Nor Sinta Hidayati, Hifdzur Rashif Rija’i, Angga Cipta Narsa
Bunga telang (Clitoria ternatea L.) merupakan tumbuhan merambat yang masuk ke dalam suku Febaceae. Masker gel peel off adalah sediaan kosmetik berbentuk gel yang dioleskan pada kulit wajah dan dibiarkan hingga mengering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formula optimum dari basis masker gel peel off dan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol bunga telang. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan eksperimental laboratorium. Optimasi basis masker gel peel off dilakukan dengan membuat variasi konsentrasi PVA yaitu 10%, 12,5% dan 15%. Hasil penelitian menunjukan bahwa formula dengan konsentrasi PVA 12,5% memenuhi kriteria sediaan yang optimum dengan hasil evaluasi organoleptik berwarna bening, tekstur kental dengan aroma yang khas, pH sediaan 5,43. Uji homogenitas menunjukan bahwa sediaan homogen dengan viskositas 20,930 Pa.s, daya lekat 6,334 cm, waktu kering 22 menit, dan uji sineresis menunjukan tidak adanya lapisan air pada permukaan sediaan. Hasil skrining fitokimia menunjukan ekstrak etanol bunga telang positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, terpenoid, saponin, steroid dan antosianin.
{"title":"Optimasi Basis Sediaan Masker Gel Peel off dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria ternatea L.)","authors":"Nor Sinta Hidayati, Hifdzur Rashif Rija’i, Angga Cipta Narsa","doi":"10.25026/mpc.v17i1.684","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.684","url":null,"abstract":"Bunga telang (Clitoria ternatea L.) merupakan tumbuhan merambat yang masuk ke dalam suku Febaceae. Masker gel peel off adalah sediaan kosmetik berbentuk gel yang dioleskan pada kulit wajah dan dibiarkan hingga mengering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formula optimum dari basis masker gel peel off dan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol bunga telang. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan eksperimental laboratorium. Optimasi basis masker gel peel off dilakukan dengan membuat variasi konsentrasi PVA yaitu 10%, 12,5% dan 15%. Hasil penelitian menunjukan bahwa formula dengan konsentrasi PVA 12,5% memenuhi kriteria sediaan yang optimum dengan hasil evaluasi organoleptik berwarna bening, tekstur kental dengan aroma yang khas, pH sediaan 5,43. Uji homogenitas menunjukan bahwa sediaan homogen dengan viskositas 20,930 Pa.s, daya lekat 6,334 cm, waktu kering 22 menit, dan uji sineresis menunjukan tidak adanya lapisan air pada permukaan sediaan. Hasil skrining fitokimia menunjukan ekstrak etanol bunga telang positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, terpenoid, saponin, steroid dan antosianin.","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Himmatul Ulya, Noviyanty Indjar Gama, Islamudin Ahmad
COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit penyebab infeksi Severe Acute Respiratory Syndrom (SARSCoV-2) yang menyerang saluran pernapasan hingga organ lain pada manusia. Proses transmisi yang cukup tinggi antar manusia menyebabkan virus ini bergerak cepat menyebar dan ditetapkan sebagai pandemi. Hingga saat inipun masih belum ada pengobatan spesifik terkait infeksi SARSCoV-2, sehingga tatalaksana pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan terapi simptomatik sesuai gejala, terapi suportif untuk pencegahan komplikasi serta pengobatan sesuai komorbid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien serta profil pengobatan pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit X Kota Samarinda tahun 2020. Metode pengumpulan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan catatan rekam medis pasen COVID-19 selama periode Januari hingga Desember tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 95 pasien penderita COVID-19 didominasi oleh laki-laki (52,63%), mayoritas berusia 26 – 45 tahun (40%), tidak memiliki penyakit penyerta (73,68%) dan lama perawatan selama 7 – 14 hari (51,58%). Hasil penelitian pada profil pengobatan pasien COVID-19 diperoleh terapi suportif terbanyak Antivirus Oseltamivir (6,54%), Antibiotik Azithromycin (6,45%), Antikoagulan Fondapurinux Na (1,55%), Vitamin Becomzet® (2,58%) dan terapi simptomatik terbanyak Gangguan Pencernaan Omeprazole (4,99%), Mukolitik Asetilsistein (7,49%), Analgesik dan Antipiretik Paracetamol (4,82%), Kortikosteroid Dexamethasone (1,72%).
{"title":"Kajian Profil Pengobatan pada Pasien COVID-19 di Rumah Sakit X Kota Samarinda Tahun 2020","authors":"Himmatul Ulya, Noviyanty Indjar Gama, Islamudin Ahmad","doi":"10.25026/mpc.v17i1.692","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.692","url":null,"abstract":"COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit penyebab infeksi Severe Acute Respiratory Syndrom (SARSCoV-2) yang menyerang saluran pernapasan hingga organ lain pada manusia. Proses transmisi yang cukup tinggi antar manusia menyebabkan virus ini bergerak cepat menyebar dan ditetapkan sebagai pandemi. Hingga saat inipun masih belum ada pengobatan spesifik terkait infeksi SARSCoV-2, sehingga tatalaksana pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan terapi simptomatik sesuai gejala, terapi suportif untuk pencegahan komplikasi serta pengobatan sesuai komorbid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien serta profil pengobatan pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit X Kota Samarinda tahun 2020. Metode pengumpulan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan catatan rekam medis pasen COVID-19 selama periode Januari hingga Desember tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 95 pasien penderita COVID-19 didominasi oleh laki-laki (52,63%), mayoritas berusia 26 – 45 tahun (40%), tidak memiliki penyakit penyerta (73,68%) dan lama perawatan selama 7 – 14 hari (51,58%). Hasil penelitian pada profil pengobatan pasien COVID-19 diperoleh terapi suportif terbanyak Antivirus Oseltamivir (6,54%), Antibiotik Azithromycin (6,45%), Antikoagulan Fondapurinux Na (1,55%), Vitamin Becomzet® (2,58%) dan terapi simptomatik terbanyak Gangguan Pencernaan Omeprazole (4,99%), Mukolitik Asetilsistein (7,49%), Analgesik dan Antipiretik Paracetamol (4,82%), Kortikosteroid Dexamethasone (1,72%).","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ina Indriyani, Novita Eka Kartab Putri, Laode Rijai
Tabir surya merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk menyerap sinar UV sehingga dapat mengurangi jumlah radiasi UV yang berbahaya pada kulit. Daun kersen (Muntungia calabura L) adalah salah satu herbal tropis yang dilaporkan memiliki kandungan flavonoid yang tinggi sehingga bisa dimaanfaatkan sebagai bahan aktif yang alami untuk pembuatan lotion tabir surya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan formulasi sediaan lotion tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) serta mengetahui nilai SPF-nya. Sampel yang digunakan adalah Daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang dikeringkan, diserbuk kemudian dilakukan proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol daun kersen dibuat dalam konsentrasi 0,002%, 0,004%, 0,006%, 0,008%, dan 0,01%. Hasil nilai SPF yang diperoleh dari ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan konsentrasi 0,002%, 0,004%, 0,006%, 0,008% dan 0,01% sebesar 2,366; 8,214; 14,789; 19,379; 24,965. Ekstrak etanol daun kersen dapat memberikan efektifitas perlindungan terhadap sinar UV
{"title":"Formulasi Sediaan Lotion dari Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Sebagai Tabir Surya","authors":"Ina Indriyani, Novita Eka Kartab Putri, Laode Rijai","doi":"10.25026/mpc.v17i1.687","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.687","url":null,"abstract":"Tabir surya merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk menyerap sinar UV sehingga dapat mengurangi jumlah radiasi UV yang berbahaya pada kulit. Daun kersen (Muntungia calabura L) adalah salah satu herbal tropis yang dilaporkan memiliki kandungan flavonoid yang tinggi sehingga bisa dimaanfaatkan sebagai bahan aktif yang alami untuk pembuatan lotion tabir surya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan formulasi sediaan lotion tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) serta mengetahui nilai SPF-nya. Sampel yang digunakan adalah Daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang dikeringkan, diserbuk kemudian dilakukan proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol daun kersen dibuat dalam konsentrasi 0,002%, 0,004%, 0,006%, 0,008%, dan 0,01%. Hasil nilai SPF yang diperoleh dari ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan konsentrasi 0,002%, 0,004%, 0,006%, 0,008% dan 0,01% sebesar 2,366; 8,214; 14,789; 19,379; 24,965. Ekstrak etanol daun kersen dapat memberikan efektifitas perlindungan terhadap sinar UV","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365470","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lia Novita Alydrus, Sabaniah Indjar Gama, Laode Rijai
Bidara (Ziziphus mauritiana) merupakan salah satu tanaman di Indonesia yang telah banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Salah satu khasiat yang terdapat pada tanaman ini ialah sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui rendemen, senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak daun bidara terhadap Propionibacterium acnes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bidara memiliki nilai rendemen sebesar 14,97% dengan beberapa senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Berdasarkan uji aktivitas antibakteri, ekstrak daun bidara dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan kategori sedang pada kosentrasi 15% dan 20% dengan zona hambat sebesar 5,41 mm dan 6,43mm.
{"title":"Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes","authors":"Lia Novita Alydrus, Sabaniah Indjar Gama, Laode Rijai","doi":"10.25026/mpc.v17i1.688","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.688","url":null,"abstract":"Bidara (Ziziphus mauritiana) merupakan salah satu tanaman di Indonesia yang telah banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Salah satu khasiat yang terdapat pada tanaman ini ialah sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui rendemen, senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak daun bidara terhadap Propionibacterium acnes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bidara memiliki nilai rendemen sebesar 14,97% dengan beberapa senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Berdasarkan uji aktivitas antibakteri, ekstrak daun bidara dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan kategori sedang pada kosentrasi 15% dan 20% dengan zona hambat sebesar 5,41 mm dan 6,43mm.","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365582","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Elisabeth James Randan, Hifdzur Rashif Rija’i, Islamudin Ahmad
Tumbuhan Bajakah dengan nama ilmiah Uncaria nervosa Elmer merupakan salah satu tumbuhan yang berasal dari pulau Kalimantan, dan digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai obat tradisonal. Telah dilakukan berbagai penelitian yang menyajikan infomasi aktivitas tumbuhan akar bajakah dapat mengobati berbagai penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada ekstrak metanol dan ekstrak partisi n-heksan akar Bajakah melalui skrining fitokimia dan profil KLT. Ekstraksi dilakukan menggunakan metanol dengan cara maserasi dan nilai rendemen sebesar 1,64%. Kemudian dilakukan partisi cair-cair dengan pelarut n-heksan dan nilai rendemen sebesar 12,5%. Dilakukan skrining fitokimia dan profil KLT golongan metabolit sekunder pada ekstrak metanol ialah alkaloid, fenol, terpenoid, flavonoid, dan saponin dan ekstrak partisi n-heksan ialah Terpenoid. Kemudian dilakukan uji kualitatif antioksidan dengan metode DPPH ekstrak metanol dan ekstrak partisi n-heksan memiliki aktivitas antioksidan yang ditandai dengan 4 noda berwarna kuning dengan nilai RF 0,4; 0,6; 0,8 dan 0,96 pada plat KLT yang disemprotkan DPPH.
{"title":"Skrining Fitokimia dan Profil KLT Antioksidan Ekstrak Metanol dan Ekstrak Partisi N-Heksana Akar Bajakah (Uncaria nervosa Elmer)","authors":"Elisabeth James Randan, Hifdzur Rashif Rija’i, Islamudin Ahmad","doi":"10.25026/mpc.v17i1.682","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.682","url":null,"abstract":"Tumbuhan Bajakah dengan nama ilmiah Uncaria nervosa Elmer merupakan salah satu tumbuhan yang berasal dari pulau Kalimantan, dan digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai obat tradisonal. Telah dilakukan berbagai penelitian yang menyajikan infomasi aktivitas tumbuhan akar bajakah dapat mengobati berbagai penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada ekstrak metanol dan ekstrak partisi n-heksan akar Bajakah melalui skrining fitokimia dan profil KLT. Ekstraksi dilakukan menggunakan metanol dengan cara maserasi dan nilai rendemen sebesar 1,64%. Kemudian dilakukan partisi cair-cair dengan pelarut n-heksan dan nilai rendemen sebesar 12,5%. Dilakukan skrining fitokimia dan profil KLT golongan metabolit sekunder pada ekstrak metanol ialah alkaloid, fenol, terpenoid, flavonoid, dan saponin dan ekstrak partisi n-heksan ialah Terpenoid. Kemudian dilakukan uji kualitatif antioksidan dengan metode DPPH ekstrak metanol dan ekstrak partisi n-heksan memiliki aktivitas antioksidan yang ditandai dengan 4 noda berwarna kuning dengan nilai RF 0,4; 0,6; 0,8 dan 0,96 pada plat KLT yang disemprotkan DPPH.","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dinda Hariyanti, Fajar Prasetya, Vita Olivia Siregar
Jeruk manis pontianak (Citrus nobilis Lour.) merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman holtikultura di Kalimantan Barat, Pontianak. Umumnya, kulit jeruk di Indonesia hanya dibuang begitu saja padahal kulit jeruk memiliki banyak khasiat terlebih jika diolah menjadi minyak atsiri. Senyawa yang terkandung dalam kulit jeruk bermanfaat dalam bidang kesehatan yaitu sebagai antibakteri, antijamur, antioksidan, antiaging, dan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak yang diekstraksi dengan metode microwave hydrodistillation. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah analisis fitokimia. Minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak diperoleh dengan ekstraksi microwave hydrodistillation. Minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak yang dihasilkan kemudian dilakukan uji skrining fitokimia. Hasil uji skrining fitokimia didapatkan hasil bahwa minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak positif mengandung senyawa flavonoid, saponin, terpenoid, dan alkaloid, sedangkan hasil negatif mengandung senyawa steroid
{"title":"Identifikasi Metabolit Sekunder Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis Pontianak (Citrus nobilis Lour.) Menggunakan Metode Ekstraksi Microwave Hydrodistillation","authors":"Dinda Hariyanti, Fajar Prasetya, Vita Olivia Siregar","doi":"10.25026/mpc.v17i1.686","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.686","url":null,"abstract":"Jeruk manis pontianak (Citrus nobilis Lour.) merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman holtikultura di Kalimantan Barat, Pontianak. Umumnya, kulit jeruk di Indonesia hanya dibuang begitu saja padahal kulit jeruk memiliki banyak khasiat terlebih jika diolah menjadi minyak atsiri. Senyawa yang terkandung dalam kulit jeruk bermanfaat dalam bidang kesehatan yaitu sebagai antibakteri, antijamur, antioksidan, antiaging, dan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak yang diekstraksi dengan metode microwave hydrodistillation. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah analisis fitokimia. Minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak diperoleh dengan ekstraksi microwave hydrodistillation. Minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak yang dihasilkan kemudian dilakukan uji skrining fitokimia. Hasil uji skrining fitokimia didapatkan hasil bahwa minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak positif mengandung senyawa flavonoid, saponin, terpenoid, dan alkaloid, sedangkan hasil negatif mengandung senyawa steroid","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yeni Kurniasari Tri Susilowati, Satriani Badawi, Yurika Sastyarina
Hipertensi adalah tekanan darah arteri yang meningkat dimana tekanan darah sistolik <130 mmHg dan tekanan darah diastolik <80mmHg. Prevalensi hipertensi di Kalimantan Timur sebesar 29,6% pada tahun 2018. Tingginya angka kejadian hipertensi di dunia, dipengaruuhi oleh dua jenis faktor, yaitu faktor yang tidak bisa diubah seperti umur dan jenis kelamin. Selanjutnya, faktor yang bisa diubah adalah obesitas, kurang olahraga, dan riwayat penyakit lain. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antihipertensi yaitu buah naga merah dan buah pepaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik penderita hipertensi dengan tingkat kejadian hipertensi di Klinik Bunga Bakung dan mengkaji pengaruh pemberian jus buah naga merah dan jus buah pepaya terhadap penderita hipertensi. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi lapangan penderita hipertensi di Klinik Bunga Bakung dan kajian pustaka secara elektronik dengan mengakses situs pencarian jurnal ilmiah. Hasil observasi lapangan didapatkan bahwa karakteristik responden tertinggi memiliki jenis kelamin perempuan (86%), umur 46-55 (50%), pendidikan SD dan SMA/ SMK (29%), pekerjaan IRT (46%), IMT diatas normal (100%), dan tidak ada riwayat penyakit (50%). Hasil penelitian berdasarkan kajian literatur menunjukkan bahwa adanya pengaruh hubungan karakteristik dan pengaruh pemberian jus buah naga merah dan jus buah pepaya terhadap penderita hipertensi.
{"title":"Pengaruh Hubungan Karakteristik dan Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) dan Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) pada Penderita Hipertensi","authors":"Yeni Kurniasari Tri Susilowati, Satriani Badawi, Yurika Sastyarina","doi":"10.25026/mpc.v17i1.691","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.691","url":null,"abstract":"Hipertensi adalah tekanan darah arteri yang meningkat dimana tekanan darah sistolik <130 mmHg dan tekanan darah diastolik <80mmHg. Prevalensi hipertensi di Kalimantan Timur sebesar 29,6% pada tahun 2018. Tingginya angka kejadian hipertensi di dunia, dipengaruuhi oleh dua jenis faktor, yaitu faktor yang tidak bisa diubah seperti umur dan jenis kelamin. Selanjutnya, faktor yang bisa diubah adalah obesitas, kurang olahraga, dan riwayat penyakit lain. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antihipertensi yaitu buah naga merah dan buah pepaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik penderita hipertensi dengan tingkat kejadian hipertensi di Klinik Bunga Bakung dan mengkaji pengaruh pemberian jus buah naga merah dan jus buah pepaya terhadap penderita hipertensi. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi lapangan penderita hipertensi di Klinik Bunga Bakung dan kajian pustaka secara elektronik dengan mengakses situs pencarian jurnal ilmiah. Hasil observasi lapangan didapatkan bahwa karakteristik responden tertinggi memiliki jenis kelamin perempuan (86%), umur 46-55 (50%), pendidikan SD dan SMA/ SMK (29%), pekerjaan IRT (46%), IMT diatas normal (100%), dan tidak ada riwayat penyakit (50%). Hasil penelitian berdasarkan kajian literatur menunjukkan bahwa adanya pengaruh hubungan karakteristik dan pengaruh pemberian jus buah naga merah dan jus buah pepaya terhadap penderita hipertensi.","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365585","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Aulia, Novita Eka Kartab Putri, Risna Agustina
Bawang putih (Allium sativum) dan daun kemangi (Ocimum basilicum) merupakan tanaman yang biasa di konsumsi dan juga digunakan sebagai obat herbal. Bawang putih (Allium sativum) diketahui mengandung senyawa flavonoid, saponin, allicin. Sedangkan kemangi (Ocimum basilicum) mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan eugenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen dan senyawa metabolit sekunder dari infusa bawang putih dan infusa kemangi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini infudasi. Hasil penelitian rendemen infusa bawang putih 70% dan infusa kemangi sebesar 20%, pada pengujian Skrining fitokimia menunjukkan bahwa infusa bawang putih mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin sedangkan infusa kemangi mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, dan steroid. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa rendemen dari ekstrak bawang putih tidak kurang dari 26% dan infusa kemangi tidak kurang dari 5,6% sehingga memenuhi standar dari farmakope herbal.
{"title":"Skrinning Fitokimia Infusa Bawang Putih (Allium sativum) dan Infusa Kemangi (Ocimum basilicum)","authors":"Nur Aulia, Novita Eka Kartab Putri, Risna Agustina","doi":"10.25026/mpc.v17i1.685","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.685","url":null,"abstract":"Bawang putih (Allium sativum) dan daun kemangi (Ocimum basilicum) merupakan tanaman yang biasa di konsumsi dan juga digunakan sebagai obat herbal. Bawang putih (Allium sativum) diketahui mengandung senyawa flavonoid, saponin, allicin. Sedangkan kemangi (Ocimum basilicum) mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan eugenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen dan senyawa metabolit sekunder dari infusa bawang putih dan infusa kemangi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini infudasi. Hasil penelitian rendemen infusa bawang putih 70% dan infusa kemangi sebesar 20%, pada pengujian Skrining fitokimia menunjukkan bahwa infusa bawang putih mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin sedangkan infusa kemangi mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, dan steroid. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa rendemen dari ekstrak bawang putih tidak kurang dari 26% dan infusa kemangi tidak kurang dari 5,6% sehingga memenuhi standar dari farmakope herbal.","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2018 sebesar 34,1%. Prevalensi hipertensi usia diatas 18 tahun tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 44,1% dan peringkat ke tiga penderita hipertensi adalah kalimantan timur sebasar 39,3%. Buah tomat (Solanium lycopersicum) dan buah melon (Cucumis melo L.) memiliki kandungan kalium yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi.Tujuan penelitian pengaruh pemberian kombinasi jus buah tomat dan buah melon terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode penelitian quasi experimental dengan desain One group pre test and post test design. Pada penelitiam ini intervensi diberikan selama 7 hari dan dilakukan pengukuran tekanan darah responden sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian diperoleh hasil berbeda singnifikan dengan p value (0.000). Pemberian kombinasi jus buah tomat dan buah melon memberikan efek penurunan tekanan darah secara signifikan.
{"title":"Pengaruh Pemberian Jus Tomat (Solanium lycopersicum) dan Melon (Cucumis melo L.) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi","authors":"Siti Munawaroh, Dewi Rahmawati, Yurika Sastyarina","doi":"10.25026/mpc.v17i1.690","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.690","url":null,"abstract":"Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2018 sebesar 34,1%. Prevalensi hipertensi usia diatas 18 tahun tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 44,1% dan peringkat ke tiga penderita hipertensi adalah kalimantan timur sebasar 39,3%. Buah tomat (Solanium lycopersicum) dan buah melon (Cucumis melo L.) memiliki kandungan kalium yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi.Tujuan penelitian pengaruh pemberian kombinasi jus buah tomat dan buah melon terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode penelitian quasi experimental dengan desain One group pre test and post test design. Pada penelitiam ini intervensi diberikan selama 7 hari dan dilakukan pengukuran tekanan darah responden sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian diperoleh hasil berbeda singnifikan dengan p value (0.000). Pemberian kombinasi jus buah tomat dan buah melon memberikan efek penurunan tekanan darah secara signifikan.","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tumbuhan Sungkai (Paronema canescens Jack) secara empiris digunakan oleh masyarakat suku Dayak untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ekstrak daun sungkai memiliki aktivitas tabir surya kategori ultra dengan nilai SPF (Sun Protecting Factor) pada konsentrasi 600 ppm, 400 ppm, 200 ppm masing masing 24 . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui metabolit sekunder ekstrak etanol daun sungkai, kelarutan ekstrak etanol daun sungkai, dan nilai SPF ekstrak etanol daun sungkai. Metode penelitian yang digunakan yaitu ekstraksi dengan metode maserasi, kemudian dilakukan uji kelarutan serta uji aktivitas Hasil penelitian yang di dapatkan adalah metabolit sekunder ekstrak daun sungkai mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, dan steroid dengan rendemen ekstrak yang di dapat sebesar 23,33%. Kelarutan ekstrak daun sungkai pada pelarut etanol sebesar 84%, dalam aquades 62%, dan dalam n-heksan 55%. Nilai SPF ekstrak daun sungkai pada konsentrasi 200, 300, 400, 500, 600,700, dan 800 ppm masing-masing sebesar 15,46 ; 15,82 ; 19,29 ; 20,91 ; 24,36 ; 25,75; dan 27,00 sehingga termasuk kategori proteksi ultra.
{"title":"Profil Metabolit Sekunder, Kelarutan, dan Aktivitas Tabir Surya Ekstrak Etanol Daun Sungkai (Paronema canescens Jack)","authors":"Putri Sekardjati, Niken Indriyanti, Mentary Bafadal","doi":"10.25026/mpc.v17i1.689","DOIUrl":"https://doi.org/10.25026/mpc.v17i1.689","url":null,"abstract":"Tumbuhan Sungkai (Paronema canescens Jack) secara empiris digunakan oleh masyarakat suku Dayak untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ekstrak daun sungkai memiliki aktivitas tabir surya kategori ultra dengan nilai SPF (Sun Protecting Factor) pada konsentrasi 600 ppm, 400 ppm, 200 ppm masing masing 24 . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui metabolit sekunder ekstrak etanol daun sungkai, kelarutan ekstrak etanol daun sungkai, dan nilai SPF ekstrak etanol daun sungkai. Metode penelitian yang digunakan yaitu ekstraksi dengan metode maserasi, kemudian dilakukan uji kelarutan serta uji aktivitas Hasil penelitian yang di dapatkan adalah metabolit sekunder ekstrak daun sungkai mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, dan steroid dengan rendemen ekstrak yang di dapat sebesar 23,33%. Kelarutan ekstrak daun sungkai pada pelarut etanol sebesar 84%, dalam aquades 62%, dan dalam n-heksan 55%. Nilai SPF ekstrak daun sungkai pada konsentrasi 200, 300, 400, 500, 600,700, dan 800 ppm masing-masing sebesar 15,46 ; 15,82 ; 19,29 ; 20,91 ; 24,36 ; 25,75; dan 27,00 sehingga termasuk kategori proteksi ultra.","PeriodicalId":497925,"journal":{"name":"Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences","volume":"208 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136365471","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}