Pub Date : 2023-03-15DOI: 10.11648/j.ijast.20230701.12
A. Sattar, Jannatun Nime, Syed Ali Azmal, Atikur Rahaman, Shiekh Mohammad Abdul Matin, Akramul Haque, Huzzat Ullah, Liakot Hossen, N. Ahmad
Effects of Probiotic and Organic Acids with Yeast
益生菌和有机酸对酵母的影响
{"title":"Effects of Probiotic and Organic Acids with Yeast Extract on Body Weight Gain and Hemato-Biochemical Parameters in Broilers","authors":"A. Sattar, Jannatun Nime, Syed Ali Azmal, Atikur Rahaman, Shiekh Mohammad Abdul Matin, Akramul Haque, Huzzat Ullah, Liakot Hossen, N. Ahmad","doi":"10.11648/j.ijast.20230701.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.11648/j.ijast.20230701.12","url":null,"abstract":"Effects of Probiotic and Organic Acids with Yeast","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74923981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-16DOI: 10.11648/j.ijast.20230701.11
Wang Youkun, Wang Wei, Qiao Jiguang
{"title":"Nutrient Analysis of <i>Chrysaora fuscescens</i> (Cnidaria: Scyphozoa)","authors":"Wang Youkun, Wang Wei, Qiao Jiguang","doi":"10.11648/j.ijast.20230701.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.11648/j.ijast.20230701.11","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"309 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79934802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Juanda Aris Satya, Nuril Badriyah, Qabilah Cita Kurnia Nastiti Sumarsono
Potong paruh adalah cara yang sering digunakan dalam menekan kanibalisme dan tingkah laku mematuk bulu pada peternakan unggas. Tingkah laku mematuk bulu menimbulkan permasalahan yang berat pada peternakan ayam, sebab tingkah laku ini, bisa mengakibatkan beberapa ayam dalam satu kandang bisa mengalami luka, cacat, dan mati.. Keuntungan potong paruh pada umur lebih muda antara lain ternak lebih mudah dipegang, mengurangi stress, efisiensi pakan lebih baik,mengurangi makan bulu (pickorder), daya hidup akan lebih baik dan pertumbuhan badan lebih seragam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Ayam Bangkok pengaruh perbandingan block debeaking dan convetional debeaking terhadap pertambahan bobot badan anak ayam bangkok. Penelitian ini di menggunakan DOC ayam bangkok usia 5-7 hari dengan berat 27-36 gram sebanyak 27 ekor. Hasil penelitian pemotongan paruh dengan metode perbandingan block debeaking dan conventional debeaking tidak berbeda nyata terhadap pertambahan berat badan untuk variable konsumsi pakan (P> 0,05) yang mana F hitung 0,337 lebih kecil dari F tabel 30,82 sehingga tidak berbeda nyata.
{"title":"Perbandingan Block Debeaking dan Conventional Debeaking Terhadap Pertambahan Bobot Badan Anak Ayam Bangkok","authors":"Juanda Aris Satya, Nuril Badriyah, Qabilah Cita Kurnia Nastiti Sumarsono","doi":"10.30736/asj.v5i01.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.30736/asj.v5i01.78","url":null,"abstract":"Potong paruh adalah cara yang sering digunakan dalam menekan kanibalisme dan tingkah laku mematuk bulu pada peternakan unggas. Tingkah laku mematuk bulu menimbulkan permasalahan yang berat pada peternakan ayam, sebab tingkah laku ini, bisa mengakibatkan beberapa ayam dalam satu kandang bisa mengalami luka, cacat, dan mati.. Keuntungan potong paruh pada umur lebih muda antara lain ternak lebih mudah dipegang, mengurangi stress, efisiensi pakan lebih baik,mengurangi makan bulu (pickorder), daya hidup akan lebih baik dan pertumbuhan badan lebih seragam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Ayam Bangkok pengaruh perbandingan block debeaking dan convetional debeaking terhadap pertambahan bobot badan anak ayam bangkok. Penelitian ini di menggunakan DOC ayam bangkok usia 5-7 hari dengan berat 27-36 gram sebanyak 27 ekor. Hasil penelitian pemotongan paruh dengan metode perbandingan block debeaking dan conventional debeaking tidak berbeda nyata terhadap pertambahan berat badan untuk variable konsumsi pakan (P> 0,05) yang mana F hitung 0,337 lebih kecil dari F tabel 30,82 sehingga tidak berbeda nyata.","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78509846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Afrilian Norma Karlinda, Nuril Badriyah, Ratna Kumala Dewi
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh umur terhadap pola pertumbuhan kambing Boerka jantan di UPT. Agri Science Technopark Universitas Islam Lamongan. Materi yang dipakai yakni kambing boerka jantan berjumlah 17 ekor (3 ekor kambing prasapih, 9 ekor lepas sapih, dan 5 ekor kambing dewasa). Variabel yang diamati meliputi berat badan, lingkar dada, tinggi pundak, serta panjang badan. Data yang didapat ditabulasi dan dianalisis secara kuantitatif dengan analisis regresi polynomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan kambing boerka jantan mengikuti kurva sigmoid (S) dengan persamaan regresi polinomial berganda berturut-turut, yaitu : bobot badan y = 0,003x3 - 0,1226x2 + 2,748x + 2,1532; lingkar dada y = -0,1095x² + 3,8853x + 39,898; tinggi pundak y = -0,0358x² + 2,1436x + 41,699; dan panjang badan y = -0,0431x2 + 2,1206x + 43,398. Dengan nilai koefisien determinasi berturut-turut : bobot badan 98,47%, lingkar dada 89,25%, tinggi pundak 92,32%, dan panjang badan 59,88%. Pola pertumbuhan bobot badan serta ukuran tubuh lainnya pada kambing Boerka jantan di UPT. Agri Science Techopark UNISLA mengalami pertumbuhan yang terus meningkat mulai dari umur 0-18 bulan. Hal ini terjadi karena ternak belum mencapai usia tua. Apabila umur ternak semakin tinggi maka bobot badan maupun ukuran tubuh lainnya juga akan bertambah. Nilai koefisien determinasi paling tinggi pada bobot badan 98,47% dan terendah pada panjang badan 59,88%. Perihal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh umur terhadap pola pertumbuhan kambing Boerka jantan di UPT. Agri Science Techopark UNISLA.
{"title":"Pengaruh Umur terhadap Pola Pertumbuhan Kambing Boerka Jantan di UPT. Agri Science Technopark Universitas Islam Lamongan","authors":"Afrilian Norma Karlinda, Nuril Badriyah, Ratna Kumala Dewi","doi":"10.30736/asj.v5i01.82","DOIUrl":"https://doi.org/10.30736/asj.v5i01.82","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh umur terhadap pola pertumbuhan kambing Boerka jantan di UPT. Agri Science Technopark Universitas Islam Lamongan. Materi yang dipakai yakni kambing boerka jantan berjumlah 17 ekor (3 ekor kambing prasapih, 9 ekor lepas sapih, dan 5 ekor kambing dewasa). Variabel yang diamati meliputi berat badan, lingkar dada, tinggi pundak, serta panjang badan. Data yang didapat ditabulasi dan dianalisis secara kuantitatif dengan analisis regresi polynomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan kambing boerka jantan mengikuti kurva sigmoid (S) dengan persamaan regresi polinomial berganda berturut-turut, yaitu : bobot badan y = 0,003x3 - 0,1226x2 + 2,748x + 2,1532; lingkar dada y = -0,1095x² + 3,8853x + 39,898; tinggi pundak y = -0,0358x² + 2,1436x + 41,699; dan panjang badan y = -0,0431x2 + 2,1206x + 43,398. Dengan nilai koefisien determinasi berturut-turut : bobot badan 98,47%, lingkar dada 89,25%, tinggi pundak 92,32%, dan panjang badan 59,88%. Pola pertumbuhan bobot badan serta ukuran tubuh lainnya pada kambing Boerka jantan di UPT. Agri Science Techopark UNISLA mengalami pertumbuhan yang terus meningkat mulai dari umur 0-18 bulan. Hal ini terjadi karena ternak belum mencapai usia tua. Apabila umur ternak semakin tinggi maka bobot badan maupun ukuran tubuh lainnya juga akan bertambah. Nilai koefisien determinasi paling tinggi pada bobot badan 98,47% dan terendah pada panjang badan 59,88%. Perihal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh umur terhadap pola pertumbuhan kambing Boerka jantan di UPT. Agri Science Techopark UNISLA.","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82276407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dwi Bambang Hirawan, Nuril Badriyah, Alfian Adi Yatma
Budidaya burung berkicau serta burung hias merupakan salah satu kegemaran masyarakat Indonesia. Burung kicau atau burung hias sangat digemari oleh masyarakat sebab lahan yang dibutuhkan lahan yang cukup luas serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang secara signifikan di lingkungan. Burung berkicau juga dapat berkicau dengan indah, sehingga dapat dijadikan hiburan bagi masyarakat. Apabila hal tersebut dikelola dan dapat dimanfaatkan secara optimal, maka dapat mendapatkan keuntungan secara ekonomis, mampu meningkatkan pendapatan masyarakat,bahkan memiliki peluang yang cukup besar sebagai ajang bisnis. Tujuan dari enelitian ini ialah untuk mengetahui profil peternak Burung Murai Batu serta menganalisis kelayakan usaha budidaya Burung Murai Batu di Desa Binangun. Total biaya yang dikeluarkan oleh peternak pada usaha budidaya Burung Murai Batu sebesar Rp 110.164.000 pendapatan dari usaha budidaya Burung Murai Batu diperoleh dari hasil penjualan anakan burung serta indukan afkir. Total penerimaan yang di terima oleh peternak sebesar Rp. 10.237.792 /bulan. Dari hasil penelitian total keuntungan yang diterima selama 1 tahun adalah Rp. 122.853.500. Hasil analisis kelayakan usaha yang dilakukan dapat diketahui dengan menghitung total biaya modal dibagi keuntungan bersih per bulan, demikian biaya pengembalian modal dapat tercapai selama 10 bulan 8 hari. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa usaha budidaya But=rung Murai Batu sangat mengutungkan serta layak untuk dikembangkan.
{"title":"Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Burung Murai Batu di Desa Binangun Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban","authors":"Dwi Bambang Hirawan, Nuril Badriyah, Alfian Adi Yatma","doi":"10.30736/asj.v5i01.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.30736/asj.v5i01.80","url":null,"abstract":"Budidaya burung berkicau serta burung hias merupakan salah satu kegemaran masyarakat Indonesia. Burung kicau atau burung hias sangat digemari oleh masyarakat sebab lahan yang dibutuhkan lahan yang cukup luas serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang secara signifikan di lingkungan. Burung berkicau juga dapat berkicau dengan indah, sehingga dapat dijadikan hiburan bagi masyarakat. Apabila hal tersebut dikelola dan dapat dimanfaatkan secara optimal, maka dapat mendapatkan keuntungan secara ekonomis, mampu meningkatkan pendapatan masyarakat,bahkan memiliki peluang yang cukup besar sebagai ajang bisnis. Tujuan dari enelitian ini ialah untuk mengetahui profil peternak Burung Murai Batu serta menganalisis kelayakan usaha budidaya Burung Murai Batu di Desa Binangun. Total biaya yang dikeluarkan oleh peternak pada usaha budidaya Burung Murai Batu sebesar Rp 110.164.000 pendapatan dari usaha budidaya Burung Murai Batu diperoleh dari hasil penjualan anakan burung serta indukan afkir. Total penerimaan yang di terima oleh peternak sebesar Rp. 10.237.792 /bulan. Dari hasil penelitian total keuntungan yang diterima selama 1 tahun adalah Rp. 122.853.500. Hasil analisis kelayakan usaha yang dilakukan dapat diketahui dengan menghitung total biaya modal dibagi keuntungan bersih per bulan, demikian biaya pengembalian modal dapat tercapai selama 10 bulan 8 hari. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa usaha budidaya But=rung Murai Batu sangat mengutungkan serta layak untuk dikembangkan.","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79830978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mohammad Nur Faqih, Nuril Badriyah, Ratna Kumala Dewi
Pelaksanaan penelitian pada bulan Maret 2021. Berlokasi di UPT. Agri Science Technopark Universitas Islam Lamongan. Materi penelitian adalah 17 ekor kambing Boerka betina, pengambilan sampel berdasarkan umur. Dengan pengukuran berat badan, tinggi bahu, lingkar dada dan panjang badan. Jumlah sampel yang digunakan adalah 17 ekor Kambing Boerka betina mulai dari 8 ekor kambing prasapih, 7 ekor kambing lepas sapih dan 2 ekor kambing dewasa. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode puposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 17 ekor Kambing Boerka betina mulai dari Pra-sapih sebanyak 8 ekor, sapih 7 ekor dan dewasa sebanyak 2 ekor. Analisis data menggunakan analisis regresi polynomial. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pola pertumbuhan bobot badan kambing Boerka Betina mengikuti pola kurva sigmoid (S) dengan persamaan regresi y = 0,0292x3 + 0,1856x2 + 8,7897x R² = 0,8907 dengan nilai koefisien determinasi 89,07%, sedangkan ukuran – ukuran tubuh lingkar dada, panjang badan serta tinggi pundak mengikuti pola polynomial dengan peramaan regresi berturut – turut y = -0,0219x2 + 1,3457x + 46,191; y = 0,0208x2 + 0,6482x + 46,279; y = 0,0057x2 + 0,589x + 44,985 dengan nilai koefisien determinasi berturut turut sebesar 81,02%; 73,86% dan 58,12%.
{"title":"Pengaruh Umur terhadap Pola Pertumbuhan Kambing Boerka Betina di UPT. Agri Science Technopark Universitas Islam Lamongan","authors":"Mohammad Nur Faqih, Nuril Badriyah, Ratna Kumala Dewi","doi":"10.30736/asj.v5i01.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.30736/asj.v5i01.83","url":null,"abstract":"Pelaksanaan penelitian pada bulan Maret 2021. Berlokasi di UPT. Agri Science Technopark Universitas Islam Lamongan. Materi penelitian adalah 17 ekor kambing Boerka betina, pengambilan sampel berdasarkan umur. Dengan pengukuran berat badan, tinggi bahu, lingkar dada dan panjang badan. Jumlah sampel yang digunakan adalah 17 ekor Kambing Boerka betina mulai dari 8 ekor kambing prasapih, 7 ekor kambing lepas sapih dan 2 ekor kambing dewasa. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode puposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 17 ekor Kambing Boerka betina mulai dari Pra-sapih sebanyak 8 ekor, sapih 7 ekor dan dewasa sebanyak 2 ekor. Analisis data menggunakan analisis regresi polynomial. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pola pertumbuhan bobot badan kambing Boerka Betina mengikuti pola kurva sigmoid (S) dengan persamaan regresi y = 0,0292x3 + 0,1856x2 + 8,7897x R² = 0,8907 dengan nilai koefisien determinasi 89,07%, sedangkan ukuran – ukuran tubuh lingkar dada, panjang badan serta tinggi pundak mengikuti pola polynomial dengan peramaan regresi berturut – turut y = -0,0219x2 + 1,3457x + 46,191; y = 0,0208x2 + 0,6482x + 46,279; y = 0,0057x2 + 0,589x + 44,985 dengan nilai koefisien determinasi berturut turut sebesar 81,02%; 73,86% dan 58,12%.","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83466891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Itik peking merupakan satu dari temak unggas penghasil daging yang sangat berpotensi selain ayam. Gula merah merupakan sumber tambahan energi cepat tersedia bagi itik karna mudah diserap. Penambahan gula merah dalam air minum pada itik akan memperbaiki pertumbuhan maupun daya hidup, dan bertujuan memperbaiki konsumsi pakan, konsumsi air serta pertambahan bobot badan. Materi pada penelitian yakni day old duck (DOD) Peking pedaging berjumlah 80 ekor yang berjenis kelamin tidak dibedakan (Unsex). Metode pada penelitian yakni Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 4 perlakuan serta 4 ulangan. Penambahan level gula merah pada air minum itik diberikan secara berturut-turut yakni P0 = (ransum basal + air minum dengan pemberian gula merah 0%), P1 = (ransum basal + air minum dengan pemberian gula merah 5%), P2 = (ransum basal + air minum dengan pemberian gula merah 10%) dan P3 = (ransum basal + air minum dengan pemberian gula merah 15%) pada itik berumur 0 hari sampai 14 hari. Hasil analisis ragam (ANOVA) memperlihatkan bahwa penambahan level gula merah pada air minum memiliki pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan serta pertambahan bobot badan, namun penambahan level gula merah pada air minum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rerata konsumsi pakan pada P0 (33,632 gr/ekor/hari), P1 (37,666 gr/ekor/hari), P2 (32,201 gr/ekor/hari) dan P3 (28,938 gr/ekor/hari). Nilai rataan konsumsi air pada P0 (209,393 ml/ekor/hari), P1 (194,955 ml/ekor/hari), P2 (192,670 ml/ekor/hari) dan P3 (196,607 ml/ekor/hari). Nilai rataan pertambahan bobot badan pada P0 (19,905 gr/ekor/hari), P1 (19,658 gr/ekor/hari), P2 (17,256 gr/ekor/hari) dan P3 (16,708 gr/ekor/hari). Berdasarkan uji DUNCAN kesimpulan pada penelitian ini bahwa perlakuan yang memberikan nilai terbaik terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan adalah P1 yaitu dengan memberikan 5% gula merah dalam air minum itik.
{"title":"Pengaruh Penambahan Level Gula Merah pada Air Minum terhadap Konsumsi Pakan, Konsumsi Air, dan Pertambahan Bobot Badan Itik Pedaging Fase Starter","authors":"Aditria Winata, M. Dahlan, Anik Fadlilah","doi":"10.30736/asj.v5i01.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.30736/asj.v5i01.81","url":null,"abstract":"Itik peking merupakan satu dari temak unggas penghasil daging yang sangat berpotensi selain ayam. Gula merah merupakan sumber tambahan energi cepat tersedia bagi itik karna mudah diserap. Penambahan gula merah dalam air minum pada itik akan memperbaiki pertumbuhan maupun daya hidup, dan bertujuan memperbaiki konsumsi pakan, konsumsi air serta pertambahan bobot badan. Materi pada penelitian yakni day old duck (DOD) Peking pedaging berjumlah 80 ekor yang berjenis kelamin tidak dibedakan (Unsex). Metode pada penelitian yakni Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 4 perlakuan serta 4 ulangan. Penambahan level gula merah pada air minum itik diberikan secara berturut-turut yakni P0 = (ransum basal + air minum dengan pemberian gula merah 0%), P1 = (ransum basal + air minum dengan pemberian gula merah 5%), P2 = (ransum basal + air minum dengan pemberian gula merah 10%) dan P3 = (ransum basal + air minum dengan pemberian gula merah 15%) pada itik berumur 0 hari sampai 14 hari. Hasil analisis ragam (ANOVA) memperlihatkan bahwa penambahan level gula merah pada air minum memiliki pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan serta pertambahan bobot badan, namun penambahan level gula merah pada air minum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rerata konsumsi pakan pada P0 (33,632 gr/ekor/hari), P1 (37,666 gr/ekor/hari), P2 (32,201 gr/ekor/hari) dan P3 (28,938 gr/ekor/hari). Nilai rataan konsumsi air pada P0 (209,393 ml/ekor/hari), P1 (194,955 ml/ekor/hari), P2 (192,670 ml/ekor/hari) dan P3 (196,607 ml/ekor/hari). Nilai rataan pertambahan bobot badan pada P0 (19,905 gr/ekor/hari), P1 (19,658 gr/ekor/hari), P2 (17,256 gr/ekor/hari) dan P3 (16,708 gr/ekor/hari). Berdasarkan uji DUNCAN kesimpulan pada penelitian ini bahwa perlakuan yang memberikan nilai terbaik terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan adalah P1 yaitu dengan memberikan 5% gula merah dalam air minum itik.","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"305 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79684399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pandemi covid 19 terhadap harga telur ayam ras petelur di kabupaten Lamongan, dilihat dari pandemi covid 19 harga telur berpengaruh terhadap harga telur, rantai pasok pakan ayam atau ungas yang mempengaruhi keterlambatan penyetokan barang pakan ayam petelur. Materi penelitian yakni harga telur ayam ras petelur yakni dianalisis atau diamati untuk mengetahui dampak pandemic covid 19 terhadap harga telur dikabupaten lamongan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dampak pandemic covid 19 terhadap harga telur di kabupaten lamongan berpengaruh terhadap harga jual telur atau terhadap rantai pasok telur ayam ras petelur mengalami keterlambatan atau kererlambatan penyuplai atau pengepul telur ayam petelur
{"title":"Analisis Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Harga Telur di Kabupaten Lamongan","authors":"Ade Yatma Purnama Aji, M. Dahlan, Anik Fadlilah","doi":"10.30736/asj.v5i01.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.30736/asj.v5i01.79","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pandemi covid 19 terhadap harga telur ayam ras petelur di kabupaten Lamongan, dilihat dari pandemi covid 19 harga telur berpengaruh terhadap harga telur, rantai pasok pakan ayam atau ungas yang mempengaruhi keterlambatan penyetokan barang pakan ayam petelur. Materi penelitian yakni harga telur ayam ras petelur yakni dianalisis atau diamati untuk mengetahui dampak pandemic covid 19 terhadap harga telur dikabupaten lamongan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dampak pandemic covid 19 terhadap harga telur di kabupaten lamongan berpengaruh terhadap harga jual telur atau terhadap rantai pasok telur ayam ras petelur mengalami keterlambatan atau kererlambatan penyuplai atau pengepul telur ayam petelur","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82491628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Itik pedaging yakni jenis itik yang dapat tumbuh dengan cepat dan mengubah makanan menjadi daging bergizi tinggi. Selama proses persalinan, DOD rentan mengalami stres akibat dehidrasi, kelaparan, dan akan menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu pemberian air gula merah pada DOD yang baru diterima oleh peternak dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi tubuh itik yang sedang mengalami stress. Penelitian bertujuan guna mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan kadar gula merah pada air minum terhadap mortalitas itik pedaging fase starter. Metode pada penelitian yakni metode analisis deskriptif RAL ANOVA.. Variabel yang diamati yakni angka kematian pada pakan itik broiler. Analisis data yang digunakan yakni uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula pada air minum itik pedaging dengan kadar 15% tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas, mortalitas tertinggi pada perlakuan penambahan kadar gula merah 15%, sedangkan pada P0 laju mortalitas 5%, pada P1 0%, P2 0% dan P3 15% berpengaruh. Kesimpulan dari penelitian diatas bahwa penambahan gula pada air minum itik pedaging tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas P<0,05.
{"title":"Pengaruh Penambahan Level Gula Merah pada Air Minum terhadap Mortalitas Itik Pedaging Fase Starter","authors":"Ridho Bagus Sugiarto, Edy . Susanto, W. Wardoyo","doi":"10.30736/asj.v4i04.72","DOIUrl":"https://doi.org/10.30736/asj.v4i04.72","url":null,"abstract":"Itik pedaging yakni jenis itik yang dapat tumbuh dengan cepat dan mengubah makanan menjadi daging bergizi tinggi. Selama proses persalinan, DOD rentan mengalami stres akibat dehidrasi, kelaparan, dan akan menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu pemberian air gula merah pada DOD yang baru diterima oleh peternak dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi tubuh itik yang sedang mengalami stress. Penelitian bertujuan guna mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan kadar gula merah pada air minum terhadap mortalitas itik pedaging fase starter. Metode pada penelitian yakni metode analisis deskriptif RAL ANOVA.. Variabel yang diamati yakni angka kematian pada pakan itik broiler. Analisis data yang digunakan yakni uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula pada air minum itik pedaging dengan kadar 15% tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas, mortalitas tertinggi pada perlakuan penambahan kadar gula merah 15%, sedangkan pada P0 laju mortalitas 5%, pada P1 0%, P2 0% dan P3 15% berpengaruh. Kesimpulan dari penelitian diatas bahwa penambahan gula pada air minum itik pedaging tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas P<0,05.","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78304025","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-01DOI: 10.11648/j.ijast.20220601.11
Graciano Soares Gomes, C. de Araújo Mali Code, Armando Bau Mau Afonso, Domingos Caeresi Bendito Beremau Gomes
The study aims to verify the effect of using agricultural by-products fermented with Moringa-based probiotics in the diet to improve the productive performance and economic value of the swine diet. The study was carried out in the Laboratory area of the Faculdade de Agricultura Hera, in the municipality of Dili from August 12 to October 16, 2021. The Experimental Method with Latin Square Design was used, consisting of 5 treatments and 5 replications. The variables observed are the productive performance and the economic value of the diet. The treatments applied composed of: T0 (as control), T1, T2, T3, and T4 use fermented by-products with different levels in the diet formulation. The study results showed that there were significant differences (P<0.05) between treatments. The means comparison test revealed that T3 was the best treatment compared to the other treatments. The pigs that received T3 were able to improve intake by about 1238.40g per day with a feed conversion of 2.55 and consumption efficiency of 44.78%. It increases shoulder height by 0.35 cm per day and average daily weight by 510g, in addition to providing high yields in the sale of pork. On the other hand, there were no real differences in the variables as initial and final body weight, breast circumference, hip height, animal length and body length of pig’s.
{"title":"Effect of Using Rice Bran and Tofu Dregs Fermented with Moringa-based Probiotics in the Diet to Improve the Productive Performance of Male Pigs","authors":"Graciano Soares Gomes, C. de Araújo Mali Code, Armando Bau Mau Afonso, Domingos Caeresi Bendito Beremau Gomes","doi":"10.11648/j.ijast.20220601.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.11648/j.ijast.20220601.11","url":null,"abstract":"The study aims to verify the effect of using agricultural by-products fermented with Moringa-based probiotics in the diet to improve the productive performance and economic value of the swine diet. The study was carried out in the Laboratory area of the Faculdade de Agricultura Hera, in the municipality of Dili from August 12 to October 16, 2021. The Experimental Method with Latin Square Design was used, consisting of 5 treatments and 5 replications. The variables observed are the productive performance and the economic value of the diet. The treatments applied composed of: T0 (as control), T1, T2, T3, and T4 use fermented by-products with different levels in the diet formulation. The study results showed that there were significant differences (P<0.05) between treatments. The means comparison test revealed that T3 was the best treatment compared to the other treatments. The pigs that received T3 were able to improve intake by about 1238.40g per day with a feed conversion of 2.55 and consumption efficiency of 44.78%. It increases shoulder height by 0.35 cm per day and average daily weight by 510g, in addition to providing high yields in the sale of pork. On the other hand, there were no real differences in the variables as initial and final body weight, breast circumference, hip height, animal length and body length of pig’s.","PeriodicalId":13766,"journal":{"name":"International Journal of Animal Science and Technology","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87501216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}