Telah dilakukan penelitian tentang analisis fisis dan laju pembakaran briket bioarang dari bahan pelepah pisang. Latar belakang dari penelitian ini mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak dan gas akibat tidak adanya subsidi dari pemerintah, sehingga memanfaatkan pelepah pisang sebagai briket yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan briket biorang berbahan dasar pelepah pisang dan mengaplikasikannya melalui proses pembakaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan melakukan pendekatan secara kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah arang pelepah pisang dan tepung tapioca sebagai perekat dengan perbandingan 60%;40%, 55%;45% dan 50%;50%. Analisis yang dilakukan antara lain : kadar air, densitas, nilai kalor dan laju pembakaran. Hasil analisis yang terbaik mendekati dan memenuhi standar mutu briket Indonesia didapat pada komposisi 60%;40% dengan nilai kadar air 8,17%, densitas 0,56 gr/cm3, nilai kalor 3494,5 cal/gr dan laju pembakaran terlama 0,0698 gr/menit, sehingga briket yang dihasilkan baiknya dipergunakan untuk skala rumah tangga.
{"title":"Analisis Fisis dan Laju Pembakaran Briket Bioarang Dari Bahan Pelepah Pisang","authors":"Masthura Masthura","doi":"10.22373/EKW.V5I1.3621","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.3621","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian tentang analisis fisis dan laju pembakaran briket bioarang dari bahan pelepah pisang. Latar belakang dari penelitian ini mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak dan gas akibat tidak adanya subsidi dari pemerintah, sehingga memanfaatkan pelepah pisang sebagai briket yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan briket biorang berbahan dasar pelepah pisang dan mengaplikasikannya melalui proses pembakaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan melakukan pendekatan secara kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah arang pelepah pisang dan tepung tapioca sebagai perekat dengan perbandingan 60%;40%, 55%;45% dan 50%;50%. Analisis yang dilakukan antara lain : kadar air, densitas, nilai kalor dan laju pembakaran. Hasil analisis yang terbaik mendekati dan memenuhi standar mutu briket Indonesia didapat pada komposisi 60%;40% dengan nilai kadar air 8,17%, densitas 0,56 gr/cm3, nilai kalor 3494,5 cal/gr dan laju pembakaran terlama 0,0698 gr/menit, sehingga briket yang dihasilkan baiknya dipergunakan untuk skala rumah tangga.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"92 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80730707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini merupakan kajian pustaka,berkaitan dengan bahan pembuatan plastik.Kajian bertujuan untuk memberikan informasi sumber-sumber bahan polimer alami,sebagai pembuatan plastik biodegradable. Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan saat ini.Pada berbagai bidang.Dari alat rumah tangga sebagai kebutuhan hidup sehari-hari.Keadaan ini menimbulkan masalah bagi lingkungan,karena menghasilkan limbah.Limbah plastik dari minyak bumi merupakan limbah paling banyak dihasilkan,karena masa degradablenya sangat panjang.Untuk mengurangi limbah plastik yang sulit terdegradasi dengan menggunakan bahan biodegradable polimer alami sebagai bahan dasar pembuatan plastik Polimer alami digunakan dalam pembuatan plastik juga bisa digunakan sebagai alternative penganti polimer dari minyak bumi yang keberadaannya sangat terbatas, dan dapat bisa mengurangi limbah dari bahan polimer nonbiodegradable.Dari kajian ini diperoleh dua dasar sumber polimer alami sebagai bahan dasar pembuatan bahan plastik yaitu sumber nabati dan sumber hewani.Adapun sumber nabati yaitu kayu dan tanaman tahunan dan sumber Hewani yaitu kitin dan kitosan serta protein.
{"title":"Pembuatan Plastik Biodegradable Dari Polimer Alam","authors":"Khairun Nisah","doi":"10.22373/ekw.v4i2.2849","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v4i2.2849","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan kajian pustaka,berkaitan dengan bahan pembuatan plastik.Kajian bertujuan untuk memberikan informasi sumber-sumber bahan polimer alami,sebagai pembuatan plastik biodegradable. Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan saat ini.Pada berbagai bidang.Dari alat rumah tangga sebagai kebutuhan hidup sehari-hari.Keadaan ini menimbulkan masalah bagi lingkungan,karena menghasilkan limbah.Limbah plastik dari minyak bumi merupakan limbah paling banyak dihasilkan,karena masa degradablenya sangat panjang.Untuk mengurangi limbah plastik yang sulit terdegradasi dengan menggunakan bahan biodegradable polimer alami sebagai bahan dasar pembuatan plastik Polimer alami digunakan dalam pembuatan plastik juga bisa digunakan sebagai alternative penganti polimer dari minyak bumi yang keberadaannya sangat terbatas, dan dapat bisa mengurangi limbah dari bahan polimer nonbiodegradable.Dari kajian ini diperoleh dua dasar sumber polimer alami sebagai bahan dasar pembuatan bahan plastik yaitu sumber nabati dan sumber hewani.Adapun sumber nabati yaitu kayu dan tanaman tahunan dan sumber Hewani yaitu kitin dan kitosan serta protein.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"88 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82739734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Research has been carried out on the analysis of the environmental conditions of seaweed cultivation in the Pulo Raya area of Aceh Jaya Regency, Aceh Province. Aceh Province is the westernmost province of the Indonesian archipelago. Geographically, Aceh is a peninsula area of the island of Sumatra which is directly bordered by the Indian Ocean so that Aceh has several small islands. With this condition, it has the potential to be used as a place for seaweed cultivation. An analysis of environmental conditions is needed to produce good quality seaweed. Examination parameters include pH, temperature, heavy metal content, COD and salinity. Sample examination is carried out based on Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7578.1: 2010 and Decree of the Minister of Environment (KemenLH) No. 51: 2004. The results obtained showed a pH level of 6.22; temperature of ± 28 oC; levels of lead metal ions (Pb (II)) 0.001 ppm and copper (Cu (II) metal ions of 0.002 ppm; The COD level is 137 ppm and the salinity level is 28.75 ppm. With the results of the chemical analysis obtained, the Pulo Raya area is feasible to become a seaweed cultivation area.
{"title":"Chemical Analysis of Environmental Conditions of Seaweed Culture In Pulo Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Province","authors":"M. R. Harahap","doi":"10.22373/ekw.v4i2.4457","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v4i2.4457","url":null,"abstract":"Research has been carried out on the analysis of the environmental conditions of seaweed cultivation in the Pulo Raya area of Aceh Jaya Regency, Aceh Province. Aceh Province is the westernmost province of the Indonesian archipelago. Geographically, Aceh is a peninsula area of the island of Sumatra which is directly bordered by the Indian Ocean so that Aceh has several small islands. With this condition, it has the potential to be used as a place for seaweed cultivation. An analysis of environmental conditions is needed to produce good quality seaweed. Examination parameters include pH, temperature, heavy metal content, COD and salinity. Sample examination is carried out based on Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7578.1: 2010 and Decree of the Minister of Environment (KemenLH) No. 51: 2004. The results obtained showed a pH level of 6.22; temperature of ± 28 oC; levels of lead metal ions (Pb (II)) 0.001 ppm and copper (Cu (II) metal ions of 0.002 ppm; The COD level is 137 ppm and the salinity level is 28.75 ppm. With the results of the chemical analysis obtained, the Pulo Raya area is feasible to become a seaweed cultivation area.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77633587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vivi Mardina, F. Fitriani, T. Harmawan, Goldha Maulla Hildayani
Indonesia khususnya Aceh kaya dengan sumber daya kelautan dan perikanan seperti ikan tongkol (Euthynnus affinis). Valorisasi jeroan ikan tongkol sebagai sumber enzim lipase menjadi teknologi yang menjanjikan pada bidang bioteknolgi. Pada penelitian ini, pankreas dari jeroan ikan tongkol diekstraksi sebagai sumber kasar enzim cair lipase dan dikarakterisasi pH optimumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi protein pada pankreas ikan tongkol adalah 4.615 mg/ml. Enzim lipase yang diperoleh memiliki aktivitas berkisar antara pH 4 - 9, dengan pH optimum pada pH 9 dan nilainya mencapai 11.962 U/ml. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu cara untuk mengkonversi jeroan ikan tongkol menjadi produk yang bernilai ekonomi dan aplikatif serta meminimalisir pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah perikanan.Indonesia particularly Aceh, is rich in marine and fisheries resources such as tongkol (Euthynnus affinis). Valorization of tuna’s viscera as a source of lipase enzymes is a promising technology in biotechnology. In this study, the pancreas from tuna’s viscera was extracted for the production of lipase enzyme and characterized by its optimum pH. The results showed that the protein concentration of pancreas was 4,615 mg/ml. The lipase enzyme has activity ranging from pH 4 - 9, with an optimum at pH 9 and reaches 11.962 U/ml. Thus, this research is expected to be one way to convert tuna’s viscera into the product that was economic, applicative and minimize environmental pollution caused by fishery waste.
{"title":"Valorisasi Pankreas Ikan Tongkol (Eutynnus Affinis) Untuk Produksi Enzim Lipase","authors":"Vivi Mardina, F. Fitriani, T. Harmawan, Goldha Maulla Hildayani","doi":"10.22373/EKW.V4I2.3487","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V4I2.3487","url":null,"abstract":"Indonesia khususnya Aceh kaya dengan sumber daya kelautan dan perikanan seperti ikan tongkol (Euthynnus affinis). Valorisasi jeroan ikan tongkol sebagai sumber enzim lipase menjadi teknologi yang menjanjikan pada bidang bioteknolgi. Pada penelitian ini, pankreas dari jeroan ikan tongkol diekstraksi sebagai sumber kasar enzim cair lipase dan dikarakterisasi pH optimumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi protein pada pankreas ikan tongkol adalah 4.615 mg/ml. Enzim lipase yang diperoleh memiliki aktivitas berkisar antara pH 4 - 9, dengan pH optimum pada pH 9 dan nilainya mencapai 11.962 U/ml. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu cara untuk mengkonversi jeroan ikan tongkol menjadi produk yang bernilai ekonomi dan aplikatif serta meminimalisir pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah perikanan.Indonesia particularly Aceh, is rich in marine and fisheries resources such as tongkol (Euthynnus affinis). Valorization of tuna’s viscera as a source of lipase enzymes is a promising technology in biotechnology. In this study, the pancreas from tuna’s viscera was extracted for the production of lipase enzyme and characterized by its optimum pH. The results showed that the protein concentration of pancreas was 4,615 mg/ml. The lipase enzyme has activity ranging from pH 4 - 9, with an optimum at pH 9 and reaches 11.962 U/ml. Thus, this research is expected to be one way to convert tuna’s viscera into the product that was economic, applicative and minimize environmental pollution caused by fishery waste.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81994198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Safety Climate merupakan persepsi bersama antara manajemen perusahaan dan pekerja dalam menangani masalah terkait dengan keselamatan kerja di dalam perusahaan. Safety Climate yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan sudah memiliki persepsi yang sama. Sedangkan Safety Climate yang rendah menggambarkan bahwa perusahaan masih memiliki persepsi yang berbeda. Dan perbedaan persepsi di dalam perusahaan menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Karena kecelakaan kerja berawal dari perilaku tidak aman, dan perilaku tidak aman berawal dari persepsi kerja yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keselamatan kerja di Perusahaan Perkebunan PT XYZ dimana setiap tahunnya masih terjadi kecelakaan kerja. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan metode The Nordic Occupational Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50) yang terdiri dari 7 dimensi iklim kerja. Berdasarkan hasil uji Mann Whitney dan Kruskal Wallis dinyatakan tidak terdapat perbedaan signifikan Safety Climate di kelompok jabatan, jenis kelamin, umur dan lama bekerja. Sedangkan pada kelompok pendidikan terdapat perbedaan yang signifikan untuk dimensi pemberdayaan keselamatan kerja, sehingga perlu diberikan suatu usulan perbaikan iklim keselamatan untuk meningkatkan iklim keselamatan di perusahaan agar tidak terjadi lagi kecelakaan kerja di tahun beriktunya.The safety climate is a shared perception between company management and workers in dealing with safety-related issues within the company. A high level of safety reflects that companies already have the same perception. While the low work safety climate illustrates that companies still have different perceptions. And differences in perception within the company cause work accidents. Because work accidents stem from unsafe behavior, and unsafe behavior begins with different perceptions of work. The purpose of this research is to evaluate the safety of work at Factory Plant where every year there are work accidents. This measurement is done by using The Nordic Occupational Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50) which consists of 7 working climate dimensions Based on test results Mann Whitney and Kruskal Wallis stated there is no significant difference in work safety climate in the occupational group, sex, age and duration of work. While in the education group there is a significant difference for the dimension of the empowerment of work safety, so it needs to be given a suggestion of improvement of the safety climate to improve the safety climate in the company in order to avoid more work accidents in the next year.
安全气候是公司管理与员工在处理公司内部工作安全问题方面的共同看法。高层安全气候表明,公司已经有了同样的看法。而较低的安全气候表明,公司仍然有不同的看法。公司内部的感知差异导致了工作事故。因为工作事故开始于不安全行为,而不安全行为开始于不同的感知工作。这项研究的目的是评估PT . XYZ种植园的工作安全,那里每年都发生工作事故。这种测量方法是使用由工作气候7个维度组成的北欧气候问题的方法进行的。曼根据化验结果惠特尼和Kruskal沃利斯没有出现重大安全气候差异体现在群体、性别、年龄、职位和工作时间。然而,教育集团在赋予工作安全的基础上存在着显著的差异,因此有必要提出一项改善安全气候的建议,以改善公司的安全气候,以防止工作事故再次发生。公司管理和工作人员之间的安全气候是一个共享的概念,他们在公司内部有一个安全相关的问题。伙伴们已经有了同样的安全反映。虽然低工作安全气候插图的伙伴仍然有不同的观点。由于工作原因,公司内部存在分裂。因为工作的事件来自不安全的行为,和不安全的行为从不同的工作观念开始。这项研究的目的是评估工厂的安全工作,那里每年都有工作活动。这一措施是利用诺曼人对惠特尼夫妇(Whitney)和克鲁塞尔·沃利斯(Kruskal Wallis)的最新结果提出的。而《教育集团有浓厚,不同维度》为empowerment工作的安全需要,所以it has to be a赐予暗示of improvement of safety climate to improve the safety climate)》公司在订单里的什么更多工作accidents明年。
{"title":"Evaluasi Penerapan Safety Climate Menggunakan NOSAQ-50 Di Perusahaan Perkebunan PT. XYZ","authors":"C. Hasibuan, N. Lubis","doi":"10.22373/ekw.v4i2.3597","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v4i2.3597","url":null,"abstract":"Safety Climate merupakan persepsi bersama antara manajemen perusahaan dan pekerja dalam menangani masalah terkait dengan keselamatan kerja di dalam perusahaan. Safety Climate yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan sudah memiliki persepsi yang sama. Sedangkan Safety Climate yang rendah menggambarkan bahwa perusahaan masih memiliki persepsi yang berbeda. Dan perbedaan persepsi di dalam perusahaan menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Karena kecelakaan kerja berawal dari perilaku tidak aman, dan perilaku tidak aman berawal dari persepsi kerja yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keselamatan kerja di Perusahaan Perkebunan PT XYZ dimana setiap tahunnya masih terjadi kecelakaan kerja. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan metode The Nordic Occupational Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50) yang terdiri dari 7 dimensi iklim kerja. Berdasarkan hasil uji Mann Whitney dan Kruskal Wallis dinyatakan tidak terdapat perbedaan signifikan Safety Climate di kelompok jabatan, jenis kelamin, umur dan lama bekerja. Sedangkan pada kelompok pendidikan terdapat perbedaan yang signifikan untuk dimensi pemberdayaan keselamatan kerja, sehingga perlu diberikan suatu usulan perbaikan iklim keselamatan untuk meningkatkan iklim keselamatan di perusahaan agar tidak terjadi lagi kecelakaan kerja di tahun beriktunya.The safety climate is a shared perception between company management and workers in dealing with safety-related issues within the company. A high level of safety reflects that companies already have the same perception. While the low work safety climate illustrates that companies still have different perceptions. And differences in perception within the company cause work accidents. Because work accidents stem from unsafe behavior, and unsafe behavior begins with different perceptions of work. The purpose of this research is to evaluate the safety of work at Factory Plant where every year there are work accidents. This measurement is done by using The Nordic Occupational Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50) which consists of 7 working climate dimensions Based on test results Mann Whitney and Kruskal Wallis stated there is no significant difference in work safety climate in the occupational group, sex, age and duration of work. While in the education group there is a significant difference for the dimension of the empowerment of work safety, so it needs to be given a suggestion of improvement of the safety climate to improve the safety climate in the company in order to avoid more work accidents in the next year.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85024249","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk membuat inventarisasi database antioksidan alami dalam level molekuler dari tanaman jamblang (Syzygium cumini) dengan pendekatan Gas Chromatography Mass Spectrometer (GCMS) sehingga dapat dijadikan dasar pengembangan S. cumini sebagai antioksidan alami alternatif untuk mencegah kerusakan sel, kanker dan menurunkan kejadian penyakit degeneratif. Penelitian ini difokuskan pada S. cumini sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat yang sudah mulai diteliti dalam khasiatnya sebagai tanaman yang mengandung senyawa bioaktif. Kehadiran teknologi GCMS ditengah belum adanya database tanaman jamblang merupakan peluang alternatif untuk memperoleh metabolom. Database metabolom pada jamblang penting dimiliki untuk menjaga plasma nutfah dari ekploitasi berlebihan yang menyebabkan kepunahan organisme dan budidaya tanaman tersebut. Dengan adanya penelitian inventarisasi level molekuler senyawa antioksidan yang dikandung tanaman jamblang dapat meningkatkan aktivitas penelitian lanjut pemanfaatan tanaman jamblang yang bisa ditingkatkan dalam skala industri nantinya. Untuk menjawab tujuan penelitian ini dilakukan tahapan penelitian sebagai berikut, pada tahap awal dilakukan isolasi metabolom dari kulit buah tanaman jamblang dengan cara ekstraksi. Tahap kedua adalah metabolome analysis menggunakan GCMS. Keluaran dari penelitian ini adalah diperolehnya data tentang hasil GCMS yang memuat senyawa bioaktif yang terkandung pada kulit buah tanaman jamblang yang akan menjadi landasan pengembangan pemanfaatan kulit buah jamblang sebagai antioksidan alternatif pencegah penyakit degenerasi. Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis yang sama pada bagian tanaman jamblang lain untuk melengkapi database yang sudah ada.This research aims to create an antioxidant inventory databases of the Jamblang (Syzygium cumini) plant by Gas Chromatography-Mass Spectrometer (GCMS) approach. This database can be used as the basis for the development of S. cumini as an alternative natural antioxidant to prevent cell damage, cancer and reduce disease incidence degenerative. This research is focused on S. cumini as one of the medicinal plants that have been studied in its usefulness as a plant containing the bioactive compound. The presence of GCMS technology amid the absence of Jamblang plant database is an alternative opportunity to obtain metabolome. The metabolome database in jamblang is important to keep the germplasm from excessive exploitation causing the extinction of the organism and the cultivation of the plant. Molecular level inventory of antioxidant compounds contained jamblang plants can increase research activities further utilization of jamblang plants that can be increased in the industrial scale later. To answer the purpose of this research carried out the following stages of research, in the early stages of metabolome isolation from the skin of jamblang fruit by way of extraction. The second stage is the metabolome analysis using GCMS.
{"title":"Analisis GC-MS Senyawa Bioaktif Pencegah Penyakit Degeneratif Dari Ekstrak Etanol Kulit Buah Jamblang (Syzygium Cumini)","authors":"Ayu Nirmala Sari, Kusdianti Kusdianti, Diky Setya Diningrat","doi":"10.22373/EKW.V4I2.4143","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V4I2.4143","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk membuat inventarisasi database antioksidan alami dalam level molekuler dari tanaman jamblang (Syzygium cumini) dengan pendekatan Gas Chromatography Mass Spectrometer (GCMS) sehingga dapat dijadikan dasar pengembangan S. cumini sebagai antioksidan alami alternatif untuk mencegah kerusakan sel, kanker dan menurunkan kejadian penyakit degeneratif. Penelitian ini difokuskan pada S. cumini sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat yang sudah mulai diteliti dalam khasiatnya sebagai tanaman yang mengandung senyawa bioaktif. Kehadiran teknologi GCMS ditengah belum adanya database tanaman jamblang merupakan peluang alternatif untuk memperoleh metabolom. Database metabolom pada jamblang penting dimiliki untuk menjaga plasma nutfah dari ekploitasi berlebihan yang menyebabkan kepunahan organisme dan budidaya tanaman tersebut. Dengan adanya penelitian inventarisasi level molekuler senyawa antioksidan yang dikandung tanaman jamblang dapat meningkatkan aktivitas penelitian lanjut pemanfaatan tanaman jamblang yang bisa ditingkatkan dalam skala industri nantinya. Untuk menjawab tujuan penelitian ini dilakukan tahapan penelitian sebagai berikut, pada tahap awal dilakukan isolasi metabolom dari kulit buah tanaman jamblang dengan cara ekstraksi. Tahap kedua adalah metabolome analysis menggunakan GCMS. Keluaran dari penelitian ini adalah diperolehnya data tentang hasil GCMS yang memuat senyawa bioaktif yang terkandung pada kulit buah tanaman jamblang yang akan menjadi landasan pengembangan pemanfaatan kulit buah jamblang sebagai antioksidan alternatif pencegah penyakit degenerasi. Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis yang sama pada bagian tanaman jamblang lain untuk melengkapi database yang sudah ada.This research aims to create an antioxidant inventory databases of the Jamblang (Syzygium cumini) plant by Gas Chromatography-Mass Spectrometer (GCMS) approach. This database can be used as the basis for the development of S. cumini as an alternative natural antioxidant to prevent cell damage, cancer and reduce disease incidence degenerative. This research is focused on S. cumini as one of the medicinal plants that have been studied in its usefulness as a plant containing the bioactive compound. The presence of GCMS technology amid the absence of Jamblang plant database is an alternative opportunity to obtain metabolome. The metabolome database in jamblang is important to keep the germplasm from excessive exploitation causing the extinction of the organism and the cultivation of the plant. Molecular level inventory of antioxidant compounds contained jamblang plants can increase research activities further utilization of jamblang plants that can be increased in the industrial scale later. To answer the purpose of this research carried out the following stages of research, in the early stages of metabolome isolation from the skin of jamblang fruit by way of extraction. The second stage is the metabolome analysis using GCMS. ","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84343427","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Banda Aceh, provinsi Aceh dengan mengambil sampel pada sejumlah restoran dan rumah makan berizin di Kota Banda Aceh. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data potensi limbah minyak jelantah yang dihasilkan dari restoran dan rumah makan di Kota Banda Aceh yang nantinya akan dipakai sebagai data awal dalam penentuan kebijakan pengelolaan limbah minyak jelantah sebagai sumber energi alternatif yaitu biodiesel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif dimana untuk mendapatkan jumlah potensi limbah minyak jelantah dilakukan dengan menggunakan metode statistik dengan pengambilan sampel populasi secara acak. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya besaran jumlah potensi limbah minyak jelantah yang dihasilkan oleh sebanyak 52 restoran dan rumah makan berizin yang ada di kota Banda Aceh yaitu sebesar 184,956 liter per harinya.This research was conducted in the city of Banda Aceh, Aceh province by sampling a number of licensed restaurants in the city of Banda Aceh. The main objective of this study was to obtain data on the potential waste of used cooking oil from restaurants in the city of Banda Aceh which would later be used as preliminary data in determining the management policy of waste cooking oil as an alternative energy source, namely biodiesel. The method used in this study was a descriptive analytical method with a quantitative approach where to obtain the potential amount of waste used cooking oil is done using statistical methods with randomly population sampling technique. The results of this study are obtaining the potential amount of waste cooking oil produced by as many as 52 licensed restaurants and food court/shop in the city of Banda Aceh, amount to 184,956 liters per day.
这项研究是在亚齐省的班达亚齐市进行的,该城市取样了当地许多有执照的餐馆和餐馆。这项研究的主要目标是获得来自班达亚齐市餐馆和餐馆的潜在石油废弃物数据,这些废弃物将作为决定耶兰塔废弃物管理替代能源的初始数据。本研究采用的方法是一种分析性描述性的方法,通过一种统计方法随机抽样来获得jelantah潜在的石油废弃物。这项研究的结果是,由班达亚齐市52家有执照的餐厅和餐馆生产的潜在垃圾数量为每天184.956升。这项研究是由班达亚齐市清算的数量所决定的。这项研究的主要目标是将未来从Banda市库存中使用的石油的潜在浪费数据作为替代能源资源namely biodiesel的废弃物使用。这项研究中使用的方法是一种描述了一种量向量的分析方法,让我们了解了利用石油的潜在浪费手段。这项研究的结果表明,在班达亚齐52家工厂和食品法庭(shop of The city of 184.956 liters)每天都有可能浪费能源。
{"title":"Potensi Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Kota Banda Aceh Sebagai Sumber Energi Alternatif (Biodiesel)","authors":"Juliansyah Harahap, Yullia Yullia","doi":"10.22373/ekw.v4i2.3514","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v4i2.3514","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilaksanakan di Kota Banda Aceh, provinsi Aceh dengan mengambil sampel pada sejumlah restoran dan rumah makan berizin di Kota Banda Aceh. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data potensi limbah minyak jelantah yang dihasilkan dari restoran dan rumah makan di Kota Banda Aceh yang nantinya akan dipakai sebagai data awal dalam penentuan kebijakan pengelolaan limbah minyak jelantah sebagai sumber energi alternatif yaitu biodiesel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif dimana untuk mendapatkan jumlah potensi limbah minyak jelantah dilakukan dengan menggunakan metode statistik dengan pengambilan sampel populasi secara acak. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya besaran jumlah potensi limbah minyak jelantah yang dihasilkan oleh sebanyak 52 restoran dan rumah makan berizin yang ada di kota Banda Aceh yaitu sebesar 184,956 liter per harinya.This research was conducted in the city of Banda Aceh, Aceh province by sampling a number of licensed restaurants in the city of Banda Aceh. The main objective of this study was to obtain data on the potential waste of used cooking oil from restaurants in the city of Banda Aceh which would later be used as preliminary data in determining the management policy of waste cooking oil as an alternative energy source, namely biodiesel. The method used in this study was a descriptive analytical method with a quantitative approach where to obtain the potential amount of waste used cooking oil is done using statistical methods with randomly population sampling technique. The results of this study are obtaining the potential amount of waste cooking oil produced by as many as 52 licensed restaurants and food court/shop in the city of Banda Aceh, amount to 184,956 liters per day.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82094735","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sungai Krueng Tukah memiliki DAS 59,51 Km2 dan panjang 25 Km serta bermuara di Selat Malaka. Sungai Krueng Tukah mengalami perubahan kondisi sungai, tataguna lahan dan pertumbuhan penduduk sehingga sungai tidak lagi berfungsi secara optimal. Banjir pada Sungai Krueng Tukah menimbulkan kerusakan bangunan, lahan pertanian, dan lingkungan hidup. Hal ini terjadi di Kabupaten Pidie, khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Tukah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan volume tampang sungai Krueng Tukah dalam menampung debit periode ulang Q2, Q5, Q10, Q25 sampai Q50 tahun dengan menggunakan Program HEC-RAS 5.0.3 dan memberikan solusi persoalan banjir yang ada di sepanjang sungai. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Lokasi penelitian adalah Sungai Krueng Tukah, Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh Data primer diperoleh dengan melakukan survei topografi dan pengamatan langsung kondisi sungai dan wawancara. Data sekunder berupa data curah hujan dari stasiun Keumala, Kota Bakti dan Padang Tiji. Hasil penelitian menunjukkan Curah hujan R2 sebesar 94,85 mm, R5=125,56 mm, R10= 48.65 mm, R25=181,21 mm dan R50=211,82 mm. Debit banjir diperoleh sebesar Q2=59,28 m3/det, Q5=96,05 m3/det, Q10=123,71 m3/det, Q25=155,52 m3/det dan Q50=201,47 m3/det. Dari hasil perhitungan terlihat Sungai Krueng Tukah tidak mampu menampung banjir lebih dari Q25 tahun. Penanganan normalisasi sungai dan kolam retensi adalah upaya penanganan banjir sungai Krueng Tukah yang harus dilakukan.Krueng Tukah River with a catchment area 59.51 Km2 and length is 25 km and downstream into the Malacca Strait. The Krueng Tukah River experienced changes in river conditions, land use, and population growth so that the river no longer functioned optimally. Floods on the Krueng Tukah River caused damage to buildings, agricultural land, and the environment. This happened in Pidie District, especially in the Krueng Tukah catchment area. This study aims to analyze the bankfull capacity of the Krueng Tukah river to accommodate return period Q2, Q5, Q10, Q25 to Q50 years with the HEC-RAS 5.0.3 Program and provide solutions to flood problems the river. The method used is a case study. The research locations were the Krueng Tukah River, Sigli City, Pidie District, Aceh. Primary data was obtained by topographic surveys and field observation of river conditions and interviews. Secondary data in the form of rainfall data from Keumala Station, Bakti City, and Padang Tiji. The results showed that R2 rainfall was 94.85 mm, R5 = 125.56 mm, R10 = 48.65 mm, R25 = 181.21 mm and R50 = 211.82 mm. Flow discharge was obtained at Q2 = 59.28 m3 / sec, Q5 = 96.05 m3 / sec, Q10 = 123.71 m3 / sec, Q25 = 155.52 m3 / sec and Q50 = 201.47 m3 / sec. The calculation results, it was that the Krueng Tukah River was unable to accommodate floods for more than Q25 years. Handling the normalization of rivers and retention ponds is an effort to handle the floods of the Krueng Tukah river that must be done.
克鲁图卡河有59.51平方公里(16英里)长,流入马拉卡海峡。克鲁图卡河经历了河流条件的变化、土地监管和人口增长,导致河流不再最佳运行。克鲁图卡河的洪水造成了建筑、农田和环境的破坏。这种情况发生在庇迪区,特别是克鲁图卡河流域。本研究旨在分析克鲁图卡河的体积能力,它利用5.0 - 3的HEC-RAS计划(5.0 - 3)和解决沿河洪水问题的方法,利用Q2、Q5、Q10、Q25到Q50年。使用的方法是个案研究。研究地点是Pidie区的Sigli镇Krueng Tukah,这是亚齐通过地形调查和直接观察河流状况和采访获得的主要数据。二级数据来自库玛拉、杜威镇洗衣场和蒂吉巴地的库玛拉降雨量。研究表明,R2的降雨量为94.85 mm, R5= 125.56 mm, R10= 48.65 mm, R25= 181.21 mm, R50= 211.82 mm。洪水流量为Q2= 59.28 m3/det, Q5= 96.05 m3/det, Q10= 123.71 m3/det, Q25= 155.52 m3/det和Q50= 201.47 m3/det。计算表明,克鲁图河不能容纳超过25年的洪水。保留河和水池的正常化是必须采取的应对克鲁格河洪水的措施。河的船员,方位55.51平方公里,朗斯河向马拉卡海峡下游25公里。船员们在河中经历了变化,土地使用,人口增长,所以这条河不再优化。随波逐流使建设、农业土地和环境受到损害。这发生在Pidie地区,尤其是驼峰地区。这一研究表明,这一研究将分析这条河的总资源资源回集集Q2、Q5、Q10、Q25至Q50年与HEC-RAS 5.0.3个程序和提供解决这条河问题的方案。使用的方法是一个案例研究。研究地点是亚齐皮迪区西格利市的Krueng tucations。主要数据由地形调查和地形观察的干扰。这是rainfall数据的形式,来自库马拉站、仓库市和巴吉市。results显示R2 rainfall是94.85 mm, R5 = 125.56 mm, R10 = 48.65 mm, R25 = 181.21 mm, R50 = 211.82 mm。排出流是在Q2 = 59获得28 m3 / sec, Q5 = 96。05 m3 / sec, Q10 = 123 71 155 / sec, Q25 = m3。52 - sec和Q50 m3 = 201。47立方米/ sec。《calculation results,是那个《Krueng Tukah河是多架to accommodate floods for more than Q25岁月。处理正常的河流和保留的浮桥是一种解决必须完成的Krueng河的办法。
{"title":"Aplikasi Program HEC-RAS 5.0.3 Pada Studi Penanganan Banjir","authors":"Ichsan Syahputra, C. Rahmawati","doi":"10.22373/ekw.v4i2.3509","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v4i2.3509","url":null,"abstract":"Sungai Krueng Tukah memiliki DAS 59,51 Km2 dan panjang 25 Km serta bermuara di Selat Malaka. Sungai Krueng Tukah mengalami perubahan kondisi sungai, tataguna lahan dan pertumbuhan penduduk sehingga sungai tidak lagi berfungsi secara optimal. Banjir pada Sungai Krueng Tukah menimbulkan kerusakan bangunan, lahan pertanian, dan lingkungan hidup. Hal ini terjadi di Kabupaten Pidie, khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Tukah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan volume tampang sungai Krueng Tukah dalam menampung debit periode ulang Q2, Q5, Q10, Q25 sampai Q50 tahun dengan menggunakan Program HEC-RAS 5.0.3 dan memberikan solusi persoalan banjir yang ada di sepanjang sungai. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Lokasi penelitian adalah Sungai Krueng Tukah, Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh Data primer diperoleh dengan melakukan survei topografi dan pengamatan langsung kondisi sungai dan wawancara. Data sekunder berupa data curah hujan dari stasiun Keumala, Kota Bakti dan Padang Tiji. Hasil penelitian menunjukkan Curah hujan R2 sebesar 94,85 mm, R5=125,56 mm, R10= 48.65 mm, R25=181,21 mm dan R50=211,82 mm. Debit banjir diperoleh sebesar Q2=59,28 m3/det, Q5=96,05 m3/det, Q10=123,71 m3/det, Q25=155,52 m3/det dan Q50=201,47 m3/det. Dari hasil perhitungan terlihat Sungai Krueng Tukah tidak mampu menampung banjir lebih dari Q25 tahun. Penanganan normalisasi sungai dan kolam retensi adalah upaya penanganan banjir sungai Krueng Tukah yang harus dilakukan.Krueng Tukah River with a catchment area 59.51 Km2 and length is 25 km and downstream into the Malacca Strait. The Krueng Tukah River experienced changes in river conditions, land use, and population growth so that the river no longer functioned optimally. Floods on the Krueng Tukah River caused damage to buildings, agricultural land, and the environment. This happened in Pidie District, especially in the Krueng Tukah catchment area. This study aims to analyze the bankfull capacity of the Krueng Tukah river to accommodate return period Q2, Q5, Q10, Q25 to Q50 years with the HEC-RAS 5.0.3 Program and provide solutions to flood problems the river. The method used is a case study. The research locations were the Krueng Tukah River, Sigli City, Pidie District, Aceh. Primary data was obtained by topographic surveys and field observation of river conditions and interviews. Secondary data in the form of rainfall data from Keumala Station, Bakti City, and Padang Tiji. The results showed that R2 rainfall was 94.85 mm, R5 = 125.56 mm, R10 = 48.65 mm, R25 = 181.21 mm and R50 = 211.82 mm. Flow discharge was obtained at Q2 = 59.28 m3 / sec, Q5 = 96.05 m3 / sec, Q10 = 123.71 m3 / sec, Q25 = 155.52 m3 / sec and Q50 = 201.47 m3 / sec. The calculation results, it was that the Krueng Tukah River was unable to accommodate floods for more than Q25 years. Handling the normalization of rivers and retention ponds is an effort to handle the floods of the Krueng Tukah river that must be done.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74647997","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Leucopitermes leucops merupakan spesies rayap yang dimasukkan kedalam kelompok soil-feeding nasute atau Subulitermes-group yaitu spesies rayap pemakan material “tanah”. Rayap ini memiliki peran penting dalam proses dekomposisi material organik tanah. Taksonomi rayap Subulitermes-group selama ini masih sulit dipahami dan mengalami sejumlah revisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kembali rayap Leucopitermes leucops di Stasiun Penelitian Suaq Balimbing, Taman Nasional Gunung Leuser. Penelitian ini menggunakan metode belt-transek. Hasil penelitian berdasarkan deskripsi karakter morfologi Leucoptermes leucops menunjukkan bahwa karakter kapsul kepala pada kasta prajurit dan mandibel pada kasta pekerja menjadi karakter kunci untuk membedakan Leucopitermes leucops dengan spesies dari genus yang sama maupun dengan spesies Subulitermes-group lainnya.Leucopitermes leucops is a termite species of soil feeding-nasute or Subulitermes-groups its classification by "soil" feeders. This termite has an important role in the decomposition process of soil organic matter. Currently, the taxonomy of this group is still difficult to understand and experience a number of revisions. This study aims to re-describe of Leucopitermes leucops in Suaq Balimbing Research Station. The method used was a standardized sampling protocol (belt transect) method. The result was described based on morphological characters of Leucopitermes leucops it is found that the key characters to distinguish Leucopitermes leucops with species in the same genus and other Subulitermes-group species.
{"title":"Re-Deskripsi Leucopitermes Leucops; Subulitermes-Group (Isoptera, Termitidae, Nasutitermitinae) Di Stasiun Penelitian Suaq Balimbing, Aceh Selatan","authors":"Ernilasari Ernilasari, Syaukani Syaukani, Jauharlina Jauharlina","doi":"10.22373/EKW.V4I2.4001","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V4I2.4001","url":null,"abstract":"Leucopitermes leucops merupakan spesies rayap yang dimasukkan kedalam kelompok soil-feeding nasute atau Subulitermes-group yaitu spesies rayap pemakan material “tanah”. Rayap ini memiliki peran penting dalam proses dekomposisi material organik tanah. Taksonomi rayap Subulitermes-group selama ini masih sulit dipahami dan mengalami sejumlah revisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kembali rayap Leucopitermes leucops di Stasiun Penelitian Suaq Balimbing, Taman Nasional Gunung Leuser. Penelitian ini menggunakan metode belt-transek. Hasil penelitian berdasarkan deskripsi karakter morfologi Leucoptermes leucops menunjukkan bahwa karakter kapsul kepala pada kasta prajurit dan mandibel pada kasta pekerja menjadi karakter kunci untuk membedakan Leucopitermes leucops dengan spesies dari genus yang sama maupun dengan spesies Subulitermes-group lainnya.Leucopitermes leucops is a termite species of soil feeding-nasute or Subulitermes-groups its classification by \"soil\" feeders. This termite has an important role in the decomposition process of soil organic matter. Currently, the taxonomy of this group is still difficult to understand and experience a number of revisions. This study aims to re-describe of Leucopitermes leucops in Suaq Balimbing Research Station. The method used was a standardized sampling protocol (belt transect) method. The result was described based on morphological characters of Leucopitermes leucops it is found that the key characters to distinguish Leucopitermes leucops with species in the same genus and other Subulitermes-group species.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83592497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vera Viena, Irda Yunita, I. Irhamni, Saudah Saudah, Ernilasari Ernilasari
Biodiversity of medicinal plants has been utilized traditionally by the people of Pidie District. This is supported by the level of public awareness will return to nature (back to nature) so as to increase knowledge about medicinal plants. This study aims to identify species of medicinal plants as drugs and parts that are used as medicine. The method used is Direct Observation and Participatory Rural Appraisal through interview with the healer (physician) and the community of drug users. The results showed there were 79 species of medicinal plants from 40 families used as traditional medicine by the community Gampong Pulo Seunong Tangse District Pidie.
药用植物的生物多样性传统上被皮地地区的人们所利用。这是在公众意识水平的支持下将回归自然(back to nature),从而增加对药用植物的认识。本研究旨在鉴定药用植物的药用种类和药用部位。采用直接观察和参与式农村评价的方法,通过对治疗者(医师)和吸毒者社区的访谈。调查结果显示,甘榜普罗Seunong Tangse地区Pidie社区共有40科79种药用植物作为传统药材。
{"title":"Biodiversitas Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Gampong Pulo Seunong Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie","authors":"Vera Viena, Irda Yunita, I. Irhamni, Saudah Saudah, Ernilasari Ernilasari","doi":"10.22373/EKW.V4I1.3027","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V4I1.3027","url":null,"abstract":"Biodiversity of medicinal plants has been utilized traditionally by the people of Pidie District. This is supported by the level of public awareness will return to nature (back to nature) so as to increase knowledge about medicinal plants. This study aims to identify species of medicinal plants as drugs and parts that are used as medicine. The method used is Direct Observation and Participatory Rural Appraisal through interview with the healer (physician) and the community of drug users. The results showed there were 79 species of medicinal plants from 40 families used as traditional medicine by the community Gampong Pulo Seunong Tangse District Pidie.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74578964","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}