Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.16271
Fadlia Djalil, Fitryane Lihawa, Syahrizal Koem
Abstrak: Perkembangan Kota Gorontalo khususnya pada peningkatan jumlah penduduk tiap tahunnya berdampak pada perkembangan kebutuhan akan permukiman. Tujuan penelitian yaitu menganalisis daya dukung lahan permukiman Kota Gorontalo. Gradien lereng, curah hujan, jenis tanah, dan rentan bahaya menjadi parameter perhitungan daya dukung lahan permukiman. Metode analisis menggunakan skoring dan metode overlay. Banyaknya masyarakat, standar ruang/kapita dan ukuran pemukiman yang sesuai merupakan tiga variabel perhitungan dalam menentukan daya dukung lahan permukiman. Hasil analisis kesesuaian lahan pemukiman di Kota Gorontalo diperoleh bahwa 3932,31 Ha lahan berada pada kategori sesuai dan sesuai bersyarat atau 58,7% dari total luas Kota Gorontalo. Luas lahan yang berada pada kategori kurang sesuai dan tidak sesuai adalah 2769,42 Ha atau 41,3%. Daya dukung lahan pemukiman di Kota Gorontalo diperoleh nilai 7,5 dan nilai jumlah penduduk optimal (JPO) sebesar 1.398.516 jiwa. Apabila jumlah masyarakat meningkat 7 kali dari total penduduk sekarang, maka perhitungan DDPm Kota Gorontalo adalah 1,08. Dengan demikian, daya dukung permukiman tinggi. Abstract: The increasing population has an impact on increasing the need for settlements. This research aims to analyze the carrying capacity of settlement land in Gorontalo City. Slope gradient, rainfall, soil type, and disaster risk are the parameters for calculating the carrying capacity of settlement land. The analytical method uses scoring and overlay methods. The number of people, the standard of space requirements, and the size of the appropriate settlement are the three calculation variables in determining the carrying capacity of settlement land. The results of the suitability analysis of residential land in Gorontalo City found that 3932.31 Ha of land were in the category of suitable and conditionally suitable or 58.7% of the total area of Gorontalo City. The area of land that is in the category of less suitable and not suitable is 2769.42 Ha or 41.3%. The carrying capacity of residential land in Gorontalo City is 7.3 and the optimal population value (JPO) is 1,398,516 people. If the number of people increases 7 times the current total population, then the DDPm calculation for Gorontalo City is 1.05. Thus, the carrying capacity of settlements is high.
{"title":"KAJIAN DAYA DUKUNG LAHAN PERMUKIMAN KOTA GORONTALO","authors":"Fadlia Djalil, Fitryane Lihawa, Syahrizal Koem","doi":"10.31764/geography.v11i2.16271","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.16271","url":null,"abstract":"Abstrak: Perkembangan Kota Gorontalo khususnya pada peningkatan jumlah penduduk tiap tahunnya berdampak pada perkembangan kebutuhan akan permukiman. Tujuan penelitian yaitu menganalisis daya dukung lahan permukiman Kota Gorontalo. Gradien lereng, curah hujan, jenis tanah, dan rentan bahaya menjadi parameter perhitungan daya dukung lahan permukiman. Metode analisis menggunakan skoring dan metode overlay. Banyaknya masyarakat, standar ruang/kapita dan ukuran pemukiman yang sesuai merupakan tiga variabel perhitungan dalam menentukan daya dukung lahan permukiman. Hasil analisis kesesuaian lahan pemukiman di Kota Gorontalo diperoleh bahwa 3932,31 Ha lahan berada pada kategori sesuai dan sesuai bersyarat atau 58,7% dari total luas Kota Gorontalo. Luas lahan yang berada pada kategori kurang sesuai dan tidak sesuai adalah 2769,42 Ha atau 41,3%. Daya dukung lahan pemukiman di Kota Gorontalo diperoleh nilai 7,5 dan nilai jumlah penduduk optimal (JPO) sebesar 1.398.516 jiwa. Apabila jumlah masyarakat meningkat 7 kali dari total penduduk sekarang, maka perhitungan DDPm Kota Gorontalo adalah 1,08. Dengan demikian, daya dukung permukiman tinggi. Abstract: The increasing population has an impact on increasing the need for settlements. This research aims to analyze the carrying capacity of settlement land in Gorontalo City. Slope gradient, rainfall, soil type, and disaster risk are the parameters for calculating the carrying capacity of settlement land. The analytical method uses scoring and overlay methods. The number of people, the standard of space requirements, and the size of the appropriate settlement are the three calculation variables in determining the carrying capacity of settlement land. The results of the suitability analysis of residential land in Gorontalo City found that 3932.31 Ha of land were in the category of suitable and conditionally suitable or 58.7% of the total area of Gorontalo City. The area of land that is in the category of less suitable and not suitable is 2769.42 Ha or 41.3%. The carrying capacity of residential land in Gorontalo City is 7.3 and the optimal population value (JPO) is 1,398,516 people. If the number of people increases 7 times the current total population, then the DDPm calculation for Gorontalo City is 1.05. Thus, the carrying capacity of settlements is high.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136026514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: PBL Kolaboratif merupakan strategi pembelajaran yang mengedepankan analisis permasalahan, penemuan solusi, dan keterlibatan peserta didik. Namun, tidak semua guru memahami prosedur pelaksanaan. Inilah yang melatarbelakangi penelitian untuk mengetahui pemahaman guru terhadap PBL Kolaboratif pada pembelajaran IPS SD yang menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimen (metode survei). Variabel penelitian adalah pemahaman guru terhadap PBL Kolaboratif pada pembelajaran IPS SD. Populasi penelitian adalah guru SDN di Kecamatan Sukodono sejumlah 344 guru. Sampelnya sejumlah 78 guru menggunakan rumus Slovin. Teknik pengumpulan data menggunakan tes sehingga instrumen penelitian menggunakan lembar tes pemahaman PBL Kolaboratif pada IPS SD yang berisi 20 pertanyaan pilihan ganda dan 4 pertanyaan esai mengacu pada indikator penelitian, yaitu: pengertian PBL Kolaboratif; tahap 1: memberikan orientasi permasalahan kepada siswa; tahap 2: mengorganisasikan siswa untuk meneliti (melibatkan dan mengeksplorasi); tahap 3: membantu investigasi mandiri dan kelompok (mengembangkan); tahap 4: mengembangkan dan mempresentasikan hasil (menjelaskan); tahap 5: menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah; dan 4 soal esai tentang penerapan PBL Kolaboratif pada pembelajaran IPS SD. Hasil penelitian adalah pemahaman guru SDN Kecamatan Sukodono tergolong tinggi, dengan skor rata-rata 79,62 yang berada di atas skor mean ideal 62,5. Maka dari itu, diharapkan implementasi PBL Kolaboratif rutin diterapkan sehingga keterampilan berpikir kritis dan kerjasama siswa meningkat. Abstract: Collaborative PBL is a learning strategy that emphasizes problem analysis, finding solutions, and student involvement. However, not all teachers understand the implementation procedure. This is the background of the research to find out teachers' understanding of Collaborative PBL in Elementary Social Studies learning using a non-experimental quantitative approach (survey method). The research variable is the teacher's understanding of Collaborative PBL in Elementary Social Studies learning. The study population was elementary school teachers in Sukodono sub-district with 344 teachers. The sample is 78 teachers using the Slovin formula. The data collection technique used tests so that the research instrument used a Collaborative PBL understanding test sheet on Social Elementary Schools which contained 20 multiple choice questions and 4 essay questions referring to research indicators, namely: the meaning of Collaborative PBL; stage 1: provide problem orientation to students; stage 2: organizing students to research (engage and explore); stage 3: assisting independent and group investigations (developing); stage 4: develop and present results (explain); stage 5: analyze and evaluate problem-solving process; and 4 essay questions about the application of Collaborative PBL in learning social studies in elementary school. The results is the teachers' understanding of SDN Sukodono Distr
摘要:合作PBL是一种以分析问题、发现解决方案和参与者参与为前提的学习策略。然而,并不是所有的老师都了解执行程序。这是研究的背景,了解教师使用非实验定量方法(调查方法)对IPS SD学习的协作理解。研究的变量是教师对ip SD学习的合作PBL理解。研究对象是344名教师,该地区的SDN教师。样本中有78名教师使用了Slovin公式。数据收集技术使用测试,使研究仪器使用合作PBL理解表,其中包含20个多项选择题和4个论文问题,参考研究指标,即:协作PBL理解;第一阶段:向学生提供问题指导;第二阶段:组织学生进行研究(参与和探索);第三阶段:协助自助及小组调查(发展);第四阶段:开发并展示结果(解释);第5阶段:分析和评估问题处理过程;和4个关于IPS SD学习的合作PBL应用的论文。研究结果是SDN教师对次级街道Sukodono的理解很高,平均成绩为79.62分,高于理想分数62.5。因此,我们期望定期进行协作PBL实施,使学生批判性思维和合作技能得到提高。摘要:合作PBL是一种学习策略,强调分析问题,找到解决方案和学生参与。However,不是所有的老师都了解执行过程。这是研究的背景,发现教师在社会研究中使用非经验丰富的方法来了解合作PBL。不同的研究是教师对小学社会学习的合作关系的了解。研究人口是苏哥多诺地区小学教师,有344名教师。样本是78个教师使用了缓慢的公式。数据收集技术利用测试人员使用第一阶段:面向学生提供问题;第2阶段:研究管理学生(engage and explore);第三阶段:独立性和小组调查(发展);第四阶段:develop and present results(解释);分析和评估报告;四篇文章讨论了在小学学习社会研究中的合作应用问题。结果是教师对SDN Sukodono地区的了解很高,平均成绩为79.62分,超过了62.5分的理想分数。例如,它希望学生们的合作和合作的实施是渐进的。
{"title":"PEMAHAMAN GURU TERHADAP PROBLEM BASED LEARNING KOLABORATIF PADA PEMBELAJARAN IPS SD","authors":"Vanda Rezania, Zuyyina Fihayati, Muhlasin Amrullah, Farah Isnani Ambarwati, Refi Mutiara Putri","doi":"10.31764/geography.v11i2.16225","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.16225","url":null,"abstract":"Abstrak: PBL Kolaboratif merupakan strategi pembelajaran yang mengedepankan analisis permasalahan, penemuan solusi, dan keterlibatan peserta didik. Namun, tidak semua guru memahami prosedur pelaksanaan. Inilah yang melatarbelakangi penelitian untuk mengetahui pemahaman guru terhadap PBL Kolaboratif pada pembelajaran IPS SD yang menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimen (metode survei). Variabel penelitian adalah pemahaman guru terhadap PBL Kolaboratif pada pembelajaran IPS SD. Populasi penelitian adalah guru SDN di Kecamatan Sukodono sejumlah 344 guru. Sampelnya sejumlah 78 guru menggunakan rumus Slovin. Teknik pengumpulan data menggunakan tes sehingga instrumen penelitian menggunakan lembar tes pemahaman PBL Kolaboratif pada IPS SD yang berisi 20 pertanyaan pilihan ganda dan 4 pertanyaan esai mengacu pada indikator penelitian, yaitu: pengertian PBL Kolaboratif; tahap 1: memberikan orientasi permasalahan kepada siswa; tahap 2: mengorganisasikan siswa untuk meneliti (melibatkan dan mengeksplorasi); tahap 3: membantu investigasi mandiri dan kelompok (mengembangkan); tahap 4: mengembangkan dan mempresentasikan hasil (menjelaskan); tahap 5: menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah; dan 4 soal esai tentang penerapan PBL Kolaboratif pada pembelajaran IPS SD. Hasil penelitian adalah pemahaman guru SDN Kecamatan Sukodono tergolong tinggi, dengan skor rata-rata 79,62 yang berada di atas skor mean ideal 62,5. Maka dari itu, diharapkan implementasi PBL Kolaboratif rutin diterapkan sehingga keterampilan berpikir kritis dan kerjasama siswa meningkat. Abstract: Collaborative PBL is a learning strategy that emphasizes problem analysis, finding solutions, and student involvement. However, not all teachers understand the implementation procedure. This is the background of the research to find out teachers' understanding of Collaborative PBL in Elementary Social Studies learning using a non-experimental quantitative approach (survey method). The research variable is the teacher's understanding of Collaborative PBL in Elementary Social Studies learning. The study population was elementary school teachers in Sukodono sub-district with 344 teachers. The sample is 78 teachers using the Slovin formula. The data collection technique used tests so that the research instrument used a Collaborative PBL understanding test sheet on Social Elementary Schools which contained 20 multiple choice questions and 4 essay questions referring to research indicators, namely: the meaning of Collaborative PBL; stage 1: provide problem orientation to students; stage 2: organizing students to research (engage and explore); stage 3: assisting independent and group investigations (developing); stage 4: develop and present results (explain); stage 5: analyze and evaluate problem-solving process; and 4 essay questions about the application of Collaborative PBL in learning social studies in elementary school. The results is the teachers' understanding of SDN Sukodono Distr","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136026517","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15748
Faizah Syafitri, Aris Munandar, Rayuna Handawati
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan model pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan berpikir spasial peserta didik SMA pada materi persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes kemampuan berpikir spasial berdasarkan indikator AAG, 2008. Teknik yang digunakan untuk menganalisis yaitu uji instrumen, uji persyaratan analisis data, dan uji analisis data menggunakan uji persamaan dua rata-rata menggunakan independent sample T-test. Berdasarkan hasil pengujian terdapat pengaruh yang signifikan pada nilai kemampuan berpikir spasial peserta didik kelas eksperimen. Kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai kemampuan berpikir spasial sebesar 12,65 menjadi 80,59, kelas kontrol mengalami peningkatan nilai sebesar 6,03 menjadi 74,12. Kesimpulan ini juga diambil dari nilai Sig. pada independent sample T-test sebesar 0,00<0,05 (0,05=nilai rujukan), yang artinya terdapat pengaruh signifikan dalam penggunaan model pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan berpikir spasial peserta didik. Peningkatan terjadi terutama pada indikator berpikir spasial aura yang mengalami peningkatan 51% yaitu peserta didik dapat menjelaskan dampak dari keberadaan suatu wilayah bersamaan dengan faktor terjadinya bencana di lokasi yang berdekatan dan paling rendah terjadi pada indikator region sebesar 5% yaitu peserta didik dapat mendelineasi wilayah yang memiliki kesamaan jenis atau karakteristik kerawanan bencana alam di Indonesia.Abstract: This study aims to determine the effect of using the discovery learning model on the spatial thinking ability of high school students on the material of the distribution of natural disaster-prone areas in Indonesia. This research uses quantitative methods with a quasi-experimental approach. Data collection in this study used observation and spatial thinking ability tests based on AAG indicators, 2008. The techniques used to analyze are instrument test, data analysis requirement test, and data analysis test using the two average equality test using the independent sample T-test. Based on the test results, there is a significant effect on the value of the spatial thinking ability of experimental class students. The experimental class experienced an increase in the value of spatial thinking ability by 12.65 to 80.59, the control class experienced an increase in value by 6.03 to 74.12. This conclusion is also taken from the Sig. value on the independent sample T-test of 0.00 <0.05 (0.05 = reference value), which means that there is a significant influence in the use of the discovery learning model on the spatial thinking ability of students. The increase occurred mainly in the aura spatial thinking indicator which experienced an increase of 51%, namely students can explain the impact of the existence of an area together with the factors of
摘要:本研究旨在探讨探索学习模式对高中学生在易发自然灾害地区的空间思考能力的影响。该研究采用定量方法与实验quasi方法。这项研究的数据收集使用基于AAG指标的空间推理观察和测试。用于分析的技术包括仪器测试、数据分析要求测试和数据分析分析,平均使用独立式t测试进行方程分析。测试结果对实验学生的空间思维能力的价值产生了重大影响。实验类的空间思维能力增加了12.65到80.59,控制类增加了6.03到74.12。这一结论也来自Sig.在《独立样本t测试》中,0.00 < 0.05(0.05 =参考价值)的测试结果,这意味着探索学习模式对参与者的空间思维能力的使用产生了重大影响。增长主要发生在空间认为指标增长51%的光环就是学习者能解释一个地区的存在与影响因素灾难发生在相邻的位置,最低5%的指标的地区,即学习者可以mendelineasi共同点或危机的特征类型自然灾害最严重的地区在印尼。摘要:这项研究旨在确定利用这种空间学习模式在印尼自然灾害分布的材料上的影响。这个研究用的量量方法和准实验方法。这项研究和空间思考能力测试的数据收集于2008年。技术分析是工具测试,数据分析要求测试,和数据分析测试使用两个平均平等测试,使用独立样本t测试。基于结果的测试,对实验学生实验能力的价值有重大影响。控制阶层的实验增加了空间思考的价值从12.65到80.59,控制阶层的实验从6.03到74.12。这一结论还来自Sig. value的独立样本测试0.00 < 0。05,这意味着在利用这种空间思考的学生能力模型时,存在着严重的影响。境发生有效增长空间思考指示器的光环,这51%的经历的增加,namely学生可以解释存在of an impact》和灾难occurrence factors》一起在区域adjacent locations和境lowest发生地区指示器由5%,namely学生可以那样delineate地区有类似types自然灾难或characteristics of vulnerability在印尼。
{"title":"PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI PERSEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA ALAM DI INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR SPASIAL PESERTA DIDIK","authors":"Faizah Syafitri, Aris Munandar, Rayuna Handawati","doi":"10.31764/geography.v11i2.15748","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15748","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan model pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan berpikir spasial peserta didik SMA pada materi persebaran wilayah rawan bencana alam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes kemampuan berpikir spasial berdasarkan indikator AAG, 2008. Teknik yang digunakan untuk menganalisis yaitu uji instrumen, uji persyaratan analisis data, dan uji analisis data menggunakan uji persamaan dua rata-rata menggunakan independent sample T-test. Berdasarkan hasil pengujian terdapat pengaruh yang signifikan pada nilai kemampuan berpikir spasial peserta didik kelas eksperimen. Kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai kemampuan berpikir spasial sebesar 12,65 menjadi 80,59, kelas kontrol mengalami peningkatan nilai sebesar 6,03 menjadi 74,12. Kesimpulan ini juga diambil dari nilai Sig. pada independent sample T-test sebesar 0,00<0,05 (0,05=nilai rujukan), yang artinya terdapat pengaruh signifikan dalam penggunaan model pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan berpikir spasial peserta didik. Peningkatan terjadi terutama pada indikator berpikir spasial aura yang mengalami peningkatan 51% yaitu peserta didik dapat menjelaskan dampak dari keberadaan suatu wilayah bersamaan dengan faktor terjadinya bencana di lokasi yang berdekatan dan paling rendah terjadi pada indikator region sebesar 5% yaitu peserta didik dapat mendelineasi wilayah yang memiliki kesamaan jenis atau karakteristik kerawanan bencana alam di Indonesia.Abstract: This study aims to determine the effect of using the discovery learning model on the spatial thinking ability of high school students on the material of the distribution of natural disaster-prone areas in Indonesia. This research uses quantitative methods with a quasi-experimental approach. Data collection in this study used observation and spatial thinking ability tests based on AAG indicators, 2008. The techniques used to analyze are instrument test, data analysis requirement test, and data analysis test using the two average equality test using the independent sample T-test. Based on the test results, there is a significant effect on the value of the spatial thinking ability of experimental class students. The experimental class experienced an increase in the value of spatial thinking ability by 12.65 to 80.59, the control class experienced an increase in value by 6.03 to 74.12. This conclusion is also taken from the Sig. value on the independent sample T-test of 0.00 <0.05 (0.05 = reference value), which means that there is a significant influence in the use of the discovery learning model on the spatial thinking ability of students. The increase occurred mainly in the aura spatial thinking indicator which experienced an increase of 51%, namely students can explain the impact of the existence of an area together with the factors of","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"148 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.12435
Ika Karunia Fatmala, Agus Joko Pitoyo, Muhammad Arif Fahrudin Alfana
Abstrak: Struktur kependudukan tidak lepas dari fenomena mobilitas penduduk salah satunya mobilitas non permanen. Fenomena mobilitas non permanen yang terjadi memiliki karakteristik yang berbeda-beda di setiap daerah. Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman merupakan daerah dengan tingkat mobilitas masuk non permanen yang tergolong tinggi. Tingginya qngka mobilitas masuk mengindikasikan perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai karakteristik dan alasan dari pelaku. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pelaku mobilitas masuk non permanen di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta berdasarkan aspek sosial demografis serta alasan dilakukannya mobilitas. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data berupa hasil pendataan penduduk masuk non permanen oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman pada tahun 2019. Tabulasi data selanjutnya dilakukan agar data yang diperoleh lebih mudah dipahami dan mempermudah dalam proses cleaning. Data kemudian di cleaning menggunakan pedoman batasan operasional penelitian. Hasil yang diperoleh dari proses cleaning kemudian diproses menggunakan software SPSS. Fenomena mobilitas masuk non permanen di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Kategori umur yang dominan yaitu pada usia produktif. Tingkat pendidikan pelaku mobilitas yang dominan adalah SMP-SMA. Jenis Pekerjaan yang dominan yaitu pelajar/mahasiswa. Alasan pelaku yang dominan yaitu alasan pendidikan.Abstract: The population structure cannot be separated from the phenomenon of population mobility, one of which is non-permanent mobility. The phenomenon of non-permanent mobility that occurs has different characteristics in each region. Depok District, Sleman Regency is an area with a relatively high level of non-permanent mobility. The high rate of entry mobility indicates the need for further studies regarding the characteristics and reasons of the perpetrators. This research was conducted to determine the characteristics of non-permanent incoming mobility agents in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta based on socio-demographic aspects and the reasons for doing the mobility. This research was conducted by collecting data in the form of non-permanent population data collection results by the Sleman Regency Population and Civil Registration Office in 2019. Subsequent data tabulation was carried out so that the data obtained was easier to understand and facilitated the cleaning process. The data is then cleaned using guidelines for research operational limits. The results obtained from the cleaning process are then processed using SPSS software. The phenomenon of non-permanent entry mobility in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta is dominated by residents with male gender. The dominant age category is the productive age. The education level of the dominant mobility actors is junior-high school. The dominant type of work is student / student.
{"title":"MOBILITAS MASUK NON PERMANEN DI KECAMATAN DEPOK TAK TERBENDUNG : KAJIAN KARAKTERISTIK PELAKU","authors":"Ika Karunia Fatmala, Agus Joko Pitoyo, Muhammad Arif Fahrudin Alfana","doi":"10.31764/geography.v11i2.12435","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.12435","url":null,"abstract":"Abstrak: Struktur kependudukan tidak lepas dari fenomena mobilitas penduduk salah satunya mobilitas non permanen. Fenomena mobilitas non permanen yang terjadi memiliki karakteristik yang berbeda-beda di setiap daerah. Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman merupakan daerah dengan tingkat mobilitas masuk non permanen yang tergolong tinggi. Tingginya qngka mobilitas masuk mengindikasikan perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai karakteristik dan alasan dari pelaku. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pelaku mobilitas masuk non permanen di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta berdasarkan aspek sosial demografis serta alasan dilakukannya mobilitas. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data berupa hasil pendataan penduduk masuk non permanen oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman pada tahun 2019. Tabulasi data selanjutnya dilakukan agar data yang diperoleh lebih mudah dipahami dan mempermudah dalam proses cleaning. Data kemudian di cleaning menggunakan pedoman batasan operasional penelitian. Hasil yang diperoleh dari proses cleaning kemudian diproses menggunakan software SPSS. Fenomena mobilitas masuk non permanen di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Kategori umur yang dominan yaitu pada usia produktif. Tingkat pendidikan pelaku mobilitas yang dominan adalah SMP-SMA. Jenis Pekerjaan yang dominan yaitu pelajar/mahasiswa. Alasan pelaku yang dominan yaitu alasan pendidikan.Abstract: The population structure cannot be separated from the phenomenon of population mobility, one of which is non-permanent mobility. The phenomenon of non-permanent mobility that occurs has different characteristics in each region. Depok District, Sleman Regency is an area with a relatively high level of non-permanent mobility. The high rate of entry mobility indicates the need for further studies regarding the characteristics and reasons of the perpetrators. This research was conducted to determine the characteristics of non-permanent incoming mobility agents in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta based on socio-demographic aspects and the reasons for doing the mobility. This research was conducted by collecting data in the form of non-permanent population data collection results by the Sleman Regency Population and Civil Registration Office in 2019. Subsequent data tabulation was carried out so that the data obtained was easier to understand and facilitated the cleaning process. The data is then cleaned using guidelines for research operational limits. The results obtained from the cleaning process are then processed using SPSS software. The phenomenon of non-permanent entry mobility in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta is dominated by residents with male gender. The dominant age category is the productive age. The education level of the dominant mobility actors is junior-high school. The dominant type of work is student / student.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15658
Agus Kurniawan, Fariz Primadi Hirsan, Ardi Yuniarman, Sukuryadi Sukuryadi
Abstrak: Desa Pakuan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Narmada, yang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan potensi pariwisata yang cukup besar. Potensi wisata yang dimiliki diantaranya berupa potensi wisata alam, potensi wisata budaya dan potensi wisata buatan. Potensi wisata ini tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Narmada yang dan memiliki potensi pengembangan pariwisata. Hal ini disebabkan oleh karena letak geografis yang sangat ideal sebagai daerah pengembangan pariwisata. Selain letak geografis, Desa Pakuan memiliki alam dan budaya yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai daya Tarik wisata. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran potensi wisata yang ada di Desa Pakuan. Sebaran Wisata ini dibagi kedalam wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis spasial meggunakan overlay peta. Eksplorasi obyek wisata di Desa Pakuan dilakukan dengan survey primer dan sekunder. Survey primer dilakukan mendokumentasikan obyek yang diamati, sedangkan survey sekunder dilakukan melalui interpretasi citra satelit untuk kemudian dilakukan pemetaan meggunakan aplikasi Arc. GIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Pakuan memiliki dua potensi wisata yaitu wisata alam di dusun Pesantek dan dusun Kumbi, potensi wisata budaya dan buatan terletak di seluruh Kawasan desa Pakuan.Abstract: Pakuan Village is one of the villages located in Narmada District, which is one of the Districts in West Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province, with considerable tourism potential. The tourism potential possessed includes the potential for natural tourism, the potential for cultural tourism and the potential for artificial tourism. This tourism potential is spread throughout the Narmada District area and has the potential for tourism development. This is due to the geographical location that is ideal as a tourism development area. In addition to geographical location, Pakuan Village has nature and culture that has great potential to be used as a tourist attraction. This study aims to map the distribution of tourism potential in Pakuan Village. The distribution of this tour is divided into natural tourism, cultural tourism and artificial tourism. This research uses qualitative descriptive method with spatial analysis approach using map overlay. Exploration of tourism objects in Pakuan Village is carried out by primary and secondary surveys. The primary survey is carried out documenting the observed object, while the secondary survey is carried out through interpretation of satellite imagery for then mapping using the Arc application. GIS. The results of this study show that Pakuan Village has two tourism potentials, namely natural tourism in Pesantek hamlet and Kumbi hamlet, cultural and artificial tourism potential located throughout the Pakuan village area.
{"title":"SEBARAN POTENSI WISATA DESA PAKUAN KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT","authors":"Agus Kurniawan, Fariz Primadi Hirsan, Ardi Yuniarman, Sukuryadi Sukuryadi","doi":"10.31764/geography.v11i2.15658","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15658","url":null,"abstract":"Abstrak: Desa Pakuan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Narmada, yang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan potensi pariwisata yang cukup besar. Potensi wisata yang dimiliki diantaranya berupa potensi wisata alam, potensi wisata budaya dan potensi wisata buatan. Potensi wisata ini tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Narmada yang dan memiliki potensi pengembangan pariwisata. Hal ini disebabkan oleh karena letak geografis yang sangat ideal sebagai daerah pengembangan pariwisata. Selain letak geografis, Desa Pakuan memiliki alam dan budaya yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai daya Tarik wisata. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran potensi wisata yang ada di Desa Pakuan. Sebaran Wisata ini dibagi kedalam wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis spasial meggunakan overlay peta. Eksplorasi obyek wisata di Desa Pakuan dilakukan dengan survey primer dan sekunder. Survey primer dilakukan mendokumentasikan obyek yang diamati, sedangkan survey sekunder dilakukan melalui interpretasi citra satelit untuk kemudian dilakukan pemetaan meggunakan aplikasi Arc. GIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Pakuan memiliki dua potensi wisata yaitu wisata alam di dusun Pesantek dan dusun Kumbi, potensi wisata budaya dan buatan terletak di seluruh Kawasan desa Pakuan.Abstract: Pakuan Village is one of the villages located in Narmada District, which is one of the Districts in West Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province, with considerable tourism potential. The tourism potential possessed includes the potential for natural tourism, the potential for cultural tourism and the potential for artificial tourism. This tourism potential is spread throughout the Narmada District area and has the potential for tourism development. This is due to the geographical location that is ideal as a tourism development area. In addition to geographical location, Pakuan Village has nature and culture that has great potential to be used as a tourist attraction. This study aims to map the distribution of tourism potential in Pakuan Village. The distribution of this tour is divided into natural tourism, cultural tourism and artificial tourism. This research uses qualitative descriptive method with spatial analysis approach using map overlay. Exploration of tourism objects in Pakuan Village is carried out by primary and secondary surveys. The primary survey is carried out documenting the observed object, while the secondary survey is carried out through interpretation of satellite imagery for then mapping using the Arc application. GIS. The results of this study show that Pakuan Village has two tourism potentials, namely natural tourism in Pesantek hamlet and Kumbi hamlet, cultural and artificial tourism potential located throughout the Pakuan village area.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.14805
Wulan Safriani Purnamasari, Tuti Mutia, Iya Setyasih
Abstrak: Perlunya memahami gaya belajar peserta didik dan dampak dari letak geografi sekolah yang berada di tengah dan pinggiran Kota Samarinda. Kedua hal tersebut sangat krusial dalam kesuksesan hasil belajar geografi peserta didik. Tujuan dilakukannya penelitian ini; 1) mengetahui komparasi hasil belajar geografi berdasarkan gaya belajar peserta didik, 2) mengetahui komparasi hasil belajar geografi berdasarkan letak geografi sekolah, 3) mengetahui komparasi hasil belajar geografi berdasarkan gaya belajar peserta didik dan letak geografi sekolah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Sampel dalam penelitian ini yakni 243 siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kota Samarinda menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yakni analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar geografi berdasarkan gaya belajar peserta didik dan letak geografi sekolah di tengah dan pinggiran Kota Samarinda. Penelitian ini memberikan informasi kepada guru, orang tua dan peserta didik untuk lebih mengenal dan mengoptimalkan gaya belajar dan memberikan informasi dampak dari letak sekolah secara geografis terhadap hasil belajar geografi. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru geografi dan pemerintah Kota Samarinda dalam menentukan kebijakan yang dimana setiap kebijakannya akan berpengaruh terhadap perkembangan hasil belajar peserta didik. Abstract: The need to understand the learning styles of students and the impact of the geographic location of schools in the center and on the outskirts of Samarinda City. Both of these are very crucial in the success of student geography learning outcomes. The purpose of this research; 1) find out the comparison of geography learning outcomes based on students' learning styles, 2) find out the comparison of geography learning outcomes based on the geographical location of the school, 3) find out the comparison of geography learning outcomes based on students' learning styles and the geographical location of the school. This type of research is descriptive comparative. The sample in this study were 243 students of class XI Social Sciences at SMA Negeri in Samarinda using cluster random sampling technique. Data collection techniques using observation, documentation, and questionnaires. The data analysis technique is quantitative descriptive analysis. The results showed there are differences in geography learning outcomes based on the learning styles of students and the geographic location of schools in the center and outskirts of Samarinda City. This research provides information to teachers, parents and students to get to know and optimize learning styles and provides information on the impact of geographical location of schools on geography learning outcomes. The results of the research are expected to be a reference for geography teachers and the Samarinda C
{"title":"KOMPARASI HASIL BELAJAR GEOGRAFI BERRDASARKAN GAYA BELAJAR DAN LETAK GEOGRAFI SEKOLAH TENGAH DAN PINGGIRAN KOTA SAMARINDA","authors":"Wulan Safriani Purnamasari, Tuti Mutia, Iya Setyasih","doi":"10.31764/geography.v11i2.14805","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.14805","url":null,"abstract":"Abstrak: Perlunya memahami gaya belajar peserta didik dan dampak dari letak geografi sekolah yang berada di tengah dan pinggiran Kota Samarinda. Kedua hal tersebut sangat krusial dalam kesuksesan hasil belajar geografi peserta didik. Tujuan dilakukannya penelitian ini; 1) mengetahui komparasi hasil belajar geografi berdasarkan gaya belajar peserta didik, 2) mengetahui komparasi hasil belajar geografi berdasarkan letak geografi sekolah, 3) mengetahui komparasi hasil belajar geografi berdasarkan gaya belajar peserta didik dan letak geografi sekolah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Sampel dalam penelitian ini yakni 243 siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kota Samarinda menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yakni analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar geografi berdasarkan gaya belajar peserta didik dan letak geografi sekolah di tengah dan pinggiran Kota Samarinda. Penelitian ini memberikan informasi kepada guru, orang tua dan peserta didik untuk lebih mengenal dan mengoptimalkan gaya belajar dan memberikan informasi dampak dari letak sekolah secara geografis terhadap hasil belajar geografi. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru geografi dan pemerintah Kota Samarinda dalam menentukan kebijakan yang dimana setiap kebijakannya akan berpengaruh terhadap perkembangan hasil belajar peserta didik. Abstract: The need to understand the learning styles of students and the impact of the geographic location of schools in the center and on the outskirts of Samarinda City. Both of these are very crucial in the success of student geography learning outcomes. The purpose of this research; 1) find out the comparison of geography learning outcomes based on students' learning styles, 2) find out the comparison of geography learning outcomes based on the geographical location of the school, 3) find out the comparison of geography learning outcomes based on students' learning styles and the geographical location of the school. This type of research is descriptive comparative. The sample in this study were 243 students of class XI Social Sciences at SMA Negeri in Samarinda using cluster random sampling technique. Data collection techniques using observation, documentation, and questionnaires. The data analysis technique is quantitative descriptive analysis. The results showed there are differences in geography learning outcomes based on the learning styles of students and the geographic location of schools in the center and outskirts of Samarinda City. This research provides information to teachers, parents and students to get to know and optimize learning styles and provides information on the impact of geographical location of schools on geography learning outcomes. The results of the research are expected to be a reference for geography teachers and the Samarinda C","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025204","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15219
Muhammad Ayub Djoda, Yusuf Suharto, Purwanto Purwanto, Didik Taryana
Abstrak: Penelitian terdahulu menyebutkan jika kelas peminatan IPS memiliki hasil belajar geografi yang lebih rendah daripada kelas Lintas Minat. Perbedaan hasil belajar terjadi karena terdapat perbedaan faktor internal, seperti persepsi dan minat siswa terhadap geografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi kelas peminatan IPS dengan Lintas Minat berdasarkan persepsi dan minat siswa terhadap geografi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan statistik inferensial. Populasi berasal dari siswa kelas XI peminatan IPS dan Lintas Minat geografi di SMA Negeri Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar geografi kelas peminatan IPS dengan Lintas Minat berdasarkan persepsi dan minat siswa. Siswa kelas peminatan IPS dengan persepsi positif dan minat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih rendah daripada siswa Lintas Minat dengan persepsi negatif dan minat rendah. Hal tersebut menunjukkan bagaimana rendahnya aspek pengetahuan siswa peminatan IPS dibandingkan Lintas Minat. Berdasarkan penelitian ini, pemangku kebijakan kurikulum dan guru geografi perlu menelaah kembali terkait pembelajaran geografi. Abstract: Previous studies stated that Social Science Specialization class had lower geography learning outcomes than Cross-Interest class. The difference in learning outcomes occurs due to differences in internal factors, such as students’ perception and interest of geography. This paper aims to determine the difference of geography learning outcomes of Social Science Specialization and Cross-Interest based on students’ perception and interest of geography. This research was conducted with a quantitative approach using inferential statistics. The research population was XI-grade students from the Social Science Specialization and geography Cross-Interest program at Malang City Public Senior High School. The results showed significant differences in geography learning outcomes of Social Science Specialization and Cross-Interest based on students’ perception and interest. Social Science Specialization students with positive perception and high interest had lower learning outcomes than Cross-Intrest students with negative perception and low interest. This showed how low the cognitive aspect of Social Science Specialization students compared to Cross-Interest. Based on this study, curriculum policy makers and geography teachers need to re-examine geography learning.
{"title":"PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS PEMINATAN IPS DENGAN LINTAS MINAT BERDASARKAN PERSEPSI DAN MINAT SISWA TERHADAP GEOGRAFI","authors":"Muhammad Ayub Djoda, Yusuf Suharto, Purwanto Purwanto, Didik Taryana","doi":"10.31764/geography.v11i2.15219","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15219","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian terdahulu menyebutkan jika kelas peminatan IPS memiliki hasil belajar geografi yang lebih rendah daripada kelas Lintas Minat. Perbedaan hasil belajar terjadi karena terdapat perbedaan faktor internal, seperti persepsi dan minat siswa terhadap geografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi kelas peminatan IPS dengan Lintas Minat berdasarkan persepsi dan minat siswa terhadap geografi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan statistik inferensial. Populasi berasal dari siswa kelas XI peminatan IPS dan Lintas Minat geografi di SMA Negeri Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar geografi kelas peminatan IPS dengan Lintas Minat berdasarkan persepsi dan minat siswa. Siswa kelas peminatan IPS dengan persepsi positif dan minat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih rendah daripada siswa Lintas Minat dengan persepsi negatif dan minat rendah. Hal tersebut menunjukkan bagaimana rendahnya aspek pengetahuan siswa peminatan IPS dibandingkan Lintas Minat. Berdasarkan penelitian ini, pemangku kebijakan kurikulum dan guru geografi perlu menelaah kembali terkait pembelajaran geografi. Abstract: Previous studies stated that Social Science Specialization class had lower geography learning outcomes than Cross-Interest class. The difference in learning outcomes occurs due to differences in internal factors, such as students’ perception and interest of geography. This paper aims to determine the difference of geography learning outcomes of Social Science Specialization and Cross-Interest based on students’ perception and interest of geography. This research was conducted with a quantitative approach using inferential statistics. The research population was XI-grade students from the Social Science Specialization and geography Cross-Interest program at Malang City Public Senior High School. The results showed significant differences in geography learning outcomes of Social Science Specialization and Cross-Interest based on students’ perception and interest. Social Science Specialization students with positive perception and high interest had lower learning outcomes than Cross-Intrest students with negative perception and low interest. This showed how low the cognitive aspect of Social Science Specialization students compared to Cross-Interest. Based on this study, curriculum policy makers and geography teachers need to re-examine geography learning.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025205","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15922
Yuliana FH, Dewi Pratita, Firmansyah Firmansyah, Erza Nurjannah
Abstrak: Sistem pembelajaran ini memiliki manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, namun juga terdapat kendala yang ditemui, sehingga perlu dilakukan berbagai persiapan yang matang pada berbagai komponen pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan merupakan bagian studi pendahuluan dari pengembangan media interaktif liveworksheets untuk mendukung pembelajaran hybrid. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan respons mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya terkait pelaksanaan pembelajaran hybrid; 2) untuk melakukan studi literatur terkait potensi dan manfaat penggunaan liveworksheets dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif yang dapat mendukung pembelajaran hybrid. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dan kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNSRI Angkatan 2022 berjumlah 57 orang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa mahasiswa belum menunjukkan kesiapan diri yang baik dalam mengikuti pembelajaran hybrid, dan masih bergantung pada sumber ajar yang diberikan dosen. Selain itu, kendala teknis seperti jaringan membuat mereka sulit memahami secara utuh terkait materi yang disampaikan, sehingga penggunaan media pembelajaran interaktif diperlukan untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satunya dengan memanfaatkan liveworksheets yang memiliki potensi dan manfaat dalam meningkatkan minat, motivasi, keaktifan dan hasil belajar melalui penyajian media pembelajaran yang menarik dan interaktif.Abstract: This learning system has benefits in improving the quality of learning, but there are also obstacles encountered, so it is necessary to make careful preparations for various learning components. This research is using descriptive quantitative method and part of a preliminary study of the development of liveworksheets interactive media to support hybrid learning. The aims of this study were 1) to describe the responses of students of the Economics Education Study Program, FKIP, Sriwijaya University regarding the implementation of hybrid learning; 2) to conduct a literature study related to the potential and benefits of use liveworksheets in developing interactive learning media that can support hybrid learning. The data collection technique used was a literature study and a questionnaire given to 57 students of Economics Education FKIP UNSRI Batch 2022. Based on the research that has been done, the results show that students need to show better self-readiness in participating in hybrid learning, and still depend on the teaching resources provided by the lecturer. In addition, technical constraints such as networking make it difficult for them to fully understand the material presented, so the use of interactive learning media is needed to overcome these obstacles. One of them is by using liveworksheets which have the potential and benefits of increasing interest, motivation, activity, and l
{"title":"STUDI ANALISIS POTENSI DAN MANFAAT LIVEWORKSHEETS DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN HYBRID","authors":"Yuliana FH, Dewi Pratita, Firmansyah Firmansyah, Erza Nurjannah","doi":"10.31764/geography.v11i2.15922","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15922","url":null,"abstract":"Abstrak: Sistem pembelajaran ini memiliki manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, namun juga terdapat kendala yang ditemui, sehingga perlu dilakukan berbagai persiapan yang matang pada berbagai komponen pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan merupakan bagian studi pendahuluan dari pengembangan media interaktif liveworksheets untuk mendukung pembelajaran hybrid. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendeskripsikan respons mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya terkait pelaksanaan pembelajaran hybrid; 2) untuk melakukan studi literatur terkait potensi dan manfaat penggunaan liveworksheets dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif yang dapat mendukung pembelajaran hybrid. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dan kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNSRI Angkatan 2022 berjumlah 57 orang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa mahasiswa belum menunjukkan kesiapan diri yang baik dalam mengikuti pembelajaran hybrid, dan masih bergantung pada sumber ajar yang diberikan dosen. Selain itu, kendala teknis seperti jaringan membuat mereka sulit memahami secara utuh terkait materi yang disampaikan, sehingga penggunaan media pembelajaran interaktif diperlukan untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satunya dengan memanfaatkan liveworksheets yang memiliki potensi dan manfaat dalam meningkatkan minat, motivasi, keaktifan dan hasil belajar melalui penyajian media pembelajaran yang menarik dan interaktif.Abstract: This learning system has benefits in improving the quality of learning, but there are also obstacles encountered, so it is necessary to make careful preparations for various learning components. This research is using descriptive quantitative method and part of a preliminary study of the development of liveworksheets interactive media to support hybrid learning. The aims of this study were 1) to describe the responses of students of the Economics Education Study Program, FKIP, Sriwijaya University regarding the implementation of hybrid learning; 2) to conduct a literature study related to the potential and benefits of use liveworksheets in developing interactive learning media that can support hybrid learning. The data collection technique used was a literature study and a questionnaire given to 57 students of Economics Education FKIP UNSRI Batch 2022. Based on the research that has been done, the results show that students need to show better self-readiness in participating in hybrid learning, and still depend on the teaching resources provided by the lecturer. In addition, technical constraints such as networking make it difficult for them to fully understand the material presented, so the use of interactive learning media is needed to overcome these obstacles. One of them is by using liveworksheets which have the potential and benefits of increasing interest, motivation, activity, and l","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Tingkat kesejahteraan petambak garam merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius, mengingat jarangnya para petambak memperoleh perhatian dan minim intervensi pemerintah melalui beragam program penanggungan kemiskinan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji interelasi luas lahan dengan tingkat kesejahteraan petambak garam di Desa Kidang-Kabupaten Lombok Tengah. Riset menerapkan pendekatan mixed methods research bertipe the convergent parallel design didukung metode survey. Data penelitian diperoleh dari sebaran angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data kuantitatif menggunakan formula persentase, dan kualitatif melalui tahap pengumpulan data, display data, penyajian dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam prinsip interelasi, lahan tambak dengan petambak garam merupakan fenomena yang saling terhubung. Tetapi, relasi luas lahan tambak dengan tingkat kesejahteraan petambak menunjukkan keterikatan lemah dengan koefisien korelasi sebesar 0,211. Artinya, luas lahan yang dimiliki petambak tidak serta merta mempengaruhi tingkat kesejahteraan petambak garam. Disarankan agar pihak pemerintah dan pihak berkompeten lainnya lebih memperhatikan kesejahteraan petambak melalui berbagai pendekatan. Abstract: The welfare of salt farmers is a matter that needs serious attention, given the lack of attention and minimal government intervention through various poverty alleviation programmes. The research aims to examine the interrelationship between land area and the level of welfare of salt farmers in Kidang Village, Central Lombok Regency. The research applies a mixed-methods research approach with a convergent parallel design type supported by a survey method. Research data was obtained from the distribution of questionnaires, interviews, observation, and documentation. Quantitative data analysis uses a percentage formula, and qualitative data analysis goes through the stages of data collection, data display, presentation, and drawing conclusions. The results of the study show that according to the principle of interrelation, pond land and salt farmers are interconnected phenomena. However, the relationship between the area of ponds and the level of welfare of farmers shows a weak relationship with a correlation coefficient of 0.211. That is, the area of land owned by farmers does not necessarily affect the level of welfare of salt farmers. It is recommended that the government and other competent parties pay more attention to the welfare of fish farmers through various approaches.
{"title":"KAJIAN INTERELASI LUAS LAHAN DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PETAMBAK GARAM","authors":"Mas'ad Mas'ad, Siti Sanisah, Arif Arif, Khosi'ah Khosi'ah, Muhamad Alfin Tarmizi, Taufiqurrahman Taufiqurrahman, Sukuryadi Sukuryadi","doi":"10.31764/geography.v11i2.14865","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.14865","url":null,"abstract":"Abstrak: Tingkat kesejahteraan petambak garam merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius, mengingat jarangnya para petambak memperoleh perhatian dan minim intervensi pemerintah melalui beragam program penanggungan kemiskinan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji interelasi luas lahan dengan tingkat kesejahteraan petambak garam di Desa Kidang-Kabupaten Lombok Tengah. Riset menerapkan pendekatan mixed methods research bertipe the convergent parallel design didukung metode survey. Data penelitian diperoleh dari sebaran angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data kuantitatif menggunakan formula persentase, dan kualitatif melalui tahap pengumpulan data, display data, penyajian dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam prinsip interelasi, lahan tambak dengan petambak garam merupakan fenomena yang saling terhubung. Tetapi, relasi luas lahan tambak dengan tingkat kesejahteraan petambak menunjukkan keterikatan lemah dengan koefisien korelasi sebesar 0,211. Artinya, luas lahan yang dimiliki petambak tidak serta merta mempengaruhi tingkat kesejahteraan petambak garam. Disarankan agar pihak pemerintah dan pihak berkompeten lainnya lebih memperhatikan kesejahteraan petambak melalui berbagai pendekatan. Abstract: The welfare of salt farmers is a matter that needs serious attention, given the lack of attention and minimal government intervention through various poverty alleviation programmes. The research aims to examine the interrelationship between land area and the level of welfare of salt farmers in Kidang Village, Central Lombok Regency. The research applies a mixed-methods research approach with a convergent parallel design type supported by a survey method. Research data was obtained from the distribution of questionnaires, interviews, observation, and documentation. Quantitative data analysis uses a percentage formula, and qualitative data analysis goes through the stages of data collection, data display, presentation, and drawing conclusions. The results of the study show that according to the principle of interrelation, pond land and salt farmers are interconnected phenomena. However, the relationship between the area of ponds and the level of welfare of farmers shows a weak relationship with a correlation coefficient of 0.211. That is, the area of land owned by farmers does not necessarily affect the level of welfare of salt farmers. It is recommended that the government and other competent parties pay more attention to the welfare of fish farmers through various approaches.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025200","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-26DOI: 10.31764/geography.v11i1.13805
Muhammad Aliman, Dahri Hi Halek, Silvia Marni, Mike Mike, Siti Florensia
Abstrak: Aktivitas belajar, hasil belajar dan kemampuan berpikir spasial masih menjadi permasalahan dalam pembelajaran geografi. Guru memerlukan upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas geografi melalui tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi model PBL berbantuan Kahoot dan Google earth untuk meningkatkan aktivitas belajar, kemampuan berpikir spasial, dan hasil belajar geografi siswa kelas XII MIA 5 SMAN 15 Padang. Data dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar, tes kemampuan berpikir spasial, dan observasi. Data primer dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa; model PBL berbantuan aplikasi kahoot dan google earth mampu meningkatkan aktivitas belajar geografi, model PBL berbantuan kahoot dan google earth mampu meningkatkan kemampuan berpikir spasial, model PBL berbantuan kahoot dan google earth mampu meningkatkan hasil belajar geografi. Peran serta yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar dan berpikir spasial dijelaskan dalam hasil penelitian ini. Abstract: Learning activities, learning outcomes and spatial thinking skills are still a problem in learning geography. Teachers need efforts to improve the quality of learning in geography classes through classroom action. This study aims to determine the implementation of the Kahoot-assisted PBL model and Google Earth to improve learning activities, spatial thinking abilities, and geography learning outcomes for class XII MIA 5 SMAN 15 Padang. Data were collected using learning achievement tests, spatial thinking skills tests, and observation. Primary data were analyzed by descriptive quantitative and qualitative. The research results prove that; PBL models assisted by kahoot and google earth applications are able to increase geography learning activities, PBL models assisted by kahoot and google earth are able to improve spatial thinking skills, PBL models assisted by kahoot and google earth are able to improve geography learning outcomes. Participation is done to increase learning activity, learning outcomes and spatial thinking are explained in the results of this study.
{"title":"PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN KAHOOT DAN GOOGLE EARTH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SPASIAL DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA","authors":"Muhammad Aliman, Dahri Hi Halek, Silvia Marni, Mike Mike, Siti Florensia","doi":"10.31764/geography.v11i1.13805","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i1.13805","url":null,"abstract":"Abstrak: Aktivitas belajar, hasil belajar dan kemampuan berpikir spasial masih menjadi permasalahan dalam pembelajaran geografi. Guru memerlukan upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas geografi melalui tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi model PBL berbantuan Kahoot dan Google earth untuk meningkatkan aktivitas belajar, kemampuan berpikir spasial, dan hasil belajar geografi siswa kelas XII MIA 5 SMAN 15 Padang. Data dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar, tes kemampuan berpikir spasial, dan observasi. Data primer dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa; model PBL berbantuan aplikasi kahoot dan google earth mampu meningkatkan aktivitas belajar geografi, model PBL berbantuan kahoot dan google earth mampu meningkatkan kemampuan berpikir spasial, model PBL berbantuan kahoot dan google earth mampu meningkatkan hasil belajar geografi. Peran serta yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar dan berpikir spasial dijelaskan dalam hasil penelitian ini. Abstract: Learning activities, learning outcomes and spatial thinking skills are still a problem in learning geography. Teachers need efforts to improve the quality of learning in geography classes through classroom action. This study aims to determine the implementation of the Kahoot-assisted PBL model and Google Earth to improve learning activities, spatial thinking abilities, and geography learning outcomes for class XII MIA 5 SMAN 15 Padang. Data were collected using learning achievement tests, spatial thinking skills tests, and observation. Primary data were analyzed by descriptive quantitative and qualitative. The research results prove that; PBL models assisted by kahoot and google earth applications are able to increase geography learning activities, PBL models assisted by kahoot and google earth are able to improve spatial thinking skills, PBL models assisted by kahoot and google earth are able to improve geography learning outcomes. Participation is done to increase learning activity, learning outcomes and spatial thinking are explained in the results of this study.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134974790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}