Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa SMA setelah diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games and tournaments (TGT) dilengkapi media kartu kwartet hace pada pokok bahasan koloid. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 4 Samarinda. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui soal post-test di setiap akhir pertemuan dan ulangan akhir bab. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung skor dari jawaban siswa dan mengubah skor dalam bentuk persentase sebaran sesuai jenjang kemampuan kognitif, dan menghitung nilai rata-rata seluruh jenjang kemampuan kognitif sehingga terlihat kemampuan kognitif siswa secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai tingkat kemampuan siswa untuk mengingat (C1) sebesar 100, mengerti (C2) sebesar 88, menerapkan (C3) sebesar 97, menganalisis (C4) sebesar 82, mengevaluasi (C5) sebesar 81 dan mencipta (C6) siswa sebesar 82. Secara keseluruhan kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan koloid dengan penerapan model TGT dilengkapi media kartu kwartet hace termasuk dalam kategori sangat baik
{"title":"Kemampuan kognitif siswa yang diajar dengan model pembelajaran teams games and tournaments dilengkapi kartu kwartet hace pada pokok bahasan koloid","authors":"Nurhanisah, Nurlaili, Muhammad Amir Masruhim","doi":"10.30872/BCSJ.V3I1.330","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/BCSJ.V3I1.330","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa SMA setelah diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games and tournaments (TGT) dilengkapi media kartu kwartet hace pada pokok bahasan koloid. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 4 Samarinda. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui soal post-test di setiap akhir pertemuan dan ulangan akhir bab. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung skor dari jawaban siswa dan mengubah skor dalam bentuk persentase sebaran sesuai jenjang kemampuan kognitif, dan menghitung nilai rata-rata seluruh jenjang kemampuan kognitif sehingga terlihat kemampuan kognitif siswa secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai tingkat kemampuan siswa untuk mengingat (C1) sebesar 100, mengerti (C2) sebesar 88, menerapkan (C3) sebesar 97, menganalisis (C4) sebesar 82, mengevaluasi (C5) sebesar 81 dan mencipta (C6) siswa sebesar 82. Secara keseluruhan kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan koloid dengan penerapan model TGT dilengkapi media kartu kwartet hace termasuk dalam kategori sangat baik","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73101268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Devi Yanti Mahrika Wati, M. C. Watulingas, Nurlaili
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara siswa SMA yang diajar dengan model pembelajaran kooperative tipe team assisted individualization dan team accelerated instruction pada materi koloid. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 11 Samarinda. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 yang diajar dengan model team assisted individualization dan siswa kelas XI IPA 2 yang diajar dengan team accelerated instruction. Kedua kelas siswa dipilih dengan teknik purposive sampling dan masing-masing kelas berjumlah 35 siswa. Hasil belajar siswa pada bab sebelumnya digunakan untuk uji homogenitas kedua kelas. Hasil belajar siswa setelah diajar dengan model yang ditetapkan diperoleh menggunakan tes yang dilakukan pada setiap akhir pelajaran (post-test) dan ulangan akhir bab. Homogenitas subjek penelitian dan perbedaan hasil belajar siswa diuji dengan uji t pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 (75,6) signifikan lebih kecil dari hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 (80,3). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model team assisted individualization dan siswa yang diajar dengan model team accelerated instruction. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model team accelerated instruction pada materi koloid menghasilkan hasil belajar siswa yang lebih baik dibanding dengan penerapan model team accelerated instruction di SMA N 11 Samarinda.
{"title":"Hasil belajar siswa SMA yang diajar dengan model pembelajaran team assisted individualization dan team accelerated instruction pada materi koloid","authors":"Devi Yanti Mahrika Wati, M. C. Watulingas, Nurlaili","doi":"10.30872/BCSJ.V3I1.322","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/BCSJ.V3I1.322","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara siswa SMA yang diajar dengan model pembelajaran kooperative tipe team assisted individualization dan team accelerated instruction pada materi koloid. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 11 Samarinda. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 yang diajar dengan model team assisted individualization dan siswa kelas XI IPA 2 yang diajar dengan team accelerated instruction. Kedua kelas siswa dipilih dengan teknik purposive sampling dan masing-masing kelas berjumlah 35 siswa. Hasil belajar siswa pada bab sebelumnya digunakan untuk uji homogenitas kedua kelas. Hasil belajar siswa setelah diajar dengan model yang ditetapkan diperoleh menggunakan tes yang dilakukan pada setiap akhir pelajaran (post-test) dan ulangan akhir bab. Homogenitas subjek penelitian dan perbedaan hasil belajar siswa diuji dengan uji t pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 (75,6) signifikan lebih kecil dari hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 (80,3). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model team assisted individualization dan siswa yang diajar dengan model team accelerated instruction. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model team accelerated instruction pada materi koloid menghasilkan hasil belajar siswa yang lebih baik dibanding dengan penerapan model team accelerated instruction di SMA N 11 Samarinda.","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"70 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84237002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media monopoli dalam model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jenis penelitian ini tergolong quasi experiment. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-A (kelas kontrol, 36 siswa) dan kelas X-C (kelas eksperimen, 36 siswa) SMAN N 11 Samarinda yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kedua kelas diajar matteri larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, kelas eksperimen menggunakan media monopoli, sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan modopoli. Data hasil belajar siswa pada pokok bahasan sebelumnya digunakan untuk uji homogenitas sampel dan diperoleh menggunakan tenik dokumentasi. Data hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan diperoleh dengan tenik tes. Nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dari masing-masing 30% nilai post-test pertemuan pertama dan kedua dan 40% nilai ulangan harian. Uji normalitas sampel menggunakan uji chi-square, uji homogenitas sampel menggunakan uji F dan uji pengaruh menggunakan uji t. Semua uji dilakukan pada taraf signifikan 5%. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan media monopoli dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT mmempengaruhi hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
本研究旨在探讨媒体垄断的串联学习模式锦标赛(TGT)对高中生在电解液和非电解溶液问题上的学习结果的影响。这类研究属于质量实验。本研究的样本包括X-A班(控制班,36名学生)和X-C班(实验班,36名学生)SMAN N 11 Samarinda被选中使用采样技术。两门课都使用TGT类型的合作学习方案、实验类使用垄断媒体,而控制类不使用modopoly。学生在上一主题的研究数据用于样本的同质测试,并使用文档片段获得。学生在接受测试后学习成绩的数据。学生的学习成绩成绩分别来自前两次和后三次会议的30%,以及每日申命记的40%。用chi-square测试、均质性测试、使用F测试和使用t测试的影响测试都在5%的水平上进行。这项研究证明,在TGT类型的合作学习模式中使用垄断媒体影响了高中生在电解液和非电解溶液问题上的学习结果。
{"title":"Pengaruh media monopoli terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit","authors":"Wa Rizka Hafinah, Ratna Kusumawardani, Usman","doi":"10.30872/bcsj.v2i2.310","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/bcsj.v2i2.310","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media monopoli dalam model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jenis penelitian ini tergolong quasi experiment. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-A (kelas kontrol, 36 siswa) dan kelas X-C (kelas eksperimen, 36 siswa) SMAN N 11 Samarinda yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kedua kelas diajar matteri larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, kelas eksperimen menggunakan media monopoli, sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan modopoli. Data hasil belajar siswa pada pokok bahasan sebelumnya digunakan untuk uji homogenitas sampel dan diperoleh menggunakan tenik dokumentasi. Data hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan diperoleh dengan tenik tes. Nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dari masing-masing 30% nilai post-test pertemuan pertama dan kedua dan 40% nilai ulangan harian. Uji normalitas sampel menggunakan uji chi-square, uji homogenitas sampel menggunakan uji F dan uji pengaruh menggunakan uji t. Semua uji dilakukan pada taraf signifikan 5%. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan media monopoli dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT mmempengaruhi hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83519482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 13 Samarinda pada materi hidrokarbon. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 13 Samarinda, yaitu siswa kelas X-5 dan X-7 dengan masing-masing kelas berjumlah 30 orang yang diambil secara purposive sampling. Siswa kelas X-5 diajar dengan pendekatan CTL dan model pembelajaran problem posing, sedangkan kelas X-7 diajar menggunakan model pembelajaran langsung. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji F dan Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kelas X-5 lebih baik dibanding nilai siswa kelas X-7 secara signifikan (α=5%). Terdapat pengaruh signifikan penggunaan pendekatan CTL dengan model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar sampel pada materi hidrokarbon
本研究旨在探讨使用先教与学方法(CTL)的问题学习模式对X - SMA Negeri 13 Samarinda的碳氢化合物学习结果的影响。该研究的样本包括X- SMA 13的萨马宁(Samarinda),他是X-5班和X-7班的学生,每门课有30人被进行了采样。X-5班的学生使用CTL方法和posing问题学习模式进行教学,而X-7班使用实时学习模式进行教学。研究数据分析用F检验和t试验。研究结果表明,x - 5年级成绩比班级学生成绩显著X-7(α= 5%)。将问题学习模式的CTL方法与在碳氢化合物上的样本学习结果有重大影响
{"title":"Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning dengan model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon","authors":"Sulastria Marsuki, Mukhamad Nurhadi, Usman","doi":"10.30872/bcsj.v2i2.313","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/bcsj.v2i2.313","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 13 Samarinda pada materi hidrokarbon. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 13 Samarinda, yaitu siswa kelas X-5 dan X-7 dengan masing-masing kelas berjumlah 30 orang yang diambil secara purposive sampling. Siswa kelas X-5 diajar dengan pendekatan CTL dan model pembelajaran problem posing, sedangkan kelas X-7 diajar menggunakan model pembelajaran langsung. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji F dan Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kelas X-5 lebih baik dibanding nilai siswa kelas X-7 secara signifikan (α=5%). Terdapat pengaruh signifikan penggunaan pendekatan CTL dengan model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar sampel pada materi hidrokarbon","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81028099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan berdasarkan indikator taksonomi structure of observed learning outcomes (SOLO) yang diajar menggunakan model pembelajaran problem based instruction (PBI) pada pokok bahasan larutan penyangga. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Samarinda. Sampel penelitian adalah 34 siswa kelas XI IPA 3 yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes berupa soal post-test dan ulangan harian berbentuk essai sebanyak 5 soal yang memuat indikator taksonomi SOLO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan kognitif yang baik pada indikator prastruktural dengan nilai rata-rata 84,36; pada indikator unistruktural memiliki nilai rata-rata 85,15 dengan kategori sangat baik; pada indikator multistruktural memiliki nilai rata-rata 91,28 dengan kategori sangat baik; pada indikator relasional memiliki nilai rata-rata 84,11 dengan kategori baik dan indikator abstrak diperluas memiliki nilai rata-rata 75,75 dengan kategori baik. Dapat disimpulkan bahwa, secara keseluruhan kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan berdasarkan indikator taksonomi SOLO dengan menggunakan model pembelajaran PBI pada pokok bahasan larutan penyangga termasuk dalam kategori baik
{"title":"Analisis kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan berdasarkan indikator taksonomi SOLO yang diajar dengan model problem based instruction","authors":"Pitriani, Iis Intan Widiyowati, Usman","doi":"10.30872/bcsj.v2i2.311","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/bcsj.v2i2.311","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan berdasarkan indikator taksonomi structure of observed learning outcomes (SOLO) yang diajar menggunakan model pembelajaran problem based instruction (PBI) pada pokok bahasan larutan penyangga. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Samarinda. Sampel penelitian adalah 34 siswa kelas XI IPA 3 yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes berupa soal post-test dan ulangan harian berbentuk essai sebanyak 5 soal yang memuat indikator taksonomi SOLO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan kognitif yang baik pada indikator prastruktural dengan nilai rata-rata 84,36; pada indikator unistruktural memiliki nilai rata-rata 85,15 dengan kategori sangat baik; pada indikator multistruktural memiliki nilai rata-rata 91,28 dengan kategori sangat baik; pada indikator relasional memiliki nilai rata-rata 84,11 dengan kategori baik dan indikator abstrak diperluas memiliki nilai rata-rata 75,75 dengan kategori baik. Dapat disimpulkan bahwa, secara keseluruhan kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan berdasarkan indikator taksonomi SOLO dengan menggunakan model pembelajaran PBI pada pokok bahasan larutan penyangga termasuk dalam kategori baik","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84371678","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi miskonsepsi siswa pada pokok bahasan tata nama senyawa dan persamaan reaksi melalui penerapan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) berbantuan media komik. Partisipan dalam penelitian ini adalah 31 siswa kelas X SMA jurusan MIPA. Partisipan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pretest-postest design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostic miskonsepsi yang dilengkapi dengan metode certainty of respon index (CRI). Dari hasil penelitian diperoleh data persentase miskonsepsi siswa sebelum penerapan CIRC adalah sebesar 47,32% dan sesudah penerapan adalah sebesar 25,03%, sehingga diperoleh penurunan miskonsepsi adalah sebesar 22,29%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan miskonsepsi siswa pada pokok bahasan tata nama senyawa dan persamaan reaksi dapat dikurangi dengan penerapan model pembelajaran CIRC berbantuan media komik
{"title":"Penerapan model cooperative integrated reading and composition berbantuan komik untuk mengurangi miskonsepsi siswa tentang tata nama senyawa dan persamaan reaksi","authors":"Oktaviana, Iis Intan Widiyowati, Usman","doi":"10.30872/bcsj.v2i2.314","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/bcsj.v2i2.314","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi miskonsepsi siswa pada pokok bahasan tata nama senyawa dan persamaan reaksi melalui penerapan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) berbantuan media komik. Partisipan dalam penelitian ini adalah 31 siswa kelas X SMA jurusan MIPA. Partisipan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pretest-postest design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostic miskonsepsi yang dilengkapi dengan metode certainty of respon index (CRI). Dari hasil penelitian diperoleh data persentase miskonsepsi siswa sebelum penerapan CIRC adalah sebesar 47,32% dan sesudah penerapan adalah sebesar 25,03%, sehingga diperoleh penurunan miskonsepsi adalah sebesar 22,29%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan miskonsepsi siswa pada pokok bahasan tata nama senyawa dan persamaan reaksi dapat dikurangi dengan penerapan model pembelajaran CIRC berbantuan media komik","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80003435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar dan soft-skills siswa SMA pada materi hukum dasar kimia. Penelitian ini dilkasanakan di SMA Negeri 6 Balikpapan. Jenis penelitian ini tergolong ke dalam quasi experimental. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling adalah siswa kelas X yang berasal dari kelas X MIPA 2 dan X MIPA 3, masing-masing berjumlah 35 siswa. Siswa kelas X MIPA 3 diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri (kelas eksperimen) dan siswa kelas X MIPA 2 diajar menggunakan model pembelajaran langsung (kelas kontrol). Hasil belajar dan soft-skills siswa dianalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar dan soft-skills siswa kelas eksperimen lebih baik secara signifikan (α=0,05) dibanding siswa kelas kontrol. Penggunaan model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar dan kemampuan soft-skills siswa pada materi hukum dasar kimia
{"title":"Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar dan kemampuan soft-skills siswa SMA pada materi hukum dasar kimia","authors":"P. Mayangsari, Usman, Ratna Kusumawardani","doi":"10.30872/bcsj.v2i2.312","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/bcsj.v2i2.312","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar dan soft-skills siswa SMA pada materi hukum dasar kimia. Penelitian ini dilkasanakan di SMA Negeri 6 Balikpapan. Jenis penelitian ini tergolong ke dalam quasi experimental. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling adalah siswa kelas X yang berasal dari kelas X MIPA 2 dan X MIPA 3, masing-masing berjumlah 35 siswa. Siswa kelas X MIPA 3 diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri (kelas eksperimen) dan siswa kelas X MIPA 2 diajar menggunakan model pembelajaran langsung (kelas kontrol). Hasil belajar dan soft-skills siswa dianalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar dan soft-skills siswa kelas eksperimen lebih baik secara signifikan (α=0,05) dibanding siswa kelas kontrol. Penggunaan model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar dan kemampuan soft-skills siswa pada materi hukum dasar kimia","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"118 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77588621","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kurnia Chandraningtyas, Muh. Amir Masruhim, Nurlaili
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa SMA yang diajar dengan strategi pembelajaran kreatif-produktif pada pokok bahasan koloid. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Samarinda. Sampel adalah satu kelompok siswa (35 siswa) XI MIPA 5 yang dipilih secara purposive. Data diperoleh menggunakan teknik tes mengukur 4 kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu kemampuan berpikir lancar, fleksibel, original, dan elaborasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa berpikir lancar dan elaborasi tergolong kategori baik, kemampuan berpikir luwes tergolong kategori cukup, dan kemampuan berpikir orisinal tergolong kategori kurang. Secara keseluruhan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI MIPA 5 SMA N 5 Samarinda tergolong pada kategori cukup
{"title":"Kemampuan berpikir kreatif siswa SMA yang diajar dengan strategi pembelajaran kreatif-produktif pada pokok bahasan sistem koloid","authors":"Kurnia Chandraningtyas, Muh. Amir Masruhim, Nurlaili","doi":"10.30872/bcsj.v2i1.293","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/bcsj.v2i1.293","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa SMA yang diajar dengan strategi pembelajaran kreatif-produktif pada pokok bahasan koloid. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Samarinda. Sampel adalah satu kelompok siswa (35 siswa) XI MIPA 5 yang dipilih secara purposive. Data diperoleh menggunakan teknik tes mengukur 4 kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu kemampuan berpikir lancar, fleksibel, original, dan elaborasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa berpikir lancar dan elaborasi tergolong kategori baik, kemampuan berpikir luwes tergolong kategori cukup, dan kemampuan berpikir orisinal tergolong kategori kurang. Secara keseluruhan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI MIPA 5 SMA N 5 Samarinda tergolong pada kategori cukup","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82679877","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kemampuan berpikir kreatif siswa penting untuk dikembangkan agar siswa mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa SMA yang diajar dengan model pembelajaran team accelerated instruction (TAI) pada pokok bahasan sistem periodik unsur. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas X-3 SMAN 16 Samarinda yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Kemampuan berfikir kreatif siswa dikumpulkan melalui tes yang memuat indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu lancar, luwes, original, dan elaborasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan berpikir lancar siswa sangat baik, kemampuan berpikir luwes siswa baik, kemampuan berpikir orisinil siswa kurang, dan kemampuan berpikir terperinci siswa sangat baik. Secara keseluruhan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X-3 SMAN 16 Samarinda yang diajar menggunakan model pembelajaran TAI pada pokok bahasan sistem periodik unsur tergolong baik.
{"title":"Kemampuan berpikir kreatif siswa SMA yang diajar dengan model team accelerated instruction pada pokok bahasan sistem periodik unsur","authors":"Suciyanti Jufri, Mukhamad Nurhadi, Muflihah","doi":"10.30872/bcsj.v2i1.292","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/bcsj.v2i1.292","url":null,"abstract":"Kemampuan berpikir kreatif siswa penting untuk dikembangkan agar siswa mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa SMA yang diajar dengan model pembelajaran team accelerated instruction (TAI) pada pokok bahasan sistem periodik unsur. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas X-3 SMAN 16 Samarinda yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Kemampuan berfikir kreatif siswa dikumpulkan melalui tes yang memuat indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu lancar, luwes, original, dan elaborasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan berpikir lancar siswa sangat baik, kemampuan berpikir luwes siswa baik, kemampuan berpikir orisinil siswa kurang, dan kemampuan berpikir terperinci siswa sangat baik. Secara keseluruhan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X-3 SMAN 16 Samarinda yang diajar menggunakan model pembelajaran TAI pada pokok bahasan sistem periodik unsur tergolong baik.","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75190284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam model pembelajaran numbered head together (NHT), siswa saling bekerja sama dan berdiskusi dalam kelompok, kemudian mengemukakan pendapatnya secara individu. Dalam model pembelajaran round robin, siswa bergiliran memberikan kontribusi menjawab pertanyaan dalam suatu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe round robin pada pokok bahasan sistem periodik unsur. Sampel penelitian adalah siswa kelas X-Keperawatan B dan C dengan masing-masing kelas berjumlah 36 siswa. Kedua kelompok sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Siswa kelas X-Keperawatan B diajar menggunakan model NHT dan siswa kelas X-Keperawatan C diajar menggunakan model round robin. Hasil belajar siswa diperoleh dengan cara tes yang diberikan pada saat post-test dan ulangan harian. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (α = 0,05) hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model NHT dan siswa yang diajar dengan model round robin. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran round robin lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model NHT
{"title":"Model numbered head together dan round robin: Studi perbedaan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem periodik unsur","authors":"Jumiati, Muflihah, Nurlaili","doi":"10.30872/bcsj.v2i1.296","DOIUrl":"https://doi.org/10.30872/bcsj.v2i1.296","url":null,"abstract":"Dalam model pembelajaran numbered head together (NHT), siswa saling bekerja sama dan berdiskusi dalam kelompok, kemudian mengemukakan pendapatnya secara individu. Dalam model pembelajaran round robin, siswa bergiliran memberikan kontribusi menjawab pertanyaan dalam suatu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe round robin pada pokok bahasan sistem periodik unsur. Sampel penelitian adalah siswa kelas X-Keperawatan B dan C dengan masing-masing kelas berjumlah 36 siswa. Kedua kelompok sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Siswa kelas X-Keperawatan B diajar menggunakan model NHT dan siswa kelas X-Keperawatan C diajar menggunakan model round robin. Hasil belajar siswa diperoleh dengan cara tes yang diberikan pada saat post-test dan ulangan harian. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (α = 0,05) hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model NHT dan siswa yang diajar dengan model round robin. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran round robin lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model NHT","PeriodicalId":8877,"journal":{"name":"Bivalen: Chemical Studies Journal","volume":"52 3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85433477","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}