to chemical contamination due to human activities. Chemical contaminants can come from heavy metals such as lead (Pb). Catfish can be used as a source of fish oil which may also be contaminated with lead metals. This study aims to determine the levels of lead (Pb) heavy metal contamination in the oil extract of catfish (Pangasius hypophthalmus). This research is an experimental laboratory research and the results are presented in descriptive form. The method used is the Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method. The result of the determination of lead metal content in the catfish oil extract was 0 mg/kg.
{"title":"Determination of Lead (Pb) in Patin Fish Oil (Pangasius hypophthalmus) Using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)","authors":"Azlaini Yus Nasution, Renni Izmi Indriani","doi":"10.36929/JPK.V10I1.314","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/JPK.V10I1.314","url":null,"abstract":"to chemical contamination due to human activities. Chemical contaminants can come from heavy metals such as lead (Pb). Catfish can be used as a source of fish oil which may also be contaminated with lead metals. This study aims to determine the levels of lead (Pb) heavy metal contamination in the oil extract of catfish (Pangasius hypophthalmus). This research is an experimental laboratory research and the results are presented in descriptive form. The method used is the Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method. The result of the determination of lead metal content in the catfish oil extract was 0 mg/kg.","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122669864","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perubahan tatanan sosial membuat wanita banyak yang bekerja, penyimpanan ASI tidak dapat dihindarkan bila ibu tetap memberikan ASI. Penyimpanan ASI untuk jangka waktu yang cukup lama, kemungkinan dapat terkontaminasi bakteri dan pertumbuhan bakteri patogen, sehingga membuat ASI tidak aman untuk di konsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran jumlah total koloni Bakteri Asam Laktat (BAL) berdasarkan lama penyimpanan ASI perah pada suhu ruangan 30oC, pada refrigerator dan freezer. Desain penelitian adalah eksperiment, data disajikan dalam bentuk deskriptif. Sampel pada penelitian adalah 8 orang ibu yang dapat memberikan ASI nya sebanyak 50 ml di Tempat Penitipan Anak (TPA) Kota Pekanbaru. Penyimpanan dan pemeriksaan total koloni BAL dilakukan pada Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Riau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Oktober 2018. Setiap ASI akan dibagi menjadi 10 bagian yaitu sebanyak 5 ml. ASI akan dikelompokkan menjadi 10 bagian terdiri dari 8 ASI, 1 bagian menjadi kelompok kontrol yang langsung di dihitung jumlah koloni BAL nya. Bagian ASI yang lain menjadi kelompok perlakuan, yang terdiri dari 5 bagian ASIP di simpan pada suhu ruangan 30oC selama 2 jam sampai dengan 6 jam. Kelompok berikutnya disimpan di refrigerator (4oC) selama 5 hari, 7 hari dan freezer (-15oC) selama 14 hari dan 16 hari. Hasil pemeriksaan jumlah koloni BAL pada kelompok kontrol rata-rata 1593,7x106, dan mengalami penurunan pesat sampai dengan 2 jam penyimpanan disuhu ruangan yaitu 347,5x106. Batas minimum jumlah BAL yang layak dikonsumsi setelah disimpan selama 4 jam, yaitu dengan hasil rata-rata BAL 11,25x106. Pada penyimpanan di refrigerator maksimal waktu penyimpanan sampai dengan 5 hari dengan jumlah BAL yaitu 1,125x106. Penyimpanan pada freezer lebih lama yaitu 16 hari dengan jumlah BAL 2,37x106. Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah koloni BAL pada setiap kelompok perlakuan penyimpanan ASI pada suhu ruangan dengan nilai p value = 0,000 berdasarkan uji Annova. Lama penyimpanan ASI akan menurunkan kadar koloni BAL dalam ASI.
{"title":"Association of Breastmilk Storage Duration with Growth and Colonies Count of Lactic Acid Bacteria (LAB)","authors":"Y. Yanti, S. Helina","doi":"10.36929/JPK.V8I2.164","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/JPK.V8I2.164","url":null,"abstract":"Perubahan tatanan sosial membuat wanita banyak yang bekerja, penyimpanan ASI tidak dapat dihindarkan bila ibu tetap memberikan ASI. Penyimpanan ASI untuk jangka waktu yang cukup lama, kemungkinan dapat terkontaminasi bakteri dan pertumbuhan bakteri patogen, sehingga membuat ASI tidak aman untuk di konsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran jumlah total koloni Bakteri Asam Laktat (BAL) berdasarkan lama penyimpanan ASI perah pada suhu ruangan 30oC, pada refrigerator dan freezer. Desain penelitian adalah eksperiment, data disajikan dalam bentuk deskriptif. Sampel pada penelitian adalah 8 orang ibu yang dapat memberikan ASI nya sebanyak 50 ml di Tempat Penitipan Anak (TPA) Kota Pekanbaru. Penyimpanan dan pemeriksaan total koloni BAL dilakukan pada Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Riau. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Oktober 2018. Setiap ASI akan dibagi menjadi 10 bagian yaitu sebanyak 5 ml. ASI akan dikelompokkan menjadi 10 bagian terdiri dari 8 ASI, 1 bagian menjadi kelompok kontrol yang langsung di dihitung jumlah koloni BAL nya. Bagian ASI yang lain menjadi kelompok perlakuan, yang terdiri dari 5 bagian ASIP di simpan pada suhu ruangan 30oC selama 2 jam sampai dengan 6 jam. Kelompok berikutnya disimpan di refrigerator (4oC) selama 5 hari, 7 hari dan freezer (-15oC) selama 14 hari dan 16 hari. Hasil pemeriksaan jumlah koloni BAL pada kelompok kontrol rata-rata 1593,7x106, dan mengalami penurunan pesat sampai dengan 2 jam penyimpanan disuhu ruangan yaitu 347,5x106. Batas minimum jumlah BAL yang layak dikonsumsi setelah disimpan selama 4 jam, yaitu dengan hasil rata-rata BAL 11,25x106. Pada penyimpanan di refrigerator maksimal waktu penyimpanan sampai dengan 5 hari dengan jumlah BAL yaitu 1,125x106. Penyimpanan pada freezer lebih lama yaitu 16 hari dengan jumlah BAL 2,37x106. Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah koloni BAL pada setiap kelompok perlakuan penyimpanan ASI pada suhu ruangan dengan nilai p value = 0,000 berdasarkan uji Annova. Lama penyimpanan ASI akan menurunkan kadar koloni BAL dalam ASI.","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133923034","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The body's defense system can be enhanced by certain compounds that are immunostimulant. An antibody titer is a measure of the body's level of immunity to a disease. Titers are usually expressed in terms of the number of times they can thin the blood until they cannot find any more antibodies. This study aims to determine the activity of the extracts of the leaves of Gynura Procumbens (Lour.) Merr. against antibody titers, the number, and percentage of leukocyte cells of white male mice. 25 mice were divided into 5 groups consisting of negative control, positive control, group dose 75 mg/kg body weight, 150 mg/kg body weight, 300 mg/kg body weight. The extract is given for 7 days orally. The results showed that the administration of leaf extracts can increase antibody titers and increase with increasing doses, as well as increasing the total number of leukocytes and the percentage of leukocyte cells significantly (P <0.05).
{"title":"Gynura procumbens (Lour.) Merr. Leaves Against Mice’s Antibody Titer","authors":"Rahimatul Uthia, Elin Resti Ananda, Ifora Ifora","doi":"10.36929/jpk.v8i2.154","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/jpk.v8i2.154","url":null,"abstract":"The body's defense system can be enhanced by certain compounds that are immunostimulant. An antibody titer is a measure of the body's level of immunity to a disease. Titers are usually expressed in terms of the number of times they can thin the blood until they cannot find any more antibodies. This study aims to determine the activity of the extracts of the leaves of Gynura Procumbens (Lour.) Merr. against antibody titers, the number, and percentage of leukocyte cells of white male mice. 25 mice were divided into 5 groups consisting of negative control, positive control, group dose 75 mg/kg body weight, 150 mg/kg body weight, 300 mg/kg body weight. The extract is given for 7 days orally. The results showed that the administration of leaf extracts can increase antibody titers and increase with increasing doses, as well as increasing the total number of leukocytes and the percentage of leukocyte cells significantly (P <0.05).","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125172882","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Angka kejadian postpartum blues dibeberapa negara seperti Jepang 15-50%, Amerika Serikat 27%, prancis 31,7%, Nigeria 31,3% dan Yunani 44,5% (Curry, 2008). Angka kejadian postpartum blues di Asia cukup tinggi dan sangat bervariasi antara 2685%, sedangkan di Indonesia angka kejadian postpartum blues antara 50-70% dari wanita pasca persalinan. Di Indonesia salah satunya di Provinsi Riau tepatnya di Kota Pekanbaru sekitar 16,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian postpartum blues di Klinik Pratama Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2017. Penelitian ini dilaksanakan di 3 Klinik Pratama yang di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki pada bulan September 2016 s/d Juli 2017. Sampel penelitian ini adalah 45 orang ibu postpartum di 3 Klinik Pratama yang diambil secara accidental sampling. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain penelitian cross sectional. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dan dengan bantuan komputerisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 45 orang ibu postpartum terdapat 12 orang (26,7%) ibu yang mengalami postpartum blues dan 33 orang (73,3%) yang tidak mengalami postpartum blues. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara umur (p =0,007), dan paritas (p =0,001) dengan kejadian postpartum blues serta menunjukkan tidak adanya hubungan antara jenis persalinan (p =0,933), penghasilan (p =1,000) dan kesiapan menjadi ibu (p =1,000) dengan kejadian postpartum blues. Saran kepada tenaga kesehatan yaitu deteksi atau screening adanya kemungkinan terjadinya postpartum blues kepada semua ibu postpartum dan jadikan screening tersebut menjadi bagian dari pengkajian tetap pada ibu postpartum.
{"title":"FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI KLINIK PRATAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU","authors":"Ririn Ariesca, Siska Helina, Okta Vitriani","doi":"10.36929/jpk.v7i1.125","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/jpk.v7i1.125","url":null,"abstract":"Angka kejadian postpartum blues dibeberapa negara seperti Jepang 15-50%, Amerika Serikat 27%, prancis 31,7%, Nigeria 31,3% dan Yunani 44,5% (Curry, 2008). Angka kejadian postpartum blues di Asia cukup tinggi dan sangat bervariasi antara 2685%, sedangkan di Indonesia angka kejadian postpartum blues antara 50-70% dari wanita pasca persalinan. Di Indonesia salah satunya di Provinsi Riau tepatnya di Kota Pekanbaru sekitar 16,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian postpartum blues di Klinik Pratama Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2017. Penelitian ini dilaksanakan di 3 Klinik Pratama yang di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki pada bulan September 2016 s/d Juli 2017. Sampel penelitian ini adalah 45 orang ibu postpartum di 3 Klinik Pratama yang diambil secara accidental sampling. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain penelitian cross sectional. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dan dengan bantuan komputerisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 45 orang ibu postpartum terdapat 12 orang (26,7%) ibu yang mengalami postpartum blues dan 33 orang (73,3%) yang tidak mengalami postpartum blues. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara umur (p =0,007), dan paritas (p =0,001) dengan kejadian postpartum blues serta menunjukkan tidak adanya hubungan antara jenis persalinan (p =0,933), penghasilan (p =1,000) dan kesiapan menjadi ibu (p =1,000) dengan kejadian postpartum blues. Saran kepada tenaga kesehatan yaitu deteksi atau screening adanya kemungkinan terjadinya postpartum blues kepada semua ibu postpartum dan jadikan screening tersebut menjadi bagian dari pengkajian tetap pada ibu postpartum.","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"192 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121840662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pelayanan kebidanan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh kompetensi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Kompetensi bidan yang harus dimiliki tidak saja hard skill tetapi juga soft skill agar dapat dikatakan sebagai bidan yang profesional. Dalam memberikan asuhan kebidanan seorang bidan idealnya memiliki kompetensi interpersonal skills yang baik, agar terjalin hubungan yang baik antara bidan dan pasien, bidan dan keluarga pasien serta bidan dan teman sejawat. Interpersonal skills merupakan kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi orang lain, bagaimana mereka bekerja, bagaimana kerjasama yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan interpersonal skills dengan kinerja bidan dalam pelayanan ANC. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan bulan September 2016 - Juni 2017. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh BPM di Kota Pekanbaru Tahun 2017. Sedangkan sampelnya adalah 59 BPM yang sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan lembar checklist. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 40-44 tahun sebanyak (23,7%), berpendidikan DIII sebanyak (71,2%), masa bekerja ≥3 tahunsebanyak (96,6%), bukan bidan delima sebanyak (67,7%) dan asal institusi swasta sebanyak (55,9%). Sebagian besar interpersonal skills responden adalah interpersonal skills baik yaitu sebesar (61%). Sebagian besar kinerja bidan dalam pelayanan ANC responden adalah baik yaitu sebesar (67,8%). Terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal skills dengan kinerja bidan dalam pelayanan ANC (p = 0,00). Disarankan bagi IBI agar dapat mengupdate pengetahuan dan skill bidan tentang interpersonal skills khususnya dalam memberikan pelayanan ANC misalnya melalui seminar, workshop dan pelatihan
{"title":"HUBUNGAN INTERPESONAL SKILLS DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENAAL CARE (ANC) DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2017","authors":"Vivi Juwitasari, Rully Hevrialni, Junaida Rahmi","doi":"10.36929/jpk.v7i1.126","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/jpk.v7i1.126","url":null,"abstract":"Pelayanan kebidanan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh kompetensi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Kompetensi bidan yang harus dimiliki tidak saja hard skill tetapi juga soft skill agar dapat dikatakan sebagai bidan yang profesional. Dalam memberikan asuhan kebidanan seorang bidan idealnya memiliki kompetensi interpersonal skills yang baik, agar terjalin hubungan yang baik antara bidan dan pasien, bidan dan keluarga pasien serta bidan dan teman sejawat. Interpersonal skills merupakan kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi orang lain, bagaimana mereka bekerja, bagaimana kerjasama yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan interpersonal skills dengan kinerja bidan dalam pelayanan ANC. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan bulan September 2016 - Juni 2017. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh BPM di Kota Pekanbaru Tahun 2017. Sedangkan sampelnya adalah 59 BPM yang sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan lembar checklist. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 40-44 tahun sebanyak (23,7%), berpendidikan DIII sebanyak (71,2%), masa bekerja ≥3 tahunsebanyak (96,6%), bukan bidan delima sebanyak (67,7%) dan asal institusi swasta sebanyak (55,9%). Sebagian besar interpersonal skills responden adalah interpersonal skills baik yaitu sebesar (61%). Sebagian besar kinerja bidan dalam pelayanan ANC responden adalah baik yaitu sebesar (67,8%). Terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal skills dengan kinerja bidan dalam pelayanan ANC (p = 0,00). Disarankan bagi IBI agar dapat mengupdate pengetahuan dan skill bidan tentang interpersonal skills khususnya dalam memberikan pelayanan ANC misalnya melalui seminar, workshop dan pelatihan","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126590049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. K. Yohana, Jasmi Jasmi, Fathunikmah Fathunikmah
Nyeri persalinan dapat menimbulkan masalah yaitu meningkatnya kecemasan sehingga produksi hormon adrenalin meningkat dan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi) yang menyebabkan aliran darah ibu dan ke janin menurun. Nyeri persalinan dapat diminimalkan dengan latihan pernafasan yang efektif selama proses persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan teknik relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif sebelum dan setelah intervensi. Penelitian ini menggunakan desain Pre-eksperimental, yang bersifat one group pre-test-post-test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primigravida yang menjalani persalinan pervaginam kala I fase aktif (pembukaan 4-8 cm). Jumlah sampel dalam penelitian adalah 15 responden dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Jambu Mawar dan Klinik Pratama Afiyah Pekanbaru pada bulan September 2016 sampai dengan Juli 2017. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan teknik relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin normal di Klinik Pratama Jambu Mawar dan Klinik Pratama Afiyah Pekanbaru dengan nilai p value sebesar 0,001. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon (α 0,05). Disarankan kepada bidan di Klinik Pratama Jambu Mawar dan Klinik Pratama Afiyah Pekanbaru agar lebih mensosialisasikan dan melakukan teknik relaksasi pernafasan kepada ibu bersalin yang bertujuan untuk mengurangi intensitas nyeri ibu bersalin pada kala I fase aktif.
{"title":"HUBUNGAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN NORMAL DI KLINIK PRATAMA JAMBU MAWAR DAN KLINIK PRATAMA AFIYAH PEKANBARU TAHUN 2017","authors":"S. K. Yohana, Jasmi Jasmi, Fathunikmah Fathunikmah","doi":"10.36929/jpk.v7i1.128","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/jpk.v7i1.128","url":null,"abstract":"Nyeri persalinan dapat menimbulkan masalah yaitu meningkatnya kecemasan sehingga produksi hormon adrenalin meningkat dan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi) yang menyebabkan aliran darah ibu dan ke janin menurun. Nyeri persalinan dapat diminimalkan dengan latihan pernafasan yang efektif selama proses persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan teknik relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif sebelum dan setelah intervensi. Penelitian ini menggunakan desain Pre-eksperimental, yang bersifat one group pre-test-post-test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primigravida yang menjalani persalinan pervaginam kala I fase aktif (pembukaan 4-8 cm). Jumlah sampel dalam penelitian adalah 15 responden dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Jambu Mawar dan Klinik Pratama Afiyah Pekanbaru pada bulan September 2016 sampai dengan Juli 2017. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan teknik relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin normal di Klinik Pratama Jambu Mawar dan Klinik Pratama Afiyah Pekanbaru dengan nilai p value sebesar 0,001. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon (α 0,05). Disarankan kepada bidan di Klinik Pratama Jambu Mawar dan Klinik Pratama Afiyah Pekanbaru agar lebih mensosialisasikan dan melakukan teknik relaksasi pernafasan kepada ibu bersalin yang bertujuan untuk mengurangi intensitas nyeri ibu bersalin pada kala I fase aktif.","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"465 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122894049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam proses persalinan pengaturan posisi ikut berperan penting di dalam persalinan. Ada beberapa tehnik yang dikembangkan pada ibu bersalin pada kala II bertujuan agar dapat memperpendek lama persalinan dan meminimalkan komplikasi yang terjadi pada ibu maupun janin. Pada saat proses melahirkan tidak menutup kemungkinan penolong persalinan akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Adapun teknik posisi pada saat melakukan pimpinan persalinan kala II seperti lithotomi, posisi miring atau lateral, posisi jongkok atau setengah duduk. Manuver Mc Robert yaitu posisi setengah duduk dengan hiperfleksi maksimal pada panggul dengan melibatkan fleksi maksimal kaki ibu sampai menyentuh abdomen. Masing-masing posisi persalinan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Perbedaan posisi persalinan Mc Robert dan posisi Lithotomi modifikasi Lateral terhadap lama persalinan kala II ibu primigravida di Klinik Swasta Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Populasi penelitian ini adalah semua ibu bersalin primigravida yang melahirkan di Klinik Utama Taman Sari pada bulan Mei s/d Agustus 2018. Sampel penelitian ini berjumlah 54 orang ibu bersalin primigravida yang masing-masingnya dibagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok Mc, Robert berjumlah 27 orang responden dan kelompok lithotomi berjumlah 27 orang responden. Hasil penelitian didapat bahwa beda rata-rata sebesar 21.56 menit artinya lama kala IIMc. Robert modifikasi Lateral rata-rata lebih cepat 21.56 menit bila dibandingkan dengan Lithotomimodifikasi Lateral. Hasil uji statistik dengan uji t independent diperoleh nilai p value sebesar 0.001 artinya ada perbedaan yang signifikan posisi persalinan Mc Robertmodifikasi Lateraldan posisi Lithotomi modifikasi Lateral pada proses persalinan kala II pada ibu primigravida. Disarankanposisi persalinan Mc Robertmodifikasi Lateraldapat digunakan sebagai posisi pada proses persalinan kala II di fasilitas pelayanan kebidanan terutama dapat diterapkan di Klinik Utama Taman Kota Pekanbaru.
{"title":"PERBEDAAN POSISI PERSALINAN Mc ROBERT DAN POSISI LITHOTOMI MODIFIKASI LATERAL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA II PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI KLINIK SWASTA KOTA PEKANBARU TAHUN 2018","authors":"Melly Wardanis, Isye Fadmiyanor, Arielya Susanti","doi":"10.36929/jpk.v7i2.141","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/jpk.v7i2.141","url":null,"abstract":"Dalam proses persalinan pengaturan posisi ikut berperan penting di dalam persalinan. Ada beberapa tehnik yang dikembangkan pada ibu bersalin pada kala II bertujuan agar dapat memperpendek lama persalinan dan meminimalkan komplikasi yang terjadi pada ibu maupun janin. Pada saat proses melahirkan tidak menutup kemungkinan penolong persalinan akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Adapun teknik posisi pada saat melakukan pimpinan persalinan kala II seperti lithotomi, posisi miring atau lateral, posisi jongkok atau setengah duduk. Manuver Mc Robert yaitu posisi setengah duduk dengan hiperfleksi maksimal pada panggul dengan melibatkan fleksi maksimal kaki ibu sampai menyentuh abdomen. Masing-masing posisi persalinan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Perbedaan posisi persalinan Mc Robert dan posisi Lithotomi modifikasi Lateral terhadap lama persalinan kala II ibu primigravida di Klinik Swasta Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Populasi penelitian ini adalah semua ibu bersalin primigravida yang melahirkan di Klinik Utama Taman Sari pada bulan Mei s/d Agustus 2018. Sampel penelitian ini berjumlah 54 orang ibu bersalin primigravida yang masing-masingnya dibagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok Mc, Robert berjumlah 27 orang responden dan kelompok lithotomi berjumlah 27 orang responden. Hasil penelitian didapat bahwa beda rata-rata sebesar 21.56 menit artinya lama kala IIMc. Robert modifikasi Lateral rata-rata lebih cepat 21.56 menit bila dibandingkan dengan Lithotomimodifikasi Lateral. Hasil uji statistik dengan uji t independent diperoleh nilai p value sebesar 0.001 artinya ada perbedaan yang signifikan posisi persalinan Mc Robertmodifikasi Lateraldan posisi Lithotomi modifikasi Lateral pada proses persalinan kala II pada ibu primigravida. Disarankanposisi persalinan Mc Robertmodifikasi Lateraldapat digunakan sebagai posisi pada proses persalinan kala II di fasilitas pelayanan kebidanan terutama dapat diterapkan di Klinik Utama Taman Kota Pekanbaru.","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131386499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
emberian air susu ibu (ASI) merupakan salah satu strategi utama untuk memenuhi kecukupan gizi, mencegah penyakit dan kematian. Salah satu kandungan dari ASI adalah kolostrum yang sangat berguna bagi bayi dimana terkandung zat kekebalan terutama sekretori immunoglobulin A (sIgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi seperti diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendamping pemberian ASI terhadap kadar sekretori imunoglobulin A (sIg A) pada neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru 2017. Desain penelitian adalah quasy eksperiment dengan pendekatan Pretest dan Posttest Control Group. Sampel pada penelitian ini dilakukan pada 15 orang neonatus untuk kelompok yang diberikan pendampingan pemberian ASI dan 15 orang neonatus yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru, Mei – Oktober 2017. Sampel dipilih berdasarkan Consecutive Sampling. Pemeriksaan kadar sIgA dilakukan dilaboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand dengan Metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Capture Test. Uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk, uji perbedaan kadar Sekretori Imunoglobulin A (sIg A) pada neoonatus yang dilakukan pendampingan pemberian ASI dengan yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI, menggunakan uji T Independen. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata atau mean kadar sIg A neonatus sebelum (hari ke-1) dan setelah (hari ke-28) tidak dilakukan pendampingan dan dilakukan pendampingan pemberian ASI (p=0,000); (p=0,004), kemudian tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar sIg A dari neonatus yang dilakukan pendampingan pemberian ASI dibandingkan dengan neonatus yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI (p=0.625). Kesimpulan penelitian ini adalah pendampingan pemberian ASI akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar sIg A sehingga disarankan bagi para bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu menyusui agar memberikan ASI ekslusif serta tetap melakukan pendampingan pemberian ASI pada ibu menyusui, terutama pendampingan dari keluarga.
{"title":"PENGARUH PENDAMPINGAN PEMBERIAN ASI TERHADAP SEKRETORI IMUNOGLOBULIN A (sIg A) PADA NEONATUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBAI PEKANBARU 2017","authors":"Isrowiyatun Daiyah, Hj. Juraida Roito Hrp","doi":"10.36929/jpk.v7i1.127","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/jpk.v7i1.127","url":null,"abstract":"emberian air susu ibu (ASI) merupakan salah satu strategi utama untuk memenuhi kecukupan gizi, mencegah penyakit dan kematian. Salah satu kandungan dari ASI adalah kolostrum yang sangat berguna bagi bayi dimana terkandung zat kekebalan terutama sekretori immunoglobulin A (sIgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi seperti diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendamping pemberian ASI terhadap kadar sekretori imunoglobulin A (sIg A) pada neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru 2017. Desain penelitian adalah quasy eksperiment dengan pendekatan Pretest dan Posttest Control Group. Sampel pada penelitian ini dilakukan pada 15 orang neonatus untuk kelompok yang diberikan pendampingan pemberian ASI dan 15 orang neonatus yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru, Mei – Oktober 2017. Sampel dipilih berdasarkan Consecutive Sampling. Pemeriksaan kadar sIgA dilakukan dilaboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand dengan Metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Capture Test. Uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk, uji perbedaan kadar Sekretori Imunoglobulin A (sIg A) pada neoonatus yang dilakukan pendampingan pemberian ASI dengan yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI, menggunakan uji T Independen. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata atau mean kadar sIg A neonatus sebelum (hari ke-1) dan setelah (hari ke-28) tidak dilakukan pendampingan dan dilakukan pendampingan pemberian ASI (p=0,000); (p=0,004), kemudian tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar sIg A dari neonatus yang dilakukan pendampingan pemberian ASI dibandingkan dengan neonatus yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI (p=0.625). Kesimpulan penelitian ini adalah pendampingan pemberian ASI akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar sIg A sehingga disarankan bagi para bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu menyusui agar memberikan ASI ekslusif serta tetap melakukan pendampingan pemberian ASI pada ibu menyusui, terutama pendampingan dari keluarga.","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116530547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Data BPS Riau menunjukkan bahwa produksi udang krosok yang merupakan salah satu jenis udang yang paling banyak digunakan untuk pembuatan udang kering (ebi) berjumlah 39 ton pada tahun 2015. Udang kering (ebi) dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan produk tertentu, salah satunya adalah nugget. Pemanfaatan udang kering (ebi) dalam pembuatan nugget tempe ini diharapkan mampu untuk meminimalisir rasa tempe yang kurang disukai serta aroma langu yang diperoleh dari tempe yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan nugget. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana perbedaan persentase udang kering (ebi) dan persentase tempe yang digunakan terdiri dari 4 perlakuan yaitu 2,5% : 97,5%; 5% : 95% ; 7,5% : 92,5% dan kontrol (tanpa ebi). Nugget tempe yang dihasilkan diuji organoleptik oleh 25 orang panelis semi terlatih. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan uji ANOVA tingkat kepercayaan 99% (α = 0,01) dan apabila ada perbedaan nyata akan dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) Berdasarkan hasil uji organoleptikterdapat pengaruh pemanfaatan udang kering (ebi) terhadap rasa dan aroma nugget tempe, tetapi tidak berpengaruh terhadap warna dan tekstur nugget tempe. Perlakuan substitusi udang kering (ebi) sebanyak 7,5% menjadi perlakuan yang paling disukai oleh panelis dari segi rasa, aroma, warna dan tekstur, dimana rata-rata tingkat kesukaan terhadap rasa 4,12; warna 3,80; aroma 4,0 dan tekstur 3,80.
{"title":"PEMANFAATAN UDANG KERING (EBI) DALAM PEMBUATAN NUGGET TEMPE","authors":"Dian Kurnia Rahayu, Esthy Rahman Asih, Yuliana Arsil","doi":"10.36929/jpk.v7i2.139","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/jpk.v7i2.139","url":null,"abstract":"Data BPS Riau menunjukkan bahwa produksi udang krosok yang merupakan salah satu jenis udang yang paling banyak digunakan untuk pembuatan udang kering (ebi) berjumlah 39 ton pada tahun 2015. Udang kering (ebi) dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan produk tertentu, salah satunya adalah nugget. Pemanfaatan udang kering (ebi) dalam pembuatan nugget tempe ini diharapkan mampu untuk meminimalisir rasa tempe yang kurang disukai serta aroma langu yang diperoleh dari tempe yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan nugget. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana perbedaan persentase udang kering (ebi) dan persentase tempe yang digunakan terdiri dari 4 perlakuan yaitu 2,5% : 97,5%; 5% : 95% ; 7,5% : 92,5% dan kontrol (tanpa ebi). Nugget tempe yang dihasilkan diuji organoleptik oleh 25 orang panelis semi terlatih. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan uji ANOVA tingkat kepercayaan 99% (α = 0,01) dan apabila ada perbedaan nyata akan dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) Berdasarkan hasil uji organoleptikterdapat pengaruh pemanfaatan udang kering (ebi) terhadap rasa dan aroma nugget tempe, tetapi tidak berpengaruh terhadap warna dan tekstur nugget tempe. Perlakuan substitusi udang kering (ebi) sebanyak 7,5% menjadi perlakuan yang paling disukai oleh panelis dari segi rasa, aroma, warna dan tekstur, dimana rata-rata tingkat kesukaan terhadap rasa 4,12; warna 3,80; aroma 4,0 dan tekstur 3,80.","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124689793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perilaku pengendara beresiko adalah istilah yang diberikan kepada pengendara yang meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan sikap mencari sensasi dengan perilaku pengendara beresiko pada remaja. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain analisis korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini sebanyak 126 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan, remaja yang memiliki perilaku mengemudi beresiko tinggi sebanyak 72 orang (57,1%), setelah dilakukan analisis bivariat,mencari sensasi berhubungan dengan perilaku pengendara beresiko, P-value 0,024. Dapat disimpulkan bahwasikap mencari sensasi pada remaja secara statistik berhubungan dengan perilaku pengendara beresiko. Diharapkan pihak sekolah agar membimbing siswa dan siswi untuk menyalurkan energi mencari sensasi ke hal yang positif seperti, mengikuti eskul di sekolah, seperti eskul olahraga, seni, atau pada pelajaran yang non akademik.
{"title":"HUBUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU PENGENDARA BERESIKO PADA REMAJA","authors":"Jem Ulina Purba, Husnan Husnan, A. Hamid","doi":"10.36929/jpk.v7i2.142","DOIUrl":"https://doi.org/10.36929/jpk.v7i2.142","url":null,"abstract":"Perilaku pengendara beresiko adalah istilah yang diberikan kepada pengendara yang meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan sikap mencari sensasi dengan perilaku pengendara beresiko pada remaja. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain analisis korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini sebanyak 126 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan, remaja yang memiliki perilaku mengemudi beresiko tinggi sebanyak 72 orang (57,1%), setelah dilakukan analisis bivariat,mencari sensasi berhubungan dengan perilaku pengendara beresiko, P-value 0,024. Dapat disimpulkan bahwasikap mencari sensasi pada remaja secara statistik berhubungan dengan perilaku pengendara beresiko. Diharapkan pihak sekolah agar membimbing siswa dan siswi untuk menyalurkan energi mencari sensasi ke hal yang positif seperti, mengikuti eskul di sekolah, seperti eskul olahraga, seni, atau pada pelajaran yang non akademik.","PeriodicalId":128607,"journal":{"name":"JURNAL PROTEKSI KESEHATAN","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131370531","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}