Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28554
Ratu Fenny Muldiani, Kunlestiowati Hadiningrum
Abstract:. Based on the syllabus of thermodynamics course in several Engineering Study Programs at Politeknik Negeri Bandung, it shows a very high need for Applied Physics on the subject of Thermodynamics as a prerequisite course. To be able to understand the concept of thermodynamics through laboratory activities, in this research the design and optimization of the Charles Gay-Lussac’s Law device was carried out, the measurement results were confirmed by calculation data using literature. Charles's law states that at fixed pressure, the volume of ideal gas with a certain mass is directly proportional to its temperature and Gay-Lussac's Law states that if the gas in a closed container is kept constant then the gas pressure is directly proportional to its absolute temperature. The results of the design of the Charles’s law experiment device, on P = 925 mbar and T = 298 K, obtained the average pressure of the trial results is 1043 mbar. The test results from the setting of the device show the average coefficient of determination (R2) = 0.9969, meaning that the effect of temperature is strong on changes in volume at a fixed pressure. In the design of the Gay-Lussac’s law experiment, at 925 mbar, T = 297.6 K and the volume of air in the flask was 0.578 x 10-3 m3, the number of moles of the average test shows a relatively consistent value of 1.51 mmol that is in the order of 10-2 mol. The test results show the value of R2 = 0.9822, meaning that the effect of temperature is strong on changes in pressure at a fixed volume.Abstrak: Berdasarkan kajian silabus mata kuliah termodinamika pada beberapa Program Studi Teknik di Politeknik Negeri Bandung menunjukkan kebutuhan yang sangat tinggi terhadap mata kuliah Fisika Terapan pokok bahasan Termodinamika sebagai mata kuliah prasyarat. Untuk dapat memahami konsep termodinamika melalui kegiatan praktikum, pada penelitian ini dilakukan desain dan optimasi alat percobaan Hukum Charles Gay-Lussac, hasil pengukuran dikonfirmasi dengan data perhitungan menggunakan literatur. Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap temperaturnya dan Hukum Gay-Lussac menyatakan jika gas dalam wadah tertutup volumenya dijaga konstan maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya. Hasil perancangan alat percobaan hukum Charles, pada PUkur = 925 mbar dan TRuang rata-rata = 298 K, diperoleh tekanan rata-rata hasil uji coba 1043 mbar. Hasil pengujian dari setting alat tersebut menunjukkan nilai koefisien determinasi rata-rata (R2) = 0.9969, artinya kuatnya pengaruh suhu terhadap perubahan volume pada tekanan tetap. Pada perancangan alat percobaan hukum Gay-Lussac, pada PUkur 925 mbar, TRuang rata-rata 297.6K dan volume udara dalam labu 0.578 x 10-3 m3, diperoleh jumlah mol rata-rata pengujian 1.51 mmol. Hasil pengujian menunjukkan nilai R2 = 0.9822, artinya kuatnya pengaruh suhu terhadap perubahan tekanan pada volume tetap.
文摘:。根据内万隆理工大学几个工程研究项目的热力学课程大纲,可以看出应用物理学对热力学这门课程的要求很高。为了能够通过实验活动理解热力学的概念,本研究对Charles Gay-Lussac定律装置进行了设计和优化,并利用文献计算数据对测量结果进行了验证。查尔斯定律指出,在固定压力下,具有一定质量的理想气体的体积与其温度成正比;盖-吕萨克定律指出,如果密闭容器中的气体保持恒定,则气体压力与其绝对温度成正比。设计了查尔斯定律实验装置的结果,在P = 925 mbar, T = 298 K的条件下,得到的试验结果平均压力为1043 mbar。装置设置的测试结果显示,平均决定系数(R2) = 0.9969,这意味着在固定压力下,温度对体积变化的影响很大。在盖-吕萨克定律实验设计中,在925 mbar, T = 297.6 K,烧瓶内空气体积为0.578 × 10-3 m3时,平均试验的摩尔数显示出相对一致的值,为1.51 mmol,数量级为10-2 mol。试验结果显示,R2 = 0.9822,说明在固定体积下,温度对压力变化的影响较大。摘要/ abstract摘要:Berdasarkan kajian silabus mata kuliah termodinamika paa kubera Program Studi Teknik di Politeknik Negeri万通menunjukkan kebutuhan yang sangat tinggi terhadap mata kuliah Fisika Terapan pokok bahasan termodinamika sebagai mata kuliah prasyarat。Untuk dapat memahami konsep termodinamika melalui kegiatan praktikum, pada penelitian ini dilakukan desain dan optimasi alat percobaan Hukum Charles Gay-Lussac, hasil pengukuran dikonfirmasi dengan data perhitungan menggunakan literature。Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan tetap,体积气体理想bermassa tertentu berbanding lurus terhadap temperature - nya. Hukum Gay-Lussac menyatakan jika gas dalam wadah tertuup volume enya dijaga konstan maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperature mutlaknya。Hasil perancangan alat percobaan hukum Charles, pada PUkur = 925 mbar dan TRuang rata-rata = 298 K, diperoleh tekanan rata-rata Hasil uji coba 1043 mbar。Hasil penguin dari setting alat tersebut menunjukkan nilai koefisien determinasi rata-rata (R2) = 0.9969, artinya kuatnya pengaruh suhu terhadap perubahan volume padadtekanan tetap。Pada perancangan alat percobaan hukum gue - lussac, Pada PUkur 925 mbar, TRuang rata-rata 297.6K dan volume udara dalam labu 0.578 x 10-3 m3, diperoleh jumlah mol rata penguin 1.51 mmol。Hasil penguin menunjukkan nilai R2 = 0.9822, artinya kuatnya pengaruh suhu terhadap perubahan tekanan pada volume tetap。
{"title":"OPTIMASI ALAT PRAKTIKUM TERMODINAMIKA HUKUM CHARLES GAY-LUSSAC UNTUK MAHASISWA REKAYASA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG","authors":"Ratu Fenny Muldiani, Kunlestiowati Hadiningrum","doi":"10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28554","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28554","url":null,"abstract":"Abstract:. Based on the syllabus of thermodynamics course in several Engineering Study Programs at Politeknik Negeri Bandung, it shows a very high need for Applied Physics on the subject of Thermodynamics as a prerequisite course. To be able to understand the concept of thermodynamics through laboratory activities, in this research the design and optimization of the Charles Gay-Lussac’s Law device was carried out, the measurement results were confirmed by calculation data using literature. Charles's law states that at fixed pressure, the volume of ideal gas with a certain mass is directly proportional to its temperature and Gay-Lussac's Law states that if the gas in a closed container is kept constant then the gas pressure is directly proportional to its absolute temperature. The results of the design of the Charles’s law experiment device, on P = 925 mbar and T = 298 K, obtained the average pressure of the trial results is 1043 mbar. The test results from the setting of the device show the average coefficient of determination (R2) = 0.9969, meaning that the effect of temperature is strong on changes in volume at a fixed pressure. In the design of the Gay-Lussac’s law experiment, at 925 mbar, T = 297.6 K and the volume of air in the flask was 0.578 x 10-3 m3, the number of moles of the average test shows a relatively consistent value of 1.51 mmol that is in the order of 10-2 mol. The test results show the value of R2 = 0.9822, meaning that the effect of temperature is strong on changes in pressure at a fixed volume.Abstrak: Berdasarkan kajian silabus mata kuliah termodinamika pada beberapa Program Studi Teknik di Politeknik Negeri Bandung menunjukkan kebutuhan yang sangat tinggi terhadap mata kuliah Fisika Terapan pokok bahasan Termodinamika sebagai mata kuliah prasyarat. Untuk dapat memahami konsep termodinamika melalui kegiatan praktikum, pada penelitian ini dilakukan desain dan optimasi alat percobaan Hukum Charles Gay-Lussac, hasil pengukuran dikonfirmasi dengan data perhitungan menggunakan literatur. Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap temperaturnya dan Hukum Gay-Lussac menyatakan jika gas dalam wadah tertutup volumenya dijaga konstan maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya. Hasil perancangan alat percobaan hukum Charles, pada PUkur = 925 mbar dan TRuang rata-rata = 298 K, diperoleh tekanan rata-rata hasil uji coba 1043 mbar. Hasil pengujian dari setting alat tersebut menunjukkan nilai koefisien determinasi rata-rata (R2) = 0.9969, artinya kuatnya pengaruh suhu terhadap perubahan volume pada tekanan tetap. Pada perancangan alat percobaan hukum Gay-Lussac, pada PUkur 925 mbar, TRuang rata-rata 297.6K dan volume udara dalam labu 0.578 x 10-3 m3, diperoleh jumlah mol rata-rata pengujian 1.51 mmol. Hasil pengujian menunjukkan nilai R2 = 0.9822, artinya kuatnya pengaruh suhu terhadap perubahan tekanan pada volume tetap.","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115416217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28542
M. Ahyar, Y. Pramudya, A. Y. Raisal, Okimustava Okimustava
Abstract: Determination of the beginning of the prayer time is very important for Muslims because it is one of the prayer pillars. However, the determination of beginning morning prayer is still difficult, because the sun is below the horizon. The determination of the beginning of dzuhur, ashr, and maghrib times are easier since the sun's shadow is still clearly visible. The sun position is determined by sun declination. The sun declination value is given a positive sign (+) when it is north of the sky equator and negative sign (-) when it is to the south of the celestial equator. This research method uses the experimental method. The determination of the subuh time has been done by measuring sky brightness level that was measured by SQM. There is a difference between the beginning of morning prayer time between the Accurate Times software calculation and the measurement. In the sun declination variation, difference data ranged from 21 - 36 minutes. From this study, it was concluded that the value of sun declination affected the beginning of dawn time.Abstrak: Penentuan awal waktu salat yang tepat penting bagi umat muslim, karena merupakan salah satu rukun salat. Namun, penentuan awal waktu salat subuh masih sulit, karena matahari berada di bawah horizon. Penentuan awal waktu zuhur, asar, dan magrib lebih mudah karena bayangan matahari masih terlihat jelas. Posisi matahari ditentukan oleh deklinasi matahari, nilai deklinasi matahari diberi tanda positif (+) ketika berada di sebelah utara ekuator langit dan negatif (-) ketika berada di sebelah selatan ekuator langit. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penentuan awal waktu subuh dengan menggunakan pengukuran Tingkat Kecerahan Langit (TKL) ini diukur dengan Sky Quality Meter (SQM). Terdapat selisih awal waktu salat subuh antara perhitungan Software Accurate Times dan pengukuran. Pada variasi deklinasi matahari diperoleh data selisih berkisar antara 21-36 menit. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa nilai deklinasi matahari berpengaruh terhadap awal waktu subuh.
摘要:礼拜开始时间的确定对穆斯林来说是非常重要的,因为它是礼拜的支柱之一。然而,决定开始晨祷仍然是困难的,因为太阳在地平线以下。由于太阳的影子仍然清晰可见,所以确定朱胡尔、阿什尔和马格里布时间的开始比较容易。太阳的位置由太阳赤纬决定。太阳赤纬值在天赤道以北时为正号(+),在天赤道以南时为负号(-)。本研究方法采用实验方法。通过测量SQM测量的天空亮度水平来确定地下时间。在准确时间软件计算和测量之间的早晨祈祷时间开始之间存在差异。在太阳赤纬变化中,差异数据在21 - 36分钟之间。由此得出结论,太阳赤纬的大小影响黎明时间的开始。摘要:Penentuan awal waktu salat yang tepat penting bagi umat muslim, karena merupakan salah satu rukun salat。Namun, penentuan awal waktu salat subuh masih sulit, karena matahari berada di bawah horizon。Penentuan awal waktu zuhur, asar, dan magrib lebih mudah karena bayangan matahari masih terlihat jelas。Posisi matahari ditentukan oleh deklinasi matahari, nilai deklinasi matahari diberi tanda positive (+) ketika berada di sebelah utara ekator langit和negative (-) ketika berada di sebelah selatan ekator langit。在孟古纳坎的实验中。Penentuan awal waktu subbuh dengan menggunakan penguin Tingkat Kecerahan Langit (TKL) ini diukur dengan天空质量计(SQM)。Terdapat selisih awal waktu salat subbuh antara perhitungan软件精确计时和企鹅。帕达瓦拉斯的deklinasmatahari的双重数据selisisberkisarant21 -36年。Dari penelitian ini dispulkan bahwa nilai deklinasi matahari berpengaruh terhadap awal waktu subh。
{"title":"PENENTUAN AWAL WAKTU SUBUH MENGGUNAKAN SKY QUALITY METER PADA VARIASI DEKLINASI MATAHARI","authors":"M. Ahyar, Y. Pramudya, A. Y. Raisal, Okimustava Okimustava","doi":"10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28542","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28542","url":null,"abstract":"Abstract: Determination of the beginning of the prayer time is very important for Muslims because it is one of the prayer pillars. However, the determination of beginning morning prayer is still difficult, because the sun is below the horizon. The determination of the beginning of dzuhur, ashr, and maghrib times are easier since the sun's shadow is still clearly visible. The sun position is determined by sun declination. The sun declination value is given a positive sign (+) when it is north of the sky equator and negative sign (-) when it is to the south of the celestial equator. This research method uses the experimental method. The determination of the subuh time has been done by measuring sky brightness level that was measured by SQM. There is a difference between the beginning of morning prayer time between the Accurate Times software calculation and the measurement. In the sun declination variation, difference data ranged from 21 - 36 minutes. From this study, it was concluded that the value of sun declination affected the beginning of dawn time.Abstrak: Penentuan awal waktu salat yang tepat penting bagi umat muslim, karena merupakan salah satu rukun salat. Namun, penentuan awal waktu salat subuh masih sulit, karena matahari berada di bawah horizon. Penentuan awal waktu zuhur, asar, dan magrib lebih mudah karena bayangan matahari masih terlihat jelas. Posisi matahari ditentukan oleh deklinasi matahari, nilai deklinasi matahari diberi tanda positif (+) ketika berada di sebelah utara ekuator langit dan negatif (-) ketika berada di sebelah selatan ekuator langit. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penentuan awal waktu subuh dengan menggunakan pengukuran Tingkat Kecerahan Langit (TKL) ini diukur dengan Sky Quality Meter (SQM). Terdapat selisih awal waktu salat subuh antara perhitungan Software Accurate Times dan pengukuran. Pada variasi deklinasi matahari diperoleh data selisih berkisar antara 21-36 menit. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa nilai deklinasi matahari berpengaruh terhadap awal waktu subuh.","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131985637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28518
Franciska Ayuningsih Ratnawati
Abstract: This research aims to determine the success of learners in following the learning of Dynamic Fluid material. This research type is Research and Development (R & D) research. Research population is the student of the class of XI IPA.SMA Negeri 1 Gamping Selection of a sample based on a result of low pretest learning, medium, and height. The ATI (Aptitude-Treatment Interaction) model is an effort to increase motivation, achievement and student learning outcomes. The data in the writing of this paper is processed using a comparative analysis of two independent samples. The results showed that learners who were given teaching (treatment) of learning with aptitude treatment can raise the value of learning outcomes.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran materi Fluida Dinamis. Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D).Populasi penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA.SMA Negeri 1Gamping Pemilihan sample berdasarkan hasil belajar pretest rendah, tinggi dan sedang.Adapun Model pembelajaran ATI (AptitudeTreatment Interaction)merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi, prestasi dan hasil belajar siswa. Data dalam penulisan makalah ini diolah menggunakan analisis komparatif dua sampel indepedent. Hasil penelitian menunjukkan peserta didik yang diberi pengajaran (perlakuan) pembelajaran dengan aptitude treatment dapat menaikkan nilai hasil belajar.
摘要:本研究旨在确定学习者在动态流体材料学习中的成功程度。这种研究类型是研究与开发(r&d)研究。Gamping基于低预试学习、中等和高度的结果选择样本。ATI(能力-治疗互动)模型是一种努力,以增加动机,成就和学生的学习成果。本文中的数据是用两个独立样本的比较分析来处理的。结果表明,学习者在接受能力倾向治疗的教学(治疗)后,其学习成果的价值有所提高。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran materi Fluida Dinamis。Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D)。巴勒斯坦人民的权利和权利,以及人民的权利和权利。SMA Negeri 1甘平县样品berdasarkan hasil belajar预测数据,tinggi dan sedang。apadapun Model pembelajaran ATI (aptitude - treatment Interaction)merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi, prestasi and hasil belajar siswa。数据统计、统计、统计、统计分析均与样本无关。Hasil penelitian menunjukkan peserta didik yang diberi pengajaran (perlakuan) penbelajan dengan资质治疗dapat menaikkan nilai Hasil belajar。
{"title":"PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SESUAI MODEL APTITUDE TREATMENT INTERACTION PADA MATERI FLUIDADINAMIS","authors":"Franciska Ayuningsih Ratnawati","doi":"10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28518","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28518","url":null,"abstract":"Abstract: This research aims to determine the success of learners in following the learning of Dynamic Fluid material. This research type is Research and Development (R & D) research. Research population is the student of the class of XI IPA.SMA Negeri 1 Gamping Selection of a sample based on a result of low pretest learning, medium, and height. The ATI (Aptitude-Treatment Interaction) model is an effort to increase motivation, achievement and student learning outcomes. The data in the writing of this paper is processed using a comparative analysis of two independent samples. The results showed that learners who were given teaching (treatment) of learning with aptitude treatment can raise the value of learning outcomes.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran materi Fluida Dinamis. Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D).Populasi penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA.SMA Negeri 1Gamping Pemilihan sample berdasarkan hasil belajar pretest rendah, tinggi dan sedang.Adapun Model pembelajaran ATI (AptitudeTreatment Interaction)merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi, prestasi dan hasil belajar siswa. Data dalam penulisan makalah ini diolah menggunakan analisis komparatif dua sampel indepedent. Hasil penelitian menunjukkan peserta didik yang diberi pengajaran (perlakuan) pembelajaran dengan aptitude treatment dapat menaikkan nilai hasil belajar.","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130306913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28524
Habib Burrahman, A. K. Silitonga, Ilham Haris Batubara, Ahmad Fadlan
Abstract: Numerical weather predictions are currently being developed to address the need for high resolution rainfall forecasting. However, numerical weather forecasts in Indonesia are still problematic in terms of the accuracy of numerical models. Several previous studies have shown that modeling accuracy is strongly influenced by errors in the initial condition data. This study examines efforts from the research and development of the Weather Forecast and Forecast (WRF) model of preliminary data using a satellite beam assimilation procedure for forecasting rainfall in the Ambon region for two different case studies in 2018. Six experimental models are carried out by assimilation of sensors AMSU-A and MHS satellites use the WRFDA 3DVar system. This research was conducted by increasing the assimilation analysis on the initial data model, analyzing the model skills in the dichotomy of rainfall predictions, rainfall criteria, spatial rainfall, and time series of rainfall accumulation compared to BMKG rainfall observation data. The results showed that the DA AMSU-A and MHS experiments correctly modified the initial condition data of the model. Meanwhile, the results of dichotomous verification revealed that the DA observation experiment had the highest skill score forecast compared to other assimilation. but more experiments are needed in the northern Sumatra area to provide more significant results.Abstrak: Prediksi cuaca numerik saat ini terus dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan akan ramalan curah hujan resolusi tinggi. Namun, ramalan cuaca numerik di Indonesia masih bermasalah dalam hal akurasi model numerik. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa akurasi pemodelan sangat dipengaruhi oleh kesalahan dalam data kondisi awal. Penelitian ini mengkaji upaya-upaya dari penelitian dan pengembangan model Prakiraan Cuaca dan Prakiraan (WRF) data awal menggunakan prosedur asimilasi pancaran satelit untuk prakiraan curah hujan di wilayah Ambon untuk dua studi kasus pada musim yang berbeda selama 2018. Enam model eksperimental dijalankan dengan asimilasi sensor satelit AMSU-A dan MHS menggunakan WRFDA sistem 3DVar. Penelitian ini dilakukan dengan analisis peningkatan asimilasi pada model data awal, analisis keterampilan model pada dikotomi prediksi curah hujan, kriteria curah hujan, curah hujan spasial, dan time series akumulasi hujan dibandingkan dengan data pengamatan curah hujan BMKG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksperimen DA AMSU-A dan MHS memodifikasi data kondisi awal model dengan benar. Sementara itu, hasil verifikasi dikotomis mengungkapkan bahwa eksperimen DA observasi memiliki skor ketrampilan prakiraan tertinggi dibandingkan dengan asimilasi lainnya. namun diperlukan lagi percobaan di daerah Sumatra utara untuk memberikan hasil yang lebih signifikan.
摘要:数值天气预报目前正在发展,以满足对高分辨率降雨预报的需求。然而,印度尼西亚的数值天气预报在数值模式的准确性方面仍然存在问题。先前的一些研究表明,建模精度受到初始条件数据误差的强烈影响。本研究考察了2018年两个不同案例研究中使用卫星波束同化程序预测安汶地区降雨的天气预报和预报(WRF)初步数据模型的研究和开发工作。采用WRFDA 3DVar系统,通过同化传感器AMSU-A和MHS卫星进行了6个实验模型。本研究通过增加对初始数据模型的同化分析,对比BMKG降雨观测数据,分析了降雨预测、降雨判据、空间降雨和降雨积累时间序列的二分法模型技能。结果表明,DA AMSU-A和MHS实验正确地修正了模型的初始条件数据。与此同时,二分类验证结果显示,与其他同化相比,DA观察实验对技能得分的预测效果最高。但需要在苏门答腊岛北部地区进行更多的实验,以提供更有意义的结果。摘要:Prediksi cuaca numerik saat ini terus dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan akan ramalan curah hujan resolusi。Namun, ramalan cuaca numerik di Indonesia masih bermasalah dalam hal akurasi模型numerik。Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa akurasi pemodelan sangat dipengaruhi oleh kesalahan dalam数据kondisi awal。Penelitian ini mengkaji upaya-upaya dari Penelitian dan pengembangan模型Prakiraan Cuaca dan Prakiraan (WRF)数据awal menggunakan检察官asimilasi pancaran卫星untuk Prakiraan curah hujan di wilayah Ambon untuk dua研究kasus pada穆斯林yang berbeda selama 2018。Enam模型实验模拟传感器卫星AMSU-A和MHS蒙古那坎WRFDA系统3DVar。Penelitian ini dilakukan dengan分析peningkatan assimilasi pada模型数据awal,分析keterampilan模型pada dikotomi prediksi curah hujan, kriteria curah hujan, curah hujan special, dan时间序列akumulasi hujan dibandingkan dengan数据pengamatan curah hujan BMKG。[3] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [4]在此基础上,我们验证了两种不同类型的生物特征,并对其进行了实验。namun diperlukan lagi percobaan di daerah Sumatra utara untuk成员kan hasil yang lebih signfikan。
{"title":"PENGARUH ASIMILASI MODEL CUACA WEATHER RESEARCH FORECAST (WRF) DENGAN DATA RADIASI SATELIT TERHADAP ESTIMASI CURAH HUJAN (Studi Kasus Stasiun Meteorologi Pattimura‒Ambon Tanggal 24-25 Juli 2013)","authors":"Habib Burrahman, A. K. Silitonga, Ilham Haris Batubara, Ahmad Fadlan","doi":"10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28524","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28524","url":null,"abstract":"Abstract: Numerical weather predictions are currently being developed to address the need for high resolution rainfall forecasting. However, numerical weather forecasts in Indonesia are still problematic in terms of the accuracy of numerical models. Several previous studies have shown that modeling accuracy is strongly influenced by errors in the initial condition data. This study examines efforts from the research and development of the Weather Forecast and Forecast (WRF) model of preliminary data using a satellite beam assimilation procedure for forecasting rainfall in the Ambon region for two different case studies in 2018. Six experimental models are carried out by assimilation of sensors AMSU-A and MHS satellites use the WRFDA 3DVar system. This research was conducted by increasing the assimilation analysis on the initial data model, analyzing the model skills in the dichotomy of rainfall predictions, rainfall criteria, spatial rainfall, and time series of rainfall accumulation compared to BMKG rainfall observation data. The results showed that the DA AMSU-A and MHS experiments correctly modified the initial condition data of the model. Meanwhile, the results of dichotomous verification revealed that the DA observation experiment had the highest skill score forecast compared to other assimilation. but more experiments are needed in the northern Sumatra area to provide more significant results.Abstrak: Prediksi cuaca numerik saat ini terus dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan akan ramalan curah hujan resolusi tinggi. Namun, ramalan cuaca numerik di Indonesia masih bermasalah dalam hal akurasi model numerik. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa akurasi pemodelan sangat dipengaruhi oleh kesalahan dalam data kondisi awal. Penelitian ini mengkaji upaya-upaya dari penelitian dan pengembangan model Prakiraan Cuaca dan Prakiraan (WRF) data awal menggunakan prosedur asimilasi pancaran satelit untuk prakiraan curah hujan di wilayah Ambon untuk dua studi kasus pada musim yang berbeda selama 2018. Enam model eksperimental dijalankan dengan asimilasi sensor satelit AMSU-A dan MHS menggunakan WRFDA sistem 3DVar. Penelitian ini dilakukan dengan analisis peningkatan asimilasi pada model data awal, analisis keterampilan model pada dikotomi prediksi curah hujan, kriteria curah hujan, curah hujan spasial, dan time series akumulasi hujan dibandingkan dengan data pengamatan curah hujan BMKG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksperimen DA AMSU-A dan MHS memodifikasi data kondisi awal model dengan benar. Sementara itu, hasil verifikasi dikotomis mengungkapkan bahwa eksperimen DA observasi memiliki skor ketrampilan prakiraan tertinggi dibandingkan dengan asimilasi lainnya. namun diperlukan lagi percobaan di daerah Sumatra utara untuk memberikan hasil yang lebih signifikan.","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130726439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: As a natural resource that is vital in supporting human life, the evaluation of the availability of water resources is an urgency in determining and projecting the condition of water surplus or deficit in a Wilayah. There are various methods in evaluating the availability of water resources in an area, one method that has a high level of significance is the Thornthwaite Mather water balance method. Water balance analysis was carried out in 3 Wilayahs in Java Island which have monsoonal rain types, including Bandung, Begawan Solo watershed, and Pasuruan. The results of the evaluation of the availability of water resources in Bandung show a surplus condition of water in the rainy season period and deficit in the dry season period. Meanwhile, the water balance analysis in Solo shows deficit conditions in all areas covered by the Bengawan Solo watershed. Water balance analysis in Pasuruan Regency shows the same pattern as the Bandung area, where there is a surplus condition in the rainy season and deficits in the dry season period. While the results of the projection of the availability of water resources show varying results in the three Wilayahs, where there is generally an increase in the number of Wilayahs experiencing water deficits. Based on these conditions, water conservation efforts need to be formulated, both by the community and the local government.Abstrak: Sebagai sumber daya alam yang sangat vital dalam menunjang kehidupan manusia, evaluasi ketersediaan sumber daya air merupakan sebuah urgensi dalam menentukan serta memproyeksikan kondisi surplus atau defisit air di suatu wilayah. Terdapat berbagai metode dalam mengevaluasi ketersediaan sumber daya air di suatu wilayah, salah satu metode yang memiliki tingkat signifikansi tinggi adalah metode neraca air Thornthwaite Mather. Analisis neraca air dilakukan pada 3 wilayah di Pulau Jawa yang memiliki tipe hujan monsunal, meliputi Bandung, DAS Begawan Solo, dan Pasuruan. Hasil evaluasi ketersediaan sumber daya air di Bandung menunjukkan kondisi surplus air pada periode musim penghujan dan defisit pada periode musim kemarau. Sementara itu, analisis neraca air di Solo menunjukkan kondisi defisit pada seluruh area yang tercakup dalam DAS Bengawan Solo. Analisis neraca air di Kabupaten Pasuruan menunjukkan pola yang sama dengan wilayah Bandung, dimana terjadi kondisi surplus pada periode musim penghujan dan defisit pada periode musim kemarau. Sedangkan hasil proyeksi ketersediaan sumber daya air menunjukkan hasil yang bervariasi pada ketiga wilayah, dimana secara umum terjadi peningkatan jumlah wilayah yang mengalami defisit air. Berpijak pada kondisi tersebut, upaya-upaya konservasi air perlu segera dirumuskan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah setempat.
摘要:水资源作为一种对人类生活至关重要的自然资源,对其可用性进行评估是确定和预测维拉亚地区水资源过剩或短缺状况的一个紧迫问题。在评估一个地区的水资源可用性有多种方法,其中一种具有高度意义的方法是Thornthwaite Mather水平衡法。对爪哇岛具有季风降雨类型的3个省,包括万隆、Begawan Solo流域和Pasuruan流域进行了水平衡分析。万隆市水资源可利用性评价结果显示,万隆市汛期水资源处于盈余状态,旱季水资源处于亏缺状态。同时,索罗的水平衡分析显示了班加班索罗流域所覆盖的所有地区的水平衡状况。Pasuruan地区的水平衡分析与万隆地区相同,在雨季出现盈余,在旱季出现赤字。虽然对水资源可用性的预测结果显示,三个省的结果各不相同,但缺水的省的数量普遍有所增加。基于这些条件,社区和地方政府都需要制定节水措施。摘要/ abstract摘要:青藏高原地区的空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量、空气质量。Terdapat berbagai方法dalam mengevaluasketertersedeaumddaya air di suatu wilayah, salah satu memeyang memoriliki signikansi adalah memede neraca air thorthwaite Mather。分析空气中空气浓度的变化,分析爪哇岛的空气质量,分析爪哇岛的空气质量,分析爪哇岛的空气质量,分析爪哇岛的空气质量,分析爪哇岛的空气质量。哈西尔评价:在万隆市,空气质量,空气质量,空气盈余,空气质量,空气质量,空气质量,空气质量,空气质量,空气质量,空气质量,空气质量Sementara itu,分析数据,分析数据,分析数据,分析数据,分析数据,分析数据,分析数据。[分析][footnoterjadi] [footnoterjadi] [footnoterjadi] [footnoterjadi] [footnoterjadi] [footnoterjadi] [footnoterjadi] [footnoterjdi] [footnoterjdi]。]Sedangkan hasil proyeksi ketersediaan sumddaya air menunjukkan hasil yang bervariaspada ketiga wilayah, dimana secara umum terjadi peningkatan jumlah wilayah yang mengalami赤字空气。Berpijak pada kondisi tersebut, upaya-upaya konservasi air perlu segera dirumuskan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah setempat。
{"title":"EVALUASI KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS METODE NERACA AIR THORNTHWAITE MATHER UNTUK PENDUGAAN SURPLUS DAN DEFISIT AIR DI PULAU JAWA","authors":"Anistia Malinda Hidayat, Aryo Prasetyo Mulyo, Audia Azizah Azani, Diar Aofany, Ricky Nadiansyah, Hasti Amrih Rejeki","doi":"10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28506","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28506","url":null,"abstract":"Abstract: As a natural resource that is vital in supporting human life, the evaluation of the availability of water resources is an urgency in determining and projecting the condition of water surplus or deficit in a Wilayah. There are various methods in evaluating the availability of water resources in an area, one method that has a high level of significance is the Thornthwaite Mather water balance method. Water balance analysis was carried out in 3 Wilayahs in Java Island which have monsoonal rain types, including Bandung, Begawan Solo watershed, and Pasuruan. The results of the evaluation of the availability of water resources in Bandung show a surplus condition of water in the rainy season period and deficit in the dry season period. Meanwhile, the water balance analysis in Solo shows deficit conditions in all areas covered by the Bengawan Solo watershed. Water balance analysis in Pasuruan Regency shows the same pattern as the Bandung area, where there is a surplus condition in the rainy season and deficits in the dry season period. While the results of the projection of the availability of water resources show varying results in the three Wilayahs, where there is generally an increase in the number of Wilayahs experiencing water deficits. Based on these conditions, water conservation efforts need to be formulated, both by the community and the local government.Abstrak: Sebagai sumber daya alam yang sangat vital dalam menunjang kehidupan manusia, evaluasi ketersediaan sumber daya air merupakan sebuah urgensi dalam menentukan serta memproyeksikan kondisi surplus atau defisit air di suatu wilayah. Terdapat berbagai metode dalam mengevaluasi ketersediaan sumber daya air di suatu wilayah, salah satu metode yang memiliki tingkat signifikansi tinggi adalah metode neraca air Thornthwaite Mather. Analisis neraca air dilakukan pada 3 wilayah di Pulau Jawa yang memiliki tipe hujan monsunal, meliputi Bandung, DAS Begawan Solo, dan Pasuruan. Hasil evaluasi ketersediaan sumber daya air di Bandung menunjukkan kondisi surplus air pada periode musim penghujan dan defisit pada periode musim kemarau. Sementara itu, analisis neraca air di Solo menunjukkan kondisi defisit pada seluruh area yang tercakup dalam DAS Bengawan Solo. Analisis neraca air di Kabupaten Pasuruan menunjukkan pola yang sama dengan wilayah Bandung, dimana terjadi kondisi surplus pada periode musim penghujan dan defisit pada periode musim kemarau. Sedangkan hasil proyeksi ketersediaan sumber daya air menunjukkan hasil yang bervariasi pada ketiga wilayah, dimana secara umum terjadi peningkatan jumlah wilayah yang mengalami defisit air. Berpijak pada kondisi tersebut, upaya-upaya konservasi air perlu segera dirumuskan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah setempat.","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"100 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132958799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28526
Heriyanto Wicaksono, Fazrul Rafsanjani Sadarang, Ahmad Fadlan
Abstract: The phenomenon of hail again hit Indonesia. The hail occurred in Lubuklinggau City, South Sumatra on October 15 2018, at around 16.20 WIB. Based on AWS Tugu Mulyo observation data, the rainfall on 15 October 2018 was recorded at 26.8 mm which included the medium rainfall category according to BMKG. This research aims to analyze the state of the atmosphere, satellite imagery, sea surface temperature anomalies, and air lability during the hailstorm in Lubuklinggau. Analysis of atmospheric conditions using air temperature data (T), air humidity (RH), and air pressure (P) results of observations of the surface before, during, and after the event. The Himawari satellite image with a resolution of 0.02º x 0.02º is processed with the SATAID application and is used to view the cloud growth phase. Air lability was analyzed by processing radiosonde data from Weather Wyoming Web using the RAOB application 5.7. The results of the analysis show that in the event of hail, the surface air temperature has decreased significantly, the surface air humidity has a significant increase, and the lowest surface air pressure is lower than the day before the hail. The air lability index shows that before the occurrence of hail, atmospheric conditions are unstable causing massive growth of convective clouds. The anomaly of sea surface temperature around Sumatra Island is quite warm, which is 0.5ºC. 1,8ºC which results in the possibility of cloud formation around Sumatra Island getting bigger. Based on satellite imagery, the peak temperature of the cloud at 16.00 WIB is -10.3ºC and at 16.10 WIB the cloud peak temperature reaches -67.8ºC. The significant decrease in cloud peak temperature in the 10-minute period indicates the presence of cloud growth due to a very strong updraft so that the peak temperature of the cloud becomes very cold. The temperature of the cloud peak reaching -67.8ºC shows that there is a convective cloud that is strong enough when there is hail in Lubuklinggau.Abstrak: Fenomena hujan es kembali melanda Indonesia. Hujan es tersebut terjadi di Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan pada tanggal 15 Oktober 2018 sekitar pukul 16.20 WIB. Berdasarkan data pengamatan AWS Tugu Mulyo, curah hujan pada tanggal 15 Oktober 2018 tercatat sebesar 26,8 mm yang termasuk kategori hujan sedang menurut BMKG. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisis keadaan atmosfer, citra satelit, anomali suhu permukaan laut, dan labilitas udara pada saat terjadi hujan es di Lubuklinggau. Analisis keadaan atmosfer menggunakan data suhu udara (T), kelembapan udara (RH), dan tekanan udara (P) hasil pengamatan permukaan sebelum, saat, dan sesudah kejadian. Citra satelit Himawari dengan resolusi 0.02º x 0.02º diolah dengan aplikasi SATAID dan digunakan untuk melihat fase pertumbuhan awan. Labilitas udara dianalisis dengan mengolah data radiosonde dari Weather Wyoming Web menggunakan aplikasi RAOB 5.7. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada saat terjadi hujan es, suhu udara perm
摘要:印尼再次遭遇冰雹现象。该冰雹于2018年10月15日在南苏门答腊岛卢布克灵高市发生,时间约为16.20 WIB。基于AWS土古木里奥观测数据,2018年10月15日的降雨量为26.8毫米,根据BMKG,其中包括中等降雨类别。本研究旨在分析陆布克灵高雹暴期间的大气状态、卫星影像、海温异常和空气不稳定性。利用在事件发生之前、期间和之后的地面观测数据(T)、空气湿度(RH)和气压(P)分析大气状况。用SATAID应用程序处理分辨率为0.02ºx 0.02º的Himawari卫星图像,并用于查看云的生长阶段。通过使用RAOB应用程序5.7处理来自Weather Wyoming Web的无线电探空数据来分析空气稳定性。分析结果表明,发生冰雹时,地面气温明显下降,地面空气湿度明显增加,地面最低气压低于冰雹前一天。空气不稳定指数表明,在冰雹发生前,大气条件不稳定,对流云大量生长。苏门答腊岛附近海面温度异常偏暖,为0.5ºC。1.8ºC导致苏门答腊岛周围云层形成的可能性越来越大。卫星图像显示,16.00 WIB时云峰温度为-10.3ºC, 16.10 WIB时云峰温度为-67.8ºC。云的峰值温度在10分钟内显著下降,表明由于非常强的上升气流,云的增长使得云的峰值温度变得非常冷。云峰温度达到-67.8℃,说明卢布克灵高有冰雹时存在足够强的对流云。摘要:印度尼西亚的热带雨林现象。Hujan es tersebut terjadi di Kota,苏门答腊岛Lubuklinggau Selatan padanggal 2018年10月15日sekitar pukul 16.20 WIB。Berdasarkan数据pengamatan AWS Tugu Mulyo, curah hujan pada tanggal 2018年10月15日tercatatsebesar 26,8 mm yang termasuk kategori hujan sedang menurut BMKG。Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalysis keadan atmoan, citra卫星,异常suhu permukaan laut, dan labilitas udara pada saat terjadi hujan di lubuklingau。keadaan大气数据分析suhu udara (T), kelembapan udara (RH), dan tekanan udara (P) hasil pengamatan permukaan sebelum, saat, dan sesudah kejadian。Citra卫星Himawari dengan分辨率为0.02ºx 0.02ºdiolagan dengan应用于该卫星。Labilitas udara dianalation dengan mengolah数据无线电探空仪dari Weather Wyoming Web menggunakan应用kasi raob5.7。Hasil分析menunjukkan bahwa pada saat terjadinya hujan es, suhu udara permukaan mengalami penurunan yang signifikan, kelembapan udara permukaan mengalami kenaikan yang signifikan, serta tekanan udara permukaan terendah lebih rendah daripada hari sebelum terjadinya hujan es。Indeks labilitas udara menunjukkan bahwa sebelum terjadinya hujanes, kondisi atmofer dalam keadaan labilseingka menyebabkan pertumbuhan an konvektif yang masif。异常suhu permukaan laut di sekitar sumatra cucuup hangat, yitu 0,5ºC s.d 1,8ºC yang mengakibatkan peluang terbentuknya and di sekitar sumatra semakin besar。中国卫星,江苏江苏- 10.3℃,江苏江苏- 67.8℃。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。”Suhu punak awan yang mencapai -67,8ºC menunjukkan bahwa terdapat awan konvektif yang cuup kuat saat teradi hujan es di lubuklingau。
{"title":"ANALISIS HUJAN ES DI KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN MEMANFAATKAN DATA CITRA SATELIT HIMAWARI-8 DAN RADIOSONDE","authors":"Heriyanto Wicaksono, Fazrul Rafsanjani Sadarang, Ahmad Fadlan","doi":"10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28526","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28526","url":null,"abstract":"Abstract: The phenomenon of hail again hit Indonesia. The hail occurred in Lubuklinggau City, South Sumatra on October 15 2018, at around 16.20 WIB. Based on AWS Tugu Mulyo observation data, the rainfall on 15 October 2018 was recorded at 26.8 mm which included the medium rainfall category according to BMKG. This research aims to analyze the state of the atmosphere, satellite imagery, sea surface temperature anomalies, and air lability during the hailstorm in Lubuklinggau. Analysis of atmospheric conditions using air temperature data (T), air humidity (RH), and air pressure (P) results of observations of the surface before, during, and after the event. The Himawari satellite image with a resolution of 0.02º x 0.02º is processed with the SATAID application and is used to view the cloud growth phase. Air lability was analyzed by processing radiosonde data from Weather Wyoming Web using the RAOB application 5.7. The results of the analysis show that in the event of hail, the surface air temperature has decreased significantly, the surface air humidity has a significant increase, and the lowest surface air pressure is lower than the day before the hail. The air lability index shows that before the occurrence of hail, atmospheric conditions are unstable causing massive growth of convective clouds. The anomaly of sea surface temperature around Sumatra Island is quite warm, which is 0.5ºC. 1,8ºC which results in the possibility of cloud formation around Sumatra Island getting bigger. Based on satellite imagery, the peak temperature of the cloud at 16.00 WIB is -10.3ºC and at 16.10 WIB the cloud peak temperature reaches -67.8ºC. The significant decrease in cloud peak temperature in the 10-minute period indicates the presence of cloud growth due to a very strong updraft so that the peak temperature of the cloud becomes very cold. The temperature of the cloud peak reaching -67.8ºC shows that there is a convective cloud that is strong enough when there is hail in Lubuklinggau.Abstrak: Fenomena hujan es kembali melanda Indonesia. Hujan es tersebut terjadi di Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan pada tanggal 15 Oktober 2018 sekitar pukul 16.20 WIB. Berdasarkan data pengamatan AWS Tugu Mulyo, curah hujan pada tanggal 15 Oktober 2018 tercatat sebesar 26,8 mm yang termasuk kategori hujan sedang menurut BMKG. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisis keadaan atmosfer, citra satelit, anomali suhu permukaan laut, dan labilitas udara pada saat terjadi hujan es di Lubuklinggau. Analisis keadaan atmosfer menggunakan data suhu udara (T), kelembapan udara (RH), dan tekanan udara (P) hasil pengamatan permukaan sebelum, saat, dan sesudah kejadian. Citra satelit Himawari dengan resolusi 0.02º x 0.02º diolah dengan aplikasi SATAID dan digunakan untuk melihat fase pertumbuhan awan. Labilitas udara dianalisis dengan mengolah data radiosonde dari Weather Wyoming Web menggunakan aplikasi RAOB 5.7. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada saat terjadi hujan es, suhu udara perm","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132692837","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28528
I. Utama, Dewangga Palguna, R. Mahubessy, Prabu Aditya, P. Winarso
Abstract: On April 24, 2018, landspout occurred in the Yogyakarta area. Based on the report of the BPBD DIY Emergency Operation Center, this incident caused significant losses, including about 34 houses damaged and trees collapsed at a number of points. According to BMKG, landspout can generally occur when entering the transition season. The data used in this study are surface air observation data, radar data, and satellite data that are used to see cumulonimbus cloud growth. The method used is descriptive analysis to look at atmospheric dynamics when the landspout occurs. Based on the results of the analysis carried out the data used can show the process and characteristics of the landspout occurrence including a fairly low surface pressure decrease at the time of the incident, satellite imagery shows a collection of convective clouds that cause convection process, while radar images show a range of reflectivity between 30-35 dBZ.Abstrak: Pada tanggal 24 April 2018 terjadi puting beliung di wilayah Yogyakarta. Berdasarkan laporan Pusdalops BPBD DIY kejadian ini menimbulkan kerugian yang cukup signifikan diantaranya sekitar 34 rumah rusak dan pohon tumbang di sejumlah titik. Menurut BMKG, puting beliung umumnya dapat terjadi saat memasuki musim pancaroba. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengamatan udara permukaan, data radar, dan data satelit yang digunakan untuk melihat pertumbuhan awan cumulonimbus. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk melihat dinamika atmosfer saat terjadinya putting beliung. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan data-data yang digunakan dapat menunjukkan proses serta karakterisitik terjadinya angin puting beliung diantaranya terjadi penurunan tekanan permukaan yang cukup rendah pada saat kejadian, citra satelit menunjukan kumpulan awan-awan konvektif yang menimbulkan proses konveksi, sedangkan citra radar menunjukan reflektivitas berkisar antara 30-35 dBZ.
摘要:2018年4月24日,日惹地区发生了陆地爆发。根据BPBD DIY应急行动中心的报告,这起事件造成了重大损失,包括约34所房屋受损,多处树木倒塌。根据BMKG的说法,陆地爆发通常会在进入过渡季节时发生。本研究使用的数据是地面空气观测数据、雷达数据和用于观察积雨云增长的卫星数据。所使用的方法是描述性分析,以观察陆地喷口发生时的大气动力学。根据所进行的分析结果,所使用的数据可以显示陆地喷口发生的过程和特征,包括事件发生时相当低的地表压力下降,卫星图像显示了引起对流过程的对流云集合,而雷达图像显示反射率范围在30-35 dBZ之间。摘要:2018年4月24日,日惹,日惹。这是我的第一个生日,我的第一个生日,我的第一个生日,我的第一个生日。Menurut BMKG,放beling umumnya dapat terjadi saat memasuki musm pancaroba。资料yang digunakan untuk melihat pertumbuhan awan积雨云资料yang digunakan untuk melihat pertumbuhan awan。Metode yang diunakan adalah分析报告认为,大气中存在的大气污染是大气污染的主要原因。杨Berdasarkan hasil分析杨dilakukan数据资料digunakan dapat menunjukkan散文舒达karakterisitik terjadinya圈加点beliung diantaranya terjadi penurunan tekanan permukaan杨cukup rendah篇种子kejadian, citra satelit menunjukan kumpulan awan-awan konvektif杨menimbulkan散文konveksi,而citra雷达menunjukan reflektivitas berkisar安塔拉- dBZ。
{"title":"KAJIAN KONDISI ATMOSFER SAAT KEJADIAN PUTING BELIUNG DI YOGYAKARTA (STUDI KASUS 24 APRIL 2018)","authors":"I. Utama, Dewangga Palguna, R. Mahubessy, Prabu Aditya, P. Winarso","doi":"10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28528","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28528","url":null,"abstract":"Abstract: On April 24, 2018, landspout occurred in the Yogyakarta area. Based on the report of the BPBD DIY Emergency Operation Center, this incident caused significant losses, including about 34 houses damaged and trees collapsed at a number of points. According to BMKG, landspout can generally occur when entering the transition season. The data used in this study are surface air observation data, radar data, and satellite data that are used to see cumulonimbus cloud growth. The method used is descriptive analysis to look at atmospheric dynamics when the landspout occurs. Based on the results of the analysis carried out the data used can show the process and characteristics of the landspout occurrence including a fairly low surface pressure decrease at the time of the incident, satellite imagery shows a collection of convective clouds that cause convection process, while radar images show a range of reflectivity between 30-35 dBZ.Abstrak: Pada tanggal 24 April 2018 terjadi puting beliung di wilayah Yogyakarta. Berdasarkan laporan Pusdalops BPBD DIY kejadian ini menimbulkan kerugian yang cukup signifikan diantaranya sekitar 34 rumah rusak dan pohon tumbang di sejumlah titik. Menurut BMKG, puting beliung umumnya dapat terjadi saat memasuki musim pancaroba. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengamatan udara permukaan, data radar, dan data satelit yang digunakan untuk melihat pertumbuhan awan cumulonimbus. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk melihat dinamika atmosfer saat terjadinya putting beliung. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan data-data yang digunakan dapat menunjukkan proses serta karakterisitik terjadinya angin puting beliung diantaranya terjadi penurunan tekanan permukaan yang cukup rendah pada saat kejadian, citra satelit menunjukan kumpulan awan-awan konvektif yang menimbulkan proses konveksi, sedangkan citra radar menunjukan reflektivitas berkisar antara 30-35 dBZ.","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130901242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28500
A. Habib, Anisatul Fitri, Ninik Anggraeni, Dedi Sucahyono
Abstract: Pearl oysters (Pinctada maxima) is one of the potential economic resources of the sea but its supply from nature is not comparable with the rapid market needs for this product, so the population of pearl oysters is depleting and the price continues to increase. To overcome these problems can be done with cultivation and the selection of the right location supported by hydrometeorological parameters that match the quality standards for marine biota is one factor that influences the success of cultivation. The cultivation of pearl oysters is one of the potential waters in Indonesia, especially in the waters of Lombok. The purpose of this study was to analyze hydrometeorological parameters (current velocity, sea surface temperature, and salinity) and their influence on potential areas for the cultivation of pearl oysters based on seasonal patterns in the waters of Lombok, West Nusa Tenggara. This study utilizes satellite image data from January 2006 to December 2016. The method used is to classify each hydrometeorological parameter based on scoring, then each parameter is overlaid so that the highest score is obtained which indicates the most potential area for the cultivation of pearl oysters. The results showed that in general in the waters of Lombok, West Nusa Tenggara was included as a potential location for the cultivation of pearl oysters. The parameters used as references are in the good range for the growth and development of Pearl oysters in the waters of Lombok, West Nusa Tenggara.Abstrak: Tiram mutiara (Pinctada maxima) merupakan salah satu sumber daya laut yang berpotensi ekonomi tinggi tetapi persediaannya dari alam tidak sebanding dengan pesatnya kebutuhan pasar untuk produk ini, sehingga populasi tiram mutiara makin menipis dan harganya pun terus meningkat. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan usaha budidaya dan pemilihan lokasi yang tepat dengan didukung parameter hidrometeorologi yang sesuai baku mutu untuk biota laut adalah satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan usaha budidaya. Usaha budidaya tiram mutiara merupakan salah satu potensi perairan di Indonesia khususnya di wilayah Perairan Lombok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis parameter hidrometeorologi (kecepatan arus, suhu permukaan laut, dan salinitas) serta pengaruhnya terhadap daerah potensial untuk budidaya tiram mutiara berdasarkan pola musiman di Perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini memanfaatkan data citra satelit pada bulan Januari 2006 hingga bulan Desember 2016. Metode yang digunakan yaitu dengan mengklasifikasikan setiap parameter hidrometeorologi berdasarkan scoring, kemudian masing-masing parameter di overlay sehingga akan didapatkan skor tertinggi yang mengindikasikan daerah paling potensial untuk budidaya tiram mutiara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum di Perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat termasuk sebagai lokasi yang potensial untuk budidaya tiram mutiara. Parameter-pa
摘要:珍珠牡蛎(Pinctada maxima)是一种潜在的海洋经济资源,但其自然供给量与市场对该产品的快速需求无法相比,因此珍珠牡蛎种群正在枯竭,价格不断上涨。克服这些问题可以通过养殖来解决,在符合海洋生物群质量标准的水文气象参数支持下选择合适的地点是影响养殖成功的一个因素。珍珠牡蛎的养殖是印度尼西亚的潜在水域之一,特别是在龙目岛水域。本研究的目的是分析水文气象参数(流速、海面温度和盐度)及其对西努沙登加拉龙目岛水域珍珠牡蛎潜在养殖区域的季节性影响。本研究利用了2006年1月至2016年12月的卫星图像数据。采用的方法是对各水文气象参数进行评分,然后对各参数进行叠加,得到的分数最高,表示最适合养殖珍珠贝的区域。结果表明,在龙目岛水域中,西努沙登加拉被列为珍珠牡蛎养殖的潜在地点。作为参考的参数在西努沙登加拉龙目岛水域珍珠牡蛎生长发育的良好范围内。摘要:木虱(pintada maxima) merupakan salah satu sumber daya laut yang berpotensi economi tinggi tetapi persediaannya dari alam tidak sebanding dengan pesatnya kebutuhan pasar untuk produck ini, sehinga populasi Tiram mutiara makinipis dan harganya pun terus meningkat)。Untuk menanggulangi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan usaha budidaya dan pemilihan lokasi yang tepat dengan didukung参数水文气象学yang sesuai baku mutu Untuk biota laut adalah satu factor for yang berpengaruh dalam keberhasilan usaha budidaya。在龙目岛,龙目岛上有一艘船。图juan dari penelitian ini adalah untuk menganalysis参数水文气象学(keepatan arus, suhu permukaan laut, dan salinitas) serta pengaruhnya terhadap daerah potential untuk budidaya tiram mutiara berdasarkan polan musiman, Perairan Lombok, Nusa tengarara Barat)。从2006年1月到2016年12月,通过卫星观测获得了Penelitian ini memanfaatkan数据。Metode yang digunakan yitu dengan mengklasifikasikan设置参数水文气象学berdasarkan评分,kemudian masing-masing参数di overlay seingga akan didapatkan skor tertinggi yang mengindikasikan daerah paling potential untuk budidaya tiram mutiara。龙目岛,努沙登加拉,巴拉特马苏克,巴巴加,洛卡西扬,潜在的乌迪达亚,蒂拉姆穆蒂拉。参数-参数yang dijadikan acuan berada padkisaran baik untuk pertumbuhan danperkembangan tiram Mutiara di Perairan龙目岛,Nusa Tenggara Barat。
{"title":"PEMETAAN DAERAH POTENSIAL BUDIDAYA TIRAM MUTIARA (PINCTADA MAXIMA) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT BERDASARKAN PARAMETER HIDROMETEOROLOGI TERHADAP POLA MUSIMAN DI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA","authors":"A. Habib, Anisatul Fitri, Ninik Anggraeni, Dedi Sucahyono","doi":"10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28500","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28500","url":null,"abstract":"Abstract: Pearl oysters (Pinctada maxima) is one of the potential economic resources of the sea but its supply from nature is not comparable with the rapid market needs for this product, so the population of pearl oysters is depleting and the price continues to increase. To overcome these problems can be done with cultivation and the selection of the right location supported by hydrometeorological parameters that match the quality standards for marine biota is one factor that influences the success of cultivation. The cultivation of pearl oysters is one of the potential waters in Indonesia, especially in the waters of Lombok. The purpose of this study was to analyze hydrometeorological parameters (current velocity, sea surface temperature, and salinity) and their influence on potential areas for the cultivation of pearl oysters based on seasonal patterns in the waters of Lombok, West Nusa Tenggara. This study utilizes satellite image data from January 2006 to December 2016. The method used is to classify each hydrometeorological parameter based on scoring, then each parameter is overlaid so that the highest score is obtained which indicates the most potential area for the cultivation of pearl oysters. The results showed that in general in the waters of Lombok, West Nusa Tenggara was included as a potential location for the cultivation of pearl oysters. The parameters used as references are in the good range for the growth and development of Pearl oysters in the waters of Lombok, West Nusa Tenggara.Abstrak: Tiram mutiara (Pinctada maxima) merupakan salah satu sumber daya laut yang berpotensi ekonomi tinggi tetapi persediaannya dari alam tidak sebanding dengan pesatnya kebutuhan pasar untuk produk ini, sehingga populasi tiram mutiara makin menipis dan harganya pun terus meningkat. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan usaha budidaya dan pemilihan lokasi yang tepat dengan didukung parameter hidrometeorologi yang sesuai baku mutu untuk biota laut adalah satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan usaha budidaya. Usaha budidaya tiram mutiara merupakan salah satu potensi perairan di Indonesia khususnya di wilayah Perairan Lombok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis parameter hidrometeorologi (kecepatan arus, suhu permukaan laut, dan salinitas) serta pengaruhnya terhadap daerah potensial untuk budidaya tiram mutiara berdasarkan pola musiman di Perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini memanfaatkan data citra satelit pada bulan Januari 2006 hingga bulan Desember 2016. Metode yang digunakan yaitu dengan mengklasifikasikan setiap parameter hidrometeorologi berdasarkan scoring, kemudian masing-masing parameter di overlay sehingga akan didapatkan skor tertinggi yang mengindikasikan daerah paling potensial untuk budidaya tiram mutiara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum di Perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat termasuk sebagai lokasi yang potensial untuk budidaya tiram mutiara. Parameter-pa","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122552081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-28DOI: 10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28522
R. Rinaldi, M. Kuncoro, Yesiana Arimurti
Abstract: This study aims to compare the charging of capacitors by piezoelectric with batteries. The research method is tapping a 2.7 cm diameter piezoelectric using a finger with a frequency of 30 bpm, 60 bpm, 90 bpm, 120 bpm, 150 bpm and 180 bpm to fill a capacitor of 47 uF which is observed every 10 seconds for 90 seconds. The 30, 60, 90, 120, 150, and 180 bpm beats respectively produced the capacitor end voltage of 575 mV, 882 mV, 980 mV, 1337 mV, 1383 mV, and 1444 mV. After that, the relationship between the beat frequency and the final voltage of the capacitor is analyzed to be compared with charging the capacitor by the battery.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengisian kapasitor oleh piezoelektrik dengan baterai. Metode peneltian berupa mengetuk sebuah piezoelektrik berdiameter 2,7 cm menggunakan jari tangan dengan frekuensi 30 bpm, 60 bpm, 90 bpm, 120 bpm, 150 bpm, dan 180 bpm untuk mengisi kapasitor sebesar 47 uF yang tegangannya diamati setiap 10 detik selama 90 detik. Ketukan 30, 60, 90, 120, 150, dan 180 bpm secara berturut – turut menghasilkan tegangan akhir kapasitor sebesar 575 mV, 882 mV, 980 mV, 1337 mV, 1383 mV, dan 1444 mV. Setelah itu, hubungan antara frekuensi ketukan dan tegangan akhir kapasitor dianalsisis untuk dibandingkan dengan pengisian kapasitor oleh baterai.
{"title":"PERBANDINGAN PENGISIAN KAPASITOR OLEH PIEZOELEKTRIK DENGAN BATERI","authors":"R. Rinaldi, M. Kuncoro, Yesiana Arimurti","doi":"10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28522","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PROSIDINGSNFA.V3I0.28522","url":null,"abstract":"Abstract: This study aims to compare the charging of capacitors by piezoelectric with batteries. The research method is tapping a 2.7 cm diameter piezoelectric using a finger with a frequency of 30 bpm, 60 bpm, 90 bpm, 120 bpm, 150 bpm and 180 bpm to fill a capacitor of 47 uF which is observed every 10 seconds for 90 seconds. The 30, 60, 90, 120, 150, and 180 bpm beats respectively produced the capacitor end voltage of 575 mV, 882 mV, 980 mV, 1337 mV, 1383 mV, and 1444 mV. After that, the relationship between the beat frequency and the final voltage of the capacitor is analyzed to be compared with charging the capacitor by the battery.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengisian kapasitor oleh piezoelektrik dengan baterai. Metode peneltian berupa mengetuk sebuah piezoelektrik berdiameter 2,7 cm menggunakan jari tangan dengan frekuensi 30 bpm, 60 bpm, 90 bpm, 120 bpm, 150 bpm, dan 180 bpm untuk mengisi kapasitor sebesar 47 uF yang tegangannya diamati setiap 10 detik selama 90 detik. Ketukan 30, 60, 90, 120, 150, dan 180 bpm secara berturut – turut menghasilkan tegangan akhir kapasitor sebesar 575 mV, 882 mV, 980 mV, 1337 mV, 1383 mV, dan 1444 mV. Setelah itu, hubungan antara frekuensi ketukan dan tegangan akhir kapasitor dianalsisis untuk dibandingkan dengan pengisian kapasitor oleh baterai.","PeriodicalId":117408,"journal":{"name":"Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya)","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125781150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}