Pub Date : 2023-03-22DOI: 10.29303/spektrum.v10i1.297
N. N. Kencanawati, Lia Aprianingsih, Hariyadi Hariyadi, Ngudiyono Ngudiyono, Fathmah Mahmud, Desi Widianty
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi gempa tinggi, untuk itu perlu usaha mereduksi dampak yang timbul akibat gempa terutama pada struktur bangunan. Struktur yang dianalisis adalah gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang berada di Bangsal, Lombok Utara. Gedung ini terdiri dari 4 lantai dan akan dilakukan analisis tiga dimensi pada struktur fixed base dan struktur yang menggunakan base isolator bertipe lead rubber bearing (LRB), friction pendulum system (FPS) dan high damping rubber bearing (HDRB). Berdasarkan hasil analisis didapatkan diameter isolator tipe LRB dan HDRB sebesar 750 mm, sementara diameter FPS sebesar 1180 mm. Dengan menggunakan base isolator terjadi peningkatan periode struktur untuk tipe LRB, FPS dan HDRB berturut-turut sebesar 1,812 detik; 1,957 detik dan 1,435 detik. Terjadi juga peningkatan pada simpangan dasar arah x dan y pada tipe LRB, HDRB dan FPS, yakni berturut-turut sebesar 96,42%; 96,99%; 94,15% dan 93,84%; 93,16%; 89,97%. Sementara itu, terjadi penurunan pada simpangan antar lantai arah x berturut-turut sebesar 64,2%; 63,73%, 64,7% dan arah y sebesar 60,65%; 62,61%; 56,67%. Base isolator tidak langsung menyentuh pondasi melainkan dihubungkan dengan kolom pedestal yang berdiameter 1500 mm dengan tulangan 54 D25. Sementara itu untuk menghubungkan antara isolator dengan kolom pedestal digunakan base plate dengan tebal 20 mm dan panjang baut angkur sebesar 700 mm. Hasil analisis menunjukkan penggunaan base isolator dapat secara efektif memperbaiki respon struktur terhadap bahaya gempa, pada kasus ini pada gedung berlantai 4.
{"title":"PERBANDINGAN RESPON SEISMIK STRUKTUR GEDUNG SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM ISOLASI DASAR (STUDI KASUS: GEDUNG TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA, BANGSAL, KABUPATEN LOMBOK UTARA)","authors":"N. N. Kencanawati, Lia Aprianingsih, Hariyadi Hariyadi, Ngudiyono Ngudiyono, Fathmah Mahmud, Desi Widianty","doi":"10.29303/spektrum.v10i1.297","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v10i1.297","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi gempa tinggi, untuk itu perlu usaha mereduksi dampak yang timbul akibat gempa terutama pada struktur bangunan. Struktur yang dianalisis adalah gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang berada di Bangsal, Lombok Utara. Gedung ini terdiri dari 4 lantai dan akan dilakukan analisis tiga dimensi pada struktur fixed base dan struktur yang menggunakan base isolator bertipe lead rubber bearing (LRB), friction pendulum system (FPS) dan high damping rubber bearing (HDRB). Berdasarkan hasil analisis didapatkan diameter isolator tipe LRB dan HDRB sebesar 750 mm, sementara diameter FPS sebesar 1180 mm. Dengan menggunakan base isolator terjadi peningkatan periode struktur untuk tipe LRB, FPS dan HDRB berturut-turut sebesar 1,812 detik; 1,957 detik dan 1,435 detik. Terjadi juga peningkatan pada simpangan dasar arah x dan y pada tipe LRB, HDRB dan FPS, yakni berturut-turut sebesar 96,42%; 96,99%; 94,15% dan 93,84%; 93,16%; 89,97%. Sementara itu, terjadi penurunan pada simpangan antar lantai arah x berturut-turut sebesar 64,2%; 63,73%, 64,7% dan arah y sebesar 60,65%; 62,61%; 56,67%. Base isolator tidak langsung menyentuh pondasi melainkan dihubungkan dengan kolom pedestal yang berdiameter 1500 mm dengan tulangan 54 D25. Sementara itu untuk menghubungkan antara isolator dengan kolom pedestal digunakan base plate dengan tebal 20 mm dan panjang baut angkur sebesar 700 mm. Hasil analisis menunjukkan penggunaan base isolator dapat secara efektif memperbaiki respon struktur terhadap bahaya gempa, pada kasus ini pada gedung berlantai 4.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124244241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kajian mengenai komposit polimer - serat alam yang sering ditampilkan oleh para peneliti lebih banyak didasarkan pada kondisi lingkungan normal. Padahal dalam kenyataannya, penggunaan material komposit seringkali berada atau dihadapkan pada situasi yang tidak normal atau agresif seperti kelembaban dan temperatur yang selalu berubah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap sifat mekanik komposit yang diperkuat dengan serat alam – abaka dan rami - yang ditempatkan pada lingkungan yang agresif. Penelitian dilakukan secara eksperimental dimana tiga jenis lingkungan agresif; ruang terbuka, air laut dan ditanam dalam tanah menjadi variabel penelitian. Sebagai pembanding atau kontrol, komposit juga ditempatkan pada ruang tertutup dengan kondisi normal. Setelah diekspose selama 8 minggu, sampel komposit kemudian dipersiapkan untuk diuji kekuatan tarik dan lenturnya. Progress dari proses degradasi komposit juga dievaluasi setiap minggu. Secara umum hasil penelitian menunjukan bahwa ekspose pada lingkungan agresif belum memberikan pengaruh yang signifikan pada sifat fisik maupun mekanik komposit. Pada observasi yang dilakukan terhadap komposit poliester-rami, terlihat bahwa ekspose pada lingkungan agresif mengurangi kekuatan tarik dan lentur komposit. Tetapi pada pengujian yang dilakukan terhadap komposit poliester-rami, justru terjadi sebaliknya dimana kekuatan tarik dan lentur komposit yang diekspose pada lingkungan agresif lebih tinggi dibandingkan dengan kontrolnya, yakni komposit yang tidak diekspose pada lingkungan agresif. Sangat besar kemungkinan bahwa karena komposit poliester-rami yang dijadikan sebagai kontrol memiliki banyak rongga, maka sifat mekaniknya sudah lebih rendah daripada komposit yang diekspose pada lingkungan agresif.
{"title":"KUAT TARIK DAN LENTUR KOMPOSIT POLIESTER-ABAKA YANG DIEKSPOSE PADA LINGKUNGAN AGRESIF","authors":"Jauhar Fajrin, Ika Permatasari, Hariyadi Hariyadi, Miko Eniarti, S. Suparjo, Pathurahman Pathurahman","doi":"10.29303/spektrum.v10i1.281","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v10i1.281","url":null,"abstract":"Kajian mengenai komposit polimer - serat alam yang sering ditampilkan oleh para peneliti lebih banyak didasarkan pada kondisi lingkungan normal. Padahal dalam kenyataannya, penggunaan material komposit seringkali berada atau dihadapkan pada situasi yang tidak normal atau agresif seperti kelembaban dan temperatur yang selalu berubah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap sifat mekanik komposit yang diperkuat dengan serat alam – abaka dan rami - yang ditempatkan pada lingkungan yang agresif. Penelitian dilakukan secara eksperimental dimana tiga jenis lingkungan agresif; ruang terbuka, air laut dan ditanam dalam tanah menjadi variabel penelitian. Sebagai pembanding atau kontrol, komposit juga ditempatkan pada ruang tertutup dengan kondisi normal. Setelah diekspose selama 8 minggu, sampel komposit kemudian dipersiapkan untuk diuji kekuatan tarik dan lenturnya. Progress dari proses degradasi komposit juga dievaluasi setiap minggu. Secara umum hasil penelitian menunjukan bahwa ekspose pada lingkungan agresif belum memberikan pengaruh yang signifikan pada sifat fisik maupun mekanik komposit. Pada observasi yang dilakukan terhadap komposit poliester-rami, terlihat bahwa ekspose pada lingkungan agresif mengurangi kekuatan tarik dan lentur komposit. Tetapi pada pengujian yang dilakukan terhadap komposit poliester-rami, justru terjadi sebaliknya dimana kekuatan tarik dan lentur komposit yang diekspose pada lingkungan agresif lebih tinggi dibandingkan dengan kontrolnya, yakni komposit yang tidak diekspose pada lingkungan agresif. Sangat besar kemungkinan bahwa karena komposit poliester-rami yang dijadikan sebagai kontrol memiliki banyak rongga, maka sifat mekaniknya sudah lebih rendah daripada komposit yang diekspose pada lingkungan agresif.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130453350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-22DOI: 10.29303/spektrum.v10i1.304
Yaya Fradana, Ngudiyono Ngudiyono, Jauhar Fajrin
Pada tahun 2018 terjadi gempa bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat, gempa ini diawali pada tanggal 28 Juli 2018 dengan kekuatan Magnitude 6,5 SR yang kemudian diikuti puluhan gempa susulan, setelah itu gempa yang signifikan terjadi lagi pada tanggal 5 Agustus 2018 dengan kekuatan Magnitude 6,9 SR. Salah satu daerah yang mengalami kerusakan berat yaitu Kabupaten Lombok Utara, namun penanganan perbaikan infrstruktur terutama subsektor perumahan pasca bencana mengalami keterlambatan, yang sampai saat ini belum terselesaikan di wilayah ini. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan di lapangan dan strategi yang optimal sehingga mempercepat pemulihan infrastruktur subsektor perumahan dengan menggunakan metode AHP dan SWOT. Analisa AHP menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan, analisis SWOT menggunakan teknik proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Dari hasil dan pembahasan diperoleh strategi alternatif menggunakan metode SWOT dengan analisis matriks IFAS dan EFAS, untuk grand strategi masuk dalam kuadran III yaitu strategi W-O (Weakness-Opportunity). Kemudian, alternatif strategi SWOT dengan antar kriteria yang dianalisis menggunakan AHP diperoleh bobot nilai Global Priorty yaitu Alternatif 1 = 36,3%, Alternatif 2 = 31,6%, selanjutnya Alternatif 3 = 32,2%. Pelibatan masyarakat dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi baik dalam penentuan kebijakan serta pelaksanaan di lapangan menjadi strategi optimal dalam penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi subsektor perumahan pasca gempa bumi NTB 2018 di Kabupaten Lombok Utara.
{"title":"ANALISIS PENANGANAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SUB SEKTOR PERUMAHAN PASCA GEMPA BUMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DI KABUPATEN LOMBOK UTARA","authors":"Yaya Fradana, Ngudiyono Ngudiyono, Jauhar Fajrin","doi":"10.29303/spektrum.v10i1.304","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v10i1.304","url":null,"abstract":"Pada tahun 2018 terjadi gempa bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat, gempa ini diawali pada tanggal 28 Juli 2018 dengan kekuatan Magnitude 6,5 SR yang kemudian diikuti puluhan gempa susulan, setelah itu gempa yang signifikan terjadi lagi pada tanggal 5 Agustus 2018 dengan kekuatan Magnitude 6,9 SR. Salah satu daerah yang mengalami kerusakan berat yaitu Kabupaten Lombok Utara, namun penanganan perbaikan infrstruktur terutama subsektor perumahan pasca bencana mengalami keterlambatan, yang sampai saat ini belum terselesaikan di wilayah ini. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan di lapangan dan strategi yang optimal sehingga mempercepat pemulihan infrastruktur subsektor perumahan dengan menggunakan metode AHP dan SWOT. Analisa AHP menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan, analisis SWOT menggunakan teknik proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Dari hasil dan pembahasan diperoleh strategi alternatif menggunakan metode SWOT dengan analisis matriks IFAS dan EFAS, untuk grand strategi masuk dalam kuadran III yaitu strategi W-O (Weakness-Opportunity). Kemudian, alternatif strategi SWOT dengan antar kriteria yang dianalisis menggunakan AHP diperoleh bobot nilai Global Priorty yaitu Alternatif 1 = 36,3%, Alternatif 2 = 31,6%, selanjutnya Alternatif 3 = 32,2%. Pelibatan masyarakat dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi baik dalam penentuan kebijakan serta pelaksanaan di lapangan menjadi strategi optimal dalam penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi subsektor perumahan pasca gempa bumi NTB 2018 di Kabupaten Lombok Utara.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121578975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-30DOI: 10.29303/spektrum.v9i1.273
Ngudiyono Ngudiyono
Joint balok-kolom merupakan bagian yang penting dalam bangunan bertingkat dari beton bertulang, dimana daerah ini berfungsi meneruskan gaya-gaya dari balok dan kolom. Oleh karena itu joint balok-kolom harus direncanakan dan dibuat lebih kuat serta berperilaku daktail daripada daerah yang lain. Salah satu cara untuk merubah joint balok-kolom berperilaku daktail dan mudah pelaksanaan di lapangan adalah dengan menambahkan fiber bendrat pada campuran beton. Benda uji telah dibuat untuk mengetahui kapasitas geser dan daktiitas joint balok-kolom. Benda uji dikelompokkan menjadi 4 yaitu joint balok-kolom normal dengan jarak sengkang 50 mm (JBN) dan beton fiber bendrat dengan perbandingan variasi jarak sengkang 50 mm (JBF1), 100 mm (JBF2) dan 150 mm (JBF3). Pembebanan diberikan adalah beban statik, diberikan secara bertahap hingga joint balok-kolom runtuh, besarnya lendutan dicatat dan pola retak yang terjadi diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan fiber bendrat sebesar 1% dari volume beton pada joint balok-kolom mampu meningkatkan kapasitas geser joint balok-kolom sebesar 8,67% sampai dengan 10,89% dan daktlitas 34,88% sampai dengan 186,04% serta merubah dan memperlambat pola retak ke arah kolom.
{"title":"PERILAKU JOINT BALOK-KOLOM BETON FIBER BENDRAT","authors":"Ngudiyono Ngudiyono","doi":"10.29303/spektrum.v9i1.273","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v9i1.273","url":null,"abstract":"Joint balok-kolom merupakan bagian yang penting dalam bangunan bertingkat dari beton bertulang, dimana daerah ini berfungsi meneruskan gaya-gaya dari balok dan kolom. Oleh karena itu joint balok-kolom harus direncanakan dan dibuat lebih kuat serta berperilaku daktail daripada daerah yang lain. Salah satu cara untuk merubah joint balok-kolom berperilaku daktail dan mudah pelaksanaan di lapangan adalah dengan menambahkan fiber bendrat pada campuran beton. Benda uji telah dibuat untuk mengetahui kapasitas geser dan daktiitas joint balok-kolom. Benda uji dikelompokkan menjadi 4 yaitu joint balok-kolom normal dengan jarak sengkang 50 mm (JBN) dan beton fiber bendrat dengan perbandingan variasi jarak sengkang 50 mm (JBF1), 100 mm (JBF2) dan 150 mm (JBF3). Pembebanan diberikan adalah beban statik, diberikan secara bertahap hingga joint balok-kolom runtuh, besarnya lendutan dicatat dan pola retak yang terjadi diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan fiber bendrat sebesar 1% dari volume beton pada joint balok-kolom mampu meningkatkan kapasitas geser joint balok-kolom sebesar 8,67% sampai dengan 10,89% dan daktlitas 34,88% sampai dengan 186,04% serta merubah dan memperlambat pola retak ke arah kolom.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129925501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-28DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.239
Ismail Hoesain Muchtaranda, Tri Sulistyowati, Muhajirah Muhajirah
Banyak kejadian lereng longsor pada saat hujan lebat atau sesaat setelah hujan reda. Hal ini dikarenakan air hujan berinfiltrasi ke dalam tanah, sehingga tanah menjadi jenuh, tekanan air pori di dalam tanah meningkat dan terjadinya tekanan air lateral pada retakan. Sehingga kekuatan tanah berkurang, dan akibatnya terjadi peristiwa longsor. Salah satu penyebab air hujan cepat berinfiltrasi ke dalam tanah adalah adanya retakan (crack) pada permukaan tanah, baik pada permukaan tanah datar maupun pada bagian yang miring dari suatu lereng tanah. Retakan dapat terjadi karena sifat kembang susut tanah, kegiatan pembangunan oleh manusia, penurunan tanah tidak seragam dan masih banyak penyebab lainnya. Pada penelitian ini, lereng dimodelkan dengan retakan pada puncak lereng dengan jarak 5 m dan variasi kedalaman 5 m dan 10 m. Lereng juga dipengaruhi hujan dengan variasi intensitas sebesar 0,2 mm/jam pada intensitas yang sering terjadi; 4,2 mm/jam pada intensitas rata-rata dan 33,3 mm/jam pada intensitas maksimum dengan durasi hujan 1,2,3 dan 4 hari. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas hujan, semakin lama durasi hujan dan semakin dalam retakan, maka perubahan muka air tanah, tekanan air pori dan tekanan lateral air di retakan semakin besar, mengakibatkan semakin menurunnya angka faktor keamanan dari lereng.
{"title":"PENGARUH HUJAN TERHADAP STABILITAS LERENG DENGAN RETAKAN PADA TANAH KOHESIF","authors":"Ismail Hoesain Muchtaranda, Tri Sulistyowati, Muhajirah Muhajirah","doi":"10.29303/spektrum.v9i2.239","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v9i2.239","url":null,"abstract":"Banyak kejadian lereng longsor pada saat hujan lebat atau sesaat setelah hujan reda. Hal ini dikarenakan air hujan berinfiltrasi ke dalam tanah, sehingga tanah menjadi jenuh, tekanan air pori di dalam tanah meningkat dan terjadinya tekanan air lateral pada retakan. Sehingga kekuatan tanah berkurang, dan akibatnya terjadi peristiwa longsor. Salah satu penyebab air hujan cepat berinfiltrasi ke dalam tanah adalah adanya retakan (crack) pada permukaan tanah, baik pada permukaan tanah datar maupun pada bagian yang miring dari suatu lereng tanah. Retakan dapat terjadi karena sifat kembang susut tanah, kegiatan pembangunan oleh manusia, penurunan tanah tidak seragam dan masih banyak penyebab lainnya. Pada penelitian ini, lereng dimodelkan dengan retakan pada puncak lereng dengan jarak 5 m dan variasi kedalaman 5 m dan 10 m. Lereng juga dipengaruhi hujan dengan variasi intensitas sebesar 0,2 mm/jam pada intensitas yang sering terjadi; 4,2 mm/jam pada intensitas rata-rata dan 33,3 mm/jam pada intensitas maksimum dengan durasi hujan 1,2,3 dan 4 hari. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas hujan, semakin lama durasi hujan dan semakin dalam retakan, maka perubahan muka air tanah, tekanan air pori dan tekanan lateral air di retakan semakin besar, mengakibatkan semakin menurunnya angka faktor keamanan dari lereng.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"206 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121913549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-28DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.233
Muh. Ricki Saprollah, I. Sideman, R. Rohani
Kecelakaan lalu lintas di simpang tak bersinyal diperkirakan sebesar 0,60 kecelakaan per juta kendaraan. Hal ini menandakan tujuan dalam mewujudkan transportasi yang selamat dan aman masih belum 100% tercapai. Adapun perilaku-perilaku tidak teratur pengguna jalan ketika melakukan pergerakan di persimpangan memiliki kontribusi besar menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas tersebut. Oleh sebab itu, analisis dengan metode Traffic Conflict Technique digunakan untuk mengetahui tingkat keselamatan lalu lintas dan hubungan sebab-akibat antara perilaku tidak teratur dengan kecelakaan sehingga dapat menjadi referensi dalam mewujudkan zero accident di Persimpangan Jl. Raya Mataram – Sikur, Masbagik, Lombok Timur, NTB. Hasil analisis menunjukkan, tipe serious conflict dengan gerakan memotong (crossing) menjadi konflik dominan dan perilaku percepatan ketika crossing menuju jalan minor rentan menimbulkan konflik dan kecelakaan lalu lintas. Adapun konflik dengan TA < 0,15 detik sangat beresiko menimbulkan tabrakan tipe Rear-Angle. Dengan demikian, terdapat kerusakan interaksi di simpang tersebut karena ditemukan 12 konflik serius.
{"title":"ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS PADA SIMPANG TAK BERSINYAL DENGAN METODE TRAFFIC CONFLICT TECHNIQUE (Studi Kasus: Persimpangan Jl. Raya Mataram-Sikur, Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat)","authors":"Muh. Ricki Saprollah, I. Sideman, R. Rohani","doi":"10.29303/spektrum.v9i2.233","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v9i2.233","url":null,"abstract":"Kecelakaan lalu lintas di simpang tak bersinyal diperkirakan sebesar 0,60 kecelakaan per juta kendaraan. Hal ini menandakan tujuan dalam mewujudkan transportasi yang selamat dan aman masih belum 100% tercapai. Adapun perilaku-perilaku tidak teratur pengguna jalan ketika melakukan pergerakan di persimpangan memiliki kontribusi besar menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas tersebut. Oleh sebab itu, analisis dengan metode Traffic Conflict Technique digunakan untuk mengetahui tingkat keselamatan lalu lintas dan hubungan sebab-akibat antara perilaku tidak teratur dengan kecelakaan sehingga dapat menjadi referensi dalam mewujudkan zero accident di Persimpangan Jl. Raya Mataram – Sikur, Masbagik, Lombok Timur, NTB. Hasil analisis menunjukkan, tipe serious conflict dengan gerakan memotong (crossing) menjadi konflik dominan dan perilaku percepatan ketika crossing menuju jalan minor rentan menimbulkan konflik dan kecelakaan lalu lintas. Adapun konflik dengan TA < 0,15 detik sangat beresiko menimbulkan tabrakan tipe Rear-Angle. Dengan demikian, terdapat kerusakan interaksi di simpang tersebut karena ditemukan 12 konflik serius.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126511870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-28DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.218
Muhammad Prayudha, Desi Riani, Desriantomy Desriantomy
Jalan Rajawali merupakan jalan yang terletak di Kota Palangka Raya. Berdasarkan pengamatan secara visual, Jalan Rajawali pada bagian persimpangan Jalan Rajawali-Jalan Beliang sampai persimpangan Jalan Rajawali-Jalan Tingang ditemukan beberapa kerusakan pada permukaan jalan yang mempengaruhi kenyamanan berkendara. Maka dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kondisi jalan menggunakan metode Surface Distress Index (SDI). SDI merupakan metode perhitungan untuk mengetahui tingkat kondisi jalan yang diperoleh dari data survei kondisi jalan dengan pengamatan secara visual. Pada metode SDI dipengaruhi oleh lebar retak, persentase luas retak, bekas roda, dan jumlah lubang. Pada penelitian ini, Jalan Rajawali dibagi menjadi 15 segmen dengan jarak masing-masing 100 meter. Hasil perhitungan nilai SDI pada segmen I memiliki nilai SDI sebesar 0 (baik), segmen II 18 (baik), segmen III 23 (baik), segmen IV 98 (sedang), segmen V 20 (baik). Segmen VI 20 (baik), segmen VII 40 (baik) segmen VIII 115 (rusak ringan), segmen IX 75 (sedang), segmen X 80 (sedang), segmen XI 155 (rusak berat), segmen XII 80 (sedang), segmen XIII 80 (sedang), segmen XIV 95 (sedang), segmen XV 80 (sedang).
{"title":"ANALISIS TINGKAT KONDISI JALAN MENGGUNAKAN METODE SURFACE DISTRESS INDEX DI KOTA PALANGKA RAYA (Studi Kasus: Jalan Rajawali)","authors":"Muhammad Prayudha, Desi Riani, Desriantomy Desriantomy","doi":"10.29303/spektrum.v9i2.218","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v9i2.218","url":null,"abstract":"Jalan Rajawali merupakan jalan yang terletak di Kota Palangka Raya. Berdasarkan pengamatan secara visual, Jalan Rajawali pada bagian persimpangan Jalan Rajawali-Jalan Beliang sampai persimpangan Jalan Rajawali-Jalan Tingang ditemukan beberapa kerusakan pada permukaan jalan yang mempengaruhi kenyamanan berkendara. Maka dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kondisi jalan menggunakan metode Surface Distress Index (SDI). SDI merupakan metode perhitungan untuk mengetahui tingkat kondisi jalan yang diperoleh dari data survei kondisi jalan dengan pengamatan secara visual. Pada metode SDI dipengaruhi oleh lebar retak, persentase luas retak, bekas roda, dan jumlah lubang. Pada penelitian ini, Jalan Rajawali dibagi menjadi 15 segmen dengan jarak masing-masing 100 meter. Hasil perhitungan nilai SDI pada segmen I memiliki nilai SDI sebesar 0 (baik), segmen II 18 (baik), segmen III 23 (baik), segmen IV 98 (sedang), segmen V 20 (baik). Segmen VI 20 (baik), segmen VII 40 (baik) segmen VIII 115 (rusak ringan), segmen IX 75 (sedang), segmen X 80 (sedang), segmen XI 155 (rusak berat), segmen XII 80 (sedang), segmen XIII 80 (sedang), segmen XIV 95 (sedang), segmen XV 80 (sedang).","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121210421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-28DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.267
R. Rohani, M. Mahendra, H. Hasyim, Desi Widianty, Salehudin Salehudin
Jalan Adi Sucipto dan Jalan Brawijaya merupakan ruas jalan dengan tipe jalan dua lajur dua arah tidak terbagi (2/2 UD). Jalan Adi Sucipto adalah jalan Arteri primer dan jalan Brawijaya merupakan jalan kolektor primer yang berada di Kota Mataram. Peningkatan volume lalu lintas akan berdampak terhadap kinerja lalu lintas dalam hal ini derajat kejenuhan akan berpengaruh pula terhadap kecepatan kendaraan, sehingga perlu diketahui pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan. Hasilnya penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas jalan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada ruas jalan Adi Sucipto dan Jalan Brawijaya dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Hasil analisis diperoleh kecepatan pada jalan Adi Sucipto sebesar 34,86 km/jam, kepadatan 56,31 smp/km, kapasitas 3198,555 smp/jam, derajat kejenuhan 0,46. Pada jalan Brawijaya diperoleh kecepatan 32,34 km/jam, kepadatan 54,61 smp/km, kapasitas 3322,530 smp/jam, derajat kejenuhan 0,44. Pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada jalan Adi Sucipto dan jalan Brawijaya sangat kuat, ditunjukkan dengan (r) yang berada pada rentang 0,9 < r <1. Persamaan yang diperoleh dari hubungan antara derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada jalan Brawijaya adalah y = 389,9x2 –373,91x + 116.39 dengan nilai r² = 0.968 atau pengaruhnya sebesar 96,8%, dan pada jalan Adi sucipto adalah y= 177,23x2–180,72x +72,321 dengan pengaruhnya sebesar 92,1%.
{"title":"PENGARUH DERAJAT KEJENUHAN TERHADAP KECEPATAN KENDARAN (STUDI KASUS PADA RUAS JALAN ADI SUCIPTO DAN JALAN BRAWIJAYA DI KOTA MATARAM)","authors":"R. Rohani, M. Mahendra, H. Hasyim, Desi Widianty, Salehudin Salehudin","doi":"10.29303/spektrum.v9i2.267","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v9i2.267","url":null,"abstract":"Jalan Adi Sucipto dan Jalan Brawijaya merupakan ruas jalan dengan tipe jalan dua lajur dua arah tidak terbagi (2/2 UD). Jalan Adi Sucipto adalah jalan Arteri primer dan jalan Brawijaya merupakan jalan kolektor primer yang berada di Kota Mataram. Peningkatan volume lalu lintas akan berdampak terhadap kinerja lalu lintas dalam hal ini derajat kejenuhan akan berpengaruh pula terhadap kecepatan kendaraan, sehingga perlu diketahui pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan. Hasilnya penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas jalan tersebut.\u0000Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada ruas jalan Adi Sucipto dan Jalan Brawijaya dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.\u0000Hasil analisis diperoleh kecepatan pada jalan Adi Sucipto sebesar 34,86 km/jam, kepadatan 56,31 smp/km, kapasitas 3198,555 smp/jam, derajat kejenuhan 0,46. Pada jalan Brawijaya diperoleh kecepatan 32,34 km/jam, kepadatan 54,61 smp/km, kapasitas 3322,530 smp/jam, derajat kejenuhan 0,44. Pengaruh derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada jalan Adi Sucipto dan jalan Brawijaya sangat kuat, ditunjukkan dengan (r) yang berada pada rentang 0,9 < r <1. Persamaan yang diperoleh dari hubungan antara derajat kejenuhan terhadap kecepatan kendaraan pada jalan Brawijaya adalah y = 389,9x2 –373,91x + 116.39 dengan nilai r² = 0.968 atau pengaruhnya sebesar 96,8%, dan pada jalan Adi sucipto adalah y= 177,23x2–180,72x +72,321 dengan pengaruhnya sebesar 92,1%.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"192 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126046387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-28DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.228
Lili Yuliana, Fatma Sarie, Suradji Gandi
Tanah adalah dasar dalam berbagai konstruksi yang sangat penting. Namun tidak semua tanah dapat digunakan untuk pembangunan konstruksi. Suatu konstruksi akan berdiri dengan tegak bila tanah dasar dibawahnya cukup kuat untuk mendukungnya. Ruas Jalan BPP, Kecamatan Selat, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah memiliki jenis tanah lempung dengan nilai daya dukung tanah yang rendah, sehingga dapat berpengaruh pada kerusakan bangunan yang berada di atasnya. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan tanah dengan penambahan bahan campuran serbuk gypsum, abu sekam padi, dan kapur. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk gypsum, abu sekam padi, dan kapur terhadap nilai CBR pada tanah lempung melalui pengujian sifat-sifat fisik dan mekanik tanah asli. Berdasarkan klasifikasi AASHTO tanah tergolong kelompok A-7-6 (10) sedangkan berdasarkan USCS tanah tergolong kelompok CH, yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung berpasir, lempung berlanau. Nilai presentasi kadar air (w) = 56,12%; berat isi (gd ) = 0,98 g/cm3; berat jenis (Gs) = 2,69; batas-batas Atterberg yaitu Batas Cair (LL) = 51,20%; Batas Plastis (PL) = 26,78%; Indeks Plastisitas (PI) = 24,42%; Batas Susut (SL) = 25,57%. Berdasarkan hasil analisis saringan persentase lolos saringan No.200 = 52,80%. Setelah dilakukan pengujian stabilisasi tanah didapat nilai pemadatan untuk sampel tanah asli OMC = 32,18% dan gdmax = 1,28 (g/cc). Hasil pengujian CBR menunjukkan persentase nilai CBR sampel tanah asli sebesar 2,20%. Tanah dengan campuran serbuk gypsum, abu sekam padi dan kapur variasi 2%, 5%, 7%, 9% dengan rendaman 0 hari nilai CBR sebesar 3,05%, 3,80%, 4,51%.
{"title":"STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN SERBUK GYPSUM, ABU SEKAM PADI, DAN KAPUR","authors":"Lili Yuliana, Fatma Sarie, Suradji Gandi","doi":"10.29303/spektrum.v9i2.228","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v9i2.228","url":null,"abstract":"Tanah adalah dasar dalam berbagai konstruksi yang sangat penting. Namun tidak semua tanah dapat digunakan untuk pembangunan konstruksi. Suatu konstruksi akan berdiri dengan tegak bila tanah dasar dibawahnya cukup kuat untuk mendukungnya. Ruas Jalan BPP, Kecamatan Selat, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah memiliki jenis tanah lempung dengan nilai daya dukung tanah yang rendah, sehingga dapat berpengaruh pada kerusakan bangunan yang berada di atasnya. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan tanah dengan penambahan bahan campuran serbuk gypsum, abu sekam padi, dan kapur. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk gypsum, abu sekam padi, dan kapur terhadap nilai CBR pada tanah lempung melalui pengujian sifat-sifat fisik dan mekanik tanah asli. Berdasarkan klasifikasi AASHTO tanah tergolong kelompok A-7-6 (10) sedangkan berdasarkan USCS tanah tergolong kelompok CH, yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung berpasir, lempung berlanau. Nilai presentasi kadar air (w) = 56,12%; berat isi (gd ) = 0,98 g/cm3; berat jenis (Gs) = 2,69; batas-batas Atterberg yaitu Batas Cair (LL) = 51,20%; Batas Plastis (PL) = 26,78%; Indeks Plastisitas (PI) = 24,42%; Batas Susut (SL) = 25,57%. Berdasarkan hasil analisis saringan persentase lolos saringan No.200 = 52,80%. Setelah dilakukan pengujian stabilisasi tanah didapat nilai pemadatan untuk sampel tanah asli OMC = 32,18% dan gdmax = 1,28 (g/cc). Hasil pengujian CBR menunjukkan persentase nilai CBR sampel tanah asli sebesar 2,20%. Tanah dengan campuran serbuk gypsum, abu sekam padi dan kapur variasi 2%, 5%, 7%, 9% dengan rendaman 0 hari nilai CBR sebesar 3,05%, 3,80%, 4,51%.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121434693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-28DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.263
Talitha Zhafira, Aina Firdha Aishah, Berlianna Adhistya Firdaus, Trias Widorini
Gedung Pasar Johar Selatan Semarang merupakan proyek pembangunan gedung empat lantai di daerah Purwodinatan Kota Semarang. Semula Gedung Pasar Johar direncanakan menggunakan metode struktur portal biasa (kolom, balok, dan pelat). Penelitian ini memodifikasi menggunakan struktur flat slab. Redesign menggunakan flat slab diharapkan mampu menahan beban gempa dan tetap aman strukturnya. Analisa perhitungan struktur menggunakan program ETABS v.18.1.1. Hasil penelitian menggunakan desain baru menggunakan tebal flat slab atau pelat 250 mm, tinggi drop panel sebesar 150 mm, dengan ukuran kolom 800x800 mm. Nilai displacement menggunakan flat slab masih aman dengan nilai terbesar 30 mm. Simpangan antar lantai arah x dan y masih dibawah nilai ijin sebesar 58,462 mm artinya redesain pasar johar memenuhi syarat. Kestabilan dari efek P-delta struktur masih dalam keadaan stabil karena nilainya dibawah batas stabilitas struktur 0,0909. Torsi tidak terjadi karena nilai story drift inelastic dibagi dengan simpangan antar lantai dibawah 1,2 dan 1,4.
{"title":"PERENCANAAN ULANG GEDUNG PASAR JOHAR MENGGUNAKAN STRUKTUR FLAT SLAB","authors":"Talitha Zhafira, Aina Firdha Aishah, Berlianna Adhistya Firdaus, Trias Widorini","doi":"10.29303/spektrum.v9i2.263","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/spektrum.v9i2.263","url":null,"abstract":"Gedung Pasar Johar Selatan Semarang merupakan proyek pembangunan gedung empat lantai di daerah Purwodinatan Kota Semarang. Semula Gedung Pasar Johar direncanakan menggunakan metode struktur portal biasa (kolom, balok, dan pelat). Penelitian ini memodifikasi menggunakan struktur flat slab. Redesign menggunakan flat slab diharapkan mampu menahan beban gempa dan tetap aman strukturnya. Analisa perhitungan struktur menggunakan program ETABS v.18.1.1. Hasil penelitian menggunakan desain baru menggunakan tebal flat slab atau pelat 250 mm, tinggi drop panel sebesar 150 mm, dengan ukuran kolom 800x800 mm. Nilai displacement menggunakan flat slab masih aman dengan nilai terbesar 30 mm. Simpangan antar lantai arah x dan y masih dibawah nilai ijin sebesar 58,462 mm artinya redesain pasar johar memenuhi syarat. Kestabilan dari efek P-delta struktur masih dalam keadaan stabil karena nilainya dibawah batas stabilitas struktur 0,0909. Torsi tidak terjadi karena nilai story drift inelastic dibagi dengan simpangan antar lantai dibawah 1,2 dan 1,4.","PeriodicalId":133848,"journal":{"name":"Spektrum Sipil","volume":"165 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122962615","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}