Kebiasaan mengompol (enuresis) pada tahap anak toddler membutuhkan peran orangtua dan latihan yang optimal. Toilet training merupakan bentuk intervensi yang ditemukan memiliki hubungan dengan keberhasilan anak mengontrol berkemih, namun maraknya penggunaan diapers menyebabkan anak sulit untuk mengontrol berkemih. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pemakaian diapers selama toilet training dengan kejadian enuresis pada anak usia 1-6 tahun. Desain penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Total sampel sejumlah 39 responden yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pemakaian diapers dengan keberhasilan toilet training (p=0,012); tidak ada hubungan yang bermakna antara toilet training dengan kejadian enuresis (p=0,718); tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan diapers dengan kejadian enuresis (p=0,623). Penggunaan diapers berhubungan dengan keberhasilan toilet training namun tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian enuresis. Orang tua hendaknya mempertimbangkan penggunakaan diapers dan faktor predisposisi lain dalam mengurangi kejadian enuresis anak dalam tahap usia perkembangannya.
Nyeri post operasi laparotomi dapat dikelola dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Perawat memiliki peran yang sentral dalam upaya penurunan nyeri melalui berbagai modalitas keperawatan mandiri. Salah satunya adalah teknik distraksi visual dengan media virtual reality. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi distraksi visual dengan media virtual reality terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi.Desain penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest.Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 11 responden. Data nyeri dikumpulkan pre dan post tindakan, selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh rata- rata intensitas nyeri sebelum terapi distraksi visual dengan media virtual reality 5.18dengan standar deviasi 0.751. Sedangkan intensitas nyeri sesudah terapi 3.55 dengan standar deviasi 1.036.Hasil uji statistik didapatkan hasil p-value 0.002 (p-value 0.002 < α 0.05), maka disimpulkan ada pengaruh terapi distraksi visual dengan media virtual reality terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Peneliti menyarankan agar terapi distraksi visual dengan media virtual reality digunakan sebagai salah satu intervensi mandiri keperawatan pada masalah nyeri pasien post operasi.