Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.16884
Effriyardi Prianata, Rossie Wiedya Nusantara, Aji Ali Akbar
Abstrak: Potensi kekayaan hasil tambang berupa emas, timbel, besi, mangan, seng, bauksit maupun batuan tersebar di Provinsi Kalimantan Barat. Tambang batuan dan bukan logam menjadi wewenang pengelolaan sumber daya alam yang dikendalikan oleh Pemerintah daerah. Aktivitas pertambangan batu andesit di Kecamatan Sungai Pinyuh menyebabkan perubahan lingkungan yaitu terjadinya degradasi daya dukung lingkungan. Salah satu degradasi daya dukung lingkungan yang terjadi yaitu erosi. Dampak terjadinya erosi menyebabkan hilangnya bahan organik tanah, hilangnya vegetasi penutup lahan dan tebing – tebing bukit yang rawan longsor, sehingga diperlukan upaya perbaikan dan pencegahan dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penanggulangan erosi pada areal pertambangan. Adapun hasil analisis kerawanan erosi berdasarkan metode USLE diperoleh nilai erosi terberat sebesar 5.439,35 ton/ha/tahun (TPB-T-A3) hal ini disebabkan oleh tingginya nilai faktor Erodibilitas Tanah (K), kemiringan lereng (LS), serta faktor pengelolaan dan Konservasi Tanah (CP). Sedangkan nilai erosi teringan sebesar 0,25 ton/ha/tahun (TPTB-R-A1). Strategi penanggulangan erosi pada areal pertambangan yang disarankan berdasarkan metode SWOT yaitu berada pada kuadran II berupa strategi diversifikasi atau melakukan penambahan yang disesuaikan berdasarkan kondisi di lapangan yaitu membuat kajian Geoteknik, membuat sistem penyaliran air tambang, membuat jenjang tambang serta merencanakan reklamasi dan pascatambang untuk menanggulangi dampak erosi yang terjadi akibat penambangan andesit.Abstract: The potential wealth of mining products in the form of gold, lead, iron, manganese, zinc, bauxite, and rocks is scattered in West Kalimantan Province. Rock and non-metal mining is the authority to manage natural resources which is controlled by the regional government. Andesite stone mining activities in Sungai Pinyuh District cause environmental changes, namely the degradation of the environment's carrying capacity. One of the environmental carrying capacity degradation that occurs is erosion. The impact of erosion causes loss of soil organic matter, loss of land cover vegetation, and hillsides that are prone to landslides, so efforts to improve and prevent environmental impacts are needed. This study aims to analyze erosion control strategies in mining areas. The results of the erosion susceptibility analysis based on the USLE method showed that the heaviest erosion value was 5,439.35 ton/ha/year (TPB-T-A3). This was caused by the high value of the Soil Erodibility factor (K), slope slope (LS), as well as management factors and Soil Conservation (CP). On the other hand, the lightest erosion value is 0.25 ton/ha/year (TPTB-R-A1). The recommended strategy for controlling erosion in mining areas based on the SWOT method is in quadrant II in the form of a diversification strategy or making additions that are adjusted based on conditions in the field, namely making a geotechnical stud
抽象:黄金、铅、铁、锰、锌、铝土矿和岩石开采的潜在财富分布在加里曼丹西部省。石矿和非金属成为由当地政府控制的自然资源管理的权力。Pinyuh河边的andesit岩石活动导致环境的变化,即环境的退化。这种力量的退化支撑着环境的一个原因是侵蚀。侵蚀的影响导致土壤有机材料的损失、陆上覆盖植被和山体滑坡的损失,因此需要对环境影响进行改进和预防措施。本研究旨在分析矿业地区的反侵蚀战略。根据USLE方法进行的反侵蚀分析得到了最大的侵蚀值5,439.35吨/ha/年(tbs - t - a3),这是由于土地的公差(K)、坡度(LS)以及土地管理和保护(CP)因素的高。而最轻侵蚀率为0.25吨/哈/年(TPTB-R-A1)。矿业侵蚀面积的对策建议的战略都是基于SWOT方法即在象限II的多样化策略或做加法的调整根据场上情况即岩土研究,让水penyaliran系统,让鹤矿坑和填海计划pascatambang来应对侵蚀造成的安山岩开采带来的影响。摘要:在西加里曼丹省的黄金、铅、铁、锰、锌、铝石和岩石中分散的潜在财富。岩石和非金属开采是受区域政府控制的自然资源管理的权力。由于环境发生变化,环境的变化,namely自然运输电路局的退化。枕骨腐烂的环境折磨之一。破坏导致有机物质的侵蚀,土地土壤覆盖的植被的损失,以及改善和预防环境的需要。这是分析色情控制策略的研究。根据证据显示,极端色情分析的结果显示,极端色情值为5.439 .35吨/ha/year (ttb - t - a3)。这是由高价值的色情因素,slope slope,以及管理因素和Soil Conservation (CP)引起的。另一方面,光是女的女的0.25吨/哈哈/年(TPTB-R-A1)。为条控制erosion in The recommended个会挖掘地区改编自《SWOT方法正在象限II in The form of a diversification个会或把你additions那就是adjusted改编自《陆军,namely创造条件的a geotechnical study,让水distribution系统,让我的水平和策划reclamation post-mining to overcome The impact。由地点挖掘引起的暴乱。
{"title":"STRATEGI PENANGGULANGAN EROSI DI AREAL PENAMBANGAN ANDESIT DESA PENIRAMAN SUNGAI PINYUH KABUPATEN MEMPAWAH","authors":"Effriyardi Prianata, Rossie Wiedya Nusantara, Aji Ali Akbar","doi":"10.31764/geography.v11i2.16884","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.16884","url":null,"abstract":"Abstrak: Potensi kekayaan hasil tambang berupa emas, timbel, besi, mangan, seng, bauksit maupun batuan tersebar di Provinsi Kalimantan Barat. Tambang batuan dan bukan logam menjadi wewenang pengelolaan sumber daya alam yang dikendalikan oleh Pemerintah daerah. Aktivitas pertambangan batu andesit di Kecamatan Sungai Pinyuh menyebabkan perubahan lingkungan yaitu terjadinya degradasi daya dukung lingkungan. Salah satu degradasi daya dukung lingkungan yang terjadi yaitu erosi. Dampak terjadinya erosi menyebabkan hilangnya bahan organik tanah, hilangnya vegetasi penutup lahan dan tebing – tebing bukit yang rawan longsor, sehingga diperlukan upaya perbaikan dan pencegahan dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penanggulangan erosi pada areal pertambangan. Adapun hasil analisis kerawanan erosi berdasarkan metode USLE diperoleh nilai erosi terberat sebesar 5.439,35 ton/ha/tahun (TPB-T-A3) hal ini disebabkan oleh tingginya nilai faktor Erodibilitas Tanah (K), kemiringan lereng (LS), serta faktor pengelolaan dan Konservasi Tanah (CP). Sedangkan nilai erosi teringan sebesar 0,25 ton/ha/tahun (TPTB-R-A1). Strategi penanggulangan erosi pada areal pertambangan yang disarankan berdasarkan metode SWOT yaitu berada pada kuadran II berupa strategi diversifikasi atau melakukan penambahan yang disesuaikan berdasarkan kondisi di lapangan yaitu membuat kajian Geoteknik, membuat sistem penyaliran air tambang, membuat jenjang tambang serta merencanakan reklamasi dan pascatambang untuk menanggulangi dampak erosi yang terjadi akibat penambangan andesit.Abstract: The potential wealth of mining products in the form of gold, lead, iron, manganese, zinc, bauxite, and rocks is scattered in West Kalimantan Province. Rock and non-metal mining is the authority to manage natural resources which is controlled by the regional government. Andesite stone mining activities in Sungai Pinyuh District cause environmental changes, namely the degradation of the environment's carrying capacity. One of the environmental carrying capacity degradation that occurs is erosion. The impact of erosion causes loss of soil organic matter, loss of land cover vegetation, and hillsides that are prone to landslides, so efforts to improve and prevent environmental impacts are needed. This study aims to analyze erosion control strategies in mining areas. The results of the erosion susceptibility analysis based on the USLE method showed that the heaviest erosion value was 5,439.35 ton/ha/year (TPB-T-A3). This was caused by the high value of the Soil Erodibility factor (K), slope slope (LS), as well as management factors and Soil Conservation (CP). On the other hand, the lightest erosion value is 0.25 ton/ha/year (TPTB-R-A1). The recommended strategy for controlling erosion in mining areas based on the SWOT method is in quadrant II in the form of a diversification strategy or making additions that are adjusted based on conditions in the field, namely making a geotechnical stud","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136026516","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15710
Nur Isnaini, Dede Sugandi, Yani Yani
Abstrak : Kemampuan berpikir spasial dapat membantu peserta didik dalam membuat keputusan dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks. Pemilihan model pembelajaran oleh guru berperan penting terhadap peningkatan kemampuan berpikir spasial peserta didik. Penelitian yang membahas model pembelajaran untuk peningkatan kemampuan berpikir spasial telah banyak dilakukan. Akan tetapi, sintesis penelitian-penelitian tersebut belum banyak dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mensintesis artikel penelitian tentang model pembelajaran untuk diketahui keefektifan model tersebut dalam meningkatkan kemampuan berpikir spasial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melalui langkah-langkah literature review meta analisis. Jumlah populasi sebanyak 86 artikel, tetapi setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi, jumlah artikel yang dijadikan sampel penelitian ini sebanyak 13 artikel. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistika deskriptif berupa perhitungan selisih nilai mean post test kelas eksperimen dengan nilai mean post test kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir spasial adalah model pembelajaran berbasis proyek berbantuan Google Earth dengan selisih sebesar 22 (nilai mean post tes kelas eksperimen 83, sedangkan nilai mean post tes kelas kontrol 61).Abstract: Spatial thinking skills can help students make decisions from simple things to complex things. The choice of learning model by the teacher plays an important role in increasing students' spatial thinking skills. Research that discusses learning models to improve spatial thinking skills has been carried out a lot. However, the synthesis of these studies has not been widely carried out. Therefore, the purpose of this research is to synthesize research articles on learning models to determine the effectiveness of these models in improving spatial thinking skills. This study used a quantitative descriptive method by means of a literature review meta-analysis. The total population was 86 articles, but after adjusting for inclusion criteria, the number of articles used as samples in this study were 13 articles. The data analysis technique used is descriptive statistical techniques in the form of calculating the difference between the average post-test scores of the experimental class and the average post-test scores of the control class. The results showed that the most effective learning model for improving spatial thinking skills was a project-based learning model assisted by Google Earth with a difference of 22 (the mean post-test for the experimental class was 83, while the mean post-test for the control class was 61).
{"title":"META ANALISIS : MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SPASIAL PESERTA DIDIK DI INDONESIA","authors":"Nur Isnaini, Dede Sugandi, Yani Yani","doi":"10.31764/geography.v11i2.15710","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15710","url":null,"abstract":"Abstrak : Kemampuan berpikir spasial dapat membantu peserta didik dalam membuat keputusan dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks. Pemilihan model pembelajaran oleh guru berperan penting terhadap peningkatan kemampuan berpikir spasial peserta didik. Penelitian yang membahas model pembelajaran untuk peningkatan kemampuan berpikir spasial telah banyak dilakukan. Akan tetapi, sintesis penelitian-penelitian tersebut belum banyak dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mensintesis artikel penelitian tentang model pembelajaran untuk diketahui keefektifan model tersebut dalam meningkatkan kemampuan berpikir spasial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melalui langkah-langkah literature review meta analisis. Jumlah populasi sebanyak 86 artikel, tetapi setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi, jumlah artikel yang dijadikan sampel penelitian ini sebanyak 13 artikel. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistika deskriptif berupa perhitungan selisih nilai mean post test kelas eksperimen dengan nilai mean post test kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir spasial adalah model pembelajaran berbasis proyek berbantuan Google Earth dengan selisih sebesar 22 (nilai mean post tes kelas eksperimen 83, sedangkan nilai mean post tes kelas kontrol 61).Abstract: Spatial thinking skills can help students make decisions from simple things to complex things. The choice of learning model by the teacher plays an important role in increasing students' spatial thinking skills. Research that discusses learning models to improve spatial thinking skills has been carried out a lot. However, the synthesis of these studies has not been widely carried out. Therefore, the purpose of this research is to synthesize research articles on learning models to determine the effectiveness of these models in improving spatial thinking skills. This study used a quantitative descriptive method by means of a literature review meta-analysis. The total population was 86 articles, but after adjusting for inclusion criteria, the number of articles used as samples in this study were 13 articles. The data analysis technique used is descriptive statistical techniques in the form of calculating the difference between the average post-test scores of the experimental class and the average post-test scores of the control class. The results showed that the most effective learning model for improving spatial thinking skills was a project-based learning model assisted by Google Earth with a difference of 22 (the mean post-test for the experimental class was 83, while the mean post-test for the control class was 61).","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025032","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persoalan tata laksana nilai ekonomi karbon pra dan pasca terbitnya peraturan presiden nomor 98 tahun 2021 jo peraturan Menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor 21 tahun 2022 tentang tata laksana penerapan nilai ekonomi karbon. Potensi hutan dan lahan, harus dimaksimalkan melalui integrasi dan rencana aksi daerah. Pelaksanaan kegiatan ekonomi karbon, selama ini berjalan masih bersifat sukarela (voluntary). Menggunakan metode penelitian yuridis doktrinal, dengan pendekatan studi kepustakaan (library research). Selanjutnya menggunakan sumber data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier, dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian pertama, tata laksana ekonomi karbon pra Perpres Nomor 98 tahun 2021 jo Permenlhk Nomor 21 tahun 2022, telah dilaksanakan kurang lebih selama 15 tahun dan bersifat sukarela (voluntary) oleh kelompok masyarakat/komunitas penggiat lingkungan, baik dengan mekanisme skema Plan Vivo dan skema lainnya. Kegiatannya bersifat dua pihak (business to business) yaitu pihak komunitas dan pihak investor luar negeri. Kedua, Diterbitkannya Perpres Nomor 98 tahun 2021 jo Permenlhk Nomor 21 tahun 2022, maka kegiatan ekonomi karbon yang dilakukan sebelum regulasi tersebut lahir, diwajibkan (mandatory) untuk melakukan penyesuaian melalui skema Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI). Lahirnya regulasi aquo, memberikan kepastian hukum pelaksanaan nilai ekonomi karbon di Indonesia. Abstract: This study aims to examine the issue of governance of the economic value of carbon pre- and post-issuance of presidential regulation number 98 of 2021 and regulation of the Minister of Environment and Forestry number 21 of 2022 concerning the implementation of the economic value of carbon. The potential of forests and land must be maximized through integration and regional action plans. The implementation of carbon economy activities, so far, is still voluntary. Using juridical doctrinal research methods, with a library research approach. Furthermore, it uses secondary data sources in the form of primary, secondary and tertiary legal materials, and is analyzed using qualitative descriptive analysis. The results of the first study, the management of the carbon economy pre-Presidential Regulation Number 98 of 2021 jo Permenlhk Number 21 of 2022, has been implemented for approximately 15 years and is voluntary by community groups / communities of environmental activists, both with the mechanism of the Vivo Plan scheme and other schemes. Its activities are two parties (business to business), namely the community and foreign investors. Second, the issuance of Presidential Regulation Number 98 of 2021 and Permenlhk Number 21 of 2022, so carbon economic activities carried out before the regulation was born, are required (mandatory) to make adjustments through the National Registry System for Climate Change Control (SRN PPI) scheme. The birt
{"title":"REGULASI DAN TATA LAKSANA PENERAPAN NILAI EKONOMI KARBON BERBASIS VOLUNTARY DAN MANDATORY DI NUSA TENGGARA BARAT","authors":"Nurjannah Septyanun, Julmansyah Julmansyah, Rina Rohayu Harun, Indra Jaya, Zaenafi Ariani","doi":"10.31764/geography.v11i2.17210","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.17210","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persoalan tata laksana nilai ekonomi karbon pra dan pasca terbitnya peraturan presiden nomor 98 tahun 2021 jo peraturan Menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor 21 tahun 2022 tentang tata laksana penerapan nilai ekonomi karbon. Potensi hutan dan lahan, harus dimaksimalkan melalui integrasi dan rencana aksi daerah. Pelaksanaan kegiatan ekonomi karbon, selama ini berjalan masih bersifat sukarela (voluntary). Menggunakan metode penelitian yuridis doktrinal, dengan pendekatan studi kepustakaan (library research). Selanjutnya menggunakan sumber data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier, dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian pertama, tata laksana ekonomi karbon pra Perpres Nomor 98 tahun 2021 jo Permenlhk Nomor 21 tahun 2022, telah dilaksanakan kurang lebih selama 15 tahun dan bersifat sukarela (voluntary) oleh kelompok masyarakat/komunitas penggiat lingkungan, baik dengan mekanisme skema Plan Vivo dan skema lainnya. Kegiatannya bersifat dua pihak (business to business) yaitu pihak komunitas dan pihak investor luar negeri. Kedua, Diterbitkannya Perpres Nomor 98 tahun 2021 jo Permenlhk Nomor 21 tahun 2022, maka kegiatan ekonomi karbon yang dilakukan sebelum regulasi tersebut lahir, diwajibkan (mandatory) untuk melakukan penyesuaian melalui skema Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI). Lahirnya regulasi aquo, memberikan kepastian hukum pelaksanaan nilai ekonomi karbon di Indonesia. Abstract: This study aims to examine the issue of governance of the economic value of carbon pre- and post-issuance of presidential regulation number 98 of 2021 and regulation of the Minister of Environment and Forestry number 21 of 2022 concerning the implementation of the economic value of carbon. The potential of forests and land must be maximized through integration and regional action plans. The implementation of carbon economy activities, so far, is still voluntary. Using juridical doctrinal research methods, with a library research approach. Furthermore, it uses secondary data sources in the form of primary, secondary and tertiary legal materials, and is analyzed using qualitative descriptive analysis. The results of the first study, the management of the carbon economy pre-Presidential Regulation Number 98 of 2021 jo Permenlhk Number 21 of 2022, has been implemented for approximately 15 years and is voluntary by community groups / communities of environmental activists, both with the mechanism of the Vivo Plan scheme and other schemes. Its activities are two parties (business to business), namely the community and foreign investors. Second, the issuance of Presidential Regulation Number 98 of 2021 and Permenlhk Number 21 of 2022, so carbon economic activities carried out before the regulation was born, are required (mandatory) to make adjustments through the National Registry System for Climate Change Control (SRN PPI) scheme. The birt","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136026512","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15054
Putriani Putriani, Dewi Liesnoor Setyowati, Eva Banowati, Erni Suharini
Abstrak: Media pembelajaran berbasis android memudahkan siswa untuk belajar secara mandiri karena dirancang dengan konsep yang modern dan praktis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas penggunaan produk yang telah dikembangkan yaitu media pembelajaran gempa bumi berbasis android dalam meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana. Penelitian ini menggunakan tahapan model pengembangan ADDIE, alur pengujian one group pretest-posttest design, teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, soal latihan dan studi pustaka, teknik analisis data menggunakan uji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, analisis ketuntasan rata-rata, uji N-gain dan uji paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata validasi ahli media sebesar 87% dan ahli materi sebesar 81%. Persentase ketuntasan rata-rata saat pretest aspek pengetahuan sebesar 28% dan aspek kesiapsiagaan sebesar 39% setelah mendapatkan treatment mengalami peningkatan saat posttest yaitu aspek pengetahuan mendapatkan persentase sebesar 61% dan aspek kesiapsiagaan sebesar 78%. Hasil uji N-Gain aspek pengetahuan sebesar 0,37 dan uji N-Gain aspek kesiapasiagaan sebesar 0,34. Hasil uji paired sample t-test baik aspek pengetahuan maupun kesiapsiagaan memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan data tersebut sehingga penelitian ini berhasil mengembangkan media pembelajaran gempa bumi berbasis android yang valid dan layak digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana. Abstract: Android-based learning media aided students to learn independently since it was designed in a modern and serviceable concept. This study aimed to analyze the effectiveness of using the development product of Android-based earthquake learning media in increasing students' knowledge and preparedness for disasters. The study used the phase of the ADDIE development model, the one-group pretest-posttest design. The sampling technique was probability sampling. The data collection techniques were observation, interviews, practice questions, and literature study. The data analysis techniques used were validity test, reliability test, normality test, homogeneity test, average completeness analysis, N-gain test, and paired sample t-test.The results showed that the average value of validation by media experts was 87% and by material experts was 81%. In the pretest, the average percentage on the knowledge aspect was 28%, and the preparedness aspect was 39%. After getting treatment, the posttest faced an enhancement in the average percentage of completeness. The knowledge aspect got 61%, and the preparedness aspect was 78%. In addition, the result of the N-Gain test for the knowledge aspect was 0.37, and the preparedness aspects were 0.34. The result of the paired sample t-test on both the knowledge and preparedness aspects obtained a significance value of 0.000. The res
{"title":"MEDIA PEMBELAJARAN GEMPA BUMI BERBASIS ANDROID UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA DI SMA NEGERI 2 TOMIA","authors":"Putriani Putriani, Dewi Liesnoor Setyowati, Eva Banowati, Erni Suharini","doi":"10.31764/geography.v11i2.15054","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15054","url":null,"abstract":"Abstrak: Media pembelajaran berbasis android memudahkan siswa untuk belajar secara mandiri karena dirancang dengan konsep yang modern dan praktis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas penggunaan produk yang telah dikembangkan yaitu media pembelajaran gempa bumi berbasis android dalam meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana. Penelitian ini menggunakan tahapan model pengembangan ADDIE, alur pengujian one group pretest-posttest design, teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, soal latihan dan studi pustaka, teknik analisis data menggunakan uji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, analisis ketuntasan rata-rata, uji N-gain dan uji paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata validasi ahli media sebesar 87% dan ahli materi sebesar 81%. Persentase ketuntasan rata-rata saat pretest aspek pengetahuan sebesar 28% dan aspek kesiapsiagaan sebesar 39% setelah mendapatkan treatment mengalami peningkatan saat posttest yaitu aspek pengetahuan mendapatkan persentase sebesar 61% dan aspek kesiapsiagaan sebesar 78%. Hasil uji N-Gain aspek pengetahuan sebesar 0,37 dan uji N-Gain aspek kesiapasiagaan sebesar 0,34. Hasil uji paired sample t-test baik aspek pengetahuan maupun kesiapsiagaan memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan data tersebut sehingga penelitian ini berhasil mengembangkan media pembelajaran gempa bumi berbasis android yang valid dan layak digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana. Abstract: Android-based learning media aided students to learn independently since it was designed in a modern and serviceable concept. This study aimed to analyze the effectiveness of using the development product of Android-based earthquake learning media in increasing students' knowledge and preparedness for disasters. The study used the phase of the ADDIE development model, the one-group pretest-posttest design. The sampling technique was probability sampling. The data collection techniques were observation, interviews, practice questions, and literature study. The data analysis techniques used were validity test, reliability test, normality test, homogeneity test, average completeness analysis, N-gain test, and paired sample t-test.The results showed that the average value of validation by media experts was 87% and by material experts was 81%. In the pretest, the average percentage on the knowledge aspect was 28%, and the preparedness aspect was 39%. After getting treatment, the posttest faced an enhancement in the average percentage of completeness. The knowledge aspect got 61%, and the preparedness aspect was 78%. In addition, the result of the N-Gain test for the knowledge aspect was 0.37, and the preparedness aspects were 0.34. The result of the paired sample t-test on both the knowledge and preparedness aspects obtained a significance value of 0.000. The res","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025033","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15649
Febrian Arrya Withuda, Alfi Sahrina, Galih Fajar Sukoco, Mika Talita Gabriele, Naqia Min Ma asika, Dwi Fitriani
Abstrak: Desa Tambarejo memiliki bentang alam karst yang merupakan hasil dari proses pelarutan batu gamping, dengan ditemui kenampakan endokarst berupa adanya mata air, gua, dan sungai bawah tanah yang menjadi salah satu penciri dari kenampakan bentang alam karst. Tujuan dari kajian ini untuk mengetahui sebaran sumberdaya air di Kawasan karst, khusus nya di Desa Tambakrejo Kabupaten Malang, yang dilakukan secara partisipatif dengan masyarakat dengan melakukan pengenalan dan keterampilan dalam mengakses sumberdaya air tersebut. Metode yang digunakan yaitu identifikasi kenampakan karst dengan melakukan survei lapangan dan tinjauan pustaka penelitian terdahulu. Pendekatan partisipatif digunakan untuk memberikan edukasi, pemberian materi ruang, simulasi, dan praktek ke lapangan untuk dapat mengakses sumberdaya air. Hasil yang diperoleh menunjukkan pada Dusun Tamban hanya di temui kenampakan mata air, kenampakan gua dan sungai bawah tanah tidak Ditemukan. Pada Dusun Sendang Biru ditemukan adanya kenampakan mata air, gua, dan sungai bawah tanah. Kegiatan partisipatif yang melibatkan masyarakat di lakukan dengan memberikan edukasi terkait kenampakan bentang alam karst dan memberikan keterampilan terkait mengakses sumberdaya air yang ada di bawah permukaan dan memahami kondisi gua yang ada di wilayah kajian, selain itu dapat menenerapkan standar dan keamanan dalam penelusuran gua untuk mengakses sumberdaya air di bawah permukaan. Abstract: Tambarejo Village has a karst landscape which is the result of the process of dissolving limestone, with endokarst appearances in the form of springs, caves and underground rivers which are one of the characteristics of the appearance of karst landscapes. The purpose of this study was to determine the distribution of water resources in the karst area, especially in Tambakrejo Village, Malang Regency, which was carried out in a participatory manner with the community by conducting introductions and skills in accessing these water resources. The method used is the identification of karst features by conducting field surveys and reviewing the literature of previous research. Participatory approaches are used to provide education, provide space materials, simulations, and practice in the field to be able to access water resources. The results obtained show that in Tamban Hamlet only found the appearance of springs, the appearance of caves and underground rivers were not found. In Sendang Biru Hamlet, it was found that there were springs, caves, and underground rivers. Participatory activities involving the community are carried out by providing education related to the appearance of karst landscapes and providing skills related to accessing subsurface water resources and understanding the conditions of the caves in the study area, in addition to applying standards and safety in exploring caves to access water resources below the surface
抽象:Tambarejo村拥有由石灰岩溶化而成的自然风光,遇到了水、洞穴和地下河流的内燃物沉积,这是喀斯特自然景观的特征之一。这项研究的目的是了解喀斯特地区的水能分布情况,特别是马朗县坦巴雷霍村。采用的方法是进行实地调查和研究文献审查,以确定喀斯特的正当性。参与方法被用来对教育、传授空间材料、模拟和练习进行实地测试,以获得水资源。收益率告诉坦班村只有泉、洞穴和地下河流的稀土。在蔚蓝的村庄里,人们发现了回泉、洞穴和地下河流。参与活动涉及在处理社会提供相关教育光溜溜的喀斯特地貌和相关技能给访问资源的水在地下的洞穴和理解情况在研究地区,此外可以menenerapkan标准和内部安全搜索获取自然资源的水在地表下的洞穴。据报道,坦巴鲁村有一种地质现象,这是一种溶解石灰石的过程,具有温泉、洞穴和地下河流的内骨骼。这项研究的目的是确定卡尔斯特地区水资源供应的分布,特别是在马兰提亚提村的坦巴雷霍村,这是一个参与社区的活动,以保留这些水资源。使用的方法是由被授权的现场调查和审查前维维乌斯研究的基础知识确定的karst特征。类似的参与者用于提供教育、提供空间材料、模拟和在现场的实践,以便获得水资源。不安的迹象表明,在哈姆雷特的水池里,只发现了泉水的火花,洞穴和地下河流的消失。在哈姆雷特的蓝山中,人们发现有弹簧、洞穴和地下河流。Participatory活动involving社区是carried out by喀斯特提供教育相关的《在乎landscapes对查subsurface水提供技能的相关资源和条件》《caves in the study区域,在加法,到applying的标准与安全》探索caves to access水上面的资源《地面
{"title":"EKSPLORASI SUMBERDAYA AIR DI KAWASAN KARST DESA TAMBAKREJO KABUPATEN MALANG","authors":"Febrian Arrya Withuda, Alfi Sahrina, Galih Fajar Sukoco, Mika Talita Gabriele, Naqia Min Ma asika, Dwi Fitriani","doi":"10.31764/geography.v11i2.15649","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15649","url":null,"abstract":"Abstrak: Desa Tambarejo memiliki bentang alam karst yang merupakan hasil dari proses pelarutan batu gamping, dengan ditemui kenampakan endokarst berupa adanya mata air, gua, dan sungai bawah tanah yang menjadi salah satu penciri dari kenampakan bentang alam karst. Tujuan dari kajian ini untuk mengetahui sebaran sumberdaya air di Kawasan karst, khusus nya di Desa Tambakrejo Kabupaten Malang, yang dilakukan secara partisipatif dengan masyarakat dengan melakukan pengenalan dan keterampilan dalam mengakses sumberdaya air tersebut. Metode yang digunakan yaitu identifikasi kenampakan karst dengan melakukan survei lapangan dan tinjauan pustaka penelitian terdahulu. Pendekatan partisipatif digunakan untuk memberikan edukasi, pemberian materi ruang, simulasi, dan praktek ke lapangan untuk dapat mengakses sumberdaya air. Hasil yang diperoleh menunjukkan pada Dusun Tamban hanya di temui kenampakan mata air, kenampakan gua dan sungai bawah tanah tidak Ditemukan. Pada Dusun Sendang Biru ditemukan adanya kenampakan mata air, gua, dan sungai bawah tanah. Kegiatan partisipatif yang melibatkan masyarakat di lakukan dengan memberikan edukasi terkait kenampakan bentang alam karst dan memberikan keterampilan terkait mengakses sumberdaya air yang ada di bawah permukaan dan memahami kondisi gua yang ada di wilayah kajian, selain itu dapat menenerapkan standar dan keamanan dalam penelusuran gua untuk mengakses sumberdaya air di bawah permukaan. Abstract: Tambarejo Village has a karst landscape which is the result of the process of dissolving limestone, with endokarst appearances in the form of springs, caves and underground rivers which are one of the characteristics of the appearance of karst landscapes. The purpose of this study was to determine the distribution of water resources in the karst area, especially in Tambakrejo Village, Malang Regency, which was carried out in a participatory manner with the community by conducting introductions and skills in accessing these water resources. The method used is the identification of karst features by conducting field surveys and reviewing the literature of previous research. Participatory approaches are used to provide education, provide space materials, simulations, and practice in the field to be able to access water resources. The results obtained show that in Tamban Hamlet only found the appearance of springs, the appearance of caves and underground rivers were not found. In Sendang Biru Hamlet, it was found that there were springs, caves, and underground rivers. Participatory activities involving the community are carried out by providing education related to the appearance of karst landscapes and providing skills related to accessing subsurface water resources and understanding the conditions of the caves in the study area, in addition to applying standards and safety in exploring caves to access water resources below the surface","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025034","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15256
Erman Syarif
Abstrak: Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui bentuk konservasi nelayan patorani dalam konservasi wilayah pesisir dan laut di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, dan 2) mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam budaya patorani sebagai sumber belajar Geografi di Sekolah Menengah Atas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Sumber data diperoleh dari informan dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk konservasi nelayan patorani yakni nilai, norma, kepercayaan, pengetahuan, alat tangkap, dan kasipalli (pantangan), dan nilai-nilai budaya patorani antara lain: 1) nilai adaptasi lingkungan, 2) nilai integritas keruangan, 3) nilai keseimbangan, 4) nilai kesinambungan, 5) nilai ketaatan, 6) nilai kebersamaan, 7) nilai keselarasan, 8) nilai gotong royong, dan 8) nilai budaya. Nilai-nilai budaya lokal patorani penting untuk diketahui oleh peserta didik sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Geografi. Abstract: This study aims: 1) to determine the form of conservation of patorani fishermen in the conservation of coastal and marine areas in Galesong District, Takalar Regency, and 2) to identify the values contained in patorani culture as a source of learning geography in high school. This type of research is a qualitative research using a case study approach. Sources of data obtained from informants by conducting observations, interviews, and documentation. The data analysis used is data reduction, data presentation and conclusion drawing/verification. The results showed that the forms of conservation of patorani fishermen are values, norms, beliefs, knowledge, fishing gear, and kasipalli (abstinence), and the values of patorani culture include: 1) environmental adaptation values, 2) spatial integrity values, 3) values balance, 4) the value of sustainability, 5) the value of obedience, 6) the value of togetherness, 7) the value of harmony, 8) the value of mutual cooperation, and 8) the value of culture. The values of the local patorani culture are important for students to know so that they can be used as learning resources in learning geography.
抽象:这项研究的目的是:1)了解加利司省沿海和海洋地区保护中的patorani保护形式,以及2)确定帕托拉尼文化中所包含的价值观,认为这些价值观是高中地理学习的来源。这种研究是一种通过案例研究方法进行的定性研究。通过观察、采访和记录从告密者那里获得的数据来源。所使用的数据分析包括数据还原、数据展示和提取结论/验证。研究结果表明,保护渔民patorani即价值,规范形式,信仰、知识、工具抓住patorani文化价值观和kasipalli(禁忌),包括:1)诚信小品,价值适应环境,2)3)延续价值平衡,4),5)价值服从,6),7)价值收敛,8)共同合作,8)的文化价值。地方文化价值对学习者的了解至关重要,因此可以作为地理学习的学习资源。学生:这一研究:1)确定在Galesong地区、Takalar摄政和2区的patorani fishermen保护措施的形式,以确定被控的价值观作为高中学习地理的一个资源。这一类型研究是一种合格的研究,使用情况许可。由受控制的观察、审查和文件从信息中获取的数据资源。所使用的数据分析是数据减少、数据提交和验证。《forms of conservation of results那里那个patorani fishermen价值观是诺米是知识、信仰、钓鱼gear kasipalli (abstinence),和《patorani文化价值观include: 1)环境adaptation价值观,2)空间诚信价值观,3)价值观余额,4)价值》《可持续发展价值,5)obedience价值》,6)在一起",7)和谐之价值,8)互助合作之价值和8)文化之价值。当地文化的价值观对于学生来说是很重要的,这样他们就可以利用学习知识知识的资源。
{"title":"MENGONSTRUKSI POTENSI BUDAYA LOKAL PATORANI DAN PENERAPANNYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI","authors":"Erman Syarif","doi":"10.31764/geography.v11i2.15256","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15256","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui bentuk konservasi nelayan patorani dalam konservasi wilayah pesisir dan laut di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, dan 2) mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam budaya patorani sebagai sumber belajar Geografi di Sekolah Menengah Atas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Sumber data diperoleh dari informan dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk konservasi nelayan patorani yakni nilai, norma, kepercayaan, pengetahuan, alat tangkap, dan kasipalli (pantangan), dan nilai-nilai budaya patorani antara lain: 1) nilai adaptasi lingkungan, 2) nilai integritas keruangan, 3) nilai keseimbangan, 4) nilai kesinambungan, 5) nilai ketaatan, 6) nilai kebersamaan, 7) nilai keselarasan, 8) nilai gotong royong, dan 8) nilai budaya. Nilai-nilai budaya lokal patorani penting untuk diketahui oleh peserta didik sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Geografi. Abstract: This study aims: 1) to determine the form of conservation of patorani fishermen in the conservation of coastal and marine areas in Galesong District, Takalar Regency, and 2) to identify the values contained in patorani culture as a source of learning geography in high school. This type of research is a qualitative research using a case study approach. Sources of data obtained from informants by conducting observations, interviews, and documentation. The data analysis used is data reduction, data presentation and conclusion drawing/verification. The results showed that the forms of conservation of patorani fishermen are values, norms, beliefs, knowledge, fishing gear, and kasipalli (abstinence), and the values of patorani culture include: 1) environmental adaptation values, 2) spatial integrity values, 3) values balance, 4) the value of sustainability, 5) the value of obedience, 6) the value of togetherness, 7) the value of harmony, 8) the value of mutual cooperation, and 8) the value of culture. The values of the local patorani culture are important for students to know so that they can be used as learning resources in learning geography.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025201","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15553
Muhammad Reza Fahlefi, Soraya Tiana Dewi, Muhammad Aditya Makki, Nandi Haerudin, Rahmi Mulyasari
Abstrak: Kecamatan Banjarwangi merupakan daerah perkebunan, persawahan, dan perbukitan yang curam serta daerah dengan relief yang sedang hingga tinggi. Sehingga daerah ini memiliki potensi terjadinya longsor. Maka dalam hal ini peran kemitigasian sangat penting untuk meminimalisir dampak terjadinya gerakan tanah (longsor). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi potensi bahaya longsor Kecamatan Banjarwangi sebagai langkah strategis dalam memetakan zona bahaya longsor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan memanfaatkan peta curah hujan, formasi batuan, peta kemiringan lereng, dan peta jenis tanah sebagai bahan analisis bencana longsor. Hasil pada penelitian ini yaitu daerah Banjarwangi memiliki topografi yang curam, intensitas curah hujan yang terbilang tinggi di setiap tahun dengan jenis tanah Ochric Andosols dan Lithosols yang tersusun oleh batuanlempung dan batupasir yang memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor jika dilihat dari struktur dan tekstur batuannya. Tidak tepatnya tata guna lahan dan masyarakat yang tidak tertib aturan menjadi salah satu faktor penyebab longsor. Perlunya sosialisasi dan simulasi bencana agar masyarakat dapat tanggap bencana. Abstract: Banjarwangi District is an area of plantations, rice fields, and steep hills as well as areas with moderate to high relief. So this area has the potential for landslides. So in this case the role of mitigation is very important to minimize the impact of landslides. The purpose of this study is to identify potential landslide hazards in Banjarwangi District as a strategic step in mapping landslide hazard zones. The method used in this study is a Geographic Information System (GIS) by utilizing rainfall maps, rock formations, slope maps, and soil type maps as material for landslide disaster analysis. The results of this study are that the Banjarwangi area has a steep topography, relatively high rainfall intensity every year with Ochric Andosols and Lithosols soil types composed of clay and sandstone which have the potential for landslides when viewed from the structure and texture of the rocks. Inaccurate land use and community regulations that are not orderly are one of the factors causing landslides. The need for socialization and disaster simulation so that people can respond to disasters.
抽象:Banjarwangi是一个种植园、一个农场、一个陡峭的山丘,以及一个中等程度的浮雕区。所以这个区域有可能发生山体滑坡。因此,在这方面,贫穷在减少泥石流的影响方面起着至关重要的作用。本研究的目的是确定Banjarwangi潜在的危险,这是规划泥石流危险区的战略步骤。本研究采用的方法是地理信息系统(SIG),利用降水地图、岩石形成、坡坡地图和类型的土壤作为分析雪崩灾害的材料。这项研究的结果是,Banjarwangi有陡峭的地形,每年降雨量的高强度,由粘土和沙粒组成的Ochric Andosols土和岩屑构成,从岩屑的结构和结构来看,这些岩屑可能会导致山体滑坡。土地规划和无法无天的社会是导致滑坡的因素之一,这是不对的。需要社会化和灾难模拟,以便社会应对灾难。不引人注目的:Banjarwangi地区是plantations、rice field和steep hills,那里的版面高度缓和。这个区域具有潜在的景观。所以在这种情况下,减少地形影响是非常重要的。这项研究的目的是确定班加雷昂地区战略斜坡危险区域的潜在地形。这项研究中使用的方法是使用rainfall maps、岩石形成、slope maps,以及用于环境分析的材料soil type maps (GIS)。这项研究的结果是,班加雷恩地区每年都有高度的发展,在从岩石的结构和纹理中观察到土壤和土壤土壤时,土壤和土壤都有可能景观。准确的土地和社区规定,这是最不重要的因素之一。社会和灾难模拟的需要,这样人们才能对灾难做出反应。
{"title":"PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS DALAM PEMETAAN ZONA LONGSOR DI KECAMATAN BANJARWANGI","authors":"Muhammad Reza Fahlefi, Soraya Tiana Dewi, Muhammad Aditya Makki, Nandi Haerudin, Rahmi Mulyasari","doi":"10.31764/geography.v11i2.15553","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15553","url":null,"abstract":"Abstrak: Kecamatan Banjarwangi merupakan daerah perkebunan, persawahan, dan perbukitan yang curam serta daerah dengan relief yang sedang hingga tinggi. Sehingga daerah ini memiliki potensi terjadinya longsor. Maka dalam hal ini peran kemitigasian sangat penting untuk meminimalisir dampak terjadinya gerakan tanah (longsor). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi potensi bahaya longsor Kecamatan Banjarwangi sebagai langkah strategis dalam memetakan zona bahaya longsor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan memanfaatkan peta curah hujan, formasi batuan, peta kemiringan lereng, dan peta jenis tanah sebagai bahan analisis bencana longsor. Hasil pada penelitian ini yaitu daerah Banjarwangi memiliki topografi yang curam, intensitas curah hujan yang terbilang tinggi di setiap tahun dengan jenis tanah Ochric Andosols dan Lithosols yang tersusun oleh batuanlempung dan batupasir yang memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor jika dilihat dari struktur dan tekstur batuannya. Tidak tepatnya tata guna lahan dan masyarakat yang tidak tertib aturan menjadi salah satu faktor penyebab longsor. Perlunya sosialisasi dan simulasi bencana agar masyarakat dapat tanggap bencana. Abstract: Banjarwangi District is an area of plantations, rice fields, and steep hills as well as areas with moderate to high relief. So this area has the potential for landslides. So in this case the role of mitigation is very important to minimize the impact of landslides. The purpose of this study is to identify potential landslide hazards in Banjarwangi District as a strategic step in mapping landslide hazard zones. The method used in this study is a Geographic Information System (GIS) by utilizing rainfall maps, rock formations, slope maps, and soil type maps as material for landslide disaster analysis. The results of this study are that the Banjarwangi area has a steep topography, relatively high rainfall intensity every year with Ochric Andosols and Lithosols soil types composed of clay and sandstone which have the potential for landslides when viewed from the structure and texture of the rocks. Inaccurate land use and community regulations that are not orderly are one of the factors causing landslides. The need for socialization and disaster simulation so that people can respond to disasters.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025203","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.16943
Tuti Mutia, Fatiya Rosyida, Putra Kurnia Alfyananda, Sahrina Alfi, Purnamasari Safriani Wulan
Abstrak: Pembelajaran geografi menghasilkan siswa yang mampu berpikir spasial, sehingga dapat memahami lingkungan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media Google Earth dengan Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir spasial siswa SMA. Jenis penelitian yaitu eksperimen semu dengan subjek penelitian siswa kelas XA dan XB SMA 1 Selong, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan tes dengan instrumen berupa soal kemampuan berpikir spasial. Analisis data menggunakan uji T berbantuan SPSS 24. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan media Google Earth dengan Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir spasial siswa. Permasalahan spasial yang disajikan dalam media menggambarkan fenomena secara nyata, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik. Media Google Earth dengan Problem Based Learning mengarahkan siswa untuk memecahkan permasalahan spasial dan melatih siswa kreatif menemukan solusi dari fenomena geosfer, sehingga kemampuan berpikir spasial meningkat. Abstract: Geography learning produces students who are able to think spatially, so they can understand the environment well. This study aims to determine the Google Earth media with Problem Based Learning affects the spatial thinking ability of high school students. The type of research is a pseudo-experiment with research subjects of XA and XB high school students of SMA 1 Selong, East Lombok Regency, West Nusa Tenggara. The data collection technique used tests with instruments in the form of spatial thinking skills questions. The results of this study concluded that the use of Google Earth media with Problem Based Learning had an effect on students' spatial thinking skills. Spatial problems presented in the media describe real phenomena, so students can understand the material well. Google Earth media with Problem Based Learning directs students to solve spatial problems and trains students to creatively find solutions to geospheric phenomena, so that spatial thinking skills increase.
{"title":"MEDIA GOOGLE EARTH DENGAN PROBLEM BASED LEARNING BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN BEPIKIR SPASIAL SISWA SMA","authors":"Tuti Mutia, Fatiya Rosyida, Putra Kurnia Alfyananda, Sahrina Alfi, Purnamasari Safriani Wulan","doi":"10.31764/geography.v11i2.16943","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.16943","url":null,"abstract":"Abstrak: Pembelajaran geografi menghasilkan siswa yang mampu berpikir spasial, sehingga dapat memahami lingkungan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media Google Earth dengan Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir spasial siswa SMA. Jenis penelitian yaitu eksperimen semu dengan subjek penelitian siswa kelas XA dan XB SMA 1 Selong, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan tes dengan instrumen berupa soal kemampuan berpikir spasial. Analisis data menggunakan uji T berbantuan SPSS 24. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan media Google Earth dengan Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir spasial siswa. Permasalahan spasial yang disajikan dalam media menggambarkan fenomena secara nyata, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik. Media Google Earth dengan Problem Based Learning mengarahkan siswa untuk memecahkan permasalahan spasial dan melatih siswa kreatif menemukan solusi dari fenomena geosfer, sehingga kemampuan berpikir spasial meningkat. Abstract: Geography learning produces students who are able to think spatially, so they can understand the environment well. This study aims to determine the Google Earth media with Problem Based Learning affects the spatial thinking ability of high school students. The type of research is a pseudo-experiment with research subjects of XA and XB high school students of SMA 1 Selong, East Lombok Regency, West Nusa Tenggara. The data collection technique used tests with instruments in the form of spatial thinking skills questions. The results of this study concluded that the use of Google Earth media with Problem Based Learning had an effect on students' spatial thinking skills. Spatial problems presented in the media describe real phenomena, so students can understand the material well. Google Earth media with Problem Based Learning directs students to solve spatial problems and trains students to creatively find solutions to geospheric phenomena, so that spatial thinking skills increase.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136026513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15821
Viky Vendy Moontuno, Sri Maryati, Syahrizal Koem
Abstrak: Penelitian ini menggunakan SIG untuk menganalisis pergeseran zona agroklimat berdasarkan Klasifikasi Schmidt-Ferguson di Kabupaten Gorontalo. Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson diestimasi menggunakan data curah hujan bulanan. Untuk setiap stasiun hujan dari tahun 1981 sampai 2020 dihitung jumlah Bulan Basah (BB), Bulan Kering (BK), dan Bulan Lembab (BL) selama 10, 20, dan 40 tahun. Kabupaten Gorontalo terdeteksi memiliki lima tipe iklim, yaitu: B, C, D, E, dan F. Tipe C mendominasi di stasiun pengamatan selama periode pengamatan 10 dan 20 tahun. Ada kecenderungan luas tipe C menurun sedangkan luas tipe D bertambah, dan iklim kering tipe E dan F berpotensi meningkat. Pemetaan zonasi iklim mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat dalam perencanaan pertanian, khususnya pengelolaan lahan dan jenis tanaman. Hasil zonasi iklim yang terdeteksi perlu diverifikasi dengan teknologi penginderaan jauh menggunakan data citra satelit. Hal ini diperlukan karena kelemahan mendasar klasifikasi iklim adalah batas tipe iklim tidak sesuai dengan batas lanskap. Abstract: This study uses GIS to analyze shifts in agro-climatic zones based on the Schmidt-Ferguson Classification in Gorontalo District. The Schmidt-Ferguson climate classification is estimated using monthly rainfall data. For each rain station from 1981 to 2020, the number of wet months (BB), dry months (BK), and humid months (BL) is calculated for 10, 20, and 40 years. Gorontalo District was detected to have five climate types, namely: B, C, D, E, and F. Type C dominated at observation stations during the 10 and 20-year observation period. There is a tendency for the area of type C to decrease while the area of type D increases, and the dry climate types E and F have the potential to increase. Climate zoning mapping affects the socio-economic community in agricultural planning, especially land management and plant types. The detected climate zoning results need to be verified with remote sensing technology using satellite imagery data. This is necessary because the fundamental weakness of climate classification is that the climate-type boundaries do not match the landscape boundaries.
摘要:这项研究利用SIG分析Gorontalo区施密特- ferguson的农业气候变化。施米德-弗格森对气候的分类使用了每月降水数据。从1981年到2020年,每一个雨站计算10、20和40年的湿月(BB)、干月(BK)和湿月(BL)。检测到的戈隆塔洛县有五种气候类型,即B、C、D、E和F。C型血呈下降趋势,D型血呈上升趋势,干燥气候呈上升趋势。气候分区地图影响社会经济对农业规划,特别是土地管理和作物种类。需要与使用卫星图像数据的遥感技术验证检测到的气候分区结果。这是必要的,因为气候分类的根本弱点是气候类型的边界与景观的边界不匹配。根据Gorontalo地区的agrotic - ferguson经典排版,这是一项调查结果。施米德-弗格森气候分类法预计使用蒙塔利辐射所有数据。从1981年到2020年的每一个雨站,湿月的数字(BB)、干月(BK)、湿月(BL)被计算了10年、20年和40年。Gorontalo地区被发现有5个气候标记,namely: B, C, D, E, F。C类区域有一种张力,而D型区域增加,干气候标记和F有潜力增加。气候区域影响了农业计划的社会经济社区,特别是土地管理和植物品种。使用卫星图像数据验证远程感知技术需要验证。这是必要的,因为气候经典的基本弱点是气候反射不匹配景观反射。
{"title":"DETEKSI PERUBAHAN ZONA AGROKLIMAT SCHMIDT-FERGUSON MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN GORONTALO","authors":"Viky Vendy Moontuno, Sri Maryati, Syahrizal Koem","doi":"10.31764/geography.v11i2.15821","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15821","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini menggunakan SIG untuk menganalisis pergeseran zona agroklimat berdasarkan Klasifikasi Schmidt-Ferguson di Kabupaten Gorontalo. Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson diestimasi menggunakan data curah hujan bulanan. Untuk setiap stasiun hujan dari tahun 1981 sampai 2020 dihitung jumlah Bulan Basah (BB), Bulan Kering (BK), dan Bulan Lembab (BL) selama 10, 20, dan 40 tahun. Kabupaten Gorontalo terdeteksi memiliki lima tipe iklim, yaitu: B, C, D, E, dan F. Tipe C mendominasi di stasiun pengamatan selama periode pengamatan 10 dan 20 tahun. Ada kecenderungan luas tipe C menurun sedangkan luas tipe D bertambah, dan iklim kering tipe E dan F berpotensi meningkat. Pemetaan zonasi iklim mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat dalam perencanaan pertanian, khususnya pengelolaan lahan dan jenis tanaman. Hasil zonasi iklim yang terdeteksi perlu diverifikasi dengan teknologi penginderaan jauh menggunakan data citra satelit. Hal ini diperlukan karena kelemahan mendasar klasifikasi iklim adalah batas tipe iklim tidak sesuai dengan batas lanskap. Abstract: This study uses GIS to analyze shifts in agro-climatic zones based on the Schmidt-Ferguson Classification in Gorontalo District. The Schmidt-Ferguson climate classification is estimated using monthly rainfall data. For each rain station from 1981 to 2020, the number of wet months (BB), dry months (BK), and humid months (BL) is calculated for 10, 20, and 40 years. Gorontalo District was detected to have five climate types, namely: B, C, D, E, and F. Type C dominated at observation stations during the 10 and 20-year observation period. There is a tendency for the area of type C to decrease while the area of type D increases, and the dry climate types E and F have the potential to increase. Climate zoning mapping affects the socio-economic community in agricultural planning, especially land management and plant types. The detected climate zoning results need to be verified with remote sensing technology using satellite imagery data. This is necessary because the fundamental weakness of climate classification is that the climate-type boundaries do not match the landscape boundaries.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136026515","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-11DOI: 10.31764/geography.v11i2.15300
Yulia Indri Astuty, Adi Wibowo
Abstrak: Cikarang Selatan merupakan salah satu kecamatan dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi. Cikarang Selatan mengalami peningkatan populasi sebesar 15,03% dalam kurun waktu 12 tahun. Disisi lain kecamatan ini memiliki Kawasan Peruntukan Industri berdasarkan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011-2031. Peningkatan populasi penduduk di Kecamatan Cikarang Selatan ini jika tidak diimbangi dengan penataan wilayah berbasis spasial, maka dapat menimbulkan konflik keruangan. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan evaluasi terhadap Kawasan Peruntukan Industri di Kecamatan Cikarang Selatan dengan membuat model spasial berdasarkan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE). Model spasial ini menggunakan 4 variabel sebagai spatial factor dan 1 variabel sebagai spatial constrain. Variabel yang digunakan sebagai spatial factor adalah jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari permukiman dan lereng. Sementara itu variabel yang digunakan sebagai spatial constrain adalah Kawasan Peruntukan Industri dari RTRW 2011-2031. Hasil dari penelitian ini adalah persentase kesesuaian Kawasan Peruntukan Industri antara model spasial dengan RTRW 2011-2031 sebesar 59,51%. Harapannya, penelitian ini dapat memberikan masukan keruangan kepada pemerintah daerah dalam upaya penataan Kawasan Industri yang berkelanjutan di Kecamatan Cikarang Selatan. Abstract: South Cikarang is one of the 23 sub-districts in Bekasi Regency. South Cikarang experienced a population increase of 15.03% within 12 years. On the other hand, this sub-district has an Industrial Allotment Area based on the 2011-2031 Bekasi Regency Spatial Plans (RTRW). If the population increase in the South Cikarang Subdistrict is not matched by a spatial arrangement of areas, this can lead to spatial conflicts. Therefore, this study evaluates the Industrial Allotment Area in South Cikarang District by creating a spatial model based on the Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) method. This spatial model uses 4 variables as spatial factors and 1 variable as spatial constraints. The variables used as spatial factors are distance from roads, distance from rivers, distance from settlements and slopes. Meanwhile, the variable used as a spatial constraint is the Industrial Allotment Area from the 2011-2031 RTRW. The result of this study is that the percentage of suitability for Industrial Designated Areas between the spatial model and the 2011-2031 RTRW is 59.51%. It is hoped that this research can provide spatial input to the regional government in an effort to structuring a sustainable Industrial Estate in Cikarang Selatan District.
{"title":"SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION TERHADAP KESESUAIAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (Studi Kasus : Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi)","authors":"Yulia Indri Astuty, Adi Wibowo","doi":"10.31764/geography.v11i2.15300","DOIUrl":"https://doi.org/10.31764/geography.v11i2.15300","url":null,"abstract":"Abstrak: Cikarang Selatan merupakan salah satu kecamatan dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi. Cikarang Selatan mengalami peningkatan populasi sebesar 15,03% dalam kurun waktu 12 tahun. Disisi lain kecamatan ini memiliki Kawasan Peruntukan Industri berdasarkan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011-2031. Peningkatan populasi penduduk di Kecamatan Cikarang Selatan ini jika tidak diimbangi dengan penataan wilayah berbasis spasial, maka dapat menimbulkan konflik keruangan. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan evaluasi terhadap Kawasan Peruntukan Industri di Kecamatan Cikarang Selatan dengan membuat model spasial berdasarkan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE). Model spasial ini menggunakan 4 variabel sebagai spatial factor dan 1 variabel sebagai spatial constrain. Variabel yang digunakan sebagai spatial factor adalah jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari permukiman dan lereng. Sementara itu variabel yang digunakan sebagai spatial constrain adalah Kawasan Peruntukan Industri dari RTRW 2011-2031. Hasil dari penelitian ini adalah persentase kesesuaian Kawasan Peruntukan Industri antara model spasial dengan RTRW 2011-2031 sebesar 59,51%. Harapannya, penelitian ini dapat memberikan masukan keruangan kepada pemerintah daerah dalam upaya penataan Kawasan Industri yang berkelanjutan di Kecamatan Cikarang Selatan. Abstract: South Cikarang is one of the 23 sub-districts in Bekasi Regency. South Cikarang experienced a population increase of 15.03% within 12 years. On the other hand, this sub-district has an Industrial Allotment Area based on the 2011-2031 Bekasi Regency Spatial Plans (RTRW). If the population increase in the South Cikarang Subdistrict is not matched by a spatial arrangement of areas, this can lead to spatial conflicts. Therefore, this study evaluates the Industrial Allotment Area in South Cikarang District by creating a spatial model based on the Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) method. This spatial model uses 4 variables as spatial factors and 1 variable as spatial constraints. The variables used as spatial factors are distance from roads, distance from rivers, distance from settlements and slopes. Meanwhile, the variable used as a spatial constraint is the Industrial Allotment Area from the 2011-2031 RTRW. The result of this study is that the percentage of suitability for Industrial Designated Areas between the spatial model and the 2011-2031 RTRW is 59.51%. It is hoped that this research can provide spatial input to the regional government in an effort to structuring a sustainable Industrial Estate in Cikarang Selatan District.","PeriodicalId":487725,"journal":{"name":"GEOGRAPHY Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Pendidikan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136025199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}