Abstract: Waste cooking oil contains carcinogenic compounds which are formed during the frying process. The content change makes it is not worth for reuse cooking oil. One of the damages to cooking oil is caused by heating. The quality of useable oil refers to SNI 01-3741-2013. The sample used in this research is waste cooking oil that is used for 5 times of frying. The quality of the oil can be improved using Nano-Montmorillonite adsorbent. The results of PSA and FTIR characterization show that Nano-Montmorillonite has a nano-scale particle size of 15.3 nm with a percentage of 6%. The rest are particles that have a size> 100 nm with a total percentage of 94% with a respective size of 383.9 nm with a percentage of 59% and 6647.1 nm with a percentage of 35% and have functional groups, namely hydroxyl (-OH), Si-O-Si and Al-Al-OH. Testing of waste cooking oil quality includes organoleptic, acid numbers, peroxide numbers, and saponification numbers using Nano-Montmorillonite. Based on the results, the more Nano-Montmorillonite adsorbent was added, the lower the numbers of acid, peroxide, and saponification in waste cooking oil and the better the quality of flavor and color. Based on this analysis, Nano-Montmorillonite adsorbent can improve the quality of waste cooking oil.Abstrak: Minyak jelantah mengandung senyawa yang bersifat karsinogenik yang terbentuk selama proses penggorengan. Perubahan sifat ini menjadikan minyak goreng tersebut tidak layak digunakan kembali sebagai bahan makanan. Salah satu kerusakan pada minyak goreng disebabkan oleh pemanasan. Kualitas minyak layak pakai merujuk pada SNI 01-3741-2013. Sampel minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak jelantah dengan 5 kali penggorengan. Kualitas minyak tersebut dapat ditingkatkan menggunakan adsorben Nano-Montmorillonit. Berdasarkan hasil karakterisasi PSA dan FTIR menunjukkan bahwa Nano-Montmorillonit memiliki ukuran partikel berskala nano yaitu 15,3 nm dengan persentase sebesar 6% dan sisanya merupakan partikel yang memiliki ukuran > 100 nm dengan total persentase 94% dengan ukuran masing-masing sebesar 383,9 nm dengan persentase 59% dan 6647,1 nm dengan persentase 35%serta memiliki gugus-gugus fungsional yaitu hidroksil (-OH), Si-O-Si dan Al-Al-OH. Pengujian kualitas minyak jelantah meliputi organoleptik, bilangan asam, bilangan peroksida dan bilangan penyabunan menggunakan Nano-Montmorillonit. Berdasarkan hasil pengujian maka semakin banyak jumlah adsorben Nano-Montmorilonit yang ditambahkan maka bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan penyabunan mengalami penurunan serta kualitas aroma dan warna pada minyak jelantah menjadi lebih baik. Berdasarkan analisis tersebut adsorben Nano-Montmorillonit dapat meningkatkan kualitas minyak jelantah.
摘要:废食用油中含有在煎炸过程中形成的致癌物。这种成分的变化使得食用油不值得重复使用。食用油的危害之一是加热造成的。可用油质量参照SNI 01-3741-2013。本研究中使用的示例是废烹调油煎的5倍。使用纳米蒙脱土吸附剂可以提高油的质量。PSA和FTIR表征结果表明,纳米蒙脱土的纳米粒径为15.3 nm,占比为6%。其余为尺寸为bbb100 nm的颗粒,总比例为94%,尺寸分别为383.9 nm(59%)和6647.1 nm(35%),具有官能团,即羟基(-OH), Si-O-Si和Al-Al-OH。使用纳米蒙脱土测试废食用油的质量包括感官、酸值、过氧化值和皂化值。结果表明,纳米蒙脱土吸附剂的添加量越多,废食用油中酸、过氧化物和皂化的数量越少,风味和色泽质量越好。在此基础上分析,Nano-Montmorillonite吸附剂可以改善废物食用油的质量。摘要:Minyak jelantah mengandung senyawa yang bersifat karsingenik yang terbentuk selama论文,彭戈仁干。Perubahan sifat ini menjadikan minyak炒饭于有些layak digunakan kembali sebagai bahan makanan。Salah satu kerusakan padminyak gogodisebabkan oleh pemanasan。高丽塔minyak layak pakai merujuk paada SNI 01-3741-2013。Sampel minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak jelantah dengan 5 kali penggorengan。高利塔斯minyak - teras,但在吸附纳米蒙脱石的过程中,采用了吸附纳米蒙脱石。Berdasarkan hasil karakterisasi PSA dan FTIR menunjukkan bahwa纳米- monmonillonit memoriliki ukuran粒子berskala纳米表征酶15,3 nm dengan表征酶sebesar 6% dsananya merupakan粒子yang memoriliki ukuran > 100 nm dengan总表征酶94% dengan ukuran masing-masing sebesar 383,9 nm dengan表征酶59% dan6647,1 nm dengan表征酶35%serta memoriliki gugugus - gugugus功能表征酶(oh), Si-O-Si dan Al-Al-OH。企鹅kualitas minyak jelantah meliputi organoleptik, bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan penyabunan menggunakan Nano-Montmorillonit。“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”“”Berdasarkan分析了吸附纳米蒙脱土的方法。
{"title":"Effectiveness Bleaching of Waste Cooking Oil Cleaning Using Nano-Montmorillonite Adsorbent","authors":"Silvia Ningsih, P. Wahyuningsih, Tisna Harmawan","doi":"10.22373/EKW.V7I2.9252","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V7I2.9252","url":null,"abstract":"Abstract: Waste cooking oil contains carcinogenic compounds which are formed during the frying process. The content change makes it is not worth for reuse cooking oil. One of the damages to cooking oil is caused by heating. The quality of useable oil refers to SNI 01-3741-2013. The sample used in this research is waste cooking oil that is used for 5 times of frying. The quality of the oil can be improved using Nano-Montmorillonite adsorbent. The results of PSA and FTIR characterization show that Nano-Montmorillonite has a nano-scale particle size of 15.3 nm with a percentage of 6%. The rest are particles that have a size> 100 nm with a total percentage of 94% with a respective size of 383.9 nm with a percentage of 59% and 6647.1 nm with a percentage of 35% and have functional groups, namely hydroxyl (-OH), Si-O-Si and Al-Al-OH. Testing of waste cooking oil quality includes organoleptic, acid numbers, peroxide numbers, and saponification numbers using Nano-Montmorillonite. Based on the results, the more Nano-Montmorillonite adsorbent was added, the lower the numbers of acid, peroxide, and saponification in waste cooking oil and the better the quality of flavor and color. Based on this analysis, Nano-Montmorillonite adsorbent can improve the quality of waste cooking oil.Abstrak: Minyak jelantah mengandung senyawa yang bersifat karsinogenik yang terbentuk selama proses penggorengan. Perubahan sifat ini menjadikan minyak goreng tersebut tidak layak digunakan kembali sebagai bahan makanan. Salah satu kerusakan pada minyak goreng disebabkan oleh pemanasan. Kualitas minyak layak pakai merujuk pada SNI 01-3741-2013. Sampel minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak jelantah dengan 5 kali penggorengan. Kualitas minyak tersebut dapat ditingkatkan menggunakan adsorben Nano-Montmorillonit. Berdasarkan hasil karakterisasi PSA dan FTIR menunjukkan bahwa Nano-Montmorillonit memiliki ukuran partikel berskala nano yaitu 15,3 nm dengan persentase sebesar 6% dan sisanya merupakan partikel yang memiliki ukuran > 100 nm dengan total persentase 94% dengan ukuran masing-masing sebesar 383,9 nm dengan persentase 59% dan 6647,1 nm dengan persentase 35%serta memiliki gugus-gugus fungsional yaitu hidroksil (-OH), Si-O-Si dan Al-Al-OH. Pengujian kualitas minyak jelantah meliputi organoleptik, bilangan asam, bilangan peroksida dan bilangan penyabunan menggunakan Nano-Montmorillonit. Berdasarkan hasil pengujian maka semakin banyak jumlah adsorben Nano-Montmorilonit yang ditambahkan maka bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan penyabunan mengalami penurunan serta kualitas aroma dan warna pada minyak jelantah menjadi lebih baik. Berdasarkan analisis tersebut adsorben Nano-Montmorillonit dapat meningkatkan kualitas minyak jelantah.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79279565","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: In this paper, we discuss the similarity between two trajectories using the Needleman Wunsch algorithm. The calculation steps are interpolating the trajectory, calculating the distance between the trajectory coordinates, identifying the equivalent length, transforming trajectories into a sequence of alphabetic letters, aligning the sequences, and measuring the magnitude of the similarity based on the alignment results. The similarity obtained is compared directly to the length of the trajectories shared by the two lines. The calculation results show that the accuracy of the alignment method reaches more than 90%. Abstrak: Dalam tulisan ini dibahas cara perhitungan persentase kesamaan dari dua buah lintasan menggunakan algoritma Needleman Wunsch dan perhitungan secara manual berdasarkan irisan dari lintasan-lintasan tersebut. Pada perhitungan menggunakan algoritma Needleman Wunsch, tahapan-tahapan yang dilakukan adalah menginterpolasi lintasan, menghitung jarak antara titik-titik koordinat dari kedua lintasan, mengidentifikasi jarak yang ekivalen, mengubah lintasan menjadi sekuens huruf alfabet, menyejajarkan sekuens, dan menentukan besarnya kesamaan berdasarkan hasil penyejajaran. Kesamaan yang diperoleh dari metode penyejajaran dibandingkan secara langsung dengan panjang jalur yang dilalui bersama oleh kedua lintasan, hasil perhitungan menunjukkan bahwa akurasi metode penyejajaran mencapai lebih dari 90%.
{"title":"Similarity Analysis of User Trajectories Based on Haversine Distance and Needleman Wunsch Algorithm","authors":"M. Jamhuri, M. I. Irawan, I. Mukhlash","doi":"10.22373/EKW.V7I2.9232","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V7I2.9232","url":null,"abstract":"Abstract: In this paper, we discuss the similarity between two trajectories using the Needleman Wunsch algorithm. The calculation steps are interpolating the trajectory, calculating the distance between the trajectory coordinates, identifying the equivalent length, transforming trajectories into a sequence of alphabetic letters, aligning the sequences, and measuring the magnitude of the similarity based on the alignment results. The similarity obtained is compared directly to the length of the trajectories shared by the two lines. The calculation results show that the accuracy of the alignment method reaches more than 90%. Abstrak: Dalam tulisan ini dibahas cara perhitungan persentase kesamaan dari dua buah lintasan menggunakan algoritma Needleman Wunsch dan perhitungan secara manual berdasarkan irisan dari lintasan-lintasan tersebut. Pada perhitungan menggunakan algoritma Needleman Wunsch, tahapan-tahapan yang dilakukan adalah menginterpolasi lintasan, menghitung jarak antara titik-titik koordinat dari kedua lintasan, mengidentifikasi jarak yang ekivalen, mengubah lintasan menjadi sekuens huruf alfabet, menyejajarkan sekuens, dan menentukan besarnya kesamaan berdasarkan hasil penyejajaran. Kesamaan yang diperoleh dari metode penyejajaran dibandingkan secara langsung dengan panjang jalur yang dilalui bersama oleh kedua lintasan, hasil perhitungan menunjukkan bahwa akurasi metode penyejajaran mencapai lebih dari 90%.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90317457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anita Rauzana, Nurul Hidayati Binti Saidan, W. Dharma
Abstract: Along with the increasing use of natural resources, and the large number of construction waste dumping in the environment, environmental damage is increasingly visible. Many areas, especially Banda Aceh City, have experienced land and air degradation due to the pattern of life and the number of people. Currently, the construction project has a new concept, namely green construction, which is believed to be able to improve the environment caused by various developments by reducing the occurrence of environmental damage. The research objective was to analyze the perception of the application of green construction in construction projects in the city of Banda Aceh in determining the most dominant factors and the relationship between the factors of implementing green construction (X) on costs (Y). The research location was in the city of Banda Aceh. Secondary data, namely contractor company data. Primary data were 34 questionnaires. The results of data analysis using SPSS include a validity test, reliability test, frequency analysis, and Pearson product-moment correlation test. Based on the research results, it was found that the most dominant green construction factor was the application of energy conservation in construction (X5) of 95.1%, the application of energy conservation (X10) of 92.8%, and the use of construction materials (X8) of 92.5%. The largest correlation coefficient value was obtained in energy conservation (X10) of 0.882.Abstrak: Seiring meningkatnya pemakaian sumber daya alam dan banyaknya pembuangan limbah konstruksi di lingkungan, kerusakan lingkungan semakin terlihat. Telah banyak daerah-daerah khususnya Kota Banda Aceh mengalami degradasi lahan dan udara karena pola hidup dan jumlah manusia. Saat ini proyek konstruksi mempunyai sebuah konsep baru yaitu green construction yang dipercaya mampu memperbaiki lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai pembangunan dengan mereduksi terjadinya kerusakan lingkungan. Tujuan penelitian untuk menganalisis persepsi penerapan green construction pada proyek konstruksi di Kota Banda Aceh dalam menentukan faktor-faktor yang paling dominan dan hubungan antara faktor-faktor penerapan green construction (X) terhadap biaya (Y). Lokasi penelitian di Kota Banda Aceh. Data sekunder yaitu data perusahaan kontraktor. Data primer sebanyak 34 kuesioner. Hasil analisis data menggunakan SPSS meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis frekuensi, dan uji korelasi pearson product moment. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa faktor green construction yang paling dominan adalah penerapan konservasi energi pada pelaksanaan konstruksi (X5) sebesar 95,1%, penerapan konservasi energi (X10) sebesar 92,8%, dan penggunaan material konstruksi (X8) sebesar 92,5%. Nilai koefisien korelasi terbesar didapat pada konservasi energi (X10) sebesar 0,882.
摘要:随着自然资源的日益利用,以及大量建筑垃圾在环境中的倾倒,对环境的破坏日益明显。许多地区,特别是班达亚齐市,由于生活方式和人口数量,经历了土地和空气退化。目前,建筑项目有了一个新的概念,即绿色建筑,它被认为可以通过减少环境破坏的发生来改善各种开发造成的环境。本研究的目的是分析班达亚齐市在建筑项目中应用绿色建筑的感知,以确定实施绿色建筑的因素(X)与成本(Y)之间的关系。研究地点在班达亚齐市。二次数据,即承包商公司数据。主要数据为34份问卷。使用SPSS进行数据分析的结果包括效度检验、信度检验、频率分析和Pearson积差相关检验。根据研究结果发现,最具主导地位的绿色建筑因素是建筑节能应用(X5)占95.1%,节能应用(X10)占92.8%,建筑材料使用(X8)占92.5%。节能(X10)相关系数值最大,为0.882。摘要:Seiring meningkatnya pemakaian sumber daya alam dan banyaknya pembuangan limbah konstruksi di lingkungan, kerusakan lingkungan semakin terlihat。在班达亚齐,我的女儿在这里,我的女儿在这里,我的女儿在这里,我的女儿在这里。上海建筑工程有限公司,上海建筑工程有限公司,上海建筑工程有限公司,上海建筑工程有限公司,上海建筑工程有限公司,上海建筑工程有限公司,上海建筑工程有限公司,上海建筑工程有限公司,上海建筑工程有限公司。图juan penelitian untuk menganalis persepi penerapan绿色建筑,图juan penelitian untuk menganalis persepi penerapan绿色建筑,图juan penelitian untuk menganalis persepi penerapan绿色建筑,图proyek konstruksi di Kota Banda Aceh dalam menentukan factor - factor - factor yang paling dominan hubungan antara factor - factor - factor绿色建筑(X),图kasi penelitian di Kota Banda Aceh。yyitu数据浏览下的数据查找。数据引物sebanyak 34 kuesioner。Hasil分析数据采用SPSS meliputi - uji效度、uji信度、分析频次、uji - korelasi - pearson积矩。Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa绿色建筑工厂yang paling dominan adalah penerapan konservasi energy pada pelaksanan konservasi energy (X5) sebesar 95,1%, penerapan konservasi energy (X10) sebesar 92,8%, dan penggunaan material konstruksi (X8) sebesar 92,5%。Nilai koefisien korelasi terbesar didapat pada konservasi energi (X10) sebesar 0,882。
{"title":"Perception Analysis of Green Construction Implementation on Construction Projects For Contractors in Banda Aceh City","authors":"Anita Rauzana, Nurul Hidayati Binti Saidan, W. Dharma","doi":"10.22373/EKW.V7I2.7477","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V7I2.7477","url":null,"abstract":"Abstract: Along with the increasing use of natural resources, and the large number of construction waste dumping in the environment, environmental damage is increasingly visible. Many areas, especially Banda Aceh City, have experienced land and air degradation due to the pattern of life and the number of people. Currently, the construction project has a new concept, namely green construction, which is believed to be able to improve the environment caused by various developments by reducing the occurrence of environmental damage. The research objective was to analyze the perception of the application of green construction in construction projects in the city of Banda Aceh in determining the most dominant factors and the relationship between the factors of implementing green construction (X) on costs (Y). The research location was in the city of Banda Aceh. Secondary data, namely contractor company data. Primary data were 34 questionnaires. The results of data analysis using SPSS include a validity test, reliability test, frequency analysis, and Pearson product-moment correlation test. Based on the research results, it was found that the most dominant green construction factor was the application of energy conservation in construction (X5) of 95.1%, the application of energy conservation (X10) of 92.8%, and the use of construction materials (X8) of 92.5%. The largest correlation coefficient value was obtained in energy conservation (X10) of 0.882.Abstrak: Seiring meningkatnya pemakaian sumber daya alam dan banyaknya pembuangan limbah konstruksi di lingkungan, kerusakan lingkungan semakin terlihat. Telah banyak daerah-daerah khususnya Kota Banda Aceh mengalami degradasi lahan dan udara karena pola hidup dan jumlah manusia. Saat ini proyek konstruksi mempunyai sebuah konsep baru yaitu green construction yang dipercaya mampu memperbaiki lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai pembangunan dengan mereduksi terjadinya kerusakan lingkungan. Tujuan penelitian untuk menganalisis persepsi penerapan green construction pada proyek konstruksi di Kota Banda Aceh dalam menentukan faktor-faktor yang paling dominan dan hubungan antara faktor-faktor penerapan green construction (X) terhadap biaya (Y). Lokasi penelitian di Kota Banda Aceh. Data sekunder yaitu data perusahaan kontraktor. Data primer sebanyak 34 kuesioner. Hasil analisis data menggunakan SPSS meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis frekuensi, dan uji korelasi pearson product moment. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa faktor green construction yang paling dominan adalah penerapan konservasi energi pada pelaksanaan konstruksi (X5) sebesar 95,1%, penerapan konservasi energi (X10) sebesar 92,8%, dan penggunaan material konstruksi (X8) sebesar 92,5%. Nilai koefisien korelasi terbesar didapat pada konservasi energi (X10) sebesar 0,882.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88045410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Asril, I. Rini, I. Oktaviani, Mushaliyah Mushaliyah
Abstract: The house fly (Musca domestica) is a vector of disease-causing bacteria because of its habit of perching and feeding on various substrates of pathogenic bacteria. His role as a disease carrier contradicts the hadith narrated by Bukhari, which is "If a fly falls into your vessel, drown it and then remove it because one of its wings carries disease and the other is the cure". This hadith indicates the presence of antimicrobial compounds produced from the body of flies. Various research reports show that the truth of this hadith is that there are antimicrobial-producing bacterial symbionts on the wings of flies (left and right) that can kill pathogenic bacteria on one of the wings or both. Antimicrobial compounds are also produced naturally in the digestive tract of flies from the larval stage to adulthood as a response to the body's defense against the presence of pathogenic bacteria in their bodies. The antimicrobial compounds are lysozyme, defensin, cecropin, diptericin, and several antimicrobial peptide compounds. This compound can also be removed mechanically through pressure (the process of immersing the fly's body in water). This shows that the process of drowning aims to extract or release antimicrobial compounds from the digestive tract of flies to neutralize pathogenic bacteria that have mixed in the liquid in specific containers. This review aims to examine various reports related to antimicrobial substances produced in flies and their evidence in this hadith.Abstrak: Lalat rumah (Musca domestica) merupakan vektor pembawa bakteri penyebab penyakit karena kebiasaan hinggap dan makan pada berbagai substrat bakteri patogen. Perannya sebagai pembawa penyakit memiliki kontradiksi dengan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu “Jika seekor lalat jatuh ke bejana kamu, tenggelamkanlah kemudian singkirkan, karena salah satu sayapnya membawa penyakit dan sayap lainnya adalah obatnya”. Hadist ini mengindikasikan adanya senyawa antimikroba yang dihasilkan dari tubuh lalat. Berbagai laporan penelitian menunjukkan bahwa kebenaran hadist ini yaitu pada sayap lalat (kiri dan kanan) terdapat bakteri simbion penghasil antimikrob yang mampu membunuh bakteri patogen pada salah satu sayap atau keduanya. Senyawa antimikrob juga dihasilkan secara alami dalam pencernaan lalat sejak tahap larva hingga dewasa sebagai respon pertahanan tubuh terhadap keberadaan bakteri patogen ditubuhnya. Senyawa antimikrob tersebut berupa lisozim, defensin, cecrofin, diptericin dan beberapa senyawa peptida antimikrob. Senyawa ini juga dapat dikeluarkan secara mekanik melalui tekanan (proses penenggelaman tubuh lalat dalam air). Hal ini menunjukkan bahwa proses penenggelaman lalat kedalam air bertujuan untuk mengekstrak atau mengeluarkan senyawa antimikrob dari pencernaan lalat untuk menetralisir bakteri patogen yang telah bercampur dalam cairan di wadah tertentu. Review ini bertujuan untuk mengkaji berbagai laporan terkait senyawa antimikrob yang dihasilkan pada tub
摘要家蝇(Musca domestica)习惯栖息和取食各种致病菌的底物,是致病细菌的传播媒介。他作为疾病携带者的角色与布哈里的圣训相矛盾,圣训是“如果一只苍蝇掉进你的船,淹死它,然后把它移走,因为它的一只翅膀携带疾病,另一只翅膀是治疗方法”。这段圣训表明,苍蝇体内含有抗菌化合物。各种研究报告表明,这条圣训的真相是,苍蝇的翅膀(左翼和右翼)上有产生抗菌剂的细菌共生体,可以杀死一只翅膀或两只翅膀上的致病菌。从幼虫期到成年期,苍蝇的消化道也会自然产生抗菌化合物,这是机体对致病菌存在的防御反应。抗菌化合物是溶菌酶、防御素、天蚕素、双霉素和几种抗菌肽化合物。这种化合物也可以通过压力(将苍蝇的身体浸入水中的过程)机械地去除。这表明溺死过程的目的是从苍蝇的消化道中提取或释放抗菌化合物,以中和混合在特定容器中的液体中的致病菌。本综述旨在审查与苍蝇产生的抗菌物质有关的各种报告及其在该圣训中的证据。摘要/ abstract摘要:家蝇(Musca domestica) merupakan vector pembawa bakteri penyebab penyakit karena kebiasaan hinggap dan makan pada berbagai底物bakteri病原菌。Perannya sebagai pembawa penyakit memiliki kontradksi dengan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari yitu“Jika seekor lalat jatuh ke bejana kamu, tenggelamkanlah kemudian singkirkan, karena salah satu sayapnya membawa penyakit dan sayap lainnya adalah obatnya”。圣战者的名字叫“我是圣战者”,名字叫“我是圣战者”。Berbagai laporan penelitian menunjukkan bahwa kebenaran hadist ini yitu pada sayap lalat (kiri dan kanan) terdapat bakteri simbion penghasil antimikrob yang mampu membunuh bakteri病原体pada salah satu sayap atau keduanya。Senyawa anti - mikrob juga dihasilkan secara alami dalam pencernaan lalat sejak taha幼虫对pertahanan tubuh hadap keberadan bakter病原菌diubuhnya的反应。Senyawa anti - mikrob是一种新型的Senyawa peptide anti - mikrob。Senyawa ini juga dapat dikeluarkan secara mekanik melalui tekanan (procespenenggelaman tubuh lalat dalam air)。halini menunjukkan bahwa propromenenggelaman lalat kedalam air bertujuan untuk mengekstrak atau mengeluarkan senyawa反mikrob dari penernah untuk mentralisir bakteri病原菌yang telah bercampur dalam cairan di wadah tertentu。回顾一下伯尔巴托邦,untuk, mengkaji, berbagai, laporan, terkait, senyawa, anti - mikrob, yang, dihasilkan, pada, tubuh, lalat, pembuktiannya, pada, hadist tersebut。
{"title":"Tracking The Source of Antimicrobial Production From House Fly (Musca domestica): Right-Wing of Fly Or Gut System? - A Mini-Review","authors":"M. Asril, I. Rini, I. Oktaviani, Mushaliyah Mushaliyah","doi":"10.22373/EKW.V7I2.9495","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V7I2.9495","url":null,"abstract":"Abstract: The house fly (Musca domestica) is a vector of disease-causing bacteria because of its habit of perching and feeding on various substrates of pathogenic bacteria. His role as a disease carrier contradicts the hadith narrated by Bukhari, which is \"If a fly falls into your vessel, drown it and then remove it because one of its wings carries disease and the other is the cure\". This hadith indicates the presence of antimicrobial compounds produced from the body of flies. Various research reports show that the truth of this hadith is that there are antimicrobial-producing bacterial symbionts on the wings of flies (left and right) that can kill pathogenic bacteria on one of the wings or both. Antimicrobial compounds are also produced naturally in the digestive tract of flies from the larval stage to adulthood as a response to the body's defense against the presence of pathogenic bacteria in their bodies. The antimicrobial compounds are lysozyme, defensin, cecropin, diptericin, and several antimicrobial peptide compounds. This compound can also be removed mechanically through pressure (the process of immersing the fly's body in water). This shows that the process of drowning aims to extract or release antimicrobial compounds from the digestive tract of flies to neutralize pathogenic bacteria that have mixed in the liquid in specific containers. This review aims to examine various reports related to antimicrobial substances produced in flies and their evidence in this hadith.Abstrak: Lalat rumah (Musca domestica) merupakan vektor pembawa bakteri penyebab penyakit karena kebiasaan hinggap dan makan pada berbagai substrat bakteri patogen. Perannya sebagai pembawa penyakit memiliki kontradiksi dengan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu “Jika seekor lalat jatuh ke bejana kamu, tenggelamkanlah kemudian singkirkan, karena salah satu sayapnya membawa penyakit dan sayap lainnya adalah obatnya”. Hadist ini mengindikasikan adanya senyawa antimikroba yang dihasilkan dari tubuh lalat. Berbagai laporan penelitian menunjukkan bahwa kebenaran hadist ini yaitu pada sayap lalat (kiri dan kanan) terdapat bakteri simbion penghasil antimikrob yang mampu membunuh bakteri patogen pada salah satu sayap atau keduanya. Senyawa antimikrob juga dihasilkan secara alami dalam pencernaan lalat sejak tahap larva hingga dewasa sebagai respon pertahanan tubuh terhadap keberadaan bakteri patogen ditubuhnya. Senyawa antimikrob tersebut berupa lisozim, defensin, cecrofin, diptericin dan beberapa senyawa peptida antimikrob. Senyawa ini juga dapat dikeluarkan secara mekanik melalui tekanan (proses penenggelaman tubuh lalat dalam air). Hal ini menunjukkan bahwa proses penenggelaman lalat kedalam air bertujuan untuk mengekstrak atau mengeluarkan senyawa antimikrob dari pencernaan lalat untuk menetralisir bakteri patogen yang telah bercampur dalam cairan di wadah tertentu. Review ini bertujuan untuk mengkaji berbagai laporan terkait senyawa antimikrob yang dihasilkan pada tub","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75661623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Giant tiger shrimp (Penaeus monodon) shells are solid waste that can be utilized for water purification by converting them into chitin-based biocoagulant. The extraction and deproteination of giant tiger shrimp shells (Penaeus monodon) resulted in 83.34% w/w, followed by a demineralization yield of 91.61% w/w product. Chitin extract was used as a biocoagulant using the Jar test method on a fixed variable of 1 L well water and the independent variables of chitin weight (mg) and stirring speed (rpm). The results showed that 15 mg/L chitin reduced the turbidity value of well water from 3.08-1.03 NTU and decreased the Total Dissolved Solids (TDS) from 555-500 mg/L, at 200 rpm and pH 8.4. In conclusion, our investigation proves that chitin derived from giant tiger shrimp shells can be used as a biocoagulant for water purification.Abstrak: Kulit udang merupakan limbah padat yang dapat digunakan untuk penjerniahan air, dengan mengonversi limbah tersebut menjadi biokoagulan berbasis chitin. Limbah kulit udang Windu (Penaeus monodon) diekstrak menjadi chitin sebagai bahan baku Biokoagulan dalam penjernihan air sumur. Proses ekstraksi kulit udang windu (Penaeus monodon) diperoleh rendemen sebesar 83,34% melalui proses deproteinasi, diperoleh rendemen sebanyak 91,61% melalui proses demineralisasi. Hasil ekstrak chitin digunakankan sebagai biokoagulan dengan metode Jar test pada variabel tetap sebesar 1 L air sumur dan variabel berubah adalah massa chitin dan waktu pengadukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 mgram/L chitin mampu menurunkan nilai kekeruhan air sumur dari 3,08-1,03 (NTU) dan menurunkan Total Dissolved Solids TDS dari 555-500 (mgram/L), dengan kecepatan rotasi 200 rpm untuk nilai pH 8,4. Kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa chitin yang diperoleh dari kulit udang windu dapat digunakan sebagai biokoagulan pada proses penjernihan air.
摘要:虎对虾(Penaeus monodon)壳是一种固体废物,可以将其转化为几丁质基生物混凝剂,用于水的净化。虎虾壳的脱蛋白率为83.34% w/w,脱矿率为91.61% w/w。以1 L井水为固定变量,甲壳素质量(mg)和搅拌速度(rpm)为自变量,采用瓶法测定甲壳素提取物作为生物混凝剂。结果表明,在200 rpm、pH 8.4条件下,15 mg/L甲壳素可使井水浊度值从3.08 ~ 1.03 NTU降低,总溶解固形物(TDS)从555 ~ 500 mg/L降低。综上所述,从虎虾壳中提取的几丁质可以作为生物混凝剂用于水的净化。摘要:Kulit udang merupakan limbah padat yang dapat digunakan untuk penjerniahan air, dengan mengonversi limbah tersebut menjadi生物胶凝基甲壳素。Limbah kulit udang Windu(对虾)diekstrak menjadi chitin sebagai bahan baku Biokoagulan dalam penjernihan air sumur。Proses ekstraksi kulit udang windu (Penaeus monodon) diperoleh renmen sebesar 83,34% melalui prodeproteinasi, diperoleh renmen sebanyak 91,61% melalui prodemineralisasi。Hasil ekstrak甲壳素digunakankan sebagai biokaguulan dengan方法Jar test pada variable tetap sebesar 1 L air sumur danvariable berubah adalah massa甲壳素danwaktu pengadukan。Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 mg /L甲壳素mampu menurunkan nilai kekeruhan air sumur dari 3,08-1,03 (NTU) dan menurunkan总溶解固体TDS dari 555-500 (mg /L), dengan keecepatan rotasi 200 rpm untuk nilai pH 8,4。kespulan, penelitian ini menunjukkan bahwa chitin yang diperoleh dari kulit udang windu dapat digunakan sebagai biokoagulan pada处理penjernihan空气。
{"title":"Preparation and Characterization of Giant Tiger Shrimp (Penaeus monodon) Shell-Based Chitin as Biocoagulant For Water Purification","authors":"K. Nisah, R. Rahmi","doi":"10.22373/EKW.V7I2.8229","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V7I2.8229","url":null,"abstract":"Abstract: Giant tiger shrimp (Penaeus monodon) shells are solid waste that can be utilized for water purification by converting them into chitin-based biocoagulant. The extraction and deproteination of giant tiger shrimp shells (Penaeus monodon) resulted in 83.34% w/w, followed by a demineralization yield of 91.61% w/w product. Chitin extract was used as a biocoagulant using the Jar test method on a fixed variable of 1 L well water and the independent variables of chitin weight (mg) and stirring speed (rpm). The results showed that 15 mg/L chitin reduced the turbidity value of well water from 3.08-1.03 NTU and decreased the Total Dissolved Solids (TDS) from 555-500 mg/L, at 200 rpm and pH 8.4. In conclusion, our investigation proves that chitin derived from giant tiger shrimp shells can be used as a biocoagulant for water purification.Abstrak: Kulit udang merupakan limbah padat yang dapat digunakan untuk penjerniahan air, dengan mengonversi limbah tersebut menjadi biokoagulan berbasis chitin. Limbah kulit udang Windu (Penaeus monodon) diekstrak menjadi chitin sebagai bahan baku Biokoagulan dalam penjernihan air sumur. Proses ekstraksi kulit udang windu (Penaeus monodon) diperoleh rendemen sebesar 83,34% melalui proses deproteinasi, diperoleh rendemen sebanyak 91,61% melalui proses demineralisasi. Hasil ekstrak chitin digunakankan sebagai biokoagulan dengan metode Jar test pada variabel tetap sebesar 1 L air sumur dan variabel berubah adalah massa chitin dan waktu pengadukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 mgram/L chitin mampu menurunkan nilai kekeruhan air sumur dari 3,08-1,03 (NTU) dan menurunkan Total Dissolved Solids TDS dari 555-500 (mgram/L), dengan kecepatan rotasi 200 rpm untuk nilai pH 8,4. Kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa chitin yang diperoleh dari kulit udang windu dapat digunakan sebagai biokoagulan pada proses penjernihan air.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80414944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: The understory is an important component in the tropical forests, particularly to contribute to ecosystem services function and playing on succession. However, the study on their existence related to the zonation effect in an ex-situ conservation is still lacking. This study aimed to compare the structure and composition of the understory in the two blocks of Ir. Djuanda Forest Park, Bandung. Data collection was carried out through vegetation analysis using plot methods (sampling plots). A total of 40 sampling plots of 5m x 5m were made in two observation blocks. The Importance Value Index (IVI) for each species was calculated based on their relative density and relative frequency. Seventy-three species of understory from 38 families were found in the observation plots, dominated by Araceae and Moraceae families. The composition of the protected block has higher species richness than the utilization block due to the differences in microclimates conditions. Calliandra calothyrsus, known as an invasive species, has the highest IVI indicating high adaptability to open habitats in the utilization block, while two native species, Plectranthus sp. and Chlorathus elatior, dominate in the protection block. Based on these findings, we showed that forest zonation drives exotic and native species abundance in the ex situ conservation area.Abstrak: Tumbuhan bawah merupakan salah satu komponen penting dalam vegetasi hutan tropis, terutama dalam pelayanan ekosistem dan berperan dalam proses suksesi. Namun, penelitian mengenai keberadaannya dikaitkan dengan pengaruh zonasi di kawasan konservasi secara ex situ masih jarang. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan struktur dan komposisi tumbuhan bawah pada dua blok yang berbeda di kawasan Taman Hutan Raya Ir. Djuanda, Bandung. Pengambilan sampel menggunakan analisis vegetasi dengan metode plot (petak contoh). Sebanyak 40 plot kecil berukuran 5mx5m di kedua blok pengamatan. Indeks nilai penting (INP) setiap jenis dihitung berdasarkan kerapatan relatif dan frekuensi relatifnya. Sebanyak 73 jenis dalam 38 suku tumbuhan didata di dalam pengamatan, yang didominasi dari suku Araceae dan Moraceae. Berdasarkan jumlah jenis tumbuhan penyusunnya, blok perlindungan memiliki jenis yang lebih banyak dibandingkan dengan blok pemanfaatan berkaitan dengan berkaitan dengan perbedaan kondisi iklim mikro di kedua blok tersebut. Jenis Calliandra calothyrsus, dikenal sebagai tumbuhan invasif, memiliki nilai INP tertinggi menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi pada habitat terbuka di blok pemanfaatan, sedangkan tumbuhan asli pegunungan jawa, Plectranthus sp. dan Chloranthus elatior mendominasi pada blok perlindungan. Berdasarkan hasil temuan ini, kita menyarankan bahwa zonasi mempengaruhi kelimpahan tumbuhan eksotik dan asli di kawasan konservasi tumbuhan secara eksitu.
摘要:林下植被是热带森林的重要组成部分,具有重要的生态系统服务功能和演替作用。然而,对它们在迁地保护中存在与否与地带性效应的关系的研究仍然缺乏。本研究旨在比较两区林下植被的结构和组成。万隆大安达森林公园。数据采集采用样地法(样地)进行植被分析。在两个观察区共制作40个5m × 5m的采样样地。根据各物种的相对密度和相对频率,计算各物种的重要性值指数(IVI)。观测样地共发现林下植物38科73种,以天南星科和桑科为主。由于小气候条件的差异,保护地块的物种丰富度高于利用地块。外来种Calliandra calothyrsus在利用区具有最高的IVI,表明其对开放生境具有较高的适应性,而保护区以Plectranthus sp.和Chlorathus elatis两种本地种为主。基于这些发现,我们发现森林地带性驱动了迁地保护区的外来物种和本地物种的丰度。摘要:Tumbuhan bawah merupakan salah satu komponen penting dalam vegetasi hutan tropis, terutama dalam pelayanan生态系统和berperan dalam proses。Namun, penelitian mengenai keberadaannya dikaitkan dengan pengaruh zonasi di kawasan konservasi secara ex situ masih jarang。Tujuan penelitian ini untuk membandingkan structur dan komposisi tumbuhan bawah pada dua block yang berbeda di kawasan Taman Hutan Raya Ir。Djuanda,万隆。彭甘比兰样品蒙古纳坎分析蔬菜登干方法图(petak contoh)。Sebanyak 40地块kecil berukuran 5平方米x5米di kedua block pengamatan。INP (Indeks nilai penting, INP)的设置分为两种:一种是相对的,一种是相对的,另一种是相对的。Sebanyak 73 jenis dalam 38 suku tumbuhan didata di dalam pengamatan, yang didominasi dari suku天南星科dan Moraceae。Berdasarkan jumlah jenis tumbuhan penusunya, blok perlindungan memiliki jenis yang lebih banbaningkan dengan blok pmanfaatan berkaan dengan perbedaan kondisi iklim mikro di kedua blok tersebut。Jenis Calliandra calothyrsus, dikenal sebagai tumbuhan入侵,memiliki nilai INP tertinggi menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi pad生境terbuka di blok pmanfaatan, sedangkan tumbuhan asli pegunungan jawa, Plectranthus sp. dan Chloranthus亲缘关系mentominasi pad blok perlindungan。Berdasarkan hasil temanini, kita menyarankan bahwa zonasi mempengaruhi klimpahan tumbuhan eksotik dani di kawasan konservasi tumbuhan secara eksiti。
{"title":"Zonation Drives The Abundance of Understory Exotic Plant Species in Ir. Djuanda Forest Park, West Java","authors":"T. Cahyanto, Billy Nabil Yuni, Muhammad Efendi","doi":"10.22373/ekw.v7i1.6950","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v7i1.6950","url":null,"abstract":"Abstract: The understory is an important component in the tropical forests, particularly to contribute to ecosystem services function and playing on succession. However, the study on their existence related to the zonation effect in an ex-situ conservation is still lacking. This study aimed to compare the structure and composition of the understory in the two blocks of Ir. Djuanda Forest Park, Bandung. Data collection was carried out through vegetation analysis using plot methods (sampling plots). A total of 40 sampling plots of 5m x 5m were made in two observation blocks. The Importance Value Index (IVI) for each species was calculated based on their relative density and relative frequency. Seventy-three species of understory from 38 families were found in the observation plots, dominated by Araceae and Moraceae families. The composition of the protected block has higher species richness than the utilization block due to the differences in microclimates conditions. Calliandra calothyrsus, known as an invasive species, has the highest IVI indicating high adaptability to open habitats in the utilization block, while two native species, Plectranthus sp. and Chlorathus elatior, dominate in the protection block. Based on these findings, we showed that forest zonation drives exotic and native species abundance in the ex situ conservation area.Abstrak: Tumbuhan bawah merupakan salah satu komponen penting dalam vegetasi hutan tropis, terutama dalam pelayanan ekosistem dan berperan dalam proses suksesi. Namun, penelitian mengenai keberadaannya dikaitkan dengan pengaruh zonasi di kawasan konservasi secara ex situ masih jarang. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan struktur dan komposisi tumbuhan bawah pada dua blok yang berbeda di kawasan Taman Hutan Raya Ir. Djuanda, Bandung. Pengambilan sampel menggunakan analisis vegetasi dengan metode plot (petak contoh). Sebanyak 40 plot kecil berukuran 5mx5m di kedua blok pengamatan. Indeks nilai penting (INP) setiap jenis dihitung berdasarkan kerapatan relatif dan frekuensi relatifnya. Sebanyak 73 jenis dalam 38 suku tumbuhan didata di dalam pengamatan, yang didominasi dari suku Araceae dan Moraceae. Berdasarkan jumlah jenis tumbuhan penyusunnya, blok perlindungan memiliki jenis yang lebih banyak dibandingkan dengan blok pemanfaatan berkaitan dengan berkaitan dengan perbedaan kondisi iklim mikro di kedua blok tersebut. Jenis Calliandra calothyrsus, dikenal sebagai tumbuhan invasif, memiliki nilai INP tertinggi menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi pada habitat terbuka di blok pemanfaatan, sedangkan tumbuhan asli pegunungan jawa, Plectranthus sp. dan Chloranthus elatior mendominasi pada blok perlindungan. Berdasarkan hasil temuan ini, kita menyarankan bahwa zonasi mempengaruhi kelimpahan tumbuhan eksotik dan asli di kawasan konservasi tumbuhan secara eksitu.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89643357","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Nurana, A. Simanjuntak, M. Umar, D. C. Kuncoro, S. Syamsidik, Y. Asnawi
The condition of stress and recent seismicity in the seismic-prone area can be statistically analyzed with the Gutenberg-Richter relation. We apply this relation to the hypocenter distribution for the period 1970-2020 with M ≥ 4 and depth ≤ 200 km in the northern part of Sumatra. Spatially, The results obtained, a-values and b-values, figure a lateral heterogeneity and stress accumulation with dense structures at the interface zone in the subduction system and the northern segmentation of the Seulimeum fault. In time, both zones illustrate a slow time-to-failure cycle and seismic gap with high stress accumulation in the specific clusters with high seismic parameter values. The results of the spatial temporal analysis illustrate that each major earthquake event is usually preceded by a low statistical parameter value.
{"title":"Spatial Temporal Condition of Recent Seismicity In The Northern Part of Sumatra","authors":"I. Nurana, A. Simanjuntak, M. Umar, D. C. Kuncoro, S. Syamsidik, Y. Asnawi","doi":"10.22373/ekw.v7i1.8797","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v7i1.8797","url":null,"abstract":"The condition of stress and recent seismicity in the seismic-prone area can be statistically analyzed with the Gutenberg-Richter relation. We apply this relation to the hypocenter distribution for the period 1970-2020 with M ≥ 4 and depth ≤ 200 km in the northern part of Sumatra. Spatially, The results obtained, a-values and b-values, figure a lateral heterogeneity and stress accumulation with dense structures at the interface zone in the subduction system and the northern segmentation of the Seulimeum fault. In time, both zones illustrate a slow time-to-failure cycle and seismic gap with high stress accumulation in the specific clusters with high seismic parameter values. The results of the spatial temporal analysis illustrate that each major earthquake event is usually preceded by a low statistical parameter value.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90263323","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rismawaty Sikanna, Dwi Nur Assyifah Rajmah, Kurnia Ramadani, Musafira Musafira, Arfiani Nur, A. Febryanti
Abstract: Bagasse is a solid waste from the sugar cane milling process in the sugar industry. The waste can be used as an ingredient in making silica gel which functions as an adsorbent. This can be done by changing its chemical structure composition to increase its role and function. This study aims to determine the characteristics of silica gel synthesized from bagasse (Saccharumofficinarum L.) and modified using diphenylcarbazone as much as 0.24 g with sol-gel technique. The characterization results obtained from Fourier transform infrared (FTIR) analysis of diphenylcarbazone modified silica gel, namely the absorption of Si-OH, Si-O-Si groups supported by the appearance of C꞊O, C꞊N, NH, and N꞊N groups. Characterization using x-ray diffraction (XRD) showed a change in amorphous silica to crystals, with the results obtained showing a crystal size of 41.468 nm.Abstrak: Ampas tebu merupakan limbah padat yang berasal dari proses penggilingan tebu pada produksi gula. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan silika gel yang berfungsi sebagai adsorben. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah komposisi struktur kimianya agar dapat meningkatkan peran dan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik silika gel yang disintesis dari ampas tebu (Saccharumofficinarum L.) dan dimodifikasi menggunakan difenilkarbazon sebanyak 0,24 gr dengan teknik sol-gel. Diperoleh hasil karakterisasi dari analisis fourier transform infrared (FTIR) terhadap silika gel termodifikasi difenilkarbazon menunjukkan adanya serapan gugus Si-OH, Si-O-Si yang didukung dengan pembentukan gugus C꞊O, C꞊N, N-H, dan N꞊N. Karakterisasi menggunakan difraksi sinar-x (XRD) menunjukkan perubahan silika amorf menjadi kristal dengan hasil yang diperoleh memperlihatkan ukuran kristal sebesar 41,468 nm.
摘要:甘蔗渣是制糖工业中甘蔗碾磨过程中产生的固体废弃物。该废弃物可用作生产吸附剂硅胶的原料。这可以通过改变其化学结构组成来增加其作用和功能。本研究以甘蔗渣(Saccharumofficinarum L.)为原料合成硅胶,采用溶胶-凝胶技术对其进行0.24 g二苯基咔唑改性,以确定硅胶的特性。通过傅里叶变换红外(FTIR)分析得到了二苯基咔唑酮改性硅胶的表征结果,即吸收了Si-OH、Si-O-Si基团,并出现了C꞊O、C꞊N、NH和N꞊N基团。x射线衍射(XRD)表征表明,无定形二氧化硅转变为晶体,晶体尺寸为41.468 nm。摘要:Ampas tebu merupakan limbah padat yang berasal dari加工penggilingan和tebu padas产品。林巴特,但dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan硅胶yang berfunsi sebagai吸附。Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah komposisi strucktur kimianya agar dapat meningkatkan peran an fungsinya。[中文]:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik silica gel (saccharumofficarum L.), dimodifikasi menggunakan difenilkarbazon sebanyak[0,24]。Diperoleh hasil karakterisasi dari分析傅立叶变换红外(FTIR) terhadap硅胶termodifikasi difenilkarbazon menunjukkan adanya serapan gugus Si-OH, Si-O-Si yang didukung dengan pembentukan gugus C꞊O, C꞊N, N- h, dan N꞊N。Karakterisasi menggunakan difraksi sinar-x (x射线衍射)menunjukkan perubahan硅酸钾amormorf menjadi晶体dengan hasil yang diperoleh memperlihatkan ukuran晶体sebesar 41,468 nm。
{"title":"Synthesis and Characterization of Bagasse (Saccharumofficinarum L.) Silica Gel Modified Diphenylcarbazone","authors":"Rismawaty Sikanna, Dwi Nur Assyifah Rajmah, Kurnia Ramadani, Musafira Musafira, Arfiani Nur, A. Febryanti","doi":"10.22373/ekw.v7i1.9239","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v7i1.9239","url":null,"abstract":"Abstract: Bagasse is a solid waste from the sugar cane milling process in the sugar industry. The waste can be used as an ingredient in making silica gel which functions as an adsorbent. This can be done by changing its chemical structure composition to increase its role and function. This study aims to determine the characteristics of silica gel synthesized from bagasse (Saccharumofficinarum L.) and modified using diphenylcarbazone as much as 0.24 g with sol-gel technique. The characterization results obtained from Fourier transform infrared (FTIR) analysis of diphenylcarbazone modified silica gel, namely the absorption of Si-OH, Si-O-Si groups supported by the appearance of C꞊O, C꞊N, NH, and N꞊N groups. Characterization using x-ray diffraction (XRD) showed a change in amorphous silica to crystals, with the results obtained showing a crystal size of 41.468 nm.Abstrak: Ampas tebu merupakan limbah padat yang berasal dari proses penggilingan tebu pada produksi gula. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan silika gel yang berfungsi sebagai adsorben. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah komposisi struktur kimianya agar dapat meningkatkan peran dan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik silika gel yang disintesis dari ampas tebu (Saccharumofficinarum L.) dan dimodifikasi menggunakan difenilkarbazon sebanyak 0,24 gr dengan teknik sol-gel. Diperoleh hasil karakterisasi dari analisis fourier transform infrared (FTIR) terhadap silika gel termodifikasi difenilkarbazon menunjukkan adanya serapan gugus Si-OH, Si-O-Si yang didukung dengan pembentukan gugus C꞊O, C꞊N, N-H, dan N꞊N. Karakterisasi menggunakan difraksi sinar-x (XRD) menunjukkan perubahan silika amorf menjadi kristal dengan hasil yang diperoleh memperlihatkan ukuran kristal sebesar 41,468 nm.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"2013 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86349209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. Faramayuda, J. Permana, Akhirul Kahfi Syam, E. Elfahmi
Abstract: Javanese chili (Piper retrofractum Vahl) is a traditional medicinal plant originating from Indonesia and has many pharmacological activities, one of which is often used as a base for aphrodisiac herbal medicine. The population of P. retrofractum is limited, so it is necessary to design secondary metabolite production and propagation efforts using plant tissue culture techniques. The materials used in this study were explants of P. retrofractum leaves that were induced in Murashige and Skoog (MS) media and the ratio of growth regulators 2.4-dichlorophenoxyacetis acid (2,4-D): Benzyl Amino Purine (BAP) 0.5: 0.5. The results showed that the callus of P. retrofractum was formed in the growth regulator 2.4D: BAP (0.5: 0.5). TLC and spectrophotometry identified the secondary metabolite content of callus. Secondary metabolite analysis using the thin layer chromatography (TLC) method using the mobile phase ethyl acetate: n-hexane (7: 3) showed a terpenoid compound indicated by purple spots on the visual appearance after spraying 10% spotting vanillin. Identification using infrared spectrophotometry shows functional groups -CH, C = O, C = C, -CH2, and -CH3, characteristic of terpenoid compounds. Based on TLC data and spectrophotometry, callus P. retrofractum is thought to contain terpenoid compounds. This study's results are expected to be the basis for developing secondary metabolite production in P. retrofractum with cell suspension culture and P. retrofractum propagation by micropropagation.Abstrak: Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl) merupakan tanaman obat tradisional yang berasal dari Indonesia dan banyak memiliki aktivitas farmakologis salah satunya sering digunakan sebagai bahan dasar jamu afrodisiaka. Populasi tanaman cabai Jawa terbatas maka perlu dirancang upaya produksi metabolit sekunder dan upaya perbanyakan tanaman cabai Jawa salah satunya menggunakan teknik kultur jaringan tanaman. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah eksplan daun tanaman cabai Jawa yang diinduksi pada media Murashige and Skoog (MS) dan perbandingan zat pengatur tumbuh 2.4-dichlorophenoxyacetis acid (2,4-D) : Benzyl Amino Purine (BAP) 0,5 : 0,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalus cabai Jawa terbentuk dalam zat pengatur tumbuh 2,4D: BAP (0,5: 0,5). Kandungan metabolit sekunder dari kalus diidentifikasi dengan KLT dan spektrofotometri. Analisis metabolit sekunder menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fasa gerak etil asetat: n-heksana (7: 3) menunjukkan adanya senyawa terpenoid yang ditunjukkan dengan adanya bercak ungu pada penampakan visual setelah disemprotkan spotting vanilin 10%. Hasil Identifikasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis menunjukkan isolat mempunyai panjang gelombang maksimum 272,6 nm. Identifikasi menggunakan spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya gugus fungsi -CH, C = O, C = C, -CH2, dan -CH3 yang merupakan ciri khas senyawa terpenoid . Berdasarkan data KLT dan spektrofotometri kalus cabai Jawa d
摘要:爪哇辣椒(Piper retrovahl)是一种原产于印度尼西亚的传统药用植物,具有多种药理活性,其中一种常被用作春药的基础草药。因此,有必要利用植物组织培养技术设计次生代谢物的生产和繁殖努力。本研究采用的材料是在Murashige和Skoog (MS)培养基上诱导的逆转录叶片外植体,生长调节剂2.4-二氯苯氧乙酸(2,4- d):苄基氨基嘌呤(BAP)的比例为0.5:0.5。结果表明,在生长调节剂2.4D: BAP(0.5: 0.5)中,愈伤组织形成;薄层色谱法和分光光度法测定愈伤组织次生代谢物含量。用流动相乙酸乙酯:正己烷(7:3)的薄层色谱(TLC)分析次生代谢物,发现喷10%点状香兰素后,在视觉上呈紫色斑点状的萜类化合物。红外分光光度法鉴定出萜类化合物的特征官能团-CH、C = O、C = C、-CH2和-CH3。根据薄层色谱(TLC)和分光光度(光度)测定,认为该愈伤组织含有萜类化合物。本研究的结果有望为利用细胞悬浮培养和微繁繁殖的方法开发紫杉树次生代谢物的生产奠定基础。摘要:卡巴伊爪哇(Piper retrovahl) merupakan tanaman obat traditional yang berasal dari Indonesia, anbanyak memiliki aktivitas farmakologis salah satunya sering digunakan sebagai bahan dasar jamu afrodisiaka。Populasi tanaman cabai爪哇terbatas maka perlu dirancang upaya产品代谢在danupaya perbanyakan tanaman cabai爪哇salah satunya menggunakan teknik文化jaringan tanaman。Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekplan daum tanaman cabai Jawa yang diinduksi pada media Murashige and Skoog (MS) dan perbandingan zat pengatur tumbuh 2.4-二氯苯氧乙酸(2,4- d):苄基氨基嘌呤(BAP) 0,5: 0,5。Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalus cabai java terbentuk dalam zat pengatur tumbuh 2,4 - d: BAP(0,5: 0,5)。甘东柑代谢产物的光谱分析。孟古那坎方法下的代谢分析(KLT)孟古那坎fasa gerak etil asetat: n-heksana (7: 3) menunjukkan adanya senyawa萜类yang diununjukkan dengan adanya bercak ungu pada penampakan视觉setelah disemprotkan斑点香草10%。用紫外-可见光谱法鉴定孟山那干,孟山那干分离物,孟山那干,吉龙邦,maksimum 272,6 nm。用分光光度法鉴定孟山那寒菌-CH, C = O, C = C, -CH2, dan -CH3杨山那寒菌萜类化合物。Berdasarkan数据KLT和光谱测量,kalus cabai java diduga mengandung senyawa萜类化合物。Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pemgembangan producduksi metabolit sekunder dalam tanaman cabai Jawa dengan culture suspensi sel dan perbanyakan tanaman cabai Jawa dengan micropropagasi。
{"title":"Identification Secondary Metabolites From Callus Piper retrofractum Vahl","authors":"F. Faramayuda, J. Permana, Akhirul Kahfi Syam, E. Elfahmi","doi":"10.22373/ekw.v7i1.8630","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v7i1.8630","url":null,"abstract":"Abstract: Javanese chili (Piper retrofractum Vahl) is a traditional medicinal plant originating from Indonesia and has many pharmacological activities, one of which is often used as a base for aphrodisiac herbal medicine. The population of P. retrofractum is limited, so it is necessary to design secondary metabolite production and propagation efforts using plant tissue culture techniques. The materials used in this study were explants of P. retrofractum leaves that were induced in Murashige and Skoog (MS) media and the ratio of growth regulators 2.4-dichlorophenoxyacetis acid (2,4-D): Benzyl Amino Purine (BAP) 0.5: 0.5. The results showed that the callus of P. retrofractum was formed in the growth regulator 2.4D: BAP (0.5: 0.5). TLC and spectrophotometry identified the secondary metabolite content of callus. Secondary metabolite analysis using the thin layer chromatography (TLC) method using the mobile phase ethyl acetate: n-hexane (7: 3) showed a terpenoid compound indicated by purple spots on the visual appearance after spraying 10% spotting vanillin. Identification using infrared spectrophotometry shows functional groups -CH, C = O, C = C, -CH2, and -CH3, characteristic of terpenoid compounds. Based on TLC data and spectrophotometry, callus P. retrofractum is thought to contain terpenoid compounds. This study's results are expected to be the basis for developing secondary metabolite production in P. retrofractum with cell suspension culture and P. retrofractum propagation by micropropagation.Abstrak: Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl) merupakan tanaman obat tradisional yang berasal dari Indonesia dan banyak memiliki aktivitas farmakologis salah satunya sering digunakan sebagai bahan dasar jamu afrodisiaka. Populasi tanaman cabai Jawa terbatas maka perlu dirancang upaya produksi metabolit sekunder dan upaya perbanyakan tanaman cabai Jawa salah satunya menggunakan teknik kultur jaringan tanaman. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah eksplan daun tanaman cabai Jawa yang diinduksi pada media Murashige and Skoog (MS) dan perbandingan zat pengatur tumbuh 2.4-dichlorophenoxyacetis acid (2,4-D) : Benzyl Amino Purine (BAP) 0,5 : 0,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalus cabai Jawa terbentuk dalam zat pengatur tumbuh 2,4D: BAP (0,5: 0,5). Kandungan metabolit sekunder dari kalus diidentifikasi dengan KLT dan spektrofotometri. Analisis metabolit sekunder menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fasa gerak etil asetat: n-heksana (7: 3) menunjukkan adanya senyawa terpenoid yang ditunjukkan dengan adanya bercak ungu pada penampakan visual setelah disemprotkan spotting vanilin 10%. Hasil Identifikasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis menunjukkan isolat mempunyai panjang gelombang maksimum 272,6 nm. Identifikasi menggunakan spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya gugus fungsi -CH, C = O, C = C, -CH2, dan -CH3 yang merupakan ciri khas senyawa terpenoid . Berdasarkan data KLT dan spektrofotometri kalus cabai Jawa d","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"304 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91529665","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
L. Shitophyta, Anisa Salsabila, Firanita Anggraini, S. Jamilatun
Abstract: Biogas promises bioenergy to be developed as a renewable fuel to reduce the fossil energy crisis. Biogas raw material can be derived from tofu liquid waste. Biogas is processed by anaerobic digestion. This study aimed to develop a simulation of the kinetic model variations of biogas production from tofu liquid waste. The results showed that the ascending limb of the exponential equation had a greater coefficient (R2 = 1) than the ascending limb of the linear equation (R2 = 0.9574). The descending limb of the linear equation had a better coefficient (R2 = 0.9574) than the descending limb of the exponential equation (R2 = 0.95). The Gaussian model had the greatest R2 of 0.9937. Logistic growth had the greatest coefficient (R2 = 0.9951) compared to modified Gompertz (R2 = 0.9817) and exponential rise to maximum (R2 = 0.9852) in the simulation of cumulative biogas production. The fit model for kinetic biogas production from tofu liquid waste is Gaussian Model.Abstrak: Biogas merupakan salah satu bioenergi yang menjanjikan untuk dikembangkan dalam mengurangi krisis energi fosil. Bahan baku biogas dapat berasal dari limbah cair tahu yang diolah secara anaerobic digestion. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan variasi model simulasi kinetika produksi biogas dari limbah cair tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan eksponensial untuk grafik kenaikan memilki koefisien yang lebih besar (R2 = 1) dibandingkan grafik kenaikan dengan persamaan linier (R2 = 0,9574). Grafik penurunan pada persamaan linier memiliki nilai koefisien lebih besar (R2 = 0,9574) dibandingkan grafik penurunan pada persamaan eksponensial (R2 = 0,95). Model Gaussian menghasilkan nilai koefisien tertinggi R2 = 0,9937. Logistic growth menghasilkan nilai R2 terbesar (0,9951) dibandingkan modified Gompertz (R2 = 0,9817) dan exponential rise to maximum (R2 = 0,9852) pada simulasi produksi biogas kumulatif. Model yang paling cocok untuk kinetika produksi biogas dari limbah cair adalah model Gaussian.
摘要:沼气有望作为一种可再生燃料开发生物能源,以缓解化石能源危机。沼气原料可从豆腐废液中提取。沼气是通过厌氧消化处理的。本研究旨在建立豆腐废液产沼气的动力学模型。结果表明,指数方程上升段的系数(R2 = 1)大于线性方程上升段的系数(R2 = 0.9574)。线性方程的下降翼系数(R2 = 0.9574)优于指数方程的下降翼系数(R2 = 0.95)。高斯模型的R2最高,为0.9937。在累积产气量模拟中,Logistic增长系数(R2 = 0.9817)大于修正Gompertz (R2 = 0.9817),指数上升最大(R2 = 0.9852)。豆腐废液产气的拟合模型为高斯模型。摘要:沼气merupakan salah satu bioenergi yang menjanjikan untuk dikembangkan dalam mengurangi危机能源化石。巴汉巴库沼气dapat berasal dari limbah cair tahu yang diolah secara厌氧消化。Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan varasi模型模拟了动力学产物biduksi - linba - cair - tahu。Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan eksponsponsial untuk grafik kenaikan memilki koefisien yang lebih besar (R2 = 1); dibandingkan grafik kenaikan dengan persamaan linier (R2 = 0,9574)。两组间的差异有统计学意义(R2 = 0,9574),两组间的差异有统计学意义(R2 = 0,95)。高斯模型蒙哈西坎-尼赫鲁-柯菲斯基R2 = 0,9937。在模拟产气生物量的条件下,Logistic增长模型menghasilkan nilai R2 terbesar(0,9951)、dibandingkan修正Gompertz (R2 = 0,9817)和指数增长达到最大值(R2 = 0,9852)。模型yang paling, cook, untuk, kinetika, produksi,沼气,dari, limba, cair, adalah,高斯模型。
{"title":"Development of Kinetic Models For Biogas Production From Tofu Liquid Waste","authors":"L. Shitophyta, Anisa Salsabila, Firanita Anggraini, S. Jamilatun","doi":"10.22373/ekw.v7i1.8296","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v7i1.8296","url":null,"abstract":"Abstract: Biogas promises bioenergy to be developed as a renewable fuel to reduce the fossil energy crisis. Biogas raw material can be derived from tofu liquid waste. Biogas is processed by anaerobic digestion. This study aimed to develop a simulation of the kinetic model variations of biogas production from tofu liquid waste. The results showed that the ascending limb of the exponential equation had a greater coefficient (R2 = 1) than the ascending limb of the linear equation (R2 = 0.9574). The descending limb of the linear equation had a better coefficient (R2 = 0.9574) than the descending limb of the exponential equation (R2 = 0.95). The Gaussian model had the greatest R2 of 0.9937. Logistic growth had the greatest coefficient (R2 = 0.9951) compared to modified Gompertz (R2 = 0.9817) and exponential rise to maximum (R2 = 0.9852) in the simulation of cumulative biogas production. The fit model for kinetic biogas production from tofu liquid waste is Gaussian Model.Abstrak: Biogas merupakan salah satu bioenergi yang menjanjikan untuk dikembangkan dalam mengurangi krisis energi fosil. Bahan baku biogas dapat berasal dari limbah cair tahu yang diolah secara anaerobic digestion. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan variasi model simulasi kinetika produksi biogas dari limbah cair tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan eksponensial untuk grafik kenaikan memilki koefisien yang lebih besar (R2 = 1) dibandingkan grafik kenaikan dengan persamaan linier (R2 = 0,9574). Grafik penurunan pada persamaan linier memiliki nilai koefisien lebih besar (R2 = 0,9574) dibandingkan grafik penurunan pada persamaan eksponensial (R2 = 0,95). Model Gaussian menghasilkan nilai koefisien tertinggi R2 = 0,9937. Logistic growth menghasilkan nilai R2 terbesar (0,9951) dibandingkan modified Gompertz (R2 = 0,9817) dan exponential rise to maximum (R2 = 0,9852) pada simulasi produksi biogas kumulatif. Model yang paling cocok untuk kinetika produksi biogas dari limbah cair adalah model Gaussian.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89493827","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}