首页 > 最新文献

Jurnal Konstitusi最新文献

英文 中文
Legal Policy of President Joko Widodo and the Independence of Constitutional Court 佐科-维多多总统的法律政策与宪法法院的独立性
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2113
Yance Arizona
This article discusses the independence of the Constitutional Court in reviewing legislation created by President Joko Widodo. There are three main questions posted: What is the character of legal policy under President Joko Widodo, how has the role of the Constitutional Court shifted in the last decade and what is the character of the Constitutional Court’s decisions in reviewing legislation enacted by President Joko Widodo. These questions are discussed using normative research on Constitutional Court decisions. Data from the results of this research are deployed quantitatively and qualitatively. Quantitative data is displayed to show legislative trends and Constitutional Court decisions. Analysis was carried out on 78 laws and 277 Constitutional Court Decisions. Meanwhile, qualitative research is to assess the character of legislation and Constitutional Court decisions through case studies of several Constitutional Court decisions related to politics, economics, law enforcement institutions and civil liberties. This article shows that the Constitutional Court has not been effective in exercising judicial review of legislation enacted under President Joko Widodo, amidst an increasingly abusive legislative process.
本文讨论了宪法法院在审查佐科-维多多总统制定的法律时的独立性问题。文章提出了三个主要问题:佐科-维多多总统领导下的法律政策有何特点,宪法法院的角色在过去十年中发生了怎样的转变,宪法法院在审查佐科-维多多总统制定的法律时做出的裁决有何特点。我们将通过对宪法法院裁决的规范性研究来讨论这些问题。研究成果中的数据将以定量和定性的方式进行部署。定量数据显示立法趋势和宪法法院判决。对 78 部法律和 277 项宪法法院判决进行了分析。同时,定性研究通过对宪法法院有关政治、经济、执法机构和公民自由的若干判决进行案例研究,评估立法和宪法法院判决的特点。本文表明,在立法程序日益滥用的情况下,宪法法院未能有效地对佐科-维多多总统领导下颁布的立法进行司法审查。
{"title":"Legal Policy of President Joko Widodo and the Independence of Constitutional Court","authors":"Yance Arizona","doi":"10.31078/jk2113","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2113","url":null,"abstract":"This article discusses the independence of the Constitutional Court in reviewing legislation created by President Joko Widodo. There are three main questions posted: What is the character of legal policy under President Joko Widodo, how has the role of the Constitutional Court shifted in the last decade and what is the character of the Constitutional Court’s decisions in reviewing legislation enacted by President Joko Widodo. These questions are discussed using normative research on Constitutional Court decisions. Data from the results of this research are deployed quantitatively and qualitatively. Quantitative data is displayed to show legislative trends and Constitutional Court decisions. Analysis was carried out on 78 laws and 277 Constitutional Court Decisions. Meanwhile, qualitative research is to assess the character of legislation and Constitutional Court decisions through case studies of several Constitutional Court decisions related to politics, economics, law enforcement institutions and civil liberties. This article shows that the Constitutional Court has not been effective in exercising judicial review of legislation enacted under President Joko Widodo, amidst an increasingly abusive legislative process.","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140405495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hak Menguasai Negara: Konsep dan Implikasinya terhadap Penggunaan Energi Terbarukan di Indonesia 国家控制权:印度尼西亚使用可再生能源的概念和影响
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2119
Riswandha Imawan, Al Yasir
Hak Menguasai Negara (HMN) memberikan otoritas kepada pemerintah dalam melakukan pemanfaatan terhadap bumi, air, dan kekayaan alam. HMN merupakan refleksi atas Pasal 33 ayat (3) UUD NRI tahun 1945. Kerusakan lingkungan yang semakin masif bahan bakar fosil mensyaratkan pentingnya transisi energi di Indonesia. Penggunaan energi terbarukan dapat menjadi sumber energi sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan. Penggunaan energi terbarukan yang ramah terhadap lingkungan seharusnya tidak menjadikannya sebagai suatu pilihan, melainkan sebagai kewajiban untuk digunakan secara meluas di Indonesia. Pokok permasalahan tersebut melahirkan pertanyaan yakni bagaimana konsepsi HMN dan hubungannya terhadap peran pemerintah dalam menciptakan iklim energi terbarukan di Indonesia. Penelitian hukum normatif digunakan dalam penelitian ini. Pada akhirnya diketahui bahwa konsep HMN telah memberikan kewenangan kepada pemerintah dalam melakukan peruntukan dan pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia. Kewenangan pemerintah melalui HMN dapat menjadi sarana dalam membuat regulasi maupun kebijakan atas penggunaan energi terbarukan di Indonesia, serta ditujukan untuk menciptakan sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Hak Menguasai Negara (HMN) 赋予政府利用土地、水和自然资源的权力。HMN 是 1945 年宪法第 33 条第 3 款的体现。化石燃料对环境造成的日益严重的破坏要求印尼必须进行能源转型。可再生能源的使用可以成为一种能源,同时支持可持续发展。使用对环境友好的可再生能源不应成为一种选择,而应成为在印尼广泛使用的一项义务。这一主题提出了一个问题:在印度尼西亚营造可再生能源氛围的过程中,HMN 的概念及其与政府作用之间的关系如何。本研究采用了规范性法律研究。最后,众所周知,HMN 概念赋予了政府在印度尼西亚自然资源分配和利用方面的权力。政府通过 HMN 获得的权力可以成为制定印尼可再生能源使用法规和政策的一种手段,其目的是为人民创造最大的繁荣。
{"title":"Hak Menguasai Negara: Konsep dan Implikasinya terhadap Penggunaan Energi Terbarukan di Indonesia","authors":"Riswandha Imawan, Al Yasir","doi":"10.31078/jk2119","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2119","url":null,"abstract":"Hak Menguasai Negara (HMN) memberikan otoritas kepada pemerintah dalam melakukan pemanfaatan terhadap bumi, air, dan kekayaan alam. HMN merupakan refleksi atas Pasal 33 ayat (3) UUD NRI tahun 1945. Kerusakan lingkungan yang semakin masif bahan bakar fosil mensyaratkan pentingnya transisi energi di Indonesia. Penggunaan energi terbarukan dapat menjadi sumber energi sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan. Penggunaan energi terbarukan yang ramah terhadap lingkungan seharusnya tidak menjadikannya sebagai suatu pilihan, melainkan sebagai kewajiban untuk digunakan secara meluas di Indonesia. Pokok permasalahan tersebut melahirkan pertanyaan yakni bagaimana konsepsi HMN dan hubungannya terhadap peran pemerintah dalam menciptakan iklim energi terbarukan di Indonesia. Penelitian hukum normatif digunakan dalam penelitian ini. Pada akhirnya diketahui bahwa konsep HMN telah memberikan kewenangan kepada pemerintah dalam melakukan peruntukan dan pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia. Kewenangan pemerintah melalui HMN dapat menjadi sarana dalam membuat regulasi maupun kebijakan atas penggunaan energi terbarukan di Indonesia, serta ditujukan untuk menciptakan sebesar-besar kemakmuran rakyat.","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140402513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Relasi Pancasila dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Sebagai Sumber Hukum di Indonesia 潘查希拉》与作为印度尼西亚法律渊源的宪法法院判决之间的关系
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2115
Labib Muttaqin, Sudjito Atmoredjo, Andy Omara
Pancasila maupun Putusan Mahkamah Konstitusi keduanya sama-sama berkedudukan sebagai sumber hukum dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, tulisan ini bermaksud untuk menganalisis bagaimana relasi yang harus dibangun antara Pancasila dengan Putusan MK sebagai sumber hukum. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, data dalam tulisan bersumber pada bahan-bahan hukum baik bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang dipilih adalah studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Putusan MK yang bersifat mengatur (konstitusional-inkonstitusional bersyarat dan yang merumuskan norma baru) menjadikan Putusan MK sebagai sumber hukum mengikat yang memiliki implikasi besar dalam mengkonstruksi pembentukan peraturan perundang-undangan. Pada titik ini, Hakim Konstitusi harus bisa merelasikan dan mensinkronkan putusan yang dibuatnya dengan Pancasila, mengingat sebagai sumber hukum Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional dan sumber segala sumber hukum di Indonesia.
在法律法规的制定过程中,《潘卡希拉》和宪法法院的裁决同样被定位为法律渊源。因此,本文旨在分析《潘卡希拉》和宪法法院判决作为法律渊源应如何建立关系。本研究是一项规范性法律研究,论文中的数据来源于第一手、第二手和第三手法律资料。因此,选择的数据收集技术是文献研究。研究结果表明,宪法法院判决具有规范性(宪法-违宪条件和制定新规范的判决),这使得宪法法院判决成为具有约束力的法律渊源,对法律法规的形成具有重要影响。在这一点上,考虑到《潘卡西拉》作为法律渊源是国家基本法的渊源,也是印度尼西亚所有法律渊源的渊源,宪法法院的法官必须能够将其做出的裁决与《潘卡西拉》相关联并保持同步。
{"title":"Relasi Pancasila dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Sebagai Sumber Hukum di Indonesia","authors":"Labib Muttaqin, Sudjito Atmoredjo, Andy Omara","doi":"10.31078/jk2115","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2115","url":null,"abstract":"Pancasila maupun Putusan Mahkamah Konstitusi keduanya sama-sama berkedudukan sebagai sumber hukum dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, tulisan ini bermaksud untuk menganalisis bagaimana relasi yang harus dibangun antara Pancasila dengan Putusan MK sebagai sumber hukum. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, data dalam tulisan bersumber pada bahan-bahan hukum baik bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang dipilih adalah studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Putusan MK yang bersifat mengatur (konstitusional-inkonstitusional bersyarat dan yang merumuskan norma baru) menjadikan Putusan MK sebagai sumber hukum mengikat yang memiliki implikasi besar dalam mengkonstruksi pembentukan peraturan perundang-undangan. Pada titik ini, Hakim Konstitusi harus bisa merelasikan dan mensinkronkan putusan yang dibuatnya dengan Pancasila, mengingat sebagai sumber hukum Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional dan sumber segala sumber hukum di Indonesia.","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140403292","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PARADOX OF STATE OF LAW IDEA ON PANCASILA PHILOSOPHICAL JUSTIFICATION AS SOURCES OF LAW 作为法律渊源的潘卡希拉哲学理由的法律状态思想的悖论
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2114
Artha Debora Silalahi
The state of law idea formulated in the provisions of Article 1 paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia is a formulation containing normative statement that is still dubious and seems convincing. Embedding the nature of legality in the context of the idea of the rule of law through the statement that Pancasila is the source of legal norms need to be questioned. The idea of Pancasila is impossible to realize if it does not materialize into a living reality, not a dead one. The possibility if Pancasila is used as sources of law it will expand coercive actions and choices of legal imperatives. Pancasila must be able transforming and making itself relevant in midst of the challenges of social changes. The construction of the idea of a rule of law should not depend on absolute and certainty. It must be able to be created as a discursive space that is truly interpretive and not limitative. Pancasila is existed and recognized in the constitutional adjudication with presuppositions to explain the rationalization of legal reality. It must be carried out at the level of the goal for obtaining and achieving justice. The problem of the paradox of the rule of law idea can be raised through legal interpretations that are able to find a relationship between what should be normative and what is factual. Judges must be able to voice more than what is stated in the law and what is said by the law.  
1945 年《印度尼西亚共和国宪法》第 1 条第(3)款规定的法治思想是一种包含规范性陈述的表述,但这种陈述仍然存在疑点,而且似乎令人信服。通过 "潘查希拉"(Pancasila)是法律规范来源的说法,将合法性的性质嵌入法治思想的背景中,这一点需要受到质疑。如果潘查希拉的理念不能成为活生生的现实,而不是死气沉沉的现实,那么它就不可能实现。如果将潘查希拉作为法律的渊源,就有可能扩大强制性行动和法律要求的选择。在社会变革的挑战中,《潘克希拉》必须能够转变并使自身具有相关性。法治理念的构建不应依赖于绝对和确定性。它必须能够成为一个真正具有解释性而非限制性的话语空间。潘查希拉 "存在于宪法裁决中,并在宪法裁决中得到承认,其前提是解释法律现实的合理化。它必须在获得和实现正义的目标层面上进行。法治理念的悖论问题可以通过法律解释来解决,法律解释能够找到规范与事实之间的关系。除了法律规定的内容和法律所说的内容之外,法官必须能够发出更多的声音。
{"title":"PARADOX OF STATE OF LAW IDEA ON PANCASILA PHILOSOPHICAL JUSTIFICATION AS SOURCES OF LAW","authors":"Artha Debora Silalahi","doi":"10.31078/jk2114","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2114","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000The state of law idea formulated in the provisions of Article 1 paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia is a formulation containing normative statement that is still dubious and seems convincing. Embedding the nature of legality in the context of the idea of the rule of law through the statement that Pancasila is the source of legal norms need to be questioned. The idea of Pancasila is impossible to realize if it does not materialize into a living reality, not a dead one. The possibility if Pancasila is used as sources of law it will expand coercive actions and choices of legal imperatives. Pancasila must be able transforming and making itself relevant in midst of the challenges of social changes. The construction of the idea of a rule of law should not depend on absolute and certainty. It must be able to be created as a discursive space that is truly interpretive and not limitative. Pancasila is existed and recognized in the constitutional adjudication with presuppositions to explain the rationalization of legal reality. It must be carried out at the level of the goal for obtaining and achieving justice. The problem of the paradox of the rule of law idea can be raised through legal interpretations that are able to find a relationship between what should be normative and what is factual. Judges must be able to voice more than what is stated in the law and what is said by the law. \u0000  \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140402792","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Antinomy of Biological Father's Liability to Out-of-Marriage Children in Notary Deed 公证契约中生父对婚外子女责任的反证
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2118
Joshua Yohanes, Benny Djaja
Constitutional Court Decision Number 46/PUU-VIII/2010 impacts the position of a child out of wedlock. With the enactment of the decision, a legal relationship arises between the child out of wedlock and his biological father. This article discusses the position of children out of wedlock after the decision is made and how the decision is applied in a notarial deed. The method used in this study is the normative legal method, in which research analyzes norms, laws, regulations, and legal theory related to applying the abovementioned decisions in the context of civil relations of illegitimate children in a notarial deed. Constitutional Court Decision Number 46/PUU-VIII/2010 shows that it cannot be directly applied as a basis for kinship relations between illegitimate children and their fathers. However, this relationship can be recognized through a court decision taking into account science and technology and other relevant evidence.
宪法法院第 46/PUU-VIII/2010 号裁决对非婚生子女的地位产生了影响。随着该决定的颁布,非婚生子女与其生父之间产生了法律关系。本文讨论了该决定做出后非婚生子女的地位,以及如何将该决定应用于公证契约中。本研究采用的方法是规范法学方法,即研究分析与在公证契约中适用上述非婚生子女民事关系裁决相关的规范、法律、法规和法学理论。宪法法院第 46/PUU-VIII/2010 号判决表明,该判决不能直接用作非婚生子女与其父亲之间亲属关系的依据。不过,这种关系可以通过法院判决予以承认,同时考虑到科学技术和其他相关证据。
{"title":"Antinomy of Biological Father's Liability to Out-of-Marriage Children in Notary Deed","authors":"Joshua Yohanes, Benny Djaja","doi":"10.31078/jk2118","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2118","url":null,"abstract":"Constitutional Court Decision Number 46/PUU-VIII/2010 impacts the position of a child out of wedlock. With the enactment of the decision, a legal relationship arises between the child out of wedlock and his biological father. This article discusses the position of children out of wedlock after the decision is made and how the decision is applied in a notarial deed. The method used in this study is the normative legal method, in which research analyzes norms, laws, regulations, and legal theory related to applying the abovementioned decisions in the context of civil relations of illegitimate children in a notarial deed. Constitutional Court Decision Number 46/PUU-VIII/2010 shows that it cannot be directly applied as a basis for kinship relations between illegitimate children and their fathers. However, this relationship can be recognized through a court decision taking into account science and technology and other relevant evidence.","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140399951","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Penyelesaian Dualisme Kelembagaan Lembaga Pengawas Pemilihan Umum di Provinsi Aceh 解决亚齐省选举监督机构的二元体制问题
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2111
Khairul Fahmi, I. Putra, Beni Kharisma Arrasuli
Hingga saat ini, dualisme kelembagaan lembaga pengawas pemilu dan pilkada di Aceh masih terjadi. Kondisi tersebut masih menyisakan masalah dalam pelaksanaan pengawasan pemilu dan pilkada di Aceh. Artikel ini memfokuskan bahasan pada aspek pilihan kebijakan hukum yang dapat diambil untuk menyelesaikan dualisme tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang sepenuhnya menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer dan sekunder. Kajian ini berkesimpulan bahwa akar persoalan dualisme lembaga pengawas pemilu dan pilkada di Aceh disebabkan tidak sinkronnya pengaturan UU Pemilu dan UU Pilkada dengan UU Pemerintahan Aceh. Hal itu juga diperkuat dengan Putusan MK yang menyatakan Pasal 557 dan Pasal 571 huruf d UU Pemilu bertentangan dengan UUD 1945 karena pembentukannya tidak sesuai dengan ketentuan perubahan UU Pemerintahan Aceh yang dimuat dalam UU Pemerintahan Aceh itu sendiri. Penelitian ini merekomendasikan agar dualisme kelembagaan lembaga pengawas pemilu dan pilkada di Aceh segera diakhiri melakukan perubahan terhadap UU Pemilu, UU Pilkada dan UU Pemerintahan Aceh
迄今为止,亚齐的选举和地方选举监督机构仍存在体制上的双重性。这种情况仍然给亚齐选举和地方选举监督的实施留下了问题。本文重点探讨了解决这种二元体制可采取的法律政策选择。本研究是一项规范性法律研究,充分使用了第一手和第二手法律资料形式的二手数据。研究认为,亚齐选举和地方选举监督机构二元化的根本原因在于《选举法》和《地方选举法》与《亚齐治理法》不一致。宪法法院关于《选举法》第 557 条和第 571 条 d 款违反 1945 年《宪法》的判决也进一步证实了这一点,因为这两条法律的制定不符合《亚齐政府法》本身所载的《亚齐政府法》修正案的规定。本研究建议通过修订《选举法》、《地方选举法》和《亚齐治理法》结束亚齐选举和地方选举监督机构的二元体制。
{"title":"Penyelesaian Dualisme Kelembagaan Lembaga Pengawas Pemilihan Umum di Provinsi Aceh","authors":"Khairul Fahmi, I. Putra, Beni Kharisma Arrasuli","doi":"10.31078/jk2111","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2111","url":null,"abstract":"Hingga saat ini, dualisme kelembagaan lembaga pengawas pemilu dan pilkada di Aceh masih terjadi. Kondisi tersebut masih menyisakan masalah dalam pelaksanaan pengawasan pemilu dan pilkada di Aceh. Artikel ini memfokuskan bahasan pada aspek pilihan kebijakan hukum yang dapat diambil untuk menyelesaikan dualisme tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang sepenuhnya menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer dan sekunder. Kajian ini berkesimpulan bahwa akar persoalan dualisme lembaga pengawas pemilu dan pilkada di Aceh disebabkan tidak sinkronnya pengaturan UU Pemilu dan UU Pilkada dengan UU Pemerintahan Aceh. Hal itu juga diperkuat dengan Putusan MK yang menyatakan Pasal 557 dan Pasal 571 huruf d UU Pemilu bertentangan dengan UUD 1945 karena pembentukannya tidak sesuai dengan ketentuan perubahan UU Pemerintahan Aceh yang dimuat dalam UU Pemerintahan Aceh itu sendiri. Penelitian ini merekomendasikan agar dualisme kelembagaan lembaga pengawas pemilu dan pilkada di Aceh segera diakhiri melakukan perubahan terhadap UU Pemilu, UU Pilkada dan UU Pemerintahan Aceh","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140404810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Irisan Penguasan Negara dan Desentralisasi dalam Prospek Pengaturan Energi Terbarukan di Indonesia 国家控制与权力下放在印度尼西亚可再生能源监管前景中的交集
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2117
Muhammad RM Fayasy Failaq, Irma Aulia Pertiwi Nusantara
Energi terbarukan berbeda dengan energi konvensional karena sifat hijau serta persebaran dan potensi yang sangat besar pada daerah di Indonesia. Namun, saat ini belum terdapat regulasi terintegrasi terkait energi terbarukan karena masih menjadi Rancangan Undang-Undang (RUU) dalam Prolegnas tahun 2022. Penelitian ini akan memberikan pandangan terhadap beberapa undang-undang yang mengatur konsepsi kewenangan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan energi terbarukan. Selanjutnya, akan dianalisis prospek pengaturan energi terbarukan dengan telaah penguasaan negara dan desentralisasi dengan mempertimbangkan potensi serta kesiapan daerah. Penelitian ini adalah yuridis normatif dengan metode penelitian kepustakaan. Sumber data dan bahan hukum yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif.  Temuan dari penelitian ini, konsep penguasaan negara memiliki irisan dengan desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya energi.  Daerah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar namun bermasalah di kesiapan. Untuk itu perlu diundangkan RUU EBT sebagai dasar hukum untuk menunjang percepatan energi terbarukan di Indonesia. Dalamnya, lima fungsi penguasaan negara dijalankan berdasar desentralisasi secara ideal yang lebih cocok untuk pengembangan energi terbarukan.
可再生能源不同于传统能源,因为它具有绿色环保的特性,而且在印尼各地区分布广泛,潜力巨大。然而,目前还没有与可再生能源相关的综合法规,因为它仍是 2022 年议会(Prolegnas)的法律草案(RUU)。本研究将概述几部规范中央和地方政府在可再生能源管理方面权力概念的法律。此外,本研究还将通过考察该地区的潜力和准备情况,研究国家控制和权力下放,从而分析可再生能源管理的前景。本研究采用图书馆研究法进行规范法学研究。将对获得的数据来源和法律材料进行定性分析。 研究结果表明,在能源资源管理方面,国家控制的概念与权力下放存在交叉。 印尼各地区潜力巨大,但在准备方面存在问题。因此,有必要制定《EBT 法案》,作为支持印尼加快发展可再生能源的法律依据。在该法案中,国家控制的五项职能将在理想的权力下放基础上实施,这更适合可再生能源的发展。
{"title":"Irisan Penguasan Negara dan Desentralisasi dalam Prospek Pengaturan Energi Terbarukan di Indonesia","authors":"Muhammad RM Fayasy Failaq, Irma Aulia Pertiwi Nusantara","doi":"10.31078/jk2117","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2117","url":null,"abstract":"Energi terbarukan berbeda dengan energi konvensional karena sifat hijau serta persebaran dan potensi yang sangat besar pada daerah di Indonesia. Namun, saat ini belum terdapat regulasi terintegrasi terkait energi terbarukan karena masih menjadi Rancangan Undang-Undang (RUU) dalam Prolegnas tahun 2022. Penelitian ini akan memberikan pandangan terhadap beberapa undang-undang yang mengatur konsepsi kewenangan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan energi terbarukan. Selanjutnya, akan dianalisis prospek pengaturan energi terbarukan dengan telaah penguasaan negara dan desentralisasi dengan mempertimbangkan potensi serta kesiapan daerah. Penelitian ini adalah yuridis normatif dengan metode penelitian kepustakaan. Sumber data dan bahan hukum yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif.  Temuan dari penelitian ini, konsep penguasaan negara memiliki irisan dengan desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya energi.  Daerah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar namun bermasalah di kesiapan. Untuk itu perlu diundangkan RUU EBT sebagai dasar hukum untuk menunjang percepatan energi terbarukan di Indonesia. Dalamnya, lima fungsi penguasaan negara dijalankan berdasar desentralisasi secara ideal yang lebih cocok untuk pengembangan energi terbarukan.","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140402596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Transformation of the Constitutional Justices Tenure After the Constitutional Court’s New Act 宪法法院新法后宪法法官任期的转变
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2112
M. B. Kurniawan, Dinora Refiasari
The periodization system in the constitutional judges’ position has the opportunity to undermine the judges’ independence. the opportunity to be re-elected as an opening for political transactions between constitutional judges with the proposing institution. The enactment of Act No. 7/2020 is a new era for the system used in the constitutional judges’ term. The periodization of the Constitutional Court judges’ term was replaced based on the age limit of 70 years. This research examines the design of Constitutional Court judges’ terms after the enactment Act No. 7/ 2020. This article is written based on normative legal research. This study concludes that the transformation of the Constitutional Court judges’ term into non-periodization aims to strengthen the independence of Constitutional judges from any intervention. At the same time as a fortress from external pressure and ensures that judges do not face conflicts of interest arising from the possibility of extending the term.
宪法法官职位的任期制有可能损害法官的独立性。连选连任的机会为宪法法官与提议机构之间的政治交易打开了方便之门。第 7/2020 号法律的颁布为宪法法官任期制度开创了新纪元。宪法法院法官的任期以 70 岁的年龄限制为基础被取代。本研究探讨了第 7/2020 号法律颁布后宪法法院法官任期的设计。本文是在规范性法律研究的基础上撰写的。本研究的结论是,宪法法院法官任期的非定期化改革旨在加强宪法法院法官的独立性,使其不受任何干预。同时,作为抵御外部压力的堡垒,确保法官不会因可能延长任期而面临利益冲突。
{"title":"Transformation of the Constitutional Justices Tenure After the Constitutional Court’s New Act","authors":"M. B. Kurniawan, Dinora Refiasari","doi":"10.31078/jk2112","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2112","url":null,"abstract":"The periodization system in the constitutional judges’ position has the opportunity to undermine the judges’ independence. the opportunity to be re-elected as an opening for political transactions between constitutional judges with the proposing institution. The enactment of Act No. 7/2020 is a new era for the system used in the constitutional judges’ term. The periodization of the Constitutional Court judges’ term was replaced based on the age limit of 70 years. This research examines the design of Constitutional Court judges’ terms after the enactment Act No. 7/ 2020. This article is written based on normative legal research. This study concludes that the transformation of the Constitutional Court judges’ term into non-periodization aims to strengthen the independence of Constitutional judges from any intervention. At the same time as a fortress from external pressure and ensures that judges do not face conflicts of interest arising from the possibility of extending the term.","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140407367","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PENILAIAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP CABANG PRODUKSI YANG DIKUASAI OLEH NEGARA 宪法法院关于国家控制的生产部门的判决
Pub Date : 2024-03-01 DOI: 10.31078/jk2116
Desi Fitriyani
Cabang produksi yang penting bagi negara dan/atau menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Terkait dengan penilaian mengenai cabang produksi, berada di tangan Pemerintah bersama DPR. Permasalahan kemudian timbul, ketika tiadanya indicator untuk melakukan penilaian yang bermuara pada penyalahgunaan kekuasaan dan berujung pada privatisasi, hingga akhirnya menciderai hak menguasai negara. Atas dasar itu, MK hadir untuk melakukan penilaian atas penilaian Pemerintah bersama DPR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran MK dalam melakukan penilaian. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MK telah melakukan kewenangan ini dengan memberikan penilaiannya melalui pengujian undang-undang. Ke depan, MK harus mengeluarkan indicator cabang produksi yang dikuasai oleh negara dengan berdasar pada Pasal 33 UUD NRI 1945.
对国家十分重要和/或关系到许多人生活的生产部门由国家控制。生产部门的评估工作由政府和人民代表院共同负责。这样一来,问题就出现了,如果没有进行评估的指标,就会导致滥用权力和私有化,最终损害控制国家的权利。在此基础上,宪法法院与人民代表院一起对政府的评估进行评估。本研究的目的是了解宪法法院在进行评估时的作用。本研究属于规范性法律研究。研究结果表明,宪法法院通过司法审查进行评估,行使了这一权力。今后,宪法法院必须根据 1945 年《宪法》第 33 条发布国家控制的生产部门的指标。
{"title":"PENILAIAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP CABANG PRODUKSI YANG DIKUASAI OLEH NEGARA","authors":"Desi Fitriyani","doi":"10.31078/jk2116","DOIUrl":"https://doi.org/10.31078/jk2116","url":null,"abstract":"Cabang produksi yang penting bagi negara dan/atau menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Terkait dengan penilaian mengenai cabang produksi, berada di tangan Pemerintah bersama DPR. Permasalahan kemudian timbul, ketika tiadanya indicator untuk melakukan penilaian yang bermuara pada penyalahgunaan kekuasaan dan berujung pada privatisasi, hingga akhirnya menciderai hak menguasai negara. Atas dasar itu, MK hadir untuk melakukan penilaian atas penilaian Pemerintah bersama DPR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran MK dalam melakukan penilaian. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MK telah melakukan kewenangan ini dengan memberikan penilaiannya melalui pengujian undang-undang. Ke depan, MK harus mengeluarkan indicator cabang produksi yang dikuasai oleh negara dengan berdasar pada Pasal 33 UUD NRI 1945.","PeriodicalId":509258,"journal":{"name":"Jurnal Konstitusi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140405402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Jurnal Konstitusi
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1