Pub Date : 2023-12-07DOI: 10.24853/jk.15.1.113-125
Mohamad Donie Aulia, Ade Mulya Abduloh
Kemacetan lalu lintas merupakan masalah yang sering terjadi di kota-kota besar. Salah satu titik kemacetan yang sering dikeluhkan adalah kemacetan yang terjadi di bundaran Kadipaten Kabupaten Majalengka, yang memiliki peran penting menghubungkan pusat kota Sumedang-Majalengka-Cirebon dengan daerah sekitarnya. Kemacetan disebabkan oleh volume kendaraan yang tinggi dan penggunaan lajur yang tidak efisien, mempengaruhi waktu tempuh perjalanan, meningkatkan polusi udara, dan mengurangi kenyamanan pengguna jalan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja bundaran Kadipaten Kabupaten Majalengka serta alternatif simulasi pengalihan lalu lintas dengan menggunakan metode MKJI 1997 dan aplikasi VISSIM. Hasil analisis menunjukkan variasi lalu lintas, dengan jam tertentu memiliki kepadatan rendah. Komposisi kendaraan termasuk jenis kendaraan ringan, berat, dan sepeda motor. Namun, beberapa jalur seperti Jl. Bandung – Kertajati dan Jl. Kertajati – Majalengka mengalami kemacetan karena derajat kejenuhan melebihi 0,7, meskipun masih di bawah 0,75 sesuai MKJI 1997. Beberapa jalinan juga menunjukkan potensi kemacetan, seperti jalinan AB, BC, dan CD, yang memerlukan perhatian untuk menjaga kelancaran lalu lintas. Simulasi pengalihan lalu lintas dengan 2 skema, menunjukkan skema 1 lebih efektif dibandingkan skema 2 dengan waktu tundaan lebih rendah dan antrian lebih pendek. Rencana untuk menghapus bundaran Kadipaten diharapkan meningkatkan kelancaran lalu lintas secara keseluruhan.
{"title":"Simulasi Rekayasa Lalu Lintas Terhadap Kemacetan Bundaran Kadipaten","authors":"Mohamad Donie Aulia, Ade Mulya Abduloh","doi":"10.24853/jk.15.1.113-125","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jk.15.1.113-125","url":null,"abstract":"Kemacetan lalu lintas merupakan masalah yang sering terjadi di kota-kota besar. Salah satu titik kemacetan yang sering dikeluhkan adalah kemacetan yang terjadi di bundaran Kadipaten Kabupaten Majalengka, yang memiliki peran penting menghubungkan pusat kota Sumedang-Majalengka-Cirebon dengan daerah sekitarnya. Kemacetan disebabkan oleh volume kendaraan yang tinggi dan penggunaan lajur yang tidak efisien, mempengaruhi waktu tempuh perjalanan, meningkatkan polusi udara, dan mengurangi kenyamanan pengguna jalan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja bundaran Kadipaten Kabupaten Majalengka serta alternatif simulasi pengalihan lalu lintas dengan menggunakan metode MKJI 1997 dan aplikasi VISSIM. Hasil analisis menunjukkan variasi lalu lintas, dengan jam tertentu memiliki kepadatan rendah. Komposisi kendaraan termasuk jenis kendaraan ringan, berat, dan sepeda motor. Namun, beberapa jalur seperti Jl. Bandung – Kertajati dan Jl. Kertajati – Majalengka mengalami kemacetan karena derajat kejenuhan melebihi 0,7, meskipun masih di bawah 0,75 sesuai MKJI 1997. Beberapa jalinan juga menunjukkan potensi kemacetan, seperti jalinan AB, BC, dan CD, yang memerlukan perhatian untuk menjaga kelancaran lalu lintas. Simulasi pengalihan lalu lintas dengan 2 skema, menunjukkan skema 1 lebih efektif dibandingkan skema 2 dengan waktu tundaan lebih rendah dan antrian lebih pendek. Rencana untuk menghapus bundaran Kadipaten diharapkan meningkatkan kelancaran lalu lintas secara keseluruhan.","PeriodicalId":509408,"journal":{"name":"Konstruksia","volume":"87 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185839","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indra Jadi Simanjuntak, Sarwono Hardjomuljadi, M. Amin
Pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia mendorong pembangunan infrastruktur Pelabuhan yang pekerjaannya meliputi pekerjaan pengerukan dan reklamasi. Pekerjaan pengerukan dan reklamasi sebagian besar dilaksanakan oleh Penyedia Jasa spesialis dari luar negeri mengakibatkan FIDIC Form of Contract for Dredging and Reclamation (Blue Book) edisi tahun 2016 menjadi sering digunakan di Indonesia. Seiring dengan penggunaan FIDIC Blue Book edisi tahun 2016 banyak klaim dan perselisihan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa yang menyebabkan sengketa. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang analisis faktor-faktor penyebab klaim yang menyebabkan sengketa untuk pekerjaan pengerukan dan reklamasi yang menggunakan Kontrak FIDIC Blue Book. Penelitian dilakukan pada proyek pengerukan dan reklamasi di Indonesia yang menggunakan FIDIC Blue Book dengan menggunakan kuesioner skala likert 5 kepada 85 responden. Data diolah dengan menggunakan SPSS v26.0 dan analisis menggunakan RII (Relative Important Index). Dari hasil analisis diperoleh bahwa faktor penyebab utama klaim yang mengakibatkan sengketa pada proyek pengerukan dan reklamasi di Indonesia yang menggunakan FIDIC Form of Contract for Dredging and Reclamation Edition 2016 (Blue Book) dari responden adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh Pengguna Jasa (A10), perbedaan interpretasi dokumen Kontrak (C5), perubahan lingkup pekerjaan (A6), penyelidikan lapangan yang kurang lengkap (A14) dan penemuan obstacle, bom dan ranjau sisa perang dunia (D7).
{"title":"Faktor Penyebab Klaim yang Menyebabkan Sengketa Pada Proyek Pengerukan dan Reklamasi Berdasarkan FIDIC Form of Contract for Dredging and Reclamation Edition 2016 (Blue Book)","authors":"Indra Jadi Simanjuntak, Sarwono Hardjomuljadi, M. Amin","doi":"10.24853/jk.15.1.15-26","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jk.15.1.15-26","url":null,"abstract":"Pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia mendorong pembangunan infrastruktur Pelabuhan yang pekerjaannya meliputi pekerjaan pengerukan dan reklamasi. Pekerjaan pengerukan dan reklamasi sebagian besar dilaksanakan oleh Penyedia Jasa spesialis dari luar negeri mengakibatkan FIDIC Form of Contract for Dredging and Reclamation (Blue Book) edisi tahun 2016 menjadi sering digunakan di Indonesia. Seiring dengan penggunaan FIDIC Blue Book edisi tahun 2016 banyak klaim dan perselisihan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa yang menyebabkan sengketa. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang analisis faktor-faktor penyebab klaim yang menyebabkan sengketa untuk pekerjaan pengerukan dan reklamasi yang menggunakan Kontrak FIDIC Blue Book. Penelitian dilakukan pada proyek pengerukan dan reklamasi di Indonesia yang menggunakan FIDIC Blue Book dengan menggunakan kuesioner skala likert 5 kepada 85 responden. Data diolah dengan menggunakan SPSS v26.0 dan analisis menggunakan RII (Relative Important Index). Dari hasil analisis diperoleh bahwa faktor penyebab utama klaim yang mengakibatkan sengketa pada proyek pengerukan dan reklamasi di Indonesia yang menggunakan FIDIC Form of Contract for Dredging and Reclamation Edition 2016 (Blue Book) dari responden adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh Pengguna Jasa (A10), perbedaan interpretasi dokumen Kontrak (C5), perubahan lingkup pekerjaan (A6), penyelidikan lapangan yang kurang lengkap (A14) dan penemuan obstacle, bom dan ranjau sisa perang dunia (D7).","PeriodicalId":509408,"journal":{"name":"Konstruksia","volume":"75 5-6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan Ibukota memainkan peran krusial dalam membentuk dinamika sistem lalu lintas. Jakarta, sebagai pusat kegiatan dan ibukota negara, menanggung dampak signifikan dari pertumbuhan dan perubahan. Pertumbuhan tersebut dan perekonomian akan dipengaruhi oleh transportasi yang menitikberatkan salah satunya pada kecepatan kendaraan. Dalam analisanya diperlukan beberapa data yang akan diinput ke program PTV VISSIM untuk melihat kecepatan kendaraan yang terjadi pada masing-masing bundaran tersebut. Pada pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan data selama beberapa hari pada 2 bundaran yang ditinjau. Bundaran yang ditinjau berada didaerah Jakarta pusat dan Jakarta utara. Pengumpulan data dilakukan dengan merujuk pada kondisi jam pagi, siang dan malam. Analisa yang dilakukan menggunakan data primer yang dimasukkan ke dalam PTV VISSIM. Datanya berupa volume kendaraan dan geometrik jalan yang ada di lokasi tersebut. Geometrik yaitu berupa ukuran lebar jalan pada bundaran termasuk jalan yang masuk ke bundaran dan yang keluar bundaran. Untuk pemodelan PTV VISSIM dengan kondisi yang terjadi pada bundaran yang terdapat di daerah Jakarta Utara didapatkan nilai r2 sebesar 0,9949. Pemodelan PTV VISSIM dengan kondisi yang terjadi pada bundaran yang terdapat di daerah Jakarta Pusat didapatkan nilai r2 sebesar 0,9728. Pada bundaran yang ada di Jakarta Pusat kecepatan rata-rata yang didapat sebesar 35,73 km/jam. Pada bundaran yang terjadi di Jakarta Utara lengannya hanya 4 lengan dengan volume yang relatif rendah. Pada kecepatan kendaraan yang ada di Jakarta Utara didapat rata-rata sebesar 57,70 km/jam.
{"title":"Perbandingan Kecepatan Pada Bundaran Dengan Menggunakan PTV VISSIM","authors":"Andika Setiawan, Harwidyo Eko Prasetyo, Irnanda Satya Soerjatmodjo, Shinta Novriani, Agung Nusantoro, Alya Yulia, Prasta Genie Himawan","doi":"10.24853/jk.15.1.169-178","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jk.15.1.169-178","url":null,"abstract":"Perkembangan Ibukota memainkan peran krusial dalam membentuk dinamika sistem lalu lintas. Jakarta, sebagai pusat kegiatan dan ibukota negara, menanggung dampak signifikan dari pertumbuhan dan perubahan. Pertumbuhan tersebut dan perekonomian akan dipengaruhi oleh transportasi yang menitikberatkan salah satunya pada kecepatan kendaraan. Dalam analisanya diperlukan beberapa data yang akan diinput ke program PTV VISSIM untuk melihat kecepatan kendaraan yang terjadi pada masing-masing bundaran tersebut. Pada pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan data selama beberapa hari pada 2 bundaran yang ditinjau. Bundaran yang ditinjau berada didaerah Jakarta pusat dan Jakarta utara. Pengumpulan data dilakukan dengan merujuk pada kondisi jam pagi, siang dan malam. Analisa yang dilakukan menggunakan data primer yang dimasukkan ke dalam PTV VISSIM. Datanya berupa volume kendaraan dan geometrik jalan yang ada di lokasi tersebut. Geometrik yaitu berupa ukuran lebar jalan pada bundaran termasuk jalan yang masuk ke bundaran dan yang keluar bundaran. Untuk pemodelan PTV VISSIM dengan kondisi yang terjadi pada bundaran yang terdapat di daerah Jakarta Utara didapatkan nilai r2 sebesar 0,9949. Pemodelan PTV VISSIM dengan kondisi yang terjadi pada bundaran yang terdapat di daerah Jakarta Pusat didapatkan nilai r2 sebesar 0,9728. Pada bundaran yang ada di Jakarta Pusat kecepatan rata-rata yang didapat sebesar 35,73 km/jam. Pada bundaran yang terjadi di Jakarta Utara lengannya hanya 4 lengan dengan volume yang relatif rendah. Pada kecepatan kendaraan yang ada di Jakarta Utara didapat rata-rata sebesar 57,70 km/jam.","PeriodicalId":509408,"journal":{"name":"Konstruksia","volume":"53 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal Konstruksia, Terakreditasi Sinta, Studi Perbandingan, Pengaruh Letak, Dinding Geser, Pada Bangunan, Bertingkat Akibat, Beban Gempa, A. Didik, Setyo Purwantoro, Muhammad Nur Fajar, Herlina Arifin, M. Aris, dan Achmad Ja’far
Indonesia merupakan salah satu negara dengan aktivitas gempa yang tinggi. Tak terkecuali dengan wilayah Indonesia bagian timur khususnya papua. pembangunan bangunan bertingkat dirancang untuk menahan beban vertikal dan horizontal. Semakin tinggi suatu bangunan bertingkat maka semakin besar kemampuannya dalam menahan sisi-sisi bangunan. Beban lateral ini dapat berupa beban gempa atau beban lainnya. Untuk meningkatkan kestabilan struktur maka perlu ditambahkan pengaku lateral yaitu berupa dinding geser. Bentuk dan letak dinding geser pada lokasi yang strategis dan tepat dapat mempengaruhi penyimpangan antar lantai dan kemampuan menahan beban lateral pada struktur bangunan. Metode yang digunakan adalah analisis dinamik respon spektrum dengan perhitungan menggunakan program analisis struktur SAP2000. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh letak dinding geser dengan 3 model struktur yang berbeda pada gedung 10 lantai dalam menghadapi beban lateral yaitu beban gempa. Hasil analisis menunjukan bahwa reduksi terbesar terjadi pada struktur model 3 yaitu sebesar 0.18366 m arah x dan 0.11547 m arah y. Pada struktur model 1 sebesar 0.19291 m arah x dan 0.20277 arah y, pada struktur model 2 sebesar 0.18684 arah x dan 0.15004 m arah y.
{"title":"Studi Perbandingan Pengaruh Letak Dinding Geser Pada Bangunan Bertingkat Akibat Beban Gempa","authors":"Jurnal Konstruksia, Terakreditasi Sinta, Studi Perbandingan, Pengaruh Letak, Dinding Geser, Pada Bangunan, Bertingkat Akibat, Beban Gempa, A. Didik, Setyo Purwantoro, Muhammad Nur Fajar, Herlina Arifin, M. Aris, dan Achmad Ja’far","doi":"10.24853/jk.15.1.35-45","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jk.15.1.35-45","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan salah satu negara dengan aktivitas gempa yang tinggi. Tak terkecuali dengan wilayah Indonesia bagian timur khususnya papua. pembangunan bangunan bertingkat dirancang untuk menahan beban vertikal dan horizontal. Semakin tinggi suatu bangunan bertingkat maka semakin besar kemampuannya dalam menahan sisi-sisi bangunan. Beban lateral ini dapat berupa beban gempa atau beban lainnya. Untuk meningkatkan kestabilan struktur maka perlu ditambahkan pengaku lateral yaitu berupa dinding geser. Bentuk dan letak dinding geser pada lokasi yang strategis dan tepat dapat mempengaruhi penyimpangan antar lantai dan kemampuan menahan beban lateral pada struktur bangunan. Metode yang digunakan adalah analisis dinamik respon spektrum dengan perhitungan menggunakan program analisis struktur SAP2000. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh letak dinding geser dengan 3 model struktur yang berbeda pada gedung 10 lantai dalam menghadapi beban lateral yaitu beban gempa. Hasil analisis menunjukan bahwa reduksi terbesar terjadi pada struktur model 3 yaitu sebesar 0.18366 m arah x dan 0.11547 m arah y. Pada struktur model 1 sebesar 0.19291 m arah x dan 0.20277 arah y, pada struktur model 2 sebesar 0.18684 arah x dan 0.15004 m arah y.","PeriodicalId":509408,"journal":{"name":"Konstruksia","volume":"41 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Distrik Malasilen merupakan salah satu distrik di Kota Sorong yang termasuk dataran tinggi dan daerah pengembangan di Kota Sorong, daerah ini mulai berkembang salah satunya proyek pembangunan perumahan subsidi yang sementara ini berkembang sangat pesat di Kota Sorong. Hal ini memaksa pengusaha untuk memikirkan bagaimana menyelesaikan proyek dan mengoptimalkan biaya dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi Primavera P6 dengan memasukkan RAB (Rencana Anggaran Biaya), durasi pekerjaan dan Analisa harga satuan. Metode yang digunakan yaitu Time Cost Trade Off dengan penambahan jam kerja 1 dan 2 jam. Hasil dari penelitian ini biaya paling optimum didapat pada penambahan dua jam kerja dengan biaya Rp.147.788.791,03 terjadi pengurangan biaya sebesar Rp.5.619.053,6 dari biaya total normal sebesar Rp.153.407.844,63 dipersingkat 19 hari dari biasanya 97 hari menjadi 78 hari. Satu jam kerja akan mengurangi waktu penyelesaian proyek sebesar 11 hari dari biasanya 97 hari menjadi 86 hari, sehingga mengurangi biaya sebesar Rp 3.952.267,54 dari biasanya sebesar Rp 153.407.844,63. 149 455 577 ,09.
{"title":"Optimalisasi Biaya dan Waktu Pekerjaan Perumahan Griya Pekerja Sejahtera","authors":"Slamet Widodo, Asriadi Asriadi, Wilis Sutiono, Faried Desembardi, Hafidz Fauzi, M. Fajar","doi":"10.24853/jk.15.1.27-33","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jk.15.1.27-33","url":null,"abstract":"Distrik Malasilen merupakan salah satu distrik di Kota Sorong yang termasuk dataran tinggi dan daerah pengembangan di Kota Sorong, daerah ini mulai berkembang salah satunya proyek pembangunan perumahan subsidi yang sementara ini berkembang sangat pesat di Kota Sorong. Hal ini memaksa pengusaha untuk memikirkan bagaimana menyelesaikan proyek dan mengoptimalkan biaya dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi Primavera P6 dengan memasukkan RAB (Rencana Anggaran Biaya), durasi pekerjaan dan Analisa harga satuan. Metode yang digunakan yaitu Time Cost Trade Off dengan penambahan jam kerja 1 dan 2 jam. Hasil dari penelitian ini biaya paling optimum didapat pada penambahan dua jam kerja dengan biaya Rp.147.788.791,03 terjadi pengurangan biaya sebesar Rp.5.619.053,6 dari biaya total normal sebesar Rp.153.407.844,63 dipersingkat 19 hari dari biasanya 97 hari menjadi 78 hari. Satu jam kerja akan mengurangi waktu penyelesaian proyek sebesar 11 hari dari biasanya 97 hari menjadi 86 hari, sehingga mengurangi biaya sebesar Rp 3.952.267,54 dari biasanya sebesar Rp 153.407.844,63. 149 455 577 ,09.","PeriodicalId":509408,"journal":{"name":"Konstruksia","volume":"8 3-4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185705","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Suatu gedung yang masih difungsikan harus memenuhi kriteria kelaikan fungsi bangunan baik dari aspek keamanan, kenyamanan, dan pemenuhan standar peraturan yang berlaku sehingga dapat melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Adanya perubahan fungsi ruang pada gedung Bank Swasta di Kota Tegal dari ruang kantor menjadi ruang arsip yang dilakukan tanpa mempertimbangkan kekuatan struktur mempengaruhi kinerja struktur tersebut, indikasinya terlihat lendutan pada balok, retakan pada pelat dan getaran yang mengganggu kenyamanan pengguna bangunan. SNI 2847 2019 mensyaratkan lendutan ijin pada pelat beton, SNI 1729 2002 mensyaratkan lendutan ijin balok baja, sementara KMNLH No.49 Tahun 1996 dan ISO 2631-2 1989 mensyaratkan getaran yang tidak merusak bangunan, mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia. Dari hasil uji getar diketahui bahwa getaran pada kondisi operasional melebihi batas yang diijinkan untuk bangunan kantor. Begitu pun dari hasil analisis kondisi eksisting struktur menunjukkan lendutan yang terjadi melampaui batas ijinnya. Untuk mengurangi lendutan dan menambah kekakuan struktur direkomendasikan perkuatan dengan penambahan balok anak dan overlay pelat setebal 6 cm. Sebelum dilakukan analisis perkuatan, frekuensi alami struktur eksisting hasil analisis diverifikasi dengan frekuensi hasil uji getar. Modifikasi pada model struktur dilakukan pada kekakuan elemen dan asumsi tumpuan. Setelah model mendekati kondisi lapangan, dilakukan analisis dan desain perkuatan. Secara analitis perkuatan yang direkomendasikan menaikkan frekuensi dari 4.879 Hz menjadi 8.298 Hz, mengurangi percepatan, kecepatan dan lendutan puncak 80.86%, dan mengurangi lendutan maksimal 66.07% dari kondisi awalnya, sehingga puncak getaran dalam kondisi operasional dan lendutan maksimal memenuhi kriteria yang diijinkan untuk ruang arsip.
{"title":"Pemeriksaan Getaran Struktur dan Rekomendasi Perkuatan untuk Peningkatan Kapasitas Beban dan Pengurangan Getaran","authors":"Heri Khoeri, S. Alisjahbana","doi":"10.24853/jk.15.1.79-96","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jk.15.1.79-96","url":null,"abstract":"Suatu gedung yang masih difungsikan harus memenuhi kriteria kelaikan fungsi bangunan baik dari aspek keamanan, kenyamanan, dan pemenuhan standar peraturan yang berlaku sehingga dapat melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Adanya perubahan fungsi ruang pada gedung Bank Swasta di Kota Tegal dari ruang kantor menjadi ruang arsip yang dilakukan tanpa mempertimbangkan kekuatan struktur mempengaruhi kinerja struktur tersebut, indikasinya terlihat lendutan pada balok, retakan pada pelat dan getaran yang mengganggu kenyamanan pengguna bangunan. SNI 2847 2019 mensyaratkan lendutan ijin pada pelat beton, SNI 1729 2002 mensyaratkan lendutan ijin balok baja, sementara KMNLH No.49 Tahun 1996 dan ISO 2631-2 1989 mensyaratkan getaran yang tidak merusak bangunan, mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia. Dari hasil uji getar diketahui bahwa getaran pada kondisi operasional melebihi batas yang diijinkan untuk bangunan kantor. Begitu pun dari hasil analisis kondisi eksisting struktur menunjukkan lendutan yang terjadi melampaui batas ijinnya. Untuk mengurangi lendutan dan menambah kekakuan struktur direkomendasikan perkuatan dengan penambahan balok anak dan overlay pelat setebal 6 cm. Sebelum dilakukan analisis perkuatan, frekuensi alami struktur eksisting hasil analisis diverifikasi dengan frekuensi hasil uji getar. Modifikasi pada model struktur dilakukan pada kekakuan elemen dan asumsi tumpuan. Setelah model mendekati kondisi lapangan, dilakukan analisis dan desain perkuatan. Secara analitis perkuatan yang direkomendasikan menaikkan frekuensi dari 4.879 Hz menjadi 8.298 Hz, mengurangi percepatan, kecepatan dan lendutan puncak 80.86%, dan mengurangi lendutan maksimal 66.07% dari kondisi awalnya, sehingga puncak getaran dalam kondisi operasional dan lendutan maksimal memenuhi kriteria yang diijinkan untuk ruang arsip.","PeriodicalId":509408,"journal":{"name":"Konstruksia","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}