Betarokhmah Nuriva Asrie, Harmein Rahman, Eri Susanto Hariyadi
Cement-treated base (CTB) is an aggregate mixture with relatively low water and cement content for pavement base layers, which can provide a stronger and stiffer base layer and requires a lower thickness than using granular layers but has the potential to form reflective cracks in the surface layer. Therefore, CTB should not be too stiff and the compressive strength needs to be limited. The research was carried out to analyze the effect of variations in cement content, gradation, and mix density on compressive strength, flexural strength, and elastic modulus. This research also analyzed the resistance of flexible pavement structures with CTB to asphalt fatigue and permanent deformation failure using the AUSTROADS 2017 method and the CIRCLY 6.0 program. The stiffness of CTB with Bina Marga gradation is built by the aggregate material (initially stiff), while the stiffness of CTB with FAA gradation is built by cement and the aggregate material tends to give flexible behavior because it is easier to move. The results showed that CTB with FAA gradation and 5% cement content resulting in a 7-day compressive strength of 3,28 MPa was stated as the optimum mix combination because it provides better resistance to fatigue and permanent deformation failure.
{"title":"Effect of Cement Content and Aggregate Gradation on Compressive Strength, Flexural Strength, and Elastic Modulus of Cement-Treated Base","authors":"Betarokhmah Nuriva Asrie, Harmein Rahman, Eri Susanto Hariyadi","doi":"10.5614/jts.2023.30.2.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jts.2023.30.2.6","url":null,"abstract":"Cement-treated base (CTB) is an aggregate mixture with relatively low water and cement content for pavement base layers, which can provide a stronger and stiffer base layer and requires a lower thickness than using granular layers but has the potential to form reflective cracks in the surface layer. Therefore, CTB should not be too stiff and the compressive strength needs to be limited. The research was carried out to analyze the effect of variations in cement content, gradation, and mix density on compressive strength, flexural strength, and elastic modulus. This research also analyzed the resistance of flexible pavement structures with CTB to asphalt fatigue and permanent deformation failure using the AUSTROADS 2017 method and the CIRCLY 6.0 program. The stiffness of CTB with Bina Marga gradation is built by the aggregate material (initially stiff), while the stiffness of CTB with FAA gradation is built by cement and the aggregate material tends to give flexible behavior because it is easier to move. The results showed that CTB with FAA gradation and 5% cement content resulting in a 7-day compressive strength of 3,28 MPa was stated as the optimum mix combination because it provides better resistance to fatigue and permanent deformation failure.","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135350686","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Batu bata merupakan bahan bangunan yang umum yang dipakai oleh masyarakat untuk membuat suatu bangunan. Namun tidak semua batu bata tersebut dapat dimanfaatkan apabila tidak sesuai ukuran atau mengalami retak atau pecah sehingga menjadi limbah dan tidak dapat didaur ulang. Hal ini sering terjadi dan dibiarkan saja oleh masyarakat sehingga kadang kala menumpuk atau dijadikan bahan timbunan saja. Dilakukan penelitian bagaimana batu bata yang sudah menjadi limbah tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk menjadi substitusi agregat halus pada beton normal dengan mutu beton fc’20 dikarenakan dalam kandungan batu bata terdapat kandungan silika berkisar antara 55%-65%. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, metodeaeksperimen rancangan campuran beton fc’20 dengan standar yang berlaku. Variasi rancangan campuran limbah batu bata adalah 0%, 13%, 14%, 15%, 16% dan 17% dengan mengacu pada penelitian terdahulu. Pengujian kuat tekan untuk mutu fc’20 dilakukan umur 7, 14, dan 28 hari. Hasil penelitian yang didapatkan pada umur 7 dan 14 hari dengan substitusi batu bata 0% menghasilkan kuat tekan beton 13,16 MPa dan 13,59 MPa. Pada umura28 hari kuatatekan berturut-turut dengan komposisi campuran batu bata pada 13%, 14%, 15 %, 16% dan 17% pada menghasilkan kuat tekan 20,24 MPa, 22,22 MPa, 22,79 MPa, 20,24 MPa, 18,54 MPa, dan 17,13 MPa. Berdasarkan temuan ini disimpulkan bahwa limbah batu bata dapat digunakan sebagai pengganti agregat halus dalam pembuatanabeton dengan komposisi optimum pada 14%. Campuran limbah batu bata yang masih layak untuk menghasilkan mutu beton fc’ 20 pada komposisi 13%, 14%, dan 15%.
{"title":"Pengaruh Limbah Batu Bata Terhadap Kuat Tekan Beton","authors":"Hanifah Yulian, Nasfryzal Carlo, Indra Khaidir","doi":"10.28932/jts.v19i2.6176","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.6176","url":null,"abstract":"Batu bata merupakan bahan bangunan yang umum yang dipakai oleh masyarakat untuk membuat suatu bangunan. Namun tidak semua batu bata tersebut dapat dimanfaatkan apabila tidak sesuai ukuran atau mengalami retak atau pecah sehingga menjadi limbah dan tidak dapat didaur ulang. Hal ini sering terjadi dan dibiarkan saja oleh masyarakat sehingga kadang kala menumpuk atau dijadikan bahan timbunan saja. Dilakukan penelitian bagaimana batu bata yang sudah menjadi limbah tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk menjadi substitusi agregat halus pada beton normal dengan mutu beton fc’20 dikarenakan dalam kandungan batu bata terdapat kandungan silika berkisar antara 55%-65%. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, metodeaeksperimen rancangan campuran beton fc’20 dengan standar yang berlaku. Variasi rancangan campuran limbah batu bata adalah 0%, 13%, 14%, 15%, 16% dan 17% dengan mengacu pada penelitian terdahulu. Pengujian kuat tekan untuk mutu fc’20 dilakukan umur 7, 14, dan 28 hari. Hasil penelitian yang didapatkan pada umur 7 dan 14 hari dengan substitusi batu bata 0% menghasilkan kuat tekan beton 13,16 MPa dan 13,59 MPa. Pada umura28 hari kuatatekan berturut-turut dengan komposisi campuran batu bata pada 13%, 14%, 15 %, 16% dan 17% pada menghasilkan kuat tekan 20,24 MPa, 22,22 MPa, 22,79 MPa, 20,24 MPa, 18,54 MPa, dan 17,13 MPa. Berdasarkan temuan ini disimpulkan bahwa limbah batu bata dapat digunakan sebagai pengganti agregat halus dalam pembuatanabeton dengan komposisi optimum pada 14%. Campuran limbah batu bata yang masih layak untuk menghasilkan mutu beton fc’ 20 pada komposisi 13%, 14%, dan 15%.","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134933712","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Construction industry activities are increasing. Construction industry players need to be prepared to face the possibility of changes of design planed that are not in accordance with field conditions. The purpose of this research is to identify, analyze the causes and impacts of Contract Change Orders (CCO) at the pre-construction, construction implementation, and post-construction stages with case study is Proyek Simpang Susun Balaraja Timur at Tol Jakarta – Merak, Kabupaten Tangerang. The research method used is descriptive and qualitative methods by conducting Earned Value Analysis and Fishbone Analysis to identify the causal factors and impacts of CCO so that efforts can be made to mitigate the performance of the construction contract from the aspect of quality, cost, and time. The results of the analysis show 3 factors causing CCO namely consultant factors, such as lack of planning preparation and non-compliance with field conditions, project owner factors, and contractor factors. The results of Earned Value Analysis with Estimate at Completion (EAC) calculations can be used to identify the need for additional contract value and additional execution time. On initial contract identification: Cost Performance Index (CPI) is 0.77 (insufficient costs with cost overrun – Rp. 52.502,111,631.83) and Schedule Performance Index (SPI) 1.21, means that Addendum 1 needs to be done with the results: CPI is 1.17 (the costs used are sufficient from the available fees), EAC is Rp. 189,848,751,106.02 with changes in the contract value is Rp. 222,017,999,900.65, SPI is 1.21 from the initial contract value Rp. 174,437,684,167.96
建造业的活动正在增加。建筑行业的参与者需要准备好面对不符合现场条件的设计计划变更的可能性。本研究的目的是识别,分析合同变更令(CCO)在施工前,施工实施和施工后阶段的原因和影响,案例研究是Proyek Simpang Susun Balaraja Timur在Tol Jakarta - Merak, Kabupaten Tangerang。研究方法采用描述性和定性相结合的方法,通过挣值分析和鱼骨分析来确定CCO的原因和影响,从而从质量、成本和时间三个方面减轻施工合同的绩效。分析结果显示造成CCO的3个因素,即顾问因素,如缺乏规划准备和不符合现场条件,项目业主因素和承包商因素。完成估算的挣值分析(EAC)计算结果可用于确定是否需要额外的合同价值和额外的执行时间。在初始合同标识:成本绩效指数(CPI)是0.77(成本与成本超支不足- Rp。52.502,111,631.83)和进度性能指数(SPI) 1.21,意味着需要做附录1的结果:CPI是1.17(从可用足够使用的成本费用),EAC Rp。189848751106 .02点与合同的变化值是Rp。222017999900 .65点,SPI从最初的合同金额是1.21卢比,174437684167 .96点
{"title":"Evaluation of the Implementation of Contract Change Order as A Solution to the Problem of Contract Scope Changes","authors":"Bintang Putra Nusantara, Sutardi Sutardi","doi":"10.28932/jts.v19i2.4508","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.4508","url":null,"abstract":"Construction industry activities are increasing. Construction industry players need to be prepared to face the possibility of changes of design planed that are not in accordance with field conditions. The purpose of this research is to identify, analyze the causes and impacts of Contract Change Orders (CCO) at the pre-construction, construction implementation, and post-construction stages with case study is Proyek Simpang Susun Balaraja Timur at Tol Jakarta – Merak, Kabupaten Tangerang. The research method used is descriptive and qualitative methods by conducting Earned Value Analysis and Fishbone Analysis to identify the causal factors and impacts of CCO so that efforts can be made to mitigate the performance of the construction contract from the aspect of quality, cost, and time. The results of the analysis show 3 factors causing CCO namely consultant factors, such as lack of planning preparation and non-compliance with field conditions, project owner factors, and contractor factors. The results of Earned Value Analysis with Estimate at Completion (EAC) calculations can be used to identify the need for additional contract value and additional execution time. On initial contract identification: Cost Performance Index (CPI) is 0.77 (insufficient costs with cost overrun – Rp. 52.502,111,631.83) and Schedule Performance Index (SPI) 1.21, means that Addendum 1 needs to be done with the results: CPI is 1.17 (the costs used are sufficient from the available fees), EAC is Rp. 189,848,751,106.02 with changes in the contract value is Rp. 222,017,999,900.65, SPI is 1.21 from the initial contract value Rp. 174,437,684,167.96","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134933763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ferry Firmawan, Ahmad Hakim Bintang Kuncoro, Diah Setyati Budiningrum
Pemanasan global timbul akibat kerusakan lingkungan yang terjadi secara beriringan, salah satu penyebabnya berasal dari proyek konstruksi bangunan, sehingga penerapan green construction menjadi solusi untuk meminimalisir dampak negatif dari proyek konstruksi pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan green construction dalam proyek konstruksi pembangunan bendungan Jragung, Semarang. Pengumpulan data dilakukan melalui survei kuesioner terkumpul terhadap responden dari 50 pekerja dari 5 perusahaan (kontraktor) yang terlibat dalam pembangunan bendungan Jragung, Semarang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proyek pembangunan bendungan Jragung, Semarang, para kontraktor sebagai pelaksana dan penanggungjawab proyek sudah menerapkan konsep green construction dalam proyek tersebut meskipun belum maksimal. Penerapan green construction berdasarkan 6 indikator penilaian memiliki persentase sebesar 53%-98%. PT Wijaya Karya menjadi kontraktor proyek yang sudah melakukan penerapang green construction dengan persentase tertinggi sebesar 81% diikuti oleh PT Waskita Karya (79%) dan PT Brantas Abipraya (77%), sedangkan 2 kontraktor lainnya yaitu PT Pelita Nusa Perkasa (68%) dan PT Basuki Rahmanta Putra (66%) menduduki peringkat 2 terbawah dalam penerapan green construction dalam proyek pembangunan bendungan Jragung, Semarang.
{"title":"Implementasi Green Construction Pada Proyek Konstruksi Pembangunan Bendungan Jragung, Semarang","authors":"Ferry Firmawan, Ahmad Hakim Bintang Kuncoro, Diah Setyati Budiningrum","doi":"10.28932/jts.v19i2.6396","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.6396","url":null,"abstract":"Pemanasan global timbul akibat kerusakan lingkungan yang terjadi secara beriringan, salah satu penyebabnya berasal dari proyek konstruksi bangunan, sehingga penerapan green construction menjadi solusi untuk meminimalisir dampak negatif dari proyek konstruksi pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan green construction dalam proyek konstruksi pembangunan bendungan Jragung, Semarang. Pengumpulan data dilakukan melalui survei kuesioner terkumpul terhadap responden dari 50 pekerja dari 5 perusahaan (kontraktor) yang terlibat dalam pembangunan bendungan Jragung, Semarang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proyek pembangunan bendungan Jragung, Semarang, para kontraktor sebagai pelaksana dan penanggungjawab proyek sudah menerapkan konsep green construction dalam proyek tersebut meskipun belum maksimal. Penerapan green construction berdasarkan 6 indikator penilaian memiliki persentase sebesar 53%-98%. PT Wijaya Karya menjadi kontraktor proyek yang sudah melakukan penerapang green construction dengan persentase tertinggi sebesar 81% diikuti oleh PT Waskita Karya (79%) dan PT Brantas Abipraya (77%), sedangkan 2 kontraktor lainnya yaitu PT Pelita Nusa Perkasa (68%) dan PT Basuki Rahmanta Putra (66%) menduduki peringkat 2 terbawah dalam penerapan green construction dalam proyek pembangunan bendungan Jragung, Semarang.","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134934992","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Beton hijau adalah beton ramah lingkungan yang dibuat dengan menggunakan limbah atau bahan sisa. Beton hijau dibuat menggunakan bahan alternatif untuk menggantikan sebagaian semen atau agregat. Tempurung kelapa merupakan limbah padat dari hasil pengolahan kelapa yang belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga abu tempurung kelapa perlu dicoba untuk menggantikan sebagian semen. Substitusi semen dengan abu tempurung kelapa yang digunakan adalah 2,5%, 5,0%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5%, 20%, dan 22,5 % terhadap berat semen. Benda uji berupa silinder beton sebanyak 3 buah setiap variasi dan dengan jumlah total 30 buah. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian slump untuk beton segar dan pengujian kuat tekan untuk beton keras setelah berumur 28 hari. Dari hasil penelitian didapat: abu tempurung kelapa mempunyai kandungan silika yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pozzolan. Peningkatan persentase substitusi semen dengan abu tempurung kelapa menurunkan nilai slump. Substitusi semen dengan abu tempurung kelapa meningkatkan kuat tekan beton. Peningkatan persentase substitusi semen dengan abu tempurung kelapa menurunkan kuat tekan beton Substitusi semen dengan abu tempurung kelapa tidak berpengaruh signifikan terhadap berat volume beton.
{"title":"Pengaruh Penggantian Sebagian Semen dengan Abu Tempurung Kelapa terhadap Kinerja Beton","authors":"Bing Santosa, Arusmalem Ginting, Prasetya Adi, Eliada Obed Manasye","doi":"10.28932/jts.v19i2.5286","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.5286","url":null,"abstract":"Beton hijau adalah beton ramah lingkungan yang dibuat dengan menggunakan limbah atau bahan sisa. Beton hijau dibuat menggunakan bahan alternatif untuk menggantikan sebagaian semen atau agregat. Tempurung kelapa merupakan limbah padat dari hasil pengolahan kelapa yang belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga abu tempurung kelapa perlu dicoba untuk menggantikan sebagian semen. Substitusi semen dengan abu tempurung kelapa yang digunakan adalah 2,5%, 5,0%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5%, 20%, dan 22,5 % terhadap berat semen. Benda uji berupa silinder beton sebanyak 3 buah setiap variasi dan dengan jumlah total 30 buah. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian slump untuk beton segar dan pengujian kuat tekan untuk beton keras setelah berumur 28 hari. Dari hasil penelitian didapat: abu tempurung kelapa mempunyai kandungan silika yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pozzolan. Peningkatan persentase substitusi semen dengan abu tempurung kelapa menurunkan nilai slump. Substitusi semen dengan abu tempurung kelapa meningkatkan kuat tekan beton. Peningkatan persentase substitusi semen dengan abu tempurung kelapa menurunkan kuat tekan beton Substitusi semen dengan abu tempurung kelapa tidak berpengaruh signifikan terhadap berat volume beton.","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134933942","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The Government of the Republic of Indonesia through Presidential Regulation Number 100 of 2014 and Presidential Regulation Number 117 of 2015 aims the construction of the 2770 km Trans Sumatra Toll Road from Bakauheni to Banda Aceh to be fully constructed by 2024. There are two key stages in the project phase, i.e planning and construction stages. The planning stage is carried out using the Building Information Model (BIM), while the construction phase integrates BIM with 3D-Machine-Control. This study is conducted in Trans Sumatera Pekanbaru - Bangkinang’s Toll Road with 40 kilometers long as a study case. The data acquisition methodology is conducted using qualitative and quantitative methods throughout the field’s experiments. This study conducted the examination of the LiDAR UAV digital survey’s accuracy, the BIM implementation on Level of Development (LOD) 200, 300, and 400, verification of the usage of Motor Grader with 3D-Machine-Control efficiency in elevation cutting works, and the application of Vibro Compactor with 3D-Machine-Control for improving the accuracy of soil compaction on the subgrade and base course. The results showed that the topographic data from UAV LiDAR are accurate within LE90 accuracy with 0.176 cm. The optimalization of 3D-Machine-Control could carry out the earthworks as similar as design also can be used as quality and quantity control. The time efficiency which obtained from implementing Motor Grader with 3D-Machine-Control for elevation cutting application is 47%.
{"title":"Digitalization of The Construction Industry with BIM and 3D Machine Control Integration for Construction Performance Improvement.","authors":"Iwan Hermawan, Sutardi Sudirman","doi":"10.28932/jts.v19i2.4497","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.4497","url":null,"abstract":"The Government of the Republic of Indonesia through Presidential Regulation Number 100 of 2014 and Presidential Regulation Number 117 of 2015 aims the construction of the 2770 km Trans Sumatra Toll Road from Bakauheni to Banda Aceh to be fully constructed by 2024. There are two key stages in the project phase, i.e planning and construction stages. The planning stage is carried out using the Building Information Model (BIM), while the construction phase integrates BIM with 3D-Machine-Control. This study is conducted in Trans Sumatera Pekanbaru - Bangkinang’s Toll Road with 40 kilometers long as a study case. The data acquisition methodology is conducted using qualitative and quantitative methods throughout the field’s experiments. This study conducted the examination of the LiDAR UAV digital survey’s accuracy, the BIM implementation on Level of Development (LOD) 200, 300, and 400, verification of the usage of Motor Grader with 3D-Machine-Control efficiency in elevation cutting works, and the application of Vibro Compactor with 3D-Machine-Control for improving the accuracy of soil compaction on the subgrade and base course. The results showed that the topographic data from UAV LiDAR are accurate within LE90 accuracy with 0.176 cm. The optimalization of 3D-Machine-Control could carry out the earthworks as similar as design also can be used as quality and quantity control. The time efficiency which obtained from implementing Motor Grader with 3D-Machine-Control for elevation cutting application is 47%.","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134934768","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Manda Tri Putra, Henggar Risa Destania, Febryandi Febryandi
Jalan adalah prasarana transportasi yang menunjang pertumbuhan ekonomi dan memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan dan pembangunan suatu wilayah. Aspal berfungsi sebagai pengikat dalam campuran aspal, sehingga menjaga daya cengkeram, kelembutan dan kelenturannya menjadi penting. Penambahan aditif aspal merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan daya cengkeram, kelembutan dan kelenturan aspal. Ban kendaraan bermotor bekas dibuat dari berbagai bahan seperti karet alam, neoprene, bahan kimia, karbon hitam dan oli tertentu. Sifat karet adalah tahan lama dan lentur atau elastis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) pada campuran Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) menggunakan aspal modifikasi wheel powder dengan variasi 1% dan 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis data parametrik untuk masing- masing KAO, nilai optimal adalah 6,18 dari KAO aspal dengan penambahan 1% serbuk ban karet. Nilai parameternya adalah VIM 4,61%, VMA 18,52%, VFA 75,31%, Stabilitas 1459 kg dan Flow 2,95.
{"title":"Analisis Karakteristik Marshall Campuran Aspal Modifikasi pada Asphalt Concrete – Wearing Course (AC – WC) dengan Penambahan Serbuk Ban Kendaraan","authors":"Manda Tri Putra, Henggar Risa Destania, Febryandi Febryandi","doi":"10.28932/jts.v19i2.5580","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.5580","url":null,"abstract":"Jalan adalah prasarana transportasi yang menunjang pertumbuhan ekonomi dan memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan dan pembangunan suatu wilayah. Aspal berfungsi sebagai pengikat dalam campuran aspal, sehingga menjaga daya cengkeram, kelembutan dan kelenturannya menjadi penting. Penambahan aditif aspal merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan daya cengkeram, kelembutan dan kelenturan aspal. Ban kendaraan bermotor bekas dibuat dari berbagai bahan seperti karet alam, neoprene, bahan kimia, karbon hitam dan oli tertentu. Sifat karet adalah tahan lama dan lentur atau elastis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) pada campuran Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) menggunakan aspal modifikasi wheel powder dengan variasi 1% dan 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis data parametrik untuk masing- masing KAO, nilai optimal adalah 6,18 dari KAO aspal dengan penambahan 1% serbuk ban karet. Nilai parameternya adalah VIM 4,61%, VMA 18,52%, VFA 75,31%, Stabilitas 1459 kg dan Flow 2,95.","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134933710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bendungan Benanga merupakan konstruksi yang dibangun untuk menahan laju dan menampung air yang terletak di Kelurahan Lempake, Kalimantan Timur. Awal pembangunannya, kapasitas bendungan mencapai 1,6 juta m3 dan daya tampung bendungan menyusut sampai 500.000 m3. Mengakibatkan rawan luapan di sekitar bendungan bahkan mengakibatkan banjir di daerah Bengkuring. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan filler bata pada perkerasan dalam rendaman air Bendungan Benanga. Jika perkerasan terendam, maka rongga perkerasan terisi air dan melarutkan material, sehingga menurunkan stabilitas. Penggunaan bata untuk memanfaatkan limbah renovasi dan sebagai pengganti Portland cement karena memiliki sifat pozolanik. Penelitian dilakukan dengan eksperimental, menggunakan aspal Pen 60/70, agregat kasar dan halus dari Palu, terdiri dari 2 variabel yaitu 0% dan 100% filler bata. Standar campuran mengacu pada Bina Marga, 2018 dan analisis menggunakan metode Marshall. Dari penelitian ini, campuran kadar aspal 5,5% dengan 100% filler bata dapat digunakan untuk inovasi campuran perkerasan dengan kekuatan menahan beban 3.190,7 kg dan kelelehan sekitar 5 cm. Campuran mampu menahan beban lalu lintas terbesar dengan penurunan lebih kecil dibandingkan dengan campuran lainnya. Rongga yang terisi aspal (Void Filled with Asphalt, VFWA) memenuhi syarat dan efisien yaitu 72,7%, sehingga perkerasan tidak berongga dan kedap air. Campuran ini meminimalisir terjadinya kerusakan perkerasan yang sering terendam banjir.
{"title":"Pengaruh Penggunaan Filler Bata Terhadap Stabilitas Perkerasan Pada Rendaman Bendungan Benanga","authors":"Ulwiyah Wahdah Mufassirin Liana, Adde Currie Siregar, Dheka Shara Pratiwi, Muhammad Iqbal","doi":"10.28932/jts.v19i2.5915","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.5915","url":null,"abstract":"Bendungan Benanga merupakan konstruksi yang dibangun untuk menahan laju dan menampung air yang terletak di Kelurahan Lempake, Kalimantan Timur. Awal pembangunannya, kapasitas bendungan mencapai 1,6 juta m3 dan daya tampung bendungan menyusut sampai 500.000 m3. Mengakibatkan rawan luapan di sekitar bendungan bahkan mengakibatkan banjir di daerah Bengkuring. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan filler bata pada perkerasan dalam rendaman air Bendungan Benanga. Jika perkerasan terendam, maka rongga perkerasan terisi air dan melarutkan material, sehingga menurunkan stabilitas. Penggunaan bata untuk memanfaatkan limbah renovasi dan sebagai pengganti Portland cement karena memiliki sifat pozolanik. Penelitian dilakukan dengan eksperimental, menggunakan aspal Pen 60/70, agregat kasar dan halus dari Palu, terdiri dari 2 variabel yaitu 0% dan 100% filler bata. Standar campuran mengacu pada Bina Marga, 2018 dan analisis menggunakan metode Marshall. Dari penelitian ini, campuran kadar aspal 5,5% dengan 100% filler bata dapat digunakan untuk inovasi campuran perkerasan dengan kekuatan menahan beban 3.190,7 kg dan kelelehan sekitar 5 cm. Campuran mampu menahan beban lalu lintas terbesar dengan penurunan lebih kecil dibandingkan dengan campuran lainnya. Rongga yang terisi aspal (Void Filled with Asphalt, VFWA) memenuhi syarat dan efisien yaitu 72,7%, sehingga perkerasan tidak berongga dan kedap air. Campuran ini meminimalisir terjadinya kerusakan perkerasan yang sering terendam banjir.","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134934985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Seiring perkembangan proyek konstruksi, banyak alat-alat yang diciptakan dan dikembangkan untuk membantu dan mempermudah aktivitas dalam pengerjaan proyek konstruksi. Dalam pemilihan alat sangat perlu direncanakan dengan tepat dan cermat sesuai dengan keadaan proyek dan kemampuan pekerja. Salah satu alat yang umum dipakai pada proyek bangunan tinggi adalah alat pancang untuk pengerjaan fondasi. Pada proyek pembangunan SMAN 14 Samarinda digunakan alat pancang drop hammer dan jack in pile. Penelitian ini membahas produktivitas dan beberapa strategi untuk meningkatkan durasi peralatan tiang pancang. Data yang digunakan diperoleh dari proyek berupa data waktu siklus alat pancang. Dari analisis diketahui nilai produktivitas rata-rata alat pancang jack in pile sebesar 2,19 dan drop hammer sebesar 1,20. Dari produktivitas tersebut alat pancang jack in pile lebih efisien dibanding alat drop hammer. Alat pancang drop hammer dipilih karena relatif murah dan jack in pile dipilih karena metode ini menggunakan tekanan statis tanpa menimbulkan dampak negatif (kebisingan dan getaran) bagi penduduk di sekitar proyek selama proses pemancangan. Alat pancang yang digunakan harus mengutamakan aspek-aspek yang bernilai ekonomis dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat
随着建筑工程的发展,许多工具被发明和开发,以帮助和简化建筑工程的工作。在选择工具时,必须根据项目环境和工作能力精心策划。在高层建筑工程中最常见的工具之一是地基上的桩柱。在一个建筑项目中,14萨林达使用了倒下的锤子和千斤顶的皮尔斯。本研究讨论了生产率和一些策略,以提高绞刑架设备的持续时间。使用的数据来自一个叫做时间循环的项目。据分析,杰克·皮尔斯赌注的平均生产力为2.19美元,锤击率为1.20美元。这样的生产力,杰克在皮尔斯的木桩比锤子掉下来的工具更有效。drop hammer之所以被选择,是因为它相对便宜,jack in pile之所以被选择,是因为它使用静电抑制而不会对项目进行震动时周围的居民产生负面影响(噪音和振动)。使用的木桩应优先考虑经济方面,不会对社会产生负面影响
{"title":"Analisis Perbandingan Produktivitas Alat Pancang Drop Hammer dan Jack in Pile Proyek Pembangunan SMAN 14 Samarinda","authors":"Adde Currie Siregar, Santi Yatnikasari, Fitriyati Agustina, Vebrian Vebrian, Muhammad Jalil","doi":"10.28932/jts.v19i2.5344","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.5344","url":null,"abstract":"Seiring perkembangan proyek konstruksi, banyak alat-alat yang diciptakan dan dikembangkan untuk membantu dan mempermudah aktivitas dalam pengerjaan proyek konstruksi. Dalam pemilihan alat sangat perlu direncanakan dengan tepat dan cermat sesuai dengan keadaan proyek dan kemampuan pekerja. Salah satu alat yang umum dipakai pada proyek bangunan tinggi adalah alat pancang untuk pengerjaan fondasi. Pada proyek pembangunan SMAN 14 Samarinda digunakan alat pancang drop hammer dan jack in pile. Penelitian ini membahas produktivitas dan beberapa strategi untuk meningkatkan durasi peralatan tiang pancang. Data yang digunakan diperoleh dari proyek berupa data waktu siklus alat pancang. Dari analisis diketahui nilai produktivitas rata-rata alat pancang jack in pile sebesar 2,19 dan drop hammer sebesar 1,20. Dari produktivitas tersebut alat pancang jack in pile lebih efisien dibanding alat drop hammer. Alat pancang drop hammer dipilih karena relatif murah dan jack in pile dipilih karena metode ini menggunakan tekanan statis tanpa menimbulkan dampak negatif (kebisingan dan getaran) bagi penduduk di sekitar proyek selama proses pemancangan. Alat pancang yang digunakan harus mengutamakan aspek-aspek yang bernilai ekonomis dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134935007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pantai Palik yang terletak di Desa Lubuk Jaya, Bengkulu Utara merupakan pantai yang tepat bersebelahan dan menghadap langsung ke Samudera Hindia, hal ini menyebabkan pantai ini memiliki gelombang yang cukup besar. Gelombang pantai yang besar memicu adanya transport sedimen yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, akresi, dan perubahan garis pantai yang dapat mengganggu aktivitas nelayan dalam berlayar menangkap ikan dan aktivitas pelelangan ikan di daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan besarnya abrasi, akresi dan perubahan garis pantai di Pantai Palik menggunakan metode-metode empiris dengan analisis numerik. Metode-metode empiris yang dipakai yaitu Metode Manohar, Metode Komar, dan Metode CERC (SMB Method) dengan menggunakan nomogram. Hasil analisis menggunakan Metode Manohar, abrasi terbesar terjadi di pias 4 yaitu 2,47 m, akresi terbesar terjadi di pias 1 yaitu 8,91 m, perubahan garis pantai terbesar terjadi di pias 1 yaitu 8,91 m. Hasil analisis menggunakan Metode Komar, abrasi terbesar terjadi di pias 4 yaitu 1,84 m, akresi terbesar terjadi di pias 1 yaitu 7,85 m, perubahan garis pantai terbesar terjadi di pias 1 yaitu 7,85 m. Hasil analisis menggunakan Metode CERC, abrasi terbesar terjadi di pias 4 yaitu 1,51 m, akresi terbesar terjadi di pias 1 yaitu 6,44 m, perubahan garis pantai terbesar terjadi di pias 1 sebesar 6,44 m.
{"title":"Analisis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Metode Empiris di Pantai Palik, Bengkulu Utara","authors":"Ihza Gian Fires Putra, Budi Santosa","doi":"10.28932/jts.v19i2.5953","DOIUrl":"https://doi.org/10.28932/jts.v19i2.5953","url":null,"abstract":"Pantai Palik yang terletak di Desa Lubuk Jaya, Bengkulu Utara merupakan pantai yang tepat bersebelahan dan menghadap langsung ke Samudera Hindia, hal ini menyebabkan pantai ini memiliki gelombang yang cukup besar. Gelombang pantai yang besar memicu adanya transport sedimen yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, akresi, dan perubahan garis pantai yang dapat mengganggu aktivitas nelayan dalam berlayar menangkap ikan dan aktivitas pelelangan ikan di daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan besarnya abrasi, akresi dan perubahan garis pantai di Pantai Palik menggunakan metode-metode empiris dengan analisis numerik. Metode-metode empiris yang dipakai yaitu Metode Manohar, Metode Komar, dan Metode CERC (SMB Method) dengan menggunakan nomogram. Hasil analisis menggunakan Metode Manohar, abrasi terbesar terjadi di pias 4 yaitu 2,47 m, akresi terbesar terjadi di pias 1 yaitu 8,91 m, perubahan garis pantai terbesar terjadi di pias 1 yaitu 8,91 m. Hasil analisis menggunakan Metode Komar, abrasi terbesar terjadi di pias 4 yaitu 1,84 m, akresi terbesar terjadi di pias 1 yaitu 7,85 m, perubahan garis pantai terbesar terjadi di pias 1 yaitu 7,85 m. Hasil analisis menggunakan Metode CERC, abrasi terbesar terjadi di pias 4 yaitu 1,51 m, akresi terbesar terjadi di pias 1 yaitu 6,44 m, perubahan garis pantai terbesar terjadi di pias 1 sebesar 6,44 m.","PeriodicalId":52838,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sipil","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134934967","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}