Endang Nuryadi, Soehartati Gondhowiardjo, M. Adham
Studi retrospektif ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan respon terapi radiasi antara teknik konvensional 2D dengan pengecilan lapangan radiasi teknik 2D, 3DCRT atau brakiterapi pada pasien kanker nasofaring stadium dini (stadium I – IIa). Dari 20 sampel didapatkan respon komplit pada 17 pasien (85%) dan respon parsial pada 3 pasien (15%) (p=0.219). Efek samping akut yaitu dermatitis radiasi grade 3-4 adalah 5% (p=0.435), mukositis grade 3-4 adalah 15% (p=0.510) dan xerostomia grade 3-4 adalah 0% (p=0.517). Secara statistik tidak didapatkan perbedaan bermakna tetapi secara klinis mempunyai kesan ada kecenderungan bahwa dengan pengecilan lapangan radiasi teknik brakiterapi dan 3D-CRT lebih baik dalam hal efek samping akut mukositis dibanding teknik 2D
{"title":"Perbandingan Respon Terapi Radiasi Antara Teknik Konvensional 2D dengan Pengecilan Lapangan Radiasi Teknik 2D, 3DCRT atau Brakiterapi pada Kanker Nasofaring Stadium Dini di Departemen Radioterapi RSUPN Cipto Mangunkusumo","authors":"Endang Nuryadi, Soehartati Gondhowiardjo, M. Adham","doi":"10.32532/JORI.V6I2.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V6I2.35","url":null,"abstract":"Studi retrospektif ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan respon terapi radiasi antara teknik konvensional 2D dengan pengecilan lapangan radiasi teknik 2D, 3DCRT atau brakiterapi pada pasien kanker nasofaring stadium dini (stadium I – IIa). Dari 20 sampel didapatkan respon komplit pada 17 pasien (85%) dan respon parsial pada 3 pasien (15%) (p=0.219). Efek samping akut yaitu dermatitis radiasi grade 3-4 adalah 5% (p=0.435), mukositis grade 3-4 adalah 15% (p=0.510) dan xerostomia grade 3-4 adalah 0% (p=0.517). Secara statistik tidak didapatkan perbedaan bermakna tetapi secara klinis mempunyai kesan ada kecenderungan bahwa dengan pengecilan lapangan radiasi teknik brakiterapi dan 3D-CRT lebih baik dalam hal efek samping akut mukositis dibanding teknik 2D","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126718966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Karsinoma sel kecil serviks merupakan varian tumor sel kecil ekstrapulmoner yang jarang ditemukan dan sangat agresif. Karsinoma jenis ini ditemukan pada <2% dari seluruh keganasan serviks dan umumnya tidak berdiferensiasi. Karsinoma sel kecil dihubungkan dengan prognosis yang buruk dan memiliki kejadian metastasis jauh yang tinggi. Kesintasan 5 tahun untuk stadium lokal lanjut sekitar 10-23%, dan hanya 1-9% untuk stadium lanjut (metastasis jauh). Tatalaksana optimal untuk penyakit ini, khusunya pada stadium lanjut, masih belum tegak sepenuhnya. Hanya saja, sudah disepakati bahwa pendekatan terapi multimodal (operasi, kemoterapi, radioterapi) memberikan hasil yang lebih baik. Kami melaporkan suatu kasus, seorang wanita 43 tahun dengan karsinoma sel kecil serviks stadium IVB dengan metastasis paru.
{"title":"Peran Radioterapi pada Karsinoma Neuroendokrin Jenis Karsinoma Sel Kecil pada Serviks","authors":"Sugandi Hartanto, H. M. Djakaria","doi":"10.32532/JORI.V7I1.41","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V7I1.41","url":null,"abstract":"Karsinoma sel kecil serviks merupakan varian tumor sel kecil ekstrapulmoner yang jarang ditemukan dan sangat agresif. Karsinoma jenis ini ditemukan pada <2% dari seluruh keganasan serviks dan umumnya tidak berdiferensiasi. Karsinoma sel kecil dihubungkan dengan prognosis yang buruk dan memiliki kejadian metastasis jauh yang tinggi. Kesintasan 5 tahun untuk stadium lokal lanjut sekitar 10-23%, dan hanya 1-9% untuk stadium lanjut (metastasis jauh). Tatalaksana optimal untuk penyakit ini, khusunya pada stadium lanjut, masih belum tegak sepenuhnya. Hanya saja, sudah disepakati bahwa pendekatan terapi multimodal (operasi, kemoterapi, radioterapi) memberikan hasil yang lebih baik. Kami melaporkan suatu kasus, seorang wanita 43 tahun dengan karsinoma sel kecil serviks stadium IVB dengan metastasis paru.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115376041","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Malnutrisi dan hipoksia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan terapi kanker. Malnutrisi timbul akibat patofisiologi kanker maupun sebagai efek samping pengobatan kanker tersebut. Hipoksia sel diketahui menyebabkan radioresistensi terhadap radiasi. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif terhadap 20 pasien kanker nasofaring stadium lanjut lokal yang menjalani radioterapi di Departemen Radioterapi RSUPN Ciptomangunkusumo dari Desember 2012 - Agustus 2013, dengan menggunakan albumin sebagai parameter malnutrisi yang dicatat dari rekam medik pasien dan HIF1α sebagai parameter hipoksia yang dianalisa secara imunoperoksidase dari blok paraffin jaringan biopsi tumor. Respon radiasi diukur menggunakan kriteria RECIST dengan membandingkan CT scan sebelum dan 1-2 bulan pasca radiasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hipoalbuminemia dan hipoksia sel berkorelasi secara bermakna dengan penurunan respon radiasi (p=0,001), dan rendahnya serum albumin berkolerasi bermakna dengan tingkat hipoksia sel (p=0,001).
{"title":"Korelasi Kadar Albumin Praradiasi dan Hipoksia terhadap Respon Radiasi Karsinoma Nasofaring Stadium Lanjut Lokal","authors":"Prinka D Adyta, Sri Mutya Sekarutami","doi":"10.32532/JORI.V6I2.34","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V6I2.34","url":null,"abstract":"Malnutrisi dan hipoksia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan terapi kanker. Malnutrisi timbul akibat patofisiologi kanker maupun sebagai efek samping pengobatan kanker tersebut. Hipoksia sel diketahui menyebabkan radioresistensi terhadap radiasi. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif terhadap 20 pasien kanker nasofaring stadium lanjut lokal yang menjalani radioterapi di Departemen Radioterapi RSUPN Ciptomangunkusumo dari Desember 2012 - Agustus 2013, dengan menggunakan albumin sebagai parameter malnutrisi yang dicatat dari rekam medik pasien dan HIF1α sebagai parameter hipoksia yang dianalisa secara imunoperoksidase dari blok paraffin jaringan biopsi tumor. Respon radiasi diukur menggunakan kriteria RECIST dengan membandingkan CT scan sebelum dan 1-2 bulan pasca radiasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hipoalbuminemia dan hipoksia sel berkorelasi secara bermakna dengan penurunan respon radiasi (p=0,001), dan rendahnya serum albumin berkolerasi bermakna dengan tingkat hipoksia sel (p=0,001).","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123153524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nastiti Rahajeng, Soehartati Gondhowiardjo, Zanil Musa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon radiasi, kesintasan hidup, dan faktor yang mungkin mempengaruhi dalam penanganan karsinoma nasofaring stadium lanjut lokal. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif analitik terhadap 391 pasien karsinoma nasofaring stadium lanjut lokal yang berobat di Departemen Radioterapi RSCM periode Januari 2007-Desember 2011. Respon radiasi dianalisa menggunakan uji korelasi Spearman dan analisis kesintasan dihitung dengan kurva Kaplan Meier pada pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan 70.6% pasien adalah laki laki, median usia 45 (9-86) tahun, sebagian besar stadium IVB (32,7%) dengan tipe histopatologis WHO III paling dominan (82,4%). Kesintasan hidup 3 dan 5 tahun untuk masing-masing stadium IIB, III, IVA, IVB berturut-turut adalah 64,9%, 57,6%, 47,4%, 48,0% dan 64,9%, 43,2%, 34,3%, 26,6%. Sedangkan respon komplit untuk masing-masing stadium IIB, III, IVA, IVB ber-turut-turut 83,3%, 73,3%, 52,6%, 45,8%. Terdapat korelasi bermakna antara respon radiasi dengan stadium (r=0,242;p=0,038) dan antara respon radiasi dan kesintasan hidup (r=- 0,251;p=0,031.
本研究的目的是确定辐射反应、生命存活率,以及可能影响局部生长致癌治疗的因素。该研究是对2011年1月至12月中医RSCM期间391名本土癌症患者进行的一项分析性描述性研究。使用Spearman相关测试和系统分析分析的辐射反应与符合包容性标准的患者卡普兰Meier曲线是一致的。共有70.6%的患者是男性,年龄为45岁(9-86岁),主要是试管受精阶段(32.7%),后者是世卫组织第三型骨科医生(82.4%)。每期IIB, III, IVA,连续试管婴儿的3年和5年寿命为64.9%,57.6%,47.4%,48.0%和64.9%,43.2%,34.3%,26.6%。而对于每一阶段的IIB, III, IVA,试管婴儿的同步率是83.3%,73.3%,52.6%,45.8%。辐射反应与体育场(r= 242;p= 038)和辐射反应与活动性反应(r=- 251;p= 031)之间有一个有意义的关联。
{"title":"Respon Radiasi dan Kesintasan Karsinoma Nasofaring Stadium Lanjut Lokal di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Periode Januari 2007-Desember 2011","authors":"Nastiti Rahajeng, Soehartati Gondhowiardjo, Zanil Musa","doi":"10.32532/JORI.V6I2.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V6I2.33","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon radiasi, kesintasan hidup, dan faktor yang mungkin mempengaruhi dalam penanganan karsinoma nasofaring stadium lanjut lokal. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif analitik terhadap 391 pasien karsinoma nasofaring stadium lanjut lokal yang berobat di Departemen Radioterapi RSCM periode Januari 2007-Desember 2011. Respon radiasi dianalisa menggunakan uji korelasi Spearman dan analisis kesintasan dihitung dengan kurva Kaplan Meier pada pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan 70.6% pasien adalah laki laki, median usia 45 (9-86) tahun, sebagian besar stadium IVB (32,7%) dengan tipe histopatologis WHO III paling dominan (82,4%). Kesintasan hidup 3 dan 5 tahun untuk masing-masing stadium IIB, III, IVA, IVB berturut-turut adalah 64,9%, 57,6%, 47,4%, 48,0% dan 64,9%, 43,2%, 34,3%, 26,6%. Sedangkan respon komplit untuk masing-masing stadium IIB, III, IVA, IVB ber-turut-turut 83,3%, 73,3%, 52,6%, 45,8%. Terdapat korelasi bermakna antara respon radiasi dengan stadium (r=0,242;p=0,038) dan antara respon radiasi dan kesintasan hidup (r=- 0,251;p=0,031.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115376636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alfred Julius Petrarizky, Soehartati Gondhowiardjo
Radioterapi stereotaktik adalah suatu bentuk terapi radiasi yang membutuhkan akurasi tinggi. Selain imobilisasi yang baik, dibutuhkan verifikasi untuk memastikan akurasi dan untuk mengetahui kesalahan sistematik dan acak dalam pemberian radiasi. Margin Planning Target Volume (PTV) dibuat untuk memastikan target radiasi mendapatkan cakupan dosis radiasi yang diinginkan. Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang menggunakan data verifikasi dengan X-ray Volumetric Imaging (XVI) dari 10 pasien yang menjalani radioterapi stereotaktik di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan fiksasi bite-block antara bulan Januari 2013 sampai dengan Oktober 2013. Hasil penelitian memberikan rekomendasi margin PTV yang dapat digunakan di Departemen Radioterapi RSCM. Terdapat margin PTV yang cukup besar untuk sumbu kraniokaudal. Diperlukan upaya tambahan untuk meningkatkan akurasi radiasi sehingga margin yang diberikan tidak terlalu besar.
{"title":"Akurasi Geometri Pasien yang Menjalani Radioterapi Stereotaktik di Departemen Radioterapi RSCM","authors":"Alfred Julius Petrarizky, Soehartati Gondhowiardjo","doi":"10.32532/JORI.V6I1.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V6I1.28","url":null,"abstract":"Radioterapi stereotaktik adalah suatu bentuk terapi radiasi yang membutuhkan akurasi tinggi. Selain imobilisasi yang baik, dibutuhkan verifikasi untuk memastikan akurasi dan untuk mengetahui kesalahan sistematik dan acak dalam pemberian radiasi. Margin Planning Target Volume (PTV) dibuat untuk memastikan target radiasi mendapatkan cakupan dosis radiasi yang diinginkan. Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang menggunakan data verifikasi dengan X-ray Volumetric Imaging (XVI) dari 10 pasien yang menjalani radioterapi stereotaktik di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan fiksasi bite-block antara bulan Januari 2013 sampai dengan Oktober 2013. Hasil penelitian memberikan rekomendasi margin PTV yang dapat digunakan di Departemen Radioterapi RSCM. Terdapat margin PTV yang cukup besar untuk sumbu kraniokaudal. Diperlukan upaya tambahan untuk meningkatkan akurasi radiasi sehingga margin yang diberikan tidak terlalu besar.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116563169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Annisa Febi Indarti, Sri Mutya Sekarutami, Sahat Matondang
Kanker kolorektal masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Beberapa studi terdahulu melaporkan adanya hubungan antara pemanjangan waktu terapi dengan penurunan kontrol lokal, namun studi-studi tersebut dilakukan pada kasus-kasus keganasan di organ lain. Untuk mengetahui profil pasien kanker rektum di Departemen Radioterapi RS Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi, maka dilakukan penelitian ini. Penelitian bersifat retrospektif deskriptif analitik, terhadap 144 pasien kanker rektum yang menjalani radiasi di departemen ini sejak Januari 2009-Januari 2014. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien kanker rektum di Departemen Radioterapi RSCM sama dengan hasil dari berbagai studi sebelumnya, kecuali karakteristik usia. Respons radiasi hanya dapat dievaluasi pada 7 pasien. Tidak ditemukan korelasi antara OTT dan DTT dengan respons radiasi. Analisis kesintasan 3 dan 5 tahun masing-masing adalah 65% dan 45%, dengan median kesintasan 59 bulan.
{"title":"Profil Pasien Kanker Rektum yang Menjalani Radiasi di Departemen Radioterapi RSUPN Cipto Mangunkusumo Periode Tahun 2009-2014","authors":"Annisa Febi Indarti, Sri Mutya Sekarutami, Sahat Matondang","doi":"10.32532/JORI.V7I1.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V7I1.38","url":null,"abstract":"Kanker kolorektal masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Beberapa studi terdahulu melaporkan adanya hubungan antara pemanjangan waktu terapi dengan penurunan kontrol lokal, namun studi-studi tersebut dilakukan pada kasus-kasus keganasan di organ lain. Untuk mengetahui profil pasien kanker rektum di Departemen Radioterapi RS Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi, maka dilakukan penelitian ini. Penelitian bersifat retrospektif deskriptif analitik, terhadap 144 pasien kanker rektum yang menjalani radiasi di departemen ini sejak Januari 2009-Januari 2014. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien kanker rektum di Departemen Radioterapi RSCM sama dengan hasil dari berbagai studi sebelumnya, kecuali karakteristik usia. Respons radiasi hanya dapat dievaluasi pada 7 pasien. Tidak ditemukan korelasi antara OTT dan DTT dengan respons radiasi. Analisis kesintasan 3 dan 5 tahun masing-masing adalah 65% dan 45%, dengan median kesintasan 59 bulan.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132436644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Angka kejadian penyakit jantung yang diakibatkan radiasi, semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dikarenakan semakin meningkatnya angka kesintasan penderita keganasan pada daerah dada yang mendapat terapi radiasi. Jantung dahulu sempat dikatakan sebagai organ yang relatif resisten terhadap radiasi, namun saat ini dapat dijelaskan bahwa kerusakan pembuluh darah dan fibrosis merupakan mekanisme utama kerusakan jantung akibat radiasi. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui patofisiologi, faktor–faktor yang mempengaruhi, serta upaya untuk mencegah atau mengurangi angka kejadian gangguan jantung akibat radiasi. Salah satunya dengan menerapkan prinsip radioterapi, yaitu memberikan dosis sebesar–besarnya pada jaringan tumor, dengan memberikan dosis radiasi sekecil–kecilnya pada jaringan sehat.
{"title":"Efek Samping Radiasi pada Jantung","authors":"Ngakan Putu Daksa Ganapati, H. M. Djakaria","doi":"10.32532/JORI.V7I1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V7I1.42","url":null,"abstract":"Angka kejadian penyakit jantung yang diakibatkan radiasi, semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dikarenakan semakin meningkatnya angka kesintasan penderita keganasan pada daerah dada yang mendapat terapi radiasi. Jantung dahulu sempat dikatakan sebagai organ yang relatif resisten terhadap radiasi, namun saat ini dapat dijelaskan bahwa kerusakan pembuluh darah dan fibrosis merupakan mekanisme utama kerusakan jantung akibat radiasi. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui patofisiologi, faktor–faktor yang mempengaruhi, serta upaya untuk mencegah atau mengurangi angka kejadian gangguan jantung akibat radiasi. Salah satunya dengan menerapkan prinsip radioterapi, yaitu memberikan dosis sebesar–besarnya pada jaringan tumor, dengan memberikan dosis radiasi sekecil–kecilnya pada jaringan sehat.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127009472","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. S. Nugroho, Ratnawati Soediro, N. C. Siregar, Zubairi Djoerban, Evert Poetiray, Soehartati Gondhowiardjo
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil kosmetik pasca breast conserving treatment pada kanker payudara stadium T1-2N0. Penelitian retrospektif ini dilakukan pada pasien kanker payudara T1-2N0 yang menerima pengobatan antara Januari 2001 dan Desember 2010 di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Jakarta Breast Center. Hasil akhir penelitian ini adalah hasil kosmetik yang dinilai dengan skor Harvard. Seratus tiga dari 200 pasien yang menjalani breast conserving treatment telah dilakukan penilaian kosmetik. 59 (57,3%) pasien mendapatkan hasil kosmetik excellent – good . Sedangkan hasil kosmetik fair dan poor sebanyak 9 (8,7%) dan 35 (34%) pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua pertiga pasien yang menjalani breast conserving treatment mendapatkan hasil kosmetik yang baik.
{"title":"Hasil Kosmetik Pasca Breast Conserving Treatment pada Wanita Indonesia dengan Kanker Payudara Stadium T1-2N0","authors":"R. S. Nugroho, Ratnawati Soediro, N. C. Siregar, Zubairi Djoerban, Evert Poetiray, Soehartati Gondhowiardjo","doi":"10.32532/JORI.V7I2.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V7I2.45","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil kosmetik pasca breast conserving treatment pada kanker payudara stadium T1-2N0. Penelitian retrospektif ini dilakukan pada pasien kanker payudara T1-2N0 yang menerima pengobatan antara Januari 2001 dan Desember 2010 di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Jakarta Breast Center. Hasil akhir penelitian ini adalah hasil kosmetik yang dinilai dengan skor Harvard. Seratus tiga dari 200 pasien yang menjalani breast conserving treatment telah dilakukan penilaian kosmetik. 59 (57,3%) pasien mendapatkan hasil kosmetik excellent – good . Sedangkan hasil kosmetik fair dan poor sebanyak 9 (8,7%) dan 35 (34%) pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua pertiga pasien yang menjalani breast conserving treatment mendapatkan hasil kosmetik yang baik.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126003889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Gondhowiardjo, Fathiya Juwita Hanum, Rizka Hanifah, S. M. Sekarutami, N. Christina, Steven Octavianus, R. K. Priharto, -. Widyastuti
{"title":"Cancer Profile in East Jakarta: A 5-year descriptive study","authors":"S. Gondhowiardjo, Fathiya Juwita Hanum, Rizka Hanifah, S. M. Sekarutami, N. Christina, Steven Octavianus, R. K. Priharto, -. Widyastuti","doi":"10.32532/jori.v9i2.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/jori.v9i2.91","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124658348","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Gondhowiardjo, Montesquieu Silalahi, Donald Arinanda Manuain, S. M. Sekarutami, N. Christina, Steven Octavianus, R. K. Priharto, Widyastuti
Background: Global Burden of Cancer 2012 (GLOBOCAN 2012) estimated 14.1 million new cases of cancer worldwide in 2012. This data was obtained from countries that have a population-based cancer registry. Cancer registration is useful in classifying information from all cancer cases to generate statistics of cancer incidence in a particular population as well as providing a framework for interpreting and controlling the impact of cancer in the community. Indonesia has not had a population-based cancer registry currently. The Minister of Health of Indonesia has designated Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital as a control center for cancer registration to establish a population-based cancer registry in Jakarta province. Methods: This cross-sectional descriptive study aimed to describe the cancer profile in Central Jakarta 2008-2012 based on data of RSCM as cancer registry control center in Jakarta province. The data were collected using Srikandi form, a form for cancer registry in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Result: The results obtained 1,797 cases of cancer in Central Jakarta from 2008- 2012 with male and female ratio of 1:1.9. The majority of patients came to health providers with advanced stage. The most common cancers were breast cancer, uterine cervical cancer, hematopoietic and reticuloendothelial system cancer, nasopharyngeal cancer, lung and bronchial cancer and lymph node cancer. Conclusions: This research has some similarities with data from GLOBOCAN 2012. However, it is to be noted that data showed that many patients come in an advanced stage of cancer. Moreover, some part of the research data is incomplete due to inadequacy in the filling process of Srikandi form.
{"title":"Cancer Profile in Central Jakarta : A 5-Year descriptive study","authors":"S. Gondhowiardjo, Montesquieu Silalahi, Donald Arinanda Manuain, S. M. Sekarutami, N. Christina, Steven Octavianus, R. K. Priharto, Widyastuti","doi":"10.32532/JORI.V9I2.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.32532/JORI.V9I2.90","url":null,"abstract":"Background: Global Burden of Cancer 2012 (GLOBOCAN 2012) estimated 14.1 million new cases of cancer worldwide in 2012. This data was obtained from countries that have a population-based cancer registry. Cancer registration is useful in classifying information from all cancer cases to generate statistics of cancer incidence in a particular population as well as providing a framework for interpreting and controlling the impact of cancer in the community. Indonesia has not had a population-based cancer registry currently. The Minister of Health of Indonesia has designated Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital as a control center for cancer registration to establish a population-based cancer registry in Jakarta province. Methods: This cross-sectional descriptive study aimed to describe the cancer profile in Central Jakarta 2008-2012 based on data of RSCM as cancer registry control center in Jakarta province. The data were collected using Srikandi form, a form for cancer registry in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Result: The results obtained 1,797 cases of cancer in Central Jakarta from 2008- 2012 with male and female ratio of 1:1.9. The majority of patients came to health providers with advanced stage. The most common cancers were breast cancer, uterine cervical cancer, hematopoietic and reticuloendothelial system cancer, nasopharyngeal cancer, lung and bronchial cancer and lymph node cancer. Conclusions: This research has some similarities with data from GLOBOCAN 2012. However, it is to be noted that data showed that many patients come in an advanced stage of cancer. Moreover, some part of the research data is incomplete due to inadequacy in the filling process of Srikandi form.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126155941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}