L. Handayani, Azwar Thaib, N. Nurhayati, Y. Astuti, A. Darmawan
Abstract: Oyster shell waste has been investigated as a raw material for making adsorbents that will be activated. Physical activation uses temperatures of 500 ºC, 600 ºC, 700 ºC, 800 ºC, 900 ºC and chemical activation uses ZnCl2 with a concentration of 1 %, 5 %, 10 % and 15 %. Based on the analysis of the characteristics that have been carried out for physically activated adsorbents, the oyster shell calcined at 800 ºC produces the best characteristics, it is a radius of 35.11 Å with a percentage of removal of 38.04 %, as well as the results of the FTIR, XRF and SEM analysis gives the best results among others. Whereas for chemically activated adsorbents, the use of activator ZnCl2 10% produces adsorbents with the best characteristics among others with a radius of 84.14 Å and removal percentage of 65.68 %, the best results for adsorbents activated using 10% ZnCl2 are also supported by analysis results given by FTIR, XRF, and SEM.Keywords: Adsorbent; BET; Cr6+; Oyster Shell Waste; XRF Abstrak: Cangkang tiram (Crassostrea gigas) telah diteliti sebagai bahan baku pembuatan adsorben yang akan diaktivasi secara fisika dan kimia. Pembuatan adsorben dengan aktivasi secara fisika menggunakan variasi suhu 500 ºC, 600 ºC, 700 ºC, 800 ºC dan 900 ºC. sedangkan aktivasi kimia yaitu menggunakan aktivator ZnCl2 menggunakan variasi konsentrasi 1 %, 5 %, 10% dan 15 %. Berdasarkan analisa karakteristik yang telah dilakukan untuk adsorben-adsorben yang telah diaktivasi secara fisika, cangkang tiram yang di kalsinasi pada suhu 800ºC menghasilkan karakteristik yang paling baik, yaitu radius pori-pori 35,11 Å dengan persentase penyisihan sebesar 38,04 %, begitu pula dengan hasil analisa FTIR, XRF dan SEM memberikan hasil terbaik diantara yang lain. sedangkan untuk adsorben-adsorben yang diaktivasi secara kimia, penggunaan aktivator ZnCl2 10% menghasilkan adsorben dengan karakteristik yang paling baik diantara lainnya dengan radius pori-pori 84,14 Å dan persentase penyisihan sebesar 65,68%, hasil terbaik untuk adsorben yang diaktivasi menggunakan ZnCl2 10 % juga didukung oleh hasil analisa dari FTIR, XRF dan SEM.
摘要/ Abstract摘要:以牡蛎壳为原料制备吸附材料,并对其进行了活化研究。物理活化使用500ºC、600ºC、700ºC、800ºC、900ºC的温度,化学活化使用浓度为1%、5%、10%和15%的ZnCl2。通过对物理活化吸附剂的特性分析,牡蛎壳在800℃下煅烧后的吸附性能最好,其半径为35.11 Å,去除率为38.04%,FTIR、XRF和SEM分析结果均为最佳。而对于化学活化的吸附剂,10% ZnCl2的吸附半径为84.14 Å,去除率为65.68%,其吸附性能最好,FTIR、XRF和SEM的分析结果也证实了10% ZnCl2的效果最好。关键词:吸附剂;打赌;Cr6 +;牡蛎壳废物;摘要:苍康tiram(长牡蛎)telah diteliti sebagai bahan baku pembuatan吸附yang akan diaktivasi secara fisika dan kimia。Pembuatan吸附了500℃、600℃、700℃、800℃和900℃的樟子酱、樟子酱、樟子酱、樟子酱、樟子酱和樟子酱。世当坎aktivasi kimia yitu蒙古那坎活化剂ZnCl2蒙古那坎变种康古那坎1%,5%,10%和15%。Berdasarkan analisa karakteristik yang telah dilakukan untuk吸附剂-吸附剂yang telah diaktivasi secara fisika,苍康tiram yang di kalsinasi pasada suhu 800ºC menghasilkan karakteristik yang paling baik, yitu半径pori-pori 35,11 Å dengan代表酶penyisihan sebesar 38,04%, begitu pula dengan hasil hasil analisa FTIR, XRF和SEM成员kan hasil terbaik diantara yang lain。而为她adsorben-adsorben杨diaktivasi secara kimia, penggunaan aktivator优化选取10% menghasilkan adsorben dengan karakteristik杨木栅baik diantara lainnya dengan半径pori-pori 84年14个丹persentase penyisihan sebesar 65 68%, hasil terbaik杨为她adsorben diaktivasi menggunakan优化选取10%轭didukung oleh pokalchuk hasil analisa达里语红外光谱,光谱仪丹SEM。
{"title":"Production and Characterization of Adsorbent from Oyster Shell (Crassostrea gigas) Using Physics and Chemical Activation with ZnCl2 and Its Application for Removal of Hexavalent Chromium","authors":"L. Handayani, Azwar Thaib, N. Nurhayati, Y. Astuti, A. Darmawan","doi":"10.22373/ekw.v6i2.7333","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v6i2.7333","url":null,"abstract":"Abstract: Oyster shell waste has been investigated as a raw material for making adsorbents that will be activated. Physical activation uses temperatures of 500 ºC, 600 ºC, 700 ºC, 800 ºC, 900 ºC and chemical activation uses ZnCl2 with a concentration of 1 %, 5 %, 10 % and 15 %. Based on the analysis of the characteristics that have been carried out for physically activated adsorbents, the oyster shell calcined at 800 ºC produces the best characteristics, it is a radius of 35.11 Å with a percentage of removal of 38.04 %, as well as the results of the FTIR, XRF and SEM analysis gives the best results among others. Whereas for chemically activated adsorbents, the use of activator ZnCl2 10% produces adsorbents with the best characteristics among others with a radius of 84.14 Å and removal percentage of 65.68 %, the best results for adsorbents activated using 10% ZnCl2 are also supported by analysis results given by FTIR, XRF, and SEM.Keywords: Adsorbent; BET; Cr6+; Oyster Shell Waste; XRF Abstrak: Cangkang tiram (Crassostrea gigas) telah diteliti sebagai bahan baku pembuatan adsorben yang akan diaktivasi secara fisika dan kimia. Pembuatan adsorben dengan aktivasi secara fisika menggunakan variasi suhu 500 ºC, 600 ºC, 700 ºC, 800 ºC dan 900 ºC. sedangkan aktivasi kimia yaitu menggunakan aktivator ZnCl2 menggunakan variasi konsentrasi 1 %, 5 %, 10% dan 15 %. Berdasarkan analisa karakteristik yang telah dilakukan untuk adsorben-adsorben yang telah diaktivasi secara fisika, cangkang tiram yang di kalsinasi pada suhu 800ºC menghasilkan karakteristik yang paling baik, yaitu radius pori-pori 35,11 Å dengan persentase penyisihan sebesar 38,04 %, begitu pula dengan hasil analisa FTIR, XRF dan SEM memberikan hasil terbaik diantara yang lain. sedangkan untuk adsorben-adsorben yang diaktivasi secara kimia, penggunaan aktivator ZnCl2 10% menghasilkan adsorben dengan karakteristik yang paling baik diantara lainnya dengan radius pori-pori 84,14 Å dan persentase penyisihan sebesar 65,68%, hasil terbaik untuk adsorben yang diaktivasi menggunakan ZnCl2 10 % juga didukung oleh hasil analisa dari FTIR, XRF dan SEM.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80169026","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Nutmeg is a plantation crop and has high economic value. Currently, the cultivation of nutmeg is experiencing many obstacles. One of them is termite pests. So far, the control is carried out using chemical insecticides and hurts the environment. Therefore it is necessary to control other environmentally friendly ways, and one of them is by using the fungi M. brunneum as an ecologically friendly bioinsecticide. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of M. brunneum as a bioinsecticide against the termite C. curvignathus as an essential pest in nutmeg plantations. This research using a completely randomized design (CRD). The results showed that the mean percentage viability of M. brunneum conidia at each observation time was classified as useful. The germination of conidia increased to 89.78 % after 72 hours of observation. Conidia density 103/ mL distilled water. The highest mortality rate of C. curvignathus was found at a density of 1010 conidia/ mL of distilled water. The mean time of death for C. curvignathus after application of conidia density treatment of 1010/ mL of distilled water was 2.15 days and the death of C. curvignathus was 3.35 days using conidia density treatment 103/ mL of distilled water. 1 day after application reaches 33.20 % and increases to observation at 5 days after application reaches 100 %. The highest food inhibition occurred in treatment 1010/ mL distilled water (65.81 %) which was significantly different from treatment 105/ mL distilled water (43.23 %), and 103/ mL distilled water (41.61 %) and control (0.00).Abstrak: Pala merupakan tanaman perkebunan dan bernilai ekonomi tinggi. Pada saat ini budidayanya mengalami banyak hambatan. Satu diantaranya adalah serangan hama rayap. Selama ini pengendalian hama rayap dilakukan dengan menggunakan insektisida kimia dan berpengaruh negatif terhadap lingkungan. Oleh karenanya perlu pengendalian cara lain yang ramah lingkungan dan satu diantaranya dengan menggunakan cendawan M. brunneum sebagai bioinsektisida yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas M. brunneum sebagai bioinsektisida terhadap hama rayap C. curvignathus. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tanaman dan Laboratorium Dasar Proteksi Tanaman Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, sejak bulan Februari hingga September 2018, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase viabilitas rata-rata dari konidia M. brunneum pada setiap waktu pengamatan tergolong efektif. Perkecambahan konidia semakin meningkat hingga mencapai 89,78 % setelah diamati pada jam yang ke 72. Rata-rata waktu kematian rayap C. curvignathus setelah aplikasi perlakuan kerapatan konidia 1010/ mL akuades adalah 2,15 hari dan terjadi kematian rayap C. curvignathus 3.35 hari dengan menggunakan perlakuan kerapatan konidia 103/ mL akuades. Rata-rata mortalitas tertinggi rayap C. curvignathus dit
摘要:肉豆蔻是一种人工林作物,具有很高的经济价值。目前,肉豆蔻的种植遇到了许多障碍。其中之一是白蚁害虫。到目前为止,这种控制是使用化学杀虫剂进行的,对环境有害。因此,有必要采取其他环境友好的方法进行防治,其中之一是利用真菌作为生态友好型生物杀虫剂。本研究的目的是分析白蚁作为一种生物杀虫剂对肉豆蔻林内主要害虫白蚁的防治效果。本研究采用完全随机设计(CRD)。结果表明,在每个观察时间内,青霉分生孢子的平均存活率为有用。观察72 h后,分生孢子萌发率提高到89.78%。分生孢子密度103/ mL蒸馏水。当蒸馏水密度为1010个分生孢子/ mL时,弯叶月牙死亡率最高。分生孢子密度为1010/ mL的蒸馏水处理后,曲曲针叶的平均死亡时间为2.15 d,分生孢子密度为103/ mL的蒸馏水处理后,曲曲针叶的平均死亡时间为3.35 d。在施用后1天达到33.20%,并在施用后5天达到100%时增加观察。1010/ mL蒸馏水处理的抑菌率最高(65.81%),显著高于105/ mL蒸馏水处理(43.23%)、103/ mL蒸馏水处理(41.61%)和对照(0.00)。摘要:经济发展与经济发展的关系。Pada saat ini budidayanya mengalami banyak hambatan。Satu diantaranya adalah serangan hama rayap。Selama ini pengendalian hama rayap dilakukan dengan menggunakan insektida kimia dan berpengaruh negative hahadap lingkungan。Oleh karenanya perlu pengendalian cara lain yang ramah lingkungan dan satu diantaranya dengan menggunakan cendawan M. brunnei sebagai bioinsektisida yang ramah lingkungan。土豆科植物的生长发育、生长发育、生长发育、生长发育和生长发育。Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tanaman dan Laboratorium Dasar Proteksi Tanaman Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian university, Syiah Kuala, sejak bulan二月至九月2018,dunan menggunakan ranganan Acak Lengkap (RAL)。Hasil penelitian menunjukkan bahwa代表了非均匀分布的孢子虫的生存能力。Perkecambahan konidia semakin meningkat hingga mencapai 89,78 % setelah diamati pada jam yang ke 72。Rata-rata waktu kematan rayap C. curvignathus setelah applikasi perlakuan kerapatan konidia 1010/ mL akuades adalah 2,15 hari dan terjadi kematan rayap C. curvignathus 3.35 hari dengan menggunakan perlakuan kerapatan konidia 103/ mL akuades。a-rata mortalitas tertinggi rayap C. curvignathus ditemukan pada perlakuan kerapatan konidia 1010/mL aquades。1 HSA mencapai 33,20% dan meningkat hinga pengamatan pada 5 HSA mencapai 100%。Daya hambat makan tertinggi terjadi pada perlakuan 1010/ mL aquades (65.81%), yang berbeda nyata dengan perlakuan 105/mL aquades (43.23%), dan 103/ mL aquades (41.61%), serta对照(0.00%)。
{"title":"Metarhizium brunneum Petch Fungi is Effective as a Bioinsecticide Against Coptotermes curvignathus Holmgren Termite Pests in the Laboratory","authors":"M. Sayuthi, T. Santoso, I. Iswadi","doi":"10.22373/ekw.v6i2.7199","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/ekw.v6i2.7199","url":null,"abstract":"Abstract: Nutmeg is a plantation crop and has high economic value. Currently, the cultivation of nutmeg is experiencing many obstacles. One of them is termite pests. So far, the control is carried out using chemical insecticides and hurts the environment. Therefore it is necessary to control other environmentally friendly ways, and one of them is by using the fungi M. brunneum as an ecologically friendly bioinsecticide. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of M. brunneum as a bioinsecticide against the termite C. curvignathus as an essential pest in nutmeg plantations. This research using a completely randomized design (CRD). The results showed that the mean percentage viability of M. brunneum conidia at each observation time was classified as useful. The germination of conidia increased to 89.78 % after 72 hours of observation. Conidia density 103/ mL distilled water. The highest mortality rate of C. curvignathus was found at a density of 1010 conidia/ mL of distilled water. The mean time of death for C. curvignathus after application of conidia density treatment of 1010/ mL of distilled water was 2.15 days and the death of C. curvignathus was 3.35 days using conidia density treatment 103/ mL of distilled water. 1 day after application reaches 33.20 % and increases to observation at 5 days after application reaches 100 %. The highest food inhibition occurred in treatment 1010/ mL distilled water (65.81 %) which was significantly different from treatment 105/ mL distilled water (43.23 %), and 103/ mL distilled water (41.61 %) and control (0.00).Abstrak: Pala merupakan tanaman perkebunan dan bernilai ekonomi tinggi. Pada saat ini budidayanya mengalami banyak hambatan. Satu diantaranya adalah serangan hama rayap. Selama ini pengendalian hama rayap dilakukan dengan menggunakan insektisida kimia dan berpengaruh negatif terhadap lingkungan. Oleh karenanya perlu pengendalian cara lain yang ramah lingkungan dan satu diantaranya dengan menggunakan cendawan M. brunneum sebagai bioinsektisida yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas M. brunneum sebagai bioinsektisida terhadap hama rayap C. curvignathus. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tanaman dan Laboratorium Dasar Proteksi Tanaman Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, sejak bulan Februari hingga September 2018, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase viabilitas rata-rata dari konidia M. brunneum pada setiap waktu pengamatan tergolong efektif. Perkecambahan konidia semakin meningkat hingga mencapai 89,78 % setelah diamati pada jam yang ke 72. Rata-rata waktu kematian rayap C. curvignathus setelah aplikasi perlakuan kerapatan konidia 1010/ mL akuades adalah 2,15 hari dan terjadi kematian rayap C. curvignathus 3.35 hari dengan menggunakan perlakuan kerapatan konidia 103/ mL akuades. Rata-rata mortalitas tertinggi rayap C. curvignathus dit","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84861610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masjid Tuha Indrapuri is one the ancient mosques in Aceh located in the district of Aceh Besar. The precise location of the mosque is in Indrapuri, Aceh Besar. Masjid Tuha Indrapuri exists right in the complex of the former temple. This mosque was built on an area of 33,875 square meters using the wooden material. The construction is supported by 4 (four) main pillars (that in terms of Javanese architecture known as “Soko Guru”) with the shape of an octagonal cross section. Given the age of the mosque that is quite old, the structural reliability of the mosque structure has certainly been worn off, especially in the column and beam structure. The condition of several columns and beams is currently tilted. In this study, an assessment of the robustness of the buildings was performed using forensic engineering method. The purpose of this study is to evaluate the reliability of this old mosque so that the data related to every of its structural component can be obtained. Through this evaluation, it was expected that the strategy or treatment that needs to be planned to the building could be determined, therefore at the end, it can continuously stand as its ideal condition.
Masjid Tuha Indrapuri是位于亚齐Besar地区的亚齐古老清真寺之一。清真寺的确切位置在亚齐省因德拉普里。图哈因德拉普里清真寺就在前寺庙的建筑群中。这座清真寺占地33875平方米,采用木质材料建造。该建筑由4根主柱支撑(爪哇建筑称为“Soko Guru”),呈八角形横截面。考虑到这座清真寺相当古老的年代,清真寺结构的可靠性肯定已经磨损,特别是在柱和梁结构方面。几根柱子和横梁目前处于倾斜状态。在本研究中,使用法医工程方法对建筑物的鲁棒性进行了评估。本研究的目的是评估这座老清真寺的可靠性,以便获得与其每个结构部件相关的数据。通过这一评估,期望可以确定需要对建筑进行规划的策略或处理,从而最终使其能够持续保持其理想状态。
{"title":"The Evaluation of Building’s Structural Reliability of Masjid Tuha Indrapuri, Aceh Besar","authors":"Riza Aulia Putra, S. Hadi","doi":"10.22373/EKW.V5I1.4520","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.4520","url":null,"abstract":"Masjid Tuha Indrapuri is one the ancient mosques in Aceh located in the district of Aceh Besar. The precise location of the mosque is in Indrapuri, Aceh Besar. Masjid Tuha Indrapuri exists right in the complex of the former temple. This mosque was built on an area of 33,875 square meters using the wooden material. The construction is supported by 4 (four) main pillars (that in terms of Javanese architecture known as “Soko Guru”) with the shape of an octagonal cross section. Given the age of the mosque that is quite old, the structural reliability of the mosque structure has certainly been worn off, especially in the column and beam structure. The condition of several columns and beams is currently tilted. In this study, an assessment of the robustness of the buildings was performed using forensic engineering method. The purpose of this study is to evaluate the reliability of this old mosque so that the data related to every of its structural component can be obtained. Through this evaluation, it was expected that the strategy or treatment that needs to be planned to the building could be determined, therefore at the end, it can continuously stand as its ideal condition.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88841876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Plum peel was extracted through the maceration method with 100 mL ethanol. This process obtained 5% (50 µg/µL) skin extract. The UV-Vis spectrum of the extract displayed the major absorption peak at λmax = 526 nm in acid media, this assigned by the electronic transition from flavylium which as characteristic of anthocyanin compounds. The of anthocyanins stability on temperature effect showed the absorbance decreases with the heating time, while the level of pigment color loss, or the percentage of color loss, gradually increases. The pigment was maintained at 100oC for 100 min with the loss rate reaches 58.5%. Therefore, The loss of anthocyanin color in the plum peel is relatively stable at lower temperatures. Then, The plum peels extract shown the red color at pH 1-3, almost colorless at pH 4-7, and violet color at pH 12. Finally, plum peels extract was potentially used as the acid-base indicator.
{"title":"Evaluation of Antioxidant Activity On Plum Fruit (Prunus domestica L.) Skin Extract Applied For Natural Acid-Base Indicator","authors":"S. Akbar","doi":"10.22373/EKW.V5I1.4516","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.4516","url":null,"abstract":"Plum peel was extracted through the maceration method with 100 mL ethanol. This process obtained 5% (50 µg/µL) skin extract. The UV-Vis spectrum of the extract displayed the major absorption peak at λmax = 526 nm in acid media, this assigned by the electronic transition from flavylium which as characteristic of anthocyanin compounds. The of anthocyanins stability on temperature effect showed the absorbance decreases with the heating time, while the level of pigment color loss, or the percentage of color loss, gradually increases. The pigment was maintained at 100oC for 100 min with the loss rate reaches 58.5%. Therefore, The loss of anthocyanin color in the plum peel is relatively stable at lower temperatures. Then, The plum peels extract shown the red color at pH 1-3, almost colorless at pH 4-7, and violet color at pH 12. Finally, plum peels extract was potentially used as the acid-base indicator.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77138975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andri Yusman Persada, Zidni Ilman Navia, Andini Saputri, Kartika Aprilia Putri, Beni Al Fajar
Plankton merupakan organisme kecil yang melayang di dalam badan air pada perairan dan memiliki kemampuan bergerak yang pasif. Perubahan kondisi lingkungan menentukan kehadiran komunitas plankton yang hadir. Plankton terbagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton yang dapat melakukan fotosintesis. Salah daerah pesisir yang berada di Kota Langsa adalah Pulau Pusong. Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui jenis fitoplankton apa saja yang terdapat di perairan sekitar Pulau Pusong dan kondisi lingkungan di perairan sekitar Pulau Pusong. Pencuplikan sampel plankton di perairan Pulau Pusong dilakukan sebanyak empat titik sampling. Pengukuran sampel air dilakukan dengan tiga ulangan. Ada 30 jenis fitoplankton yang diperoleh yang terdiri dari genus yaitu Bacillaria, Bacteriastrum, Biddulphia, Ceratium, Chaetoceros, Coscinusdiscus, Dactyliosolen, Dithylum, Eucampia, Leucosolonia, Merismopedia, Navicula, Nitzschia, Odentella, Planktonella, Pseudo-nitzschia, Pyrocystis, Rhizosolenia, dan Thalassionema.
{"title":"Inventaris Jenis Fitoplankton Di Pulau Pusong, Langsa, Aceh","authors":"Andri Yusman Persada, Zidni Ilman Navia, Andini Saputri, Kartika Aprilia Putri, Beni Al Fajar","doi":"10.22373/EKW.V5I1.4494","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.4494","url":null,"abstract":"Plankton merupakan organisme kecil yang melayang di dalam badan air pada perairan dan memiliki kemampuan bergerak yang pasif. Perubahan kondisi lingkungan menentukan kehadiran komunitas plankton yang hadir. Plankton terbagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton yang dapat melakukan fotosintesis. Salah daerah pesisir yang berada di Kota Langsa adalah Pulau Pusong. Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui jenis fitoplankton apa saja yang terdapat di perairan sekitar Pulau Pusong dan kondisi lingkungan di perairan sekitar Pulau Pusong. Pencuplikan sampel plankton di perairan Pulau Pusong dilakukan sebanyak empat titik sampling. Pengukuran sampel air dilakukan dengan tiga ulangan. Ada 30 jenis fitoplankton yang diperoleh yang terdiri dari genus yaitu Bacillaria, Bacteriastrum, Biddulphia, Ceratium, Chaetoceros, Coscinusdiscus, Dactyliosolen, Dithylum, Eucampia, Leucosolonia, Merismopedia, Navicula, Nitzschia, Odentella, Planktonella, Pseudo-nitzschia, Pyrocystis, Rhizosolenia, dan Thalassionema.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85160581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Teknologi otomatisasi sistem kendali dan mikrokontroler merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi kondisi air dan ketinggian air serta sistem untuk mengendalikan pompa air secara otomatis. Adapun proses otomatisasi dalam pengatur ketinggian air ini sangat penting agar dapat menghemat kebutuhan air pada kolam ikan. Dalam penelitian ini dibuatlah teknologi otomatisasi menggunakan logika fuzzy berbasis mikrokontroler, untuk sistem pendeteksi kondisi air dan ketinggian air serta sistem untuk mengendalikan pompa air, yang dapat diatur secara otomatis sesuai batas atas (maximal) dan batas bawah (minimal) serta dapat melakukan penggantian air kolam secara otomatis apabila air kolam sudah keruh.
{"title":"Pemanfaatan Sistem Pengendali Water Level Control Untuk Budidaya Ikan Gurame Pada Kolam Terpal Menggunakan Logika Fuzzy Berbasis Mikrokontroler","authors":"Sriani Sriani","doi":"10.22373/EKW.V5I1.3766","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.3766","url":null,"abstract":"Teknologi otomatisasi sistem kendali dan mikrokontroler merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi kondisi air dan ketinggian air serta sistem untuk mengendalikan pompa air secara otomatis. Adapun proses otomatisasi dalam pengatur ketinggian air ini sangat penting agar dapat menghemat kebutuhan air pada kolam ikan. Dalam penelitian ini dibuatlah teknologi otomatisasi menggunakan logika fuzzy berbasis mikrokontroler, untuk sistem pendeteksi kondisi air dan ketinggian air serta sistem untuk mengendalikan pompa air, yang dapat diatur secara otomatis sesuai batas atas (maximal) dan batas bawah (minimal) serta dapat melakukan penggantian air kolam secara otomatis apabila air kolam sudah keruh.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74202185","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sintesis pasir besi lampanah Aceh Besar menjadi nanopartikel magnetite besi oksida menjadi tujuan utama dalam penelitian ini untuk mengamati struktur Kristal yang dimilikinya. Sifat Kristalin yang tinggi ketika terjadi perubahan fisis dari material menjadikan kajian ini layak untuk diteliti. Melalui teknik pemisahan menggunakan magnet batang, pasir besi dari alam dipisahkan dari pengotor lalu disaring dengan ayakan yang berukuran 200 mesh. Pasir besi berkualitas baik disintesis dengan menggunakan metode kopresipitasi yang mana pasir besi dilarutkan ke dalam 12 M Asam Klorida 37 % v/v. Larutan tersebut diaduk dan disaring, kemudian hasil larutan dicampurkan dengan 6,5 M ammonia dengan perbandingan ratio campuran 1:7. Melalui proses aduk dan saring, hasil endapan kemudian dikeringkan. Berdasarkan hasil uji XRD, SEM dan Cacah magnetik didapati karakteristik nanopartikel magnetite besi oksida. Berdasarkan data XRD, didapati sudut 2 thetanya 30,105o; 35,45o dan 62,585o dengan indek miller [hkl]: [220], [311] dan [440]. Nilai [hkl] ini menunjukkan bahwa nanopartikel magnetite dari pasir besi Lampanah memiliki struktur kristal Kubik dengan struktur kisinya FCC (Face Center Cubic). Berdasarkan uji SEM, morfologi nanopartikel magnetite besi oksida berbentuk tidak seragam dengan ukuran partikel yang relatif tidak sama berada dalam rentang 800 nm sampai 3000 nm. Sedangkan untuk cacah medan magnetik dalam bentuk pasir besi didapati nilai cacahannya 0,03 mT sedangkan dalam bentuk nanopartikel magnetite diperoleh 0,022 mT. Kesimpulan yang didapati bahwa struktur Kristal dari pasir besi Lampanah semakin terlihat ketika ukuran besi oksida menjadi nanopartikel magnetite. Langkah pengoptimalan dalam preparasi pasir besi menjadi nanopartikel magnetite diperlukan agar ukuran partikelnya di bawah < 100 nm sehingga dapat diaplikasinya dalam bidang elektronik, kesehatan dan sebagainya.
{"title":"Karakteristik Nanopartikel Magnetite Besi Oksida Lampanah Aceh Besar Melalui Metode Kopresipitasi","authors":"S. Nengsih","doi":"10.22373/EKW.V5I1.4517","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.4517","url":null,"abstract":"Sintesis pasir besi lampanah Aceh Besar menjadi nanopartikel magnetite besi oksida menjadi tujuan utama dalam penelitian ini untuk mengamati struktur Kristal yang dimilikinya. Sifat Kristalin yang tinggi ketika terjadi perubahan fisis dari material menjadikan kajian ini layak untuk diteliti. Melalui teknik pemisahan menggunakan magnet batang, pasir besi dari alam dipisahkan dari pengotor lalu disaring dengan ayakan yang berukuran 200 mesh. Pasir besi berkualitas baik disintesis dengan menggunakan metode kopresipitasi yang mana pasir besi dilarutkan ke dalam 12 M Asam Klorida 37 % v/v. Larutan tersebut diaduk dan disaring, kemudian hasil larutan dicampurkan dengan 6,5 M ammonia dengan perbandingan ratio campuran 1:7. Melalui proses aduk dan saring, hasil endapan kemudian dikeringkan. Berdasarkan hasil uji XRD, SEM dan Cacah magnetik didapati karakteristik nanopartikel magnetite besi oksida. Berdasarkan data XRD, didapati sudut 2 thetanya 30,105o; 35,45o dan 62,585o dengan indek miller [hkl]: [220], [311] dan [440]. Nilai [hkl] ini menunjukkan bahwa nanopartikel magnetite dari pasir besi Lampanah memiliki struktur kristal Kubik dengan struktur kisinya FCC (Face Center Cubic). Berdasarkan uji SEM, morfologi nanopartikel magnetite besi oksida berbentuk tidak seragam dengan ukuran partikel yang relatif tidak sama berada dalam rentang 800 nm sampai 3000 nm. Sedangkan untuk cacah medan magnetik dalam bentuk pasir besi didapati nilai cacahannya 0,03 mT sedangkan dalam bentuk nanopartikel magnetite diperoleh 0,022 mT. Kesimpulan yang didapati bahwa struktur Kristal dari pasir besi Lampanah semakin terlihat ketika ukuran besi oksida menjadi nanopartikel magnetite. Langkah pengoptimalan dalam preparasi pasir besi menjadi nanopartikel magnetite diperlukan agar ukuran partikelnya di bawah < 100 nm sehingga dapat diaplikasinya dalam bidang elektronik, kesehatan dan sebagainya.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91317213","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Irhamni, Diana Diana, Saudah Saudah, Ernilasari Ernilasari, Mulia Aria Suzanni, D. Mulyati, Lukmanul Hakim
Cuka merupakan hasil olah makanan dari proses fermentasi glukosa dengan menggunakan Sacharomyces cervisiae menghasilkan etanol. Fermentasi etanol secara aerob dengan menggunakan bakteri Acetobacter aceti menghasilkan asam cuka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentasi, kemurnian cuka dianalisis dengan menggunakan GC-MS. Hasil yang didapatkan pembentukan asam cuku terbaik terbentuk pada minggu ke-3 hingga ke-4 dengan pH 3,5, dengan puncak kromatogram pada waktu retensi 8,473. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya pemberdayaan dalam meminalisir volume limbah dengan mengolah menjadi produk yang ekonomis
{"title":"Fermentasi Limbah Kulit Durian Menjadi Cuka Organik Dengan Menggunakan Acetobacter aceti","authors":"I. Irhamni, Diana Diana, Saudah Saudah, Ernilasari Ernilasari, Mulia Aria Suzanni, D. Mulyati, Lukmanul Hakim","doi":"10.22373/EKW.V5I1.3902","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.3902","url":null,"abstract":"Cuka merupakan hasil olah makanan dari proses fermentasi glukosa dengan menggunakan Sacharomyces cervisiae menghasilkan etanol. Fermentasi etanol secara aerob dengan menggunakan bakteri Acetobacter aceti menghasilkan asam cuka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentasi, kemurnian cuka dianalisis dengan menggunakan GC-MS. Hasil yang didapatkan pembentukan asam cuku terbaik terbentuk pada minggu ke-3 hingga ke-4 dengan pH 3,5, dengan puncak kromatogram pada waktu retensi 8,473. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya pemberdayaan dalam meminalisir volume limbah dengan mengolah menjadi produk yang ekonomis","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89564441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mobile devices like Smartphones, tablets and PDAs have become an indispensable part of every person’s day to day activities. The growth and propagation of the smartphones has created new opportunities for religious app developers to develop apps that will provide utilities and an easy accessibility to religious information. The purpose of this research is to conduct a survey and to classify Islamic apps that are available on Google Play Store. The user surveys were conducted to evaluate and investigate the usage pattern of the Islamic apps in everyday life of the Muslims. The results identify the need of authentication of the app content that gives rise to many critical issues and myths. Also, it stresses the need for a “Religion” category in Google Play Store. The benefit of this research is twofold, as it focuses on identifying which app features Muslim users are more interested in using and secondly, the Islamic apps/features that need to be developed.
像智能手机、平板电脑和pda这样的移动设备已经成为每个人日常活动中不可或缺的一部分。智能手机的增长和普及为宗教应用程序开发人员开发应用程序创造了新的机会,这些应用程序将提供实用工具,并易于访问宗教信息。这项研究的目的是进行一项调查,并对谷歌Play商店中可用的伊斯兰应用程序进行分类。通过用户调查来评估和调查穆斯林日常生活中伊斯兰应用的使用模式。结果表明,应用程序内容需要身份验证,这导致了许多关键问题和误解。此外,它还强调了在Google Play Store中设置“宗教”类别的必要性。这项研究的好处是双重的,因为它侧重于确定哪些应用程序功能穆斯林用户更感兴趣使用,其次,伊斯兰应用程序/功能需要开发。
{"title":"Survey, Analysis and Issues of Islamic Android Apps","authors":"Anum Hameed, Hafiza Anisa Ahmed, N. Bawany","doi":"10.22373/EKW.V5I1.4541","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.4541","url":null,"abstract":"Mobile devices like Smartphones, tablets and PDAs have become an indispensable part of every person’s day to day activities. The growth and propagation of the smartphones has created new opportunities for religious app developers to develop apps that will provide utilities and an easy accessibility to religious information. The purpose of this research is to conduct a survey and to classify Islamic apps that are available on Google Play Store. The user surveys were conducted to evaluate and investigate the usage pattern of the Islamic apps in everyday life of the Muslims. The results identify the need of authentication of the app content that gives rise to many critical issues and myths. Also, it stresses the need for a “Religion” category in Google Play Store. The benefit of this research is twofold, as it focuses on identifying which app features Muslim users are more interested in using and secondly, the Islamic apps/features that need to be developed.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73788461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Modifikasi pompa air bertenaga mesin telah dilakukan dengan memanfaatkan aliran air lemah. Tenaga penggerak pompa ini adalah kincir dengan rpm (putaran per menit) rendah. Pompa ini terdiri atas delapan bagian utama, yaitu: rangka, kincir, gear besar, gear kecil, pompa jet, pipa masukkan, dan pipa keluaran. Pompa ini bekerja dengan mengkoversi aliran air debit rendah untuk memutar kincir yang tergandeng dengan gear besar. Selanjutnya, gear besar pada kincir juga berputar diikuti gear kecil pada pompa jet yang dihubungkan dengan rantai. Putaran gear kecil menggerakkan komponen pompa jet yang berputar untuk mengisap dan membuang air. Performa pompa ini dianalisis dengan mengukur debit pada ketinggian tertentu. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa pompa ini mampu mengangkat air sampai ketinggian 6 meter dengan debit air 0,02 liter per detik.
{"title":"Modifikasi Pompa Air Menggunakan Kincir Kecepatan Rendah Sebagai Tenaga Penggerak","authors":"J. Aminuddin, N. Nurhayati, Agustina Widiyani","doi":"10.22373/EKW.V5I1.4091","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/EKW.V5I1.4091","url":null,"abstract":"Modifikasi pompa air bertenaga mesin telah dilakukan dengan memanfaatkan aliran air lemah. Tenaga penggerak pompa ini adalah kincir dengan rpm (putaran per menit) rendah. Pompa ini terdiri atas delapan bagian utama, yaitu: rangka, kincir, gear besar, gear kecil, pompa jet, pipa masukkan, dan pipa keluaran. Pompa ini bekerja dengan mengkoversi aliran air debit rendah untuk memutar kincir yang tergandeng dengan gear besar. Selanjutnya, gear besar pada kincir juga berputar diikuti gear kecil pada pompa jet yang dihubungkan dengan rantai. Putaran gear kecil menggerakkan komponen pompa jet yang berputar untuk mengisap dan membuang air. Performa pompa ini dianalisis dengan mengukur debit pada ketinggian tertentu. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa pompa ini mampu mengangkat air sampai ketinggian 6 meter dengan debit air 0,02 liter per detik.","PeriodicalId":11527,"journal":{"name":"Elkawnie","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88898231","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}