meme berdasarkan pengalaman dan ekspektasi mereka terhadap kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap kota Yogyakarta melalui Meme. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis semiotika Barthes. Data penelitian diambil dari tanda verbal dan nonverbal pada sumber data wacana meme. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan mengarsipkan meme tentang kota Yogyakarta di Twitter. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan isu-isu teratas yang dibicarakan dalam meme, kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menemukan bahwa meme tentang Yogyakarta disampaikan dalam bentuk satir dan balutan humor dengan kesan negatif. Berdasarkan analisis, penggambaran Yogyakarta dikaitkan dengan persoalan-persoalan sosial yang jarang dibicarakan dan diketahui oleh orang luar Yogyakarta. Gelar kota ‘istimewa’ semakin ditanyakan mengingat orang semakin membuka sisi lain dari Yogyakarta.
{"title":"Representasi Wajah Kota Yogyakarta dalam Wacana Meme di Media Sosial","authors":"Daumi Rahmatika Zuhdah","doi":"10.31503/madah.v14i2.634","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.634","url":null,"abstract":"Melalui Meme, warganet menciptakan suatu wacana dengan berbagai bentuk tanda-tanda untuk merekonstruksi realitas kehidupan di Yogyakarta. Sehingga masyarakat menyebarluaskan wacana meme berdasarkan pengalaman dan ekspektasi mereka terhadap kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap kota Yogyakarta melalui Meme. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis semiotika Barthes. Data penelitian diambil dari tanda verbal dan nonverbal pada sumber data wacana meme. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan mengarsipkan meme tentang kota Yogyakarta di Twitter. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan isu-isu teratas yang dibicarakan dalam meme, kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menemukan bahwa meme tentang Yogyakarta disampaikan dalam bentuk satir dan balutan humor dengan kesan negatif. Berdasarkan analisis, penggambaran Yogyakarta dikaitkan dengan persoalan-persoalan sosial yang jarang dibicarakan dan diketahui oleh orang luar Yogyakarta. Gelar kota ‘istimewa’ semakin ditanyakan mengingat orang semakin membuka sisi lain dari Yogyakarta.","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"2022 15","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135813804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.640
Alvina Maghfiroh, Nurhayati Nurhayati
Ketupat pada momen lebaran memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Jawa. Mereka memiliki kepercayaan tertentu dalam memaknai ketupat, khususnya mengenai filosofi maupun proses pembuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna kultural di balik kepercayaan mengenai ketupat serta nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam. Dengan menggunakan pendekatan antropologi linguistik, data penelitian ini dianalisis secara induktif dan menggunakan metode analisis padan translasional. Temuan penelitian menunjukkan adanya 3 pamali, 6 keyakinan, dan 3 syarat yang sampai sekarang ini masih dipercayai oleh masyarakat Jawa mengenai ketupat. Hasil penelitian mengimplikasikan adanya nilai-nilai kearifan lokal, seperti keharusan untuk melestarikan budaya Jawa, menganut prinsip minimalis, dan konsep animisme dan dinamisme yang mendominasi kepercayaan tersebut. Meskipun demikian, mereka hanya mengikuti ajaran nenek moyang tanpa bermaksud untuk melakukan praktik animisme dan dinamisme yang bertentangan dengan syariat Islam.
{"title":"Makna Kultural pada Kepercayaan Masyarakat Jawa Terhadap Ketupat di Momen Lebaran: Kajian Antropologi Linguistik","authors":"Alvina Maghfiroh, Nurhayati Nurhayati","doi":"10.31503/madah.v14i2.640","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.640","url":null,"abstract":"
 
 
 
 Ketupat pada momen lebaran memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Jawa. Mereka memiliki kepercayaan tertentu dalam memaknai ketupat, khususnya mengenai filosofi maupun proses pembuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna kultural di balik kepercayaan mengenai ketupat serta nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam. Dengan menggunakan pendekatan antropologi linguistik, data penelitian ini dianalisis secara induktif dan menggunakan metode analisis padan translasional. Temuan penelitian menunjukkan adanya 3 pamali, 6 keyakinan, dan 3 syarat yang sampai sekarang ini masih dipercayai oleh masyarakat Jawa mengenai ketupat. Hasil penelitian mengimplikasikan adanya nilai-nilai kearifan lokal, seperti keharusan untuk melestarikan budaya Jawa, menganut prinsip minimalis, dan konsep animisme dan dinamisme yang mendominasi kepercayaan tersebut. Meskipun demikian, mereka hanya mengikuti ajaran nenek moyang tanpa bermaksud untuk melakukan praktik animisme dan dinamisme yang bertentangan dengan syariat Islam.
 
 
 
","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"56 20","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135868897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.642
Sharizan Sharizan
This conceptual paper aims to reevaluate the glorification of gamification where it leads to misleading and misconception using gamification in English language teaching. That narrative makes the implementation of the gamification strategy driving to unexpected outcomes. This condition should be addressed and reevaluated. In order to reevaluate the glorification of gamification, several arguments for it are supported by relevant written and spoken resources or studies. The findings show that the readiness of educational actors to the gamified strategy is the biggest problem faced by them and the demand of society and social construction seeing gamification also creates stigma where they must implement gamification learning strategy no matter what. Therefore, the educational actors need to be wise and understanding in implementing and glorifying the gamification strategy in English language teaching.
{"title":"Reevaluating the Glorification of Gamification for Unexpected Outcomes in English Language Teaching","authors":"Sharizan Sharizan","doi":"10.31503/madah.v14i2.642","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.642","url":null,"abstract":"This conceptual paper aims to reevaluate the glorification of gamification where it leads to misleading and misconception using gamification in English language teaching. That narrative makes the implementation of the gamification strategy driving to unexpected outcomes. This condition should be addressed and reevaluated. In order to reevaluate the glorification of gamification, several arguments for it are supported by relevant written and spoken resources or studies. The findings show that the readiness of educational actors to the gamified strategy is the biggest problem faced by them and the demand of society and social construction seeing gamification also creates stigma where they must implement gamification learning strategy no matter what. Therefore, the educational actors need to be wise and understanding in implementing and glorifying the gamification strategy in English language teaching.","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"468 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135870170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.663
Arif Fadillah Fadillah
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk variasi bahasa sistemik serta kontak bahasa dalam pamflet maupun katalog bulanan ritel di Indonesia. Untuk menarik pembeli ritel modern lazimnya membuat pamflet maupun katalog bulanan yang dibagikan kepada khalayak luas di ruang publik. Sebagai produk bahasa, pamflet maupun katalog setiap ritel modern memiliki fenomena kebahasaan masing-masing. Data dalam penelitian ini diambil dari tigabelas ritel modern di Indonesia. Data diambil dari internet berupa pamflet atau katalog di bulan Mei—Juni 2023. Data yang sudah didapatkan melalui observasi lalu diklasifikasi kemudian dianalisis dan diakhiri menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan adanya bentuk variasi sistemik dalam tataran leksikal, morfologi, hingga sintaksis. Variasi sintaksis mendominasi variasi bahasa dalam pamflet. Selain itu, bentuk kontak bahasa yang muncul dalam data berupa adanya bilingualisme. Dalam data muncul kontak bilingual dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing. Bahasa asing yang mendominasi adalah bahasa Inggris. Penggunaan bahasa Inggris berkaitan dengan prestise dan tujuan menarik konsumen.
{"title":"Bilingualism in Language Variation in Modern Retail Businesses in Java Island Region","authors":"Arif Fadillah Fadillah","doi":"10.31503/madah.v14i2.663","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.663","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk variasi bahasa sistemik serta kontak bahasa dalam pamflet maupun katalog bulanan ritel di Indonesia. Untuk menarik pembeli ritel modern lazimnya membuat pamflet maupun katalog bulanan yang dibagikan kepada khalayak luas di ruang publik. Sebagai produk bahasa, pamflet maupun katalog setiap ritel modern memiliki fenomena kebahasaan masing-masing. Data dalam penelitian ini diambil dari tigabelas ritel modern di Indonesia. Data diambil dari internet berupa pamflet atau katalog di bulan Mei—Juni 2023. Data yang sudah didapatkan melalui observasi lalu diklasifikasi kemudian dianalisis dan diakhiri menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan adanya bentuk variasi sistemik dalam tataran leksikal, morfologi, hingga sintaksis. Variasi sintaksis mendominasi variasi bahasa dalam pamflet. Selain itu, bentuk kontak bahasa yang muncul dalam data berupa adanya bilingualisme. Dalam data muncul kontak bilingual dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing. Bahasa asing yang mendominasi adalah bahasa Inggris. Penggunaan bahasa Inggris berkaitan dengan prestise dan tujuan menarik konsumen.","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"2009 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135813796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.623
Siti Hamidah
Indonesia as a multilingual country requires careful language planning so that language can be developed in accordance with the pace of national civilisation. The study in this article is a descriptive study with a qualitative approach. The analysis is based on the data from the literature study. Based on the descriptive results of the literature study, it is found that language planning in Indonesia has fulfilled all elements of language planning starting from planning the status of Indonesian language has the status / position as the national language and state language, languages other than Indonesian and foreign languages are regional languages, and languages in Indonesia other than Indonesian and regional languages are foreign languages. Based on these facts, Indonesia is a country that has a complexity of conditions and language problems. Therefore, optimising resources and collaborating with the pentaheliks model is a must. All elements of policy makers and the community will streamline the language planning.
{"title":"Optimasi Sumber Daya dan Kolaborasi Mulitpihak (Pentaheliks): Suatu Kajian Perencanaan Bahasa","authors":"Siti Hamidah","doi":"10.31503/madah.v14i2.623","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.623","url":null,"abstract":"Indonesia as a multilingual country requires careful language planning so that language can be developed in accordance with the pace of national civilisation. The study in this article is a descriptive study with a qualitative approach. The analysis is based on the data from the literature study. Based on the descriptive results of the literature study, it is found that language planning in Indonesia has fulfilled all elements of language planning starting from planning the status of Indonesian language has the status / position as the national language and state language, languages other than Indonesian and foreign languages are regional languages, and languages in Indonesia other than Indonesian and regional languages are foreign languages. Based on these facts, Indonesia is a country that has a complexity of conditions and language problems. Therefore, optimising resources and collaborating with the pentaheliks model is a must. All elements of policy makers and the community will streamline the language planning.","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":" 20","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135869078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31503/madah.v14i2.582
Defina -
Kepunahan bahasa-bahasa di dunia tidak dapat dielakkan dengan adanya globalisasi, begitu pun bahasa daerah di Indonesia. Sehubungan dengan hal itu, tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan kebijakan Pemerintah RI terhadap pemertahanan bahasa daerah; pemakaian bahasa daerah dalam ranah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Hasil, Pemerintah telah mengeluarkan banyak regulasi yang mengatur pemakaian bahasa daerah dan membuat program pemertahanannya, mulai dari keluarga, sekolah sampai masyarakat luas. Pemakaian bahasa ibu yang berasal dari bahasa daerah di ranah keluarga lebih banyak dituturkan oleh generasi tua. Bahasa daerah masih terus digunakan dalam berkomunikasi sesama suku di kalangan generasi tua, namun tidak selalu dituturkan generasi muda. Di sekolah, guru-guru memberikan kesempatan pemakaian bahasa daerah dalam komunikasi di sekolah. Simpulan, kebijakan Pemerintah RI harus terus direalisasikan melalui program-program penyuluhan bahasa, pemberian sertifikat kelulusan ujian kemahiran berbahasa daerah (UKBD), dan pemberian penghargaan kepada penggiat bahasa daerah.
{"title":"Mother Language Inheritance Through Language Policies, Use in The Family, School And Community","authors":"Defina -","doi":"10.31503/madah.v14i2.582","DOIUrl":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.582","url":null,"abstract":"Kepunahan bahasa-bahasa di dunia tidak dapat dielakkan dengan adanya globalisasi, begitu pun bahasa daerah di Indonesia. Sehubungan dengan hal itu, tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan kebijakan Pemerintah RI terhadap pemertahanan bahasa daerah; pemakaian bahasa daerah dalam ranah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Hasil, Pemerintah telah mengeluarkan banyak regulasi yang mengatur pemakaian bahasa daerah dan membuat program pemertahanannya, mulai dari keluarga, sekolah sampai masyarakat luas. Pemakaian bahasa ibu yang berasal dari bahasa daerah di ranah keluarga lebih banyak dituturkan oleh generasi tua. Bahasa daerah masih terus digunakan dalam berkomunikasi sesama suku di kalangan generasi tua, namun tidak selalu dituturkan generasi muda. Di sekolah, guru-guru memberikan kesempatan pemakaian bahasa daerah dalam komunikasi di sekolah. Simpulan, kebijakan Pemerintah RI harus terus direalisasikan melalui program-program penyuluhan bahasa, pemberian sertifikat kelulusan ujian kemahiran berbahasa daerah (UKBD), dan pemberian penghargaan kepada penggiat bahasa daerah.","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"115 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135870660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}