Pub Date : 2022-02-02DOI: 10.20884/1.api.2021.9.2.5371
H. Wasito, Defi Srium Siagian, M. S. Fareza
Disinfectant products with excessive chlorine could be dangerous for health and need quality control. It is important to develop an analytical method for monitoring product quality. The main objective of this work is to develop an alternative method and evaluate the analytical performance of visible spectrophotometry for determining free chlorine in disinfectant products based on the Prussian blue decomposition process. The capability of chlorine to oxidize ferrous to ferric ions makes the Prussian blue generated by ferrosulfate and potassium ferricyanide is decomposed and measured by spectrophotometer. The formation of Prussian blue was improved by optimizing some reaction conditions and assessing incubation time. Linearity, analytical concentration range, precision, accuracy, detection limit, and quantitation limit parameters were among the examined analytical parameters. The results showed that the optimum concentration of ferrosulfate, potassium ferysianide, and hydrochloric acid for Prussian blue formation was 2.0 mmol L-1, 3.0 mmol L-1, and 0.5 mol L-1, respectively, with 15 minutes incubation time after chlorine addition. Analytical performance parameters seemed appropriate for routine analysis purposes. The developed method can also be applied as an alternative analytical method to determine the free chlorine concentration of disinfection products in the market.
{"title":"Free Chlorine Determination in Disinfectant Product using Visible Spectrophotometry based on Prussian Blue Degradation","authors":"H. Wasito, Defi Srium Siagian, M. S. Fareza","doi":"10.20884/1.api.2021.9.2.5371","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.2.5371","url":null,"abstract":"Disinfectant products with excessive chlorine could be dangerous for health and need quality control. It is important to develop an analytical method for monitoring product quality. The main objective of this work is to develop an alternative method and evaluate the analytical performance of visible spectrophotometry for determining free chlorine in disinfectant products based on the Prussian blue decomposition process. The capability of chlorine to oxidize ferrous to ferric ions makes the Prussian blue generated by ferrosulfate and potassium ferricyanide is decomposed and measured by spectrophotometer. The formation of Prussian blue was improved by optimizing some reaction conditions and assessing incubation time. Linearity, analytical concentration range, precision, accuracy, detection limit, and quantitation limit parameters were among the examined analytical parameters. The results showed that the optimum concentration of ferrosulfate, potassium ferysianide, and hydrochloric acid for Prussian blue formation was 2.0 mmol L-1, 3.0 mmol L-1, and 0.5 mol L-1, respectively, with 15 minutes incubation time after chlorine addition. Analytical performance parameters seemed appropriate for routine analysis purposes. The developed method can also be applied as an alternative analytical method to determine the free chlorine concentration of disinfection products in the market.","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75035868","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-02DOI: 10.20884/1.api.2021.9.2.4250
Siti Rohimah Nurasyifa, V. Ru, Hening Pratiwi
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan termasuk penyakit jangka panjang yang membutuhkan manajemen diri yang baik. Faktor pengetahuan memegang peranan yang sangat penting terhadap manajemen diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap manajemen diri pasien. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pendekatan cross sectional. Dimana tingkat Pengetahuan diukur menggunakan Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ-24) dan tingkat manajemen diri diukur menggunakan Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ). Penelitian dilaksanakan di Puskesmas I Purwokerto Timur dan pengambilan data menggunakan teknik Accidental Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 35. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap manajemen diri p = 0,000 dengan nilai r = 0,838 pada pasien prolanis diabetes mellitus tipe 2.
{"title":"Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Manajemen Diri Pasien Prolanis Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas 1 Purwokerto Timur","authors":"Siti Rohimah Nurasyifa, V. Ru, Hening Pratiwi","doi":"10.20884/1.api.2021.9.2.4250","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.2.4250","url":null,"abstract":"Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan termasuk penyakit jangka panjang yang membutuhkan manajemen diri yang baik. Faktor pengetahuan memegang peranan yang sangat penting terhadap manajemen diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap manajemen diri pasien. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pendekatan cross sectional. Dimana tingkat Pengetahuan diukur menggunakan Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ-24) dan tingkat manajemen diri diukur menggunakan Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ). Penelitian dilaksanakan di Puskesmas I Purwokerto Timur dan pengambilan data menggunakan teknik Accidental Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 35. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap manajemen diri p = 0,000 dengan nilai r = 0,838 pada pasien prolanis diabetes mellitus tipe 2. \u0000 ","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83095570","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-02DOI: 10.20884/1.api.2021.9.2.5135
Nurul Ambianti, Muhamad Rinaldhi Tandah, Khusnul Diana, R. Balqis
Abstrak Obat rusak dan kadaluarsa merupakan salah satu masalah yang dapat mencerminkan ketidaktepatan dan kurang baiknya manajemen pengelolaan obat di sebuah Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tora Belo. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pengambilan data secara cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh tenaga kefarmasian di RSUD Tora Belo. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi menggunakan uji Spearman-Rho, untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa. Jumlah sampel adalah 33 orang yang diambil secara total sampling. Waktu pengambilan data penelitian selama bulan Mei-Oktober 2020. Dari hasil penelitian dapat diperoleh pengetahuan tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa dikategorikan cukup yaitu sebanyak 17 orang (71,1%), sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa dikategorikan sangat kuat yaitu sebanyak 18 orang (85,78%), serta hasil analisis korelasi tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,021, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa di RSUD Tora Belo.
{"title":"ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENAGA KEFARMASIAN DALAM MENCEGAH OBAT RUSAK DAN KADARLUARSA DI RSUD TORA BELO","authors":"Nurul Ambianti, Muhamad Rinaldhi Tandah, Khusnul Diana, R. Balqis","doi":"10.20884/1.api.2021.9.2.5135","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.2.5135","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Obat rusak dan kadaluarsa merupakan salah satu masalah yang dapat mencerminkan ketidaktepatan dan kurang baiknya manajemen pengelolaan obat di sebuah Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tora Belo. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pengambilan data secara cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh tenaga kefarmasian di RSUD Tora Belo. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi menggunakan uji Spearman-Rho, untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa. Jumlah sampel adalah 33 orang yang diambil secara total sampling. Waktu pengambilan data penelitian selama bulan Mei-Oktober 2020. Dari hasil penelitian dapat diperoleh pengetahuan tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa dikategorikan cukup yaitu sebanyak 17 orang (71,1%), sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa dikategorikan sangat kuat yaitu sebanyak 18 orang (85,78%), serta hasil analisis korelasi tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,021, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kefarmasian dalam mencegah obat rusak dan kadaluarsa di RSUD Tora Belo. \u0000 ","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86447054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ARNI adalah terapi baru untuk pasien gagal jantung yang diakui pada 2016, yang merupakan kombinasi antara sacubitril (Neprilisin Inhibitor) dengan valsartan (ARB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas pengunaaan sacubitril/valsartan dengan enalapril pada pasien gagal jantung melalui metode literature review. Pencarian artikel dilakukan pada database Cochrane dan PubMed. Kata kunci yang digunakan disusun berdasarkan PICO (heart failure, sacubitril/valsartan atau LCZ696, enalapril, dan efficacy or effectiveness). Kriteria inklusi pada penelitian yaitu artikel dalam bahasa inggris, full text dan bebas akses, publikasi 2010-2020, dan penelitian RCT. Kriteria eksklusi yaitu artikel review. Pencarian dilakukan pada 10 Juli hingga 23 Juli 2020 dan 20 Desember 2020. Didapatkan hasil pencarian 160 artikel, setelah dilakukan seleksi dan eligibilitas diperoleh 16 artikel sesuai kriteria inklusi sebagai arikel primer, dan 2 artikel ditambahkan sebagai artikel sekunder. Penelitian membuktikan bahwa sacubitril/valsartan menurunkan kejadian readmisi dan memiliki skor kualitas hidup lebih baik dibandingkan enalapril, serta dapat menurunkan resiko kematian. Berdasarkan penelitian primer PARADIGM-HF dan 15 artikel analisis lanjutan, diketahui bahwa sacubitril/valsartan lebih bermanfaat dibandingkan enalapril pada pasien gagal jantung. Kata kunci: sacubitril/valsartan, enalapril, gagal jantung, literature review
{"title":"Perbandingan Efektivitas Sacubitril/Valsartan dengan Enalapril pada Pasien Gagal Jantung: Literature Review","authors":"Jitayu Sekarininta Mumpun, Laksmi Maharani, Nialiana Endah Endriastuti","doi":"10.20884/1.api.2021.9.2.4408","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.2.4408","url":null,"abstract":"ARNI adalah terapi baru untuk pasien gagal jantung yang diakui pada 2016, yang merupakan kombinasi antara sacubitril (Neprilisin Inhibitor) dengan valsartan (ARB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas pengunaaan sacubitril/valsartan dengan enalapril pada pasien gagal jantung melalui metode literature review. Pencarian artikel dilakukan pada database Cochrane dan PubMed. Kata kunci yang digunakan disusun berdasarkan PICO (heart failure, sacubitril/valsartan atau LCZ696, enalapril, dan efficacy or effectiveness). Kriteria inklusi pada penelitian yaitu artikel dalam bahasa inggris, full text dan bebas akses, publikasi 2010-2020, dan penelitian RCT. Kriteria eksklusi yaitu artikel review. Pencarian dilakukan pada 10 Juli hingga 23 Juli 2020 dan 20 Desember 2020. Didapatkan hasil pencarian 160 artikel, setelah dilakukan seleksi dan eligibilitas diperoleh 16 artikel sesuai kriteria inklusi sebagai arikel primer, dan 2 artikel ditambahkan sebagai artikel sekunder. Penelitian membuktikan bahwa sacubitril/valsartan menurunkan kejadian readmisi dan memiliki skor kualitas hidup lebih baik dibandingkan enalapril, serta dapat menurunkan resiko kematian. Berdasarkan penelitian primer PARADIGM-HF dan 15 artikel analisis lanjutan, diketahui bahwa sacubitril/valsartan lebih bermanfaat dibandingkan enalapril pada pasien gagal jantung. \u0000Kata kunci: sacubitril/valsartan, enalapril, gagal jantung, literature review","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85434228","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun kersen (Muntingia calabura L.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti tanin, flavonoid, dan saponin. Senyawa metabolit sekunder ini berfungsi sebagai antibakteri, sehingga dapat dikembangkan menjadi suatu sediaan. Salah satu bentuk sediaan yang dapat dikembangkan yaitu bentuk sediaan salep. Pemilihan konsentrasi basis sangat penting karena dapat mempengaruhi sifat fisik dan efektivitas sediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi formula optimum ekstrak etanol daun kersen dengan variasi konsentrasi vaselin album dan adeps lanae, serta sifat fisik dan tingkat penerimaan konsumen formula yang dinyatakan optimum. Daun kersen diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penentuan nilai optimum dilakukan menggunakan metode Simplex Lattice Design yang tersedia dalam software Design Expert Versi 11. Hasil yang diperoleh menunjukkan formula salep yang optimum memiliki komposisi vaselin album dan adeps lanae sebesar 73,29 % dan 9,71%, dengan daya sebar 3,10±0,12 cm, daya lekat 6,10±0,53 detik, pH 4,78±0,08, dan nilai akseptabilitas sebesar 4,02. Sehingga dapat disimpulkan bahwa formula yang dinyatakan optimum memiliki sifat fisik yang memenuhi persyaratan dan disukai oleh responden.
{"title":"Optimasi Konsentrasi Vaselin Album dan Adeps Lanae pada Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.)","authors":"Baiq Saomi Alfilaili, Wahida Hajrin, Yohanes Juliantoni","doi":"10.20884/1.api.2021.9.2.4084","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.2.4084","url":null,"abstract":"Daun kersen (Muntingia calabura L.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti tanin, flavonoid, dan saponin. Senyawa metabolit sekunder ini berfungsi sebagai antibakteri, sehingga dapat dikembangkan menjadi suatu sediaan. Salah satu bentuk sediaan yang dapat dikembangkan yaitu bentuk sediaan salep. Pemilihan konsentrasi basis sangat penting karena dapat mempengaruhi sifat fisik dan efektivitas sediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi formula optimum ekstrak etanol daun kersen dengan variasi konsentrasi vaselin album dan adeps lanae, serta sifat fisik dan tingkat penerimaan konsumen formula yang dinyatakan optimum. Daun kersen diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penentuan nilai optimum dilakukan menggunakan metode Simplex Lattice Design yang tersedia dalam software Design Expert Versi 11. Hasil yang diperoleh menunjukkan formula salep yang optimum memiliki komposisi vaselin album dan adeps lanae sebesar 73,29 % dan 9,71%, dengan daya sebar 3,10±0,12 cm, daya lekat 6,10±0,53 detik, pH 4,78±0,08, dan nilai akseptabilitas sebesar 4,02. Sehingga dapat disimpulkan bahwa formula yang dinyatakan optimum memiliki sifat fisik yang memenuhi persyaratan dan disukai oleh responden.","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81872824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-02DOI: 10.20884/1.api.2021.9.2.5144
Nurintan Kurnia Manikam, Amelia Rumi, Firdawati amir Parumpu
Pelayanan swamedikasi yang baik adalah swamedikasi yang dilakukan oleh tenaga ahli obat yaitu apoteker untuk mengoptimalkan penggunaan obat dan meningkatkan kesehatan. Pada saat yang bersamaan, apoteker juga diharapkan dapat memberikan konsultasi kepada pasien dan memantau setiap masalah yang mungkin terjadi selama penggunaan obat, yang disebut dengan masalah terkait obat (Medication error). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelayanan swamedikasi oleh apoteker di kota palu berdasarkan kategori penggalian informasi, pemilihan obat dan informasi obat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif bersifat cross sectional dan metode pengambilan sampel adalah Purposive sampling. Kriteria responden yaitu apoteker yang memiliki SIPA aktif dan berpraktek di apotek serta bersedia menandatangani lembar Informed consent. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 86 sampel apoteker dalam apotek yang berada di Kota Palu. Instrumen yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner dalam bentuk Google Form yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas serta data yang diperolehdievaluasi secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apoteker dalam apotek di kota palu sudah melaksanakan pelayanan swamedikasi untuk penggalian informasi sebesar 83,60%, pemilihan obat sebesar 95,35% dan pemberian informasi obat sebesar 89,66%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu apoteker dalam apotek sudah melaksanakan pelayanan swamedikasi dengan baik sesuai variabel.
{"title":"Gambaran Gambaran Pelayanan Swamedikasi Oleh Apoteker Di Kota Palu","authors":"Nurintan Kurnia Manikam, Amelia Rumi, Firdawati amir Parumpu","doi":"10.20884/1.api.2021.9.2.5144","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.2.5144","url":null,"abstract":"Pelayanan swamedikasi yang baik adalah swamedikasi yang dilakukan oleh tenaga ahli obat yaitu apoteker untuk mengoptimalkan penggunaan obat dan meningkatkan kesehatan. Pada saat yang bersamaan, apoteker juga diharapkan dapat memberikan konsultasi kepada pasien dan memantau setiap masalah yang mungkin terjadi selama penggunaan obat, yang disebut dengan masalah terkait obat (Medication error). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelayanan swamedikasi oleh apoteker di kota palu berdasarkan kategori penggalian informasi, pemilihan obat dan informasi obat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif bersifat cross sectional dan metode pengambilan sampel adalah Purposive sampling. Kriteria responden yaitu apoteker yang memiliki SIPA aktif dan berpraktek di apotek serta bersedia menandatangani lembar Informed consent. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 86 sampel apoteker dalam apotek yang berada di Kota Palu. Instrumen yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner dalam bentuk Google Form yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas serta data yang diperolehdievaluasi secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apoteker dalam apotek di kota palu sudah melaksanakan pelayanan swamedikasi untuk penggalian informasi sebesar 83,60%, pemilihan obat sebesar 95,35% dan pemberian informasi obat sebesar 89,66%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu apoteker dalam apotek sudah melaksanakan pelayanan swamedikasi dengan baik sesuai variabel.","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87527566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-29DOI: 10.20884/1.api.2021.9.1.4001
Yuyun Ramdani, A. D. Ananto, Wahida Hajrin
Rumput laut merah (Eucheuma cottonii) memiliki kemampuan tabir surya dalam melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang ditunjukkan oleh nilai SPF (Sun Protective Factor). Kandungan senyawa rumput laut merah dapat dipengaruhi oleh metode ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode ekstraksi yang optimal agar diperoleh nilai SPF paling tinggi yang digunakan sebagai bahan aktif sediaan lotion serta melakukan evaluasi sifat fisik sediaan lotion. Metode ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu maserasi, soxhletasi dan sonikasi. Penentuan nilai SPF dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Data diolah secara kuantitatif dengan analisis statistik SPSS dan hasil evaluasi sediaan lotion dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh rendemen ekstrak maserasi, soxhletasi dan sonikasi secara berturut-turut yaitu 41,96%, 17,11%, dan 33,26%. Hasil nilai SPF ekstrak maserasi, soxhletasi dan sonikasi dengan konsentrasi 20.000 ppm secara berturut-turut yaitu 31,147; 16,817; dan 17,908. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan nilai SPF ekstrak maserasi berbeda signifikan dengan nilai SPF ekstrak sonikasi dan soxhletasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode ekstraksi mempengaruhi aktivitas tabir surya rumput laut merah. Hasil sifat fisik dari sediaan lotion yaitu berwarna putih keabuan, aroma lilin dengan sedikit aroma khas rumput laut, pH 6,67, daya sebar 5,16, daya lekat 1,06 detik serta sediaan yang homogen. Hasil SPF sediaan lotion diperoleh 6,010 dengan tipe proteksi ekstra.
{"title":"Variasi Metode Ekstraksi dan Penetapan Nilai SPF Ekstrak Rumput Laut Merah (Eucheuma cottonii)","authors":"Yuyun Ramdani, A. D. Ananto, Wahida Hajrin","doi":"10.20884/1.api.2021.9.1.4001","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.1.4001","url":null,"abstract":"Rumput laut merah (Eucheuma cottonii) memiliki kemampuan tabir surya dalam melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang ditunjukkan oleh nilai SPF (Sun Protective Factor). Kandungan senyawa rumput laut merah dapat dipengaruhi oleh metode ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode ekstraksi yang optimal agar diperoleh nilai SPF paling tinggi yang digunakan sebagai bahan aktif sediaan lotion serta melakukan evaluasi sifat fisik sediaan lotion. Metode ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu maserasi, soxhletasi dan sonikasi. Penentuan nilai SPF dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Data diolah secara kuantitatif dengan analisis statistik SPSS dan hasil evaluasi sediaan lotion dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh rendemen ekstrak maserasi, soxhletasi dan sonikasi secara berturut-turut yaitu 41,96%, 17,11%, dan 33,26%. Hasil nilai SPF ekstrak maserasi, soxhletasi dan sonikasi dengan konsentrasi 20.000 ppm secara berturut-turut yaitu 31,147; 16,817; dan 17,908. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan nilai SPF ekstrak maserasi berbeda signifikan dengan nilai SPF ekstrak sonikasi dan soxhletasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode ekstraksi mempengaruhi aktivitas tabir surya rumput laut merah. Hasil sifat fisik dari sediaan lotion yaitu berwarna putih keabuan, aroma lilin dengan sedikit aroma khas rumput laut, pH 6,67, daya sebar 5,16, daya lekat 1,06 detik serta sediaan yang homogen. Hasil SPF sediaan lotion diperoleh 6,010 dengan tipe proteksi ekstra.","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89976017","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-29DOI: 10.20884/1.api.2021.9.1.3683
Hidayatul Ihsan, I. Pratama, Nisa Isnaeni Hanifa
The stew of Mirabilis jalapa L. flower has been used traditionally as an anti-inflammatory. Phytochemical screening of Mirabilis jalapa L. flower showed flavonoid content which is known to have anti-inflammatory activity. This study aims to determine the anti-inflammatory activity of Mirabilis jalapa L. flower infusion using the red blood cell membrane stabilization method by inducing hypotonicity and heat. The test group consisted of Mirabilis jalapa L. flower infusion with a concentration of 2.5%; 5%; and 10% w / v, positive control (diclofenac sodium 0.01% w / v and aspirin 0.01% w / v), and negative control (distilled water). The anti-inflammatory activity of Mirabilis jalapa L. flower infusion was determined by the percentage of membrane stabilization and inhibition of red blood cell hemolysis. Data from the test results were statistically analyzed both parametric and nonparametric with SPSS. Mirabilis jalapa L. flower infusion contains flavonoids, tannins and terpenoids. The test results showed that the 10% concentration of Mirabilis jalapa L. flower infusion had the largest percentage of red blood cell hemolysis protection on hypotonicity induction, that is 99.50% (p>0.05) and the largest percentage of hemolysis inhibition on heat induction, that is 50.27% ( p≤0.05). From these results, it can be concluded that the Mirabilis jalapa L. flower infusion has potential as an anti-inflammatory by stabilizing the red blood cell membrane.
Mirabilis jalapa L.花的炖菜传统上被用作抗炎药。Mirabilis jalapa L.花的植物化学筛选结果表明,Mirabilis jalapa L.花的类黄酮含量较高,具有抗炎活性。本研究旨在通过诱导低渗和热稳定红细胞膜的方法来测定紫茉莉花注射液的抗炎活性。试验组为Mirabilis jalapa L.花泡剂,浓度为2.5%;5%;10% w / v,阳性对照(双氯芬酸钠0.01% w / v和阿司匹林0.01% w / v),阴性对照(蒸馏水)。通过膜稳定率和红细胞溶血抑制率测定了紫茉莉花注射液的抗炎活性。检验结果的数据用SPSS对参数和非参数进行统计分析。Mirabilis jalapa L.花冲剂含有黄酮类化合物,单宁和萜类化合物。试验结果表明,10%浓度的茉莉花浸膏对低渗诱导的红细胞溶血保护作用最大,为99.50% (p>0.05);对热诱导的溶血抑制作用最大,为50.27% (p≤0.05)。由此可见,紫茉莉花冲剂具有稳定红细胞膜的抗炎作用。
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI INFUSA BUNGA PUKUL EMPAT SECARA IN VITRO","authors":"Hidayatul Ihsan, I. Pratama, Nisa Isnaeni Hanifa","doi":"10.20884/1.api.2021.9.1.3683","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.1.3683","url":null,"abstract":"The stew of Mirabilis jalapa L. flower has been used traditionally as an anti-inflammatory. Phytochemical screening of Mirabilis jalapa L. flower showed flavonoid content which is known to have anti-inflammatory activity. This study aims to determine the anti-inflammatory activity of Mirabilis jalapa L. flower infusion using the red blood cell membrane stabilization method by inducing hypotonicity and heat. The test group consisted of Mirabilis jalapa L. flower infusion with a concentration of 2.5%; 5%; and 10% w / v, positive control (diclofenac sodium 0.01% w / v and aspirin 0.01% w / v), and negative control (distilled water). The anti-inflammatory activity of Mirabilis jalapa L. flower infusion was determined by the percentage of membrane stabilization and inhibition of red blood cell hemolysis. Data from the test results were statistically analyzed both parametric and nonparametric with SPSS. Mirabilis jalapa L. flower infusion contains flavonoids, tannins and terpenoids. The test results showed that the 10% concentration of Mirabilis jalapa L. flower infusion had the largest percentage of red blood cell hemolysis protection on hypotonicity induction, that is 99.50% (p>0.05) and the largest percentage of hemolysis inhibition on heat induction, that is 50.27% ( p≤0.05). From these results, it can be concluded that the Mirabilis jalapa L. flower infusion has potential as an anti-inflammatory by stabilizing the red blood cell membrane.","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"113 1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73423270","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.20884/1.api.2021.9.1.3408
Hardiyanti Dewi Azmi, Windah Anugrah Subaidah, Yohanes Juliantoni
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah terjadinya kerusakan kulit karena radikal bebas sehingga produk kosmetik sediaan topikal dengan zat aktif ekstrak daun jambu biji perlu dikembangkan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menentukan formula optimum sediaan lotion ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan variasi setil alkohol dan gliserin serta menentukan sifat fisik formula optimumnya. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu maserasi dengan pelarut etanol 96%. Nilai rendemen yang diperoleh yaitu 17,64%. Hasil skrining flavonoid menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan menjadi merah. Optimasi formula dilakukan dengan metode Simplex Lattice Design yang diolah menggunakan software Design Expert dan sediaan lotion diformulasi dengan meleburkan bahan fase minyak (asam stearat, setil alkohol, propil paraben) dan fase air (trietanolamin, gliserin, metil paraben, aquades) secara terpisah pada suhu 70-75oC kemudian disatukan dan diaduk hingga homogen. Dari software tersebut diperoleh formula optimum dengan konsentrasi setil alkohol dan gliserin masing-masing sebesar 3,93% dan 13,07%. Hasil evaluasi sifat fisik formula optimum yaitu memilki warna hijau kecoklatan, bau khas daun jambu biji, konsistensi yang kental dan pH 7,942, daya sebar 6,350 cm dan daya lekat 0,975 detik.
{"title":"Optimasi Formula Sediaan Lotion Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Dengan Variasi Konsentrasi Setil Alkohol dan Gliserin","authors":"Hardiyanti Dewi Azmi, Windah Anugrah Subaidah, Yohanes Juliantoni","doi":"10.20884/1.api.2021.9.1.3408","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.api.2021.9.1.3408","url":null,"abstract":"Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah terjadinya kerusakan kulit karena radikal bebas sehingga produk kosmetik sediaan topikal dengan zat aktif ekstrak daun jambu biji perlu dikembangkan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menentukan formula optimum sediaan lotion ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan variasi setil alkohol dan gliserin serta menentukan sifat fisik formula optimumnya. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu maserasi dengan pelarut etanol 96%. Nilai rendemen yang diperoleh yaitu 17,64%. Hasil skrining flavonoid menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan menjadi merah. Optimasi formula dilakukan dengan metode Simplex Lattice Design yang diolah menggunakan software Design Expert dan sediaan lotion diformulasi dengan meleburkan bahan fase minyak (asam stearat, setil alkohol, propil paraben) dan fase air (trietanolamin, gliserin, metil paraben, aquades) secara terpisah pada suhu 70-75oC kemudian disatukan dan diaduk hingga homogen. Dari software tersebut diperoleh formula optimum dengan konsentrasi setil alkohol dan gliserin masing-masing sebesar 3,93% dan 13,07%. Hasil evaluasi sifat fisik formula optimum yaitu memilki warna hijau kecoklatan, bau khas daun jambu biji, konsistensi yang kental dan pH 7,942, daya sebar 6,350 cm dan daya lekat 0,975 detik.","PeriodicalId":6923,"journal":{"name":"Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo","volume":"75 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75706175","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}