Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.32897/infotronik.2022.7.2.1717
Alfred Alfaghini, B. Sugiarto
Sistem pendukung keputusan perekrutan pemain bola voli menggunakan metode profile matching ini bertujuan untuk membantu seorang pelatih untuk memilih pemain yang layak untuk direkrut sesuai dengan kebutuhan tim. Di dalam sistem ini terdapat kriteria-kriteria yang dijadikan standar tim untuk setiap calon pemain yang akan direkrut, data kriteria tersebut didapat dari hasil wawancara dengan pelatih tim bola voli Galaxy Sumedang sebanyak 10 kriteria. Sistem ini berbasis web dan menggunakan salah satu metode sistem pendukung keputusan yaitu profile matching. Proses profile matching yaitu dengan cara melakukan perbandingan nilai dari masing-masing calon pemain dengan nilai standar tim. Sehingga dapat diketahui nilai gapnya. Semakin kecil nilai gapnya semakin berpeluang juga calon pemain tersebut untuk direkrut. Hasil penelitian ini menghasilkan urutan rangking dari calon pemain pada saat diseleksi, sehingga membantu seorang pelatih dalam menentukan siapakah calon pemain yang akan direkrut.
{"title":"SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEREKRUTAN PEMAIN BOLA VOLI MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING","authors":"Alfred Alfaghini, B. Sugiarto","doi":"10.32897/infotronik.2022.7.2.1717","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2022.7.2.1717","url":null,"abstract":"Sistem pendukung keputusan perekrutan pemain bola voli menggunakan metode profile matching ini bertujuan untuk membantu seorang pelatih untuk memilih pemain yang layak untuk direkrut sesuai dengan kebutuhan tim. Di dalam sistem ini terdapat kriteria-kriteria yang dijadikan standar tim untuk setiap calon pemain yang akan direkrut, data kriteria tersebut didapat dari hasil wawancara dengan pelatih tim bola voli Galaxy Sumedang sebanyak 10 kriteria. Sistem ini berbasis web dan menggunakan salah satu metode sistem pendukung keputusan yaitu profile matching. Proses profile matching yaitu dengan cara melakukan perbandingan nilai dari masing-masing calon pemain dengan nilai standar tim. Sehingga dapat diketahui nilai gapnya. Semakin kecil nilai gapnya semakin berpeluang juga calon pemain tersebut untuk direkrut. Hasil penelitian ini menghasilkan urutan rangking dari calon pemain pada saat diseleksi, sehingga membantu seorang pelatih dalam menentukan siapakah calon pemain yang akan direkrut.","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125311523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari pembuatan Desain Sistem Pengisian Daya pada Baterai Portabel Berbasis Panel Surya adalah untuk mengoptimalkan potensi energi matahari menjadi potensi sumber energi listrik dan untuk mengurangi penggunaan energi listrik yang bersumber dari PLN. Sistem ini menggunakan Panel Surya sebesar 20Wp, dengan menggunakan konverter Buck step down, dan konverter Buck CC/CV. Waktu pengujian dilakukan dari pukul 08.00 — 14.00 WIB dengan rata-rata waktu pengambilan data sekitar 30 — 40 menit. dengan kondisi cuaca cerah dan berawan. Dari hasil pengujian, diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk mengisi perangkat baterai portabel adalah 5 jam 15 menit dan dapat mengisi perangkat handphone sebesar 91% dari kapasitas total 1960 mAh selama 2 jam 20 menit.
{"title":"IMPLEMENTASI PANEL SURYA UNTUK PERANGKAT BATERAI PORTABEL","authors":"Hardy Purnama Nurba, Yopi Fauzi, Aldo Geraldi Djatnika, Ketut Abimanyu Munastha","doi":"10.32897/infotronik.2022.7.2.2259","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2022.7.2.2259","url":null,"abstract":"Tujuan dari pembuatan Desain Sistem Pengisian Daya pada Baterai Portabel Berbasis Panel Surya adalah untuk mengoptimalkan potensi energi matahari menjadi potensi sumber energi listrik dan untuk mengurangi penggunaan energi listrik yang bersumber dari PLN. Sistem ini menggunakan Panel Surya sebesar 20Wp, dengan menggunakan konverter Buck step down, dan konverter Buck CC/CV. Waktu pengujian dilakukan dari pukul 08.00 — 14.00 WIB dengan rata-rata waktu pengambilan data sekitar 30 — 40 menit. dengan kondisi cuaca cerah dan berawan. Dari hasil pengujian, diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk mengisi perangkat baterai portabel adalah 5 jam 15 menit dan dapat mengisi perangkat handphone sebesar 91% dari kapasitas total 1960 mAh selama 2 jam 20 menit.","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"117 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123103348","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-29DOI: 10.32897/infotronik.2022.7.1.1163
Jadiaman Sinaga
Saat ini kebutuhan akan internet yang baik sangat tinggi dimana kondisi pandemik Covid19 yang belum berakhir mengakibatkan banyaknya organisasi pemerintahan ataupun perusahaan swasta yang menerapkan sistem kerja Work From Home (WFH) atau daring yang membutuhkan teknologi internet yang cepat dan stabil dan harganya terjangkau baik dari sisi biaya instalasi maupun dari sisi biaya maintenance dari perangkatnya. Jurnal ini akan membahas tentang perangkat Airspan I-Bridge CX-5 yang disebut teknologi Fiber In The Air (UBR) yang terbaru dan sangat memiliki kehandalannya antara lain kecepatan yang stabil dan pemeliharaannya yang sederhana. Teknologi Fiber In The Air (UBR) ini juga sudah diperkenalkan oleh Smartfren Telecom sebagai operator telekomunikasi ke beberapa instansi ataupun perusahaan yang membutuhkan teknologi internet ini. Airspan I-Bridge CX5 dalam Jurnal ini akan diimplementasikan pada salah satu grup Kalbe Farma yaitu Hexapharm yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta. Sistem pemantauan dari perangkat Airspan I-Bridge CX5 ini menggunakan konsep Internet Of Thing (IoT) dimana perangkat Airspan I-Bridge CX-5 akan terhubung ke dalam sistem NOC (Network Monitoring Center) yang dimiliki oleh Smartfren Telecom. Dengan demikian perangkat ini dapat dimonitor kondisinya secara rutin agar fasilitas internet yang ditawarkan ke pelanggan dapat tetap terus dijaga kualitas dan layanannya.
{"title":"IMPLEMENTASI TEKNOLOGI FIBER IN THE AIR UNTUK INTERNET DEDICATED 60Mbps","authors":"Jadiaman Sinaga","doi":"10.32897/infotronik.2022.7.1.1163","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2022.7.1.1163","url":null,"abstract":"Saat ini kebutuhan akan internet yang baik sangat tinggi dimana kondisi pandemik Covid19 yang belum berakhir mengakibatkan banyaknya organisasi pemerintahan ataupun perusahaan swasta yang menerapkan sistem kerja Work From Home (WFH) atau daring yang membutuhkan teknologi internet yang cepat dan stabil dan harganya terjangkau baik dari sisi biaya instalasi maupun dari sisi biaya maintenance dari perangkatnya. Jurnal ini akan membahas tentang perangkat Airspan I-Bridge CX-5 yang disebut teknologi Fiber In The Air (UBR) yang terbaru dan sangat memiliki kehandalannya antara lain kecepatan yang stabil dan pemeliharaannya yang sederhana. Teknologi Fiber In The Air (UBR) ini juga sudah diperkenalkan oleh Smartfren Telecom sebagai operator telekomunikasi ke beberapa instansi ataupun perusahaan yang membutuhkan teknologi internet ini. Airspan I-Bridge CX5 dalam Jurnal ini akan diimplementasikan pada salah satu grup Kalbe Farma yaitu Hexapharm yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta. Sistem pemantauan dari perangkat Airspan I-Bridge CX5 ini menggunakan konsep Internet Of Thing (IoT) dimana perangkat Airspan I-Bridge CX-5 akan terhubung ke dalam sistem NOC (Network Monitoring Center) yang dimiliki oleh Smartfren Telecom. Dengan demikian perangkat ini dapat dimonitor kondisinya secara rutin agar fasilitas internet yang ditawarkan ke pelanggan dapat tetap terus dijaga kualitas dan layanannya.","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125083246","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-29DOI: 10.32897/infotronik.2022.7.1.1433
Hilmi Attamami, M. Fauzan
Kebakaran termasuk bencana yang sering terjadi di Indonesia banyak sekali factor terjadi nya kebakaran salah satunya korsleting listrik, adanya kebocoran gas yang tidak diketahui dan lain lain, yang di maksud dengan kebakaran adalah api yang tidak bisa dikontrol oleh manusia oleh sebab itu sebelum terjadi nya api yang tidak bisa di kontrol maka perlu adanya penanda atau alarm sebelum api menjadi besar sehingga dengan adanya alarm di harapkan proses untuk pemadaman akan sedini mungkin sehingga kebakaran akan dapat di atasi sebelum api tersebut sulit untuk di tangani dan kerugian yang di dapatkan akan dimainimalisir. Perancangan sistem kebakaran yang menggunakan arduino sebagai sistem pengontrolan utama serta penggunaan sensor api dan sensor gas di pasang di masing masing ruangan yang akan berfungsi untuk pendeteksi kebakaran dan gas dalam ruangan tersebut, buzzer dan led yang berfungsi sebagai actuator atau output dari sistem kebakaran ini berfungsi sebagai penanda telah terjadinya kebakaran dengan tanda bunyinya buzzer ketika kebakaran dan adanya gas dalam ruangan serta tampilan yang muncul pada layar LCD menampilkan kondisi yang terjadi di dalam ruangan tersebut apakah kondisi normal baik baik saja, adanya api, adanya gas/asap pada ruangan tersebut. Perancangan sistem ini bertujuan agar upaya untuk penanggulanan kebakaran akan semakin cepat di karenakan adanya alarm dan telah di ketahuinya lokasi kebakaran yang di tunjukan oleh LCD.
{"title":"PERANCANGAN MENENTUKAN LOKASI KEBAKARAN DENGAN FIRE ALARM SISTEM BERBASIS ARDUINO","authors":"Hilmi Attamami, M. Fauzan","doi":"10.32897/infotronik.2022.7.1.1433","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2022.7.1.1433","url":null,"abstract":"Kebakaran termasuk bencana yang sering terjadi di Indonesia banyak sekali factor terjadi nya kebakaran salah satunya korsleting listrik, adanya kebocoran gas yang tidak diketahui dan lain lain, yang di maksud dengan kebakaran adalah api yang tidak bisa dikontrol oleh manusia oleh sebab itu sebelum terjadi nya api yang tidak bisa di kontrol maka perlu adanya penanda atau alarm sebelum api menjadi besar sehingga dengan adanya alarm di harapkan proses untuk pemadaman akan sedini mungkin sehingga kebakaran akan dapat di atasi sebelum api tersebut sulit untuk di tangani dan kerugian yang di dapatkan akan dimainimalisir. Perancangan sistem kebakaran yang menggunakan arduino sebagai sistem pengontrolan utama serta penggunaan sensor api dan sensor gas di pasang di masing masing ruangan yang akan berfungsi untuk pendeteksi kebakaran dan gas dalam ruangan tersebut, buzzer dan led yang berfungsi sebagai actuator atau output dari sistem kebakaran ini berfungsi sebagai penanda telah terjadinya kebakaran dengan tanda bunyinya buzzer ketika kebakaran dan adanya gas dalam ruangan serta tampilan yang muncul pada layar LCD menampilkan kondisi yang terjadi di dalam ruangan tersebut apakah kondisi normal baik baik saja, adanya api, adanya gas/asap pada ruangan tersebut. Perancangan sistem ini bertujuan agar upaya untuk penanggulanan kebakaran akan semakin cepat di karenakan adanya alarm dan telah di ketahuinya lokasi kebakaran yang di tunjukan oleh LCD. ","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134333152","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-29DOI: 10.32897/infotronik.2022.7.1.1429
Naufal Hafizh Santosa, Yoga Apriliando F
Sebelum adanya serat optik, media transmisi masih menggunakan kabel tembaga. Seiring berkembangnya zaman, kabel tembaga digantikan dengan serat optik. Serat optik mentransmisikan data (informasi) menggunakan media cahaya. Serat optic dapat menyalurkan data dengan kecepatan pengiriman data yang lebih cepat dan juga dengan jarak yang lebih jauh. Dengan memiliki bandwidth yang lebih besar, ukuran yang kecil, mudah dalam menambahkan kapasitas, performa yang baik, serta jaringan transport yang mudah sudah pasti efektif dalam menggantikan kabel tembaga. Serat optik pun memiliki kelemahan yaitu lebih rapuh dan lebih mudah putus dibandingkan kabel tembaga, dan juga terdapat beberapa redaman yang dapat disebabkan oleh kualitas kabel fiber optik itu sendiri, kualitas penyambungan, ataupun kualitas konektor di setiap ujungnya. Adapun alat untuk pengecekan kualitas kabel optik yaitu Optical Time Domain Reflector (OTDR) dan juga alat sambung fiber optik yang disebut Fusion Splicer. Dalam penelitian ini, penulis dapat mempelajari tentang serat optik lebih dalam, serta dapat melakukan pengecekan kualitas kabel fiber optik dengan OTDR dan dapat melakukan penyambungan dengan Fusion Splice.
{"title":"PERBAIKAN SINYAL DENGAN METODE PENGUKURAN TITIK PUTUS DAN PENYAMBUNGAN KABEL FIBER OPTIK PADA BTS SUB376-SANCASUBANG","authors":"Naufal Hafizh Santosa, Yoga Apriliando F","doi":"10.32897/infotronik.2022.7.1.1429","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2022.7.1.1429","url":null,"abstract":"Sebelum adanya serat optik, media transmisi masih menggunakan kabel tembaga. Seiring berkembangnya zaman, kabel tembaga digantikan dengan serat optik. Serat optik mentransmisikan data (informasi) menggunakan media cahaya. Serat optic dapat menyalurkan data dengan kecepatan pengiriman data yang lebih cepat dan juga dengan jarak yang lebih jauh. Dengan memiliki bandwidth yang lebih besar, ukuran yang kecil, mudah dalam menambahkan kapasitas, performa yang baik, serta jaringan transport yang mudah sudah pasti efektif dalam menggantikan kabel tembaga. Serat optik pun memiliki kelemahan yaitu lebih rapuh dan lebih mudah putus dibandingkan kabel tembaga, dan juga terdapat beberapa redaman yang dapat disebabkan oleh kualitas kabel fiber optik itu sendiri, kualitas penyambungan, ataupun kualitas konektor di setiap ujungnya. Adapun alat untuk pengecekan kualitas kabel optik yaitu Optical Time Domain Reflector (OTDR) dan juga alat sambung fiber optik yang disebut Fusion Splicer. Dalam penelitian ini, penulis dapat mempelajari tentang serat optik lebih dalam, serta dapat melakukan pengecekan kualitas kabel fiber optik dengan OTDR dan dapat melakukan penyambungan dengan Fusion Splice.","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131518789","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-29DOI: 10.32897/infotronik.2022.7.1.1330
Regita Lisgiani, Sigit Nurmajid
Saat ini, aplikasi SuperApps banyak digunakan di masyarakat. Contohnya adalah Gojek. Superapps adalah solusi satu atap yang mencakup kebutuhan pelanggan dalam satu aplikasi. Banyak orang memilih aplikasi yang sudah memiliki semua fitur yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Aplikasi superapps memiliki sistem yang sangat kompleks, mulai dari keamanan, data, pemrosesan permintaan, dan permintaan sistem lainnya. Pemrosesan data dan proses dalam jumlah besar memerlukan arsitektur Microservice. Microservice memungkinkan pengembang melakukan mengembangkan sendiri untuk setiap fitur aplikasi Anda. Microservice membagi semua kode menjadi layanan independen yang berjalan sebagai proses terpisah. Di Dalam arsitektur microservice autentifikasi menjadi salah satu yang sangat penting karena didalamnya mengandung user data yang merupakan bagian penting dari aplikasi.. Sistem autentifikasi harus dibuat sebaik mungkin agar dapat ter desentralisasi di berbagai servicenya dan dapat menjadi jembatan authentifikasi dan security sistem. Dalam jurnal ini, penulis akan menganalisis, merancang, dan membuat pattern dan pengimplementasian kode yang baik untuk merancang autentifikasi yang baik dalam arsitektur microservice.
{"title":"IMPLEMENTASI AUTENTIKASI DARI SISI BACKEND PADA ARSITEKTUR MICROSERVICES MENGGUNAKAN EXPRESS JS","authors":"Regita Lisgiani, Sigit Nurmajid","doi":"10.32897/infotronik.2022.7.1.1330","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2022.7.1.1330","url":null,"abstract":"Saat ini, aplikasi SuperApps banyak digunakan di masyarakat. Contohnya adalah Gojek. Superapps adalah solusi satu atap yang mencakup kebutuhan pelanggan dalam satu aplikasi. Banyak orang memilih aplikasi yang sudah memiliki semua fitur yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Aplikasi superapps memiliki sistem yang sangat kompleks, mulai dari keamanan, data, pemrosesan permintaan, dan permintaan sistem lainnya. Pemrosesan data dan proses dalam jumlah besar memerlukan arsitektur Microservice. Microservice memungkinkan pengembang melakukan mengembangkan sendiri untuk setiap fitur aplikasi Anda. Microservice membagi semua kode menjadi layanan independen yang berjalan sebagai proses terpisah. Di Dalam arsitektur microservice autentifikasi menjadi salah satu yang sangat penting karena didalamnya mengandung user data yang merupakan bagian penting dari aplikasi.. Sistem autentifikasi harus dibuat sebaik mungkin agar dapat ter desentralisasi di berbagai servicenya dan dapat menjadi jembatan authentifikasi dan security sistem. Dalam jurnal ini, penulis akan menganalisis, merancang, dan membuat pattern dan pengimplementasian kode yang baik untuk merancang autentifikasi yang baik dalam arsitektur microservice.","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122644342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-29DOI: 10.32897/infotronik.2022.7.1.1309
Soca Ramadhani, Phitsa Mauliana, Wildan Wiguna, Nanang Hunaifi, R. Firmansyah
Bengkel dalam industri otomotif merupakan tempat layanan jasa perbaikan dan perawatan kendaraan. Pada antrian terdapat suatu kondisi dimana penerima layanan yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan pemberi layanan sehingga diperlukan appointment sebelum hari pengerjaan. Seorang Foreman terkadang memperhatikan sebagian teknisi yang terlalu sibuk melakukan perawatan kendaraan, namun disisi lain ada juga teknisi yang tidak kebagian pekerjaan. Kondisi ini biasa disebut dengan morning rush atau kesibukan di waktu tertentu saja, kemudian diperparah dengan kondisi bottleneck yang menyebabkan terjadinya antrian kendaraan beserta pelanggannya di ruang tunggu dengan ketidakpastian waktu pelayanan. Algoritma genetika meniru kejadian alam untuk menyelesaikan suatu masalah yaitu dengan menggabungkan teori reproduksi, seleksi alam, dan teori evolusi Darwin. Algoritma genetika menyimbolkan sebuah kromosom yang menentukan karakter sebagai sebuah individu dan kualitas dari setiap kromosom yang disebut dengan fitness. Dengan melalui tahap parameter fitness terbaik berdasarkan jumlah bentrok antara waktu, stall, kendaraan dan mekanik. Pengujian dilakukan berulang kali pada aplikasi dengan optimasi yang berbeda lalu dihasilkan output jadwal antrian yang berurut dan tidak terdapat bentrok diantara input waktu, stall, kendaraan dan mekanik dan sistem penjadwalan antrian service telah dibangun dengan menggunakan pemrograman web (Html, Css, Javascript dan PHP) serta database MySQL akan diterapkan di internal Auto2000 Pasteur.
{"title":"SISTEM PENJADWALAN ANTRIAN SERVICE MOBIL TOYOTA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DI AUTO2000 PASTEUR","authors":"Soca Ramadhani, Phitsa Mauliana, Wildan Wiguna, Nanang Hunaifi, R. Firmansyah","doi":"10.32897/infotronik.2022.7.1.1309","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2022.7.1.1309","url":null,"abstract":"Bengkel dalam industri otomotif merupakan tempat layanan jasa perbaikan dan perawatan kendaraan. Pada antrian terdapat suatu kondisi dimana penerima layanan yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan pemberi layanan sehingga diperlukan appointment sebelum hari pengerjaan. Seorang Foreman terkadang memperhatikan sebagian teknisi yang terlalu sibuk melakukan perawatan kendaraan, namun disisi lain ada juga teknisi yang tidak kebagian pekerjaan. Kondisi ini biasa disebut dengan morning rush atau kesibukan di waktu tertentu saja, kemudian diperparah dengan kondisi bottleneck yang menyebabkan terjadinya antrian kendaraan beserta pelanggannya di ruang tunggu dengan ketidakpastian waktu pelayanan. Algoritma genetika meniru kejadian alam untuk menyelesaikan suatu masalah yaitu dengan menggabungkan teori reproduksi, seleksi alam, dan teori evolusi Darwin. Algoritma genetika menyimbolkan sebuah kromosom yang menentukan karakter sebagai sebuah individu dan kualitas dari setiap kromosom yang disebut dengan fitness. Dengan melalui tahap parameter fitness terbaik berdasarkan jumlah bentrok antara waktu, stall, kendaraan dan mekanik. Pengujian dilakukan berulang kali pada aplikasi dengan optimasi yang berbeda lalu dihasilkan output jadwal antrian yang berurut dan tidak terdapat bentrok diantara input waktu, stall, kendaraan dan mekanik dan sistem penjadwalan antrian service telah dibangun dengan menggunakan pemrograman web (Html, Css, Javascript dan PHP) serta database MySQL akan diterapkan di internal Auto2000 Pasteur. ","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116947813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-29DOI: 10.32897/infotronik.2022.7.1.1856
K. Kusmadi, Taufik Mulyana
Salah satu cara untuk mendapatkan performansi bandpass filter mikrostrip yang lebih baik adalah dengan menggunakan metoda Split Ring Resonator (SRR), disamping metoda lainnya yaitu dengan pertimbangan bahan microstrip maupun dimensi fisik perangkat tersebut. Pada penelitian ini dilakukan sebuah desain dan implementasi filter yang berbasis SRR yang kan digunakan pada sistem pemanen energi yang bersumber dari sinyal frekuensi radio pada frekuensi 1,8 GHz. Sebuah bandpass filter mikrostrip berbasis SRR dengan pola, susunan, jenis, serta jarak celah tertentu akan dirancang untuk mendapatkan karakteristik respon frekuensi filter paling optimal dengan ukuran yang relatif kecil. Desaian bandpass filter mikrostrip ini difabrikasi di atas subtrat dielektrik Rogers RT/duroid 5880(tm) dengan nilai parameter permitivitas relatif 1,3 dan dimensi fisik sebesar 25 mm x 25 mm x 1,6 mm. Respon maksimum untuk parameter return loss yang dihasilkan filter ini sebesar 21 dB, respon minimum insertion loss sebesar 0,9 dB dengan lebar bandwidth sebesar 900 MHz terbantang antara frekuensi 1,76 GHz sampai dengan 1,85 GHz pada frekuensi tengah 1,8 GHz
{"title":"METODA SPLIT RING RESONATOR UNTUK PERFORMANSI BANDPASS FILTER PADA APLIKASI PEMANEN ENERGI BERBASIS RADIO FREKUENSI","authors":"K. Kusmadi, Taufik Mulyana","doi":"10.32897/infotronik.2022.7.1.1856","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2022.7.1.1856","url":null,"abstract":"Salah satu cara untuk mendapatkan performansi bandpass filter mikrostrip yang lebih baik adalah dengan menggunakan metoda Split Ring Resonator (SRR), disamping metoda lainnya yaitu dengan pertimbangan bahan microstrip maupun dimensi fisik perangkat tersebut. Pada penelitian ini dilakukan sebuah desain dan implementasi filter yang berbasis SRR yang kan digunakan pada sistem pemanen energi yang bersumber dari sinyal frekuensi radio pada frekuensi 1,8 GHz. Sebuah bandpass filter mikrostrip berbasis SRR dengan pola, susunan, jenis, serta jarak celah tertentu akan dirancang untuk mendapatkan karakteristik respon frekuensi filter paling optimal dengan ukuran yang relatif kecil. Desaian bandpass filter mikrostrip ini difabrikasi di atas subtrat dielektrik Rogers RT/duroid 5880(tm) dengan nilai parameter permitivitas relatif 1,3 dan dimensi fisik sebesar 25 mm x 25 mm x 1,6 mm. Respon maksimum untuk parameter return loss yang dihasilkan filter ini sebesar 21 dB, respon minimum insertion loss sebesar 0,9 dB dengan lebar bandwidth sebesar 900 MHz terbantang antara frekuensi 1,76 GHz sampai dengan 1,85 GHz pada frekuensi tengah 1,8 GHz","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"12 1-4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120960373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-29DOI: 10.32897/infotronik.2021.6.2.1566
K. Kusmadi, Asep Misbah
Antena WiFi memiliki bentuk yang bemacam-macam, namun pada prinsipnya antenna tersebut akan difungsikan untuk menerima sekaligus menyalurkan sinyal WiFi pada perangkat gadget, laptop, komputer, danperangkat lainnya yang membutuhkan koneksi internet. Antena yang terbuat dari material mikrostrip dapat dijadikan sebagai solusi dari beberapa kekurangan yang dimiliki oleh antena berbentuk omni, seperti ukurannya yang lebih panjang maupun jangkauannya yang relative lebih pendek. Meskipun begitu, antena berbahan mikrostrip juga memiliki kekurangan bilang dibandingkan dengan jenis lainnya, diantaranya efisiensi antena yang lebih kecil bila dibandingkan dengan antena omni. Antena bumbung gelombang atau lebih dikenal dengan istilah waveguide merupakan salah satu solusi yang baik dari kekurangan yang dimiliki antena omni dan antena mikrostrip dalam hal aplikasi antena WiFi. Apabila dibandingkan dengan antena berbahan mikrostrip, maka antena bumbung gelombang memiliki rugi-rugi yang sangat kecil karena menggunakan bumbung gelombang sebagai feeder line. Pada penelitian ini, desain dan implementasi antena bumbung gelombang sirkular dirancang dan disimulasikan pada frekuensi 2,4 GHz untuk aplikasi WiFi dengan hasil simulasi menghasilkan nilai S11 sebesar -15,1920 dB. Bandwidth didapatkan dari desain akhir simulasi sebesar 80 MHz. Pada simulasi digunakan bahan material copper dengan nilai relatif permitivity 1. Hasil perancangan dan simulasi kemudian diimplementasikan pada rentang frekuensi 2 GHz – 3 GHz. Hasil pengukuran menghasilkan nilai S11 sebesar -15,3214 dB. Bandwidth didapatkan dari desain akhir simulasi sebesar 90 MHz.
{"title":"ANALISA PERFORMANSI IMPLEMENTASI DESAIN ANTENA BUMBUNG GELOMBANG SIRKULAR 2.4 GHz","authors":"K. Kusmadi, Asep Misbah","doi":"10.32897/infotronik.2021.6.2.1566","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2021.6.2.1566","url":null,"abstract":"Antena WiFi memiliki bentuk yang bemacam-macam, namun pada prinsipnya antenna tersebut akan difungsikan untuk menerima sekaligus menyalurkan sinyal WiFi pada perangkat gadget, laptop, komputer, danperangkat lainnya yang membutuhkan koneksi internet. Antena yang terbuat dari material mikrostrip dapat dijadikan sebagai solusi dari beberapa kekurangan yang dimiliki oleh antena berbentuk omni, seperti ukurannya yang lebih panjang maupun jangkauannya yang relative lebih pendek. Meskipun begitu, antena berbahan mikrostrip juga memiliki kekurangan bilang dibandingkan dengan jenis lainnya, diantaranya efisiensi antena yang lebih kecil bila dibandingkan dengan antena omni. Antena bumbung gelombang atau lebih dikenal dengan istilah waveguide merupakan salah satu solusi yang baik dari kekurangan yang dimiliki antena omni dan antena mikrostrip dalam hal aplikasi antena WiFi. Apabila dibandingkan dengan antena berbahan mikrostrip, maka antena bumbung gelombang memiliki rugi-rugi yang sangat kecil karena menggunakan bumbung gelombang sebagai feeder line. Pada penelitian ini, desain dan implementasi antena bumbung gelombang sirkular dirancang dan disimulasikan pada frekuensi 2,4 GHz untuk aplikasi WiFi dengan hasil simulasi menghasilkan nilai S11 sebesar -15,1920 dB. Bandwidth didapatkan dari desain akhir simulasi sebesar 80 MHz. Pada simulasi digunakan bahan material copper dengan nilai relatif permitivity 1. Hasil perancangan dan simulasi kemudian diimplementasikan pada rentang frekuensi 2 GHz – 3 GHz. Hasil pengukuran menghasilkan nilai S11 sebesar -15,3214 dB. Bandwidth didapatkan dari desain akhir simulasi sebesar 90 MHz.","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130016857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-29DOI: 10.32897/infotronik.2021.6.2.1123
Jefferson Benyamin, Hikmat Zakky Almubaroq
Instansi YAZA merupakan instansi pemerintah yang memiliki tugas dalam bidang keamanan informasi. Dalam menjalankan tugasnya, perlu didukung oleh beberapa layanan publik yang bersifat elektronik serta memanfaatkan aplikasi dengan menggunakan jaringan internet, contohnya: absensi elektronis, email, website, portal, sistem informasi kepegawaian, dan sistem informasi manajemen aset. Keseluruhan data dari aplikasi-aplikasi tersebut dikelola secara terpusat pada data center. Dengan banyaknya aplikasi yang terhubung pada data center tersebut, maka akan berdampak munculnya ancaman pada sistem keamanan informasi seperti pencurian data, perubahan data, dan ancaman dunia maya seperti virus, pembajakan, DoS, dan DDoS yang dapat mengancam Instansi YAZA. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian atas sistem keamanan informasi menggunakan Indeks KAMI versi 4.1 dan standar SNI ISO/IEC 27001:2013 pada data center di Instansi YAZA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan mengkaji aspek teoritis dan aspek legal lalu dilakukan studi literatur, observasi, diskusi narasumber, dan kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat ketergantungan penggunaan sistem elektronik sebesar 36 dari total skor 50 dan masuk kedalam kategori Strategis. Hasil penilaian kelima area yang telah dilakukan adalah sebesar 242 dari 645 dan berada pada kategori belum optimal. Dari hasil itu sehingga dibuat rekomendasi berdasarkan kontrol ISO 27002:2013.
{"title":"PENILAIAN SISTEM KEAMANAN INFORMASI DATA CENTER PADA INSTANSI YAZA UNTUK MENCEGAH ANCAMAN SIBER DALAM MENINGKATKAN PERTAHANAN NEGARA","authors":"Jefferson Benyamin, Hikmat Zakky Almubaroq","doi":"10.32897/infotronik.2021.6.2.1123","DOIUrl":"https://doi.org/10.32897/infotronik.2021.6.2.1123","url":null,"abstract":"Instansi YAZA merupakan instansi pemerintah yang memiliki tugas dalam bidang keamanan informasi. Dalam menjalankan tugasnya, perlu didukung oleh beberapa layanan publik yang bersifat elektronik serta memanfaatkan aplikasi dengan menggunakan jaringan internet, contohnya: absensi elektronis, email, website, portal, sistem informasi kepegawaian, dan sistem informasi manajemen aset. Keseluruhan data dari aplikasi-aplikasi tersebut dikelola secara terpusat pada data center. Dengan banyaknya aplikasi yang terhubung pada data center tersebut, maka akan berdampak munculnya ancaman pada sistem keamanan informasi seperti pencurian data, perubahan data, dan ancaman dunia maya seperti virus, pembajakan, DoS, dan DDoS yang dapat mengancam Instansi YAZA. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian atas sistem keamanan informasi menggunakan Indeks KAMI versi 4.1 dan standar SNI ISO/IEC 27001:2013 pada data center di Instansi YAZA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan mengkaji aspek teoritis dan aspek legal lalu dilakukan studi literatur, observasi, diskusi narasumber, dan kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat ketergantungan penggunaan sistem elektronik sebesar 36 dari total skor 50 dan masuk kedalam kategori Strategis. Hasil penilaian kelima area yang telah dilakukan adalah sebesar 242 dari 645 dan berada pada kategori belum optimal. Dari hasil itu sehingga dibuat rekomendasi berdasarkan kontrol ISO 27002:2013.","PeriodicalId":126959,"journal":{"name":"Infotronik : Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124496387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}