Latar belakang : Puskesmas Karang Pule pada tahun 2014 dan 2015 memiliki penurunan pemberian ASI Eksklusif terlihat dari cakupan ASI Eksklusif dan termasuk paling rendah pertama di wilayah Puskesmas Se-Kota Mataram. Kurangnya pemberian ASI Eksklusif dari ibu ke bayi berpengaruh terhadap penurunan berat badan bayi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling ASI Eksklusif terhadap peningkatan berat badan bayi di Puskesmas Karang Pule Tahun 2017. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pre Eksperimental dengan pendekatan One Group Pretest – Posttest . Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang memiliki bayi berumur 1-5 bulan di Puskesmas Karang Pule pada saat penelitian berlangsung menggunakan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen dalam penelitain ini adalah lembar balik, leaflet, lembar bantuan pengamatan menyusui dan formulir kajian riwayat menyusui menurut Gulo, 2010. Analisis data menggunakan analisis Univariat yaitu dengan mean dan median tiap variabel. Analisis Bivariat dalam penelitian ini menggunakan program SPSS ( Statistical Product and Service Solutions ) dengan menguji hipotesis menggunakan Uji T dependen (paired T test). Hasil : Berat badan dari 30 bayi sebelum diberikan konseling 5.712 dan total peningkatan berat badan 30 bayi yaitu 0.889. Hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh konseling pemberian ASI Eksklusif terhadap peningkatan berat badan bayi pada taraf signifikan 5% dengan tingkat pengaruh nilai R ( corelational ) 0.901. Kesimpulan : Dengan demikian dapat disimpulkan, ada pengaruh konseling pemberian ASI Eksklusif terhadap peningkatan berat badan bayi di Puskesmas Karang Pule tahun 2017. Kata Kunci: Konseling ASI Eksklusif , Peningkatan Berat Badan Bayi
背景:2014年和2015年,珊瑚岛Puskesmas独家母乳喂养下降,这是马塔兰Puskesmas地区首例被列为最低的母乳喂养病例。母亲对婴儿缺乏专业化的母乳喂养会导致婴儿体重的降低。目的:本研究旨在探讨2017年珊瑚岛Pule Pule的专门母乳喂养对婴儿体重增加的影响。方法:这项研究使用预实验的方法研究一号设计集团前测a€Posttest。”这项研究的总体人口是所有在研究过程中使用符合包裹体和排泄物标准的采样过程中,有1-5个月大婴儿的母亲。2010年,根据Gulo的说法,这种评估中的仪器是一份反馈表,一份传单,一份母乳喂养观察表和一份母乳喂养研究表。数据分析使用每个变量的均值和中值分析。Bivariat分析本研究采用SPSS项目(统计结果与服务解决方案),通过使用T dependen检测(paired T test)检验假设。结果:在接受心理咨询之前,30个婴儿的体重为5712,30个婴儿的总体重增加为0.889。假设,母乳喂养咨询对婴儿体重增加的影响高达5%,相当于R值(corelaces)影响水平。结论:因此,可以得出结论,专门母乳喂养咨询对2017年珊瑚岛Pule Pule的婴儿体重增加的影响。关键词:独家母乳咨询,婴儿体重增加
{"title":"Pengaruh Konseling Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Di Puskesmas Karang Pule Tahun 2017","authors":"N. Astriyani","doi":"10.33476/jky.v26i1.376","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/jky.v26i1.376","url":null,"abstract":"Latar belakang : Puskesmas Karang Pule pada tahun 2014 dan 2015 memiliki penurunan pemberian ASI Eksklusif terlihat dari cakupan ASI Eksklusif dan termasuk paling rendah pertama di wilayah Puskesmas Se-Kota Mataram. Kurangnya pemberian ASI Eksklusif dari ibu ke bayi berpengaruh terhadap penurunan berat badan bayi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling ASI Eksklusif terhadap peningkatan berat badan bayi di Puskesmas Karang Pule Tahun 2017. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pre Eksperimental dengan pendekatan One Group Pretest – Posttest . Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang memiliki bayi berumur 1-5 bulan di Puskesmas Karang Pule pada saat penelitian berlangsung menggunakan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen dalam penelitain ini adalah lembar balik, leaflet, lembar bantuan pengamatan menyusui dan formulir kajian riwayat menyusui menurut Gulo, 2010. Analisis data menggunakan analisis Univariat yaitu dengan mean dan median tiap variabel. Analisis Bivariat dalam penelitian ini menggunakan program SPSS ( Statistical Product and Service Solutions ) dengan menguji hipotesis menggunakan Uji T dependen (paired T test). Hasil : Berat badan dari 30 bayi sebelum diberikan konseling 5.712 dan total peningkatan berat badan 30 bayi yaitu 0.889. Hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh konseling pemberian ASI Eksklusif terhadap peningkatan berat badan bayi pada taraf signifikan 5% dengan tingkat pengaruh nilai R ( corelational ) 0.901. Kesimpulan : Dengan demikian dapat disimpulkan, ada pengaruh konseling pemberian ASI Eksklusif terhadap peningkatan berat badan bayi di Puskesmas Karang Pule tahun 2017. Kata Kunci: Konseling ASI Eksklusif , Peningkatan Berat Badan Bayi","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121615530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Faktor gaya hidup termasuk diet dan aktivitas fisik dikenal sebagai faktor utama penyebab kanker. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko kanker. Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi penelitian adalah warga di desa pangkalan dan desa rancailat. Teknik sampling yang digunakan berupa quota sampling. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan di Desa Pangkalan dan Desa Rancailat didapatkan hasil bahwa dari 85 responden, perilaku berisiko rendah 62 orang (72,9%) dan perilaku berisiko tinggi 23 orang (27,1%). Berdasarkan National Cancer Institute  penggunaan tembakau atau merokok merupakan penyebab utama kanker dan kematian akibat kanker sedangkan k onsumsi penyedap meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Disarankan kepada masyarakat untuk memperbaiki pola makan sehat agar terhindar dari penyakit terutama kanker.
生活方式的因素包括饮食和体育活动,被认为是癌症的主要因素。癌症是世界范围内的主要死因之一。2012年,约有850万人死于癌症。这项研究的目的是研究癌症风险行为的概述。本研究采用的研究草案类型为对照调查。研究对象是基地和兰卡拉特村的居民。采用采样技术的是采样quota。根据在基地和Rancailat村进行的研究,从85名受访者中发现,62人的低风险行为(72.9%)和23人的高风险行为(277.1%)。根据国家癌症研究所(National Cancer Institute of烟草消费)的数据,吸烟是癌症和癌症死亡的主要原因,而消费品会增加癌细胞的风险和生长速度。建议公众改善健康饮食,以避免疾病,尤其是癌症。
{"title":"Gambaran Perilaku Berisiko Penyakit Kanker di Desa Pangkalan dan Desa Rancailat, Provinsi Banten","authors":"Erlina Wijayanti","doi":"10.33476/JKY.V26I1.361","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/JKY.V26I1.361","url":null,"abstract":"Faktor gaya hidup termasuk diet dan aktivitas fisik dikenal sebagai faktor utama penyebab kanker. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko kanker. Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi penelitian adalah warga di desa pangkalan dan desa rancailat. Teknik sampling yang digunakan berupa quota sampling. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan di Desa Pangkalan dan Desa Rancailat didapatkan hasil bahwa dari 85 responden, perilaku berisiko rendah 62 orang (72,9%) dan perilaku berisiko tinggi 23 orang (27,1%). Berdasarkan National Cancer Institute  penggunaan tembakau atau merokok merupakan penyebab utama kanker dan kematian akibat kanker sedangkan k onsumsi penyedap meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Disarankan kepada masyarakat untuk memperbaiki pola makan sehat agar terhindar dari penyakit terutama kanker.","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"307 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132552670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Background: Basic Health Research (2013) data shows that the scope of exclusive Breastfeeding in Indonesia is only 42%. In Mataram City (2015) the percentage of exclusive breastfeeding is only 62.35%. Meanwhile, the target of exklusive breastfeeding in Indonesia has to reach 80%. One of the low exclusive breastfeeding causes is less amount of breast milk production in the first day after giving a birth which is caused by less oxcytocin and prolactin hormones stimulation in which they have a role to smoothen breast milk production that causes breast milk couldn’t immediately out after giving a birth. The nonfarmakologis effort, oxytocin massage is required to make the breast milk out. Objective: To know Effect of Oxytocin Massage on Postpartum Mother Breast Milk Production at Pejeruk Public Health in the Year of 2017. Method: This research used quasi experiment method with one group pre and post test design (measurement of research before and after intervention). The Measurement used observation sheet (breast milk production) thereafter intervention (oxytocin massage) was given which followed by the 3 rd  day evaluation using the observation sheet (breast milk production). The intervention result was compared with the result of measurement before the intervention given. Result: Characteristics of thee majority oxytocin massagen respondents based on the age 20-35 is 22 respondens (73,3%), paritas multipara 21 respondents (70%) and normal lila 23,5-26,5 cm is 15 respondents (50%). The production of breast milk before oxytocin massage 15 mostly not enough 24 respondents (80%), after given oxytocin massage the production of breast milk is enough from 27 respondents (90%). Statistical test result using Mcnemar Test obtained p value = 0.000 or p
{"title":"The Effect of Oxytocin Massage on Postpartum Mother Breast Milk Production at Pejeruk Public Health in the Year of 2017","authors":"Ema Pilaria","doi":"10.33476/jky.v26i1.414","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/jky.v26i1.414","url":null,"abstract":"Background: Basic Health Research (2013) data shows that the scope of exclusive Breastfeeding in Indonesia is only 42%. In Mataram City (2015) the percentage of exclusive breastfeeding is only 62.35%. Meanwhile, the target of exklusive breastfeeding in Indonesia has to reach 80%. One of the low exclusive breastfeeding causes is less amount of breast milk production in the first day after giving a birth which is caused by less oxcytocin and prolactin hormones stimulation in which they have a role to smoothen breast milk production that causes breast milk couldn’t immediately out after giving a birth. The nonfarmakologis effort, oxytocin massage is required to make the breast milk out. Objective: To know Effect of Oxytocin Massage on Postpartum Mother Breast Milk Production at Pejeruk Public Health in the Year of 2017. Method: This research used quasi experiment method with one group pre and post test design (measurement of research before and after intervention). The Measurement used observation sheet (breast milk production) thereafter intervention (oxytocin massage) was given which followed by the 3 rd  day evaluation using the observation sheet (breast milk production). The intervention result was compared with the result of measurement before the intervention given. Result: Characteristics of thee majority oxytocin massagen respondents based on the age 20-35 is 22 respondens (73,3%), paritas multipara 21 respondents (70%) and normal lila 23,5-26,5 cm is 15 respondents (50%). The production of breast milk before oxytocin massage 15 mostly not enough 24 respondents (80%), after given oxytocin massage the production of breast milk is enough from 27 respondents (90%). Statistical test result using Mcnemar Test obtained p value = 0.000 or p","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126741729","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit nematoda yang tersebar di Indonesia. Walaupun penyakit ini jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas penderitanya karena timbulnya gangguan fisik. Salah satu provinsi yang juga mengalami peningkatan kasus, yaitu Jawa Barat khususnya kota Bekasi yang merupakan daerah endemis filariasis tertinggi kedua. Kasus tertinggi ditemukan di Kecamatan Jati s ampurna, yaitu 217 kasus dimana Kelurahan Jati s ampurna, satu dari lima kelurahan yang ada, sebagai penyumbang kasus terbanyak dari tahun 1999-2008. Dari beberapa faktor risiko, lingkungan sangat berpengaruh terhadap distribusi kasus filariasis dan mata rantai penularannya baik secara langsung maupun tidak langsung, karena faktor lingkungan dapat menunjang kelangsungan hidup hospes, hospes reservoir dan vektor, sehingga sangat penting untuk mengetahui epidemiologis filariasis . Mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik dalam dan luar rumah dengan kejadian filariasis . Metode penelitian ini menggunakan metode analitik cross sectional dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (one point time approach). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang ada di RW 02 Kelurahan Jatisampurna Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi dengan sampel lingkungan fisik dalam dan luar rumah yang ada setelah mendapat persetujuan dari pemilik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner . Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian filariasis di Jatisampurna sebanyak 10 responden ( 33,3%) dari 30 responden terdiagnosis filariasis. Pada penelitian ini komponen lingkungan di dalam rumah yang paling berpengaruh adalah ventilasi ditutup dengan kawat kassa p-value = 0.045 dan atap rumah ditutup menggun a kan plafon dengan p-value = 0.030 . Sedangkan hubungan faktor lingkungan fisik luar rumah dengan kejadian filariasis adalah kolam dengan p-value 0,020 . Terdapat hubungan antara faktor lingkungan fisik dalam dan luar rumah dengan kejadian filariasis di RW 02, Kelurahan Jatisampurna Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi.
{"title":"Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Dalam Dan Luar Rumah Dengan Kejadian Filariasis Di Jatisampurna Bekasi","authors":"Rika Ferlianti","doi":"10.33476/JKY.V26I1.569","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/JKY.V26I1.569","url":null,"abstract":"Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit nematoda yang tersebar di Indonesia. Walaupun penyakit ini jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas penderitanya karena timbulnya gangguan fisik. Salah satu provinsi yang juga mengalami peningkatan kasus, yaitu Jawa Barat khususnya kota Bekasi yang merupakan daerah endemis filariasis tertinggi kedua. Kasus tertinggi ditemukan di Kecamatan Jati s ampurna, yaitu 217 kasus dimana Kelurahan Jati s ampurna, satu dari lima kelurahan yang ada, sebagai penyumbang kasus terbanyak dari tahun 1999-2008. Dari beberapa faktor risiko, lingkungan sangat berpengaruh terhadap distribusi kasus filariasis dan mata rantai penularannya baik secara langsung maupun tidak langsung, karena faktor lingkungan dapat menunjang kelangsungan hidup hospes, hospes reservoir dan vektor, sehingga sangat penting untuk mengetahui epidemiologis filariasis . Mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik dalam dan luar rumah dengan kejadian filariasis . Metode penelitian ini menggunakan metode analitik cross sectional dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (one point time approach). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang ada di RW 02 Kelurahan Jatisampurna Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi dengan sampel lingkungan fisik dalam dan luar rumah yang ada setelah mendapat persetujuan dari pemilik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner . Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian filariasis di Jatisampurna sebanyak 10 responden ( 33,3%) dari 30 responden terdiagnosis filariasis. Pada penelitian ini komponen lingkungan di dalam rumah yang paling berpengaruh adalah ventilasi ditutup dengan kawat kassa p-value = 0.045 dan atap rumah ditutup menggun a kan plafon dengan p-value = 0.030 . Sedangkan hubungan faktor lingkungan fisik luar rumah dengan kejadian filariasis adalah kolam dengan p-value 0,020 . Terdapat hubungan antara faktor lingkungan fisik dalam dan luar rumah dengan kejadian filariasis di RW 02, Kelurahan Jatisampurna Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi.","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127858114","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berdasarkan data rumah sakit, angka kesembuhan pasien TB masih 60% dan diantaranya adalah karena pasien lalai berobat (default), sedangkan Kementerian Kesehatan menetapkan angka kesembuhan dikatakan berhasil jika lebih dari 85%. Tujuan dari penelitian adalah mendapatkan model prediksi faktor risiko pasien tuberkulosis default di RSI Pondok Kopi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian dilakukan rumah sakit RSI Pondok Kopi. Waktu penelitian bulan Februari – Agustus 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 182 orang pasien. Dari hasil analisis multivariat, diperoleh variabel keteraturan minum obat dan keteraturan memeriksakan dahak sebagai model akhir prediksi faktor risiko kejadian default pada pasien TB di RSI Pondok Kopi. Keteraturan berobat dan pemeriksaan ulang dahak adalah faktor risiko pasien default TB. Sehingga peran PMO, tenaga kesehatan dan masyarakat peduli TB sangat penting untuk selalu mengingatkan pasien agar meminum obat dengan teratur dan melakukan peneriksaan dahak secara teratur.
{"title":"Model prediksi faktor risiko pasien tuberkulosis default Di rumah sakit islam pondok kopi","authors":"Rifqatussa’adah Rifqatussa’adah","doi":"10.33476/jky.v25i3.318","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/jky.v25i3.318","url":null,"abstract":"Berdasarkan data rumah sakit, angka kesembuhan pasien TB masih 60% dan diantaranya adalah karena pasien lalai berobat (default), sedangkan Kementerian Kesehatan menetapkan angka kesembuhan dikatakan berhasil jika lebih dari 85%. Tujuan dari penelitian adalah mendapatkan model prediksi faktor risiko pasien tuberkulosis default di RSI Pondok Kopi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian dilakukan rumah sakit RSI Pondok Kopi. Waktu penelitian bulan Februari – Agustus 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 182 orang pasien. Dari hasil analisis multivariat, diperoleh variabel keteraturan minum obat dan keteraturan memeriksakan dahak sebagai model akhir prediksi faktor risiko kejadian default pada pasien TB di RSI Pondok Kopi. Keteraturan berobat dan pemeriksaan ulang dahak adalah faktor risiko pasien default TB. Sehingga peran PMO, tenaga kesehatan dan masyarakat peduli TB sangat penting untuk selalu mengingatkan pasien agar meminum obat dengan teratur dan melakukan peneriksaan dahak secara teratur.","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131446700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Stroke bisa menimbulkan gangguan fungsional otak berupa gangguan fungsi kognitif. Insidensi gangguan fungsi kognitif meningkat tiga kali lipat setelah stroke, dan biasanya melibatkan gangguan kemampuan visuospasial, memori, orientasi, bahasa, perhatian, dan fungsi eksekutif. Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang. Data yang diambil berupa data primer dengan menggunakan Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina) serta Clock Drawing Test (CDT) dan data sekunder dari Stroke Registry (2010-2017) dan rekam medis RS Bethesda Yogyakarta. Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif (univariat), dilanjutkan dengan uji chi-square test untuk analisis bivariat, dan regresi logistik digunakan untuk menganalisis analisis multivariat. Hasil: Sampel yang didapatkan sebanyak 110 sampel, dimana terdapat 72 laki-laki (65%) dan 38 perempuan (34.5%), di mana usia terbanyak 51-60 tahun sebanyak 36 pasien (32.7%). Didapatkan 75 pasien (68.2%) yang mengalami gangguan fungsi kognitif (MoCA < 26) dan 35 pasien (31.8%) yang tidak mengalami gangguan fungsi kognitif (MoCA ³ 26). Pada analisis bivariat didapatkan hipertensi (OR: 1.02; CI: 0.70-1.49; p: 0.823) tidak mempengaruhi terjadinya gangguan fungsi kognitif pada pasien post-stroke iskemik. Pada analisis multivariat didapatkan onset serangan stroke ulangan, jumlah lesi, lesi, dan lesi temporal berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif post-stroke iskemik. Kesimpulan: Hipertensi tidak berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien post-stroke iskemik.  Kata Kunci: Post-Stroke Iskemik, Hipertensi, Gangguan Fungsi Kognitif, MoCA-Ina, CDT.
{"title":"HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN POST-STROKE ISKEMIK DI RS BETHESDA","authors":"R. Pinzon","doi":"10.33476/JKY.V25I3.368","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/JKY.V25I3.368","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Stroke bisa menimbulkan gangguan fungsional otak berupa gangguan fungsi kognitif. Insidensi gangguan fungsi kognitif meningkat tiga kali lipat setelah stroke, dan biasanya melibatkan gangguan kemampuan visuospasial, memori, orientasi, bahasa, perhatian, dan fungsi eksekutif. Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang. Data yang diambil berupa data primer dengan menggunakan Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina) serta Clock Drawing Test (CDT) dan data sekunder dari Stroke Registry (2010-2017) dan rekam medis RS Bethesda Yogyakarta. Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif (univariat), dilanjutkan dengan uji chi-square test untuk analisis bivariat, dan regresi logistik digunakan untuk menganalisis analisis multivariat. Hasil: Sampel yang didapatkan sebanyak 110 sampel, dimana terdapat 72 laki-laki (65%) dan 38 perempuan (34.5%), di mana usia terbanyak 51-60 tahun sebanyak 36 pasien (32.7%). Didapatkan 75 pasien (68.2%) yang mengalami gangguan fungsi kognitif (MoCA < 26) dan 35 pasien (31.8%) yang tidak mengalami gangguan fungsi kognitif (MoCA ³ 26). Pada analisis bivariat didapatkan hipertensi (OR: 1.02; CI: 0.70-1.49; p: 0.823) tidak mempengaruhi terjadinya gangguan fungsi kognitif pada pasien post-stroke iskemik. Pada analisis multivariat didapatkan onset serangan stroke ulangan, jumlah lesi, lesi, dan lesi temporal berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif post-stroke iskemik. Kesimpulan: Hipertensi tidak berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien post-stroke iskemik.  Kata Kunci: Post-Stroke Iskemik, Hipertensi, Gangguan Fungsi Kognitif, MoCA-Ina, CDT.","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125611593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Obstructive sleep apnea (OSA) is a part of sleep-disordered breathing which is commonly found in the population of heart failure. Epidemiological studies have shown significant independent associations between OSA and heart failure . OSA plays an important role in the pathogenesis and progression of heart failure. Several pathogenesis are the mechanical effect, activation of sympathetic, inflammation process, and endothelial dysfunction. These can impair myocardial contractility and cause development and progression of heart failure. However, the prevalence OSA is only the “tip of the iceberg†due to the difficulty in diagnosis. Most of OSA patients, particularly in the heart failure population, have no complaint of the sleepiness.Â
{"title":"Obstructive Sleep Apnea dan Gagal Jantung","authors":"S. Purwowiyoto","doi":"10.33476/JKY.V25I3.364","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/JKY.V25I3.364","url":null,"abstract":"Obstructive sleep apnea (OSA) is a part of sleep-disordered breathing which is commonly found in the population of heart failure. Epidemiological studies have shown significant independent associations between OSA and heart failure . OSA plays an important role in the pathogenesis and progression of heart failure. Several pathogenesis are the mechanical effect, activation of sympathetic, inflammation process, and endothelial dysfunction. These can impair myocardial contractility and cause development and progression of heart failure. However, the prevalence OSA is only the “tip of the iceberg†due to the difficulty in diagnosis. Most of OSA patients, particularly in the heart failure population, have no complaint of the sleepiness.Â","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129861505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
LIA ARIAN APRIANI, Pengaruh Metode Pijat Endorphine terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Tahun 2017 (di bawah bimbingan Syajaratuddur Faiqah, S.Si.T.,M.Kes and Baiq Iin Rumintang, S.ST.,M.Keb).  Latar Belakang: Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu ataupun bayi. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 40% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Pada masa ini ibu nifas mengalami fase-fase adaptasi yaitu taking in, taking hold,  dan letting go yang merupakan perubahan psikologis. Hal ini mempunyai peranan yang sangat penting pada masa nifas karena ibu nifas menjadi sangat sensitif. Pijat endorphine merupakan teknik sentuhan dan pemijatan ringan yang meningkatkan pelepasan hormon endorphine yang sangat penting bagi ibu nifas untuk membantu memberikan rasa tenang dan nyaman untuk mengurangi kecemasan. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari. Jenis Penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan Nonequivalent control group design . Intervensi pada penelitian ini adalah pijat endorphine . Subjek dalam penelitian ini adalah ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari yang telah memenuhi kriteria tertentu. Sampel ditetapkan sebanyak 30 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok, 15 orang sebagai responden intervensi dan 15 orang lainnya sebagai responden kontrol. Hasil: Hasil uji Independent Sample t Test  membuktikan bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan ibu nifas karena p value = 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh metode pijat endorphine terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu nifas. Kesimpulan: Terdapat pengaruh metode pijat endorphine terhadap tingkat kecemasan ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari.  Kata Kunci: kecemasan ibu nifas, masa nifas, metode pijat endorphine
{"title":"Pengaruh Metode Pijat Endorphine Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Tahun 2017","authors":"L. Apriani","doi":"10.33476/JKY.V25I3.374","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/JKY.V25I3.374","url":null,"abstract":"LIA ARIAN APRIANI, Pengaruh Metode Pijat Endorphine terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Tahun 2017 (di bawah bimbingan Syajaratuddur Faiqah, S.Si.T.,M.Kes and Baiq Iin Rumintang, S.ST.,M.Keb).  Latar Belakang: Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu ataupun bayi. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 40% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Pada masa ini ibu nifas mengalami fase-fase adaptasi yaitu taking in, taking hold,  dan letting go yang merupakan perubahan psikologis. Hal ini mempunyai peranan yang sangat penting pada masa nifas karena ibu nifas menjadi sangat sensitif. Pijat endorphine merupakan teknik sentuhan dan pemijatan ringan yang meningkatkan pelepasan hormon endorphine yang sangat penting bagi ibu nifas untuk membantu memberikan rasa tenang dan nyaman untuk mengurangi kecemasan. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari. Jenis Penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan Nonequivalent control group design . Intervensi pada penelitian ini adalah pijat endorphine . Subjek dalam penelitian ini adalah ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari yang telah memenuhi kriteria tertentu. Sampel ditetapkan sebanyak 30 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok, 15 orang sebagai responden intervensi dan 15 orang lainnya sebagai responden kontrol. Hasil: Hasil uji Independent Sample t Test  membuktikan bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan ibu nifas karena p value = 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh metode pijat endorphine terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu nifas. Kesimpulan: Terdapat pengaruh metode pijat endorphine terhadap tingkat kecemasan ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari.  Kata Kunci: kecemasan ibu nifas, masa nifas, metode pijat endorphine","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132438560","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Empati penting dalam meningkatkan kualitas hubungan dokter-pasien. Bagian Ilmu K esehatan M asyarakat Universitas YARSI berusaha meningkatkan empati maha siswa melalui program Jumat Barokah yang terdiri dari Tausiyah dan pembagian nasi bungkus secara sukarela di area sekitar Universitas YARSI. Program ini diadakan setiap hari Jumat. Tujuan penelitian ini untuk menggali empati mahasiswa saat melakukan kegiatan Jumat Barokah.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Populasi adalah mahasiswa kepaniteraan IKM FK YARSI periode Maret-Mei 2017. Sampel penelitian ditetapkan dengan total sampling sebanyak 50 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Data kualitatif dianalisis dengan melakukan koding terbuka dilanjutkan dengan koding selektif dan menetapkan kategori utama.Responden yang terlibat sebanyak 50 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 37 perempuan. Usia responden berkisar 21-26 tahun. Mahasiswa yang terlibat angkatan 2009-2012. Empati yang dirasakan mahasiswa antara lain terharu, merasa bersyukur, sedih karena masih banyak orang tidak mampu, merasa lebih berguna untuk orang lain, bahagia dapat berbagi, dan merasa malu karena sering mengeluh. Manfaat yang dirasakan oleh mahasiswa adalah dapat mendekatkan diri pada Allah SWT, menambah kekompakan mahasiswa, dan melatih bersedekah di setiap saat. Disarankan penelitian lanjutan untuk menilai peningkatan empati mahasiswa.
{"title":"Empati Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK YARSI Pada Acara Jumat Barokah","authors":"Erlina Wijayanti","doi":"10.33476/jky.v25i3.359","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/jky.v25i3.359","url":null,"abstract":"Empati penting dalam meningkatkan kualitas hubungan dokter-pasien. Bagian Ilmu K esehatan M asyarakat Universitas YARSI berusaha meningkatkan empati maha siswa melalui program Jumat Barokah yang terdiri dari Tausiyah dan pembagian nasi bungkus secara sukarela di area sekitar Universitas YARSI. Program ini diadakan setiap hari Jumat. Tujuan penelitian ini untuk menggali empati mahasiswa saat melakukan kegiatan Jumat Barokah.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Populasi adalah mahasiswa kepaniteraan IKM FK YARSI periode Maret-Mei 2017. Sampel penelitian ditetapkan dengan total sampling sebanyak 50 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Data kualitatif dianalisis dengan melakukan koding terbuka dilanjutkan dengan koding selektif dan menetapkan kategori utama.Responden yang terlibat sebanyak 50 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 37 perempuan. Usia responden berkisar 21-26 tahun. Mahasiswa yang terlibat angkatan 2009-2012. Empati yang dirasakan mahasiswa antara lain terharu, merasa bersyukur, sedih karena masih banyak orang tidak mampu, merasa lebih berguna untuk orang lain, bahagia dapat berbagi, dan merasa malu karena sering mengeluh. Manfaat yang dirasakan oleh mahasiswa adalah dapat mendekatkan diri pada Allah SWT, menambah kekompakan mahasiswa, dan melatih bersedekah di setiap saat. Disarankan penelitian lanjutan untuk menilai peningkatan empati mahasiswa.","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133826741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian secara umum. Faktor risiko utama penyakit jantung di antaranya adalah dislipidemia. Sekarang ini sudah banyak tersedia obat hipolipidemia yang mempunyai efek samping yang merugikan. Oleh karena itu saat ini banyak dikembangkan obat herbal. Salah satu obat herbal yang digunakan adalah daun binahong ( Basella alba ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun binahong (EDB) memiliki efek dalam menurunkan kadar kolesterol-LDL  dan MDA serum pada tikus yang diinduksi pakan hiperkolesterol. Metode: Sampel yang digunakan berjumlah 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 6 kelompok yakni kontrol negatif (CMC 1%), kontrol positif (Atorvastatin), kontrol positif (Vitamin C), EDB dosis I, II, III berturut-turut 500, 1.000, 1.500 mg/KgBB. Hasil : Tes T berpasangan menunjukkan seluruh variasi dosis EDB dan dua kelompok konrol positif dapat menurunkan kadar kolesterol-LDL dan MDA serum secara bermakna dengan p≤0,05. Selisih kadar kolesterol-LDL dan MDA serum sebelum dan setelah intervensi kemudian dianalisis dengan One way ANOVA menghasilkan signifikansi p≤0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc dan didapatkan perbedaan bermakna antara seluruh variasi dosis EDB dan dua kelompok kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif (p≤0,05). Kesimpulan : Seluruh variasi dosis EDB memiliki efektivitas hipolipidemik dan aktivitas antioksidan. EDB juga memiliki efektivitas yang sama dengan kedua kelompok kontrol positif. Kandungan kaempherol, saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol yang terkandung berkontribusi dalam efek farmakologi yang timbul.Â
背景:心脏病和血管疾病是共同死亡的主要原因。心脏病的主要危险因素是坏疽。目前有很多非处方药有副作用。因此,许多草药都在发展中。其中一种草药是天竺葵(Basella alba)。这项研究的目的是确定二甲酸叶提取物是否对诱导高胆固醇食物的老鼠的胆固醇水平和MDA血清有影响。方法:使用的样本共24只老鼠,分为6组:负控制(CMC 1%)、正控制(Atorvastatin)、正控制(维生素C)、EDB剂量I、II、III,共500、1000毫克/KgBB。结果:T配对测试显示,整个EDB剂量变化和两组积极konrol可以降低kolesterol-LDL和有意义地血清MDA含量pa‰¤0。05。之前差距为kolesterol-LDL和血清MDA含量和One way ANOVA分析干预后产生意义pa‰¤0。05。随后获得特设职位测试和整个EDB剂量变化意义区别消极和积极控制两组对照组(pa‰¤0。05)。结论:EDB剂量的整个变化具有多肽和抗氧化剂的效力。EDB对这两个积极控制组也有同样的有效性。甲醇、姜黄、类黄酮、单宁和多酚的含量对药理学的影响有一定的影响
{"title":"Efektivitas Hipolipidemia dan Antioksidan Ekstrak Daun Binahong pada Tikus Putih yang Diinduksi Pakan Hiperkolesterol","authors":"Citra Ayu Aprilia","doi":"10.33476/jky.v25i3.362","DOIUrl":"https://doi.org/10.33476/jky.v25i3.362","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian secara umum. Faktor risiko utama penyakit jantung di antaranya adalah dislipidemia. Sekarang ini sudah banyak tersedia obat hipolipidemia yang mempunyai efek samping yang merugikan. Oleh karena itu saat ini banyak dikembangkan obat herbal. Salah satu obat herbal yang digunakan adalah daun binahong ( Basella alba ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun binahong (EDB) memiliki efek dalam menurunkan kadar kolesterol-LDL  dan MDA serum pada tikus yang diinduksi pakan hiperkolesterol. Metode: Sampel yang digunakan berjumlah 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 6 kelompok yakni kontrol negatif (CMC 1%), kontrol positif (Atorvastatin), kontrol positif (Vitamin C), EDB dosis I, II, III berturut-turut 500, 1.000, 1.500 mg/KgBB. Hasil : Tes T berpasangan menunjukkan seluruh variasi dosis EDB dan dua kelompok konrol positif dapat menurunkan kadar kolesterol-LDL dan MDA serum secara bermakna dengan p≤0,05. Selisih kadar kolesterol-LDL dan MDA serum sebelum dan setelah intervensi kemudian dianalisis dengan One way ANOVA menghasilkan signifikansi p≤0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc dan didapatkan perbedaan bermakna antara seluruh variasi dosis EDB dan dua kelompok kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif (p≤0,05). Kesimpulan : Seluruh variasi dosis EDB memiliki efektivitas hipolipidemik dan aktivitas antioksidan. EDB juga memiliki efektivitas yang sama dengan kedua kelompok kontrol positif. Kandungan kaempherol, saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol yang terkandung berkontribusi dalam efek farmakologi yang timbul.Â","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116700677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}