Ada berbagai metode untuk menurunkan kesadahan air, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Metode elektrokoagulasi karena kesederhanaannya telah banyak mendapatkan perhatian untuk digunakan dalam menghilangkan berbagai ion dan bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis elektroda dalam menurunkan kesadahan air sumur serta dapat menentukan nilai tegangan dan arus yang optimum dalam metode elektrokoagulasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beker glass 1 L diletakkan di atas magnetic stirrer dengan kecepatan pengadukan 450 rpm selama 30 menit. Variasi elektroda menggunakan Al-Al, Fe-Fe, dan Cu-Cu. Air sumur bor yang berada di asrama mahasiswa Bidikmisi Universitas Halu Oleo yang digunakan dalam penelitian ini dengan kosentrasi awal untuk CaCO3 adalah 312,36 mg/L dan kosentrasi Ca 96,88 mg/L. penurunan kosentrasi kesadahan yang terbaik dengan menggunakan elektroda Cu-Cu pada tegangan 12 V yakni 9,38 mg/L untuk Ca dan 109,44 mg/L CaCO3, disusul elektroda Fe-Fe dengan penurunan 18,75 mg/L Ca dan 124,49 CaCO3 kemudian elektroda Al-Al dengan penurunan 53,13 mg/L Ca dan 160,51 mg/L CaCO3. Kata Kunci: Elektrokoagulasi, kesadahan air sumur, jenis elektroda
{"title":"Analisis Metode Elektrokoagulasi Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Dengan Variasi Jenis Elektroda","authors":"None Jumriadi, Andi Ikhtiar Bakti, Mahendra Kusuma Nugraha","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.48369","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.48369","url":null,"abstract":"Ada berbagai metode untuk menurunkan kesadahan air, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Metode elektrokoagulasi karena kesederhanaannya telah banyak mendapatkan perhatian untuk digunakan dalam menghilangkan berbagai ion dan bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis elektroda dalam menurunkan kesadahan air sumur serta dapat menentukan nilai tegangan dan arus yang optimum dalam metode elektrokoagulasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beker glass 1 L diletakkan di atas magnetic stirrer dengan kecepatan pengadukan 450 rpm selama 30 menit. Variasi elektroda menggunakan Al-Al, Fe-Fe, dan Cu-Cu. Air sumur bor yang berada di asrama mahasiswa Bidikmisi Universitas Halu Oleo yang digunakan dalam penelitian ini dengan kosentrasi awal untuk CaCO3 adalah 312,36 mg/L dan kosentrasi Ca 96,88 mg/L. penurunan kosentrasi kesadahan yang terbaik dengan menggunakan elektroda Cu-Cu pada tegangan 12 V yakni 9,38 mg/L untuk Ca dan 109,44 mg/L CaCO3, disusul elektroda Fe-Fe dengan penurunan 18,75 mg/L Ca dan 124,49 CaCO3 kemudian elektroda Al-Al dengan penurunan 53,13 mg/L Ca dan 160,51 mg/L CaCO3. Kata Kunci: Elektrokoagulasi, kesadahan air sumur, jenis elektroda","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135005923","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-11DOI: 10.35799/cp.16.1.2023.47202
Tegar Pelealu, Edi Suryanto, Meiske Sientje Sangi
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan fenolik, flavonoid, dan tanin terkondensasi serta aktivitas antifotooksidasi dan tabir surya dari fraksi daun gamal (Gliricidia sepium) terhadap fotooksidasi asam linoleat menggunakan cahaya serta eritrosin sebagai sensitiser. Serbuk daun gamal diekstraksi menggunakan metode sokletasi dan fraksinasi. Rendemen fraksinasi tertinggi terdapat pada air sebesar 12,68% dan terendah terdapat pada n-heksana sebesar 1,14%. Fraksi yang memiliki kandungan fenolik tertinggi yaitu fraksi etil asetat (42,896 µg/mL), flavonoid (131,612 µg/mL), tanin terkondensasi (5,004 µg/mL). Fraksi etil asetat pada 5 jam penyinaran memiliki kandungan diena terkonjugasi terendah yaitu 71.080 mmol/kg hal ini mengindikasikan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas antifotooksidasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi lainnya. Fraksi butanol memiliki nilai Sun Protection Factor (SPF) tertinggi sebesar 25,02 dengan kategori proteksi ultra juga memiliki nilai persen transmisi eritema (%Te sebasar 0,34) dan persen transmisi pigmentasi (%Tp sebesar 0,15) dengan kategori potensi proteksi total block. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak dan fraksi daun gamal (Gliricidia sepium) memiliki potensi sebagai antifotooksidasi dan tabir surya. Kata Kunci: Daun Gamal, tabir surya, asam linoleat, antifotooksidasi
{"title":"Aktivitas Antifotooksidasi Dan Tabir Surya Ekstrak Dan Fraksi Pelarut Dari Daun Gamal (Gliricidia sepium)","authors":"Tegar Pelealu, Edi Suryanto, Meiske Sientje Sangi","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.47202","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47202","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan fenolik, flavonoid, dan tanin terkondensasi serta aktivitas antifotooksidasi dan tabir surya dari fraksi daun gamal (Gliricidia sepium) terhadap fotooksidasi asam linoleat menggunakan cahaya serta eritrosin sebagai sensitiser. Serbuk daun gamal diekstraksi menggunakan metode sokletasi dan fraksinasi. Rendemen fraksinasi tertinggi terdapat pada air sebesar 12,68% dan terendah terdapat pada n-heksana sebesar 1,14%. Fraksi yang memiliki kandungan fenolik tertinggi yaitu fraksi etil asetat (42,896 µg/mL), flavonoid (131,612 µg/mL), tanin terkondensasi (5,004 µg/mL). Fraksi etil asetat pada 5 jam penyinaran memiliki kandungan diena terkonjugasi terendah yaitu 71.080 mmol/kg hal ini mengindikasikan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas antifotooksidasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi lainnya. Fraksi butanol memiliki nilai Sun Protection Factor (SPF) tertinggi sebesar 25,02 dengan kategori proteksi ultra juga memiliki nilai persen transmisi eritema (%Te sebasar 0,34) dan persen transmisi pigmentasi (%Tp sebesar 0,15) dengan kategori potensi proteksi total block. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak dan fraksi daun gamal (Gliricidia sepium) memiliki potensi sebagai antifotooksidasi dan tabir surya. Kata Kunci: Daun Gamal, tabir surya, asam linoleat, antifotooksidasi","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135005925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-11DOI: 10.35799/cp.16.1.2023.47832
Regina Viona, Feti Fatimah, Audy Denny Wuntu
Tanaman Kelor dianggap sebagai tanaman yang sangat bergizi dan mengandung banyak sekali nutrisi. Tanaman kelor dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan salah satunya sebagai mie basah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa banyak kandungan vitamin C dalam daun kelor dan juga untuk mengetahui bagaimana kualitas mie basah dengan penambahan daun kelor. Metode yang digunakan adalah preparasi sampel, ekstraksi, pengukuran kadar vitamin C dalam daun kelor, pembuatan mie basah, uji organoleptik yang meliputi uji tekstur, warna, aroma, rasa dan kesukaan umum, uji proksimat yang meliputi uji kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar karhobidrat, serta pengukuran kadar vitamin C yang terdapat dalam mie basah dengan substitusi daun kelor. Berdasarkan hasil pengukuran kadar vitamin C diketahui bahwa daun kelor mengandung vitamin C sebanyak 1,89 mg/g. Dari hasil uji proksimat diketahui bahwa kualitas mie basah dengan penambahan daun kelor memiliki kadar air 30,72%, kadar abu 1,51%, kadar protein 9,74%, kadar lemak 4,02% dan karbohidrat 53,83% yang dimana sesuai dengan SNI 01-2891-1992.
{"title":"Potensi Daun Kelor (Moringa oleifera L.) sebagai Vitamin C Herbal dan Aplikasinya pada Mie Basah","authors":"Regina Viona, Feti Fatimah, Audy Denny Wuntu","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.47832","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47832","url":null,"abstract":"Tanaman Kelor dianggap sebagai tanaman yang sangat bergizi dan mengandung banyak sekali nutrisi. Tanaman kelor dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan salah satunya sebagai mie basah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa banyak kandungan vitamin C dalam daun kelor dan juga untuk mengetahui bagaimana kualitas mie basah dengan penambahan daun kelor. Metode yang digunakan adalah preparasi sampel, ekstraksi, pengukuran kadar vitamin C dalam daun kelor, pembuatan mie basah, uji organoleptik yang meliputi uji tekstur, warna, aroma, rasa dan kesukaan umum, uji proksimat yang meliputi uji kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar karhobidrat, serta pengukuran kadar vitamin C yang terdapat dalam mie basah dengan substitusi daun kelor. Berdasarkan hasil pengukuran kadar vitamin C diketahui bahwa daun kelor mengandung vitamin C sebanyak 1,89 mg/g. Dari hasil uji proksimat diketahui bahwa kualitas mie basah dengan penambahan daun kelor memiliki kadar air 30,72%, kadar abu 1,51%, kadar protein 9,74%, kadar lemak 4,02% dan karbohidrat 53,83% yang dimana sesuai dengan SNI 01-2891-1992.","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135005924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-08DOI: 10.35799/cp.16.1.2023.47542
Grisela A. Tatipikalawan, Audy D. Wuntu, M.Si., Vanda S. Kamu, Norrytha L. Wuntu
Suatu penelitian mengenai fotodegradasi metilen biru (MB), kongo merah (KM), dan kristal ungu (KU) telah dikerjakan dengan menggunakan fotokatalis komposit hidroksiapatit-zeolit A (HAp-ZA) termodifikasi Ag. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan material fotokatalis tersebut dalam mendegradasi pewarna-pewarna sintetik sintetik MB, KM, dan KU dalam larutan dengan pelarut air. Eksperimen fotodegradasi dikerjakan dengan menginteraksikan pewarna sintetik dan fotokatalis di bawah radiasi sinar tampak dengan variasi jumlah fotokatalis. Konsentrasi pewarna sintetik yang tersisa dalam larutan setelah interaksi kemudian diukur dengan instrumen spektrofotometer UV-vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan konsentrasi pewarna sintetik semakin besar dengan bertambahnya jumlah fotokatalis. Meskipun demikian, jumlah pewarna yang mengalami fotodegradasi untuk setiap gram fotokatalis makin kecil dengan bertambahnya massa fotokatalis. Kata kunci: Fotodegradasi, hidroksiapatit, zeolit A, pewarna sintetik
{"title":"Fotodegradasi Metilen Biru, Kongo Merah, dan Kristal Ungu Menggunakan Komposit Hidroksiapatit-Zeolit A Termodifikasi Ag","authors":"Grisela A. Tatipikalawan, Audy D. Wuntu, M.Si., Vanda S. Kamu, Norrytha L. Wuntu","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.47542","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47542","url":null,"abstract":"Suatu penelitian mengenai fotodegradasi metilen biru (MB), kongo merah (KM), dan kristal ungu (KU) telah dikerjakan dengan menggunakan fotokatalis komposit hidroksiapatit-zeolit A (HAp-ZA) termodifikasi Ag. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan material fotokatalis tersebut dalam mendegradasi pewarna-pewarna sintetik sintetik MB, KM, dan KU dalam larutan dengan pelarut air. Eksperimen fotodegradasi dikerjakan dengan menginteraksikan pewarna sintetik dan fotokatalis di bawah radiasi sinar tampak dengan variasi jumlah fotokatalis. Konsentrasi pewarna sintetik yang tersisa dalam larutan setelah interaksi kemudian diukur dengan instrumen spektrofotometer UV-vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan konsentrasi pewarna sintetik semakin besar dengan bertambahnya jumlah fotokatalis. Meskipun demikian, jumlah pewarna yang mengalami fotodegradasi untuk setiap gram fotokatalis makin kecil dengan bertambahnya massa fotokatalis. Kata kunci: Fotodegradasi, hidroksiapatit, zeolit A, pewarna sintetik","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135364324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-08DOI: 10.35799/cp.16.1.2023.47619
Apriani Sulu Parubak, Yunita Pare Rombe, Putri Sarera Surbakti, None Murtihapsari, Christiana Niken Larasati, Radite Yogaswara, Arniana Anwar, Felycitae Ekalaya Appa, Dewi Lidiawati
Air merupakan suatu senyawa yang tidak terpisahkan dalam kehidupan mahkluk hidup yang ada di alam semesta. Air dapat dijadihkan sebagai komsumsi sehari-hari apabila memenuhi standar baku mutu air dalam kesehatan. Standar baku mutu air minum di Indonesia, terutama air tanah, dalam hal ini sumur, diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/2010. Mutu kulitas air minum dan air bersih yang dapat dikomsumsi oleh manusia tidak melebihi ambang batas maksmium yang ditetapkan agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan bagi tubuh manusia sehingga diperlukan syarat kualitas air minum meliputi parameter fisik, parameter kimiawi, paramater mikrobiologi dan parameter radioaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada air sumur di kampung bugis Wosi Papua Barat. Metode analisis menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Kandungan logam berat Pb dan Cd dalam air sumur di kampung bugis Wosi Papua Barat dari empat titik lokasi dengan nilai rata-rata sebesar 0,0675 mg/L dan 0,01 mg/L. Kata kunci: Air sumur, Logam berat, Papua Barat
{"title":"Identifikasi Logam Berat Pb dan Cd Pada Air Sumur Di Kampung Bugis Wosi Papua Barat","authors":"Apriani Sulu Parubak, Yunita Pare Rombe, Putri Sarera Surbakti, None Murtihapsari, Christiana Niken Larasati, Radite Yogaswara, Arniana Anwar, Felycitae Ekalaya Appa, Dewi Lidiawati","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.47619","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47619","url":null,"abstract":"Air merupakan suatu senyawa yang tidak terpisahkan dalam kehidupan mahkluk hidup yang ada di alam semesta. Air dapat dijadihkan sebagai komsumsi sehari-hari apabila memenuhi standar baku mutu air dalam kesehatan. Standar baku mutu air minum di Indonesia, terutama air tanah, dalam hal ini sumur, diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/2010. Mutu kulitas air minum dan air bersih yang dapat dikomsumsi oleh manusia tidak melebihi ambang batas maksmium yang ditetapkan agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan bagi tubuh manusia sehingga diperlukan syarat kualitas air minum meliputi parameter fisik, parameter kimiawi, paramater mikrobiologi dan parameter radioaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada air sumur di kampung bugis Wosi Papua Barat. Metode analisis menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Kandungan logam berat Pb dan Cd dalam air sumur di kampung bugis Wosi Papua Barat dari empat titik lokasi dengan nilai rata-rata sebesar 0,0675 mg/L dan 0,01 mg/L. Kata kunci: Air sumur, Logam berat, Papua Barat","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135364325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembuatan sabun dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas mutu sabun, aktivitas antioksidan dan antibakteri dengan memanfaatkan bahan alam pelepah aren. Pengujian mutu dilakukan berdasarkan SNI 3532:2021. Aktivitas antioksidan diuji dengan menggunakan metode 1,1 difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram kertas (Kirby-Bauer). Uji SNI pada parameter kadar air, pH, bahan tak larut dalam etanol, asam lemak bebas telah memenuhi syarat mutu. Nilai IC50 ekstrak etanol pelepah aren yaitu 20,33 (µg/mL) tergolong sebagai antioksidan yang sangat kuat. Setiap formula sabun memiliki nilai IC50 berkisar 202,51 µg/mL hingga 57,56 µg/mL dengan kategori sedang hingga kuat. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol pelepah aren pada bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa tergolong kuat, zona hambat formula sabun yang terbentuk pada bakteri P. acnes tergolong kuat hingga sangat kuat dan pada bakteri P. aerugunisa sangat kuat. Kata Kunci: Sabun, pelepah aren, SNI 3532:2021, antioksidan, antibakteri
{"title":"Formulasi Sabun Mandi Padat yang Mengandung Antioksidan dan Antibakteri dari Ekstrak Etanol Pelepah Aren (Arenga pinnata)","authors":"Dirchein Anggraini, Meiske Sientje Sangi, Audy Denny Wuntu","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.47234","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47234","url":null,"abstract":"Pembuatan sabun dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas mutu sabun, aktivitas antioksidan dan antibakteri dengan memanfaatkan bahan alam pelepah aren. Pengujian mutu dilakukan berdasarkan SNI 3532:2021. Aktivitas antioksidan diuji dengan menggunakan metode 1,1 difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram kertas (Kirby-Bauer). Uji SNI pada parameter kadar air, pH, bahan tak larut dalam etanol, asam lemak bebas telah memenuhi syarat mutu. Nilai IC50 ekstrak etanol pelepah aren yaitu 20,33 (µg/mL) tergolong sebagai antioksidan yang sangat kuat. Setiap formula sabun memiliki nilai IC50 berkisar 202,51 µg/mL hingga 57,56 µg/mL dengan kategori sedang hingga kuat. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol pelepah aren pada bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa tergolong kuat, zona hambat formula sabun yang terbentuk pada bakteri P. acnes tergolong kuat hingga sangat kuat dan pada bakteri P. aerugunisa sangat kuat. Kata Kunci: Sabun, pelepah aren, SNI 3532:2021, antioksidan, antibakteri","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135753151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.35799/cp.16.1.2023.46067
Marsel Refanli Karisoh, Edi Suryanto, Harry S. J. Koleangan
Hiperkolesterolimia adalah keadaan ketika kadar kolesterol di dalam darah melebihi batas normal. Mningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh jika dibiarkan, akan menjadi pemicu penimbunan lemak pada pembuluh darah. Kondisi ini akan menyebabkan meningkatnya resiko serangan jantung dan strok. Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan oleoresin yang mengandung fitokimia antioksidan menggunakan metode Soxhletasi dan menganalisis kemampuan oleoresin dalam menurunkan kadar kolesterol. Metodologi penelitian meliputi preparasi sampel, ekstraksi oleoresin, penentuan fitokimia antioksidan (total fenolik, total flavonoid, dan total tanin terkondensasi), serta kemampuan penurunan kadar kolesterol. Rendemen oleoresin yang dihasilkan dengan nilai paling tinggi adalah oleoresin yang larut etil asetat (OEA) 100 mesh sebesar 2,21%. Sedangkan rendemen yang paling rendah adalah oleoresin yang larut n-heksana (OH) 50 mesh sebesar 0,33%. Oleoresin yang larut etanol (OE) 50 mesh memiliki kandungan fenolik (150,57 µg/mL), flavonoid (49,22 µg/mL), dan tanin terkondensasi (5,04 µg/mL) dengan nilai tertinggi. Kemampuan dalam menurunkan kadar kolesterol dengan persentase yang paling tinggi yaitu sampel OH jika dibandingkan dengan OEA dan OE. Hal ini diduga bahwa dalam OH terdapat senyawa yang bukan golongan fenolik yang bertindak sebagai antikolesterol. Kata kunci: Cangkang Biji Pala, Oleoresin, Antikolesterol, Antioksidan
{"title":"Aktivitas Antioksidan Dan Antikolesterol Dari Oleoresin Cangkang Biji Pala","authors":"Marsel Refanli Karisoh, Edi Suryanto, Harry S. J. Koleangan","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.46067","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.46067","url":null,"abstract":"Hiperkolesterolimia adalah keadaan ketika kadar kolesterol di dalam darah melebihi batas normal. Mningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh jika dibiarkan, akan menjadi pemicu penimbunan lemak pada pembuluh darah. Kondisi ini akan menyebabkan meningkatnya resiko serangan jantung dan strok. Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan oleoresin yang mengandung fitokimia antioksidan menggunakan metode Soxhletasi dan menganalisis kemampuan oleoresin dalam menurunkan kadar kolesterol. Metodologi penelitian meliputi preparasi sampel, ekstraksi oleoresin, penentuan fitokimia antioksidan (total fenolik, total flavonoid, dan total tanin terkondensasi), serta kemampuan penurunan kadar kolesterol. Rendemen oleoresin yang dihasilkan dengan nilai paling tinggi adalah oleoresin yang larut etil asetat (OEA) 100 mesh sebesar 2,21%. Sedangkan rendemen yang paling rendah adalah oleoresin yang larut n-heksana (OH) 50 mesh sebesar 0,33%. Oleoresin yang larut etanol (OE) 50 mesh memiliki kandungan fenolik (150,57 µg/mL), flavonoid (49,22 µg/mL), dan tanin terkondensasi (5,04 µg/mL) dengan nilai tertinggi. Kemampuan dalam menurunkan kadar kolesterol dengan persentase yang paling tinggi yaitu sampel OH jika dibandingkan dengan OEA dan OE. Hal ini diduga bahwa dalam OH terdapat senyawa yang bukan golongan fenolik yang bertindak sebagai antikolesterol. Kata kunci: Cangkang Biji Pala, Oleoresin, Antikolesterol, Antioksidan","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135753149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.35799/cp.16.1.2023.47232
Gilbert G. Masoa, None Lidya Irma, None Edi Suryanto
Alga Eucheuma spinosum didapatkan langsung dari seorang nelayan (Pulau Nain Sulahwesi Utara), yang sudah banyak dibudidayakan dan ditelitih. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan serat pangan pada berbagai ukuran serbuk (mesh), serta penentuan penghambatan enzim α-amilase dan penyerapan kolesterol. Prosedur penelitian meliputi preparasi sampel, ekstraksi, analisis proksimat, penentuan kandungan serat pangan, uji penghambatan enzim α-amilase, uji penyerapan kolesterol dan analisis data. Serbuk dibedakan dengan ukuran ayakan yaitu 200 mesh, 100 mesh dan < 100 mesh. Hasil penelitian menunjukkan presetase rendemen tertinggi pada sampel 200 mesh (0,97%). Komposisi kimia E. spinosum deretan tertingi-rendah yaitu karbohidrat, kadar air, kadar abu, protein dan kadar lemak dan tidak berpengaruh pada ukuran sampel. Kandungan serat pangan menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran serbuk, maka semakin tinggi kandungan serat pangan 200 mesh (13,00%), 100 mesh (9,41%) dan < 100 mesh (7,08%). Potensi aktivitas serat pangan berpengaruh pada penghambatan enzim α-amilase 200 mesh (67,12%), 100 mesh (64,07%) dan < 100 mesh (70,85%) untuk ekstrak presetase masing-masing yaitu 200 mesh (63,29%), 100 mesh (56,18%) dan < 100 mesh (51,65%) dan juga penyerapan kolesterol 200 mesh (62,77%), 100 mesh (62,51%) dan < 100 mesh (60,36%) untuk ekstrak sampel 200 mesh (46,56%), 100 mesh (38,28%) dan < 100 mesh (42,55%). Kata kunci: Serat pangan, enzim α-amilase, kolesterol, E. spinosum
{"title":"Aktivitas Penghambatan Enzim α-Amilase dan Penyerapan Kolesterol Dari Serat Pangan Alga Eucheuma spinosum","authors":"Gilbert G. Masoa, None Lidya Irma, None Edi Suryanto","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.47232","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47232","url":null,"abstract":"Alga Eucheuma spinosum didapatkan langsung dari seorang nelayan (Pulau Nain Sulahwesi Utara), yang sudah banyak dibudidayakan dan ditelitih. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan serat pangan pada berbagai ukuran serbuk (mesh), serta penentuan penghambatan enzim α-amilase dan penyerapan kolesterol. Prosedur penelitian meliputi preparasi sampel, ekstraksi, analisis proksimat, penentuan kandungan serat pangan, uji penghambatan enzim α-amilase, uji penyerapan kolesterol dan analisis data. Serbuk dibedakan dengan ukuran ayakan yaitu 200 mesh, 100 mesh dan < 100 mesh. Hasil penelitian menunjukkan presetase rendemen tertinggi pada sampel 200 mesh (0,97%). Komposisi kimia E. spinosum deretan tertingi-rendah yaitu karbohidrat, kadar air, kadar abu, protein dan kadar lemak dan tidak berpengaruh pada ukuran sampel. Kandungan serat pangan menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran serbuk, maka semakin tinggi kandungan serat pangan 200 mesh (13,00%), 100 mesh (9,41%) dan < 100 mesh (7,08%). Potensi aktivitas serat pangan berpengaruh pada penghambatan enzim α-amilase 200 mesh (67,12%), 100 mesh (64,07%) dan < 100 mesh (70,85%) untuk ekstrak presetase masing-masing yaitu 200 mesh (63,29%), 100 mesh (56,18%) dan < 100 mesh (51,65%) dan juga penyerapan kolesterol 200 mesh (62,77%), 100 mesh (62,51%) dan < 100 mesh (60,36%) untuk ekstrak sampel 200 mesh (46,56%), 100 mesh (38,28%) dan < 100 mesh (42,55%). Kata kunci: Serat pangan, enzim α-amilase, kolesterol, E. spinosum","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135753150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-07DOI: 10.35799/cp.16.1.2023.47458
Witti Afifi Pawah, Edi Suryanto, Feti Fatimah
Tujuan penenlitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan ekstrak sekuensial dari batang kemangi (Ocimum sanctum L.), kemampuannya untuk menangkal radikal bebas, dan fenolik, flavonoid, tannin terkondensasi dan kemampuan menghambat aktivitas enzim α-amilase. Serbuk batang kemangi diekstraksi secara sekuensial menggunakan heksana, etil asetat, etanol dan metanol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol (EE) memiliki kandungan fenolik, flavonoid dan tanin terkondensasi tertinggi daripada ekstrak etil asetat (EEA), ekstrak methanol (EM) dan ekstrak n-heksana (ENH). Ekstrak EE (89,91%) dan EEA (88,75%) menunjukkan aktivitas penangkal radikal bebas DPPH paling tinggi daripada ekstrak EM (81,89%) dan ENH (39,11%), tetapi lebih rendah daripada α-tokoferol (99,46%) sebagai kontrol positif. Hasil ini juga menunjukkan bahwa ekstrak EE memiliki aktivitas penangkal radikal bebas ABTS lebih tinggi (70,69%) dibandingkan dengan ekstrak EEA (61,86%), EM (61,59%), dan ENH (6,67%). Hasil pengujian aktivitas penghambatan enzim α-amilase menunjukkan bahwa ekstrak EM, EE, EEA tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan acarbose sebagai kontrol positif. Ekstrak batang kemangi memiliki potensi antioksidan yang kuat dan dapat menghambat enzim α-amilase dalam pencegahan hiperglikemia. Kata kunci: Batang kemangi, aktivitas antioksidan, enzim α-amilase
{"title":"Aktivitas Antioksidan Dan Penghambatan Enzim α-Amilase Dari Ekstrak Limbah Batang Kemangi","authors":"Witti Afifi Pawah, Edi Suryanto, Feti Fatimah","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.47458","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47458","url":null,"abstract":"Tujuan penenlitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan ekstrak sekuensial dari batang kemangi (Ocimum sanctum L.), kemampuannya untuk menangkal radikal bebas, dan fenolik, flavonoid, tannin terkondensasi dan kemampuan menghambat aktivitas enzim α-amilase. Serbuk batang kemangi diekstraksi secara sekuensial menggunakan heksana, etil asetat, etanol dan metanol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol (EE) memiliki kandungan fenolik, flavonoid dan tanin terkondensasi tertinggi daripada ekstrak etil asetat (EEA), ekstrak methanol (EM) dan ekstrak n-heksana (ENH). Ekstrak EE (89,91%) dan EEA (88,75%) menunjukkan aktivitas penangkal radikal bebas DPPH paling tinggi daripada ekstrak EM (81,89%) dan ENH (39,11%), tetapi lebih rendah daripada α-tokoferol (99,46%) sebagai kontrol positif. Hasil ini juga menunjukkan bahwa ekstrak EE memiliki aktivitas penangkal radikal bebas ABTS lebih tinggi (70,69%) dibandingkan dengan ekstrak EEA (61,86%), EM (61,59%), dan ENH (6,67%). Hasil pengujian aktivitas penghambatan enzim α-amilase menunjukkan bahwa ekstrak EM, EE, EEA tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan acarbose sebagai kontrol positif. Ekstrak batang kemangi memiliki potensi antioksidan yang kuat dan dapat menghambat enzim α-amilase dalam pencegahan hiperglikemia. Kata kunci: Batang kemangi, aktivitas antioksidan, enzim α-amilase","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135962574","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-06DOI: 10.35799/cp.16.1.2023.47545
Henry F. Aritonang, S.Si., M.Si., Ryscha Yolrian Babay
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mensintesis nanopartikel magnesium oksida (MgO) dari sumber prekursor Mg(NO3)2 dengan bantuan gelombang mikro (microwave). Sintesis dilakukan di dalam microwave pada suhu 100 °C dengan waktu pemanasan 0; 5; 10; 15 dan 20 menit. Nanopartikel MgO yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffractometry (XRD) dan diuji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi zat warna methylene blue (MB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel MgO dapat disintesis dan sesuai dengan daerah 2θ standar dari ICSD no.9863 dan masing-masing ukuran nanopartikel MgO adalah 18,97; 12,79; 45,92; 42,74 dan 15,82 nm. Nanopartikel MgO dapat berfungsi sebagai fotokatalis dalam mendegradasi zat warna methylene blue dengan nilai % degradasi sebesar 93,12%; 94; 90,84; 93,52 dan 91,61%, masing-masing untuk waktu pemanasan 0; 5; 10; 15 dan 20 menit, dan waktu kontak optimumnya adalah 120 menit.
{"title":"Sintesis Nanopartikel Magnesium Oksida dengan Bantuan Gelombang Mikro dan Aplikasinya Sebagai Fotokatalis","authors":"Henry F. Aritonang, S.Si., M.Si., Ryscha Yolrian Babay","doi":"10.35799/cp.16.1.2023.47545","DOIUrl":"https://doi.org/10.35799/cp.16.1.2023.47545","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mensintesis nanopartikel magnesium oksida (MgO) dari sumber prekursor Mg(NO3)2 dengan bantuan gelombang mikro (microwave). Sintesis dilakukan di dalam microwave pada suhu 100 °C dengan waktu pemanasan 0; 5; 10; 15 dan 20 menit. Nanopartikel MgO yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffractometry (XRD) dan diuji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi zat warna methylene blue (MB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel MgO dapat disintesis dan sesuai dengan daerah 2θ standar dari ICSD no.9863 dan masing-masing ukuran nanopartikel MgO adalah 18,97; 12,79; 45,92; 42,74 dan 15,82 nm. Nanopartikel MgO dapat berfungsi sebagai fotokatalis dalam mendegradasi zat warna methylene blue dengan nilai % degradasi sebesar 93,12%; 94; 90,84; 93,52 dan 91,61%, masing-masing untuk waktu pemanasan 0; 5; 10; 15 dan 20 menit, dan waktu kontak optimumnya adalah 120 menit.","PeriodicalId":49662,"journal":{"name":"Progress in Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136012063","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}